penentuan dan kadar dan nikotin

ISOLASI DAN PENENTUAN KADAR NIKOTINA TEMBAKAU

I.

II.

TUJUAN PERCOBAAN
-

Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar nikotina dalam tembakau

-

Menguji kualitatif keberadaannya dengan pereaksi wagner

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan
-

Gelas kimia 250 mL


-

Erlenmeyer 250 mL

-

Tabung reaksi

-

Corong pisah

-

Pipet ukur 25 mL

-

Pipet tetes


-

Pengaduk

-

Spatula

-

Kaca arloji

-

Hot plate

Bahan yang digunakan
-

Sampel tembakau (rokok)


-

Na2SO4

-

H2SO4

-

HCl 0,1 N

-

Kloroform

-

I2


-

KI

-

Aquadest

-

NaOH

-

Metil merah

-

Petroleum eter


III.

DASAR TEORI
Alkaloid merupakan golongan metabolit sekunder tumbuhan yang terbesar. Pada
umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen baik sebagai bagian dari sistem heterosiklik atau bukan bagiannya.
Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal,
tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar (Harborne
2006). Alkaloid dapat dikelompokan menjadi alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid,
pseudoalkaloid. Alkaloid sesungguhnya adalah racun, menunjukan aktivitas fisiologi
yang luas, dan biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik.
Protoalkaloid merupakan asam amino yang relatif sederhana dengan nitrogen asam amino
tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor
asam amino. Senyawa ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting
dalam kelas ini, yaitu alkaloid stereoidal dan purin.
III.1

Tembakau


Klasifikasi Tembakau
Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyo
"tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa
Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun -daun pada tumbuhan ini
(menurut Bartolome e Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa
berbentuk y untuk menghirup asap tembakau. Tembakau umumnya digunakan untuk
mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari bahasa
Arab"tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis
tumbuhan. Kata tobacco(bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya
diterapkan

untuk

tumbuhan

sejenis

yang

berasal


dari

Amerika

(wikipedia,

2008).Tanaman tembakau merupakan tumbuhan herba semusim yang ditanam untuk
mendapatkan daunnya. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Solanaceae. Tembakau
adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan
Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik
dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun
tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk
tembakau melalui hidung (wikipedia, 2008).
Jenis Tembakau
Menurut Cahyono (1998), ada beberapa jenis tembakau yakni :

1.Tembakau Cerutu yang terdiri dari :
a.Tembakau Deli, digunakan sebagai pembungkus dalam industri rokok cerutu.
b.Tembakau Vorstenlanden, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu.

c.Tembakau Besuki, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu dan daunnya
dapat digunakan sebgai pembungkus rokok.
2.Tembakau Pipa. Tembakau ini khusus digunakan untuk rokok pipa dan bukan
pembuatan rokok cerutu dan rokok kretek.
3.Tembakau Sigaret. Tembakau ini digunakan umtuk bahan baku pembuatan rokok
sigaret, baik rokok putih maupun rokok kretek.
4.Tembakau Asli / Rejangan. Tembakau ini disebut juga tembakau rakyat, dimana
tembakau ini diolah dengan direjang lalu dikeringkan dengan penjemuran matahari.
Tembakau rakyat digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok kretek atau lainnya.
5.Tembakau Asepan yakni tembakau yang daunnya diolah dengan cara pengasapan,
tembakau ini digunakan untuk rokok lintingan (tembakau dilinting dengan kertas rokok
halus)
Menurut laporan dari Direktorat Jendral Perkebunan Republik Indonesia, secara garis
besar tembakau di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Tembakau asli adalah tembakau yang masuk dan tersebar sejak ratusan tahun yang
lalu dan telah beradaptasi dengan lingkungannya
2.Tembakau introduksi adalah tembakau yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900-an,
seperti jenis Virginia, Burley,dan Oriental.
3.2 Rokok
Rokok merupakan bahan yang dapat merugikan manusia dari berbagai


faktor

diantaranya adalah kesehatan, ekonomi, dan kecerdasan pada anak usia sekolah. Rokok
merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau
sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No.
81, 1999). Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(sesuai dengan negara )diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakauyang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (www.wikipedia.com).
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusanbungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingat kan

perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan,
jarang sekali dipatuhi).Rokokdibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini
didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi roko, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok(www.wikipedia.com).
Rokok berdasarkan bahan pembungkus :

