View of Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Role Playing Serta Motivasi Terhadap Konsep Diri Siswa SMP

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Role
Playing Serta Motivasi Terhadap Konsep Diri Siswa SMP
Untung Subagyo
email:untungsubagyo62@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkap ada tidaknya pengaruh
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan metode permainan simulasi dan role
playing, serta motivasi terhadap perkembangan konsep diri siswa. Metode yang
digunakan adalah eksperimen kuantitatif. Data yang diungkap aspek psikologis
yaitu motivasi dan konsep diri, dengan menggunakan instrumen quisioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara layanan bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing, serta motivasi
terhadap konsep diri siswa.
Kata Kunci: bimbingan kelompok, permainan simulasi, role playing, motivasi,
konsep diri.
Abstract: This research is done to know whether the influence of group consul to
the game simulation, role playing, and motivation to students concept
development. This research uses experimental quantitative. The data showed
phsycology is motivation and self-concept by using questioner. The result of the

study shows that there is an interaction between counselling and game simulation,
role playing, and motivation to students self-concept.
Key words: Group consul, game simulation, role playing, motivation, selfconcept.
daya dan lain-lain. Untuk menghadapi

Pendahuluan
Pada era globalisasi ini, kita se-

tantangan ini diperlukan kesiapan indi-

dang memasuki suatu abad baru yang

vidu secara fisik dan mental, agar lebih

banyak menimbulkan perubahan dan

mampu mengatasi berbagai hal dalam

kemajuan. Namun perubahan dan ke-


mencapai kesuk-sesan. Bagaimana kita

majuan yang kita alami juga didiringi

menghadapi tantangan yang ada biasa

tantangan yang besar. Tantangan akibat

dimulai dengan berempati, mengubah

perubahan dan kemajuan yang cepat,

cara pandang, mengelola emosi dan

terjadi baik pada aspek sosial, budaya,

mengambil resiko.

dan teknologi. Permasalahan-perma-


Pandangan dan sikap negatif ter-

salahan yang dihadapi akibat peru-

hadap kualitas kemampuan yang dimi-

bahan tersebut semakin komplek, baik

liki mengakibatkan ia memandang se-

masalah pribadi, sosial, ekonomi, bu-

luruh tugasnya sebagai sesuatu yang

163

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

sulit diselesaikan. Berbagai penelitian


dirinya sendiri. Namun siswa yang

yang dilakukan para ahli menunjukkan,

memiliki konsep diri negatif,

bahwa pandangan individu terhadap

memiliki

dirinya sendiri sangat menentukan

keutuhan diri, juga tidak mengenal diri

keberhasilan yang akan dicapai. Panda-

baik dari segi kelebihan maupun

ngan dan sikap individu terhadap


kekurangannya atau sesuatu yang ia

dirinya inilah yang dikenal dengan

hargai dalam hidupnya.

