Perkembangan teori manajemen makalah (3)

TUGAS MANAJEMEN

“PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN”

Nama

: Ikang Pratama

NIM

:14221408

Kelas

: Manajemen Produksi 1A

Teori Manajemen Klasik Dari Robert Owen (1771-1858)
Robert Owen adalah seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas di New Landmark,
Skotlandia dalam tahun di awal 1800-an. pada masa itu, kondisi kerja dan hidup para pekerja
sangat buruk. Pekerja anak-anak yang berumur lima atau enam tahun adalah umum dan standar
waktu kerja adalah tiga belas jam sehari.

Owen menganggap jabatan manajer sebagai pengubah (reform). Ia membangun perumahan yang
lebih baik untuk para pekerjanya dan membuka toko perusahaan di mana barang-barang dapat
dibeli dengan murah. Ia mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam dan menolak untuk menerima
anak-anak dibawah sepuluh tahun untuk bekerja.
Owen tak pernah menyatakan bahwa ia berjuang untuk melakukan perubahan atas dasar
kemanusiaan semata-mata. Ia berpendapat bahwa dengan memperbaiki kondisi pekerja maka
produksi dan keuntungan dengan sendirinya akan meningkat. Sementara manajer lain
memusatkan penanaman modal pada perbaikan-perbaikan teknis, Owen menekankan fakta
bahwa yang terbaik dalam menanamkan modal adalah pada pekerja, atau seperti yang disebutnya
"mesin vital".
Sesungguhnya manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di
Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada
serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang
telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat menjadi
decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui
bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan
kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah
melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga
bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi

Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit
bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orangorang dahulu telah menerapkan manajemen.

Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19
Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan
adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru
dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya
sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage
seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya
efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya
penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan
Saefullah: 2005).
Dengan demikian bisa dikatakan Robert Owen dan Charles Babbage adalah pionir dalam
ilmu manajemen.

Teori Manajemen Klasik Dari Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage (1792-1871) adalah seorang profesor matematika Inggris yang
menggunakan banyak waktunya mempelajari cara-cara untuk membuat pekerjaan dalam pabrik
lebih efisien. Ia menjadi yakin bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan
meningkatkan produktivitas dan menekan biaya.

Babbage merupakan penganjur awal dari prinsip pembagian tenaga kerja. Ia percaya
bahwa setiap pekerjaan dalam pabrik harus dipecah sehingga bermacam-macam keterampilan
yang terlibat dapat dipisahkan. Setiap pekerja kemudian dapat dididik dalam satu keterampilan
khusus dan harus bertanggungjawab hanya pada sebagian dari keseluruhan proses (bukan pada
keseluruhan). Dengan cara ini, waktu pendidikan yang mahal dapat dikurangi, dan pengulangan
yang terus menerus dari setiap pekerjaan akan meningkatkan keterampilan pekerja dan
menambah efisiensinya. Dalam pabrik perakitan masa kini, di mana setiap pekerja
bertanggungjawab atas pekerjaan yang berulang-ulang yang berbeda-beda, pembagian kerja
didasarkan pada gagasan Babbage.

Kontribusi Babbage pada manajemen sekarang jelas bagi kita. Yaitu gagasan mengenai
pembagian kerja agar pekerjaan dilakukan lebih efektif dan efisien. Tentunya seorang pekerja
harus terampil dala bidangnya. Dan menurut Babbage, jika pekerja itu sudah melakukannya
berulang-ulang, maka keterampilannya bertambah.
Perkembangan Teori Manajemen
Apa yang telah dikenalkan oleh Owen dan Babbage pada akhir abad 19 memberikan
kontribusi yang berharga bagi para praktisi manajemen bahwa organisasi bisnis perlu dikelola
secara benar, terutama jika organisasi tersebut berskala besar dan melibatkan banyak sekali orang
dan sumber daya yang harus dikelola. Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan
mata para praktisi bisnis pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan

pula setelah itu berbagai teori-teori dalam ilmu manajemen.
Teori Manajemen Aliran Klasik (1890-1930)
Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth adalah
tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan
produktivitas dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para
pekerja.
Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “scientific
management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada
manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat
prinsip dasar yang dikembangkan Taylor adalah:


Pengembangan metode ilimah alam manajemen agar suatu perkejaan dapat ditentukan



metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberika tugas dan tanggung





jawab sesuai keahlian.
Pendidikan dan pengembangan karyawan.
Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan.

Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak
dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional, system tarif berbeda yaitu
karywan yang lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji lebih besar dari yang lainnya.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik sebagai teknik
scheduling produksi untu perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi yang popular
dengan sebutan “Bagan Gantt”.
Contoh Bagan Gant :

Manajemen Organisasi Birokratis Max Weber, (1864 – 1920)
Organisasi birokratis merupakan subbagian dari perspektif manajemen klasik yang
menekankan manajemen pada dasar nonpersonal dan rasional melalui elemen-elemen seperti
otoritas dan tanggung jawab yang didefenisikan secara jelas, pencatatan secara formal, dan
pemisahan antara manajemen dengan kepemilikan. Pendekatan sistematis yang dikembangkan di
Eropa yang memandang organisasi secara utuh adalah pendekatan Organisasi birokratis

(bureaucratic organization)

Karakteristik birokrasi menurut Max Weber :
1. Buruh dibagi sesuai dengan defenisi otoritas dan tanggung jawab jelas yang
dilegitimasikan sebagai kewajiban resmi.
2. Posisi diorganisasikan dalam hirarki otoritas, dan masing-masing berada dibawah yang
lebih tinggi.
3. Seluruh personel diseleksi dan dipromosikan berdasar kualifikasi teknis, yang dinilai
melalui pemeriksaan (ujian) menurut latihan dan pengalaman.
4. Tindakan dan keputusan administratif dicatat secara tertulis.
5. Manajemen terpisah dari kepemilikan organisasi.
6. Manajer mematuhi aturan dan prosedur yang akan memastikan perilaku yang dapat
diandalkan dan diprediksi.

Manajemen Organisasi Klasik (Classical Organization Theory) atau Manajemen
Operasional Modern (1900-1940)
Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan
julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum) Fayol membagi aktifivtas-aktivitas
industrial dalam enam klompok yaitu teknikal, komersial, financial, keamanan, kepastian,

akunting dan manajerial. Ia adalah perumus empat belas prinsip manajemen yaitu:
















Pembagian kerja
Wewenang
Disiplin

Kesatuan perintah
Kesatuan pengarahan
Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
Balas jasa/imbalan
Sentralisasi
Rantai scalr/khirarki
Order/susunan
Keadilan
Stabilitas staf organisasi
Inisiatif
Esprit de corps (semangat korps)

Fayol percaya bahwa melalui penguasaan keterampilan dan prinsip dasar manajemen
orang yang mendalaminya dapat menjadi manajer yang baik.

Aliran Perilaku (1924-1940)
Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam
bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan Western Electric dengan temuan
bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki pengaruh besar terhadap
produktivitas.

McGregor memandang perlu adanya perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri
karyawan dengan menjunjukan dua kategori manusia yaitu manusia X dan manjusia Y atau lebih
dikenal dengan teori X dan teori Y. Manusia tipe X adalah manusia yang harus selalu diawasasi
agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka. Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia
bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan
sekalipun.
Di samping penelitian yang focus terhadap perilaku manusia, dikembangkan juga aliran
perilaku organisasi yang memandang bahwa hubungan manusia dalam manajemen berada dalam
konteks organisasi. Diantara tokohnya adalah Abraham Maslow, Frederick Herzberg, Edgar
Schein.
Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa:



Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.
Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian



tujuan organisasi.

Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).