1.Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2.Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3.Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4.Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi :
1.Rokok Putih
Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakauyang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2.Rokok Kretek
Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3.Rokok Klembak
Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3.3 Nikotin
Nikotina merupakan suatu cairan alkaloid berwarna kuning pucat hingga coklat tua
yang ditemukan dalam tanaman Solanaceae. Kadar nikotin merupakan kunci untuk
menentukan kualitas tembakau. Banyak faktor yang memengaruhi kadar nikotin ini, yaitu
jenis tembakau, jenis tanah, kadar nitrogen tanah, tingkat kematangan tembakau, dan
masa penguningan (Tassew 2007). Senyawa ini terdapat sekitar 0.6-3 % dalam tembakau

kering. Senyawa ini dibentuk selama biosintesis yang berlangsung di akar dan
terakumulasi di daun (Chitra dan Sivaranjani 2012). Nikotina bersifat higroskopis, dapat
bercampur dengan air pada suhu di bawah 60 °C, sangat larut dalam alkohol, kloroform,
eter, kerosin, dan sejenisnya (Tassew 2007). Keberadaan nikotina ini dapat diuji dengan
menggunakan berbagai pereaksi seperti pereaksi Mayer, Dragendorf, dan Wagner.
Nikotin (1-Metil-2-(3-piridil)

pirolidin;

β-piridil-α-N-metilpirolidin) merupakan

alkaloid utama selain nornikotin, anatabin, dan anabasin (Tso, 1990; Bush et al., 1993).
Selain terdapat pada tanaman tembakau yang jumlahnya sekitar 76 spesies (Wikipedia,

2010), nikotin juga dihasilkan tanaman koka, tomat, kentang, terong, dan paprika hijau
dalam kadar yang lebih rendah. Kandungan nikotin pada tembakau sekitar 0,5-8% dari
berat kering tembakau (Murdiyati et al., 1999). Biosintesis nikotin terjadi di akar
kemudian ditransloka-sikan ke seluruh jaringan tanaman terutama di daun (Tso, 1990).
Analisis kandungan nikotin tembakau antara lain dapat dilakukan dengan metode
ekstraksi
Sedangkan

etherpetroleum ether
nikotin

pada

yang telah disempurnakan (JokoHartono,2003).

asap

dapat

dianalisis

menggunakan

smoking

machinechromatography.
Nikotin dengan rumus molekul C10H14N2 atau C5H4NC4H7NCH3 mempunyai berat
162,26 g/mol. Berbentuk cairan seperti minyak, bersifat higroskopis, tidak berwarna
hingga berwarna kuning muda, dapat berubah warna menjadi cokelat bila kontak dengan
udara dan cahaya (Strecher, 1968). Sebagai senyawa berbahan dasar nitrogen, nikotin
dapat membentuk garam dengan asam yang biasanya padat dan bersifat larut dalam air.
Nikotin mudah menembus kulit. Nikotin basa bebas akan terbakar pada suhu di bawah
titik didihnya (boiling point 247oC). Karena itu, sebagian besar nikotin terbakar ketika
rokok diisap, namun sisanya yang dihirup cukup untuk memberikan efek yang
diinginkan. Kandungan nikotin daun tembakau berbeda tergantung posisinya. Kandungan
nikotin terendah pada posisi daun bawah dan semakin keatas semakin tinggi. Menurut
Tso (1990) pola penyebaran kandungan nikotin terendah pada daun-daun bawah, semakin
ke atas posisi daun, kandungan nikotin semakin tinggi.
Beberapa tipe tembakau di Indonesia berkadar nikotin tergolong relatif tinggi. Kadar
nikotin tembakau Madura berkisar antara 1-5%,sedangkan tembakau Temanggung
berkisarantara 1-8% (Murdiyati et al., 1999). Hasilpenelitian Joko-Hartono et al. (1994)
kadar nikotinpada tembakau dan kadar tar pada asapberkorelasi dengan indeks mutu
tembakaurajangan Temanggung. Sedangkan menurut Suwarso dan Joko-Hartono (2010)
kadar nikotindalam asap tembakau rajanganTemanggung rata-rata sebesar 17,85 + 4,46 %
kadar nikotindalam daun. Penurunan kadar nikotin antara laindapat dilakukan dengan
menciptakan varietas baru, teknik pemupukan, jarak tanam, danpengaturan pemberian air.
Metode Penetapan Kadar Nikotin
1. Acidimetri
Acidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan larutan standart asam
sebagai titrannya.
Prinsip penetapan kadar nikotin: Prinsip penetapannya adalah reaksi penetralan asam
basa, nikotin (C10H14N2) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi

