penentuan kadar air dan abu
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU DALAM BISKUIT
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: IRA NURPIALAWATI
NIM
: 1112016200029
PRODI
: PENDIDIKAN KIMIA IVA
KLOTER
:1
ANGGOTA KELOMPOK
1. INDAH DESI PERMANA
2. SITI MASITOH
3. MUHAMMAD IKHWAN FILLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
1|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
menjadi
ABSTRACT
dua,
berdasarkan
cara pencampurannya dan resep yang
yang
Biskuit adalah makanan ringan
dipakai, yaitu jenis adonan dan jenis
sering
busa yang dapat disemprotkan atau
masyarakat
dijumpai
dan
dikalangan
dikonsumsi
oleh
banyak kalangan mulai dari balita
hingga lanjut usia, oleh karena itu
kandungan
gizi
biskuit
dicetak, sedangkan kue busa terdiri dari
kue βspongeβ.
Menurut
Standar
Nasional
perlu
Indonesia (SNI), Biskuit adalah sejenis
diperhatikan. Salah satu kandungan
makanan yang terbuat dari tepung
biskuit yang diteliti dalam percobaan
terigu yang melalui proses pemanasan
ini yaitu kadar air dan kadar abu
dan pencetakan. Dalam syarat mutu
yang
biskuit, gizi yang terkandung dalam
terkandung
dalam
biskuit.
Menurut Standar Nasional Indonesia
biskuit yaitu :
(SNI) tahun 1992 kadar air dan abu
a. Air
: maximum 5%
dalam biskuit maksimal 5% dan 1.6%,
b. Protein
: minimum 9%
apabila kadar air dan kadar abu yang
c. Lemak
: minimum 9,5%
terkandung dalam biskuit melebihi
d. Karbohidrat
: minimum 70%
batas maksimal maka biskuit tidak
e. Abu
:maximum 1,6%
memenuhi
syarat
Percobaah
ini
mutu
biskuit.
f. Logam berbahaya : negative (-)
dilakukan
dengan
g. Serat kasar
menerapkan metode gravimetri dan
h. Kalori (kal/100gr) : minimum
diperoleh data biskuit dengan kadar air
3,6267% dan kadar abu 8,6696%.
:maximum 0,5%
400
i. Jenis tepung
: terigu
j. Bau dan rasa : normal, tidak
tengik
INTRODUCTION
Biskuit adalah kue kering yang
tipis, keras, dan renyah yang dibuat
k. Warna
: normal
Bahan biskuit perlu persyaratan
tanpa peragian dan kandungan air yang
tertentu
rendah. Biskuit dapat digolongkan
mampu menghasilkan tekstur yang baik
2|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
seperti
aromannya
sedap,
serta
tidak
menghasilkan
reaksi
dan relatif renyah, serta bila
pencoklatan yang tidak diinginkan
dipatahkan
(suratmi, 2006).
potongannya berlapis - lapis.
Kadar
air
dan
kadar
abu
pemanpangnya
3. Cookies yaitu jenis biskuit yang
dibuat
merupakan mutu fisik biskuit. Menurut
dari
adonan
lunak,
berkadar lemak tinggi, relative
Standar Nasional Indonesia (SNI)
renyah dan bila dipatahkan
tahun 1992, parameter kadar air dan
penampangnya
abu untuk biskuit bayi dan balita
potongannya
bertekstur kurang padat.
masing-masing adalah maksimal 5%
4. Wafer yaitu jenis biskuit yang
dan 1,5%. (Dwi Sarbini, 2009)
dibuat dari adonan cair, berporiMenurut manley (1983), biskuit secara
pori kasar, relatif renyahdan
umum
bila dipatahkan penampanag
diklasifikasikan
menjadi
4
kelompok sebagai berikut:
potongannya berrongga-rongga
(FTIP.2007)
1. Biskuit keras yaitu jenis biskuit
manis yang dibuat dari adonan
Metode yang digunakan dalam
keras, berbentuk pipih, bila di
menentukan kadar air dan kadar abu
patahkan penampang potongan
pada percobaan ini adalah metode
nya bertekstur padat, dapat ber
gravimetri. Zat - zat yang di
kadar lemak tinggi maupun
endapkan dan bentuk yang pada
rendah.
akhirnya
2. Cracker yaitu jenis biskuit yang
dibuat
dari
adonan
keras
ditimbang,
dituliskan
dalam daftar. Sebagai tambahan
dari zat-zat anorganik, senyawa-
melalui proses fermentasi atau
senyawa
organictelah
pemeraman,berbentuk pipih
dengan
teknik
yang rasanya mengarah asin
(Underwood, 1980).
