366231479 Critical Journal Review Menggambar Teknik Astoni Sinambela Nim 5171121001

CRITICAL JOURNAL REVIEW
MENGGAMBAR TEKNIK
Prof.Selamat Triono, M.Sc.,Ph.D.

DISUSUN OLEH :
ASTONI SINAMBELA
MUHAMMAD SUHENDRA
KRISTIAN HARYANTO NAINGGOLN

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIMED
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat Nyalah,
sehingga Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan CJR dilakukan sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Menggambar Teknik.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya

saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Medan, 26 November 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan
masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga
buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk
melengkapi kekurangan buku yang satu tadi. Tapi seharusnya, kita harus sangat
berterimakasih kepada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka
untuk kita sehingga kita dapat belajar dari buku-buku mereka.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Journal ini, untuk melihat perbedaan dan
persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisnya tentang suatu materi pembelajaran dan

juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menggambar teknik.

Tujuan
Critical journal revew ini bertujuan :
 Mengatahui jenis jenis jurnal

Manfaat
Critical Journal revew ini bertujuan :
 Mengetahui isi jurnal
 Membandingkan journal

IDENTITAS JOURNAL 1
Judul Journal : PENERAPAN VIDEO CAD (COMPUTER AIDED DESIGN) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MENGGAMBAR PROYEKSI DENGAN SISTEM AMERIKA DAN SISTEM EROPA
Penulis Journal : Arif Setya Kurniawan
Tahun Terbit

: 2012

ISSN


: 2252-651X

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman pembaca gambar
(mahasiswa) dalam memahami gambar proyeksi yaitu gambar proyeksi dengan sistem
Amerika dan sistem Eropa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan video CAD dan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman mahasiwa dalam memahami kedua
gambar proyeksi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan The
Static Group Pre-test Post-test Design, menggunakan tes sebagai alat pengumpul data
penelitian. Populasi penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Negeri Semarang angkatan 2011 peserta mata kuliah Gambar Mesin yang terdiri dari 4 kelas
atau rombel dengan jumlah 107 mahasiswa. Sampel diambil secara acak dengan metode
random sampling, kemudian diperoleh rombel 2 sebagai kelompok eksperimen 1
menggambar proyeksi sistem Amerika dan rombel 1 sebagai kelompok eksperimen 2
menggambar proyeksi Eropa. Hasil penelitian yang diperoleh dalam menggambar proyeksi
Amerika kelompok eksperimen 1 terjadi peningkatan 24,44 (58,94,%), sedangkan hasil
menggambar proyeksi Eropa kelompok eksperimen 2 terjadi peningkatan 14,62 (36,21%).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar
mahasiswa dalam memahami gambar proyeksi. Hasil peningkatan tersebut juga menjelaskan

bahwa menggambar proyeksi Amerika setelah menggunakan pembelajaran berupa video
CAD lebih tinggi dibandingkan dengan menggambar proyeksi Eropa. Hasil analisis uji-t nilai
post-test menunjukkan adanya perbedaan dari dua kelompok penelitian, dengan demikian
dapat dikatakan bahwa gambar proyeksi sistem Amerika lebih mudah untuk dipahami
dibandingkan dengan gambar proyeksi sistem Eropa.

PENDAHULUAN
Gambar merupakan suatu alat untuk menyatakan maksud, pokok-pokok pikiran atau
gagasan dari seseorang perencana teknik (juru gambar) kepada operator permesinan atau
konsumen yang memerlukan informasi teknik (Emrizal, 2006: 1). Informasi-informasi