dengan HCl akan mengikat satu atom H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini terjadi pada
kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai indikator methyl red,titik akhir titrasi diketahui
dengan terbentuknya warna merah yang konstan.

1 ml HCl 0,1 N setara dengan 162 mg nikotin.

Nikotin =

V x C x 0,162 x N HCl x 100 %
W

V = larutan HCl yang digunakan titrasi (ml)
C = pengenceran
W= berat sampel (g)
2 . Titrasi Bebas Air (TBA)
Titrasi bebas air adalah titrasi yang menggunakan pelarut bukan air, pelarut yang
digunakan adalah senyawa organik tujuannya adalah untuk memperbesar kekuatan asam
lemah atau basa lemah sehingga reaksi bisa berjalan lebih sempurna, contoh pelarutnya
metanhol dan benzen. Prinsip penetapan kadar nikotin merupakan alkaloid yang bersifat
basa lemah dengan penambahan

asam asetat akan memperrkuat kekuataan basany.

Nikotina kemudian dititrasi dengan baku asam perklorat menggunakan indikator kristal
violet, titik akhir tercapai apabila warna larutan berubah dari violet menjadi biru.
Reaksi yang terjadi:
C10H14N2+ HClO4

C10H15N2+ ClO4

Perhitungan:
Kadar nikotin =

(V x N )HClO 4 x BE nikotin x 100 %
berat sampel (mg)

Ket :
V = volume HClO4
N = normalitas HClO4
BE = berat equivalent nikotin

IV.

PROSEDUR KERJA
Isolasi nikotina
1. Timbang 1 g tembakau kering dimasukan ke dalam erlenmeyer bertutup asah.
2. Sebanyak 20 mL NaOH 20% ditambahkan ke dalamnya dan diaduk merata.
3. Tmabahkan 200 mL petroleum eter ditutup rapat, dan dikocok.
4. Residu tembakau dipisahkan dari filtratnya dengan penyaringan gravimetri
5. Tambahkan 0,5 gr Na2SO4 anhidrat ke dalam filtrat yang diperoleh dan didiamkan
sebentar.
6. ektrak petroleum eter tersebut dipekatkan dan dihitung kadar nikotinanya.
Uji kualitatif untuk alkaloid
1. Sebanyak 0.3 g ekstrak dilarutkan ke dalam 10 mL kloroform dan disaring.
2. Tambahkan 5 ml H2SO4 2 M ke dalam filtrat dan dikocok hingga terbentuk 2 lapisan.
3. Lapisan asam yang tidak berwarna dipipet ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan
pereaksi Wagner. Jika terdapat endapan endapan coklat ketika pereaksi Wagner
ditambah ke dalam filtrat maka terdapat alkaloid dalam ekstrak tersebut.
Pembuatan reaksi wagner
1. Timbang 0,635 gr I2 dan 1 gr KI masukkan kedalam gelas kimia 100 mL
2. Tambahkan aquadest sebanyak 10 mL
3. Encerkan dengan aquadest 50 mL
Penetapan nikotin
1. Sebanyak 1 g tembakau yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam erlenmeyer 50
mL bertutup asah.
2. Tambahkan 1 mL NaOH 20%, dan diaduk rata.
3. Sebanyak 20 mL petroleum eter ditambahkan, ditutup rapat, dikocok, dan didiamkan
beberapa saat.
4. Setelah batas lapisan petroleum eter terlihat jelas, sebanyak 10 mL cairan petroleum
eter diambil dan dipindahkan ke erlenmeyer lain.
5. Uapkan cairan petroleum eter tersebut diatas hot plate hingga hanya tersisa sekitar 2
mL.
6. Tambahlkan 10 mL akuades dan 2 tetes indikator merah metil ke dalam erlenmeyer.
7. Tititrasi dengan 0.1 N HCl hingga warna hijau kekuningan berubah menajdi merah
muda.

