Shockbreaker Sepeda Motor docx 1
TUGAS
GETARAN MEKANIS
“Shockbreaker”
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH
JEFRI SUMANTO
1410003423001
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Shock absorber merupakan komponen penting suatu kendaraan
yaitu dalam sistem suspensi, yang berguna untuk meredam gaya osilasi
dari pegas.
Shock absorbers berfungsi untuk memperlambat dan
mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi kinetik
dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan
melalui cairan hidrolik.
Peredam kejut (shockabsorber) pada
komponen
pada
bagian
bawahnya
Sepeda motor
terhubung
dengan
memiliki
piston
dan
dipasangkan dengan swing arm kendaraan, bagian atasnya terpasang
dengan silinder bagian atas yang dipasangkan dengan rangka kendaraan.
Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada
kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk
mengendalikan guncangan pada roda.
Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan
tabung. Piston adalah kmponen dalam tabung shock absorber yang
bergerak naik turun di saat shock absorber bekerja. Sedangkan tabung
adalah tempat dari minyak shock absorber dan sekaligus ruang untuk
piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir adalah piston rod adalah
batang yang menghubungkan piston dengan tabung bagian atas (tabung
luar) dari shock absorber.
Dalam hal ini diperlukan kualitas sistem
shockbreaker yang
memadai
berkendara
agar
terciptanya
kenyamanaan
saat
antara
kekuatan, kekerasan dan keuletan yang baik dan seimbang. Di Indonesia
cenderung tertarik untuk memakai sistem shockbreaker rigid karena
disistem shockbreaker tersebut menggunakan pegas daun dan pegas koil
yang banyak dipasaran. Namun kualitasnya mungkin tidak sebaik sistem
shockbreaker independent oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian
pada sistem shockbreaker ini.
DASAR TEORI
1.
Pengertian Shock Abshorber
Kenyamanan berkendaraan merupakan faktor utama yang harus
diperhatikan oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian,
kendaraan
akan
selalu
mengalami
getaran
atau
goncangan
yang
disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi jalan yang tidak rata.
Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut setiap kendaraan perlu
dilengkapi dengan sistem suspensi.
Apabila
salah
satu
komponen
system
abshorber
mengalami
gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak diharapkan. Sehingga
kenyamanan pengendaraan tidak akan dapat dicapai.
2.
Fungsi-fungsi Umum Sistem Shock Abshorber
Konstruksi dan kerja jenis ini roda depan dan roda belakang
dipasangkan secara terpisah, sehingga kedua roda dapat bekerja sendiri
bila menerima kejutan dari permukaan jalan. Adapun fungsi-fungsi umum
sistem suspensi, diantaranya adalah :
a. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak
b. Menopang body / kerangka pada poros dan memelihara letak geometri
antara body dengan roda.
3.
Pemeliharaan Sistem Shock Abshorber
Pemeliharaan sistem Shock Absorber dilakukan secara berkala,
umumnya diperuksa 2 bulan sekali guna mencegah angka kecelakaan.
Sistem suspensi atau shock absorber lebih mengutamakan keselamatan dan
kenyamanan penumpang saat berkendara. Dalam hal demikian maka
peranan
sistem
suspensi
menjadi
sangat
penting
untuk
menjamin
keselamatan dan kenyamanan tadi. Kenyamanan dalam berkendara dengan
sepeda motor sangat ditentukan oleh adanya getaran dan beban yang
dimuatnya. Getaran terjadi pada sepeda motor disebabkan oleh 2 hal yaitu
faktor ekternal antara lain jalan yang melengkung, mengayun, jalan yang
tidak rata dan jalan yang mengalami kelicinan, kekerasan dan apabila
didaerah tertentu jalan terkena air dan banjir, kemudian apabila suatu
sepeda motor memiliki barang atau penumpang yang melebihi kapasitas
sepeda motor tersebut mengalami berat yang tidak seimbang sehingga
sepeda motor dapat mengalami kecelakaan pada saat berjalan menikung
ataupun berjalan kencang pada jalur lurus. Sementara itu faktor internal
disebabkan oleh ketidakmampuan komponen dalam sistem suspensi seperti
bahan-bahan yang digunakan dalam merancang suatu rangkaian, pegas,
dan lainnya sehingga dalam meredam getaran ataupun gejala-gejala
lainnya yang disebabkan oleh faktor eksternal, serta perangkaian dan
perawatan suatu sistem suspensi dalam hal ini peran perancang (desainer)
yang harus dan wajib bertanggung jawab karena menyangkut keselamatan
barang-barang yang dibawa dan penumpang (manusia).