Teori Hirarkhi Kebutuhan Abraham Maslow (1908-1970)
Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah
bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya tingkat

kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman
pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka
dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat
diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.
Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang
mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan
(behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi.
Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari
batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label
“berfungsi penuh orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini,
“orang-aktualisasi diri.”
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah
instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah

yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan
tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak
“benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan
tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami,
apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang
tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah
puas, dan sebagainya.Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut:
Teori Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu
tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua
kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan

Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku,
kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan
mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu
aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang
mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan
menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini
melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang
lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa
hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga
sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan
tidak berharga.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus
bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri
mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu,
singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang

harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu
jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida, lebih besar tingkat bawah
mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri.
Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di
arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara.
Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara pendidikan
dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow
menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi
orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri. Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang
terdaftar:


Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan



mendengar perasaan mereka-suara batin.
Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan menjadi



warga negara dunia.
Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan
mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier yang tepat



dan pasangan yang tepat.
Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus
dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan



gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin
mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu apa



yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.
Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan,



belongingness, dan kebutuhan harga diri.
Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal



baik lainnya di alam dan dalam hidup.
Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan yang
buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.



Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan
masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit,



penderitaan, dan kematian.
Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka harus diberi latihan
dalam membuat pilihan yang baik.

Pendekatan Sistem (1940-sekarang)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I Barnard
menjelaskan dalam “the functions of the executive” bahwa tugas manajer adalah menyarankan
pendekatan sistem sosial komprehensif dalam aktifitas “managing”.
Komponen-komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terika, memperngaruhi, membutuhkan, dan
menentukan. Oleh karena itu harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh
terhadap komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak system berarti
tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagiannya.
System yang sinergi adalah tiap-tiap unti atau bagian-bagian bekerja dengan serius dalam
tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggung jawab terhadap kemajuan system
secara umum.
Sistem memiliki makna bahwa (1) suatu system terdiri atas bagian-bagian yang saling
terkait satu dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling hubung itu dapat berkerja dan
berfungsi secara independent atau bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut
ditujukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu system yang terdiri
atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Pendekatan Kontingensi atau Pendekatan Situsional (1950-sekarang)

Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen
yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak seluruh metode
manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak selalu hubungan
manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan yang efektif melalui pendekatan
kauantitatif. Itu semua sangat tergantung pada karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang
ingin dicapai.

KESIMPULAN
Robert Owen (1771-1858), Perintis Manajemen Ilmiah
Robert Owen adalah seorang Manajer Pabrik pemintalan kapas di New Landmark Scotland.
Latar Belakang: Kondisi lingkungan kerja, ketentuan persyaratan kerja dan taraf hidup pekerja
yang buruk
Ide &Gagasan :
SDM merupakan kunci keberhasilan perusahaan (oleh karena itu perusahaan harus
memperlakukan karyawan lebih manusiawi)
Memperbaiki kondisi dan persyaratan kerja :
(1).pengurangan standar jam kerja dari 13 jam menjadi 10 jam,
(2).Tidak mempekerjakan anak2 dibawah umur dengan pembatasan usia pekerja minimal berusia
10 tahun.
(3).Pembukaan toko2 (semacam koperasai karyawan) dilingkungan perusahaan untuk
memberikan pelayanan kebutuhan para karyawan dengan harga yang lebih murah.

Pelopor yang merumuskan prosedur kerja standar (Standard Operating Procedures) untuk
meningkatkan ‘produktifitas kerja para karyawan.
Charles Babbage (1793-1871), Perintis Manajemen Ilmiah

Charles Babbage adalah seorang Profesor dibidang matematika dari Cambridge
University England. Tahun 1832 menulis buku The Economic Of Manufacturer, yang
menekankan pada pentingnya effisiensi biaya dan spesialisasi pekerjaan kepada para karyawan.

Ide & Gagasan :
- Merumuskan cara kerja yang paling effisien dan dapat meminimalisasi pengeluaran biaya (cost
reduction).
- Menganjurkan melaksanakan pembagian spesialisasi pekerjaan pada para karyawan, sehingga
setiap karyawan akan diarahkan dan dididik dengan suatu ketrampilan (skill) khusus / tertentu
dan kelak karyawan tersebut akan diserahi tugas, tanggung jawab & pekerjaan yang sesuai
dengan ketrampilan dan spesialisasinya.