Cara
gravimetric
dianalisa
gravimetric.
dapat
dibandingkan terhadap tehnik lain
3|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
secara menguntungkan dipandang
dengan
dari
dapat
menggunkana cawan porselen yang se
dicapai. Jika analit merupakan
belumnya sudah dipanaskan selama 5
suatu
menit
ketelitiannya
kontituen
yang
utama
(>1%
suhu
dan
105
dimasukkan
Β°C
desikator
contoh), ketelitian dari beberapa
selama 15 menit. Pemanasan biscuit
bagian per seribu dapat diharapkan
dalam oven dilakukan selama 1.5 jam
jika tidak terlalu kompleks. Jika
dan di masukkan dalam desikator
analit ada dalam keadaan minoritas
selama
atau jumlah runut (kurang dari 1%),
lakukan penimbangan pada biskuit
suatu contoh gravimetric biasanya
yang
tidak
memanaskaan kembali biskuit untuk m
digunakan.
(Underwood,
1980).
15
telah
di
menit,
oven,
di
kemudian
endapatkan massa konstan dilakukan
MATERIAL AND METHODE
selama 10 menit dan desikator 5 menit
untuk beberaka kali sampai massa
Alat dan bahan
konstan.
Alat dan bahan yang digunakan adalah
dilakukan dengan memasukkan biskuit
biskuit kering, cawan krus, cawan
yang telah diuji kadar airnya ke dalam
porselen,lumpang dan mortal, neraca
furnes selama 30 menit dan menimbang
analitik, spatula, tang krus, oven,
massa biskuit yang telah di furnes.
Penentuan
kadar
abu
furnes.stopwath
Metode
RESULT AND DISCUSSION
Percobaan ini dilakukan untuk menguji
Berat
kadar air dan kadar abu dalam biskuit,
Kosong
untuk menentukan kadar air. Dilakukan
Berat Porselen + 58,4553 gram
dengan cara menghaluskan biskuit
Sampel
biskuat menggunakan lumping dan
mortal,
kemudian
di
timbang
menggunakan necara analitik sebanyak
Porselen 56,4529 gram
Berat Pemanasan 1
58,3821 gram
Berat Pemanasan 2
58,3836 gram
Berat pemanasan 3
58,3826 gram
2,0024 gram panaskan dalam oven
4|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
juga salah satu karakteristik yang
sangat penting pada bahan pangan,
Rata-rata berat pemanasan
_____
β=
=
π΅π 1 + π΅π 2 + π΅π 3
3
karena
air
dapat
mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan cita rasa pada
58,3821+58,3836+58,3826
bahan
3
pangan.
Kadar
air
dalam bahan pangan ikut menentukan
= 58,3828 gram
Hilang bobot = (berat porselen +
kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut.
biscuit) β (rata-rata berat pemanasan)
Kadar
mengakibatkan
= 58,4553 β 58,3828
air
yang
mudahnya
tinggi
bakteri,
kapang dan khamir untuk berkembang
= 0,0725 gram
biak sehinggaakan terjadi perubahan
Kadar air
=
=
pada bahan pangan. (Sandjaja. 2009)
π»πππππ π΅ππππ‘
X 100%
ππππ π πππππ
0,0725
2,0024
X 100%
Kadar abu adalah zat anorganik
sisa hasil pembakaran suatu bahan
= 0,03621 X 100%
organik.
Penentuan
kadar
abu
= 3,6207%
berhubungan erat dengan kandungan
mineral yang terdapat dalam suatu
Massa abu
= (massa kurs+abu) β
suatu bahan yang dihasilkan. Bahan
(massa kurs kosong)
Kadar abu
bahan, kemurnian serta kebersihan
= 21,7891 β 21,5430
makanan dibakar dalam suhu yang
=0,2461 gram
tinggi dan menjadi abu. Pengukuran
=
100%
=
πππππππβππ πππππ‘
ππππ π πππππ
0,2461β0,0725
2,0024
X
X 100 %
kadar abu bertujuan unutk mengetahui
besarnya kandungan mineral yang
terdapat
dalam
makanan/pangan.
