Kekuatan Alam dan Perubahan Politik

1

Nama : M. Fauzani Taufiq
NIM

: 13-349538-SP-25806

Kekuatan Alam dan Perubahan Politik
Satu masalah terbesar dunia yang hingga kini masih belum terselesaikan adalah
masalah krisis pangan global yang berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan dunia.
Kemiskinan memang selalu menjadi masalah besar dari waktu ke waktu, hal ini tentu saja
bukan disebabkan oleh keterbatasan modal untuk mengolah lahan yang tersedia saja, iklim
yang berubah, tanah yang kurang subur, badai, hingga banjir bandang dan masih banyak lagi
penyebab dari kemiskinan ini. seperti yang dilansir National Geographic Edisi Juni 2009,
bahwa harga pangan yang melangit di tahun 2008 telah menggemparkan dunia, sejak tahun
2005 hingga sekitaran agustus 2008 telah terjadi pembengkakan harga pangan global yaitu
harga gandum dan jagung yang naik tiga kali lipat harga semula dan beras yang mencapai
harga di kelipatan kelima harga semula. Tentu saja hal ini menyebabkan kurang lebih 75 juta
jiwa dari sekitar 20 negara yang mengalami krisis harga pangan terjerumus dalam jurang
kemiskinan. Dari tahun 1950-an hingga pertengahan 2009, dunia mengalami pertumbuhan
populasi terbesar dalam sejarah dunia, sehingga jumlah penduduk yang terus melonjak inilah

yang menyebabkan tingkat permintaan pangan semakin tinggi pula, sedangkan produksinya
tidak demikian adanya.
Sejarah telah mengisahkan bahwa telah terjadi perubahan sosial, ekonomi, serta
lingkungan yang terjadi akibat dari revolusi hijau yang dilaksanakan di Punjab, India sekitar
tahun 1960-an. Awalnya, revolusi hijau datang dibawa oleh seorang pemulia tanaman yang
berkewarganegaraan AS yang bernama Norman Borlaug membawa varietas unggul gandum
untuk ditanam di wilayah Punjab. Apa yang terjadi dengan revolusi hijau punjab ? hasil panen
yang berlimpah, sehingga kehidupan masyrakat Punjab pun berubah menjadi lebih baik, tapi
apa yang terjadi setelah itu ? sekitar tahun1990-an, banyak penduduk yang menderita kanker
dan juga kerusakan lingkungan karena penggunaan pestisida yang berlebihan serta
penyedotan air tanah yang terlalu berlebihan. Ternyata metode yang dibawakan oleh norman
Borlaug masih belum bisa untuk menuntaskan kemiskinan serta kekurangan pangan yang
terjadi di Punjab. Beralih ke Benua Afrika, tepatnya di Malawi, pada tahun 2005 kekeringan
kembali melanda yang mengakibatkan jutaan jiwa kekurangan pangan sehingga banyak dari

2

mereka yang menjadi pengemis meminta sumbangann makanan di pinggir jalan raya. Secara
sadar, bahwa fenomena kemiskinan dan kelaparan ini terus terjadi sepanjang tahun diberbagai
negara dan bisa dikatakan secara bargantian antar satu negara dengan negara lainnya.

Lalu bagaimana hubungannya dengan perubahan politik ?
Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan antar ilmuwan modern mengenai
pengertian dari perubahan politik itu sendiri. Tetapi dari berbagai pendapat yang dikemukakan
para ilmuwan pada umumnya bahwa perubahan politik mengerucut pada perubahan yang
terjadi akibat dari konflik kepentingan dan gagasan atau nilai-nilai baru. Objek perubahan
politik yang biasanya diobservasi oleh ilmuwan politik ialah sistem nilai politik, struktur
kekuasaan, strategi menangani masalah permasalahan kebijakan umum dan lingkungan
masyarakat (kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi) dan fisik (sumber daya alam)
yang mempengaruhi dan diperngaruhi oleh sistem politik (Surbakti, 2010:304). Perubahan
politik menurut dahrendorf bisa berupa perubahan kabinet pemerintahan secara keseluruhan,
perubahan pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang sedang
berkuasa. Jika kita telaah lebih jauh lagi akan penjelasan menganai perubahan politik ini, kita
akan menemukan bahwa ada hubungan antara fenomena-fenomena sosial dengan perubahan
politik.
Pemerintah selaku organisasi yang dijadikan tempat bernaung oleh ribuan bahkan
jutaan orang memiliki tanggung jawab akan tercapainya kesejahteraan terhadap warga
negaranya. Banyak faktor yang menjadi penghambat tercapainya kesejahteraan bersama, salah
satunya adalah kemiskinan. kemiskinan pun disebabkan oleh banyak faktor, seperti yang telah
dijelaskan di paragraph awal bahwa telah terjadi permasalahan kemiskinan yang menimpa
jutaan penduduk berbagai negara didunia seperti yang terjadi di Punjab, India pada tahun

