DESAIN DAN PERENCANAAN MESIN PENGOLAHAN JAGUNG PELAPORAN HASIL EVALUASI MEMAKSIMALKAN PENGGUNAAN DAN PEMAHAMAN ANALISIS SIFAT MEKANIK PADA BAJA SS400 AKIBAT PENGARUH TEBAL LAPISAN CHROME DENGAN METODE

VOLUME 30 NOMOR 1, PEBRUARI 2017 DESAIN DAN PERENCANAAN MESIN PENGOLAHAN JAGUNG PELAPORAN HASIL EVALUASI MEMAKSIMALKAN PENGGUNAAN DAN PEMAHAMAN ANALISIS SIFAT MEKANIK PADA BAJA SS400 AKIBAT PENGARUH TEBAL LAPISAN CHROME DENGAN METODE ELEKTROPLATING KAJIAN MODEL PENGELOLAAN AIR INJEKSI DALAM RANGKA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PABRIK GULA PENURUNAN EXPENSE LOGISTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PDCA DI PT. TRAKTOR NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DI PT MEDIA KERTASINDO UTAMA

Jurnal Jakarta ISSN Vol. 30

TEKNIK Peb. 2017 1410-8216

No. 1

Hlm. 1-52

Volume 30 Nomor 1, Pebruari 2017 ISSN 1410-8216

DAFTAR ISI

1. Desain dan Perencanaan Mesin Pengolahan Jagung

1 Supriyono, Tri Mulyanto, Agam Chairul A

2. Pelaporan Hasil Evaluasi Memaksimalkan Penggunaan dan Pemahaman

11 Yunus Yakub

3. Analisis Sifat Mekanik pada Baja SS400 Akibat Pengaruh Tebal Lapisan

Chrome dengan Metode Elektroplating

Tri Mulyanto, Mulyuda

4. Kajian Model Pengelolaan Air Injeksi dalam Rangka Peningkatan Kapasitas

Produksi Pabrik Gula

I Nyoman Artana

5. Penurunan Expense Logistik Dengan Pendekatan PDCA di PT. Traktor

32 Nusantara Siti Rohana Nasution, Anda

6. Usulan Peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah Tinggi Farmasi Bandung dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

Haris Adi Swantoro

7. Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik di PT Media Kertasindo Utama

Nelson Stavenny, Siti Rohana Nasution, Andres

Cover : Disain cover oleh Staf Redaksi

Dari Redaksi

Komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi adalah jagung, namun selama ini pengolahannya masih kurang optimal dimana bonggol jagung masih belum banyak dimanfaatkan. Sehingga di perlukan suatu mesin pengolah jagung dan memanfaatkan bonggol jagung seperti untuk tambahan dalam pakanan ternak. Berdasarkan pengamatan pada mesin pengolahan jagung yang sudah ada sebelumnya maka dirancang mesin pemipil dan penghancur bonggol jagung sesuai dengan yang diinginkan. Tulisan ini diangkat oleh Supriyono, Tri Mulyanto, Agam Cahirul. Proses pengiriman sparepart dilakukan ke seluruh cabang di wilayah Indonesia. Dalam pengiriman sparepart di seluruh cabang, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan expense. Dimana expense darat sebesar 67% sedangkan udara sebesar 33%. Untuk itu dilakukan analisis penyebab kenaikan expense part logistik menggunakan fishbone diagram, sehingga didapatkan penyebab permasalahan dari expense logistik yang tinggi. Inilah yang ditulis oleh Siti Rohana Nasution dan Anda. Halaman lain, Haris Adi Swantoro melakukan usulan peningkatan kualitas layanan akademik di sekolah tinggi dan masih banyak lagi tulisan yang menarik untuk dibaca. Selamat membaca!

ISSN 1410-8216

Pemimpin Umum / Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Anggota Wakil Dekan I, II, III Fakultas Teknik Universitas Pancasila Ketua Jurusan : Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Elektro & Ka. Program DIII

Staf Ahli Prof. Ir. Sidharta S. Kamarwan, Prof. Ir. Ferry J. Putuhena, M.Sc. Ph.D., Prof. Dr. Ir. Chandrasa Sukardi, M.Sc., Prof. Ir. Antonius Anton, M.Ed., Prof. Dr. I Made Kartika, M.Sc., Prof. Ir. Djoko W. Karmiadji, MSME. Ph.D., Prof. Dr. Ir. Yulianto Sumalyo, Ir. Suharso, M. Eng.

Redaksi : Pemimpin Redaksi / Ketua Penyunting

Ir. Budiady

Redaksi Pelaksana / anggota Ir. Atiek Tri Juniati, MT., Ir. Kiki K. Lestari, MT., Ir. Imam Hagni Puspito, MT. Ir. Eddy Djatmiko, MT., Adhi Mahendra, ST., MT. Ir. Rini Prasetyani, MT., Ir. Hasan Hariri, MT.

Sekretariat / Tata Usaha & Administrasi Yan Kurniawan, ST., Suparmo

Korespondensi :

Kepala Perpustakaan, Sekretariat Jurusan : Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Elektro dan Program Diploma III FTUP

Alamat Redaksi Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Telp. 7864730 ext. 120 Fax. (021) 7270128

Jurnal TEKNIK, diterbitkan 3 kali dalam satu tahun masing-masing pada bulan : Pebruari, Juni, Oktober

Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk mengirimkan artikel ilmiah maupun hasil penelitiannya ke Jurnal TEKNIK. Redaksi berhak menentukan dimuat atau tidaknya suatu naskah dan mengedit atau memperbaiki tulisan yang akan dimuat sepanjang tidak mengurangi maksud dan sub stansinya. Naskah yang tidak dimuat akan dikembalikan kepada penulisnya.

Percetakan ……………………………………………………… (isi diluar tanggung jawab percetakan)

Penerbit Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Pancasila

DESAIN DAN PERENCANAAN MESIN PENGOLAHAN JAGUNG

Supriyono , Tri Mulyanto , Agam Chairul A.

Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Univeritas Gunadarma

Abstrak

Komoditas tanaman pangan terpenting kedua setelah padi adalah jagung, namun selama ini pengolahannya masih kurang optimal dimana bonggol jagung masih belum banyak dimanfaatkan. Sehingga di perlukan suatu mesin pengolah jagung dan memanfaatkan bonggol jagung seperti untuk tambahan dalam pakanan ternak. Berdasarkan pengamatan pada mesin pengolahan jagung yang sudah ada sebelumnya maka dirancang mesin pemipil dan penghancur bonggol jagung sesuai dengan yang diinginkan. Dari desain dan perencanaan ini hasilkan mesin pemipil dan penghancur bonggol jagung yang menggunakan tenaga penggerak motor listrik berdaya (P)= 1.5 Hp atau 1.120 kW (0.490 kW pemipil dan 0.383 kW penghancur) dengan putaran maksimal (n)= 1400 rpm (700 rpm pemipil dan 618 rpm penghancur). Komponen utama yang digunakan dalam mesin ini antara lain poros berdiameter 25 mm, pasak dengan ukuran (8x7)mm panjang 22 mm yang ditopang bantalan gelinding nomor 6205 . Sistem transmisi yang menggunakan transmisi sabuk-V dan puli yang mengintegrasikan pemipil dan penghancur bonggol jagung.