PERHITUNGAN
Untuk mencari konstanta shock absorber Maka diperlukan data,
dimana data dari hasil pengukuran langsung dengan menggunakan sepeda
motor tersebut dengan beban penulis sendiri seberat 56 kg, data tersebut
dapat di gambarkan seperti di bawah ini :
Gambar : hasil pengukuran Shock absorber depan sebelum & sesudah
pembebanan
Berdasarkan data tersebut pada gambar di atas maka di ketahui :
FD
X
= panjang total sebelum pembebanan
= panjang total setelah pembebanan
T
= waktu
C
= konstanta
maka
FD= 29 cm + 15 cm = 44 cm
X = 29 cm + 12 cm = 41 cm
T = 0,54 detik
Untuk mencari konstanta ( C ) kita akan menggunakan rumus :
FD
X́
C=
Karena
x́
belum di ketahui maka kita akan mecari
x́
terlebih dahulu
menggunakan rumus :
x́
x
t
=
dimana
x́
=
x
t
FD
X́
=
49
75,9
=
41
0,54
maka
C=
= 0,64 N/m
= 75,9
Gambar : Shock absorber belakang sebelum & sesudah
pembebanan
Berdasarkan data tersebut di atas maka diketahui :
X
= 7 cm
X0
= 33 cm + 21 cm = 54 cm
X1
= 33 cm + 18 cm = 51 cm
m
= 56 cm
g
= 9,8
Untuk mencari
K
kita akan menggunakan rumus :
F=K . X
Maka
K=
¿
F m. g
=
X
X
56 .9,8
7
¿ 78,4 N /m
KESIMPULAN
Berdasarkan data Analisis shock absober dan perhitungan di atas maka saya
menyimpulkan bahwa jenis getaran pada shock absorber adalah jenis getaran
bebas teredam karena setelah peredaman diperhitungkan, gaya peredam juga
berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila
bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan
fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta
akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan
N/m.
GETARAN MEKANIS
“Shockbreaker”
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH
JEFRI SUMANTO
1410003423001
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Shock absorber merupakan komponen penting suatu kendaraan
yaitu dalam sistem suspensi, yang berguna untuk meredam gaya osilasi
dari pegas.
Shock absorbers berfungsi untuk memperlambat dan
mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi kinetik
dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan
melalui cairan hidrolik.
Peredam kejut (shockabsorber) pada
komponen
pada
bagian
bawahnya
Sepeda motor
terhubung
dengan
memiliki
piston
dan
dipasangkan dengan swing arm kendaraan, bagian atasnya terpasang
dengan silinder bagian atas yang dipasangkan dengan rangka kendaraan.
Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada
kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk
mengendalikan guncangan pada roda.
Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan
tabung. Piston adalah kmponen dalam tabung shock absorber yang
bergerak naik turun di saat shock absorber bekerja. Sedangkan tabung
adalah tempat dari minyak shock absorber dan sekaligus ruang untuk
piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir adalah piston rod adalah
batang yang menghubungkan piston dengan tabung bagian atas (tabung
luar) dari shock absorber.
Dalam hal ini diperlukan kualitas sistem
shockbreaker yang
memadai
berkendara
agar
terciptanya
kenyamanaan
saat
antara
kekuatan, kekerasan dan keuletan yang baik dan seimbang. Di Indonesia
cenderung tertarik untuk memakai sistem shockbreaker rigid karena
disistem shockbreaker tersebut menggunakan pegas daun dan pegas koil
yang banyak dipasaran. Namun kualitasnya mungkin tidak sebaik sistem
shockbreaker independent oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian
pada sistem shockbreaker ini.
DASAR TEORI
1.
Pengertian Shock Abshorber
Kenyamanan berkendaraan merupakan faktor utama yang harus
diperhatikan oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian,
kendaraan
akan
selalu
mengalami
getaran
atau
goncangan
yang
disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi jalan yang tidak rata.
Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut setiap kendaraan perlu
dilengkapi dengan sistem suspensi.