Frederrick W Taylor (1856-1915), Perintis Manajemen Ilmiah
Frederick Winslow Taylor, Manajer produksi pada Midvale Steel Amerika Serikat,
dianggap sebagai ‘Bapak Management Science’, ia adalah orang pertama yang mengemukakan
ide dan gagasan mengenai studi tentang waktu kerja (Time & Motion Studies).
Ide & Gagasan :
Sistem Upah Differensial (Differential Rate System) yaitu metode pengupahan yang
berdasarkan pada kecepatan dan produktifitas kerja karyawan.
Taylor menyatakan bahwa antara waktu penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan
dengan upah yang akan diterimakan, semakin cepat dan tinggi prestasi dalam menyelesaikan
pekerjaan

maka

akan

semakin

tinggi

pula

upah

yang

akan

diterima

karyawan.

Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan penelitian ‘time & motions studies’
terhadap karyawan yang berprestasi untuk dijadikan standar operating prosedur bidang pekerjaan
tertentu.
Henry L Gantt (1861-1919), Perintis Manajemen Ilmiah

Henry L Gantt adalah rekan kerja Taylor pada perusahaan Midvale Steel USA, Gantt juga
mengemukakan teori yang sejalan dengan ide dan gagasan Taylor yang berfokus pada upaya
peningkatan produktifitas, effisiensi dan effektifitas kerja dengan rangsangan upah dan intensif
untuk karyawan.
Ide Gagasan :
Menciptakan Gantt Charts yaitu suatu bagan yang disusun sebagai alat untuk membandingkan
antara pelaksanaan suatu pekerjaan / produksi dengan standard dan tujuan yang telah ditetapkan.
Menolak teori Taylor tentang sistem upah differensial, menurut gagasan Gantt setiap pekerja
yang mampu mencapai target output sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, maka berhak
diberikan ‘bonus’.
Mengembangkan gagasan Owen dengan membuat metode penilaian dan pencatatan hasil
prestasi kerja karyawan dalam suatu kartu prestasi pribadi karyawan.(Tanda check mark hitam
jika berhasil memenuhi standar, dan warna merah jika gagal memenuhi standar kerja yang telah
ditetapkan.
Frank B & Lillian Gilbert (1868-1924), Perintis Manajemen Ilmiah
Frank B & Lillian Gilbert adalah sepasang suami istri merupakan murid dari Taylor yang
melakukan pengembangan penelitian tentang studi gerak (motion study). Contributor utama
dalam aliran ini adalah pasangan suami istri Frenk Bungker dan Lilian Gilbreth. Dalam aliran ini
Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat efisien, terutama untuk menemukan “cara
yang terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam
kerja ,seperti seleksi,penempatan dan latihan personalia.Dia menuangkan gagasannya dalam
buku yamg berjudul” The Psychology of Management”.
Ide Gagasan :
Meneliti tentang hubungan antara gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan, menurutnya
antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan, Sehingga perlu dibakukan alur urutan gerakan dan

aktifitas kerja yang efektif dan effisien untuk mengurangi kelelahan dan mempercepat proses
penyelesaian pekerjaan.
Mengemukakan ide Program Pengembangan Karyawan yang lebih ditekankan kepada
keterlibatan aktif dari obyek pelaku / karyawan itu sendiri artinya setiap karyawan diberikan
kesempatan untuk melatih dan mengembangkan diri sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan
masing-msaing individu.
Herington Emerson (1853-1931), Perintis Manajemen Ilmiah
Herington mengamati bahwa ‘penyakit’ akut yang biasa menggangu kelancaran sistem
manajemen didalam suatu industri adalah adanya ‘pemborosan’ dan ‘in effisiensi’.
Oleh karena itu Herington mencetuskan ide yang terformulasikan dalam 12 prinsip sebagai
berikut :
1. Perumusan Tujuan Perusahaan (Goal) secara Jelas
2. Kegiatan yg dilaksanakan harus terencana & masuk akal
3. Tersediaanya Staff yang Cakap & Handal
4. Terciptanya disiplin dalam bekerja
5. Pemberian Jasa / Balas Jasa yang adil dan transparan
6. Pelaporan yg tepat, akurat, cepat dan kontinue (Sistem Informasi dan Sistem AKuntansi)
7. Pemberian Instruksi, Perencanaan & Urutan Kerja
8. Ditetapkannya Standar Waktu, metode kerja dan skedul
9. Ditetapkan Standar Kondisi
10. Ditetapkan Standar Operasi (SOP)
11. Disusun Standar Instruksi Tertulis yang Praktis
12. Disusun Standar Penetapan Balas Jasa, Kompensasi & Isentif