Kata Kunci : perencanaan, pemipil, penghancur, jagung

PENDAHULUAN

menghancurkan bonggol jagung saja dengan mesin hammer mill

namun

hanya

sebagai pakan ternak (Zulkarnain & Rifki, Selama ini bonggol jagung hanya dibuang

1.1 Latar Belakang

saja, atau biasanya hanya digunakan sebagai Untuk itu diperlukan mesin yang tepat bahan bakar dapur ataupun pengasapan

membantu meningkatkan untuk pengusir nyamuk pada kandang ternak.

guna

untuk

pengolahan hasil pertanian terutama untuk Oleh

pemipil jagung serta pengolahan dari limbah pendapatan petani maka perlu memanfaatkan

karena itu

untuk

meningkatkan

atau bonggol jagung untuk dimanfaatkan bonggol jagung yang belum termanfaatkan

sebagai pakan ternak yang lebih efektif. secara maksimal, misalnya dapat untuk campuran makanan ternak seperti: kerbau,

1.2 Maksud Dan Tujuan

sapi, kuda, dll. Kebanyakan alat pengolahan Berdasarkan latar belakang diatas agar jagung yang digunakan masyarakat umumnya

pengolahan jagung dapat menjadi lebih efektif masih menggunakan cara tradisional dengan

dan efisien maka diperlukan mesin pemipil kapasitas yang rendah serta memerlukan

jagung dan penghancur bonggol jagung yang waktu yang lama, sehingga hasil yang

terpadu, sehingga dengan adanya mesin diperoleh masih kurang maksimal.

pemipil dan penghancur bonggol jagung Meskipun telah ada mesin pengolahan

diharapkan dapat membantu petani dalam jagung tetapi masih memiliki kekurangan

mengolah hasil pertanian terutama jagung seperti

menjadi lebih efekti. Oleh karena itu meningkatkan

mesin pemipil

jagung

untuk

diperlukan perancangan yang sesuai agar kelompok tani perdesaan (Uslianti & Silvia,

hasil yang diinginkan tercapai, seperti daya 2014). Dalam sistem pembuangan bonggol

motor listrik yang bisa memutar pisau pemipil jagung juga masih banyak jagung pipilan yang

dan penghancur bonggol jagung, rasio ikut terbuang bersamaan dengan bonggolnya,

transmisi yang sesuai dengan kebutuhan, dan sehingga perlu dilakukan proses pemisahan

juga kemudahan dalam pengoperasiannya. antara jagung pipilan dengan bonggolnya.

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut: Karena masih kurang di manfaatkannya

1. Membuat rancangan mesin pemipil dan bonggol jagung untuk keperluan lain, maka

bonggol jagung yang ada juga mesin pengolahan jagung yang

penghancur

terintegrasi.

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

2. Mendesain dan menghitung komponen akibat pesatnya kegiatan riset. Dengan mesin

metode ini dihapkan seorang insinyur dapat digunakan.

menguasai sistematika perancangan tanpa harus belajar secara

cepat

1.3 Batasan Masalah

detail.

Secara keseluruhan langkah kerja pada pengolahan jagung ini sesuai dengan tujuan,

Agar perancangan

mesin

press

metode ini terdiri dari beberapa tahap yang maka diperlukan batasan masalah dalam

dikelompokan pada 4 fase yaitu : perancangannya yaitu sebagai berikut:

1. Penjabaran tugas (Clafication of task)

1. Kapasitas mesin skala sedang agar bisa

pengumpulan informasi dipakai untuk usaha kecil menengah

Meliputi

mengenai permasalahan dan kendala- (UKM).

kendala

yang

dihadapi. Kemudian

2. Daya motor yang digunakan 1.120 kW disusun daftar persyaratan mengenai (1.5 HP).

rancangan yang akan dibuat.

konsep rancangan komponen utama mesin pemipil dan

3. Merencanakan material dan spesifikasi

2. Penentuan

(Conceptual Design) penghancur

Meliputi tiga langkah kerja yaitu : digunakan.

a. Menetukan fungsi dan strukturnya

b. Mencari prinsip solusi dan strukturnya

c. Menguraikan menjadi varian yang

TINJAUAN PUSTAKA

dapat direalisasikan

3. Perancangan wujud (Embodiment design)

2.1 Desain Produk

ini dimulai dengan Proses mendesain produk adalah salah

Pada

tahap

menguraikan rancangan kedalam modul- satu cabang dari rekayasa dan rancang

modul yang diikuti oleh desai awal dan bangun yang banyak bermanfaat dalam

desain jadi.

menyelesaikan berbagai kebutuhan akan

4. Perancangan rinci (Detail design) produk yang memenuhi kriteria dan keinginan

merupakan proses konsumen.

Tahap

ini

dalam bentuk gambar Mendesain

perancangan

dalam arti gambar yang tersusun dan menjabarkan

gambar detail termasuk daftar komponen, menyelesaikan

ide yang

dimiliki

untuk

spesifikasi bahan, toleransi dan lainnya. bagaimanapun

semua pekerjaan pekerjaan mendesain. Setelah ide didapat,

didokumentasikan sehingga pembuatan yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah

produk dapat dilaksanakan oleh operator metoda apa yang akan dipakai dalam

atau insinyur lain yang ditunjuk. mewujudkan

menghasilkan sebuah karya yang riil dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

METODOLOGI PERANCANGAN

2.2 Metode VDI 2221

3.1 Alur Perancangan

Hasil yang tepat guna dan efektivitas Proses perancangan adalah rangkuman merupakan syarat utama dalam mendesain

suatu kegiatan yang dimulai dari studi suatu produk. Bebagai macam kebutuhan

penelitian dan harus

lapangan,

kegiatan

pengembangan, studi banding barang produk, perusahaan / pabrik / publik yang meminta

dan tahapan-tahapan perancangan, studi jasa produk tersebut, situasi pasar dan

lapangan dan studi pustaka dilakukan untuk perkembangan teknologi. Ketiga macam

atas pengamatan kebutuhan itulah yang dapat diatasi oleh

mendapatkan

data

peristiwa-peristiwa yang sedang berjalan suatu medote yang disebut VDI 2221. Metode

sebagai dasar pertimbangan perancangan VDI 2221 terdiri dari beberapa langkah desain

yang digabungkan dengan hasil informasi yang

yang lainnya, misalnya : kegiatan penelitian mewujudkan idenya secara efisien dan

dan pengembangan produk sejenis ataupun sistematis. Kelebihan metode ini juga karena

produk yang ada di pasar. Kebutuhan akan tidak terikat pada cabang industri tertentu.

yang bermanfaat bagi Tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk

suatu

produk

kehidupan dapat dirancang melalui kegiatan- merumuskan dan mengarahkan bebagai

kegiatan dalam fase-fase yang berurutan. macam metode desain yang berkembang

Urutan proses perancangan pemipil dan

2 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 2 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

jagung

dengan

pada gambar berikut :

menggunakan Metoda VDI 2221 dapat dilihat

Ide pembuatan mesin pemipil dan penghancur bonggol jagung

Perancangan produk  Analisa produk pada pasar

Perencanaan  Mengembangkan usulan produk

Produk

Daftar Persyaratan (Spesifikasi)