tersebut harus lengkap, tepat, dan jelas, agar maksud, ide atau gagasan yang disampaikan
dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca gambar. Pembaca gambar harus dapat membaca
dan memahami gambar teknik secara utuh dan menyeluruh tentang aturan dan ketentuan
gambar teknik mesin. Ada bermacam-macam aturan dan ketentuan gambar teknik yang ada,
salah satunya tentang gambar proyeksi dan cara penyajiannya. Gambar proyeksi adalah
gambar dari suatu benda yang diproyeksikan secara tegak lurus pada bidang dua dimensi
atau kertas gambar sesuai dengan ketentuan dari jenis proyeksi yang digunakan (Emrizal,
2006: 11). Gambar proyeksi yang digunakan dalam bidang teknik ada dua macam, yaitu
Gambar Proyeksi Piktorial dan Gambar Proyeksi Ortogonal. Gambar proyeksi piktorial adalah

gambar benda dalam bentuk yang sebenarnya (gambar tiga dimensi) pada bidang dua
dimensi (Emrizal, 2006: 11). Sedangkan gambar proyeksi ortogonal adalah gambar
pandangan dari suatu benda tiga dimensi yang diperoleh dari hasil proyeksi tegak lurus
bagian benda yang dipandang pada bidang proyeksi atau bidang dua dimensi (Emrizal, 2006:
14). Dari kedua proyeksi tersebut, cara proyeksi ortogonal dapat memberikan informasi yang
lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap dari gambar benda tiga dimensi, kadangkala diperlukan lebih dari satu gambar
pandangan, yaitu dua, tiga, atau lebih gambar pandangan. Pandangan dalam gambar teknik
mesin sebagian besar divisualisaikan dengan menggunakan gambar proyeksi lurus. Ada dua
cara untuk menggambar proyeksi lurus, yaitu proyeksi sistem Amerika (Third Angle
Pojection) dan proyeksi sistem Eropa (First Angle Projection) (Khumaedi, 2008: 23). Jika
dilihat dari penggambarannya, proyeksi sistem Amerika dilihat dan digambar sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya sedangkan proyeksi sistem Eropa berbalik dengan kenyataan
yang sebenarnya. Tetapi, kedua proyeksi tersebut memiliki kesamaan untuk menyampikan
maksud dari suatu gambar. Kendala yang sering terjadi oleh pembaca gambar adalah
kurangnya pemahaman untuk memahami kedua gambar proyeksi tersebut. Oleh karena itu
perlu dilakukan suatu cara untuk meningkatkan pemahaman pembaca gambar dalam
memahami gambar proyeksi. Salah satu cara tersebut adalah dapat dengan memberikan
pembelajaran yang lebih kreatif pada proses pembelajaran yang sebelumnya dilakukan.
Salah satu dari cara tersebut dengan menggunakan media pembelajaran. Akhirnya media

pembelajaran yang sesuai dengan pernyataan di atas adalah dengan menggunakan video
CAD. Menurut Wahana (2004: 3) Video adalah suatu rangkaian dari file klip animasi, file
audio, dan file gambar yang dibuat animasi yang kemudian diedit, disunting dan diberi efek.
CAD (Computer Aided Design) atau merancang berbantukan komputer menurut Munir dan
Aswad (2006: 5) adalah program aplikasi komputer yang sangat membantu dalam
penggambaran di bidang rekayasa dan keteknikan. Sehingga video CAD yang dimaksud
merupakan media gambar bergerak berupa rangkaian penggambaran di bidang rekayasa dan
keteknikkan yang memuat tentang gambar proyeksi yaitu proyeksi sistem Amerika dan
proyeksi sistem Eropa. Berdasarkan pernyataan di atas, tujuan penggunaan video CAD
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pembaca gambar dalam memahami gambar
proyeksi yaitu proyeksi dengan sistem Amerika dan sistem Eropa. Selain itu dari hasil
penelitian yang diperoleh akan diketahui juga apakah ada perbedaan pemahaman dari

pembaca gambar dalam memahami kedua gambar proyeksi. Sehingga dari hasil itu juga akan
diketahui apakah salah satu dari proyeksi tersebut lebih mudah untuk dipahami daripada
dengan proyeksi yang lain. Hasil tersebut dapat diketahui dengan cara melihat hasil belajar
menggambar proyeksi dengan sistem Amerika dan sistem Eropa. Metode Penelitian ini
adalah penelitian eksperimen, dengan rancangan yang digunakan The Static Group Pre-test
Post-test Design (Sukmadinata, 2008: 209) dan prosedurnya digambarkan pada tabel 1.
Kelompok pre- Perlakuan post- (group) test (treatment) test E1 X1 T1 X2 E2 Y1 T2 Y2

