Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Talise

  

Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran IPS

di Kelas V SDN 2 Talise

Nur Ika Fitrianingsih, Abduh H. Harun , dan Iskaandar

  Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

  

ABSTRAK

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Talise. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Talise.. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualititatif bersifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan lembar observasi guru dan siswa, angket siswa setelah pembelajaran IPS dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil yang diperoleh dari pengamatan peneliti selama pembelajaran berlangsung yaitu: penggunaan media gambar efektif digunakan dalam pembelajaran IPS, khususnya di kelas V SDN 2 Talise. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang menggunakan instrumen lembar observasi belajar siswa selama pembelajaran dan angket siswa setelah pembelajaran. Hasil yang diperoleh yaitu, pada pertemuan 1 diperoleh persentase rata-rata pada observasi adalah 63,9% dengan kriteria cukup dan meningkat menjadi 72,2% pada pertemuan dan 91,7 dengan kriteria sangat baik. Selain itu, hasil angket siswa setelah pembelajaran menunjukkan rata-rata siswa memberikan tanggapan positif yaitu SB (Sangat Baik) dan B (Baik) dari 18 pernyataan.

  Kata kunci: Media Gambar, Pembelajaran IPS I. PENDAHULUAN

  Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan penting dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar agar peserta didik memiliki Kemampuan yaitu: 1) mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan pancasila UUD 1945 2) membiasakan untuk mematuhi norma, menegakkan hukum menjalankan persatuan, 3) berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintah yang demogratis, menjunjung tinggi, melaksanakan dan menghargai hak asasi manusia (Depdiknas, 2006:376).

  Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan baik pada jenjang pendidikan SD, diperlukan guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran seperti tercermin dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut guru hendaknya dapat menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar baik secara fisik, mental, maupun sosial. Selain itu, proses belajar mengajar IPS yang menghendaki adanya keaktifan siswa, sampai saat ini sering diabaikan oleh guru.

  Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam mengoptimalkan pengajaran adalah memilih, menentukan, menyusun, dan menyampaikan sumber belajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk menyajikan sumber belajar yang memiliki nilai strategis yang baik sehingga mampu membantu siswa untuk dapat dengan mudah menguasai makna yang tersirat dan tersurat dalam materi yang disampaikan. Sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pengajaran memiliki banyak jenis dan salah satunya adalah dengan menggunakan media gambar. Dalam menciptakan suasana yang disukai oleh siswa, guru perlu melakukan suatu inovasi, salah satunya ialah dengan memanfaat kan media gambar yang menarik dan mempermudah proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih memahami materi yang akan disampaikan.

  Fenomena yang terjadi di lapangan, seperti halnya di SDN 2 Talise sehubungan dengan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Terkait dengan itu diperlukan peran media pembelajaran untuk menjembatani kesenjangan pemahaman materi IPS dengan fenomena di lapangan, sehingga siswa mampu mempelajari materi IPS tanpa ada perasaan jenuh dan membosankan. Pemanfaatan media gambar sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan ajar yang disajikan dalam pembelajaran IPS. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman (1996;30), menyatakan bahwa kelebihan media pembelajaran adalah sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu masalah, sehingga dapat mencegah/membetulkan kesalahpahaman. Mengacu pada kelebihan media gambar maka dapat dimungkinkan pemanfaatan media gambar dalam pembelajran IPS.

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti merasa perlu menangani permasalahan tersebut dengan menggunakan media gambar sebagai media dalam pengajaran. Berbeda dengan media yang lainnya, media ini mencoba untuk memberikan nuansa yang baru. Dalam hal ini seorang pengajar dituntun kemampuannya dalam menyampaikan materi dengan menggunakan gambar. Gambar adalah hal yang mudah dimengerti oleh siswa. Yang dimaksud dengan gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam 2 dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran (Hamalik, 1986:57). Selain itu gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat catatan pensil dsb pada kertas dsb (Depdikbud, 1990:250) Media gambar dalam proses belajar mengajar dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang diajarkan, karena mereka secara tidak langsung dapat melihat objek yang sebenarnya. Hal ini dapat menghidarkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa dalam belajar. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada yang diungkapkan dengan kata-kata.

  Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan jud ul “Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Talise.

II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualititatif bersifat deskriptif analitik.

  Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka).

  Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.

  Pemilihan subyek penelitian didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Dalam penelitian ini akan diambil sebagai subyek adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas V SDN 2 Talise. Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel berdasarkan teori, atau berdasarkan konstruk operasional (theory-based/ operational

  

construct sampling ). Sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau

konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya atau sesuai dengan tujuan penelitian.

  Hal ini dilakukan agar sample sungguh-sungguh mewakili (bersifat representative terhadap fenomena yang dipelajari.

  Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Talise. Jenis dan sumber data penelitian terdiri dari: a. Data Primer Sumber data primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Data primer yang terdapat dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan siswa. Peneliti menggunakan data tersebut untuk mendapatkan informasi langsung tentang proses pembelajaran IPS yang menggunakan media gambar.

  b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar berlangsung.

  Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN 2 Talise. Teknik pengumpulan data meliputi: 1. Observasi

  Pengamatan peranserta merujuk pada proses studi yang mempersyaratkan interaksi antara peneliti dan subyek penelitiannya dalam lingkungan suyek penelitian itu sendiri. Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada subyek penelitian. Observasi dilakukan di kelas, yaitu mengamati proses penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru IPS yang dijadikan subyek penelitian.

  2. Studi Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan sebagai metode bantu atau pelengkap untuk memperoleh data sekunder yang berbentuk catatan-catatan atau dokumen. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data antara lain : 1)

  Profil data SDN 2 Talise 2)

  Keadaan Guru di SDN 2 Talise 3) Penerapan media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas V.

  Data yang dianalisis dalam penelitian adalah hasil observasi kegiatan guru dan anak didik. Data-data tersebut dianalisis melalui 3 tahap menurut Milles dan Huberman

  dalam Iskandar (2009:57) adalah sebagai berikut:

  a. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan- kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

  Data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian dan kemudian dilakukan penggolongan ke dalam beberapa bagian. Adapun perolehan data mengenai hal-hal yang tidak relevan dengan penelitian, sebaiknya tidak dimasukkan dalam penyajian hasil, namun tetap disimpan untuk masa yang akan datang jika diperlukan. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya.

  b. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data merupakan analisis merancang deretan dan kolom atau tabel untuk data kualitatif dan menentukan jenis serta bentuk data yang dimasukkan ke dalam tabel. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya.

  Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapakan oleh setiap peneliti.

  c. Verifikasi (Conclusion Drawing) Verifikasi atau penyimpulan adalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas.

III. HASIL PENELITIAN Kegiatan observasi pembelajaran IPS di kelas V dilakukan selama 3 kali pertemuan.

  Hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut.

  Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Penggunaan Media Gambar

  No. Aspek Yang Diamati Pert. I Pert. II Pert. III

  1. Media gambar diperlihatkan pada awal

  3

  3

  4 pembelajaran

  2. Media gambar yang digunakan mengandung

  2

  3

  3 sesuatu yang dapat dilihat oleh semua siswa

  3. Media gambar bermakna dan dapat dimengerti

  4

  4

  4 oleh siswa

  4. Media gambar bersifat autentik

  3

  4

  4 (menggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung)

  5. Media gambar yang digunakan cukup jelas

  2

  3

  4 menunjukkan bagian-bagian pokok

  6. Gambar yang ditampilkan bervariasi sesuai

  3

  3

  3 dengan materi yang diajarkan

  7. Media gambar yang digunakan memadukan

  2

  2

  3 antara keindahan dengan kesesuainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran

  8. Media gambar menarik perhatian siswa

  2

  3

  3

  9. Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa

  3

  3

  4 mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya

  Jumah

  24

  28

  32 Skor Maksimal

  36

  36

  36 Nilai 66,7%

  77,8% 88,9% Kriteria

  Cukup Baik Baik 90 % ≤ NR ≤ 100 % : Sangat baik 7 0 % ≤ NR < 90 % : Baik 60 % ≤ NR < 70 % : Cukup 50 % ≤ NR < 60 % : Kurang

  Pada pertemuan 1 sampai 3, secara garis besar terlihat bahwa hasil aktivitas guru pada pembelajaran IPS mengalami peningkatan dari pertemuan 2. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil penilaian mencapai 88,9% atau kriteria baik. Guru terlihat lebih lancar menjelaskan materi dengan bantuan media gambar dan penggunaan waktu yang tersedia efektif sesuai dengan perencanaan. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS, menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan dan siswa lebih mengenal dan memahami benda-benda bersejarah.

  Seorang guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan menguasai jenis, teknik dan prosedur, tetapi yang perlu juga diperhatikan adalah mampu menciptakan suasana kelas yang aman dan menyenangkan. Selain itu, semangat dan antusias yang tinggi harus juga ada pada diri seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran dan menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Keterampilan guru dalam mengajar sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pembelajaran diharapkan.