Perancangan konsep produk  Struktur fungsi produk  Fungsi keseluruhan  Sub fungsi keseluruhan

 Pemilihan kombinasi yang sesuai Perancangan  Pembuatan konsep varian Konsep Produk

Varian Terpilih

 Perhitungan komponen yang dipakai  Gambar layout & detail  Spesifikasi bahan

Layout Awal

Perancangan Bentuk  Perbaikan kelemahan & kekurangan mesin

 Perbaikan gambar layout & detail

Layout Akhir

 Kelengkapan dokumen  Gambar layout dan detail akhir  Spesifikasi mesin

Hasil

Dokumen Produk

Perancangan

Proses Manufaktur

Gambar 3.1 Flowchart perancangan mesin pemipil dan pemecah bonggol jagung

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

3.2 Perencanaan Produk

Demand

Pada perencanaan

ini

dikumpulkan

( D) atau

Data Spesifikasi

semua informasi

(requirements) yang harus dipenuhi oleh

( W)

Persyaratan

produk yang merupakan

usulan-usulan

GEOMETRI

D terhadap permintaan dari pasar yang diolah - Bentuk dan konstruksi yang

D kokoh dengan memunculkan sebuah idea tau

- Mata pisau berbentuk silinder gagasan perancangan. Hasil fase ini adalah

dan bilah spesifikasi produk yang dimuat dalam daftar

KINEMATIKA

persyaratan teknis yang terdapat pada

D - Mekanisme mudah berikutnya yaitu perencanaan produk.

D dioperasikan Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase

- Beban yang diterapkan pada pertama, dicarilah beberapa konsep produk

poros berputar yang dapat memenuhi persyaratan dalam

- Input daya merupakan gerak spesifikasi

konsep produk kemudian dikembangkan lebih

ENERGI

D - Daya yang didapat berasal lanjut kemudian dievaluasi. Evaluasi tersebut

dari motor listrik haruslah dilakukan beberapa kriteria khusus

- Daya yang digunakan relatif seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan

kecil

lain-lain dikembangkan lebih lanjut kemudian

MATERIAL

dievaluasi. Evaluasi

D - Material mudah di dapatkan di dilakukan beberapa kriteria khusus seperti

tersebut

haruslah

pasaran kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain.

D - Konstruksi mata pisau terbuat Dari

dari besi memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang

beberapa konsep

produk

yang

- Mudah didapatkan di pasaran terbaik.

D - dilakukan langkah-langkah abstraksi dan Mudah dioperasikan

D - Waktu untuk pembersihan formulasi. Tujuan dari abstraksi adalah

lebih cepat menentukan bagian mana dari spesifikasi

D - DIdapat hasil pembersihan yang merupakan bagian penting dan berlaku

secara optimal umum.Pada saat melakukan langkah-langkah

- Tidak menimbulkan suara abstraksi dan formulasi.Hal penting yang

bising harus diperhatikan adalah membedakan

KONTROL KUALITAS

sebuah persyaratan. Apakah sebagai tuntutan

D - Penggunaan komponen (Demand) atau keinginan (Wishes).

standart di pasaran Keharusan (Demand) adalah persyaratan

PERAKITAN

D - yang harus terpenuhi pada setiap kondisi, Waktu pemasangan dan atau dengan kata lain apabila persyaratan itu pembongkaran harus singkat

- Bongkar pasang komponen tidak terpenuhi maka perancangan dianggap

harus mudah dan sederhana tidak benar/gagal. Keinginan (Wishes) adalah

PERAWATAN

D - Penggunaan komponen yang memungkinkan.Sebagai

persyaratan yang

diinginkan

apabila

dapat diperbaiki atau diganti persyaratan membutuhkan biaya yang tinggi

contoh

suatu

- Mudah dibersihkan untuk tanpa

setiap komponen besar.Maka

memberi pengaruh

teknik

yang

- Biaya perawatan murah dihilangkan atau diabaikan. Abstraksi dan

formulasi akan mempermudah menentukan - D Bisa membantu petani jagung

D - Bisa dioperasikan dengan fungsi dan struktur fungsi.

mudah - Memiliki nilai jual

BIAYA

D - Biaya pembuatan dan perakitan murah

- Penggunaan suku cadang

murah

4 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

3.3 Perancangan Konsep Produk

berupa gambar skets atau gambar skema Pada

fase ini

adalah

menyusun

yang sederhana.

spesifikasi teknis pada mesin pemipil & penghancur bonggol jagung yang menjadi

3.5 Hasil Perancangan

dasar perancangan yang dapat memenuhi Pada hasil perancangan, ditetapkan kebutuhan.

susunan komponen, bentuk, dimensi, serta dikumpulkannya semua informasi tentang

kehalusan permukaan dan material dari setiap keinginan

komponen. Demikian juga cara pembuatan (requirement) lain yang harus dipenuhi oleh

yang sudah dianalisa dan perkiraan biaya produk dan tentang kendala-kendala yang

yang telah dihitung. Hasil akhir dari tahap ini merupakan batas-batas produk. Hasil dari

adalah gambar rancangan lengkap dan fase ini adalah spesifikasi teknis pada mesin

spesifikasi produk untuk pembuatan. Kedua pemipil dan penghancur bonggol jagung.

hal tersebut merupakan sebuah dokumen Konsep perancangan mesin pemipil dan

yang disebut untuk pembuatan produk. penghancur bonggol jagung disusun sesuai

mesin pemipil dan keinginan perancang, memiliki kekuatan yang

Prinsip

kerja

bonggol jagung adalah cukup dalam menerima beban kerja dan

penghancur

melakukan 2 proses dalam 1 mesin yaitu mudah dalam proses pembuatan maupun

dihasilkannya butiran jagung dan serbuk pemakaian. Konsep perancangannya disusun

bonggol jagung. Perancangan terlebih dahulu dalam gambar desain berikut ini:

dibantu

menggunakan software Autocad 3D, dibagi dalam dua kelompok rancangan yaitu perancangan rangka dan perancangan pisau. Selain itu juga pemilihan komponen dan spesifikasi mesin yang dipakai, seperti: motor listrik, transmisi, bearing dan komponen pendukung lainnya.

dengan

3.5.1 Pisau Pemipil Jagung

Dari hasil pengamatan dari produk yang sudah ada, maka diambil bentuk rancangan pisau pemipil

berbentuk drum dengan beberapa mata pemipil. Untuk lebih efisien dalam memproduksi mata pisau maka dimensi mata diambil dari ukuran standar drum yang ada yaitu 10 inchi atau 254 mm.