SUMBANGAN TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Sumbangan teori manajemen ilmiah diakui banyak memberikan kontribusi dan peningkatan
dalam beberapa hal sbb :
1. Produktifitas Kerja

2. Effisiensi Kerja
3. Spesialisasi Pekerjaan
4. Berbagai teknik effisiensi manajemen misal : studi gerak dan waktu (time & motion study),
adanya suatu rancangan sistem kerja yang terstruktur (work desain), Teknik Pencatatan terhadap
Prestasi Kinerja (Gantt Charts).
KETERBATASAN TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Dalam pengaplikasian teori manajemen ilmiah kadang justru berdampak merugikan bagi
kelancaran sistem manajemen itu sendiri, misalnya :
Upaya peningkatan ‘produktifitas’ dengan cara menerapkan teknologi baru dalam
prakteknya akan mengurangi skala penggunaan tenaga kerja, dan menyebabkan karyawan
menjadi stress dan frustrasi karena peranan serta kedudukannya digantikan oleh mesin &
komputer.
Tenaga kerja SDM sebagai salah satu faktor produksi kurang mendapatkan perhatian
dalam hal pemenuhan keutuhan sosial & personalitynya. Artinya ‘upah’ yang tinggi tanpa
diimbangi dengan suasana dan lingkungan kerja yang kondusif & menyenangkan tidak akan
mampu ‘memuaskan’ dan membuat karyawan betah bertahan disuatu perusahaan.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Tokoh utama penggagas teori organisasi klasik dipelopori oleh : Henry Fayol dan James D
Mooney.
Henry Fayol adalah seorang insinyur (pertambangan) yang menjabat sebagai direktur pada
perusahaan pertambangan logam ‘Commantry Fourchambault & Co’ di Perancis.
James D Mooney adalah seorang ekonom yang mengemukakan beberapa ide dan gagasan
tentang prinsip & kaidah manajemen.

TUGAS MANAJEMEN MENURUT TEORI ORGANISASI KLASIK
Technical, merupakan kegiatan memproduksi dan membuat suatu produk tertentu.
Commercial, merupakan kegiatan membeli bahan-bahan (material) yang dibutuhkan dan
menjual barang (product) hasil produksi.

Financial, kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal dan bagaimana
menggunakan modal tersebut.
Security, kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan (keselamatan kerja & harta benda
yang dimiliki oleh perusahaan).
Accounting, meliputi kegiatan pencatatan, penghitungan, kalkulasi biaya, menyusun laporan
keuangan (neraca, rugi laba) dan mengumpulkan data-data statistik lainnya.
Managerial, tugas-tugas manajerial ini sering diintrodusir sebagai fungsi manajemen/manajer
yaitu meliputi Planning, Organizing (staffing), Coordinating, Commanding (leading),
Controlling.
James D Mooney, Kaidah Organisasi Manajemen
Menurut James D Mooney kaidah-kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi
manajemen antara lain :
Koordinasi, yaitu kaidah yang menghendaki adanya wewenang, saling melayani, perumusan
tujuan dan kedisiplinan yang tinggi
Prinsip Skalar, Prinsip yang mendefinisikan hubungan kepemimpian, pendelegasian dan
hubungan antar fungsi tertentu.
Prinsip Fungsional, prinsip yang mendefnisikan berbagai macam tugas yang harus diselesaikan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip Staff, yaitu prinsip yang membedakan posisi jabatan, wewenang dan tanggung jawab
dari masing2 personell dalam suatu organisasi perusahaan.
TEORI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (1930-1950)
Pendekatan yang dilakukan dalam ‘Teori Hubungan Antar Manusia’ menitik beratkan pada
pendekatan psicologis terhadap para bawahan, yakni dengan mengetahui perilaku individu dari