konsep diri. Konsep diri merupakan

perasaan

Masalah

dan

tidak

kestabilan

kegagalan


dan

yang

pandangan menyeluruh individu ten-

dialami siswa disebabkan oleh sikap

tang totalitas dari diri sendiri mengenai

negatif terhadap dirinya sendiri, yaitu

karakteristik

nilai-nilai

menganggap dirinya tidak berarti, indi-

kehidupan, prinsip kehidupan mora-


vidu kurang menerima peraturan/norma

litas, kelemahan dan segala yang

yang telah ditetapkan, sehingga ada

terbentuk dari segala pengalaman dan

sifat membrontak pada dirinya yang

interaksinya dengan orang lain (Burns,

menentang aturan tersebut. Perilaku

1993:50)”. Konsep diri penting artinya

siswa yang menyimpang dari aturan

karena individu dapat memandang diri


yang berlaku di sekolah disebabkan

dan dunianya, mempengaruhi tidak

oleh

hanya individu berperilaku, tetapi juga

dirinya, yaitu dirinya tidak mampu

tingkat kepuasan yang diperoleh dalam

menyelesaikan tugasnya. Sekolah me-

hidupnya. Siswa yang memiliki konsep

rupakan salah satu tempat pendidikan

diri positif ia akan memiliki dorongan


bagi siswa untuk dapat mengem-

mandiri lebih baik, ia dapat mengenal

bangkan

serta

sendiri

bimbingan dan konseling. Layanan

efektif

bimbingan kelompok dengan metode

dalam berbagai situasi. Konsep diri

permainan simulasi dan role playing


positif bukanlah suatu kebanggaan

merupakan salah satu jenis layanan

yang besar tentang diri tetapi berupa

yang dianggap tepat untuk memberikan

penerimaan diri. Siswa yang memiliki

kontribusi pada siswa untuk mening-

konsep diri positif dapat memahami

katkan

dan menerima sejumlah factor yang

bangkan konsep diri positif. Layanan


sangat

bimbingan kelompok dengan metode

kepribadian,

memahami

sehingga

dapat

dirinya
berperilaku

bermacam-macam

tentang

164

pandangan

diri

motivasi

negatif

melalui

dalam

terhadap

layanan

mengem-

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

simulasi dan role playing bertujuan

konselor melalui kegiatan kelompok

untuk membantu siswa menemukan

yang dapat berguna untuk mencegah

makna diri (jati diri) di dunia sosial dan

berkembangnya masalah-masalah yang

memecahkan dilema dengan bantuan

dihadapi anak.
Prayitno (2008: 17) mengartikan

kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk

layanan bimbingan kelompok meru-

mengetahui ada atau tidaknya interaksi

pakan suatu proses pemberian bantun

antara penerapan bimbingan kelompok

kepada

dengan metode permainan simulasi dan

kelompok yang memungkinkan setiap

role playing serta motivasi terhadap

anggota untuk belajar berpartisipasi

konsep diri pada siswa kelas VIII di

aktif dan berbagi pengalaman dalam

SMPN 1 Arosbaya kabupeten Bang-

upaya pengembangan wawasan, sikap

kalan.

dan atau keterampilan yang diperlukan

Bimbingan

kelompok

menurut

individu

dalam upaya

melalui

suasana

mencegah timbulnya

Juntika (2006: 23) adalah bantuan

masalah atau dalam upaya pengem-

terhadap individu yang dilaksanakan

bangan pribadi.

dalam situasi kelompok. Selain itu

Natawidjaja (2001: 31) mengar-

Mungin (2005:17) menyatakan bim-

tikan bimbingan kelompok yaitu suatu

bingan kelompok adalah suatu kegiatan

teknik bimbingan yang diberikan oleh

kelompok dimana pimpinan kelompok

konselor yang diberikan sekelompok

menyediakan informasi-informasi dan

siswa dengan tujuan membantu siswa

mengarahkan diskusi agar anggota

atau

kelompok menjadi lebih sosial atau

menghadapi

untuk

dihadapi dengan menem-patkan dirinya

membantu

kelompok untuk

anggota-anggota
mencapai

tujuan-

tujuan bersama. Sementara itu menurut

di

sekelompok

dalam

sisw-a

yang

masalah-masalah

suatu

yang

kehidu-pan

atau

kegiatan kelompok yang sesuai.

bimbingan

Dari berbagai pendapat tersebut

kelompok merupakan salah satu tehnik

dapat disimpulkan bahwa bimbingan

dalam

kelompok

Damayanti

(2012:

bimbingan

40)

konseling

untuk

merupakan

salah

satu

memberikan bantuan kepada peserta

layanan bimbingan dan konseling yang

didik/siswa
seorang

yang

guru

dilakukan

oleh

diberi-kan kepada sejumlah individu

pembimbing

atau

dalam

165

bentuk

kelompok

dengan

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

memanfaatkan

dinamika

kelompok

untuk membahas topik tertentu yang

artinya tiruan atau perbuatan yang
pura-pura.

dipimpin oleh pemimpin kelompok

Menurut

Adam

(1973)

dalam

yaitu guru pembimbing/konselor yang

Romlah (2001: 118) permainan simu-

bertujuan

pemahaman,

lasi (simulation games) adalah per-

pertimbangan

mainan yang dimaksudkan untuk me-

pengambilan keputusan dan tindakan

refleksikan situasi-situasi yang terdapat

individu. Melalui dinamika kelompok

dalam kehidupan sebenarnya. Tetapi

yang intensif, pembahasan topik-topik

situasi itu hampir selalu dimodifikasi,

itu mendorong pengembangan pera-

apakah dibuat lebih sederhana, atau

saan, pikiran, persepsi, wawasan dan

diambil sebagian, atau dikeluarkan dari

sikap yang menunjang diwujudkannya

konteksnya. Menurut Roestiyah (2008:

tingkah laku yang lebih efektif. Dengan

22) simulasi adalah tingkah laku

diadakannya bimbingan kelompok ini

seseorang untuk berlaku seperti orang

dapat bermanfaat bagi siswa karena

yang dimaksudkan, dengan tujuan agar

dengan bimbingan kelompok akan

orang itu dapat mempelajari lebih

timbul

anggota-

mendalam tentang bagaimana orang itu

anggota kelompok mereka memenuhi

merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa

kebutuhan psikologis.

berlatih meme-gang peranan sebagai

menunjang

pengembangan

dan

interaksi

dengan

Bimbingan kelompok dalam pelak-

orang lain.

sanannya ada beberapa metode yang

Berdasarkan dari beberapa pen-

digunakan salah satunya salah adalah

dapat

permainan simulasi. Permainan (Ga-

merupakan salah satu teknik yang

mes) adalah sebagai transaksi yang

merefleksi situasi-situasi yang terdapat

melibatkan konsekuensi yang menga-

dalam kehidupan sebenarnya. dengan

syikkan (pay off), baik itu menghukum

tujuan agar orang itu dapat mempe-

atau

yang

lajari lebih mendalam tentang bagai-

memainkannya, melibatkan pula motif

mana orang itu merasa berbuat sesuatu.

tersembunyi (Rusmana, 2009: 61).