Sedangkan desain dan data teknis dari pisau Gambar 3.2 Gambar konsep perancangan

pemipil jagung adalah sbb : mesin pemipil dan penghancur bonggol

jagung

Keterangan :

1. Motor listrik

2. Puli dan belt

3. Pisau Pemipil

4. Pisau Penghancur

5. Hopper

6. Plat Besi 7.Bearing

3.4 Perancangan Bentuk

Berdasarkan spesifikasi teknis produk hasil awal, dicarilah beberapa perancangan bentuk yang dapat memenuhi persyaratan-

Gambar 3.3 Pisau pemipil jagung persyaratan

Perancangan Bentuk tersebut merupakan Data teknis pisau pemipil jagung: solusi dalam masalah perancangan yang

: 254 mm harus dipecahkan. Beberapa alternative yang

a. Diameter drum

: 290 mm dapat ditemukan.Perancangan bentuk ini

b. Panjang pisau

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

mm

digunakan dalam pembuatan rangka mesin ini

d. Tinggi mata pemipil

mm

adalah besi

plat siku dengan ukuran

e. Diameter mata pemipil : 8

mm

40x40 mm dan tebalnya 4 mm.

f. Jumlah mata pemipil

buah

Adapun bentuk dan ukuran dari rangka mesin tersebut adalah sbb:

3.5.2 Pisau Penghancur Bonggol Jagung

Dari hasil pengamatan dari produk yang sudah ada, maka diambil bentuk rancangan pisau penghancur berbentuk bilah dengan beberapa mata penghancur. Untuk lebih efisien dalam memproduksi mata pisau maka dimensi mata diambil dari ukuran bilah yang memiliki panjang 45 mm, lebar 7 mm dan tinggi 140 mm. Sedangkan bentuk pisau penghancur bonggol jagung dan data teknis yang lain adalah sbb:

Gambar 3.5 Rangka mesin

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kapasitas Mesin

Gambar 3.4 Pisau penghancur bonggol Mesin pemipil dan penghancur bonggol jagung

jagung direncanakan bekerja selama 8 jam sehari. Data asumsi berat rata-rata jagung

Data teknis pisau penghancur bonggol kering dan bonggolnya adalah 380 gr . Dalam jagung:

sehari mesin pemipil dan penghancur dapat

a. Diameter area pemotongan: 275 mm menghasilkan 0,72 ton biji jagung dan 0,37

b. Diameter silinder

mm

ton bonggol jagung halus.

c. Panjang poros pisau

mm

d. Jumlah mata pemipil

buah

4.2 Perencanaan Daya Motor Pisau

Dalam menentukan perhitungan daya

motor maka perlu menghitung massa, torsi, Rangka mesin merupakan tempat untuk

3.5.3 Rangka Mesin

dan daya sehingga baru dapat diketahui daya pemasangan komponen mesin pemipil dan

motor yang dapat digunakan untuk mesin penghancur

pemipil dan penghancur bonggol jagung. sehingga dirancang sesuai dengan berat, bentuk dan ukuran komponen yang akan

A. Pisau Pemipil Jagung

dipasang. Komponen mesin juga dipilih dan Rancangan diameter casing dan pisau dibuat seringkas mungkin untuk mengurangi

untuk pemipil biji jagung akan menghasilkan beban yang berlebih pada rangka, tapi dalam

area pemipilan.

perancangan tetap memperhitungkan segala aspek yang diperlukan dalam perancangan.

Spesifikasi casing pisau pemipil: Selain itu dalam pembuatan rangka mesin ini

Diameter casing (d1) = 320 mm, juga mempertimbangkan proses perawatan,

Jari-jari casing (r1) = 160 mm, desain dengan memilih rangka plat siku yang

Tinggi casing (t1) = 300 mm merupakan alternatif terbaik disesuaikan dengan proses pembuatan maupun proses

Spesifikasi pisau pemipil: perakitan mesin tersebut. Bahan utama yang

Diameter pisau (d2) = 270 mm, Jari-jari pisau (r2) = 135 mm,

6 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

Tinggi pisau (t2) = 290 mm. Perhitungan penghancur bonggol jagung:

1. Torsi penghancur (T2) : Setelah itu pisau dan casing pemipil dirakit,

Gaya penghancur (F2) = 21.19 N sehingga dapat diketahui jarak pisau dengan

T2 = F2 x r =21.19 N x 0.140 m jagung yang akan dipipil = 22.5 mm.

=2.97 Nm

2. Daya penghancur (P2): Putaran yg direncanakan (n2) = 1233 rpm

P2 = =

= 383.29 W

Jadi kebutuhan daya total mesin yang dibutuhkan adalah: daya pisau pemipil

Gambar 4.1 Area pemipilan ditambah daya pisau penghancur bonggol jagung, yaitu sebagai berikut:

Perhitungan daya pemipil jagung:

P total =P 1 +P 2

1. Torsi pemipil (T1) : = 490.15 W + 383.29 W Gaya pemipil (F1) = 49.54 N

= 873.44 W

T1 = F1 x r = 49.54 N x 0.135 m

= 1.17 Hp

= 6.69 Nm Sehingga berdasarkan perhitungan diatas

2. Daya pemipil (P1): motor listrik yang digunakan untuk mesin Putaran yg direncanakan (n1) = 700 rpm

pemipil dan penghancur bonggol jagung yang P1 =

terdapat dipasaran, dengan spesifikasi sbb:

: 1120 W = 1.5 Hp =

B. Pisau Penghancur Bonggol Jagung

4.3 Perencanaan Poros Pisau Pemipil

Dalam rancangan casing dan pisau

4.3.1 Perhitungan Putaran Poros Pemipil

penghancur bonggol jagung juga akan

1. Diameter Puli Pemipil (d p1 ) menghasilkan area penghancur.

Direncanakan :

Perbandingan transmisi (i 1 )=2 Spesifikasi casing pisau penghancur :

Diamater puli motor (d m ) = 76 mm Diameter casing (d3) = 300 mm

Sehingga :

Jari-jari casing (r3) = 150 mm

=d m .i 1 Tinggi casing (t3) = 300 mm

d p1

= 76 . 2 = 152 mm

Spesifikasi pisau penghancur bonggol jagung:

2. Putaran Poros Pemipil (n p1 ): Diameter pisau (d4) = 280 mm

Putaran motor (n m ) = 1400 rpm Jari-jari pisau (r4) = 140 mm

Sehingga :

Tinggi pisau (t4) = 290 mm

n p1 =

Setelah itu casing dan pisau penghancur

= 700 rpm bonggol jagung dirakit, maka akan diketahui

4.3.2 Perhitungan Poros Pemipil

jarak pisau dengan bonggo jagung yang akan Diameter Poros Pemipil (ds1) : dihancurkan = 10 mm

Dimana :

Beban puntir (Kt) = 3 Beban lentur (Cb) = 2.3 Momen puntir (T) = 818.16 kg.mm

2 Tegangan geser ijin ( a )= 4.42

kg/mm

d 1/3

s1 = [ ]

1/3 ] Gambar 4.2 Area penghancuran

= [6513.81] = 18.67 mm ≈ 25 mm

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

4.3.3 Perhitungan Pasak Pemipil

= 16 kg Dimana: T

1. Menghitung Gaya Tangensial

RA =

= 818.16 kg.mm

d s = 25 mm

Sehingga: Aksi = Reaksi , yaitu: Sehingga :

= Beban titik B + Beban puli F= =

= 65.45 kg

= 26 kg + 2.1 kg = 28.1 kg

2. Tegangan Geser yang Diijinkan

= RA + RB

= 16 kg + 12.1 kg = 28.1 kg

ka

= 2.9 kg/mm

4.4 Perancangan Poros Pisau Penghancur

4.4.1 Perhitungan Putaran Poros Penghancur

1. Diameter Puli Penghancur (d p3 ): Ukuran nominal (b x h) = 8 x 7 mm

3. Ukuran pasak :

Direncanakan :