No. Analisis Aspek yang diukur/indikator 1 2 3 4 5 1 Tingkat Kesukaran 0.6296 0.4074 0.4444
0.4815 0.6667 2 Validitas 0.8168 0.9074 0.7191 0.7939 0.7964 3 Reliabilitas 0.8613 Tabel 3.
Hasil Uji Coba Instrumen Menggambar Proyeksi Sistem Eropa No. Analisis Aspek yang
diukur/indikator 1 2 3 4 5 1 Tingkat Kesukaran 0.5556 0.3704 0.4444 0.5185 0.5926 2
Validitas 0.6912 0.7673 0.4991 0.6814 0.7483 3 Reliabilitas 0.7127 T
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin (PTM)
Universitas Negeri Semarang angkatan 2011 yang sedang menempuh mata kuliah gambar
mesin. Jumlah populasi semuanya 107 mahasiswa yang dibagi dalam 4 rombongan belajar
atau kelas. Dari 4 kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok uji coba instrumen dan 2
kelompok eksperimen atau sampel penelitian. Sampel diambil dengan cara diundi. Hasil dari
undian yang dilakukan mendapatkan mahasiswa PTM dengan rombel 2 sebagai kelompok
eksperimen 1 menggambar prroyeksi sistem Amerika dan rombel 1 sebagai kelompok
eksperimen 2 menggambar proyeksi sistem Eropa. Penelitian ini menggunakan instrumen
tes bentuk uraian dengan memuat beberapa aspek yang diukur tentang gambar proyeksi
yaitu gambar pandangan depan, gambar pandangan samping kanan, gambar pandangan
atas, penempatan ukuran secara proporsional dan ukuran gambar. Tes digunakan sebagai
alat pengumpulan data untuk memperoleh data tentang hasil belajar mahasiswa dalam
menggambar proyeksi. Tes tersebut dilakukan dua kali, yaitu pada awal sebelum responden
memperoleh perlakuan (pretest) dan pada akhir setelah responden memperoleh perlakuan
(post-test). Instrumen tes yang dipakai di uji terlebih dahulu tentang tingkat kesukaran soal,

validitas dan reliabilitasnya. Analisis selanjutnya setelah instrumen di uji adalah pengujian
hipotesis menggunakan uji-t, tetapi sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji normalitas
dan homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa hasil yang diperoleh terdistribusi
normal dan kedua kelompok eksperimen tersebut mempunyai tingkat varians yang sama
atau tidak.
Tabel 4. Hasil Nilai Rata-Rata Pre-Test, Post-Test Menggambar Proyeksi dengan Sistem
Amerika pada Kelompok Eksperimen 1 dan Sistem Eropa pada Kelompok Eksperimen 2
Nilai rata-rata Pre-Test Nilai rata-rata Post-Test Peningkatan Persentase Peningkatan
Eksperimen 1 41,48 65,93 24,45 58,94 % Eksperimen 2 40,38 55,00 14,62 36,21 %
Hasil Hasil perhitungan uji coba instrumen menggambar proyeksi dengan sistem Amerika
dan sistem Eropa menghasilkan tingkat kesukaran soal pada kriteria sedang. Menurut

sudijono (2008: 373) tingkat kesukaran soal antara 0,30 – 0,70 dalam kriteria sedang. Uji
validitas menggunakan validitas isi yaitu validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri
sebagai alat pengukur hasil belajar (Sudijono, 2008: 164). Hasil uji validitas menggambar
proyeksi dengan sistem Amerika dan sistem Eropa menghasilkan instrumen yang valid. Uji
reliabilitas menggunakan reliabilitas internal yaitu instrumen yang diperoleh dengan cara
menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2006: 180). Rumus reliabilitas
yang digunakan adalah rumus alpha karena bentuk tes uraian dengan skor yang dicari
merupakan rentangan antara beberapa nilai. Hasil uji reliabilitas menggambar proyeksi

