2. Keandalan laporan keuangan; 3. Pengamanan aset; serta 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. 1.1 TUGAS DAN FUNGSI - 4 Laporan SPIP SBY 2017

BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) didasarkan pada Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 44 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPIP merupakan suatu

  proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Adapun tujuan penyelenggaraan SPIP adalah untuk :

  1. Kegiatan yang efektif dan efisien;

  2. Keandalan laporan keuangan;

  3. Pengamanan aset; serta 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

  1.1 TUGAS DAN FUNGSI Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 tentang Pedoman Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan dan menimbang adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 890 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tatakerja Politeknik Kesehatan sebagaimana telah dirubah ke Kepmenkes RI nomor HK.02.03/I.2/08810/2013 tentang Perubahan Kedua atas Permenkes RI nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, dan Kepmendikbud RI nomor 355/E/O/2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka Tugas dan Fungsi Politeknik Kesehatan Surabaya yaitu :

  1. Kedudukan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab pada Kepala Badan PPSDM Kesehatan. Poltekkes Kemenkes Surabaya dipimpin oleh seorang Direktur dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari secara teknis fungsional dibina oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah dirubah nomenklaturnya menjadi Kementerian Ristek dan Pendiidiak Tinggi, secara teknis administratif dibina oleh Sekretaris Badan BPPSDM Kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Politeknik Kesehatan.

2. Tugas

  a) Menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan Diploma IV Bidang Kesehatan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkompeten sesuai dengan bidang ilmu yang berada dilingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. b) Melakukan penelitian dalam dalam bidang ilmu kesehatan dalam rangka menghasilkan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan / atau pemecahan masalah di masyarakat

  c) Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka membantu pemecahan masalah di masyarakat yang terkait dengan masalah kesehatan dan menyumbangkan ilmu yang bermanfaat dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

3. Fungsi

  a. Pelaksanaan pengembangan pendidikan vokasi jenjang Diploma, Profesi dan Magister di bidang kesehatan.

  b. Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan.

  c. Pelaksanaan pengabdian masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

  d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dalam hubungannya dengan lingkungan.

  e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi pendidikan

1.2 STRUKTUR ORGANSIASI

  Susunan Organisasi Poltekkes Kemenkes Surabaya terdiri atas :

  1. Direktur;

  2. Pembantu Direktur (Pudir);

  3. Sub bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi

  4. Sub bagian Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian;

  5. Senat Poltekkes

  6. Jurusan

  7. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ( UPPM );

  8. Unit IT dan Promosi

  9. Unit Penjaminan Mutu

  10. Unit Layanan Pengadaan

  11. Unit Laboratorium dan Bengkel Kerja

  12. Unit Perpustakaan

  13. Unit Asrama

  14. Unit Perencanaan

  15. Unit Bisnis dan Kerjasama

  16. Unit Pengembangan Pendidikan

  17. Kepala Urusan

  18. Kelompok Tenaga Fungsional

  19. Dewan Pengawas

  20. Satuan Pengawas Internal

  1.3 SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya Manusia kategori Tenaga Pendidik (Dosen) dan Tenaga Kependidikan

  Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Dosen Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2017

  Gelar Akademik No. Pendidikan Guru Lektor Asisten Tenaga Total Lektor Besar Kepala Ahli Pengajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

  1 S-3/Sp-2

  8

  3

  11

  2 S-2/Sp-1 75 102 23 200 Profesi/

  5

  5

  3 S-1/D-4* Total

  83 105 28 216

  Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kependidikan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2017

  Jumlah Tenaga Kependidikan dengan Jenis Tenaga Pendidikan Terakhir No.

  Jumlah

Kependidikan S-3 S-2 S-1 D-4 D-3 D-2 D-1 SMA/SM

K

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

  1 Pustakawan*

  6

  5

  1

  12

  2 Laboran/ Teknisi/ Analis/

  2

  20

  47

  7

  5

  81 Operator/ Programer

  3 Administrasi

  4

  39

  3

  7

  2 91 146

  4 Lainnya

  5

  6

  4

  47

  62 Total

  11

  71

  54

  19

  1 2 143 301 Jumlah laboran/teknisi/analis/operator/programer yang memiliki sertifikat : 57 orang

  1.4 SARANA DAN PRASARANA Tabel 1.3

  Data Prasarana Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2017

  Kepemilikan* Kondisi** Total Jumlah Sewa/ No. Jenis Prasarana Luas Milik Tidak Unit 2 Pinjam/ Terawat (m ) Sendiri Terawat Kerjasama