Apabila
salah
satu
komponen
system
abshorber
mengalami
gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak diharapkan. Sehingga
kenyamanan pengendaraan tidak akan dapat dicapai.
2.
Fungsi-fungsi Umum Sistem Shock Abshorber
Konstruksi dan kerja jenis ini roda depan dan roda belakang
dipasangkan secara terpisah, sehingga kedua roda dapat bekerja sendiri
bila menerima kejutan dari permukaan jalan. Adapun fungsi-fungsi umum
sistem suspensi, diantaranya adalah :
a. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak
b. Menopang body / kerangka pada poros dan memelihara letak geometri
antara body dengan roda.
3.
Pemeliharaan Sistem Shock Abshorber
Pemeliharaan sistem Shock Absorber dilakukan secara berkala,
umumnya diperuksa 2 bulan sekali guna mencegah angka kecelakaan.
Sistem suspensi atau shock absorber lebih mengutamakan keselamatan dan
kenyamanan penumpang saat berkendara. Dalam hal demikian maka
peranan
sistem
suspensi
menjadi
sangat
penting
untuk
menjamin
keselamatan dan kenyamanan tadi. Kenyamanan dalam berkendara dengan
sepeda motor sangat ditentukan oleh adanya getaran dan beban yang
dimuatnya. Getaran terjadi pada sepeda motor disebabkan oleh 2 hal yaitu
faktor ekternal antara lain jalan yang melengkung, mengayun, jalan yang
tidak rata dan jalan yang mengalami kelicinan, kekerasan dan apabila
didaerah tertentu jalan terkena air dan banjir, kemudian apabila suatu
sepeda motor memiliki barang atau penumpang yang melebihi kapasitas
sepeda motor tersebut mengalami berat yang tidak seimbang sehingga
sepeda motor dapat mengalami kecelakaan pada saat berjalan menikung
ataupun berjalan kencang pada jalur lurus. Sementara itu faktor internal
disebabkan oleh ketidakmampuan komponen dalam sistem suspensi seperti
bahan-bahan yang digunakan dalam merancang suatu rangkaian, pegas,
dan lainnya sehingga dalam meredam getaran ataupun gejala-gejala
lainnya yang disebabkan oleh faktor eksternal, serta perangkaian dan
perawatan suatu sistem suspensi dalam hal ini peran perancang (desainer)
yang harus dan wajib bertanggung jawab karena menyangkut keselamatan
barang-barang yang dibawa dan penumpang (manusia).
PERHITUNGAN
Untuk mencari konstanta shock absorber Maka diperlukan data,
dimana data dari hasil pengukuran langsung dengan menggunakan sepeda
motor tersebut dengan beban penulis sendiri seberat 56 kg, data tersebut
dapat di gambarkan seperti di bawah ini :
Gambar : hasil pengukuran Shock absorber depan sebelum & sesudah
pembebanan
Berdasarkan data tersebut pada gambar di atas maka di ketahui :
FD
X
= panjang total sebelum pembebanan
= panjang total setelah pembebanan
T
= waktu
C
= konstanta
maka
FD= 29 cm + 15 cm = 44 cm
X = 29 cm + 12 cm = 41 cm
T = 0,54 detik
Untuk mencari konstanta ( C ) kita akan menggunakan rumus :
FD
X́
C=
Karena
x́
belum di ketahui maka kita akan mecari
x́
terlebih dahulu
menggunakan rumus :
x́
x
t
=
dimana
x́
=
x
t
FD
X́
=
49
75,9
=
41
0,54
maka
C=
= 0,64 N/m
= 75,9
Gambar : Shock absorber belakang sebelum & sesudah
pembebanan
Berdasarkan data tersebut di atas maka diketahui :
X
= 7 cm
X0
= 33 cm + 21 cm = 54 cm
X1
= 33 cm + 18 cm = 51 cm
m
= 56 cm
g
= 9,8
Untuk mencari
K
kita akan menggunakan rumus :
F=K . X
Maka
K=
¿
F m. g
=
X
X
56 .9,8
7
¿ 78,4 N /m
KESIMPULAN
Berdasarkan data Analisis shock absober dan perhitungan di atas maka saya
menyimpulkan bahwa jenis getaran pada shock absorber adalah jenis getaran
bebas teredam karena setelah peredaman diperhitungkan, gaya peredam juga
berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila
bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan
fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta
akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan
N/m.