View of Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Role Playing Serta Motivasi Terhadap Konsep Diri Siswa SMP
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Role
Playing Serta Motivasi Terhadap Konsep Diri Siswa SMP
Untung Subagyo
email:untungsubagyo62@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkap ada tidaknya pengaruh
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan metode permainan simulasi dan role
playing, serta motivasi terhadap perkembangan konsep diri siswa. Metode yang
digunakan adalah eksperimen kuantitatif. Data yang diungkap aspek psikologis
yaitu motivasi dan konsep diri, dengan menggunakan instrumen quisioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara layanan bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing, serta motivasi
terhadap konsep diri siswa.
Kata Kunci: bimbingan kelompok, permainan simulasi, role playing, motivasi,
konsep diri.
Abstract: This research is done to know whether the influence of group consul to
the game simulation, role playing, and motivation to students concept
development. This research uses experimental quantitative. The data showed
phsycology is motivation and self-concept by using questioner. The result of the
study shows that there is an interaction between counselling and game simulation,
role playing, and motivation to students self-concept.
Key words: Group consul, game simulation, role playing, motivation, selfconcept.
daya dan lain-lain. Untuk menghadapi
Pendahuluan
Pada era globalisasi ini, kita se-
tantangan ini diperlukan kesiapan indi-
dang memasuki suatu abad baru yang
vidu secara fisik dan mental, agar lebih
banyak menimbulkan perubahan dan
mampu mengatasi berbagai hal dalam
kemajuan. Namun perubahan dan ke-
mencapai kesuk-sesan. Bagaimana kita
majuan yang kita alami juga didiringi
menghadapi tantangan yang ada biasa
tantangan yang besar. Tantangan akibat
dimulai dengan berempati, mengubah
perubahan dan kemajuan yang cepat,
cara pandang, mengelola emosi dan
terjadi baik pada aspek sosial, budaya,
mengambil resiko.
dan teknologi. Permasalahan-perma-
Pandangan dan sikap negatif ter-
salahan yang dihadapi akibat peru-
hadap kualitas kemampuan yang dimi-
bahan tersebut semakin komplek, baik
liki mengakibatkan ia memandang se-
masalah pribadi, sosial, ekonomi, bu-
luruh tugasnya sebagai sesuatu yang
163
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
sulit diselesaikan. Berbagai penelitian
dirinya sendiri. Namun siswa yang
yang dilakukan para ahli menunjukkan,
memiliki konsep diri negatif,
bahwa pandangan individu terhadap
memiliki
dirinya sendiri sangat menentukan
keutuhan diri, juga tidak mengenal diri
keberhasilan yang akan dicapai. Panda-
baik dari segi kelebihan maupun
ngan dan sikap individu terhadap
kekurangannya atau sesuatu yang ia
dirinya inilah yang dikenal dengan
hargai dalam hidupnya.
konsep diri. Konsep diri merupakan
perasaan
Masalah
dan
tidak
kestabilan
kegagalan
dan
yang
pandangan menyeluruh individu ten-
dialami siswa disebabkan oleh sikap
tang totalitas dari diri sendiri mengenai
negatif terhadap dirinya sendiri, yaitu
karakteristik
nilai-nilai
menganggap dirinya tidak berarti, indi-
kehidupan, prinsip kehidupan mora-
vidu kurang menerima peraturan/norma
litas, kelemahan dan segala yang
yang telah ditetapkan, sehingga ada
terbentuk dari segala pengalaman dan
sifat membrontak pada dirinya yang
interaksinya dengan orang lain (Burns,
menentang aturan tersebut. Perilaku
1993:50)”. Konsep diri penting artinya
siswa yang menyimpang dari aturan
karena individu dapat memandang diri
yang berlaku di sekolah disebabkan
dan dunianya, mempengaruhi tidak
oleh
hanya individu berperilaku, tetapi juga
dirinya, yaitu dirinya tidak mampu
tingkat kepuasan yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugasnya. Sekolah me-
hidupnya. Siswa yang memiliki konsep
rupakan salah satu tempat pendidikan
diri positif ia akan memiliki dorongan
bagi siswa untuk dapat mengem-
mandiri lebih baik, ia dapat mengenal
bangkan
serta
sendiri
bimbingan dan konseling. Layanan
efektif
bimbingan kelompok dengan metode
dalam berbagai situasi. Konsep diri
permainan simulasi dan role playing
positif bukanlah suatu kebanggaan
merupakan salah satu jenis layanan
yang besar tentang diri tetapi berupa
yang dianggap tepat untuk memberikan
penerimaan diri. Siswa yang memiliki
kontribusi pada siswa untuk mening-
konsep diri positif dapat memahami
katkan
dan menerima sejumlah factor yang
bangkan konsep diri positif. Layanan
sangat
bimbingan kelompok dengan metode
kepribadian,
memahami
sehingga
dapat
dirinya
berperilaku
bermacam-macam
tentang
164
pandangan
diri
motivasi
negatif
melalui
dalam
terhadap
layanan
mengem-
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
simulasi dan role playing bertujuan
konselor melalui kegiatan kelompok
untuk membantu siswa menemukan
yang dapat berguna untuk mencegah
makna diri (jati diri) di dunia sosial dan
berkembangnya masalah-masalah yang
memecahkan dilema dengan bantuan
dihadapi anak.
Prayitno (2008: 17) mengartikan
kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
layanan bimbingan kelompok meru-
mengetahui ada atau tidaknya interaksi
pakan suatu proses pemberian bantun
antara penerapan bimbingan kelompok
kepada
dengan metode permainan simulasi dan
kelompok yang memungkinkan setiap
role playing serta motivasi terhadap
anggota untuk belajar berpartisipasi
konsep diri pada siswa kelas VIII di
aktif dan berbagi pengalaman dalam
SMPN 1 Arosbaya kabupeten Bang-
upaya pengembangan wawasan, sikap
kalan.
dan atau keterampilan yang diperlukan
Bimbingan
kelompok
menurut
individu
dalam upaya
melalui
suasana
mencegah timbulnya
Juntika (2006: 23) adalah bantuan
masalah atau dalam upaya pengem-
terhadap individu yang dilaksanakan
bangan pribadi.
dalam situasi kelompok. Selain itu
Natawidjaja (2001: 31) mengar-
Mungin (2005:17) menyatakan bim-
tikan bimbingan kelompok yaitu suatu
bingan kelompok adalah suatu kegiatan
teknik bimbingan yang diberikan oleh
kelompok dimana pimpinan kelompok
konselor yang diberikan sekelompok
menyediakan informasi-informasi dan
siswa dengan tujuan membantu siswa
mengarahkan diskusi agar anggota
atau
kelompok menjadi lebih sosial atau
menghadapi
untuk
dihadapi dengan menem-patkan dirinya
membantu
kelompok untuk
anggota-anggota
mencapai
tujuan-
tujuan bersama. Sementara itu menurut
di
sekelompok
dalam
sisw-a
yang
masalah-masalah
suatu
yang
kehidu-pan
atau
kegiatan kelompok yang sesuai.
bimbingan
Dari berbagai pendapat tersebut
kelompok merupakan salah satu tehnik
dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dalam
kelompok
Damayanti
(2012:
bimbingan
40)
konseling
untuk
merupakan
salah
satu
memberikan bantuan kepada peserta
layanan bimbingan dan konseling yang
didik/siswa
seorang
yang
guru
dilakukan
oleh
diberi-kan kepada sejumlah individu
pembimbing
atau
dalam
165
bentuk
kelompok
dengan
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
memanfaatkan
dinamika
kelompok
untuk membahas topik tertentu yang
artinya tiruan atau perbuatan yang
pura-pura.
dipimpin oleh pemimpin kelompok
Menurut
Adam
(1973)
dalam
yaitu guru pembimbing/konselor yang
Romlah (2001: 118) permainan simu-
bertujuan
pemahaman,
lasi (simulation games) adalah per-
pertimbangan
mainan yang dimaksudkan untuk me-
pengambilan keputusan dan tindakan
refleksikan situasi-situasi yang terdapat
individu. Melalui dinamika kelompok
dalam kehidupan sebenarnya. Tetapi
yang intensif, pembahasan topik-topik
situasi itu hampir selalu dimodifikasi,
itu mendorong pengembangan pera-
apakah dibuat lebih sederhana, atau
saan, pikiran, persepsi, wawasan dan
diambil sebagian, atau dikeluarkan dari
sikap yang menunjang diwujudkannya
konteksnya. Menurut Roestiyah (2008:
tingkah laku yang lebih efektif. Dengan
22) simulasi adalah tingkah laku
diadakannya bimbingan kelompok ini
seseorang untuk berlaku seperti orang
dapat bermanfaat bagi siswa karena
yang dimaksudkan, dengan tujuan agar
dengan bimbingan kelompok akan
orang itu dapat mempelajari lebih
timbul
anggota-
mendalam tentang bagaimana orang itu
anggota kelompok mereka memenuhi
merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa
kebutuhan psikologis.
berlatih meme-gang peranan sebagai
menunjang
pengembangan
dan
interaksi
dengan
Bimbingan kelompok dalam pelak-
orang lain.
sanannya ada beberapa metode yang
Berdasarkan dari beberapa pen-
digunakan salah satunya salah adalah
dapat
permainan simulasi. Permainan (Ga-
merupakan salah satu teknik yang
mes) adalah sebagai transaksi yang
merefleksi situasi-situasi yang terdapat
melibatkan konsekuensi yang menga-
dalam kehidupan sebenarnya. dengan
syikkan (pay off), baik itu menghukum
tujuan agar orang itu dapat mempe-
atau
yang
lajari lebih mendalam tentang bagai-
memainkannya, melibatkan pula motif
mana orang itu merasa berbuat sesuatu.
tersembunyi (Rusmana, 2009: 61).