1940-an dan telah berhasil diatasi pada tahun 1960-an hingga 1990-an dengan menggunakan
metode revolusi hijau tetapi apa yang terjadi setelah 1990-an merupakan dampak dari
perubahan lingkungan yang dipaksakan sebelumnya. Dari kasus yang terjadi di Punjab, India,
pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah fenomena kemiskinan dan
kelaparan tersebut menjadi lebih baik, berikut dengan adanya metode revolusi hijau yang
dibawakan oleh seorang pemulia tanaman berkewarganegaraan AS telah merangsang
pemerintah India untuk menciptakan suatu perubahan politik berupa kebijakan-kebijakan
terbaru yang mendukung dari berhasilnya revolusi hijau di Punjab, India. Kebijakankebijakan itu dikeluarkan berupa subsidi yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka

3

pembuatan saluran irigasi, pupuk, dan penggalian sumur pipa serta listrik gratis untuk
memompa air sehingga para petani gandum Punjab dapat bertani dengan mudah dan berharap
hasil dari pertanian tersebut dapat berlimpah seperti yang terjadi sebalumnya. Namun apa
yang terjadi setalah kurang lebih 40 tahun menikmati keajaiban dari revolusi hijau ?
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pemakaian pupuk pestisida yang berlebihan serta
pemompaan air secara besar-besaran juga telah mengubah lahan pertanian di Punjab yang
dahulunya subur dan sekarang tergenang air akibat sanitasi yang kurang baik. Lalu apa yaang
terjadi dengan pemerintah, perubahan politik yang bagaimana yang dilakukan oleh
pemerintah India untuk mengatasi masalah itu ? perubahan politik berupa kebijakan lah yang

bisa dilakukan oleh pemerintah karena tidak ada gunanya jikalau dilakukan perubahan politik
berupa penggantian kabinet baik secara keseluruhan maupun sebagian, kebijakan pemerintah
yang dilaksanakan untuk meperbaiki air yang tercemar di desa-desa terparah dengan cara
osmosis-balik.
Contoh lain seperti apa yang terjadi di Malawi, Afrika. Kasus kekeringan yang
melanda pada tahun 2000-an telah menjadi input dari sistem politik yang berjalan disana.
Binguwa Mutharika selaku eksekutif di pemerintahan Malawi mulai memikirkan perubahanperubahan yang harus terjadi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat itu,
berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan perubahan sosial ekonomi rakyatnya sehingga
perubahan seperti ini bisa dikatakan dengan perubahan yang dilakukan dengan sengaja.
Presiden Binguwa akhirnya tertarik dengan satu metode bahwa rakyat tidak baik jika
diberikan uang untuk menuntas permasalahan ini, akan tetapi metode subsidi bibit tanaman
dan pupuklah yang menjadi metode palig tepat menurutnya pada saat itu, sehingga ia
mengeluarkan kebijakan agar kas negara sebanyak 580 Milyar rupiah dibelanjakan untuk
kebutuhan bibit serta pupuk yang nantinya akan dibagaikan ke rakyat yang membutuhkan
sehingga apa yang diharapkan sebelumnya terkait kemakmuranpun menghampiri mereka.
Dari dua contoh kasus yang dijelaskan diatas mengenai kekuatan alam dan perubahan
politik memberikan saya referensi untuk meluncurkan argument mengapa kekuatan alam
dapat mempengaruhi perubahan politik. Argumen saya, seperti yang sudah dibahas
sebelumnya mengenai objek dari perubahan politik bahwa fenomena lingkungan merupakan
salah satu objek kajian dari perubahan politik, bardasarkan objek itulah saya mengatakan

bahwa kekuatan alam sangata mempengaruhi perubahan politik di suatu negara karena
kekuatan alam yang menimbulkan perubahan lingkungan, sosial, maupun ekonomi mau tidak

4

mau pasti menyentuh aspek dari perubahan poltik itu sendiri karena produk yang dikeluarkan
berupa kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh kekuatan alam
tersebut merupakan salah satu bentuk dari perubahan politik. Pemerintah selalu menginginkan
tercapainya kesejahteraan bagi warga negaranya,seperti apa yang terjadi dengan Indonesia
pada masa orde baru dengan adanya perubahan politik yang diakibatkan oleh kesejahteraan
rakyat Indonesia pada saat itu masih terrgolong rendah sehingga pemerintah pun
mengeluarkan kebijakan-kebijakan demi tercapainya kesejahteraan tersebut.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.