dengan sistem Amerika dan sistem Eropa menghasilkan instrumen yang reliabel. Hasil uji
coba instrumen menggambar proyeksi dengan sistem Amerika dan sistem Eropa meliputi
tingkat kesukaran soal, validitas dan reliabilitas disajikan dalam tabel 2 dan tabel 3. Hasil
analisis deskriptif skor rata-rata kemampuan awal (Pre-test), akhir (Post-test) dan
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menggambar proyeksi dengan sistem Amerika
dan sistem Eropa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan video CAD disajikan
dalam tabel 4. Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa pembelajaran dengan video CAD dapat
meningkatan pemahaman mahasiswa dalam memahami gambar proyeksi dengan sistem
Amerika dan sistem Eropa. Hasil peningkatan menggambar proyeksi dengan sistem Amerika
meningkat sebesar 24,45 dan menggambar proyeksi dengan sistem Eropa meningkat
sebesar 14,62. Dari hasil tersebut dapat diketahui adanya perbedaan peningkatan hasil
belajar mahasiswa dalam menggambar proyeksi yaitu gambar proyeksi sistem Amerika lebih
lebih tinggi dibandingkan dengan gambar proyeksi sistem Eropa sehingga dapat dikatakan
bahwa gambar proyeksi sistem Amerika lebih mudah dipahami dari pada gambar proyeksi
dengan sistem Eropa. Hasil uji normalitas kedua kelompok eksperimen yaitu kelompok
eksperimen 1 menggambar proyeksi sistem Amerika dan kelompok eksperimen 2
menggambar proyeksi sistem Eropa diperoleh x2 hitung < x 2 tabel. Sehingga dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel terdistribusi normal dan disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Skor Post-test SumberEksperimen 1 Eksperimen 2 Variasi x 2
hitung 3,7468 6,1965 dk 7 7 x 2 tabel 14,07 14,07 Kriteria Normal Normal Hasil uji

homogenitas atau kesamaan dua varians kedua kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
hasil analisis data post-test yang dilakukan diperoleh Fhitung sebesar 1,47 < Ftabel sebesar
2,22. Simpulan uji homogenitas ini adalah populasi penelitian ini mempunyai kesamaan
varians atau kedua kelompok masuk dalam kriteria homogen. Hasil tersebut disajikan dalam
tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Varians dk F hitung F tabel
Eksperimen 1 332,76 26 1,47 2,22 Eksperimen 2 378,00 25 Tabel 7. Hasil Uji-t Nilai Post-Test
Sumber varian Ratarata thitung t tabel Kriteria Eksperimen 1 65,93 15,073 2,008 Ha diterima
Eksperimen 2 55,00 Hasil Uji-t Nilai Post-Test kelompok eksperimen 1 menggambar proyeksi
Sistem Amerika dan kelompok eksperimen 2 menggambar proyeksi sistem Eropa dapat
dilihat pada tabel 7. Berdasarkan hasil post-test setelah dilakukan uji-t di mana thitung >
ttabel maka terdapat peningkatan rata-rata post-test dibandingkan nilai pre-test antara
kedua kelompok eksperimen. Dalam hal ini, peningkatan rata-rata kelompok eksperimen 1

dalam menggambar proyeksi sistem Amerika lebih tinggi daripada kelompok eksperimen 2
dalam menggambar proyeksi dengan sistem Erop