Melalui permainan simulasi mengan-
Sedangkan simulasi berasal dari kata
dung kemampuan untuk memanfaatkan
simulate yang artinya pura-pura atau
gambaran positif tentang dinamika
berbuat seolah-olah. Kata simulation
kelompok, dimana seseorang mempela-
mengganjar
pribadi
166
tersebut
permainan
simulasi
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
Bermain peran (Role playing) juga
jari diri sendiri dan hubungan-hubu-
merupakan salah satu metode dalam
ngan mereka dengan orang lain.
Dalam bimbingan kelompok de-
bimbingan kelompok. Menurut Bennett
ngan menggunakan permainan simula-
dalam Romlah (2001: 99) mengemu-
si menurut Roestiyah (2008: 2) bertu-
kakan:
juan agar seseorang dapat mempelajari
adalah suatu alat belajar yang mengam-
lebih mendalam tentang bagaimana
barkan ketrampilanketram-pilan dan
orang itu merasa dan berbuat sesuatu.
pengertian-pengertian mengenai hubu-
Jadi siswa itu berlatih memegang
ngan antar manusia dengan jalan
peranan orang lain, sehingga siswa
memerankan situasi-situasi yang pa-
dapat berperan seperti orang-orang atau
ralel dengan yang terjadi dalam kehidu-
dalam keadaan yang dikehendaki.
pan yang sebenarnya. Didalamnya
bahwa
permainan
peranan
Romlah
Bennett menyebutkan ada dua macam
(2001:118) Permainan simulasi dibuat
permainan peranan, yaitu sosiodrama
dengan tujuan membantu siswa untuk
adalah
mempelajari pengalaman-pengalaman
ditujukan untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan aturan-aturan
sosial yang timbul dalam hubungan
sosial. Dalam hal ini peserta permainan
antar
dapat memerankan peran yang sama
adalah psikodrama adalah per-mainan
sekali asing baginya. Para pemain
yang dimaksudkan agar individu yang
harus berperan dan berperilaku seperti
bersangkutan
jika mereka benar-benar terlibat dalam
pengertian yang lebih baik tentang
situasi kehidupan yang sebenarnya.
dirinya, dapat menemukan konsep
Begitu
juga
Berdasarkan
menurut
berbagai
pendapat
permainan
manusia.
peranan
yang
Sedangkan
dapat
kedua
memperoleh
dirinya, menyatakan kebu-tuhan-kebu-
diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
tuhannya,
permainan simulasi dalam pelaksanaan
terhadap
bimbingan kelompok adalah membantu
dirinya. Mereka berinteraksi sesama
setiap siswa dalam mengembangkan
mereka
kemampuan bersosialisasi, berkomuni-
Menurut Nursalim (2002:63) dalam
kasi, beradaptasi dan mencegah ber-
jurnal
kembangnya suatu masalah.
Bimbingan (2012:43) sosiodrama merupakan
167
dan
menyatakan
tekanan-tekanan
melakukan
Psikologi
teknik
peran
reaksi
ter-hadap
terbuka.
Pendidikan
dalam
dan
bimbingan
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
kelompok untuk memecahkan masalah-
dalam situasi tertentu; d) memberikan
masalah sosial melalui kegiatan ber-
kesempatan untuk meninjau situasi
main peran.
sosial dari berbagai sudut pandang.
Sardiman (2007: 73), menyebut-
Dari berbagai pendapat tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
kan motif dapat diartikan sebagai daya
bimbingan kelompok dengan metode
upaya
bermain peran (role playing)
mem-
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
punyai pengertian bahwa suatu metode
dikatakan sebagai daya penggerak dari
atau teknik dalam bimbingan kelompok
dalam dan di dalam subjek untuk
yang melibatkan interaksi dua siswa
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
atau lebih dengan memerankan suatu
demi mencapai suatu tujuan. Bahkan
peran
situasi
motif dapat dikatakan sebagai suatu
masalah sosial maupun memahami
kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal
tentang pengertian yang lebih baik
dari kata motif itu, maka motivasi
tentang dirinya, dapat menemukan
dapat diartikan sebagai daya penggerak
konsep dirinya, menya-takan kebutu-
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
han-kebutuhannya,
menyatakan
aktif pada saat-saat tertentu, terutama
tekanan-tekanan
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
reaksi
tertentu
dari
suatu
dan
terhadap
terhadap dirinya. Sehingga dalam ber-
yang
mendorong
seseorang
sangat dirasakan atau mendesak.
main peran dapat disebut sosiodrama
Azwar (2012: 15) mengartikan
dan psikodrama masing-masing tergan-
motivasi adalah rangsangan, dorongan
tung pada tujuan dalam permainan
ataupun
peranannya.
dimiliki seseorang atau sekolompok
Menurut
Nursalim
tenaga
yang
43)
masya-rakat yang mau berbuat dan
tujuan bermain peran dalam sosio-
bekerjasama secara optimal dalam
drama
melaksanakan
adalah:
a)
(2012:
pembangkit
menggambarkan
sesuatu
yang
telah
bagaimana seseorang atau beberapa
direncanakan untuk mencapai tujuan
orang menghadapi situasi sosial; b)
yang telah ditetapkan.
menggambarkan
bagaimana
meme-
Keberhasilan mendapatkan prestasi
cahkan masalah sosial; c) menggam-
sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi
barkan sikap kritis terhadap tingkah
(Ninawati, 2002: 56). Motivasi meru-
laku yang harus atau tidak dilakukan
pakan hal terpenting dalam proses
168
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
belajar karena motivasi bukan hanya
dunia sekeliling. Jadi, konsep diri ini
sebagai penggerak tingkah laku, tetapi
meliputi aspek siapa diri saya menurut
juga mengarahkan dan memperkuat
pikiran saya, pada posisi mana saya
tingkah laku dalam belajar. Tinggi
berada dan bagaimana saya harus
rendahnya
berperilaku.
motivasi
dalam
belajar
terkait dengan motivasi yang dimi-
Shavelson, Hubner dan Stanton
likinya. Moss dan Kagen (dalam
(dalam Prasetyo dan Nanang:2006)
Burn:1993) juga mengatakan hal yang
menyatakan bahwa konsep diri meru-
sama bahwa keinginan untuk berhasil
pakan persepsi seseorang terhadap
dipengaruhi oleh konsep diri yang
dirinya sendiri, dimana persepsi ini
dimiliki individu.
dibentuk
melalui
pengalaman
dan
Dari uraian mengenai motivasi
interprestasi seseorang terhadap dirinya
berprestasi di atas dapat disimpulkan
sendiri. Konsep diri merupakan hal
bahwa motivasi berprestasi adalah
yang penting dalam kehidupan sebab
usaha yang dilakukan individu untuk
pemahaman seseorang mengenai kon-
mempertahankan kemampuan pribadi
sep dirinya akan menentukan dan
setinggi mungkin, untuk mengatasi
mengarahkan perilaku dalam berbagai
rintangan-rintangan,
bertujuan
situasi. Jika konsep diri seseorang
untuk berhasil dalam kompetisi dalam
negatif, maka akan negatiflah perilaku
suatu
Ukuran
seseorang, sebaliknya jika konsep diri
prestasi
seseorang
ukuran
keunggulan
dan
keunggulan.
dapat
berupa
positif,
maka
positiflah
sendiri sebelumnya atau dapat pula
perilaku seseorang tersebut (Fits dan
prestasi orang lain. Selain itu penga-
Shavelson, dalam Puspasari, 2006:56).
laman individu, latar belakang budaya
Sedangkan Hurlock dalam Widyastuti
dimana individu dilahirkan, peniruan
(2014: 56) menambahkan bahwasanya
perilaku maupun harapan orang tua
konsep diri individu dapat menentukan
merupakan faktor-faktor yang mempe-
keberhasilan dan kegagalan seseorang
ngaruhi motivasi dalam berprestasi.
dalam hubungannya dengan masya-
Konsep diri menurut Nihayah dan
rakat.
Dari beberapa definisi di atas,
Aziz (2005: 22) diartikan sebagai cara
tentang dirinya
dapat disimpulkan bahwasanya konsep
sendiri dan cara pandang dia terhadap
diri adalah sebuah pandangan ataupun
pandang seseorang
169
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
persepsi individu mengenai dirinya
dilakukan melalui "interaksi dengan
sendiri yang terbentuk melalui interaksi
orang lain" yang tentunya disertai
dengan lingkungan serta berpengaruh
persepsi dan kesadaran kita tentang
terhadap aktivitas kehidupan individu
cara orang lain tersebut melihat kita
tersebut.
dan reaksi
Pada awalnya konsep diri meru-
mereka terhadap kita.
