Pengaruh Infus Larutan Natrium Klorida 0,9% dan Larutan Ringer Terhadap Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi Lemak Intravena (Intralipid 20%)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Total Parenteral Nutrition (TPN)
Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrien yang dibutuhkan secara
parenteral (melalui intravena). Larutan nutrisi parenteral juga disebut Total
Parenteral Nutrition (TPN) atau hyperalimentation solution (hyperal). Nutrisi
parenteral digunakan untuk pasien yang tidak dapat menelan atau mengabsorbsi
nutrien melalui saluran gastrointestinal. Nutrisi parenteral total menyuplai semua
nutrien yang dibutuhkan, sedangkan nutrisi parenteral parsial memberikan
tambahan kebutuhan nutrisi pasien jika kalori dalam jumlah yang cukup tidak
dapat diberikan secara enteral (Ansel dan Prince, 2004). Pemberian nutrisi
parenteral disesuaikan dengan kondisi pasien setelah menghitung energi basal
dengan persamaan Harris-Benedict (Chowdary dan Reddy, 2010).
Infus dengan volume berlebihan menyebabkan edema paru dan konsentrasi
tinggi glukosa menyebabkan trombofeblitis vena. Untuk mengatasi masalah ini,
digunakan infus dari lemak yang merupakan emulsi minyak kacang kedelai yang
distabilkan dengan fosfolipid kuning telur yang terbukti secara klinis aman dan
efektif sebagai sumber kalori dan asam lemak esensial (Burgess, 2005). Emulsi
tipe m/a dan a/m/a digunakan untuk rute intravena (Mestres dan Nielloud, 2002).
Jenis nutrisi parenteral total terdiri atas dua yaitu nutrisi parenteral total periferal

dan nutrisi parenteral total sentral.
2.1.1Nutrisi parenteral total periferal
Nutrisi parenteral total periferal adalah nutrisi parenteral total yang
diberikan melalui akses perifer. Nutrisi parenteral total perifer digunakan untuk

6
Universitas Sumatera Utara

memberi nutrisi kepada pasien dalam waktu yang singkat (7-10 hari). Apabila
nutrisi parenteral total dibutuhkan dalam jangka waktu yang lebih panjang maka
larutan lemak ditambahkan. Hal ini bertujuan untuk memberikan energi lebih dan
mencegah kekurangan asam lemak esensial (Holman, 1987; Jauch, et al., 2009).
Vena perifer dapat menerima larutan injeksi
≤ 900 mOsm/L dan sesuai
untuk diberikan emulsi lemak intravena yang isotonis dan larutan dekstrosa
hipokalori (contoh, dekstrosa 10%) (Isaacs, et al., 1977). Vena akses perifer yang
sering digunakan adalah vena metacarpal, dorsal venous arch, vena sefalik dan
vena basilik (Scales, 2005).

Gambar 2.1 Vena akses perifer pada tangan (Scales, 2005)


Gambar 2.2 Vena akses perifer pada permukaan lengan (Scales, 2005)
7
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Nutrisi Parenteral Total Sentral
Pemberian melalui vena sentral bersifat lebih permanen daripada
pemberian secara perifer. Vena sentral dapat menerima larutan dengan
osmolaritas tinggi dan volume larutan yang lebih banyak dapat diberikan pada
satu waktu. Pemberian sentral menggunakan suatu tipe tube kateter yang dipasang
pada vena dibawah tulang selangka (vena jugularis atau vena subklavian) setelah
dioperasi. Apabila jarum suntik berada didalam tubuh, di bawah kulit, selalu
terdapat resiko infeksi yang memasuki darah dan menyebabkan septisemia.
Infeksi ini bersifat sangat serius. Jika infeksi terjadi, selang infus yang dipasang
harus dikeluarkan dan nutrisi pasien dihentikan (Holman, 1987; Payne-James dan
Khawaja, 1993).

2.2 Emulsi Lemak Intravena
Emulsi lemak intravena digunakan sebagai sumber lemak, nutrisi dan kalori,
mencegah kekurangan asam lemak esensial (asam linoleat dan asam α-linolenat

yang tidak dapat disintesis tubuh) yang terjadi ketika nutrisi parenteral diberikan
selama tiga minggu tanpa lemak (Bartlett, 2014; Waitzberg, et al., 2006; Seidner,
et al., 1989).
Penggunaan emulsi lemak intravena harus dibatasi penggunaannya sebab
trigliserida dan komponen lain dari emulsi lemak membentuk kilomikron buatan,
yang dihidrolisis tubuh menjadi asam lemak bebas dan sisa partikel kecil diambil
oleh hati (Wanten dan Calder, 2007; Atkinson dan Worthley, 2003; Kumpf,
2006); fosfolipid yang berlebihan juga akan membentuk liposom yang
mengganggu metabolisme lemak dan menyebabkan hiperkolesterolemia. Ketika
lemak parenteral diberikan secara berlebihan dan kemampuan hati untuk

8
Universitas Sumatera Utara

memprosesnya sedikit dapat menyebabkan hiperlipidemia dan kerusakan hati
(Wanten dan Calder, 2007; Kumpf, 2006; Waitzberg, et al., 2006). Emulsi lemak
intravena harus diberikan hati-hati kepada pasien sepsis dan kondisi klirens hati
terhadap asam lemak terganggu (Kumpf, 2006; Miles, 1993).
Syarat emulsi lemak intravena dalam nutrisi parenteral menurut USP 36
adalah sediaan steril dengan kandungan lemak 10%, 20% atau 30% dalam

pembawa berair. Fase air mengandung 0,6-1,8% fosfolipid telur parenteral, bahan
osmotik seperti gliserin dengan jumlah 1,7-2,5% atau bahan penstabil yang lain
seperti garam asam lemak dan emulsi ini mempunyai pH 6-9. Ukuran droplet
menurut metode light scattering, data diinterpretasi dari intensity-wighted mean
droplet diameter (MDD) dimana ukurannya harus kurang dari 500 nm atau 0,5
µm. Globul lemak yang besar dari fase terdispersi dinyatakan sebagai persentase
residu lemak dalam globul yang lebih besar dari 5 µm harus tidak lebih dari
0,05%. Pengukuran globul besar dilakukan dengan metode light obstruction atau
extinction, Menurut Burgess (2005), syarat emulsi lemak intravena adalah
diameter rata-rata dari droplet