V.

DATA PENGAMATAN
Isolasi nikotina

Perlakuan
Pengamatan
1 gr tembakau ditambahkan 20 mL NaOH memberikan sifat basa
20% diaduk rata
Larutan tembakau +

200 mL Petroleum Larutan berwarna kecokelatan

Eter ditutup dan dikocok
Residu tembakau dipisahkan dari filtrat
Filtrat ditambahkan 5 mL Na2SO4

Residu = 16,4 gr
Larutan berwarna bening

Uji kualitatif untuk alkaloid
Perlakuan
Pengamatan
3 gr ekstrak dilarutkan ke dalam 10 mL Larutan bening
kloroform dan disaring
Filtrat ditambah 5 mL H2SO4 2 M dikocok

Terbentuk dua lapisan, dimana lapisan asam

yang tidak berwarna (bening)
Lapisan asam di pisahkan di tabung reaksi + Terbentuk larutan cokelat dengan endapan
reaksi wagner

cokelat

didasarnya

(endapan

cokelat

menandakan tembakau termasuk alkaloid)
Penetapan nikotina
Perlakuan
Pengamatan
1 gr tembakau + 1 mL NaOH + 20 mL larutan berwarna kuning, petroleum eter
petroleum eter
memisah
Memipet 110 mL petroleum eter kedalam Larutan berkurang menjadi 2 mL
gelas kimia dibiarkan menguap
Petroleum eter yang telah diuapkan + 10 mL Larutan

berubah

warna

menjadi

hijau

aquadest + metil merah
kekuningan
Larutan dititrasi dan 0,1 HCl sampai warna Larutan berubah pada volume titran 1,3 mL.
dari hijau kekuningan menjadi merah muda

VI.

1

PERHITUNGAN
 20 mL NaOH 20 %
20
NaOH = 100 x 20 = 4 gr



1 mL NaOH 20 %
20
NaOH = 100 x = 0,2 gr



H2SO4 2 M
% x 1000 x ƥ
M=
BM

=

gr
0,961 x 1000 x 1,84 ml
gr
98,08 mol

= 18,02 M
V1. M1 = V2.M2
V1.18,02 M = 2M . 10 mL
20 mL
V1= 18,02
V1 = 1,109 mL


HCL 0,1 N
N=

=

n x % x 1000 x ƥ
BM
ek
gr
1 mol x 0,37 x 1000 x 1,19 ml
gr
36,5 mol

= 12,06 M
V1. N1 = V2.N 2
V1.12,06 N = 0,1N . 250 mL
25 mL
V1= 12,06 = 2,0729 mL



Kadar Nikotin dalam sebatang rokok
Dalam 1 mL HCl setara dengan 0,00162 gr nikotin
Persen nikotin

0,00162
N HCl
Nikotin = V HCl x 0,001 N x W
x 100%
sampel
0,1 N
0,00162
= 1,3 mL x 0,001 N x 1 gr x 100%
= 2,106 %
gram Nikotin
2,106
Nikotin = 100 x Wsampel
2,106
= 100 x 1 gr
= 0,02106 gram
Jadi, dalam sebatang puntung rokoak yang kami gunakan sebagai sample
mengandung nikotin sebanyak 0,021006 gram.

VII.