PEMBAHASAN
Hasil analisis tahap awal dari hasil pre-test antara kedua kelompok eksperimen 1
menggambar proyeksi sistem Amerika dan kelompok eksperimen 2 menggambar proyeksi
sistem Eropa menunjukkan bahwa kemampuan awal dari dua kelompok eksperimen

tersebut adalah sama. Sehingga dengan tidak adanya perbedaan kemampuan awal maka
kedua kelompok eksperimen tersebut telah memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian
lebih lanjut. Hasil belajar kemampuan mahasiswa dalam memahami gambar proyeksi pada
kedua kelompok eksperimen yaitu kelompok eksperimen 1 menggambar proyeksi sistem
Amerika dan kelompok eksperimen 2 menggambar proyeksi sistem Eropa terjadi
peningkatan setelah dilakukan perlakukan pembelajaran menggunakan video CAD. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan Anni dkk (2007: 5) bahwa hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Aktivitas
belajar yang dimaksud adalah bentuk perlakuan pembelajaran dengan menggunakan video
CAD. Peningkatan yang terjadi antara kedua kelompok eksperimen tersebut juga memiliki
kesamaan dengan penelitian sebelumnya tentang gambar proyeksi yang dilakukan Anam dkk
(2009: 11) menyimpulkan penggunaan metode pembelajaran ceramah yang dilengkapi
media animasi ternyata menghasilkan rata-rata kemampuan yang lebih baik dibandingkan
dengan pendekatan metode pembelajaran ceramah biasa yang selama ini digunakan oleh
sebagian besar guru gambar teknik. Perbandingan dari penelitian ini dan penelitian
sebelumnya yang membedakan adalah perlakuan yang dilakukan di mana pada penelitian
sebelumnya menggunakan pembelajaran media animasi sedangkan pada penelitian ini
menggunakan pembelajaran video CAD. Tetapi jika dilihat lebih dalam bahwa media animasi
sebenarnya bagian dari video. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Wahana (2004:
3) Video adalah suatu rangkaian dari file klip animasi, file audio dan file gambar yang dibuat
animasi yang kemudian diedit, disunting dan diberi efek. Sehingga dari pernyatan tersebut
dapat membenarkan bahwa penggunaan media pembelajaran terutama video CAD dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami gambar proyeksi. Penggunaan video
CAD dalam menyampaikan materi gambar proyeksi dapat memberikan pemahaman yang
lebih dan motivasi belajar karena di dalam video CAD berisi suatu tampilan audio visual atau
gambar yang lebih menarik, lebih jelas dan dapat terlihat seperti gambar. Selain itu pada
video CAD dijelaskan pembuatan benda kerja 3 dimensi, tampilan gambar pandangan bidang
benda kerja dan gambar proyeksi sendiri. Video CAD terdiri dari video gambar proyeksi
sistem Amerika dan gambar proyeksi sistem Eropa. Setiap video CAD, gambar proyeksi yang
dijelaskan dari menentukan pandangan gambar, penempatan gambar secara proporsional,
pemberian garis gambar dan pemberian ukuran. Dalam pemberian pandangan gambar