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

  1 Perkantoran/ 12 1.038.1 √ √ administrasi

  2 Ruang kuliah 19 2.148.3 √ √

  3 Ruang diskusi, 6 1.339.6 √ √ seminar, rapat

  4 Ruang kerja dosen 13 918 √ √

  5 Laboratorium/ 44 1.781.4 √ √ studio/bengkel/dsb

  6 Ruang 6 559.6 √ √ perpustakaan

  7 Ruang IT 2 110.5 √ √ 7.895.3

  Luas Seluruhnya Kepemilikan* Kondisi** Total Jenis Prasarana Jumlah Sewa/

No. Luas Milik Tidak

Pendukung Unit 2 Pinjam/Ker Terawat (m ) Sendiri Terawat jasama

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Ruang HIMA

  7 84 √ √

  2 Ruang Bimbingan 13 156 √ √ Konsleing

  3 Ruang Lobby 14 289 √ √

  4 Ruang terbuka (Lapangan OR, 11 5018 √ √

  Halaman)

  5 Asrama 21 7863 √ √

  6 Mushola/Masjid 14 280 √ √

  7 Gazebo 12 112 √ √

  8 Pos Satpam 13 208 √ √

  9 Garasi 12 1008 √ √

  10 Ruang UKS 12 108 √ √ 15.126

  Luas Seluruhnya

  1.5 ISU-ISU STRATEGIS Isu-isu strategis sesuai analis data dari dokumen evaluasi diri dan dokumen borang akreditasi tahun 2017 dapat dirinci sebagai berikut : 1) Target pendapatan PNBP sering tidak tercapai 2) Jumlah SDM non profesional masih cukup tinggi 3) Layanan belum prima 4) Tingkat kejujuran dan integritas SDM masih lemah 5) Kurangnya produk dosen 6) Kurangnya produk ilmiah mahasiswa

  1.6 VISI DAN MISI ORGANISASI Visi merupakan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sehingga pimpinan beserta seluruh civitas akademika memiliki acuan untuk mewujudkan sebuah Perguruan Tinggi yang Inovatif di bidang akademik untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang trampil dan memiliki moralitas dan integritas dalam bingkai keunggulan yang kompetitif. Makna lain yang terkandung dalam pengertian visi tersebut adanya upaya pimpinan beserta civitas akademika untuk memfasilitasi seluruh aktivitas proses pembelajaran menuju terwujudnya output yang berkualitas dan menampilkan karakter dan etika dengan menjunjung tinggi martabat profesi dalam pengabdian dirinya ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan perumusan Visi secara umum diatas, maka Visi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya adalah :

  “ Menjadi Poltekkes Kemenkes Surabaya sebagai Pusat Rujukan

  Pendidikan Tinggi BIdang Kesehatan yang Memiliki Moralitas dan Integritas Dengan Keunggulan Kompetitif ”.

  Lebih lanjut, Visi tersebut dijabarkan dalam bentuk Misi dengan tujuan mempersiapkan langkah strategis yang hendak dilaksanakan oleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Kata kunci dari visi adalah : Pusat Rujukan, Moralitas, Integritas, dan Keunggulan Kompetitif Visi tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut : 1) Menjadi pusat rujukan pendidikan tenaga kesehatan mengandung harapan

  Poltekkes Kemenkes Surabaya menjadi pusat rujukan dalam pelaksanaan pendidikan tinggi vokasional di bidang kesehatan mulai dari jenjang pendidikan diploma, magister saint terapan dan doktor terapan yang menghasilkan tenaga- tenaga terampil di berbagai jenjang sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

  2) Memiliki moralitas mengandung makna bahwa setiap civitas akademika yang terlibat di dalam penyelenggaraan pendidikan dan semua lulusan berupa tenaga-tenaga terampil memiliki moral yang baik berupa; kejujuran, amanah, dan ikhlas mengabdikan keahliannya untuk kemaslahatan masyarakat, mampu bekerja sama dengan orang lain, memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi

  3) Memiliki integritas mengandung makna setiap civitas akademika yang terlibat di dalam penyelenggaraan pendidikan dan semua lulusan berupa tenaga-tenaga trampil memiliki kesetiaan kepada sesuatu yang benar. 4) Keunggulan kompetitif mengandung harapan bahwa semua lulusan Poltekkes

  Kemenkes Surabaya mampu memberikan manfaat bagi penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat dan mampu bersaing di era global yang penuh kompetitif berbasis keunggulan di masing-masing Program Studi. Misi 1) Melaksanakan integrasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung pengembangan pengetahuan, moralitas, integritas dan kompetensi yang unggul serta kompetitif. 2) Melaksanakan tata kelola organsiasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel, transparan dan terukur. 3) Mengembangkan kerja sama dalam bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengelolaan pendidikan.

