PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV.“LH” DI SURABAYA

PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM UPAYA OPTIMALISASI PEMENUHAN PERPAJAKAN PADA CV.“LH” DI SURABAYA Romadotul Ikhsan, Syafi’i, Widya Susanti

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Suarabaya

   ABSTRAK

  Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah mengetahui apakah penerapan perencanaan pajak yang dilakukan pada Perusahaan CV. “LH” dapat mengefisienkan pajak penghasilan badan. Metode penulisan yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun data yang diperoleh kemudian diinterprestasikan dan dianalisis sehingga mampu memberikan informasi yang lengkap bagi pemecah masalah yang dihadapi. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan masukan pada perusahaan CV. “LH” sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak untuk mencapai laba yang maksimal, tetapi masih dalam peraturan perpajakan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak yang dilakukan

  CV. “LH” dapat mengefisienkan beban pajak terutang. Dan perusahaan dapat menghemat pajak hingga mencapai Rp. 903.437 dari jumlah pajak terutang tahun sebelunya.

  Kata Kunci : Perencanaan Pajak, pajak penghasilan badan, efisien.

  ABTRACT The purpose of this thesis was to determine whether the implementation of tax planning at the Company CV . " LH " can streamline corporate income tax .

  Method used is descriptive qualitative method is a method that collect , collate the data obtained is then interpreted and analyzed so as to provide complete information to the solver problems. Results from this study are expected to provide information and feedback on the company's CV . " LH " so companies can conduct tax planning as the efficiency of tax payments to achieve maximum profit , but still in the frame tax regulations. The conclusion from this study is the implementation of tax planning CV . " LH " can minimize the burden of tax payable . And companies can save tax up to Rp . 903.437 of the amount of tax payable sebelunya year . Keyword : Tax Planning,income tax, efficient.

  PENDAHULUAN

  Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajamen agar pencapaian suatu tujuan bisa tercapai. Erly Suandy (2008,6) perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Cara pelaksanaan suatu program dan operasi yang di perlukan demi tercapai tujuan suatu organisasi (perusahaan). Tujuan utama yang di capai oleh manajemen perusahan adalah untuk memeberikan keuntungan yang maksimum dalam waktu jangka panjang kepada para pemodal atau pemegang saham yang telah menginvestasikan kekayaannya dan mempercayakan kepada perusahaan. Adapun usaha-usaha atau strategi-strategi yang di lakukan oleh perusahaan agar mendapat laba secara maksimal yaitu dengan cara melakukan perencanaan pajak (tax planning). Zain (2005:51) mengatakan bahwa perencanaan pajak adalah suatu cara yang dilakukan oleh wajib pajak dalam mengelakkan utang pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya, pajak penjualan atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar

  Perencanaan pajak merupakan langkah pertama dalam manajemen pajak. Menurut Erly Suandy (2008,6)manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang di bayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba danlikuiditas yang diharapkan.Upaya untuk melakukanpenghematan pajak secara legal dapatdilakukan melalui manajemen pajak.Suandy mendefenisikan bahwa manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakandengan benar tetapi jumlah pajak dapat ditekan serendah mungkin untukmemperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.Tujuan manajemen pajak terbagidua yaitu :

  1.Menerapkan peraturanperpajakan secara benar. 2.Usaha efisien untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.

  Sehingga upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam melakukan Perencanan pajak dalam meminimalkan jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Badan menurut Zain (2005;46) yaitu : 1.Pemilihan metode pembukuan, cash basis atau accrual basis. 2. Penurunan PPh Pasal 25. 3.Memberikan tunjangan PPh pasal 21 kepada karyawan. 4. Mengoptimalkan jumlah kredit pajak yang diperbolehkan.

  5.Mengambil keuntungan yang maksimal dari pengecualian, potongan atau pengurangan atas Penghasilan Kena Pajak yang diperbolehkan oleh undang- undang. 6.Memilih bentuk badan hukum yang paling sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha.

  Pajak

  Soemitro yang dikutip oleh (Mardiasmo 2009:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang - undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  Fungsi Pajak

  Waluyo (2008;6) fungsi pajak ada dua (2) : 1. Fungsi Penerimaan (Budgeteir) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiyaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh yaitu dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan Negara. 2. Fungsi Mengatur (Reguler)Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang social dan ekonomi. Sebagai contoh yaitu dikenakannya pajak yang lebih tiggi terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah.

  Pajak Penghasilan

  Waluyo (2008:87) mengemukakan bahwa Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Resmi (2009) mengemukakan bahwa Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

  Manajemen Pajak

  Suandy (2008:6), mendefinisikan "Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan banar tetapi jumlah pajak dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.

  Perencanaan Pajak

  Zain (2005:51) adalah Suatu cara yang dilakukan oleh wajib pajak dalam mengelakkan hutang pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya, pajak penjualan atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar.