Kedalaman alur poros (t 1 ) = 4.0 mm

Perbandingan transmisi (i 2 ) = 1.13

Diamater puli pemipil 2 (d p2 ) = 90 mm Panjang pasak :

Kedalaman alur naf (t 2 ) = 3.3 mm

Sehingga :

=d p2 .i 2 adalah : L = 2.8 mm ≈ 4 mm

Dari tegangan geser yang diijinkan

d p3

= 90 x 1.13 = 102 mm Dari tekanan poros permukaan yang

diijinkan: Lk =

1.64 mm ≈ 22 mm

2. Putaran Poros Penghancur (n p3 ): Putaran puli pemipil 2 (n p2 ) = 700 rpm

4.3.4 Analisa Gaya Poros Pemipil

Sehingga :

pembebanan yang terjadi pada poros, maka n p3 =

Sebelum menghitung

gaya

atau

harus diketahui dulu besar atau jenis

= 618 rpm pembebanan yang terjadi pada poros pisau

pemipil. Jenis pembebanan terbagi dalam 2

4.4.2 Perhitungan Poros Penghancur

kelompok, yaitu: Diameter Poros Penghancur (ds2):

1. Beban puli = Berat (Puli A + B)

Dimana :

= 1.5 + 0.6 = 2.1 kg Beban puntir (Kt) = 3

2. Beban di titik B = Berat (Drum + Pisau) Beban lentur (Cb) = 2.3 = 25.8 + 0.2 = 26 kg

Momen puntir (T) = 724.35 kg.mm Tegangan geser ijin ( a )= 4.42

Sehingga untuk menganalisa pembebanan

kg/mm 2

pada poros, maka

dibuat

diagram

keseimbangan momen sbb:

d 1/3 s2 = [ ] = 1/3 [ ]

1/3 = [5766.94] = 17.9 mm ≈ 25 mm

4.4.3 Perhitungan Pasak Penghancur

1. Menghitung Gaya Tangensial

= 724.35 kg.mm

Gambar 4.3 Diagram keseimbangan momen = 57.95 kg poros pisau pemipil

2. Tegangan Geser yang Diijinkan Perhitungan: Keseimbangan momen, sbb:

= 2.9 kg/mm

8 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

3. Ukuran pasak :

4.4.5 Pemilihan Bantalan Poros Pisau

Ukuran nominal (b x h) = 8 x 7 mm Berdasarkan hasil perhitungan poros dan

Kedalaman alur poros (t 1 ) = 4.0 mm

standarisasi yang dipakai, maka spesifikasi

bantalan poros pisau pemipil dan penghancur Panjang pasak :

Kedalaman alur naf (t 2 ) = 3.3 mm

bonggol jagung adalah sbb: Dari tegangan geser yang diijinkan

: Bantalan gelinding adalah : L = 2.5 mm ≈ 4 mm

Jenis bantalan

: 6205 Dari tekanan poros permukaan yang

Nomor bantalan

: 52 mm diijinkan: Lk =

Diameter luar(D)

1.45 mm ≈ 22 mm

Diameter dalam(d) : 25 mm Lebar bantalan (B) : 15 mm

: 1.5 mm Sebelum menghitung pembebanan yang

4.4.4 Analisa Gaya Poros Penghancur

Jari bantalan (r )

Kapasitas dinamis(C) : 10 kg terjadi pada poros, maka harus diketahui dulu

: 730 kg besar pembebanan yang terjadi pada poros pisau penghancur. Jenis pembebanan terbagi dalam 2 kelompok, yaitu:

Kapasitas statis (Co)

PENUTUP

1. Beban puli = Berat puli = 0.5 kg

5.1 Kesimpulan

2. Beban di titik B = Berat (Bilah + Pisau) Dari hasil desain dan perancangan mesin = 1 + 17.2

= 18.2 kg pemipil dan penghancur bonggol jagung dengan metode VDI 2221 dapat diambil

Sehingga untuk menganalisa pembebanan

kesimpulan sbb:

1. Mesin menggunakan tenaga penggerak keseimbangan momen sbb:

pada poros, maka

dibuat

diagram

motor listrik berdaya 1.5 Hp atau 1.120 kW (0.490 kW pemipil dan 0.383 kW penghancur), dengan putaran maksimum 1400 rpm yang menggerakkan pisau pemipil 700 rpm dan pisau penghancur bonggol jagung 618 rpm melalui sistem transmisi sabuk v-belt.

2. Poros yang digunakan pada pisau pemipil dan

penghancur

bonggol jagung

mempunyai

spesifikasi yang sama berdiameter 25 mm, ukuran pasaknya (8 x 7) mm panjangnya 22 mm, sedangkan jenis

bantalannya adalah bantalan gelinding nomor 6205.

Gambar 4.4 Diagram keseimbangan momen

5.2 Saran

poros pisau penghancur Untuk pengembangan selanjutnya, perlu dikembangkan lagi mesin pengolah jagung

Perhitungan keseimbangan momen : ∑ =0 dari berbagai sisi, seperti:

1. Untuk kapasitas besar diperlukan juga RB

= 8.9 kg

pembangkit yang berdaya besar, sistem transmisi dan komponen lain yang sesuai.

2. Desain dan pengembangan pisau pemipil RA =

= 9.8 kg

maupun penghancur bonggol jagung yang

lebih efektif.

Maka besarnya Aksi = Reaksi, yaitu : ∑ = Beban di titik B + Beban puli

DAFTAR PUSTAKA

= 18.2 kg + 0.5 kg = 18.7 kg

1. Pahl G. and Beitz W., 1996, Engineering ∑ = RA + RB = 9.8 kg + 8.9 kg

Design Second Edition, London, Verlag- = 18.7 kg

Springer.

2. Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

3. Prihatman, Kemal, 2000, Jagung (Zea Mays L.), Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu

4. Uslianti S., 2014, Rancangan Bangun Mesin

Meningkatkan Hasil Pemipilan Jagung Kelompok Tani Desa Kuala Dua. Jurnal ELKHA 6. pp.1-4.

5. Zulkarnain, Rifki, 2014, Perancangan Mesin Hammer Mill Penghancur Bongkol Jagung dengan Kapasitas 100 Kg/Jam sebagai Pakan Ternak, Jurnal Prosiding SNATIF, Hal. 1-8, Vol 1.

10 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

PELAPORAN HASIL EVALUASI MEMAKSIMALKAN PENGGUNAAN DAN PEMAHAMAN

Yunus Yakub Institut Sains dan Teknologi Nasional yunus_yakub@yahoo.com

Abstrak

Pelaporan final hasil evaluasi program, yang berisi perencanaan laporan untuk mengatasi kebutuhan dan karakteristik audiens dari segala bidang, dengan mempertimbangkan sifat berkelanjutan laporan dan tujuannya. Selain itu juga memaparkan bagaimana mengenali dan memilih berbagai metode pelaporan untuk berbagai audiens yang berbeda-beda.