Melalui permainan simulasi mengan-

Sedangkan simulasi berasal dari kata

dung kemampuan untuk memanfaatkan

simulate yang artinya pura-pura atau

gambaran positif tentang dinamika

berbuat seolah-olah. Kata simulation

kelompok, dimana seseorang mempela-

mengganjar

pribadi

166

tersebut

permainan

simulasi

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

Bermain peran (Role playing) juga

jari diri sendiri dan hubungan-hubu-

merupakan salah satu metode dalam

ngan mereka dengan orang lain.
Dalam bimbingan kelompok de-

bimbingan kelompok. Menurut Bennett

ngan menggunakan permainan simula-

dalam Romlah (2001: 99) mengemu-

si menurut Roestiyah (2008: 2) bertu-

kakan:

juan agar seseorang dapat mempelajari

adalah suatu alat belajar yang mengam-

lebih mendalam tentang bagaimana

barkan ketrampilanketram-pilan dan

orang itu merasa dan berbuat sesuatu.

pengertian-pengertian mengenai hubu-

Jadi siswa itu berlatih memegang

ngan antar manusia dengan jalan

peranan orang lain, sehingga siswa

memerankan situasi-situasi yang pa-

dapat berperan seperti orang-orang atau

ralel dengan yang terjadi dalam kehidu-

dalam keadaan yang dikehendaki.

pan yang sebenarnya. Didalamnya

bahwa

permainan

peranan

Romlah

Bennett menyebutkan ada dua macam

(2001:118) Permainan simulasi dibuat

permainan peranan, yaitu sosiodrama

dengan tujuan membantu siswa untuk

adalah

mempelajari pengalaman-pengalaman

ditujukan untuk memecahkan masalah

yang berkaitan dengan aturan-aturan

sosial yang timbul dalam hubungan

sosial. Dalam hal ini peserta permainan

antar

dapat memerankan peran yang sama

adalah psikodrama adalah per-mainan

sekali asing baginya. Para pemain

yang dimaksudkan agar individu yang

harus berperan dan berperilaku seperti

bersangkutan

jika mereka benar-benar terlibat dalam

pengertian yang lebih baik tentang

situasi kehidupan yang sebenarnya.

dirinya, dapat menemukan konsep

Begitu

juga

Berdasarkan

menurut

berbagai

pendapat

permainan

manusia.

peranan

yang

Sedangkan

dapat

kedua

memperoleh

dirinya, menyatakan kebu-tuhan-kebu-

diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

tuhannya,

permainan simulasi dalam pelaksanaan

terhadap

bimbingan kelompok adalah membantu

dirinya. Mereka berinteraksi sesama

setiap siswa dalam mengembangkan

mereka

kemampuan bersosialisasi, berkomuni-

Menurut Nursalim (2002:63) dalam

kasi, beradaptasi dan mencegah ber-

jurnal

kembangnya suatu masalah.

Bimbingan (2012:43) sosiodrama merupakan

167

dan

menyatakan

tekanan-tekanan

melakukan

Psikologi

teknik

peran

reaksi

ter-hadap

terbuka.

Pendidikan

dalam

dan

bimbingan

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

kelompok untuk memecahkan masalah-

dalam situasi tertentu; d) memberikan

masalah sosial melalui kegiatan ber-

kesempatan untuk meninjau situasi

main peran.

sosial dari berbagai sudut pandang.
Sardiman (2007: 73), menyebut-

Dari berbagai pendapat tersebut
dapat

disimpulkan

bahwa

dalam

kan motif dapat diartikan sebagai daya

bimbingan kelompok dengan metode

upaya

bermain peran (role playing)

mem-

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

punyai pengertian bahwa suatu metode

dikatakan sebagai daya penggerak dari

atau teknik dalam bimbingan kelompok

dalam dan di dalam subjek untuk

yang melibatkan interaksi dua siswa

melakukan aktifitas-aktifitas tertentu

atau lebih dengan memerankan suatu

demi mencapai suatu tujuan. Bahkan

peran

situasi

motif dapat dikatakan sebagai suatu

masalah sosial maupun memahami

kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal

tentang pengertian yang lebih baik

dari kata motif itu, maka motivasi

tentang dirinya, dapat menemukan

dapat diartikan sebagai daya penggerak

konsep dirinya, menya-takan kebutu-

yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

han-kebutuhannya,

menyatakan

aktif pada saat-saat tertentu, terutama

tekanan-tekanan

bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

reaksi

tertentu

dari

suatu

dan

terhadap

terhadap dirinya. Sehingga dalam ber-

yang

mendorong

seseorang

sangat dirasakan atau mendesak.

main peran dapat disebut sosiodrama

Azwar (2012: 15) mengartikan

dan psikodrama masing-masing tergan-

motivasi adalah rangsangan, dorongan

tung pada tujuan dalam permainan

ataupun

peranannya.

dimiliki seseorang atau sekolompok

Menurut

Nursalim

tenaga

yang

43)

masya-rakat yang mau berbuat dan

tujuan bermain peran dalam sosio-

bekerjasama secara optimal dalam

drama

melaksanakan

adalah:

a)