(Sobur, 2014: 516).
pakan suatu konstruk yang bersifat
Konsep diri terbentuk berdasarkan
umum atau yang lebih dikenal dengan
persepsi seseorang tentang sikap orang
istilah unidimensional (Prasetyo, 2006:
lain terhadap dirinya. Konsep diri pada
76). Konsep diri umum meru-pakan
dasarnya
generalisasi pemahaman konsep diri
tahapan, yang paling mendasar adalah
tanpa melihat deskripsi spesifik dari
konsep diri primer yaitu terbentuk atas
apa yang dilihat secara khusus. Hal ini
dasar pengalamannya terhadap ling-
mengandung arti bahwa konsep diri
kungannya
umum merupakan pemahaman seorang
kungan rumahnya sendiri. Pengalaman-
individu terhadap diri mereka secara
pengalaman berbeda yang diterima
umum tanpa melihat bagian-bagian
melalui anggota rumah, orang tua,
yang lebih spesifik dari diri mereka
nenek, dan paman, ataupun saudara-
(Puspasari, 2007: 64).
saudara sekandung lainnya. Konsep
tersusun
atas
terdekatya,
berbagai
yaitu
ling-
Ada dua hal yang mendasari
tentang bagaimana perannya, aspirasi-
perkembangan konsep diri kita yaitu
aspirasinya ataupun tanggung jawab-
pengalaman diri kita secara situasional
nya dalam kehidupan ini, banyak
dan interaksi kita dengan orang lain.
ditentukan atas dasar didikan atau
Segenap pengalaman yang datang dari
tekanan-tekanan
kita
mempunyai
orang tuanya. Konsep diri sekunder
pengaruh kuat pada diri kita. Jika
banyak ditentukan pula oleh konsep
pengalaman-pengalaman itu merupa-
diri primernya. (Sobur, 2014: 510-511).
kan sesuatu yang sesuai dan konsisten
Pada masa perkembangan seora-
dengan nilai-nilai dan konsep diri
ng remaja sering mengalami konflik
secara rasional dapat kita terima. Selain
antara apa yang diharapkan dan apa
itu
yang nyatanya dia amati melalui sikap
tidak
untuk
seluruhnya
memperoleh
pengertian
mengenai diri kita tersebut dapat
orang
170
lain
yang
datang
terhadapnya.
dari
Dalam
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
pandangan Clara (Sobur 2014:511),
perkembangannya konsep diri terbagi
konsep
dua yaitu:
diri
terbentuk
atas
dua
komponen, yaitu komponen kognitif
dan
kognitif
yang memiliki yang tahu betul siapa
merupakan pengetahuan individu ten-
dirinya sehingga dirinya menerima
tang
Komponen
segala kelebihan dan kekurangan
kognitif merupakan penjelasan dari
evaluasi terhadap dirinya menjadi
"siapa saya" yang akan mem-beri
lebih positif serta mampu meran-
gambaran tentang diri saya. Gambaran
cang
diri tersebut akan membentuk citra diri
dengan realistis.
(self
afektif.
Komponen
a. Konsep diri positif adalah individu
keadaan
image).
dirinya.
Komponen
tujuan-tujuan
yang
sesuai
afektif
merupakan penilaian individu terhadap
b. Konsep diri negatif
diri. Penilaian tersebut akan memben-
Calhoun dan Acocella dalam Novita
tuk penerimaan terhadap diri (self
(2010) membagi konsep diri negatif
accep-tance), serta penghargaan diri
menjadi dua tipe, yaitu: a) Pan-
(self esteem) individu.
dangan individu tentang dirinya
Dengan
demikian
konsep
diri
benar-benar
tidak
tertur,
tidak
terbentuk seiring dengan pertumbuhan
memiliki kestabilan perasaan dan
manusia melalui proses belajar. Sum-
keutuhan diri. Individu tersebut
ber informasi dalam perkem-bangan
benar-benar
konsep diri adalah interaksi individu
dirinyakekuatan, dan kelemahanny
dengan orang lain. Proses belajar yang
atau apa yang dapat dihargai dalam
dilakukan individu dalam pembentukan
hidupnya. b) Pandangan tentang
konsep dirinya diperoleh dengan me-
dirinya terlalu stabil dan teratur. Hal
lihat reaksi-reaksi orang lain memenuhi
ini bisa terjadi karena individu
harapan-harapan orang lain atas peran
dididik dengan cara yang keras,
yang dimainkannya serta melakukan
sehingga menciptakan citra diri
identifikasi
yang tidak mengijinkan adanya
terhadap
orang
yang
dikaguminya.
Menurut Calhom dan Acocella
(1990) dalam Novita (2010: 32) dalam
tidak
tahu
penyimpangan
dari
hukum
pikirannya
dalam
siapa
seperangkat
yang
dipandang sebagai cara hidup yang
paling tepat. Dengan kata lain
171
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
bahwa
individu
yang
memiliki
mahannya dalam dirinya daripada
konsep diri negatif terdiri dari dua
aspek kelebihan atau kekuatan
tipe, yaitu individu yang tidak
yang dimilikinya.
mengerti siapa dirinya dan tidak
mengetahui
kekurangan
dan
Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula,
kelebihannya sedangkan tipe kedua
dimana
adalah individu yang memandang
pribadi yang “baik”. Berdasar penje-
drinya sangat teratur dan stabil.
lasan tersebut, maka konsep diri negatif
seseorang
merasa
sebagai
diri
dapat dicirikan dengan kurang pe-
negatif dan konsep diri positif, Nihayah
ngetahuan tentang diri sendiri, harapan-
dan Aziz (2005: 24-26) merinci konsep
harapan yang tidak realistik dan terllu
diri negatif dan konsep diri positif
tinggi atau rendahnya “self esteem”.
sebagai berikut:
b. Konsep Diri Positif
Berkaitan
dengan
konsep
Seseorang dapat dikatakan memiliki
a. Konsep Diri Negatif
Seseorang
dikatakan
konsep diri positif apabila:
memiliki
1) Memiliki pengetahuan menye-
konsep diri negatif apabila:
pengetahuan
luruh mengenai dirinya, men-
yang menyeluruh tentang dirinya,
cakup baik kelemahan maupun
ia kurang memahami siapa diri-
kelebihan dirinya.
1) Tidak
memiliki
2) Dapat menerima dirinya apa
nya, apa kelebihannya dan ke-
adanya. Bila mempunyai kelebi-
lemahan yang dimilikinya.
terhadap
han ia tidak sombong dan bila
dirinya sendiri yang terlalu kaku
mempunyai kelemahan ia tidak
(tidak dapat diubah) atau terlalu
kecewa.
2) Memiliki
pandangan
Menolak
3) Memiliki kesadaran yang besar
informasi yang baru (terutama
untuk mengubah atau mengu-
yang negatif) tentang dirinya,
rangi aspek dari diri yang ia
sehingga orang tersebut sulit
anggap merugikan sebagaimana
untuk mengubah konsep diri
umpan balik yang ia terima.
tinggi (berlebihan).
Berdasarkan penjelasan di atas
yang sudah dianggap betul.
3) Lebih banyak melihat aspek-
maka konsep diri positif dapat dici-
aspek kekurangan atau kele-
rikan dengan memiliki pengetahuan
172
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
yang luas dan berdiversifikasi tentang
oleh orang lain, apa yang ada pada
dirinya, harapan-harapan yang realistik
individu
dan “self esteem” yang tinggi atau
melalui interaksi tersebut. Untuk itu
pengharapan diri yang sehat.
evaluasi mereka mempengaruhi perkembangan konsep diri.
Wlliam Brooks dalam Sobur (2014:
518) menyebutkan empat faktor yang
dievaluasi orang lain
c. Roles You Play - Role Taking
mempengaruhi perkembangan konsep
Peran
yang dimainkan individu
diri seseorang yaitu:
adalah
a. Self Appraisal-Viewing Self as an
individu. Lebih banyak peran yang
hasil
dari
sistem
nilai
dimainkan dan dianggap positif oleh
Object
Istilah
ini
menunjukkan
orang lain semakin positif konsep
suatu
diri individu.
pandangan yang menjadikan diri
sendiri
sebagai
objek
dalam
d. Reference Groups
komunikasi atau kesan individu
Yang dimaksud dengan reference
terhadap
groups
diri
sendiri.
Apabila
atau
kelompok
rujukan
merasakan apa yang tidak disukai
adalah kelompok yang kita menjadi
tentang dirinya. maka individu be-
anggota
rusaha untuk mengubahnya. Apabila
banyak kelompok rujukan yang
tidak mau mengubahnya, ini meru-
menganggap diri individu positif
pakan awal dari konsep diri yang
semakin positif pula konsep diri
negatif
individu.
terhadap
diri
sendiri.
didalamnya.
Semakin
Semakin besar pengalaman positif
yang
diperoleh
semakin
positif
Metode Penelitian
Penelitian
konsep diri individu sebaliknya
semakin besar pengalaman negatif
yang didapat, maka semakin besar
penelitian
penelitian
ini
temasuk
kuantitatif.
yang
jenis
Rancangan
digunakan
dalam
penelitian ini termasuk dalam jenis pre-
pengalaman yang diperolehnya.
eksperimental design dengan metode
b. Reaction and Respons of Others
Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi
serta respons orang lain terhadap
diri individu. Dengan demikian apa
yang ada dalam diri kita dievaluasi
one-shot case studi (untuk membandingkan hasil dengan membandingkan mean (Arikunto, 2006: 306).
Penelitian
akan
mmengambil
dua
kelompok, yang masing-masing kelom173
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
pok akan dikenai treatment. Dua hal
Y1 :Hasil pengembangan konsep diri
yang menjadi pertimbangan peneliti
yang
untuk menggunakan desain ini, yaitu:
simulasi dengan motivasi tinggi.
1)
Subyek
kelompok
penelitian
adalah
dua
yang
tidaknya
untuk
mengetahui
ada
pengaruh
treatment
yang
diberikan terhadap konsep diri siswa.
menggunakan
role
playingdengan motivasi tinggi
Y3 :Hasil pengembangan konsep diri
kelompok treatment diri), 2) Dapat
digunakan
permainan
Y2 :Hasil pengembangan konsep diri
yaitu kelompok treatment
dengan metode permainan simulasi dan
menggunakan
yang
menggunakan
permainan
simulasi dengan motivasi rendah.
Y4 : Hasil pengembangan konsep diri
yang menggunakan role playing dengan
Sementara itu untuk menentukan
motivasi rendah.
nilai motivasi tinggi dan rendah, rancangan
penelitiannya
menggunakan
Subyek dalam penelitian ini adalah
Teknik Analisis Varian Dua Jalur
siswa kelas VIII SMP Negeri 1
(2x2).