Kata kunci : evaluator program, audiens

PENDAHULUAN

merupakan

untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu

petunjuk

Latar Belakang

kegiatan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk

Evaluator program harus orang-orang yang mengumpulkan informasi yang merealisasi

memiliki kompetensi, di antaranya mampu atau mengimplementasi dari suatu kebijakan,

melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan berlangsung

tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab. berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu

Evaluator dapat berasal dari kalangan internal organisasi

yang melibatkan sekelompok (evaluator dan pelaksana program) dan orang guna pengambilan keputusan. Evaluasi

kalangan eksternal (orang di luar pelaksana program

program tetapi orang yang terkait dengan pencapaian tujuan program yang telah

kebijakan dan implementasi program). Model dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi

evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat program digunakan sebagai dasar untuk

oleh para ahli atau pakar evaluasi. Dalam melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau

melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan untuk melakukan pengambilan keputusan

model evaluasi yang akan dibuat. Biasanya berikutnya. Evaluasi sama artinya dengan

model evaluasi ini dibuat berdasarkan kegiatan

seseorang, lembaga atau evaluasi/supervisi

instansi yang ingin mengetahui apakah mengambil keputusan atau melakukan tindak

dimaksudkan

untuk

program yang telah dilaksanakan dapat lanjut dari program yang telah dilaksanakan.

mencapai hasil yang diharapkan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program,

Menyusun laporan hasil evaluasi merupakan melanjutkan program, dan menyebarluaskan

kegiatan yang harus dilakukan oleh para program.

evaluator. Laporan hasil evaluasi pada prinsipnya merupakan satu kesatuan dari

Dalam evaluasi

proses evaluasi program secara keseluruhan. (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi

program,

pelaksana

Laporan hasil evaluasi program memiliki mutu atau kondisi sesuatu hal sebagai hasil

posisi penting, utamanya sebagai bukti fisik pelaksanaan program setelah data terkumpul

pertanggungjawaban para evaluator terhadap dibandingkan dengan kriteria atau standar

pengelola program evaluasi yang telah tertentu. Dalam evaluasi program, pelaksana

memberikan keputusan atas pelaksanaan (evaluator)

evaluasi program.

ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin

Upaya peningkatan kualitas program tertentu mengetahui letak kekurangan dan sebabnya.

memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak

kualitas sebelumnya. Dengan demikian, untuk lanjut atau keputusan yang akan diambil.

dapat menyusun program yang lebih baik, Dalam kegiatan evaluasi program, indikator

hasil evaluasi program sebelumya merupakan

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

mengejutkan, dan evaluator fisik sebuah evaluasi terlihat pada laporan

hasil

ini

melakukan cara-cara yang mungkin untuk tertulisnya. Laporan tertulis harus disusun

pemahaman pengguna, oleh seseorang atau tim evaluator, sehingga

meningkatkan

seperti misalnya dengan cara mengumpulkan hasil

data tambahan atau mengundang orang dengan baik kepada orang atau pihak lain.

lain untuk berpartisipasi dalam membahas hasil evaluasi.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis Mengkomunikasikan hasil-hasil evaluasi akan dapat merumuskan masalah:

membantu evaluator dalam mempelajari “Bagaimana membuat laporan hasil evaluasi

pengguna dan akhir yang baik, yang dapat memaksimalkan

respon

dari

cara-cara untuk penggunaan hasil evaluasi dan meningkatkan

mempertimbangkan

memaksimalkan penggunaan hasil evaluasi. pemahaman

Demikian pula dengan presentasi hasil evaluasi dapat dipublikasikan dengan baik

evaluasi, agar pengguna memiliki waktu kepada pihak lain ?”

untuk berpikir tentang temuan, untuk berdialog dengan

evaluator dan untuk

validitas dan Dari rumusan masalah di atas maka tujuan

Tujuan

mempertimbangkan

yang dimiliki. dari artikel ini adalah untuk membuat laporan

menggunakan

potensi

proses yang hasil evaluasi akhir yang baik yang dapat

Pelaporan

adalah

membutuhkan berbagai digunakan secara maksimal dan dapat

berkelanjutan,

bentuk dan sarana interaksi. Hal ini dilakukan dipublikasikan kepada pihak lain.

pemahaman dan penggunaan, yang t idak mungkin t erjadi tanpa sering berkomunikasi. Evaluasi dapat

memiliki banyak tujuan yang berbeda dan informasi

yang

dihasilkan dapat

Tujuan Pelaporan Hasil Evaluasi

pemakaian yang Seringkali evaluator cenderung menganggap

dimanfaatkan

untuk

sangat berbeda. Sebagai contoh informasi pelaporan evaluasi sebagai langkah t erakhir,

evaluasi formatif biasanya digunakan oleh idealnya evaluator harus sudah memulai

ingin meningkatkan melaporkan hasil evaluasinya sebelum akhir

pengguna

yang

programnya agar dapat berkembang atau proyek. Biasanya, evaluator menulis laporan

beroperasi, sedangkan informasi evaluasi hasil akhir evaluasinya yang merupakan

digunakan oleh fokus dari laporan akhir proses. Agar

sumatif

biasanya

penyandang dana dan konsumen potensial penggunaan hasil evaluasi maksimal, maka

program untuk mengetahui keberhasilan perlu dibicarakan dengan para pemangku

program serta untuk kepentingan, masalah apa

dan

kegagalan

menentukan keberlanjutan program. dipelajari evaluator dalam mengevaluasi, serta

yang harus

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari kepentingan. Evaluator perlu terlibat dalam

pengembangan strategi pelaporan yang dialog dengan pengguna utama agar hasil

yaitu; (1) Membantu membuat akhir dari evaluasi bukan sebagai informasi

sesuai,

keputusan yang tepat, (2) Mendapatkan yang mengejutkan. Hasil yang mengejutkan

lebih, (3) Membantu cenderung

perhatian

yang

menyederhanakan bertentangan

asumsi yang rumit, (4) Memudahkan dalam pengguna, dan nantinya akan dilupakan

dengan

pengalaman

menganalisa masalah, (5) Meyakinkan orang atau dianggap sebagai metodologi yang

lain untuk mau mengambil tin dakan, (6) t idak memadai (Weiss & Bucuvalas,1980).

Melibatkan pemangku kepentingan dalam Keterlibatan

dalam dialog-dialog dengan perencanaan program atau pembuatan pengguna,

terkait dengan bagaimana reaksi pengguna terhadap hasil

Mempengaruhi evaluasi,

pengembangan,

kebijakan, (8) Mengubah interaksi antara komunikasikan hasil evaluasi dengan lebih

efektif. Jika pengguna menemukan hasil yang mengejutkan, dan evaluator meyakini bahwa

itu valid,

pengguna

dapat

mempelajari lebih lanjut tentang mengapa

12 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

Membuat Laporan yang Berbeda

Tampilan/Format Laporan, (6) Sensitivitas Evaluator harus berpikir tentang metode

informasi, (7) Sifat informasi yang akan yang berbeda

dikomunikasikan (positif, negatif, netral). manfaatkan

yang dapat

Evaluator harus berjuang untuk melihat disesuaikan dengan audiens. Cara yang

evaluasi. Metode

pelaporan

harus

informasi dengan hati-hati, dikumpulkan paling efektif untuk menarik perhatian dan

dan dianalisis agar terhindar dari distorsi baik minat

t idak sengaja, dalam pemahaman

dari audiens dan

penyajiannya. Komite Bersama (1994) antara audiens yang satu dengan audiens

serta

penggunaan hasil

"semua tindakan, yang lain akan berbeda. Torres, Preskill, dan

menyatakan:

pernyataan publik dan laporan tertulis dari Piontek

hasil evaluasi harus mematuhi aturan pembelajaran

(2005) berpendapat

bahwa

terkait keterusterangan, keterbukaan dan dikomunikasikan lebih interaktif dengan

meningkat jika

hasilnya

kelengkapan.