(sandjaja. 2009)
= 8,6696%
Menurut
Standar
Nasional
Kadar air adalah banyaknya air
Indonesia (SNI) tahun 1992, parameter
yang terkandung dalam bahan yang
kadar air dan abu untuk biskuit adalah
dinyatakan dalam persen. Kadar air
maksimum 5% dan 1,6% sedangkan
5|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
pada percobaan pengujian didapatkan
massa setelah difurnes dikurang dengan
kadar air dari biskuit biskuat adalah
massa awal dan dibagi dengan massa
3,6267% sedangkan kadar abu adalah
awal dikali seratus persen, akan tetapi
8,6696%
pada
dari
hasil
analisis
percobaan
ini
tidak
ada
menunjukkan bahwa biskuit biskuat
penambahan massa setelah difurnes
mempunyai kadar air yang baik yang
bahkan sebaliknya yaitu pengurangan
dibawah maximum kadar air yang di
massa, oleh karena itu kadar abu dalam
tetapkan
percobaan ini tidaklah sesuai.
dari
Standar
Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1992, tetapi
biscuit biskuat ini memiliki kadar abu
CONCLUSION
yang lebih tinggi dari Standar Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1992. Kadar abu
Hasil dari percobaan penentuan kadar
yang lumayan
tinggi pada biscuit
air dan kadar abu dalam biskuit biskuat
biskuat dengan selisih 8,6696% yang
dapat diambil kesimpulan bahwa kadar
menunjukkan bahwa biskuit ini bisa
air yang terkandung dalam biscuit
dikatakan tidak layak konsumsi, karena
biskuat sangat baik persentase yang
kadar abunya lebih tinggi dari nilai
dimiliki
maximum yang telah di tetapkan dari
persentase maximum dari nilai yang di
Standar Nasional Indonesia (SNI)
tetapkan
tahun 1992.
Indonesia (SNI) tahun 1992 yaitu 5%.
Kadar abu merupakan zat sisa
yaitu
dari
3,6267%
Standar
dibawah
Nasional
Akan tetapi, kadar abu biskuit biskuat
hasil pembakaran bahan organik. Akan
memiliki
tetapi prosentase angka kadar abu ini
dari persentase syarat mutu biscuit
lumayan tinggi dalam biskuit yang
menurut Standar Nasional Indonesia
didalamnya terdapat bahan-bahan lain
(SNI) tahun 1992, dengan kadar abu
seperti karbohidrat, lemak, protein dan
yang tinggi yaitu 8,6696% dari yang
lain-lain.
seharusnya yaitu 1,6%. Hal ini akan
Berdasarkan perhitungan untuk
mencari kadar abu adalah penambahan
persentase
lebih
besar
mengurangi standar mutu dari suatu
biscuit tersebut
6|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
REFERENSI
Atmarita, Sandjaja. 2009.Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta:
PT KompasMedida
Nusantara.Dwi Sarbini., 2009. Uji fisik, Organoleptik, dan Kandungan Gizi
Biskuit Tempe-Bekatul DenganFortifikasi Fe Dan Zn Untuk Anak Kurang Gizi.
Jurnal Penenlitian sains dantekhnologi vol 10 .43-44.Fakultas Teknologi Ilmu
Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran.2007.
JurnalFITP001665/021.
Diakses
http://media.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070047_2_7242.pdf
dari
pada
tanggal 30 maret 2014 Pancawati, Sutarmi.2006.