Arosbaya sejumlah 165 orang pada
tahun pelajaran 2015/2016. Pengam-
Tabel 1: Teknik Analisis Varian Dua
Jalur (2x2)
Metode
Motivasi
bilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang
Permainan
Simulasi
(X1)
Role Playing
(X2)
Y1
Y2
Motivasi tinggi
(A1)
Motivasi Rendah
(A2)
memberikan peluang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2008:124). Sampel yang diambil dari
Y3
Y4
masing-masing
kelas
ialah
dua
Keterangan:
kelompok kelas sejumlah 68 siswa,
X1 : Pelaksanaan Bimbingan kelompok
secara
dengan metode permainan simulasi
sekolah,
X2 : Pelaksanaan Bimbingan kelompok
dengan metode role palying
A1 : Motivasi tinggi
A2 : Motivasi rendah
acak
akan
masing-masing
masing-masing
diberi
kelompok
dari
treatmen
dengan
kelompok
bimbingan
menggunakan
metode permainan simulasi dan role
playing.
Setiap
kelompok
kelas
dibentuk menjadi 4 kelompok masing-
174
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
masing kelompok terdiri dari 8 orang/
signifikan (p) > 0,05, maka (Ho)
siswa.
diterima
Metode
yang
akan
digunakan
adalah eksperimen, metode ini diguna-
dan
(Ha)
ditolak,
tetapi
apabila nilai signifikan (P) < 0,05,
maka (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.
kan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
kondisi yang terkendali. Dalam penelitian ini perlakuan yang akan diberikan
adalah bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dan role
hasil
analisis
di-
ketahui bahwa untuk hasil analisis
varians 2-jalur dapat dilihat dalam tabel
berikut:
playing serta motivasi terhadap peningkatan konsep diri siswa. Dalam
Tabel 2: Hasil Varians 2-jalur
Tests of Between-Subjects Effects
penelitian ini data yang diungkap
Dependent Variable: Konsep Diri
Type III Sum
Source
of Squares
Corrected Model
1922,699a
Intercept
794107,711
Metode
214,279
Motivasi
1602,465
Metode * Motivasi
314,214
Error
3806,739
Total
839755,000
Corrected Total
5729,438
adalah aspek psikologis yaitu motivasi
dan konsep diri. Untuk mengungkap
motivasi dan konsep diri dengan
menggunakan skala psikologi.
Uji Varians 2-jalur digunakan
untuk menjawab apakah ada perbedaan
df
3
1
1
1
1
140
144
143
Mean Square
F
640,900
23,570
794107,711 29204,810
214,279
7,881
1602,465
58,934
314,214
11,556
27,191
Sig.
,000
,000
,006
,000
,001
a. R Squared = ,336 (Adjusted R Squared = ,321)
konsep diri siswa kelas VIII di SMPN
1 Arosbaya diberi layanan bimbingan
Berdasarkan tabel di atas hasil
kelompok dengan metode permainan
analisis varians 2-jalur diperoleh hasil
simulasi dan role playing. Serta adakah
sebagai berikut:
perbedaan siswa yang mempunyai
a) Hasil
analisis
(F-hitung)
antar
motivasi tinggi dan rendah terhadap
perlakuan dengan metode permainan
konsep diri siswa. Untuk mengujinya
simulasi dan role playing sebesar
menggunakan bantuan program SPSS
7,881,
windwos versi 16. Teknik pengujian
(sign.) = 0,006, berarti signifikan.
hipotesis
yang
ditempuh
dalam
b) Hasil
dengan taraf signifikan
analisis
(F-hitung)
untuk
penelitian ini adalah dengan mene-
perlakuan siswa yang mempunyai
tapkan taraf signifikan yaitu 5% (0,05),
motivasi rendah dan motivasi tinggi
apabila nilai t hitung dengan nilai
terhadap konsep diri sebesar 58,954,
175
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
dengan
taraf signifikan (sign)
berprestasi rendah
dan
motivasi
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.
= 0,000 berarti signifikan.
c) Hasil
analisis
(F-hitung)
antar
Ho:
Terdapat
perbedaan siswa
yang mempunyai
motivasi
berprestasi rendah
dan
motivasi
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.
perlakuan metode permainan simulasi, role
playing dan motivasi
terhadap
terhadap
konsep
diri
sebesar 11,556 dengan
taraf signifikan (sign) = 0.001berarti
Ha:
Terdapat interaksi
antara
metode
layanan
bimbingan
kelompok
dan
motivasi terhadap
konsep diri siswa.
signifikan.
Berdasarkan hasil analisis di atas
selanjutnya digunakan untuk dasar
pengujian hipotesis penelitian. Untuk
keperluan tersebut dibawah ini ada
sebagai berikut:
Rangkuman
Pengujian
Hipotesis
Fhitung
Sig.
Keterangan
Ha:
Terdapat
perbedaan
bimbingan
kelompok dengan
metode permainan
simulasi dan role
playing terhadap
konsep diri siswa.
7,881
0,005
Ha diterima
Ho ditolak
Ha diterima
Ho ditolak
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara
bimbingan kelompok dengan metode
permainan simulasi dan role palying
serta motivasi
terhadap konsep diri
pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
Ho:
Tidak
terdapat
perbedaan
bimbingan
kelompok dengan
metode permainan
simulasi dan role
playing terhadap
konsep diri siswa.
Ha:
Terdapat
perbedaan siswa
yang mempunyai
motivasi
0,001
Ho:
Tidak
terdapat
interaksi
antara
metode layanan
bimbingan
kelompok
dan
motivasi terhadap
konsep diri siswa.
tabel rangkuman pengujian hipitesis
Tabel 3:
Hipotesis
11,556
Arosbaya,
hal
ini
dapat
diinter-
pretasikan bahwa berdasar hasil analisis
(F-hitung) metode bimbingan
kelompok
dan
motivasi
terhadap
konsep diri (metode*motivasi) sebesar
58,954
0,000
Ha diterima
Ho ditolak
11,556 dengan taraf signifikan (Sign.)
= 0.001 berarti signifikan. Sesuai
dengan kreteria pengujian
176
hipotesis
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
yang telah ditetapkan, hasil tersebut di
Berdasarkan kesimpulan di atas,
atas menujukkan nilai sign. (P) ≤ 0,005
maka agar terjalin interaksi yang positif
(5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat
dan berarti antara bimbingan kelompok
disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha)
dengan metode permainan simulasi dan
diterima, hipitesis nihil (Ho) ditolak.
role palying serta motivasi
Jadi kesimpulannya terdapat interaksi
konsep diri, hendaknya guru BK
bimbingan kelompok dengan metode
memprogramkan dan mengimplemen-
permainan simulasi, role playing serta
tasikan layanan bimbingan kelompok
motivasi terhadap konsep diri siswa.
secara
sistematis
dan
terhadap
berkesinam-
bungan bagi semua siswa asuhnya, baik
yang
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasi penelitian, maka peneli-tian
bermasalah
maupun
tidak.
Sehingga konsep diri siswa selalu
berkembang ke arah yang positif.
ini dapat disimpulkan berikut:
1.
Ada
perbedaan
bimbingan
pelaksanaan
kelompok
dengan
metode permai-nan simulasi dan
role playing terhadap konsep diri.
2.
Ada perbedaan motivasi
dan
motivasi
rendah
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.
3.
Ada interaksi antara bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi dan role palying
serta motivasi
diri
siswa.
terhadap konsep
Dengan
demikian
berarti ada pengaruh bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing,
serta motivasi terhadap konsep diri
siswa.
Daftar Pustaka
Anitah, Sri, W, dkk. (2007) Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi; 2006. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan
Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Burn, R.B., Konsep Diri. 1993, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Damayanti, Upi. 2012. Bimbingan
Kelompok.
Surabaya:
Usaha
Nasional.
Juntika, Achmad Nurihsan dan Akur
Sudianto.
2006.
Manajemen
Bimbingan dan Konseling di SMA
Kurikulum 2004; Jakarta; PT
Gramedia.
Natawidjaja, Rochman. 2001. Pendekatanpendekatan Penyuluhan Kelompok I.
Bandung: CV. Diponegoro.
Nihayah, Nurul.,
dan Aziz,
Mohammad. 2005. Pengembangan
Potensi Diri. Jakarta: Depag RI.
177
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
Ninawati,
Yulia.
2002.
Psikologi
Pendidikan. Tarsito: Bandung.
Novita, Tri Diah, 2010, Pengaruh
Bermain
Peran
Prososial
Terhadap
Peningkatan Konsep
Diri Anak Pada Siswa SD Negeri 1
Prambanan:
Tesis
tidak
diterbitkan: UNS-F. Kedokteran
Jur. Psikologi.
Nursalim. 2012. “Sosiodrama” dalam
Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan; Volume 13 Nomor 1,
Juli 2012 Surabaya.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 2008. Kamus Besar
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Depdiknas.
Widyastuti, Zeni. 2014. Psikologi
Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prayitno. 2004. Panduan Pelayanan BK
Berbasis
Kompetensi.
SMU,
Kejuruan, MA dan Sederajat. Tidak
diterbitkan. Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas.
Prayitno. 2008. Bimbingan dan Konseling
untuk Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia.
Prasetyo, Nanang. 2006. Konsep Diri.
Malang: Sinar Harapan.
Puspasari, Dewi. 2007. Konsep Diri Suatu
Tinjauan Psikologis. Bumi Aksara:
Jakarta
Rahmat, Jalaludin. 1994. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja
Karya.
Roestiyah.2008. Strategi Belajar Megajar.
Rineka Cipta.Jakarta
Romlah, T. 2001. Teori dan Praktik
Bimbingan Kelompok. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Rusmana, Ketut. 2009. Teknik Konseling
Individual
dan
Dasar
Penyelenggaraan
Konseling
Kelompok. Bandung: Tarsito.
Sardiman, 2005. Psikologi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sobur, Alex. 2014. Psikologi Umum;
Bandung; Pustaka Setia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut dan
Nila
Kusmawati.
2008.
Proses
Bimbingan dan Konseling Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanti, Yulia. 2010. Panduan Pelayanan
BK. Jakarta: Depdiknas.