  Tahapan Dalam Pembuatan Perencanaan Pajak

  Suandy (2006:16) menjelaskan urutan tahap-tahap yang seharusnya dilakukan: 1. Menganalisis informasi yang ada.

  2. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.

  3. Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak.

  4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak.

  5. Memperbarui rencana pajak.

  Strategi Dalam Perencanaan Pajak

  Lumbantoruan yang dikuitp oleh Suandy (2006.26), yaitu: 1.

  Penggeseran pajak (shifting), adalah pemindahan atau mentransfer beban pajak dari subjek pajak kepada pihak lain, dengan demikian, orang atau badan yang dikenakan pajak mungkin Sekali tidak menanggungnya.

  2. Kapitalisasi, adalah pengurangan harga objek pajak sama dengan jumlah pajak yang akan dibayarkan kemudian oleh pembeli.

  3. Transformasi, adalah cara pengelakan pajak dengan cara menanggung beban pajak.

  4. Tax Evasion, adalah penghindaran pajak dengan melanggar peraturan perpajakan.

  5. Tax Avoidance adalah Merupakan upaya efisiensi untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memerhatikan ada atau tidaknya akibat- akibat pajak yang ditimbulkan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perpajakan.

  METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

  Dalam hal ini penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dalam hal ini antara lain perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara umum dan di jelaskan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai sumber metode ilmiah. Oleh karena itu, peneliti akan menetapkan batasan

  • – batasan penelitian agar permasalahan tidak semakin meluas dan menimbulkan ketidakjelasan pembahasan atau permasalahan dalam melakukan penelitian pada perusahaan.

  Jenis dan Sumber Data.

  Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik lisan maupun tulisan seperti sejarah dari berdirinya perusahaan CV.

  “LH”, struktur organisasi CV. “LH” dan uraian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan.

  2. Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka seperti besarnya tunjangan karyawan, besarnya angsuran PPh pasal 25 dan PPh pasal 29 serta data lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan di bahas.

  Adapun sumber data yang digunakan:

  1. Data primer : yaitu data yang diperoleh langsung dengan melakukan wawancara dan observasi pada perusahaan sebagai objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan pembahasan skripsi sehingga dapat memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

  2. Data sekunder : yaitu data yang berupa catatan-catatan perusahaan dan lampiran- lampiran serta literature yang berhubungan dengan penelitian ini. Dan dengan cara penelitian keperpustakaan, literature makalah, majalah, artikel website dan yang lainya yang berhubungan dengan Perencanaan pajak.

  Batasan Penelitian

  Batasan penelitian merupakan suatu batasan studi agar tidak melebar pada masalah yang lain. Dengan demikian peneliti tahu persis data mana yang diperlukan yang antara lain adalah:

  1. Subjek penelitian adalah CV. “LH” adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan finansial.

  2. Objek penelitian ad alah Laporan Keuangan CV. “LH”

  Asumsi Penelitian

  Data yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah data Laporan keuangan sekurang-kurangnya 2 (dua) periode tahun terakhir antara tahun 2012 atau 2013.

  Teknik Pengumpulan Data

  Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yaitu :

  1. Obeservasi, yaitu peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti agar mendapat data yang diperlukan.

  2. Wawancara, yaitu peneliti melakukan kegiatan tanya-jawab dengan pihak yang dianggap mengetahui informasi yang dibutuhkan, dalam hal iniyang menyangkut dengan perpajakan.

  3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa dokumen dan catatan perusahaan yang diperlukan dalam penelitian ini.

  Analisis Data

  Dalam melakukan analisa data-data peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu :

  1. Mengumpulkan berbagai sumber data berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perpajakan dan laporan keuanganperusahaan tahun 2013.

  2. Mengelolah data yang diperoleh dari hasil mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan perpajakan berupa bukti transaksi dan laporan keuangan tersebut.

  3. Menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga memberikan keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

  Penerapan perencanaan pajak merupakan sangat penting agar perusahaan dapat mengefisensi besarnya pajak yang di tangguhkan jadi semakin kecil. Namun sebelum dilakukan perencanaan pajak peneliti akan melakukan koreksi fiskal atas data yang sudah diberikan untuk mengetahui biaya-biay yang tidak bisa menjadi pengurang pajak dan untuk mengetahui besarnya pajak terutang pada tahun 2013, maka peneliti akan melakukan koreksi fiskal terlebih dahulu. Dan akan menghitung besarnya pajak penghasilan badan yang terutang. Sehingga dari data tersebut akan diketahui biaya-biaya yang dikoreksi fiskal. Berikut ini data laporan laba-rugi perusahaan setelah dilakukannya koreksi fiskal.