Pengaruh bahan dan konsentrasi limbah padat sari apel terhadapkualita
biskuit.[pdf].(http://www.researchgate.net/publication/50812912_PENGARUH_BAH
AN_DAN_KONSENTRASI_LIMBAH_PADAT_SARI_APEL_TERHADAP_KUA
LITAS_BISKUIT diakses pada tanggal 30 Maret 2014)
Underwood, A.L., 1980. Analisa Kimia kuantitatif . Jakarta : Erlangga
7|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
KIMIA ANALITIK II
PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU DALAM BISKUIT
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: IRA NURPIALAWATI
NIM
: 1112016200029
PRODI
: PENDIDIKAN KIMIA IVA
KLOTER
:1
ANGGOTA KELOMPOK
1. INDAH DESI PERMANA
2. SITI MASITOH
3. MUHAMMAD IKHWAN FILLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
1|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
menjadi
ABSTRACT
dua,
berdasarkan
cara pencampurannya dan resep yang
yang
Biskuit adalah makanan ringan
dipakai, yaitu jenis adonan dan jenis
sering
busa yang dapat disemprotkan atau
masyarakat
dijumpai
dan
dikalangan
dikonsumsi
oleh
banyak kalangan mulai dari balita
hingga lanjut usia, oleh karena itu
kandungan
gizi
biskuit
dicetak, sedangkan kue busa terdiri dari
kue βspongeβ.
Menurut
Standar
Nasional
perlu
Indonesia (SNI), Biskuit adalah sejenis
diperhatikan. Salah satu kandungan
makanan yang terbuat dari tepung
biskuit yang diteliti dalam percobaan
terigu yang melalui proses pemanasan
ini yaitu kadar air dan kadar abu
dan pencetakan. Dalam syarat mutu
yang
biskuit, gizi yang terkandung dalam
terkandung
dalam
biskuit.
Menurut Standar Nasional Indonesia
biskuit yaitu :
(SNI) tahun 1992 kadar air dan abu
a. Air
: maximum 5%
dalam biskuit maksimal 5% dan 1.6%,
b. Protein
: minimum 9%
apabila kadar air dan kadar abu yang
c. Lemak
: minimum 9,5%
terkandung dalam biskuit melebihi
d. Karbohidrat
: minimum 70%
batas maksimal maka biskuit tidak
e. Abu
:maximum 1,6%
memenuhi
syarat
Percobaah
ini
mutu
biskuit.
f. Logam berbahaya : negative (-)
dilakukan
dengan
g. Serat kasar
menerapkan metode gravimetri dan
h. Kalori (kal/100gr) : minimum
diperoleh data biskuit dengan kadar air
3,6267% dan kadar abu 8,6696%.
:maximum 0,5%
400
i. Jenis tepung
: terigu
j. Bau dan rasa : normal, tidak
tengik
INTRODUCTION
Biskuit adalah kue kering yang
tipis, keras, dan renyah yang dibuat
k. Warna
: normal
Bahan biskuit perlu persyaratan
tanpa peragian dan kandungan air yang
tertentu
rendah. Biskuit dapat digolongkan
mampu menghasilkan tekstur yang baik
2|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
seperti
aromannya
sedap,
serta
tidak
menghasilkan
reaksi
dan relatif renyah, serta bila
pencoklatan yang tidak diinginkan
dipatahkan
(suratmi, 2006).
potongannya berlapis - lapis.
Kadar
air
dan
kadar
abu
pemanpangnya
3. Cookies yaitu jenis biskuit yang
dibuat
merupakan mutu fisik biskuit. Menurut
dari
adonan
lunak,
berkadar lemak tinggi, relative
Standar Nasional Indonesia (SNI)
renyah dan bila dipatahkan
tahun 1992, parameter kadar air dan
penampangnya
abu untuk biskuit bayi dan balita
potongannya
bertekstur kurang padat.
masing-masing adalah maksimal 5%
4. Wafer yaitu jenis biskuit yang
dan 1,5%. (Dwi Sarbini, 2009)
dibuat dari adonan cair, berporiMenurut manley (1983), biskuit secara
pori kasar, relatif renyahdan
umum
bila dipatahkan penampanag
diklasifikasikan
menjadi
4
kelompok sebagai berikut:
potongannya berrongga-rongga
(FTIP.2007)
1. Biskuit keras yaitu jenis biskuit
manis yang dibuat dari adonan
Metode yang digunakan dalam
keras, berbentuk pipih, bila di
menentukan kadar air dan kadar abu
patahkan penampang potongan
pada percobaan ini adalah metode
nya bertekstur padat, dapat ber
gravimetri. Zat - zat yang di
kadar lemak tinggi maupun
endapkan dan bentuk yang pada
rendah.
akhirnya
2. Cracker yaitu jenis biskuit yang
dibuat
dari
adonan
keras
ditimbang,
dituliskan
dalam daftar. Sebagai tambahan
dari zat-zat anorganik, senyawa-
melalui proses fermentasi atau
senyawa
organictelah
pemeraman,berbentuk pipih
dengan
teknik
yang rasanya mengarah asin
(Underwood, 1980).