178
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Role
Playing Serta Motivasi Terhadap Konsep Diri Siswa SMP
Untung Subagyo
email:untungsubagyo62@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkap ada tidaknya pengaruh
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan metode permainan simulasi dan role
playing, serta motivasi terhadap perkembangan konsep diri siswa. Metode yang
digunakan adalah eksperimen kuantitatif. Data yang diungkap aspek psikologis
yaitu motivasi dan konsep diri, dengan menggunakan instrumen quisioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara layanan bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing, serta motivasi
terhadap konsep diri siswa.
Kata Kunci: bimbingan kelompok, permainan simulasi, role playing, motivasi,
konsep diri.
Abstract: This research is done to know whether the influence of group consul to
the game simulation, role playing, and motivation to students concept
development. This research uses experimental quantitative. The data showed
phsycology is motivation and self-concept by using questioner. The result of the
study shows that there is an interaction between counselling and game simulation,
role playing, and motivation to students self-concept.
Key words: Group consul, game simulation, role playing, motivation, selfconcept.
daya dan lain-lain. Untuk menghadapi
Pendahuluan
Pada era globalisasi ini, kita se-
tantangan ini diperlukan kesiapan indi-
dang memasuki suatu abad baru yang
vidu secara fisik dan mental, agar lebih
banyak menimbulkan perubahan dan
mampu mengatasi berbagai hal dalam
kemajuan. Namun perubahan dan ke-
mencapai kesuk-sesan. Bagaimana kita
majuan yang kita alami juga didiringi
menghadapi tantangan yang ada biasa
tantangan yang besar. Tantangan akibat
dimulai dengan berempati, mengubah
perubahan dan kemajuan yang cepat,
cara pandang, mengelola emosi dan
terjadi baik pada aspek sosial, budaya,
mengambil resiko.
dan teknologi. Permasalahan-perma-
Pandangan dan sikap negatif ter-
salahan yang dihadapi akibat peru-
hadap kualitas kemampuan yang dimi-
bahan tersebut semakin komplek, baik
liki mengakibatkan ia memandang se-
masalah pribadi, sosial, ekonomi, bu-
luruh tugasnya sebagai sesuatu yang
163
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
sulit diselesaikan. Berbagai penelitian
dirinya sendiri. Namun siswa yang
yang dilakukan para ahli menunjukkan,
memiliki konsep diri negatif,
bahwa pandangan individu terhadap
memiliki
dirinya sendiri sangat menentukan
keutuhan diri, juga tidak mengenal diri
keberhasilan yang akan dicapai. Panda-
baik dari segi kelebihan maupun
ngan dan sikap individu terhadap
kekurangannya atau sesuatu yang ia
dirinya inilah yang dikenal dengan
hargai dalam hidupnya.
konsep diri. Konsep diri merupakan
perasaan
Masalah
dan
tidak
kestabilan
kegagalan
dan
yang
pandangan menyeluruh individu ten-
dialami siswa disebabkan oleh sikap
tang totalitas dari diri sendiri mengenai
negatif terhadap dirinya sendiri, yaitu
karakteristik
nilai-nilai
menganggap dirinya tidak berarti, indi-
kehidupan, prinsip kehidupan mora-
vidu kurang menerima peraturan/norma
litas, kelemahan dan segala yang
yang telah ditetapkan, sehingga ada
terbentuk dari segala pengalaman dan
sifat membrontak pada dirinya yang
interaksinya dengan orang lain (Burns,
menentang aturan tersebut. Perilaku
1993:50)”. Konsep diri penting artinya
siswa yang menyimpang dari aturan
karena individu dapat memandang diri
yang berlaku di sekolah disebabkan
dan dunianya, mempengaruhi tidak
oleh
hanya individu berperilaku, tetapi juga
dirinya, yaitu dirinya tidak mampu
tingkat kepuasan yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugasnya. Sekolah me-
hidupnya. Siswa yang memiliki konsep
rupakan salah satu tempat pendidikan
diri positif ia akan memiliki dorongan
bagi siswa untuk dapat mengem-
mandiri lebih baik, ia dapat mengenal
bangkan
serta
sendiri
bimbingan dan konseling. Layanan
efektif
bimbingan kelompok dengan metode
dalam berbagai situasi. Konsep diri
permainan simulasi dan role playing
positif bukanlah suatu kebanggaan
merupakan salah satu jenis layanan
yang besar tentang diri tetapi berupa
yang dianggap tepat untuk memberikan
penerimaan diri. Siswa yang memiliki
kontribusi pada siswa untuk mening-
konsep diri positif dapat memahami
katkan
dan menerima sejumlah factor yang
bangkan konsep diri positif. Layanan
sangat
bimbingan kelompok dengan metode
kepribadian,
memahami
sehingga
dapat
dirinya
berperilaku
bermacam-macam
tentang
164
pandangan
diri
motivasi
negatif
melalui
dalam
terhadap
layanan
mengem-
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
simulasi dan role playing bertujuan
konselor melalui kegiatan kelompok
untuk membantu siswa menemukan
yang dapat berguna untuk mencegah
makna diri (jati diri) di dunia sosial dan
berkembangnya masalah-masalah yang
memecahkan dilema dengan bantuan
dihadapi anak.
Prayitno (2008: 17) mengartikan
kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
layanan bimbingan kelompok meru-
mengetahui ada atau tidaknya interaksi
pakan suatu proses pemberian bantun
antara penerapan bimbingan kelompok
kepada
dengan metode permainan simulasi dan
kelompok yang memungkinkan setiap
role playing serta motivasi terhadap
anggota untuk belajar berpartisipasi
konsep diri pada siswa kelas VIII di
aktif dan berbagi pengalaman dalam
SMPN 1 Arosbaya kabupeten Bang-
upaya pengembangan wawasan, sikap
kalan.
dan atau keterampilan yang diperlukan
Bimbingan
kelompok
menurut
individu
dalam upaya
melalui
suasana
mencegah timbulnya
Juntika (2006: 23) adalah bantuan
masalah atau dalam upaya pengem-
terhadap individu yang dilaksanakan
bangan pribadi.
dalam situasi kelompok. Selain itu
Natawidjaja (2001: 31) mengar-
Mungin (2005:17) menyatakan bim-
tikan bimbingan kelompok yaitu suatu
bingan kelompok adalah suatu kegiatan
teknik bimbingan yang diberikan oleh
kelompok dimana pimpinan kelompok
konselor yang diberikan sekelompok
menyediakan informasi-informasi dan
siswa dengan tujuan membantu siswa
mengarahkan diskusi agar anggota
atau
kelompok menjadi lebih sosial atau
menghadapi
untuk
dihadapi dengan menem-patkan dirinya
membantu
kelompok untuk
anggota-anggota
mencapai
tujuan-
tujuan bersama. Sementara itu menurut
di
sekelompok
dalam
sisw-a
yang
masalah-masalah
suatu
yang
kehidu-pan
atau
kegiatan kelompok yang sesuai.
bimbingan
Dari berbagai pendapat tersebut
kelompok merupakan salah satu tehnik
dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dalam
kelompok
Damayanti
(2012:
bimbingan
40)
konseling
untuk
merupakan
salah
satu
memberikan bantuan kepada peserta
layanan bimbingan dan konseling yang
didik/siswa
seorang
yang
guru
dilakukan
oleh
diberi-kan kepada sejumlah individu
pembimbing
atau
dalam
165
bentuk
kelompok
dengan
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
memanfaatkan
dinamika
kelompok
untuk membahas topik tertentu yang
artinya tiruan atau perbuatan yang
pura-pura.
dipimpin oleh pemimpin kelompok
Menurut
Adam
(1973)
dalam
yaitu guru pembimbing/konselor yang
Romlah (2001: 118) permainan simu-
bertujuan
pemahaman,
lasi (simulation games) adalah per-
pertimbangan
mainan yang dimaksudkan untuk me-
pengambilan keputusan dan tindakan
refleksikan situasi-situasi yang terdapat
individu. Melalui dinamika kelompok
dalam kehidupan sebenarnya. Tetapi
yang intensif, pembahasan topik-topik
situasi itu hampir selalu dimodifikasi,
itu mendorong pengembangan pera-
apakah dibuat lebih sederhana, atau
saan, pikiran, persepsi, wawasan dan
diambil sebagian, atau dikeluarkan dari
sikap yang menunjang diwujudkannya
konteksnya. Menurut Roestiyah (2008:
tingkah laku yang lebih efektif. Dengan
22) simulasi adalah tingkah laku
diadakannya bimbingan kelompok ini
seseorang untuk berlaku seperti orang
dapat bermanfaat bagi siswa karena
yang dimaksudkan, dengan tujuan agar
dengan bimbingan kelompok akan
orang itu dapat mempelajari lebih
timbul
anggota-
mendalam tentang bagaimana orang itu
anggota kelompok mereka memenuhi
merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa
kebutuhan psikologis.
berlatih meme-gang peranan sebagai
menunjang
pengembangan
dan
interaksi
dengan
Bimbingan kelompok dalam pelak-
orang lain.
sanannya ada beberapa metode yang
Berdasarkan dari beberapa pen-
digunakan salah satunya salah adalah
dapat
permainan simulasi. Permainan (Ga-
merupakan salah satu teknik yang
mes) adalah sebagai transaksi yang
merefleksi situasi-situasi yang terdapat
melibatkan konsekuensi yang menga-
dalam kehidupan sebenarnya. dengan
syikkan (pay off), baik itu menghukum
tujuan agar orang itu dapat mempe-
atau
yang
lajari lebih mendalam tentang bagai-
memainkannya, melibatkan pula motif
mana orang itu merasa berbuat sesuatu.
tersembunyi (Rusmana, 2009: 61).