cara-cara yang mendorong audiens untuk menunjukkan respon mereka dan secara

The American Evaluation Association ’s aktif mempertimbangkan hasil evaluasi.

menyatakan bahwa Strategi

Guiding

Principles

evaluator harus melakukan beberapa hal, pelaporan dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

1. Mengkomunikasikan pendekatan, metode dan keakuratan secara rinci agar memungkinkan orang lain untuk memahami, menafsirkan dan mengkritisi pekerjaan pengguna

evaluasi dan meng- komunikasikan hasil evaluasi dalam cara yang menghormati martabat pemangku kepentingan

2. Melakukan

para pemangku kepentingan untuk dapat mengakses Gambar 1: Strategi Berkomunikasi dan

3. Memungkinkan

dan aktif menyebarkan informasi terkait Format Pelaporan terhadap Derajat evaluasi dan mampu menampilkan hasil Interaksi dengan Audiens evaluasi dalam bentuk yang mudah

santun dan dapat Berkomunikasi

dimengerti,

(Sumber: Evaluasi

Strategi

untuk

menjamin kerahasiaan. Meningkatkan Belajar dalam Organisasi oleh

dan

Pelaporan:

Torres, Preskill & Piontek. Hak Cipta 2005

Menyampaikan Laporan ke Audiens

oleh Sage Publications) Beberapa hal yang harus dilakukan oleh evaluator sebelum menyampaikan laporan

Pada Gambar 1 di atas dapat dipilih format hasil evaluasi kepada audiens, adalah: (1) pelaporan yang sesuai dengan kondisi dan

Mengidentifikasi audiens, (2) Audiens yang kebutuhan audiens. Laporan sementara

kebutuhan informasi dan laporan akhir yang memiliki derajat

berbeda memiliki

yang berbeda, (3) Melakukan analisis interaktif rendah dan tergolong format

semua pemangku laporan yang tradisional tetapi sampai

audiens

untuk

kepentingan yang terkait, (4) Kegiatan sekarang tetap menjadi pilihan karena dapat

analisis tersebut antara lain: menentukan menjangkau audiens luas. Yang terpenting

informasi apa yang harus diterima oleh adalah memilih format laporan yang disukai,

audiens, nilai-nilai yang dimiliki dan format dan mudah dipahami audiens.

laporan yang

paling

cocok (transmisi

informasi).

Faktor Penting dalam Rencana L aporan Evaluasi

Karena audiens memiliki beragam latar Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

belakang, minat, preferensi dan motivasi, dalam pelaporan hasil evaluasi, meliputi

perlu melakukan beberapa

sehingga

evaluator

kecil dan beberapa keseimbangan, keadilan, (2) Penerima

hal berikut:

percakapan dengan audiens, di mana nanti informasi (audiens), (3) Ketepatan waktu,

membantu evaluator (4) Gaya komunikasi yang

mengidentifikasi informasi yang menarik

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

dengan menganalisis audiens. komunikasi elektronik lainnya menyediakan Mengamati minat masing-masing audiens

untuk meng- dalam pertemuan dan interaksi pribadi.

cara-cara

kreatif

komunikasikan informasi dan membangun Biasanya laporan hasil

evaluasi

akan

dialog dengan orang lain.

ditujukan untuk banyak audiens, sehingga evaluator harus mengidentifikasi audiens

Keuntungan nyata dari penggunaan e- secara keseluruhan.

potensinya untuk memudahkan komunikasi antara individu Berdasarkan hal tersebut, maka dalam

mail

termasuk

anggota kelompok. pelaporan hasil evaluasi sedapat mungkin

atau

antara

Kapasitasnya untuk melakukan dialog menggunakan

secara langsung (online) dan fleksibel berorientasi pada audiens yang berbeda-

metodologi

yang

membuat e-mail, t idak hanya digunakan beda, seperti: (1) Audiens atau kolega akan

untuk pelaporan evaluasi rutin seperti tertarik dengan

laporan hasil evaluasi sementara dan draft lengkap dari prosedur pengumpulan data,

laporan yang

terinci,

laporan akhir, tetapi juga untuk pelaporan teknik analisis dan sejenisnya, (2) Manajer

yang membutuhkan respon cepat. Sebagai program dan staf umum lebih tertarik

contoh, evaluator dapat mengirim temuan dengan laporan yang menyajikan detail

dan kesimpulan awal untuk klien serta operasional program, output dan outcome,

meminta respon cepat dari pengguna. (3) Penyandang dana lebih tertarik pada

Dengan demikian, klien dapat terlibat informasi yang berkaitan dengan hasil dan

dalam proses penentuan bagaimana hasil dampak.

digunakan. David Fetterman (Fetterman, 2001; Fitzpatrick Torres,

evaluasi

akan

& Fetterman, 2000) telah menggunakan menyatakan bahwa terdapat beberapa

Preskill dan

Piontek

internet untuk berbagi informasi, (catatan karakter

lapangan, foto, data kuantitatif) sehingga dipertimbangkan dalam memilih format

anggota tim evaluasi dapat mengetahui untuk

temuan-temuan evaluasi dan melakukan mengembangkan

anggota tim mengenai Karakteristik

strategi

komunikasi.

dialog antara

kegiatan, penemuan dan interpretasi Aksesibilitas, (2) Kemampuan membaca,

pengguna. Pengguna memposting hasil (3) Terbiasa dengan program atau evaluasi,

evaluasi di situs internet sehingga dapat (4)

diakses dengan mudah oleh audiens. terhadap

Sikap dan tingkat

kepentingan

program, (5) Peran dalam pengambilan keputusan, (6) Terbiasa

Secara keseluruhan penggunaan t eknologi dengan penelitian dan evaluasi, (7) Sikap

dalam pelaporan hasil evaluasi memiliki dan

beberapa keuntungan, sebaga berikut: (1) evaluasi,

tingkat kepentingan

terhadap

digunakan untuk temuan hasil evaluasi.

menggabungkan gambar atau video dari program,

yang

dapat meningkatkan

Penggunaan Teknologi

pemahaman dan merangsang minat, (2) Adanya

memudahkan t ransformasi menambahkan

e-mail dan

informasi (e-mail, akses ke web organisasi, pelaporan evaluasi. Seringkali laporan hasil

blog), (3) Berbagi informasi tentang evaluasi evaluasi diposting di situs web organisasi

dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, dan

(4) Melibatkan klien dalam dialog, (5) mengaksesnya. Namun, laporan ini harus

Memungkinkan untuk mendapatkan reaksi dikembangkan agar dapat meningkatkan

klien dengan cepat

pemahaman dari

audiens.