Cara
gravimetric
dianalisa
gravimetric.
dapat
dibandingkan terhadap tehnik lain
3|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
secara menguntungkan dipandang
dengan
dari
dapat
menggunkana cawan porselen yang se
dicapai. Jika analit merupakan
belumnya sudah dipanaskan selama 5
suatu
menit
ketelitiannya
kontituen
yang
utama
(>1%
suhu
dan
105
dimasukkan
Β°C
desikator
contoh), ketelitian dari beberapa
selama 15 menit. Pemanasan biscuit
bagian per seribu dapat diharapkan
dalam oven dilakukan selama 1.5 jam
jika tidak terlalu kompleks. Jika
dan di masukkan dalam desikator
analit ada dalam keadaan minoritas
selama
atau jumlah runut (kurang dari 1%),
lakukan penimbangan pada biskuit
suatu contoh gravimetric biasanya
yang
tidak
memanaskaan kembali biskuit untuk m
digunakan.
(Underwood,
1980).
15
telah
di
menit,
oven,
di
kemudian
endapatkan massa konstan dilakukan
MATERIAL AND METHODE
selama 10 menit dan desikator 5 menit
untuk beberaka kali sampai massa
Alat dan bahan
konstan.
Alat dan bahan yang digunakan adalah
dilakukan dengan memasukkan biskuit
biskuit kering, cawan krus, cawan
yang telah diuji kadar airnya ke dalam
porselen,lumpang dan mortal, neraca
furnes selama 30 menit dan menimbang
analitik, spatula, tang krus, oven,
massa biskuit yang telah di furnes.
Penentuan
kadar
abu
furnes.stopwath
Metode
RESULT AND DISCUSSION
Percobaan ini dilakukan untuk menguji
Berat
kadar air dan kadar abu dalam biskuit,
Kosong
untuk menentukan kadar air. Dilakukan
Berat Porselen + 58,4553 gram
dengan cara menghaluskan biskuit
Sampel
biskuat menggunakan lumping dan
mortal,
kemudian
di
timbang
menggunakan necara analitik sebanyak
Porselen 56,4529 gram
Berat Pemanasan 1
58,3821 gram
Berat Pemanasan 2
58,3836 gram
Berat pemanasan 3
58,3826 gram
2,0024 gram panaskan dalam oven
4|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
juga salah satu karakteristik yang
sangat penting pada bahan pangan,
Rata-rata berat pemanasan
_____
β=
=
π΅π 1 + π΅π 2 + π΅π 3
3
karena
air
dapat
mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan cita rasa pada
58,3821+58,3836+58,3826
bahan
3
pangan.
Kadar
air
dalam bahan pangan ikut menentukan
= 58,3828 gram
Hilang bobot = (berat porselen +
kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut.
biscuit) β (rata-rata berat pemanasan)
Kadar
mengakibatkan
= 58,4553 β 58,3828
air
yang
mudahnya
tinggi
bakteri,
kapang dan khamir untuk berkembang
= 0,0725 gram
biak sehinggaakan terjadi perubahan
Kadar air
=
=
pada bahan pangan. (Sandjaja. 2009)
π»πππππ π΅ππππ‘
X 100%
ππππ π πππππ
0,0725
2,0024
X 100%
Kadar abu adalah zat anorganik
sisa hasil pembakaran suatu bahan
= 0,03621 X 100%
organik.
Penentuan
kadar
abu
= 3,6207%
berhubungan erat dengan kandungan
mineral yang terdapat dalam suatu
Massa abu
= (massa kurs+abu) β
suatu bahan yang dihasilkan. Bahan
(massa kurs kosong)
Kadar abu
bahan, kemurnian serta kebersihan
= 21,7891 β 21,5430
makanan dibakar dalam suhu yang
=0,2461 gram
tinggi dan menjadi abu. Pengukuran
=
100%
=
πππππππβππ πππππ‘
ππππ π πππππ
0,2461β0,0725
2,0024
X
X 100 %
kadar abu bertujuan unutk mengetahui
besarnya kandungan mineral yang
terdapat
dalam
makanan/pangan.