Melalui permainan simulasi mengan-
Sedangkan simulasi berasal dari kata
dung kemampuan untuk memanfaatkan
simulate yang artinya pura-pura atau
gambaran positif tentang dinamika
berbuat seolah-olah. Kata simulation
kelompok, dimana seseorang mempela-
mengganjar
pribadi
166
tersebut
permainan
simulasi
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
Bermain peran (Role playing) juga
jari diri sendiri dan hubungan-hubu-
merupakan salah satu metode dalam
ngan mereka dengan orang lain.
Dalam bimbingan kelompok de-
bimbingan kelompok. Menurut Bennett
ngan menggunakan permainan simula-
dalam Romlah (2001: 99) mengemu-
si menurut Roestiyah (2008: 2) bertu-
kakan:
juan agar seseorang dapat mempelajari
adalah suatu alat belajar yang mengam-
lebih mendalam tentang bagaimana
barkan ketrampilanketram-pilan dan
orang itu merasa dan berbuat sesuatu.
pengertian-pengertian mengenai hubu-
Jadi siswa itu berlatih memegang
ngan antar manusia dengan jalan
peranan orang lain, sehingga siswa
memerankan situasi-situasi yang pa-
dapat berperan seperti orang-orang atau
ralel dengan yang terjadi dalam kehidu-
dalam keadaan yang dikehendaki.
pan yang sebenarnya. Didalamnya
bahwa
permainan
peranan
Romlah
Bennett menyebutkan ada dua macam
(2001:118) Permainan simulasi dibuat
permainan peranan, yaitu sosiodrama
dengan tujuan membantu siswa untuk
adalah
mempelajari pengalaman-pengalaman
ditujukan untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan aturan-aturan
sosial yang timbul dalam hubungan
sosial. Dalam hal ini peserta permainan
antar
dapat memerankan peran yang sama
adalah psikodrama adalah per-mainan
sekali asing baginya. Para pemain
yang dimaksudkan agar individu yang
harus berperan dan berperilaku seperti
bersangkutan
jika mereka benar-benar terlibat dalam
pengertian yang lebih baik tentang
situasi kehidupan yang sebenarnya.
dirinya, dapat menemukan konsep
Begitu
juga
Berdasarkan
menurut
berbagai
pendapat
permainan
manusia.
peranan
yang
Sedangkan
dapat
kedua
memperoleh
dirinya, menyatakan kebu-tuhan-kebu-
diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
tuhannya,
permainan simulasi dalam pelaksanaan
terhadap
bimbingan kelompok adalah membantu
dirinya. Mereka berinteraksi sesama
setiap siswa dalam mengembangkan
mereka
kemampuan bersosialisasi, berkomuni-
Menurut Nursalim (2002:63) dalam
kasi, beradaptasi dan mencegah ber-
jurnal
kembangnya suatu masalah.
Bimbingan (2012:43) sosiodrama merupakan
167
dan
menyatakan
tekanan-tekanan
melakukan
Psikologi
teknik
peran
reaksi
ter-hadap
terbuka.
Pendidikan
dalam
dan
bimbingan
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
kelompok untuk memecahkan masalah-
dalam situasi tertentu; d) memberikan
masalah sosial melalui kegiatan ber-
kesempatan untuk meninjau situasi
main peran.
sosial dari berbagai sudut pandang.
Sardiman (2007: 73), menyebut-
Dari berbagai pendapat tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
kan motif dapat diartikan sebagai daya
bimbingan kelompok dengan metode
upaya
bermain peran (role playing)
mem-
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
punyai pengertian bahwa suatu metode
dikatakan sebagai daya penggerak dari
atau teknik dalam bimbingan kelompok
dalam dan di dalam subjek untuk
yang melibatkan interaksi dua siswa
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
atau lebih dengan memerankan suatu
demi mencapai suatu tujuan. Bahkan
peran
situasi
motif dapat dikatakan sebagai suatu
masalah sosial maupun memahami
kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal
tentang pengertian yang lebih baik
dari kata motif itu, maka motivasi
tentang dirinya, dapat menemukan
dapat diartikan sebagai daya penggerak
konsep dirinya, menya-takan kebutu-
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
han-kebutuhannya,
menyatakan
aktif pada saat-saat tertentu, terutama
tekanan-tekanan
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
reaksi
tertentu
dari
suatu
dan
terhadap
terhadap dirinya. Sehingga dalam ber-
yang
mendorong
seseorang
sangat dirasakan atau mendesak.
main peran dapat disebut sosiodrama
Azwar (2012: 15) mengartikan
dan psikodrama masing-masing tergan-
motivasi adalah rangsangan, dorongan
tung pada tujuan dalam permainan
ataupun
peranannya.
dimiliki seseorang atau sekolompok
Menurut
Nursalim
tenaga
yang
43)
masya-rakat yang mau berbuat dan
tujuan bermain peran dalam sosio-
bekerjasama secara optimal dalam
drama
melaksanakan
adalah:
a)
(2012:
pembangkit
menggambarkan
sesuatu
yang
telah
bagaimana seseorang atau beberapa
direncanakan untuk mencapai tujuan
orang menghadapi situasi sosial; b)
yang telah ditetapkan.
menggambarkan
bagaimana
meme-
Keberhasilan mendapatkan prestasi
cahkan masalah sosial; c) menggam-
sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi
barkan sikap kritis terhadap tingkah
(Ninawati, 2002: 56). Motivasi meru-
laku yang harus atau tidak dilakukan
pakan hal terpenting dalam proses
168
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
belajar karena motivasi bukan hanya
dunia sekeliling. Jadi, konsep diri ini
sebagai penggerak tingkah laku, tetapi
meliputi aspek siapa diri saya menurut
juga mengarahkan dan memperkuat
pikiran saya, pada posisi mana saya
tingkah laku dalam belajar. Tinggi
berada dan bagaimana saya harus
rendahnya
berperilaku.
motivasi
dalam
belajar
terkait dengan motivasi yang dimi-
Shavelson, Hubner dan Stanton
likinya. Moss dan Kagen (dalam
(dalam Prasetyo dan Nanang:2006)
Burn:1993) juga mengatakan hal yang
menyatakan bahwa konsep diri meru-
sama bahwa keinginan untuk berhasil
pakan persepsi seseorang terhadap
dipengaruhi oleh konsep diri yang
dirinya sendiri, dimana persepsi ini
dimiliki individu.
dibentuk
melalui
pengalaman
dan
Dari uraian mengenai motivasi
interprestasi seseorang terhadap dirinya
berprestasi di atas dapat disimpulkan
sendiri. Konsep diri merupakan hal
bahwa motivasi berprestasi adalah
yang penting dalam kehidupan sebab
usaha yang dilakukan individu untuk
pemahaman seseorang mengenai kon-
mempertahankan kemampuan pribadi
sep dirinya akan menentukan dan
setinggi mungkin, untuk mengatasi
mengarahkan perilaku dalam berbagai
rintangan-rintangan,
bertujuan
situasi. Jika konsep diri seseorang
untuk berhasil dalam kompetisi dalam
negatif, maka akan negatiflah perilaku
suatu
Ukuran
seseorang, sebaliknya jika konsep diri
prestasi
seseorang
ukuran
keunggulan
dan
keunggulan.
dapat
berupa
positif,
maka
positiflah
sendiri sebelumnya atau dapat pula
perilaku seseorang tersebut (Fits dan
prestasi orang lain. Selain itu penga-
Shavelson, dalam Puspasari, 2006:56).
laman individu, latar belakang budaya
Sedangkan Hurlock dalam Widyastuti
dimana individu dilahirkan, peniruan
(2014: 56) menambahkan bahwasanya
perilaku maupun harapan orang tua
konsep diri individu dapat menentukan
merupakan faktor-faktor yang mempe-
keberhasilan dan kegagalan seseorang
ngaruhi motivasi dalam berprestasi.
dalam hubungannya dengan masya-
Konsep diri menurut Nihayah dan
rakat.
Dari beberapa definisi di atas,
Aziz (2005: 22) diartikan sebagai cara
tentang dirinya
dapat disimpulkan bahwasanya konsep
sendiri dan cara pandang dia terhadap
diri adalah sebuah pandangan ataupun
pandang seseorang
169
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
persepsi individu mengenai dirinya
dilakukan melalui "interaksi dengan
sendiri yang terbentuk melalui interaksi
orang lain" yang tentunya disertai
dengan lingkungan serta berpengaruh
persepsi dan kesadaran kita tentang
terhadap aktivitas kehidupan individu
cara orang lain tersebut melihat kita
tersebut.
dan reaksi
Pada awalnya konsep diri meru-
mereka terhadap kita.