(2012:

pembangkit

menggambarkan

sesuatu

yang

telah

bagaimana seseorang atau beberapa

direncanakan untuk mencapai tujuan

orang menghadapi situasi sosial; b)

yang telah ditetapkan.

menggambarkan

bagaimana

meme-

Keberhasilan mendapatkan prestasi

cahkan masalah sosial; c) menggam-

sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi

barkan sikap kritis terhadap tingkah

(Ninawati, 2002: 56). Motivasi meru-

laku yang harus atau tidak dilakukan

pakan hal terpenting dalam proses

168

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

belajar karena motivasi bukan hanya

dunia sekeliling. Jadi, konsep diri ini

sebagai penggerak tingkah laku, tetapi

meliputi aspek siapa diri saya menurut

juga mengarahkan dan memperkuat

pikiran saya, pada posisi mana saya

tingkah laku dalam belajar. Tinggi

berada dan bagaimana saya harus

rendahnya

berperilaku.

motivasi

dalam

belajar

terkait dengan motivasi yang dimi-

Shavelson, Hubner dan Stanton

likinya. Moss dan Kagen (dalam

(dalam Prasetyo dan Nanang:2006)

Burn:1993) juga mengatakan hal yang

menyatakan bahwa konsep diri meru-

sama bahwa keinginan untuk berhasil

pakan persepsi seseorang terhadap

dipengaruhi oleh konsep diri yang

dirinya sendiri, dimana persepsi ini

dimiliki individu.

dibentuk

melalui

pengalaman

dan

Dari uraian mengenai motivasi

interprestasi seseorang terhadap dirinya

berprestasi di atas dapat disimpulkan

sendiri. Konsep diri merupakan hal

bahwa motivasi berprestasi adalah

yang penting dalam kehidupan sebab

usaha yang dilakukan individu untuk

pemahaman seseorang mengenai kon-

mempertahankan kemampuan pribadi

sep dirinya akan menentukan dan

setinggi mungkin, untuk mengatasi

mengarahkan perilaku dalam berbagai

rintangan-rintangan,

bertujuan

situasi. Jika konsep diri seseorang

untuk berhasil dalam kompetisi dalam

negatif, maka akan negatiflah perilaku

suatu

Ukuran

seseorang, sebaliknya jika konsep diri

prestasi

seseorang

ukuran

keunggulan

dan

keunggulan.

dapat

berupa

positif,

maka

positiflah

sendiri sebelumnya atau dapat pula

perilaku seseorang tersebut (Fits dan

prestasi orang lain. Selain itu penga-

Shavelson, dalam Puspasari, 2006:56).

laman individu, latar belakang budaya

Sedangkan Hurlock dalam Widyastuti

dimana individu dilahirkan, peniruan

(2014: 56) menambahkan bahwasanya

perilaku maupun harapan orang tua

konsep diri individu dapat menentukan

merupakan faktor-faktor yang mempe-

keberhasilan dan kegagalan seseorang

ngaruhi motivasi dalam berprestasi.

dalam hubungannya dengan masya-

Konsep diri menurut Nihayah dan

rakat.
Dari beberapa definisi di atas,

Aziz (2005: 22) diartikan sebagai cara
tentang dirinya

dapat disimpulkan bahwasanya konsep

sendiri dan cara pandang dia terhadap

diri adalah sebuah pandangan ataupun

pandang seseorang

169

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

persepsi individu mengenai dirinya

dilakukan melalui "interaksi dengan

sendiri yang terbentuk melalui interaksi

orang lain" yang tentunya disertai

dengan lingkungan serta berpengaruh

persepsi dan kesadaran kita tentang

terhadap aktivitas kehidupan individu

cara orang lain tersebut melihat kita

tersebut.

dan reaksi

Pada awalnya konsep diri meru-

mereka terhadap kita.

(Sobur, 2014: 516).

pakan suatu konstruk yang bersifat

Konsep diri terbentuk berdasarkan

umum atau yang lebih dikenal dengan

persepsi seseorang tentang sikap orang

istilah unidimensional (Prasetyo, 2006:

lain terhadap dirinya. Konsep diri pada

76). Konsep diri umum meru-pakan

dasarnya

generalisasi pemahaman konsep diri

tahapan, yang paling mendasar adalah

tanpa melihat deskripsi spesifik dari

konsep diri primer yaitu terbentuk atas

apa yang dilihat secara khusus. Hal ini

dasar pengalamannya terhadap ling-

mengandung arti bahwa konsep diri

kungannya

umum merupakan pemahaman seorang

kungan rumahnya sendiri. Pengalaman-

individu terhadap diri mereka secara

pengalaman berbeda yang diterima

umum tanpa melihat bagian-bagian

melalui anggota rumah, orang tua,

yang lebih spesifik dari diri mereka

nenek, dan paman, ataupun saudara-

(Puspasari, 2007: 64).