  Tabel 1 LAPORAN LABA RUGI FISKAL

  CV. “LH” Per 31 Desember 2013

  Komersial Koreksi Fiskal

  Pendapatan Jasa 632.575.000 632.575.000 Jumlah Pendapatan 632.575.000 632.575.000 Biaya Operasi Biaya Pegawai dan THR 283.640.000 283.640.000 Biaya Komisi Agen 21.500.000 21.500.000 Biaya Konsumsi 13.728.000 13.728.000 Biaya Perjalanan Dinas 12.805.000 12.805.000 Biaya Sewa kantor 102.000.000 102.000.000 Biaya Listrik, Telp dan speedy 9.400.000 9.400.000 Biaya pengobatan Karyawan 635.550 635.550 Biaya perlangkapan Kantor 5.650.000 5.650.000 Biaya Pemakaian Seragam 2.195.500 2.195.500 Biaya Pemakaian ID Card 545.950 545.950 Biaya Sumbangan 8.500.000 (8.500.000) Jumlah Biaya 460.599.050 452.100.000 Laba(Rugi) Perusahaan 171.975.950 180.475.000

  Sumber : Data Perusahaan 2013 Keterangan : sebelum diterapkan perencanaan pajak Sehingga beban pajak terutang pada perusahaan CV. “LH” sebesar : PPh terutang : 50% x 25% x Rp. 180.475.000

  : Rp. 22.559.375

  Penerapan Perencanaan Pajak Dalam proses melakukan penerapan perencanaan pajak maka peneliti akan

  melakukan beberapa pemelihan atau cara agar beban terutang pajak pada perusahaan bisa berkurang atau ada selisih dengan sebelum dilakukan Perencanaan pajak dan sesudah dilakukannya perencanaan pajak, yang antara lain yaitu :

  1. Memberikan tunjangan berupa makan dan minum bersama.

  Dengan memberikan biaya tunjangan makan dan minum untuk seluruh karyawan, maka beban terutang perusahaan bisa semakin kecil sehingga pendapatan yang diterima juga besar. Berikut tabel perhitungannya:

  Tabel 2 Perhitungan Biaya Makan dan Minum Karyawan dan Tunjangan Makan Sebelum dan Sesudah Perencanaan pajak

  Keterangan Sebelum Sesudah Selisih Perencanaan Perencanaan pajak pajak

  283.640.000 267.800.000 15.840.000

  Biaya Pegawai

  15.840.000 15.840.000

  Tunjang Makan & Minum

  180.475.000 180.475.000

  Laba Fiskal

  22.559.375 22.559.375

  PPh Terutang Badan Sumber: Peneliti (2015)

  Pemberian biaya makan dan minum bagi semua karyawan didapat dari jumlah karyawan yaitu = 6 orang x 264 hari kerja x biaya tunjanagn Rp. 10.000/hari

  = Rp 15.840.000,- Pemberian biaya makan dan minum bagi karyawan tidak mempengaruhi berkurangnya beban pajak, karena biaya dikeluarkan oleh perusahaan setelah adanya potong gaji. Dan lebih memberikan tunjangan PPh 21 bagi seleruh karyawan untuk bisa mengurangi beban pajak terutang pada perusahaan. Dengan begitu perusahaan bisa mendapatkan laba secara maksimal.

  2. Memberikan tunjangan PPh 21 bagi seluruh karyawan Dengan memberikan biaya tunjangan PPh 21 bagi seluruh karyawan, maka beban terutang perusahaan bisa semakin kecil sehingga pendapatan yang diterima juga besar. Berikut tabel perhitungannya tunjangan PPh 21 atas karyawan tetap pada CV. “LH”.

  Tabel 3 Perhitungan PPh pasal 21 Terutang

  

Gol Penghasilan PTKP PKP PPh Terutang Total PPh

Netto 5% 15% Terutang A TK/0 80.500.000 24.300.000 56.200.000 2.500.000 930.000 3.430.000 B TK/0 54.500.000 24.300.000 30.200.000 1.510.000 - 1.510.000 C TK/0 54.500.000 24.300.000 30.200.000 1.510.000 - 1.510.000 D K/1 31.100.000 28.350.000 2.750.000 137,500 137.500 -

  • E TK/0 31.100.000 24.300.000 6.400.000 320.000 320.000 F TK/0 31.100.000 24.300.000 - 6.400.000 320.000 320.000 Total 283.640.000 149.850.000 132.150.000 6.297.500 930.000 7.227.500

  Sumber: Peneliti (2015) Dari data Tabel 3 dapat diketahui penghasilan netto dari semua golongan yaitu sebesar Rp. 283.640.000,- dan jumlah PKP yaitu sebesar Rp.132.150.000,- sehingga beban PPh 21 terutang sebesar Rp. 7.227.500,-