(Sobur, 2014: 516).
pakan suatu konstruk yang bersifat
Konsep diri terbentuk berdasarkan
umum atau yang lebih dikenal dengan
persepsi seseorang tentang sikap orang
istilah unidimensional (Prasetyo, 2006:
lain terhadap dirinya. Konsep diri pada
76). Konsep diri umum meru-pakan
dasarnya
generalisasi pemahaman konsep diri
tahapan, yang paling mendasar adalah
tanpa melihat deskripsi spesifik dari
konsep diri primer yaitu terbentuk atas
apa yang dilihat secara khusus. Hal ini
dasar pengalamannya terhadap ling-
mengandung arti bahwa konsep diri
kungannya
umum merupakan pemahaman seorang
kungan rumahnya sendiri. Pengalaman-
individu terhadap diri mereka secara
pengalaman berbeda yang diterima
umum tanpa melihat bagian-bagian
melalui anggota rumah, orang tua,
yang lebih spesifik dari diri mereka
nenek, dan paman, ataupun saudara-
(Puspasari, 2007: 64).
saudara sekandung lainnya. Konsep
tersusun
atas
terdekatya,
berbagai
yaitu
ling-
Ada dua hal yang mendasari
tentang bagaimana perannya, aspirasi-
perkembangan konsep diri kita yaitu
aspirasinya ataupun tanggung jawab-
pengalaman diri kita secara situasional
nya dalam kehidupan ini, banyak
dan interaksi kita dengan orang lain.
ditentukan atas dasar didikan atau
Segenap pengalaman yang datang dari
tekanan-tekanan
kita
mempunyai
orang tuanya. Konsep diri sekunder
pengaruh kuat pada diri kita. Jika
banyak ditentukan pula oleh konsep
pengalaman-pengalaman itu merupa-
diri primernya. (Sobur, 2014: 510-511).
kan sesuatu yang sesuai dan konsisten
Pada masa perkembangan seora-
dengan nilai-nilai dan konsep diri
ng remaja sering mengalami konflik
secara rasional dapat kita terima. Selain
antara apa yang diharapkan dan apa
itu
yang nyatanya dia amati melalui sikap
tidak
untuk
seluruhnya
memperoleh
pengertian
mengenai diri kita tersebut dapat
orang
170
lain
yang
datang
terhadapnya.
dari
Dalam
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
pandangan Clara (Sobur 2014:511),
perkembangannya konsep diri terbagi
konsep
dua yaitu:
diri
terbentuk
atas
dua
komponen, yaitu komponen kognitif
dan
kognitif
yang memiliki yang tahu betul siapa
merupakan pengetahuan individu ten-
dirinya sehingga dirinya menerima
tang
Komponen
segala kelebihan dan kekurangan
kognitif merupakan penjelasan dari
evaluasi terhadap dirinya menjadi
"siapa saya" yang akan mem-beri
lebih positif serta mampu meran-
gambaran tentang diri saya. Gambaran
cang
diri tersebut akan membentuk citra diri
dengan realistis.
(self
afektif.
Komponen
a. Konsep diri positif adalah individu
keadaan
image).
dirinya.
Komponen
tujuan-tujuan
yang
sesuai
afektif
merupakan penilaian individu terhadap
b. Konsep diri negatif
diri. Penilaian tersebut akan memben-
Calhoun dan Acocella dalam Novita
tuk penerimaan terhadap diri (self
(2010) membagi konsep diri negatif
accep-tance), serta penghargaan diri
menjadi dua tipe, yaitu: a) Pan-
(self esteem) individu.
dangan individu tentang dirinya
Dengan
demikian
konsep
diri
benar-benar
tidak
tertur,
tidak
terbentuk seiring dengan pertumbuhan
memiliki kestabilan perasaan dan
manusia melalui proses belajar. Sum-
keutuhan diri. Individu tersebut
ber informasi dalam perkem-bangan
benar-benar
konsep diri adalah interaksi individu
dirinyakekuatan, dan kelemahanny
dengan orang lain. Proses belajar yang
atau apa yang dapat dihargai dalam
dilakukan individu dalam pembentukan
hidupnya. b) Pandangan tentang
konsep dirinya diperoleh dengan me-
dirinya terlalu stabil dan teratur. Hal
lihat reaksi-reaksi orang lain memenuhi
ini bisa terjadi karena individu
harapan-harapan orang lain atas peran
dididik dengan cara yang keras,
yang dimainkannya serta melakukan
sehingga menciptakan citra diri
identifikasi
yang tidak mengijinkan adanya
terhadap
orang
yang
dikaguminya.
Menurut Calhom dan Acocella
(1990) dalam Novita (2010: 32) dalam
tidak
tahu
penyimpangan
dari
hukum
pikirannya
dalam
siapa
seperangkat
yang
dipandang sebagai cara hidup yang
paling tepat. Dengan kata lain
171
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
bahwa
individu
yang
memiliki
mahannya dalam dirinya daripada
konsep diri negatif terdiri dari dua
aspek kelebihan atau kekuatan
tipe, yaitu individu yang tidak
yang dimilikinya.
mengerti siapa dirinya dan tidak
mengetahui
kekurangan
dan
Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula,
kelebihannya sedangkan tipe kedua
dimana
adalah individu yang memandang
pribadi yang “baik”. Berdasar penje-
drinya sangat teratur dan stabil.
lasan tersebut, maka konsep diri negatif
seseorang
merasa
sebagai
diri
dapat dicirikan dengan kurang pe-
negatif dan konsep diri positif, Nihayah
ngetahuan tentang diri sendiri, harapan-
dan Aziz (2005: 24-26) merinci konsep
harapan yang tidak realistik dan terllu
diri negatif dan konsep diri positif
tinggi atau rendahnya “self esteem”.
sebagai berikut:
b. Konsep Diri Positif
Berkaitan
dengan
konsep
Seseorang dapat dikatakan memiliki
a. Konsep Diri Negatif
Seseorang
dikatakan
konsep diri positif apabila:
memiliki
1) Memiliki pengetahuan menye-
konsep diri negatif apabila:
pengetahuan
luruh mengenai dirinya, men-
yang menyeluruh tentang dirinya,
cakup baik kelemahan maupun
ia kurang memahami siapa diri-
kelebihan dirinya.
1) Tidak
memiliki
2) Dapat menerima dirinya apa
nya, apa kelebihannya dan ke-
adanya. Bila mempunyai kelebi-
lemahan yang dimilikinya.
terhadap
han ia tidak sombong dan bila
dirinya sendiri yang terlalu kaku
mempunyai kelemahan ia tidak
(tidak dapat diubah) atau terlalu
kecewa.
2) Memiliki
pandangan
Menolak
3) Memiliki kesadaran yang besar
informasi yang baru (terutama
untuk mengubah atau mengu-
yang negatif) tentang dirinya,
rangi aspek dari diri yang ia
sehingga orang tersebut sulit
anggap merugikan sebagaimana
untuk mengubah konsep diri
umpan balik yang ia terima.
tinggi (berlebihan).
Berdasarkan penjelasan di atas
yang sudah dianggap betul.
3) Lebih banyak melihat aspek-
maka konsep diri positif dapat dici-
aspek kekurangan atau kele-
rikan dengan memiliki pengetahuan
172
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
yang luas dan berdiversifikasi tentang
oleh orang lain, apa yang ada pada
dirinya, harapan-harapan yang realistik
individu
dan “self esteem” yang tinggi atau
melalui interaksi tersebut. Untuk itu
pengharapan diri yang sehat.
evaluasi mereka mempengaruhi perkembangan konsep diri.
Wlliam Brooks dalam Sobur (2014:
518) menyebutkan empat faktor yang
dievaluasi orang lain
c. Roles You Play - Role Taking
mempengaruhi perkembangan konsep
Peran
yang dimainkan individu
diri seseorang yaitu:
adalah
a. Self Appraisal-Viewing Self as an
individu. Lebih banyak peran yang
hasil
dari
sistem
nilai
dimainkan dan dianggap positif oleh
Object
Istilah
ini
menunjukkan
orang lain semakin positif konsep
suatu
diri individu.
pandangan yang menjadikan diri
sendiri
sebagai
objek
dalam
d. Reference Groups
komunikasi atau kesan individu
Yang dimaksud dengan reference
terhadap
groups
diri
sendiri.
Apabila
atau
kelompok
rujukan
merasakan apa yang tidak disukai
adalah kelompok yang kita menjadi
tentang dirinya. maka individu be-
anggota
rusaha untuk mengubahnya. Apabila
banyak kelompok rujukan yang
tidak mau mengubahnya, ini meru-
menganggap diri individu positif
pakan awal dari konsep diri yang
semakin positif pula konsep diri
negatif
individu.
terhadap
diri
sendiri.
didalamnya.
Semakin
Semakin besar pengalaman positif
yang
diperoleh
semakin
positif
Metode Penelitian
Penelitian
konsep diri individu sebaliknya
semakin besar pengalaman negatif
yang didapat, maka semakin besar
penelitian
penelitian
ini
temasuk
kuantitatif.
yang
jenis
Rancangan
digunakan
dalam
penelitian ini termasuk dalam jenis pre-
pengalaman yang diperolehnya.
eksperimental design dengan metode
b. Reaction and Respons of Others
Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi
serta respons orang lain terhadap
diri individu. Dengan demikian apa
yang ada dalam diri kita dievaluasi
one-shot case studi (untuk membandingkan hasil dengan membandingkan mean (Arikunto, 2006: 306).
Penelitian
akan
mmengambil
dua
kelompok, yang masing-masing kelom173
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
pok akan dikenai treatment. Dua hal
Y1 :Hasil pengembangan konsep diri
yang menjadi pertimbangan peneliti
yang
untuk menggunakan desain ini, yaitu:
simulasi dengan motivasi tinggi.
1)
Subyek
kelompok
penelitian
adalah
dua
yang
tidaknya
untuk
mengetahui
ada
pengaruh
treatment
yang
diberikan terhadap konsep diri siswa.
menggunakan
role
playingdengan motivasi tinggi
Y3 :Hasil pengembangan konsep diri
kelompok treatment diri), 2) Dapat
digunakan
permainan
Y2 :Hasil pengembangan konsep diri
yaitu kelompok treatment
dengan metode permainan simulasi dan
menggunakan
yang
menggunakan
permainan
simulasi dengan motivasi rendah.
Y4 : Hasil pengembangan konsep diri
yang menggunakan role playing dengan
Sementara itu untuk menentukan
motivasi rendah.
nilai motivasi tinggi dan rendah, rancangan
penelitiannya
menggunakan
Subyek dalam penelitian ini adalah
Teknik Analisis Varian Dua Jalur
siswa kelas VIII SMP Negeri 1
(2x2).
Arosbaya sejumlah 165 orang pada
tahun pelajaran 2015/2016. Pengam-
Tabel 1: Teknik Analisis Varian Dua
Jalur (2x2)
Metode
Motivasi
bilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang
Permainan
Simulasi
(X1)
Role Playing
(X2)
Y1
Y2
Motivasi tinggi
(A1)
Motivasi Rendah
(A2)
memberikan peluang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2008:124). Sampel yang diambil dari
Y3
Y4
masing-masing
kelas
ialah
dua
Keterangan:
kelompok kelas sejumlah 68 siswa,
X1 : Pelaksanaan Bimbingan kelompok
secara
dengan metode permainan simulasi
sekolah,
X2 : Pelaksanaan Bimbingan kelompok
dengan metode role palying
A1 : Motivasi tinggi
A2 : Motivasi rendah
acak
akan
masing-masing
masing-masing
diberi
kelompok
dari
treatmen
dengan
kelompok
bimbingan
menggunakan
metode permainan simulasi dan role
playing.