saudara sekandung lainnya. Konsep

tersusun

atas

terdekatya,

berbagai

yaitu

ling-

Ada dua hal yang mendasari

tentang bagaimana perannya, aspirasi-

perkembangan konsep diri kita yaitu

aspirasinya ataupun tanggung jawab-

pengalaman diri kita secara situasional

nya dalam kehidupan ini, banyak

dan interaksi kita dengan orang lain.

ditentukan atas dasar didikan atau

Segenap pengalaman yang datang dari

tekanan-tekanan

kita

mempunyai

orang tuanya. Konsep diri sekunder

pengaruh kuat pada diri kita. Jika

banyak ditentukan pula oleh konsep

pengalaman-pengalaman itu merupa-

diri primernya. (Sobur, 2014: 510-511).

kan sesuatu yang sesuai dan konsisten

Pada masa perkembangan seora-

dengan nilai-nilai dan konsep diri

ng remaja sering mengalami konflik

secara rasional dapat kita terima. Selain

antara apa yang diharapkan dan apa

itu

yang nyatanya dia amati melalui sikap

tidak

untuk

seluruhnya

memperoleh

pengertian

mengenai diri kita tersebut dapat

orang

170

lain

yang

datang

terhadapnya.

dari

Dalam

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

pandangan Clara (Sobur 2014:511),

perkembangannya konsep diri terbagi

konsep

dua yaitu:

diri

terbentuk

atas

dua

komponen, yaitu komponen kognitif
dan

kognitif

yang memiliki yang tahu betul siapa

merupakan pengetahuan individu ten-

dirinya sehingga dirinya menerima

tang

Komponen

segala kelebihan dan kekurangan

kognitif merupakan penjelasan dari

evaluasi terhadap dirinya menjadi

"siapa saya" yang akan mem-beri

lebih positif serta mampu meran-

gambaran tentang diri saya. Gambaran

cang

diri tersebut akan membentuk citra diri

dengan realistis.

(self

afektif.

Komponen

a. Konsep diri positif adalah individu

keadaan

image).

dirinya.

Komponen

tujuan-tujuan

yang

sesuai

afektif

merupakan penilaian individu terhadap

b. Konsep diri negatif

diri. Penilaian tersebut akan memben-

Calhoun dan Acocella dalam Novita

tuk penerimaan terhadap diri (self

(2010) membagi konsep diri negatif

accep-tance), serta penghargaan diri

menjadi dua tipe, yaitu: a) Pan-

(self esteem) individu.

dangan individu tentang dirinya

Dengan

demikian

konsep

diri

benar-benar

tidak

tertur,

tidak

terbentuk seiring dengan pertumbuhan

memiliki kestabilan perasaan dan

manusia melalui proses belajar. Sum-

keutuhan diri. Individu tersebut

ber informasi dalam perkem-bangan

benar-benar

konsep diri adalah interaksi individu

dirinyakekuatan, dan kelemahanny

dengan orang lain. Proses belajar yang

atau apa yang dapat dihargai dalam

dilakukan individu dalam pembentukan

hidupnya. b) Pandangan tentang

konsep dirinya diperoleh dengan me-

dirinya terlalu stabil dan teratur. Hal

lihat reaksi-reaksi orang lain memenuhi

ini bisa terjadi karena individu

harapan-harapan orang lain atas peran

dididik dengan cara yang keras,

yang dimainkannya serta melakukan

sehingga menciptakan citra diri

identifikasi

yang tidak mengijinkan adanya

terhadap

orang

yang

dikaguminya.
Menurut Calhom dan Acocella
(1990) dalam Novita (2010: 32) dalam

tidak

tahu

penyimpangan

dari

hukum

pikirannya

dalam

siapa

seperangkat
yang

dipandang sebagai cara hidup yang
paling tepat. Dengan kata lain

171

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

bahwa

individu

yang

memiliki

mahannya dalam dirinya daripada

konsep diri negatif terdiri dari dua

aspek kelebihan atau kekuatan

tipe, yaitu individu yang tidak

yang dimilikinya.

mengerti siapa dirinya dan tidak
mengetahui

kekurangan

dan

Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula,

kelebihannya sedangkan tipe kedua

dimana

adalah individu yang memandang

pribadi yang “baik”. Berdasar penje-

drinya sangat teratur dan stabil.

lasan tersebut, maka konsep diri negatif

seseorang

merasa

sebagai

diri

dapat dicirikan dengan kurang pe-

negatif dan konsep diri positif, Nihayah

ngetahuan tentang diri sendiri, harapan-

dan Aziz (2005: 24-26) merinci konsep

harapan yang tidak realistik dan terllu

diri negatif dan konsep diri positif

tinggi atau rendahnya “self esteem”.

sebagai berikut:

b. Konsep Diri Positif

Berkaitan

dengan

konsep

Seseorang dapat dikatakan memiliki

a. Konsep Diri Negatif
Seseorang

dikatakan

konsep diri positif apabila:

memiliki

1) Memiliki pengetahuan menye-

konsep diri negatif apabila:
pengetahuan

luruh mengenai dirinya, men-

yang menyeluruh tentang dirinya,

cakup baik kelemahan maupun

ia kurang memahami siapa diri-

kelebihan dirinya.