(sandjaja. 2009)
= 8,6696%
Menurut
Standar
Nasional
Kadar air adalah banyaknya air
Indonesia (SNI) tahun 1992, parameter
yang terkandung dalam bahan yang
kadar air dan abu untuk biskuit adalah
dinyatakan dalam persen. Kadar air
maksimum 5% dan 1,6% sedangkan
5|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
pada percobaan pengujian didapatkan
massa setelah difurnes dikurang dengan
kadar air dari biskuit biskuat adalah
massa awal dan dibagi dengan massa
3,6267% sedangkan kadar abu adalah
awal dikali seratus persen, akan tetapi
8,6696%
pada
dari
hasil
analisis
percobaan
ini
tidak
ada
menunjukkan bahwa biskuit biskuat
penambahan massa setelah difurnes
mempunyai kadar air yang baik yang
bahkan sebaliknya yaitu pengurangan
dibawah maximum kadar air yang di
massa, oleh karena itu kadar abu dalam
tetapkan
percobaan ini tidaklah sesuai.
dari
Standar
Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1992, tetapi
biscuit biskuat ini memiliki kadar abu
CONCLUSION
yang lebih tinggi dari Standar Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1992. Kadar abu
Hasil dari percobaan penentuan kadar
yang lumayan
tinggi pada biscuit
air dan kadar abu dalam biskuit biskuat
biskuat dengan selisih 8,6696% yang
dapat diambil kesimpulan bahwa kadar
menunjukkan bahwa biskuit ini bisa
air yang terkandung dalam biscuit
dikatakan tidak layak konsumsi, karena
biskuat sangat baik persentase yang
kadar abunya lebih tinggi dari nilai
dimiliki
maximum yang telah di tetapkan dari
persentase maximum dari nilai yang di
Standar Nasional Indonesia (SNI)
tetapkan
tahun 1992.
Indonesia (SNI) tahun 1992 yaitu 5%.
Kadar abu merupakan zat sisa
yaitu
dari
3,6267%
Standar
dibawah
Nasional
Akan tetapi, kadar abu biskuit biskuat
hasil pembakaran bahan organik. Akan
memiliki
tetapi prosentase angka kadar abu ini
dari persentase syarat mutu biscuit
lumayan tinggi dalam biskuit yang
menurut Standar Nasional Indonesia
didalamnya terdapat bahan-bahan lain
(SNI) tahun 1992, dengan kadar abu
seperti karbohidrat, lemak, protein dan
yang tinggi yaitu 8,6696% dari yang
lain-lain.
seharusnya yaitu 1,6%. Hal ini akan
Berdasarkan perhitungan untuk
mencari kadar abu adalah penambahan
persentase
lebih
besar
mengurangi standar mutu dari suatu
biscuit tersebut
6|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati
REFERENSI
Atmarita, Sandjaja. 2009.Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta:
PT KompasMedida
Nusantara.Dwi Sarbini., 2009. Uji fisik, Organoleptik, dan Kandungan Gizi
Biskuit Tempe-Bekatul DenganFortifikasi Fe Dan Zn Untuk Anak Kurang Gizi.
Jurnal Penenlitian sains dantekhnologi vol 10 .43-44.Fakultas Teknologi Ilmu
Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran.2007.
JurnalFITP001665/021.
Diakses
http://media.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070047_2_7242.pdf
dari
pada
tanggal 30 maret 2014 Pancawati, Sutarmi.2006.
Pengaruh bahan dan konsentrasi limbah padat sari apel terhadapkualita
biskuit.[pdf].(http://www.researchgate.net/publication/50812912_PENGARUH_BAH
AN_DAN_KONSENTRASI_LIMBAH_PADAT_SARI_APEL_TERHADAP_KUA
LITAS_BISKUIT diakses pada tanggal 30 Maret 2014)
Underwood, A.L., 1980. Analisa Kimia kuantitatif . Jakarta : Erlangga
7|Jurnal Praktikum Kimia Analitik II
Ira Nurpialawati