IV. PEMBAHASAN

  Media mempunyai kegunaan yang besar dalam proses pembelajaran. Media dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Dengan media siswa dapat aktif bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran IPS media sangat membantu siswa dalam memahami suatu materi. Masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah atau pemberian tugas saja sehingga siswa masih pasif dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS. Guru harus memilih cara/ strategi yang tepat agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran IPS di SD. Guru menggunakan media gambar karena media gambar adalah media yang paling mudah dimengerti dan paling umum digunakan di bangku sekolah dasar.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pembelajaran IPS dengan penerapan media gambar telah mampu membawa perubahan pada minat belajar siswa. Gambar mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatan kualitas pembelajaran. Penggunaan media gambar dalam penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut didukung teori yang dikemukakan oleh Made (2008

  :2) yaitu: “dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan diterapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut”.

  Berdasarkan semua aktivitas yang dilaksanakan baik aktivitas guru, aktivitas siswa, dan pemberian angket kepada siswa setelah pembelajaran yang menggunakan media gambar, tampak terjadi perubahan aktivitas siswa dan guru dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3. Masing-masing hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Aktivitas Guru

  Aktivitas guru dalam setiap pertemuan menunjukkan peningkatan berdasarkan aspek-aspek penilaian yang ditentukan. Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran IPS selama pembelajaran berlangsung. Peneliti mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebagai acuan untuk mengetahui efektivitas media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Talise. Hasil observasi pertemuan 1 diperoleh persentase 66,7% dengan kriteria cukup. Hasil yang diperoleh pada pertemuan I masih perlu didiskusikan oleh guru dan peneliti untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada pertemuan selanjutnya. Beberapa aspek penilaian belum maksimal dilakukan selama pembelajaran. Hal-hal yang dianggap masih kurang selama pembelajaran pertemuan 1 adalah: (1) Media gambar yang digunakan mengandung sesuatu yang dapat dilihat oleh semua siswa dinilai 2 (cukup) sebab ukuran media gambar belum besar sehingga terkadang siswa yang duduk di belakang belum nampak jelas; (2) Media gambar yang digunakan cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dinilai 2 (cukup) sebab media gambar yang diperlihatkan guru masih sedikit; (3) pada aspek media gambar yang digunakan memadukan antara keindahan dengan kesesuainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran dinilai 2 (cukup) sebab guru memberikan penghargaan hanya kepada siswa tertentu saja; dan (4) aspek media gambar menarik perhatian siswa dinilai cukup sebab gambar terlihat belum jelas oleh siswa yang duduk di bagian belakang dan warna yang digunakan masih perlu diperjelas agar gambar nampak indah, sehingga menarik perhatian siswa.

  Setelah pelaksanaan observasi pertemuan 1, peneliti dan guru melaksanakan pertemuan untuk membicarakan hasil yang diperoleh serta mencari solusi kekurangan selama pembelajaran. Kemudian peneliti dan guru menyusun kembali rencana pembelajaran agar waktu yang disediakan dapat digunakan seefisien mungkin dan penggunaan media gambar dapat menarik minat siswa dalam belajar IPS.

  Pada pertemuan kedua terjadi peningkatan, dimana persentase perolehan mencapai 77,8% dengan kriteria baik. Sedangkan pada pertemuan 3, pembelajaran lebih efektif dengan persentase 88,9% (kriteria baik). Hasil tersebut berarti bahwa guru sebagai dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik berdasarkan RPP yang tekah dirancang. Penggunaan media gambar diakui oleh guru efektif dalam meningkatkan aktivitasnya sebagai pengajar dan memberikan pengalaman baru menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu, Dalam penggunaan media gambar, guru dapat menerapkan berbagai metode dan model-model pembelajaran yang menarik dalam penyampiaan materi sehingga siswa tidak merasa jenuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2003: 15), bahwa media pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi dan rangsangan belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, dan membantu meningkatkan pemahaman siswa.

  2. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1, keaktifan siswa masih kurang, hal ini dikarenakan sebagian besar proses pembelajran masih dikuasai oleh guru dan guru belum menggunakan terbiasa dengan media gambar. Setelah dilakukan diskusi dengan peneliti, maka pertemuan 2 hasilnya mulai ada peningkatan. Pada pertemuan 2, keaktifan siswa mulai terlihat, meskipun yang aktif sebagian besar adalah siswa yang mempunyai keberanian.

  Pada pertemuan 3 guru merencanakan untuk mengaktifkan siswa yang belum berani, dengan memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru sehingga siswa lebih meningkat dan merata. Untuk lebih menghidupkan suasana dan semangat siswa guru memberikan motivasi dengan memberikan hadiah pengahargaan kepada siswa terbaik. Pada pertemuan 3 guru meningkatkan kualitas pewarnaan dan grafis gambar sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Setiap aspek observasi dilaksanakan dengan baik sesuai ururtannya, seperti saat guru menyampaikan materi, siswa terlihat tenang. Dalam hal ini, siswa diarahkan untuk memperhatikan penjelasan guru agar nantinya mampu menjawab pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan untuk menjelaskan gambar.