1) Tidak

memiliki

2) Dapat menerima dirinya apa

nya, apa kelebihannya dan ke-

adanya. Bila mempunyai kelebi-

lemahan yang dimilikinya.
terhadap

han ia tidak sombong dan bila

dirinya sendiri yang terlalu kaku

mempunyai kelemahan ia tidak

(tidak dapat diubah) atau terlalu

kecewa.

2) Memiliki

pandangan

Menolak

3) Memiliki kesadaran yang besar

informasi yang baru (terutama

untuk mengubah atau mengu-

yang negatif) tentang dirinya,

rangi aspek dari diri yang ia

sehingga orang tersebut sulit

anggap merugikan sebagaimana

untuk mengubah konsep diri

umpan balik yang ia terima.

tinggi (berlebihan).

Berdasarkan penjelasan di atas

yang sudah dianggap betul.
3) Lebih banyak melihat aspek-

maka konsep diri positif dapat dici-

aspek kekurangan atau kele-

rikan dengan memiliki pengetahuan

172

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

yang luas dan berdiversifikasi tentang

oleh orang lain, apa yang ada pada

dirinya, harapan-harapan yang realistik

individu

dan “self esteem” yang tinggi atau

melalui interaksi tersebut. Untuk itu

pengharapan diri yang sehat.

evaluasi mereka mempengaruhi perkembangan konsep diri.

Wlliam Brooks dalam Sobur (2014:
518) menyebutkan empat faktor yang

dievaluasi orang lain

c. Roles You Play - Role Taking

mempengaruhi perkembangan konsep

Peran

yang dimainkan individu

diri seseorang yaitu:

adalah

a. Self Appraisal-Viewing Self as an

individu. Lebih banyak peran yang

hasil

dari

sistem

nilai

dimainkan dan dianggap positif oleh

Object
Istilah

ini

menunjukkan

orang lain semakin positif konsep

suatu

diri individu.

pandangan yang menjadikan diri
sendiri

sebagai

objek

dalam

d. Reference Groups

komunikasi atau kesan individu

Yang dimaksud dengan reference

terhadap

groups

diri

sendiri.

Apabila

atau

kelompok

rujukan

merasakan apa yang tidak disukai

adalah kelompok yang kita menjadi

tentang dirinya. maka individu be-

anggota

rusaha untuk mengubahnya. Apabila

banyak kelompok rujukan yang

tidak mau mengubahnya, ini meru-

menganggap diri individu positif

pakan awal dari konsep diri yang

semakin positif pula konsep diri

negatif

individu.

terhadap

diri

sendiri.

didalamnya.

Semakin

Semakin besar pengalaman positif
yang

diperoleh

semakin

positif

Metode Penelitian
Penelitian

konsep diri individu sebaliknya
semakin besar pengalaman negatif
yang didapat, maka semakin besar

penelitian
penelitian

ini

temasuk

kuantitatif.
yang

jenis

Rancangan

digunakan

dalam

penelitian ini termasuk dalam jenis pre-

pengalaman yang diperolehnya.

eksperimental design dengan metode

b. Reaction and Respons of Others
Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi
serta respons orang lain terhadap
diri individu. Dengan demikian apa
yang ada dalam diri kita dievaluasi

one-shot case studi (untuk membandingkan hasil dengan membandingkan mean (Arikunto, 2006: 306).
Penelitian

akan

mmengambil

dua

kelompok, yang masing-masing kelom173

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

pok akan dikenai treatment. Dua hal

Y1 :Hasil pengembangan konsep diri

yang menjadi pertimbangan peneliti

yang

untuk menggunakan desain ini, yaitu:

simulasi dengan motivasi tinggi.

1)

Subyek

kelompok

penelitian

adalah

dua

yang

tidaknya

untuk

mengetahui

ada

pengaruh

treatment

yang

diberikan terhadap konsep diri siswa.

menggunakan

role

playingdengan motivasi tinggi
Y3 :Hasil pengembangan konsep diri

kelompok treatment diri), 2) Dapat
digunakan

permainan

Y2 :Hasil pengembangan konsep diri

yaitu kelompok treatment

dengan metode permainan simulasi dan

menggunakan

yang

menggunakan

permainan

simulasi dengan motivasi rendah.
Y4 : Hasil pengembangan konsep diri
yang menggunakan role playing dengan

Sementara itu untuk menentukan

motivasi rendah.

nilai motivasi tinggi dan rendah, rancangan

penelitiannya

menggunakan

Subyek dalam penelitian ini adalah

Teknik Analisis Varian Dua Jalur

siswa kelas VIII SMP Negeri 1

(2x2).