  Tabel 4 Perbandingan Metode Ditunjang penuh antara Sebelum dan Sesudah Perencanaan pajak

  Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Selisih Perencanaan pajak pajak

  Biaya PPh 21 (fiskal)

  • - -
  • Biaya Tunjangan Pajak

  7.227.500 7.227.500

  180.475.000

  PKP (Laba Fiskal) 173.247.500 7.227.500

  

22.559.375

  PPh Badan 21.655.938 903.437

  Sumber : Peneliti (2015) Sehingga dari penelitian yang telah dilakukan dan yang terlihat di tabel 4 diatas dapat diketahui terdapat adanya perbedaan antar sebelum dan sesudah dilakukannya perencanaan pajak., yang awalnya sebelum dilakukan perencanaan

  22.559.375,

  pajak PPh terutang perusahaan sebesar Rp. namun setelah dilakukannya perencanaan pajak dengan memberikan tunjangan PPh 21 atas karyawan tetap yang total keseluruhan PPh 21 yaitu sebesar Rp. 7.227.500, sehingga PPh terutang perusahaan berubah lebih berkurang menjadi Rp. 21.655.938.

  Tabel 5 LAPORAN LABA RUGI FISKAL

  CV. "LH" Per 31 Desember 2013

  Keterangan Sebelum Perencanaan pajak Sesudah Perencanaan pajak

  Pendapatan Jasa 632.575.000 632.575.000 Jumlah Pendapatan 632.575.000 632.575.000 Biaya Operasi Biaya Pegawai dan THR 283.640.000 267.800.000 Biaya Komisi Agen 21.500.000 21.500.000 Biaya Konsumsi 13.728.000 13.728.000 Biaya Perjalanan Dinas 12.805.000 12.805.000 Biaya sewa Kantor 102.000.000 102.000.000 Biaya Listrik, Telp dan speedy 9.400.000 9.400.000 Biaya Makan & Minum - 15.840.000 Biaya Tunjangan PPh - 7.227.500 Biaya pengobatan Karyawan 635.550 635.550 Biaya perlangkapan Kantor 5.650.000 5.650.000 Biaya Pemkaian Seragam 2.195.500 2.195.500 Biaya Pemakaian ID Card 545.950 545.950 Jumlah Biaya 452.100.000 459.327.500 Laba(Rugi) Perusahaan 180.475.000 173.247.500

  Sumber : Peneliti (2015) Keterangan : sesudah diterapkan perencanaan pajak

Sehingga beban pajak terutang pada perusahaan CV. “LH” sebesar :

  PPh terutang : 50% x 25% x Rp. 173.247.500 : Rp. 21..655.938.-

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisa serta perhitungan pajak yang akan dibayar oleh perusahaan dengan menerapkan teori-teori yang ada , maka pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan dan saran kepada perusahaan.

  1. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan cara perusahaan memberikan fasilitas berupa tunjangan makan dan minum bagi karyawan dan Tunjangan berupa pph pasal 21. Serta melakukan perhitunagn tunjangan PPh

  pasal 21 dengan menggunakan perhitungan PPh pasal 21 sebagai bahan untuk menghitung besar tarif pajak penghasilan bagi karyawan, dan melakukan perubahan jenis biaya sehingga dapat memaksimalkan biaya yang dapat diakui oleh CV. “LH” dalam hal ini memberikan sumbangan idul adha yang diganti dengan pemberian zakat.

  2. Dari hail penelitian ini juga dapat diketahui hubungan Perencanan pajak atas penghasilan badan dengan pajak yang akan dibayar, karena dari hasil terakhir adanya pengurangan beban pajak terutang setelah dilakukannya perencannan pajak.

  SARAN

  1. Perhatikan dan kontrol biaya-biaya yang boleh menjadi pengurang penghasilan dan tidak dikoreksi oleh peraturan pajak untuk lebih diperhatikan lagi oleh perusahaan sehingga di kemudian hari tidak perlu dilakukan koreksi fiskal.

  2 Dan perusahaan bisa memilih metode perhitungan PPh 21 dalam menghitung besarnya PPh 21 agar bisa mengurangi beban pajak terutang dengan signifikan, dan mendapatkan laba secara maksimal.

  Lumbantoruan, Sophar, 2004, Akuntansi Perpajakan, Edisi Revisi, Grasindo, Jakarta. Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi 2011, Andi Yogyakarta.

  Resmi, Siti 2009, Perpajakan Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta. Soemitro, Rochmat, 1998, Asas dan Dasar Perpajakan, Refika Aditama, Bandung.

  Suandy, Erly, 2006, Perencanaan Pajak,Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

  • , 2008, Perencanaan Pajak, Edisis Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Waluyo, 2008, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Zain, 2005, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.