ANALISIS DATA
Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan untuk menentukan kadar nikotin
pada tembakau, dalam percobaan kali ini kami menggunakan rokok sebagai sample untuk
memperoleh tembakau. Selain utuk menentukan kadar nikotin pada tembakau percobaan
kali ini juga bertujuan sebagai analisa kualitatif untuk alkaloid. Pada dasarnya alkaloid
merupakan senyawa yang mengandung substansi dasar Nitrogen basa, dan Nikotin
merupakan golongan dari alkaloid. Hal ini juga terbukti karena pada percobaan yang telah
dilakukan terbentuk endapan berwarna cokelat diakhir percobaan. Endapan ini terbentuk
setelah melalui beberapa proses yaitu, penmabahan 20 mL NaOH 20% sebagai penambah
sifat basa. Kemudian ditambahkan 200 mL Petroleum eter hasilnya diperoleh larutan
berwarna cokelat. Setelah itu residu disaring dan dipisahkan dengan kertas saring. Filtat
yang telah tersaring di tambah dengan 0,5 gr Na 2SO4 maka terbentuklah ekstrak petoleum.
Ekstrak tersebut kemudian ditambah dengan klroform hasilnya berupa larutan bening.
Kemudian ditambah dengan H2SO4 terentuk dua lapisan, dimana lapisan yang tidak
berwarna meupakan lapisan asam, lapisan inilah yang nantinya akan di tambahkan
dengan reaksi wagner. Reaksi wagner merupakan reaksi yang dibuat dari pencampuran
antara I2, KI dan H2O. Setelah larutan asam ditambah dengan reaksi wagner hasilnya
terbentuk larutan berwarna cokelat dengan endapan cokelat didasarnya.
Untuk mentukan kadar nikotin dalam percobaan kali ini digunakan metode Acidimetri
. Acidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan larutan standart asam
sebagai titrannya. Dalam percobaan kali ini digunakan HCl 0,1N sebagai titrannya.
Sebelum dilakukannya titrasi terlebih dahulu 1 gr tembakau ditambah 1 ml NaOH 20 % .
sam seperti pengujian sebelumnya NaOH bertujuan untuk memberikan sifat bas. Setelah
itu di tambah dengan 20 mL Petroleum Eter. Didiamkan sampai petrolrum terpisah
dengan tembakau kemudian 10 mL petroleum eter ynag telah terpisah diuapkan di hot
plate hingga hanya tersisa 2mL saja. Petroleum yang telah diuapkan di encerkan dengan
10 mL aquadest. Dan ditambah metil merah barulah kemudian dititrasi dengan HCl.
Prinsip penetapan kadar nikotin: Prinsip penetapannya adalah reaksi penetralan asam
basa, nikotin (C10H14N2) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi
dengan HCl akan mengikat satu atom H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini terjadi pada
kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai indikator methyl red,titik akhir titrasi diketahui
dengan terbentuknya warna merah yang konstan. Dimana pada pecobaan ini titik akhir
terjadi pada volume 1,3 mL karena setiap 1 mL HCl 0,1 N setara dengan kandungan

nikotin sebanyak 162 mg. Jadi dalam percobaan kali ini sampel yang digunakn
mengandung nikotin sebanyak .standar umumnya kandungan nikotin adalah 1- 3 mg. Itu
berarti sampel yang digunakan pada percobaan ini masih tergolong standar, dan layak.
Tapi walaupun demikian penggunaan secara berlebihan dapat menggangu kesehatan bagi
pemakainya.

VIII.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
-

Dari percobaan kualitatif menunjukan bahwa dalam sebatang rokok itu telah
mengandung suatu nikotin, da nikotin merupakan salah satu alkaloid

-

Dari percobaan secara kuantitatif dapat diketahui bahwa satu bantang rokok dalam
hal ini sampel rokok yang kami gunakan mengandung nikotin sebanyak 0,0216
mg nikotin

-

Standar nikotin adalah 1- 3 mg

DAFTAR PUSTAKA
http://utarymarsitta.blogspot.com/2012/11/nikotin-pada-tembakau.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16896/4/Chapter%20II.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Nikotina
http://iwalkblog07.blogspot.com/2014/09/toksikologi-lingkungan.html
http://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/viewFile/178/554
http://monsieur-lawliette.blogspot.com/2013/09/isolasi-nikotin.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-nurhadinim-5281-2-bab2.pdf

GAMBAR ALAT

erlenmeye
r

Kertas
saring