Arosbaya sejumlah 165 orang pada
tahun pelajaran 2015/2016. Pengam-

Tabel 1: Teknik Analisis Varian Dua
Jalur (2x2)
Metode
Motivasi

bilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang

Permainan
Simulasi
(X1)

Role Playing
(X2)

Y1

Y2

Motivasi tinggi
(A1)
Motivasi Rendah
(A2)

memberikan peluang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2008:124). Sampel yang diambil dari

Y3

Y4

masing-masing

kelas

ialah

dua

Keterangan:

kelompok kelas sejumlah 68 siswa,

X1 : Pelaksanaan Bimbingan kelompok

secara

dengan metode permainan simulasi

sekolah,

X2 : Pelaksanaan Bimbingan kelompok
dengan metode role palying
A1 : Motivasi tinggi
A2 : Motivasi rendah

acak

akan

masing-masing

masing-masing

diberi

kelompok

dari

treatmen
dengan

kelompok
bimbingan

menggunakan

metode permainan simulasi dan role
playing.

Setiap

kelompok

kelas

dibentuk menjadi 4 kelompok masing-

174

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

masing kelompok terdiri dari 8 orang/

signifikan (p) > 0,05, maka (Ho)

siswa.

diterima

Metode

yang

akan

digunakan

adalah eksperimen, metode ini diguna-

dan

(Ha)

ditolak,

tetapi

apabila nilai signifikan (P) < 0,05,
maka (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.

kan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan

kondisi yang terkendali. Dalam penelitian ini perlakuan yang akan diberikan
adalah bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dan role

hasil

analisis

di-

ketahui bahwa untuk hasil analisis
varians 2-jalur dapat dilihat dalam tabel
berikut:

playing serta motivasi terhadap peningkatan konsep diri siswa. Dalam

Tabel 2: Hasil Varians 2-jalur
Tests of Between-Subjects Effects

penelitian ini data yang diungkap

Dependent Variable: Konsep Diri
Type III Sum
Source
of Squares
Corrected Model
1922,699a
Intercept
794107,711
Metode
214,279
Motivasi
1602,465
Metode * Motivasi
314,214
Error
3806,739
Total
839755,000
Corrected Total
5729,438

adalah aspek psikologis yaitu motivasi
dan konsep diri. Untuk mengungkap
motivasi dan konsep diri dengan
menggunakan skala psikologi.
Uji Varians 2-jalur digunakan
untuk menjawab apakah ada perbedaan

df
3
1
1
1
1
140
144
143

Mean Square
F
640,900
23,570
794107,711 29204,810
214,279
7,881
1602,465
58,934
314,214
11,556
27,191

Sig.
,000
,000
,006
,000
,001

a. R Squared = ,336 (Adjusted R Squared = ,321)

konsep diri siswa kelas VIII di SMPN
1 Arosbaya diberi layanan bimbingan

Berdasarkan tabel di atas hasil

kelompok dengan metode permainan

analisis varians 2-jalur diperoleh hasil

simulasi dan role playing. Serta adakah

sebagai berikut:

perbedaan siswa yang mempunyai

a) Hasil

analisis

(F-hitung)

antar

motivasi tinggi dan rendah terhadap

perlakuan dengan metode permainan

konsep diri siswa. Untuk mengujinya

simulasi dan role playing sebesar

menggunakan bantuan program SPSS

7,881,

windwos versi 16. Teknik pengujian

(sign.) = 0,006, berarti signifikan.

hipotesis

yang

ditempuh

dalam

b) Hasil

dengan taraf signifikan

analisis

(F-hitung)

untuk

penelitian ini adalah dengan mene-

perlakuan siswa yang mempunyai

tapkan taraf signifikan yaitu 5% (0,05),

motivasi rendah dan motivasi tinggi

apabila nilai t hitung dengan nilai

terhadap konsep diri sebesar 58,954,

175

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

dengan

taraf signifikan (sign)

berprestasi rendah
dan
motivasi
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.

= 0,000 berarti signifikan.
c) Hasil

analisis

(F-hitung)

antar

Ho:
Terdapat
perbedaan siswa
yang mempunyai
motivasi
berprestasi rendah
dan
motivasi
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.

perlakuan metode permainan simulasi, role

playing dan motivasi

terhadap

terhadap

konsep

diri

sebesar 11,556 dengan
taraf signifikan (sign) = 0.001berarti

Ha:
Terdapat interaksi
antara
metode
layanan
bimbingan
kelompok
dan
motivasi terhadap
konsep diri siswa.

signifikan.
Berdasarkan hasil analisis di atas
selanjutnya digunakan untuk dasar
pengujian hipotesis penelitian. Untuk
keperluan tersebut dibawah ini ada

sebagai berikut:
Rangkuman

Pengujian

Hipotesis

Fhitung

Sig.

Keterangan

Ha:
Terdapat
perbedaan
bimbingan
kelompok dengan
metode permainan
simulasi dan role
playing terhadap
konsep diri siswa.