  Bentuk motivasi yang diberikan guru adalah menampilkan beberapa gambar peninggalan bersejarah, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan secara singkat gambar yang ditampilkan secara bergantian, sehingga siswa lebih memahami pelajaran. Setiap aspek observasi menunjukkan peningkatan dan dapat dikatakan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, rata-rata dalam kriteria baik. Penggunaan media dalam proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat penerapan konsep yang dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana (2007) yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat: (a) meningkatkan minat belajar siswa, (b) kegiatan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan minat siswa, dan (c) bahan pembelajaran akan lebih jelas dan bermakna sehingga lebih mudah dipahami siswa dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Media gambar sebagai perantara dalam proses pembelajaran menggambarkan atau memfisualisasikan materi ajar yang bertujuan untuk memudahkan siswa mengerti dan memhami secara optimal mengenai materi atau bahan ajar yang di berikan guru pada siswa.

  3. Angket setelah Pembelajaran IPS Seiring dengan hasil observasi aktivitas siswa, hasil angket yang diperoleh rata- rata siswa memberikan tanggapan SB (Sangat Baik) dan B (Baik), meskipun masih ada yang memberikan jawaban K (Kurang). Angket ini diberikan untuk mengetahui jawaban siswa secara pribadi tentang efektivitas penggunaan media gambar dan manfaatnya bagi siswa. Dari hasil angket inilah, menjadi penguat bagi peneliti bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS disenangi oleh siswa. Mereka terlihat termotivasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Siswa melaksanakan semua kegiatan sesuai petunjuk guru, siswa mengerjakan tugas dengan benar, tepat waktu dan sesuai petunjuk, serta menunjukkan ekspresi, duduk tenang dan aktif menanggapi pertanyaan ketika guru menjelaskan materi pembelajaran.

  Setiap aspek observasi menunjukkan hasil dalam kriteria baik dan dapat dikatakan bahwa siswa tertarik mengikuti pembelajaran, yang dibuktikan dengan rata-rata hasil observasi siswa dalam kriteria sangat baik. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Talise dapat menarik perhatian siswa. Sebagaimana diketahui bahwa gambar mempunyai peranan yang cukup penting dalam membantu siswa meningkatkan aktifitas siswa, karena dengan menggunakan media gambar, siswa dapat melihat hubungan antara konsep yang ada dalam pelajaran serta siswa dapat melihat hubungan antara komponen-komponen materi atau isi pelajaran yang diajarkan. Dengan bantuan media gambar, guru lebih mudah menyampaikan materi yang obyeknya sulit dijangkau, apalagi mengenai materi masa lampau, misalnya peninggalan bersejarah. Media gambar sebagai perantara dalam pembelajaran menggambarkan atau memvisualisasikan materi ajar yang bertujuan untuk memudahkan siswa mengerti dan memahami secara optimal mengenai materi atau bahan ajar yang di berikan guru pada siswa.

  Berdasarkan hasil yang dipaparkan di atas, dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 2 Talise sangat efektif digunakan.

V. PENUTUP

  Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: penggunaan media gambar efektif digunakan dalam pembelajaran

  IPS, khususnya di kelas V SDN 2 Talise. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang menggunakan instrumen lembar observasi belajar siswa selama pembelajaran dan angket siswa setelah pembelajaran. Hasil yang diperoleh yaitu, pada pertemuan 1 diperoleh persentase rata-rata pada observasi adalah 63,9% dengan kriteria cukup dan meningkat menjadi 72,2% pada pertemuan dan 91,7 dengan kriteria sangat baik. Selain itu, hasil angket siswa setelah pembelajaran menunjukkan rata-rata siswa memberikan tanggapan positif yaitu SB (Sangat Baik) dan B (Baik) dari 18 pernyataan.

  Saran yang direkomendasikan setelah penelitian ini adalah: (1) Media gambar dalam upaya meningkatkan kualitas belajar IPS merupakan media yang cukup efektif untuk diterapkan di kelas, sehingga tercipta pembelajaran yang lebih menarik dan siswa terbantu dalam memahami materi IPS yang cenderung banyak hafalan. (2) Diharapkan guru dapat menerapkan penggunaan media gambar bukan hanya pada pembelajaran IPS tetapi pembelajaran lain.

VI. DAFTAR PUSTAKA

  Hamalik . (1986) . Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Iskandar. (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung.

  Made, I. T. (2008).Media Pembelajaran. Malang: Program Pasca Sarjana UNM Sadiman. (1986). Media Pendidikan, Pengembangan, Pemanfaatan. Jakarta: CV.

  Rajawali.