  1.7 KETERKAITAN ANTARA MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 1.4 berikut akan disajikan keterkaitan antara Misi Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan Tujuan Istitusi sehingga pencapaian visi lebih terarah dan terukur. Masing-

  masing misi akan disandingkan dengan tujuan sebagaimana tabel berikut : Tabel 1.4

  Matrik Keterkaitan Misi dengan Tujuan Institusi

  No MISI TUJUAN

  1 Melaksanakan integrasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung pengembangan pengetahuan, moralitas, integritas dan kompetensi yang unggul serta kompetitif

  1. Mendidik tenaga kesehatan yang bermutu, bermoral, berintegritas dan berdaya saing tinggi

  2. Meningkatkan kualitas penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat yang berdaya saing tinggi

  2 Melaksanakan tata kelola organsiasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel, transparan dan terukur.

  3. Meningkatkan tata kelola organisasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel, transparan, dan terukur.

  4. Menerapkan sistem penjaminan mutu internal untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dan kompetitit dalam tata kelola pendidikan yang baik dan bersih.

  3 Mengembangkan kerja sama dalam bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengelolaan pendidikan.

  5. Meningkatkan kemitraan untuk menunjang produktivitas dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam pelaksanaan Tridharma

  6. Terwujudnya peningkatan strata pendidikan dari vokasional ahli madya ke strata sarjana saint terapan, magister saint terapan dan doktoral terapan.

  Matrik Keterkaitan Tujuan Institusi Dan Sasaran

  Matrik keterkaitan antara tujuan institusi dan sasaran ini sangat bermanfaat untuk membantu menyusun indikator, kebijakan dan program kerja yang akan diambil oleh institusi untuk mencapai visi dan misi.

  Tabel 1.5 Matrik Keterkaitan Tujuan Institusi dan Sasaran

  No TUJUAN SASARAN

  1 Mendidik tenaga kesehatan yang

  1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas bermutu, bermoral, berintegritas mahasiswa baru dan berdaya saing tinggi

  2. Memantapkan penerapan kurikulum berbasis kompetensi di seluruh Program Studi

  3. Meningkatkan kualitas lulusan agar tepat waktu

  2 Meningkatkan kualitas penelitian

  4. Meningkatkan kualitas penelitian terapan dan pengabdian kepada terapan yang berdaya saing tinggi masyarakat yang berdaya saing

  5. Meningatlkan kualitas pengabdian tinggi kepada masyarakat yang berdaya saing tinggi

  6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat

  7. Mewujudkan hak patent atas HAKI

  8. Meningkatkan pemberdayaan kelompok kerja pengabdian kepada masyarakat

  3 Meningkatkan tata kelola

  9. Meningkatkan pelayanan administrasi pendidikan yang efisien, akademik dan kemahasiswaan transparan, terukur dan akuntabel

  10. Meningkatkan pelayanan adminsitrasi keuangan

  11. Meningkatkan pelayanan adminsitrasi kepegawaian

  12. Meningkatkan pelayanan adminsitrasi aset/BMN

  13. Meningkatkan pelayanan adminstrasi umum

  14. Meningkatkan kemampuan tenaga dosen dan tenaga kependidikan sesuai keahlian dan kompetensi

  15. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam jumlah dan jenis yang memadai

  16. Mewujudkan good governance dalam sistem manajemen kelembagaan

  4 Menerapkan sistem penjaminan

  17. Meningkatkan status kelembagaan yang mutu internal untuk menghasilkan terakreditasi BAN-PT tenaga kesehatan yang unggul

  18. Pemantapan penerapan sistem dan kompetitit dalam tata kelola penjaminan mutu di seluruh Program pendidikan yang baik dan bersih. Studi

  19. Meningkatkan sistem pengawasan mutu internal (AMI)

  20. Meningkatkan pemanfatan sistem informasi manajemen akademik dan non akademik

  5 Meningkatkan kemitraan untuk

  21. Meningkatkan program kemitraan antar menunjang produktivitas dosen, lembaga dalam bidang penelitian dan tenaga kependidikan dan Pengabmas mahasiswa dalam pelaksanaan

  22. Pemberdayaan unit bisnis dan Tridharma kerjasama untuk meningkatkan pendapatan BLU

  23. Mewujudkan kemitraan dengan lembaga donor untuk memperoleh hibah bersaing

  6 Terwujudnya peningkatan strata pendidikan dari vokasional ahli madya ke strata sarjana saint terapan, magister sain terapan dan doktoral terapan.