7,881

0,005

Ha diterima
Ho ditolak

Ha diterima
Ho ditolak

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara
bimbingan kelompok dengan metode
permainan simulasi dan role palying
serta motivasi

terhadap konsep diri

pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Ho:
Tidak
terdapat
perbedaan
bimbingan
kelompok dengan
metode permainan
simulasi dan role
playing terhadap
konsep diri siswa.
Ha:
Terdapat
perbedaan siswa
yang mempunyai
motivasi

0,001

Ho:
Tidak
terdapat
interaksi
antara
metode layanan
bimbingan
kelompok
dan
motivasi terhadap
konsep diri siswa.

tabel rangkuman pengujian hipitesis

Tabel 3:
Hipotesis

11,556

Arosbaya,

hal

ini

dapat

diinter-

pretasikan bahwa berdasar hasil analisis

(F-hitung) metode bimbingan

kelompok

dan

motivasi

terhadap

konsep diri (metode*motivasi) sebesar
58,954

0,000

Ha diterima
Ho ditolak

11,556 dengan taraf signifikan (Sign.)
= 0.001 berarti signifikan. Sesuai
dengan kreteria pengujian

176

hipotesis

Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo

yang telah ditetapkan, hasil tersebut di

Berdasarkan kesimpulan di atas,

atas menujukkan nilai sign. (P) ≤ 0,005

maka agar terjalin interaksi yang positif

(5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat

dan berarti antara bimbingan kelompok

disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha)

dengan metode permainan simulasi dan

diterima, hipitesis nihil (Ho) ditolak.

role palying serta motivasi

Jadi kesimpulannya terdapat interaksi

konsep diri, hendaknya guru BK

bimbingan kelompok dengan metode

memprogramkan dan mengimplemen-

permainan simulasi, role playing serta

tasikan layanan bimbingan kelompok

motivasi terhadap konsep diri siswa.

secara

sistematis

dan

terhadap

berkesinam-

bungan bagi semua siswa asuhnya, baik
yang

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasi penelitian, maka peneli-tian

bermasalah

maupun

tidak.

Sehingga konsep diri siswa selalu
berkembang ke arah yang positif.

ini dapat disimpulkan berikut:
1.

Ada

perbedaan

bimbingan

pelaksanaan

kelompok

dengan

metode permai-nan simulasi dan
role playing terhadap konsep diri.
2.

Ada perbedaan motivasi
dan

motivasi

rendah

tinggi
terhadap

konsep diri siswa.
3.

Ada interaksi antara bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi dan role palying
serta motivasi
diri

siswa.

terhadap konsep
Dengan

demikian

berarti ada pengaruh bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing,
serta motivasi terhadap konsep diri
siswa.

Daftar Pustaka
Anitah, Sri, W, dkk. (2007) Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi; 2006. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan
Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Burn, R.B., Konsep Diri. 1993, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.

Damayanti, Upi. 2012. Bimbingan
Kelompok.
Surabaya:
Usaha
Nasional.
Juntika, Achmad Nurihsan dan Akur
Sudianto.
2006.
Manajemen
Bimbingan dan Konseling di SMA
Kurikulum 2004; Jakarta; PT
Gramedia.
Natawidjaja, Rochman. 2001. Pendekatanpendekatan Penyuluhan Kelompok I.
Bandung: CV. Diponegoro.

Nihayah, Nurul.,
dan Aziz,
Mohammad. 2005. Pengembangan
Potensi Diri. Jakarta: Depag RI.

177

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178

Ninawati,
Yulia.
2002.
Psikologi
Pendidikan. Tarsito: Bandung.

Novita, Tri Diah, 2010, Pengaruh
Bermain
Peran
Prososial
Terhadap
Peningkatan Konsep
Diri Anak Pada Siswa SD Negeri 1
Prambanan:
Tesis
tidak
diterbitkan: UNS-F. Kedokteran
Jur. Psikologi.
Nursalim. 2012. “Sosiodrama” dalam
Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan; Volume 13 Nomor 1,
Juli 2012 Surabaya.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa

Indonesia. 2008. Kamus Besar
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Depdiknas.
Widyastuti, Zeni. 2014. Psikologi
Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prayitno. 2004. Panduan Pelayanan BK
Berbasis
Kompetensi.
SMU,
Kejuruan, MA dan Sederajat. Tidak
diterbitkan. Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas.
Prayitno. 2008. Bimbingan dan Konseling
untuk Sekolah Menengah. Jakarta:

Gramedia.
Prasetyo, Nanang. 2006. Konsep Diri.
Malang: Sinar Harapan.
Puspasari, Dewi. 2007. Konsep Diri Suatu
Tinjauan Psikologis. Bumi Aksara:

Jakarta
Rahmat, Jalaludin. 1994. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja
Karya.
Roestiyah.2008. Strategi Belajar Megajar.
Rineka Cipta.Jakarta

Romlah, T. 2001. Teori dan Praktik
Bimbingan Kelompok. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Rusmana, Ketut. 2009. Teknik Konseling
Individual
dan
Dasar
Penyelenggaraan
Konseling
Kelompok. Bandung: Tarsito.
Sardiman, 2005. Psikologi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.

Sobur, Alex. 2014. Psikologi Umum;
Bandung; Pustaka Setia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut dan
Nila
Kusmawati.
2008.
Proses
Bimbingan dan Konseling Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanti, Yulia. 2010. Panduan Pelayanan
BK. Jakarta: Depdiknas.

178

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5