Setiap
kelompok
kelas
dibentuk menjadi 4 kelompok masing-
174
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
masing kelompok terdiri dari 8 orang/
signifikan (p) > 0,05, maka (Ho)
siswa.
diterima
Metode
yang
akan
digunakan
adalah eksperimen, metode ini diguna-
dan
(Ha)
ditolak,
tetapi
apabila nilai signifikan (P) < 0,05,
maka (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.
kan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
kondisi yang terkendali. Dalam penelitian ini perlakuan yang akan diberikan
adalah bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi dan role
hasil
analisis
di-
ketahui bahwa untuk hasil analisis
varians 2-jalur dapat dilihat dalam tabel
berikut:
playing serta motivasi terhadap peningkatan konsep diri siswa. Dalam
Tabel 2: Hasil Varians 2-jalur
Tests of Between-Subjects Effects
penelitian ini data yang diungkap
Dependent Variable: Konsep Diri
Type III Sum
Source
of Squares
Corrected Model
1922,699a
Intercept
794107,711
Metode
214,279
Motivasi
1602,465
Metode * Motivasi
314,214
Error
3806,739
Total
839755,000
Corrected Total
5729,438
adalah aspek psikologis yaitu motivasi
dan konsep diri. Untuk mengungkap
motivasi dan konsep diri dengan
menggunakan skala psikologi.
Uji Varians 2-jalur digunakan
untuk menjawab apakah ada perbedaan
df
3
1
1
1
1
140
144
143
Mean Square
F
640,900
23,570
794107,711 29204,810
214,279
7,881
1602,465
58,934
314,214
11,556
27,191
Sig.
,000
,000
,006
,000
,001
a. R Squared = ,336 (Adjusted R Squared = ,321)
konsep diri siswa kelas VIII di SMPN
1 Arosbaya diberi layanan bimbingan
Berdasarkan tabel di atas hasil
kelompok dengan metode permainan
analisis varians 2-jalur diperoleh hasil
simulasi dan role playing. Serta adakah
sebagai berikut:
perbedaan siswa yang mempunyai
a) Hasil
analisis
(F-hitung)
antar
motivasi tinggi dan rendah terhadap
perlakuan dengan metode permainan
konsep diri siswa. Untuk mengujinya
simulasi dan role playing sebesar
menggunakan bantuan program SPSS
7,881,
windwos versi 16. Teknik pengujian
(sign.) = 0,006, berarti signifikan.
hipotesis
yang
ditempuh
dalam
b) Hasil
dengan taraf signifikan
analisis
(F-hitung)
untuk
penelitian ini adalah dengan mene-
perlakuan siswa yang mempunyai
tapkan taraf signifikan yaitu 5% (0,05),
motivasi rendah dan motivasi tinggi
apabila nilai t hitung dengan nilai
terhadap konsep diri sebesar 58,954,
175
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
dengan
taraf signifikan (sign)
berprestasi rendah
dan
motivasi
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.
= 0,000 berarti signifikan.
c) Hasil
analisis
(F-hitung)
antar
Ho:
Terdapat
perbedaan siswa
yang mempunyai
motivasi
berprestasi rendah
dan
motivasi
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.
perlakuan metode permainan simulasi, role
playing dan motivasi
terhadap
terhadap
konsep
diri
sebesar 11,556 dengan
taraf signifikan (sign) = 0.001berarti
Ha:
Terdapat interaksi
antara
metode
layanan
bimbingan
kelompok
dan
motivasi terhadap
konsep diri siswa.
signifikan.
Berdasarkan hasil analisis di atas
selanjutnya digunakan untuk dasar
pengujian hipotesis penelitian. Untuk
keperluan tersebut dibawah ini ada
sebagai berikut:
Rangkuman
Pengujian
Hipotesis
Fhitung
Sig.
Keterangan
Ha:
Terdapat
perbedaan
bimbingan
kelompok dengan
metode permainan
simulasi dan role
playing terhadap
konsep diri siswa.
7,881
0,005
Ha diterima
Ho ditolak
Ha diterima
Ho ditolak
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara
bimbingan kelompok dengan metode
permainan simulasi dan role palying
serta motivasi
terhadap konsep diri
pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
Ho:
Tidak
terdapat
perbedaan
bimbingan
kelompok dengan
metode permainan
simulasi dan role
playing terhadap
konsep diri siswa.
Ha:
Terdapat
perbedaan siswa
yang mempunyai
motivasi
0,001
Ho:
Tidak
terdapat
interaksi
antara
metode layanan
bimbingan
kelompok
dan
motivasi terhadap
konsep diri siswa.
tabel rangkuman pengujian hipitesis
Tabel 3:
Hipotesis
11,556
Arosbaya,
hal
ini
dapat
diinter-
pretasikan bahwa berdasar hasil analisis
(F-hitung) metode bimbingan
kelompok
dan
motivasi
terhadap
konsep diri (metode*motivasi) sebesar
58,954
0,000
Ha diterima
Ho ditolak
11,556 dengan taraf signifikan (Sign.)
= 0.001 berarti signifikan. Sesuai
dengan kreteria pengujian
176
hipotesis
Pengaruh Bimbingan Kelompok Dengan Metode Permainan Simulasi, Untung Subagyo
yang telah ditetapkan, hasil tersebut di
Berdasarkan kesimpulan di atas,
atas menujukkan nilai sign. (P) ≤ 0,005
maka agar terjalin interaksi yang positif
(5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat
dan berarti antara bimbingan kelompok
disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha)
dengan metode permainan simulasi dan
diterima, hipitesis nihil (Ho) ditolak.
role palying serta motivasi
Jadi kesimpulannya terdapat interaksi
konsep diri, hendaknya guru BK
bimbingan kelompok dengan metode
memprogramkan dan mengimplemen-
permainan simulasi, role playing serta
tasikan layanan bimbingan kelompok
motivasi terhadap konsep diri siswa.
secara
sistematis
dan
terhadap
berkesinam-
bungan bagi semua siswa asuhnya, baik
yang
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasi penelitian, maka peneli-tian
bermasalah
maupun
tidak.
Sehingga konsep diri siswa selalu
berkembang ke arah yang positif.
ini dapat disimpulkan berikut:
1.
Ada
perbedaan
bimbingan
pelaksanaan
kelompok
dengan
metode permai-nan simulasi dan
role playing terhadap konsep diri.
2.
Ada perbedaan motivasi
dan
motivasi
rendah
tinggi
terhadap
konsep diri siswa.
3.
Ada interaksi antara bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi dan role palying
serta motivasi
diri
siswa.
terhadap konsep
Dengan
demikian
berarti ada pengaruh bimbingan
kelompok dengan metode permainan simulasi, role playing,
serta motivasi terhadap konsep diri
siswa.
Daftar Pustaka
Anitah, Sri, W, dkk. (2007) Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi; 2006. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan
Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Burn, R.B., Konsep Diri. 1993, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Damayanti, Upi. 2012. Bimbingan
Kelompok.
Surabaya:
Usaha
Nasional.
Juntika, Achmad Nurihsan dan Akur
Sudianto.
2006.
Manajemen
Bimbingan dan Konseling di SMA
Kurikulum 2004; Jakarta; PT
Gramedia.
Natawidjaja, Rochman. 2001. Pendekatanpendekatan Penyuluhan Kelompok I.
Bandung: CV. Diponegoro.
Nihayah, Nurul.,
dan Aziz,
Mohammad. 2005. Pengembangan
Potensi Diri. Jakarta: Depag RI.
177
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 163 - 178
Ninawati,
Yulia.
2002.
Psikologi
Pendidikan. Tarsito: Bandung.
Novita, Tri Diah, 2010, Pengaruh
Bermain
Peran
Prososial
Terhadap
Peningkatan Konsep
Diri Anak Pada Siswa SD Negeri 1
Prambanan:
Tesis
tidak
diterbitkan: UNS-F. Kedokteran
Jur. Psikologi.
Nursalim. 2012. “Sosiodrama” dalam
Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan; Volume 13 Nomor 1,
Juli 2012 Surabaya.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 2008. Kamus Besar
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Depdiknas.
Widyastuti, Zeni. 2014. Psikologi
Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prayitno. 2004. Panduan Pelayanan BK
Berbasis
Kompetensi.
SMU,
Kejuruan, MA dan Sederajat. Tidak
diterbitkan. Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas.
Prayitno. 2008. Bimbingan dan Konseling
untuk Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia.
Prasetyo, Nanang. 2006. Konsep Diri.
Malang: Sinar Harapan.
Puspasari, Dewi. 2007. Konsep Diri Suatu
Tinjauan Psikologis. Bumi Aksara:
Jakarta
Rahmat, Jalaludin. 1994. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja
Karya.
Roestiyah.2008. Strategi Belajar Megajar.
Rineka Cipta.Jakarta
Romlah, T. 2001. Teori dan Praktik
Bimbingan Kelompok. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Rusmana, Ketut. 2009. Teknik Konseling
Individual
dan
Dasar
Penyelenggaraan
Konseling
Kelompok. Bandung: Tarsito.
Sardiman, 2005. Psikologi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sobur, Alex. 2014. Psikologi Umum;
Bandung; Pustaka Setia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut dan
Nila
Kusmawati.
2008.
Proses
Bimbingan dan Konseling Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanti, Yulia. 2010. Panduan Pelayanan
BK. Jakarta: Depdiknas.
178