  24. Menyusun roadmap keberlanjutan pendidikan menuju jenjang sarjana saint terapan, magister saint terapan dan doktor terapan.

  25. Kerjasama dengan lembaga pendidikan vokasional dalam negeri dan luar negeri

BAB II PELAKSANAAN SPIP Berdasarkan Peraturan Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya nomor HK.01.07/I.2/ 8938 /2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Poltekeks Kemenkes Surabaya, maka Satgas wajib menyampaikan laporan Penyelenggaraan SPIP kepada Direktur, dengan

  tembusan Eselon I PPSDM dan Inspektorat Jenderal Kemenkes. Laporan pelaksanaan SPIP di Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2017 sebagai berikut :

2.1 Lingkungan Pengendalian

  Lingkungan Pengendalian adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang dapat membangun kesadaran semua personil akan pentingnya pengendalian intern dalam menjalankan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam Lingkungan Pengendalian terdapat 6 (enam) Sub Unsur yang terdiri dari Sub Unsur Penegakan Integritas dan Nilai Etika, Sub Unsur Komitmen terhadap kompetensi, Sub Unsur Kepemimpinan yang kondusif, Sub Unsur Pembentukan Struktur Organisasi sesuai kebutuhan, Sub Unsur Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang tepat, Sub Unsur Kebijakan dan Praktik pembinaan SDM, Sub Unsur Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait. Secara umum Penerapan SPIP Unsur Lingkungan Pengendalian dan sub-sub unsurnya serta bukti pendukungnya pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya dapat dilihat pada tabel berikut :

  

No Sub Unsur/Kriteria Bukti Pendukung Catatan

  1 Penegakan Integritas dan Etika Pembentukan tim Sudah investigasi dilakukan Dokumen kode etik Surat teguran Dokumen hasil investigasi

  2 Komitmen terhadap kompetensi Tugas belajar Sudah Ijin belajar dilakukan Pelatihan

  3 Kepemimpinan yang kondusif Rencana kerja Sudah Sasaran mutu dilakukan Kontrak kinerja Pakta integritas

  

4 Pembantukan struktur organisasi Permenkes Nomor Sudah ada

sesuai kebutuhan HK.02.03/I.2/08810/2013

  

5 Pendelegasian wewenang dan Dokumen manajemen tata Sudah ada

tanggung jawab kelola

  6 Kebjakan dan praktik pembinaan Workshop, Bimbingan Sudah SDM Teknis, Surat Edaran Dilakukan Direktur

  7 Hubungan Kerja yang baik Rapat kerja Sudah dengan instansi yang lain Rapat koordinasi dilakukan

  

9

2.2 Penilaian Risiko Penilaian Risiko merupakan salah satu unsur penting dalam penerapan SPIP.

  Dengan adanya penilaian risiko ini, unit kerja dapat mengidentifikasi kendala/hambatan baik internal maupun eksternal yang akan mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi, melakukan analisis serta menentukan langkah-langkah antisipasinya. Dalam Unsur Penilaian Risiko ini terdapat 2 (dua) sub unsur yaitu Sub Unsur Identifikasi Risiko dan Sub unsur Analisis Risiko.

  

No Sub Unsur/Kriteria Bukti Pendukung Catatan

  1 Penetapan tujuan Instansi Dokumen Renstra, RSB, Sudah RBA, RIP dilakukan

  2 Penetapan tujuan pada tingkat Rencana Kerja, DIPA, Sudah kegiatan RKA-KL, Program Kerja dilakukan Direktur

  3 Identifikasi Resiko Hasil Pengamatan Sudah dilakukan

4 Analisis Resiko

  Belum dilakukan

  5 Mengelola Resiko selama Belum Perubahan dilakukan

2.3 Kegiatan Pengendalian

  Kegiatan Pengendalian merupakan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, penetapan dan pelaksanaan kebijakan serta prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Secara umum Penerapan SPIP Unsur Pengendalian dan sub-sub unsurnya serta bukti pendukungnya pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya sebagai berikut :

  