para karyawan dan perilaku kelompok karyawan sebagai suatu ‘human relation groups’ yang
berperan dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Tokoh utama penggagas teori hubungan antar manusia antara lain adalah Marry Parker Foller &
Elton Mayo.
Marry Parker Foller, mengemukakan bahwa kita sebaiknya membentuk suatu kelompok
kerja yang dapat bekerja sama dan membentuk organisasi yang menitik beratkan hubungan antar
manusia dengan memperhatikan faktor motivasional dari masing2 individu & kelompok tersebut.
Elton Mayo, Perintis Teori Hubungan Antar Manusia
Menurut Elton Mayo yang meneliti hubungan antara faktor2 fiskal, moneter dan sosial
terhadap produktifitas kerja menjelaskan bahwa : Faktor fiskal & moneter bukan merupakan
determinant tunggal dari produktifitas, sebab manusia bukanlah mahluk ekonoteknikal namun
merupakan suatu dimensi rasioemosional, oleh karena itu kelompok sosial akan sangat
berpengaruh terhadap perilaku dan produktifitas kerja karyawan.
Dengan demikian rekomendasi umum dari Teori Hubungan Antar Manusia adalah bahwa
organisasi merupakan suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial &
psicologis dari para karyawan agar dapat mencapai tingkat produktifitas seperti yang diharapkan.

TEORI BEHAVIORAL SCIENCE ( ILMU PERILAKU)
Teori Behavioral Science ini ditandai dengan munculnya pandangan dan pemikiran baru
mengenai :
1. Perilaku Individu / perseorangan
2. Perilaku kelompok sosial
3. Perilaku Organisasi
Para Tokoh Perintis Teori behavioral Science :
Abraham Maslow, mengembangkan adanya ‘Hierarkhi Kebutuhan’ dalam menjelaskan
hubungan antara perilaku dan motivasi dari masing2 individu.

Douglas Mc Gregor, Pencetus Teori X dan Y
Frederick Herzberg, Teori motivasi higienis dan teori dua faktor
Robert Blake & Jane Mouton, membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial
(managerial grids)
Rensis Likert, Meneliti tentang 4 sistem dalam manajemen
Fred Fieldler, menyarankan pendekatan contingency dalam studi kepemimpinan.
Stressing Point Teori behavioral Science
1. Unsur manusia (SDM) merupakan faktor kunsi penentu kesuksesan pencapaian tujuan
organisasi perusahaan.
2. Organisasi perusahaan harus menciptakan iklim kerja yang memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk dapat memuaskan kebutuhan psicologis mereka, sebagai mahkluk sosial.
3. Komitmen organisasi dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan dari seluruh
karyawan.
EVOLUSI PEMIKIRAN MANAJEMEN DAN APLIKASINYA
Perkembangan Teori Pemikiran Manajemen sejak semula tumbuh dan berkembang
dilandasi oleh kondisi lingkungan yang melatarbelakanginya. Dalam situasi, kondisi dan latar
belakang serta perkembangan zaman yang sedemikian pesat dan dinamis teori dan pemikiran
manajemen akan terus mengalami perkembangan menyesuaikan diri dengan perubahan
lingungannya.
Oleh karena itu penerapan dan aplikasi teori pemikiran manajemen pada dimensi waktu dan
tempat yang berbeda dilakukan secara lintas sektoral diantara teori2 yang ada menuju suatu
konsep manajemen yang integrated, adaptif bersifat salaing melengkapi dan menyempurnakan.

-Thank You-