Misalnya,

internet dan teknologi dapat digunakan

Waktu Pelaporan Evaluasi

untuk menggabungkan gambar atau video Tujuan dan audiens untuk laporan hasil dari program yang

bervariasi, contohnya laporan dapat meningkatkan pemahaman dan

dievaluasi sehingga

evaluasi

dirancang untuk merangsang respon audiens. Laporan hasil

evaluasi

formatif

menginformasikan kepada administrator evaluasi dapat dibuat dalam versi yang

membutuhkan berbeda yang memungkinkan audiens

program. Laporan untuk membuka versi yang menarik bagi

perbaikan

dalam

evaluasi yang disajikan dalam lingkup

14 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 14 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 30 NOMOR 1 FEBRUARI 2017

Laporan Sementara

draft kasar yang

Sepanjang perencanaan dan pelaksanaan keputusan akhir diambil, akan lebih baik,

disajikan

sebelum

evaluasi, evaluator harus menjadwalkan bahkan briefing lisan informal yang melayani

bertemu dengan para fungsi peringatan dini lebih berguna untuk

waktu

untuk

pemangku kepentingan untuk membagikan menginformasikan

hasil evaluasi dan mendapatkan respon dari evaluasi kepada audiens dibandingkan

pemangku kepentingan terutama ketika dengan laporan dengan format resmi

yang bertentangan tetapi lambat. Ketepatan waktu sangat

terdapat

temuan

atau nilai pengguna penting dalam evaluasi.

dengan konsepsi

potensial, kemudian mendiskusikan t emuan sementara

para pemangku Penjadwalan pelaporan hasil evaluasi harus

dengan

tersebut secara t eratur. disesuaikan dengan kepentingan penelitian.

kepentingan

terjadwal dapat Misalnya, pelaporan awal disajikan dalam

Pertemuan

yang

membantu mempersiapkan para pemangku bentuk laporan evaluasi formatif bukan

kepentingan untuk hasil akhir. Pertemuan laporan sumatif. Terlalu banyak formalitas

kesempatan untuk justru dapat mengurangi kemungkinan

memberikan

persepsi pemangku bahwa hasil evaluasi akan digunakan,

mengeksplorasi

kepentingan tentang t emuan, mengubah bahkan audiens utama dari program yang

sikap, meningkatkan kredibilitas evaluasi dievaluasi seringkali tidak mau meluangkan

dan evaluator dan meningkatkan pengaruh waktu

evaluasi. Laporan dapat dijadwalkan pada Administrator tingkat yang lebih tinggi dan

untuk mempelajari

laporan.

evaluasi (misalnya, pembuat kebijakan sering mendengar hasil

tonggak-tonggak

hasil wawancara, evaluasi hanya dari staf mereka atau orang

pencantuman

penyelesaian analisis data pada tes) atau lain yang telah membaca dan melaporkan

program (misalnya, mendekati akhir siklus serta memfilter pesan tertentu yang mereka

anggaran, semester atau siklus program) sukai. Evaluator yang berharap pesan

berkala sesuai dengan mereka untuk didengar secara langsung oleh

atau

secara

pertemuan rutin klien atau stakeholder manajer harus mengandalkan strategi non

(misalnya, rapat staf). Seringkali perlu ada formal.

pertemuan tambahan lain meskipun laporan sementara telah dijadwalkan dengan baik,

Beberapa strategi non formal yang dapat

evaluasi formatif, dilakukan oleh evaluator agar

contohnya

dalam

menemukan masalah atau mereka mendapat perhatian dari manajer:

laporan

evaluator

hambatan, misalnya, mungkin menemukan (1) Berada di sekitar manajer dan bersedia

bahwa monitor video yang digunakan dalam untuk

program eksperimental yang dirancang permintaan/kebutuhan

untuk melatih inspektur terlalu kecil. Jika Berbicara dengan orang-orang yang menjadi

manajer,

ditahan sampai jadwal kepercayaan manajer, (3) Menggunakan

informasi

ini

sementara, yang mungkin contoh, cerita yang ringkas sehingga point-

pelaporan

beberapa minggu lagi, maka temuan ini point

akan berdampak buruk bagi para inspektur Berkomunikasi dalam bahasa audiens

penting terlihat

jelas,

yang mengikuti pelatihan. Evaluator dapat menyampaikan

laporan sementara Penggunaan

terjadwal setiap kali ada kejadian tak ditingkatkan melalui peningkatan intensitas

komunikasi antara evaluator dan pembuat keputusan. (Cousins dan Leithwood :1986)

Laporan Akhir

Pertemuan memberikan

Laporan akhir adalah laporan yang begitu untuk mengeksplorasi persepsi tentang

kesempatan

familiar dan tidak memerlukan komentar temuan, mengubah sikap, meningkatkan

lebih lanjut kecuali bahwa para pemangku kredibilitas evaluasi dan evaluator, dan

kepentingan mungkin saja memerlukan meningkatkan pengaruh evaluasi. Waktu

tambahan yaitu, laporan akhir awal yang pelaporan evaluasipun berbeda-beda, ada

kegiatan review dan laporan sementara yang t erjadwal, laporan

dirilis

untuk

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF RUBBER MATERIAL PROCESSED (BOKAR) LUMP BOWL IN KOMPAS RAYA VILLAGE NORTH PIN

0 0 8

INDIKATOR DAN PENILAIAN TINGKAT KERAWANAN PANGAN KELURAHAN UNTUK DAERAH PERKOTAAN (INDICATOR AND ASSESSMENT OF VILLAGE FOOD INSECURITY LEVEL FOR URBAN AREA)

0 0 9

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT (PERFORMANCE ANALYSIS OF AGRICULTURAL SECTOR IN REGION DEVELOPMENT IN WEST SULAWESI)

0 0 7

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA (STUDI KASUS PADA PELAKSANAAN PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN DI DESA ORO BULU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN) (ANALYSIS OF HOUSEHOLD FOOD SECURITY) (CASE STUDY AT IMPLEMENTATION OF VILLAGE FOOD SELF-SUFFICIENT PRO

0 0 10

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN MAJALENGKA (INCOME ANALYSIS OF SHALLOT FARMING IN MAJALENGKA REGENCY) Lola Rahmadona

1 1 13

ANALISIS SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL DI KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT (ATTITUDE ANALYSIS OF FARMERS TOWARD USING RICE SEED HIGH YIELDING VARIETIES IN SUBANG REGENCY WEST JAVA)

0 0 11

ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KABUPATEN SIDOARJO (ANALYSIS OF FOOD BALANCE SHEET (FBS) AND DESIRABLE DIETARY PATTERN (DDP) IN SIDOARJO REGENCY)

0 0 11

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI DAN TINGKAT EFISIENSI TEKNIS PADI SAWAH DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR (FACTORS THAT INFLUENCE TO PRODUCTION AND THE LEVEL OF TECHNICAL EFFICIENCY OF LOWLAND RICE IN POLEWARI MANDAR REGENCY)

0 0 8

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP UMUR PAHAT HSS PADA PROSES PEMBUBUTAN AISI 4340 Ruslan Dalimunthe Dosen Fakultas Teknik Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK - 7. Ruslan Dalimonthe:

0 0 7

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN RUMAH SEDERHANA PADA PERUM PERUMNASDI BANDAR LAMPUNG Oleh Hazairin Habe Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK - 5. Hazairin Habe :

0 0 7