No Sub Unsur/Kriteria Bukti Pendukung Catatan

  1 Review atas kinerja instansi Dokumen ED, LAKIP, Sudah LAPTAH, Laporan dilakukan Keuangan, Laporan BMN

  2 Pembinaan SDM Diklat, Bimbingan Teknis Sudah Kepegawaian, ABK, Anjab dilakukan

  3 Pengendalian Pengelolaan e-kepegawaian Sudah Sistem Informasi e-SIAK dilakukan e-Surat e-library e-planing e-laboratorium e-journal e-books e-learning e-aset e-keuangan H2H SOP

  

10

  

11

  2.4 Informasi dan Komunikasi

  Penerapan unsur Informasi dan Komunikasi dalam Instansi Pemerintah memegang peranan yang sangat penting. Informasi-informasi yang diterima harus mampu disaring oleh Instansi Pemerintah untuk menjaring informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Informasi tersebut kemudian perlu dikomunikasikan untuk mendapat umpan balik. Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang efektif (segala arah/atas ke bawah maupun bawah ke atas dan sebagainya). Dengan komunikasi yang efektif memungkinkan seluruh pimpinan dan pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan baik serta aspek pengendalian penting yang terkait dapat berjalan dengan secara memadai.

  Pelaksanaan Unsur Informasi dan Komunikasi pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya sebagai berikut:

  

No Sub Unsur/Kriteria Bukti Pendukung Catatan

  1 Informasi Notulen rapat e-surat website : email: Surat edaran Direktur Sudah dilakukan

  2 Komunikasi Surat edaran Direktur Website : Papan pengumuman Apel senin pagi

  Sudah dilakukan

  2.5 Pemantauan

  Pemantauan sistem pengendalian intern adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern dalam suatu periode tertentu. Pemantauan pengendalian intern pada dasarnya adalah memastikan bahwa sistem pengendalian intern pada suatu instansi pemerintah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan perbaikan yang diperlukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan.

  Pemantauan yang efektif dapat menjamin terlaksananya kegiatan secara efektif dan efisien, keandalan laporan, pengamanan asset serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

  Dalam pelaksanaan pemantauan dibutuhkan aturan/kebijakan/prosedur yang memadai hal ini untuk menjamin kegiatan pemantauan dilaksanakan secara berkelanjutan, jelas, terarah dan taat hukum. Secara umum pelaksana Kegiatan Pemantauan di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya sebagai berikut :

  No Sub Unsur/Kriteria Bukti Pendukung Catatan

  1 Pemantauan Berkelanjutan Melalui audit mutu internal Sudah Melalui sistim informasi dilakukan dan manajemen secara ada laporan elektronik Tinjauan manajemen

2 Evaluasi Terpisah

  Belum dilakukan

  3 Penyelesaian Audit Revisi SOP Sudah Revisi target kinerja dilakukan Revisi Renstra Revisi SPM

  12

BAB III KESIMPULAN Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya secara umum mengacu pada Peraturan Direktur nomor : HK.01.07/I.2/ 2281 /2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

  di Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya dan lampirannya. Sesuai dengan hasil penerapan terhadap Unsur-Unsur SPIP tahun 2017, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  No Unsur Permasalahan/Kendala Solusi

  1 Lingkungan Baru dilaksanakan apabila ada Kegiatan berkelanjutan oleh Pengendalian permintaan dan atau masalah satuan tugas SPIP, dengan yang berulang-ulang melakukan telaah dinas hasil audit AMI. Audit Itjen, Audit

  BPK, audit KAP, dan keluhan pelanggan.

  2 Penilaian Resiko Setiap pemangku kegiatan Setiap pekerjaan selalu jarang memperkiraan resiko dilakukan monitoring dan yang akan terjadi apabila evaluasi sehingga bisa terihat pekerjaan tersebut belum atau resiko yang akan terjadi. tidak dikerjakan .

  3 Kegiatan Kurangnya pemahaman satuan Pendampingan dari eselon I, pengendalian tugas SPIP tentang pelatihan Satgas SPIP, dan penyelenggaraan SPIP yang workshop baik

  4 Informasi dan Pimpinan dan pejabat terkait Unit penjaminan mutu selalu Komunikasi tidak selalu membaca website Monev terhadap hasil rapat Poltekkes, membaca e-mail dan melakukan telaah terhadap SE Direktur. Setiap kegiatan rapat tidak selalu dibuat notulen rapat

  5 Pemantauan Belum semua bekerja sesuai Evaluasi SOP SOP

  Demikian laporan ini disampaikan sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut guna perbaikan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Poltekkes Kemenkes Surabaya.

  Surabaya, 1 Nopember 2017 Direktur drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes

  NIP.196204291993031002