gambar, gambar yang dijelaskan adalah gambar pandangan depan, gambar pandangan
samping kanan dan gambar pandangan atas. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
Khumaedi (2008: 3) bahwa agar dapat membuat pandangan gambar yang baik yaitu
pandangan tidak berlebihan atau kurang. Seandainya objek yang digambar tidak komplek
bisa menggunakan tiga pandangan. Pada pembelajaran menggambar proyeksi mahasiswa
harus membuat gambar proyeksi yang terdiri dari gambar pandangan depan, gambar
pandangan samping kanan dan gambar pandangan atas. Selain itu gambar harus
ditempatkan secara proporsional dan ketepatan penempatan angka dan ukuran harus
diperhatikan. Hasilnya dengan melihat secara detail bentuk gambar proyeksi yang disajikan
dalam video CAD, maka akan memudahkan mahasiswa dalam menggambar proyeksi secara
tepat sesuai dengan aturan gambar teknik secara umum. Hasil analisis deskriptif post-test
dari kelompok eksperimen 1 menggambar proyeksi sistem Amerika menunjukkan
peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eksperimen 2 menggambar
proyeksi sistem Eropa. Peningkatan ini dimungkinkan proyeksi sistem Amerika lebih mudah
untuk dipahami karena jika dilihat dari penggambarannya, proyeksi sistem Amerika dilihat
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Hal tersebut menguatkan apa yang dikemukakan
Khumaedi (2008: 24) bahwa pada proyeksi sistem Amerika bidang proyeksi terletak diantara
benda dengan penglihat yang berada di luar. Untuk memproyeksikan benda pada bidang
proyeksi, seolah-olah benda ditarik ke bidang proyeksi. Dengan demikian kalau bidangbidang proyeksi dibuka, maka pandangan depan akan terletak di depan, pandangan atas
terletak di atas, pandangan samping kanan terletak di samping kanan, pandangan samping
kiri terletak di samping kiri, pandangan bawah terletak di bawah, dan pandangan belakang
terletak di sebelah kanan sam- ping kanan. Sebaliknya hasil analisis deskriptif post-test pada
kelompok eksperimen 2 menggambar proyeksi sistem Eropa menunjukkan hasil yang lebih
rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen 1 menggambar proyeksi sistem
Amerika. Hal tersebut dimungkinkan karena pada proyeksi sistem Eropa mahasiswa kurang
memahami tentang letak gambar pandangan proyeksi sistem Eropa. Di mana jika dilihat dari
penggambarannya proyeksi sistem Eropa dilihat terbalik dengan kenyataan yang sebenarnya.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Khumaedi (2008: 24) bahwa pada
proyeksi sistem Eropa benda terletak di dalam kubus diantara bidang proyeksi dan penglihat.
Untuk memproyeksikan benda seolah-olah benda tersebut didorong menuju bidang
proyeksi. Dengan demikian jika bidang proyeksi dibuka, maka pandangan depan tetap,
pandangan samping kanan terletak di sebelah kiri, pandangan samping kiri terletak di
sebelah kanan, pandangan atas terletak di sebelah bawah, pandangan bawah terletak di
atas, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan pandangan samping kiri. Hasil
perhitungan uji kesamaan rata-rata kelompok eksperimen 1 menggambar proyeksi sistem
Amerika dan kelompok eksperimen 2 menggambar proyeksi sistem Eropa menunjukkan
adanya perbedaan kemampuan dalam memahami gambar proyeksi antara kedua kelompok
eksperimen tersebut. Hal tersebut menguatkan hasil analisis deskriptif sebelumnya bahwa
peningkatan kemampuan memahami gambar proyeksi kelompok eksperimen 1 menggambar
proyeksi sistem Amerika lebih tinggi dari kelompok eksperimen 2 menggambar proyeksi

sistem Eropa Hasil tersebut dimungkinkan akibat pemahaman tentang gambar proyeksi
sistem Amerika lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti karena penggambarannya
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Menurut Emrizal (2006: 23) bahwa pada proyeksi
kuadran III letak gambar pandangan menurut keadaan yang sebenarnya, yaitu pandangan
atas benda terletak di atas pandangan depan dan pandangan samping kanan terletak di
sebelah kanan pandangan depan benda. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa untuk melihat gambar proyeksi sistem Amerika seperti melihat gambar
dari arah mana gambar itu dilihat atau gambar yang kelihatan adalah gambar yang dimaksud

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
simpulan bahwa terjadi peningkatan kemampuan mahasiswa dalam memahami gambar
proyeksi yaitu gambar proyeksi dengan sistem Amerika dan gambar proyeksi sistem Eropa.
Peningkatan tersebut menjelaskan bahwa gambar proyeksi dengan sistem Amerika
mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan gambar proyeksi sistem Eropa.
Sehingga dari simpulan tersebut dapat diambil pengertian bahwa gambar proyeksi sistem
Amerika lebih mudah dipahami dibandingkan dengan gambar proyeksi sistem Eropa.
Didasarkan pada simpulan di atas, saran yang direkomendasikan adalah Penggunaan video
CAD telah meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam menggambar proyeksi dengan
sistem Amerika dan sistem Eropa, maka pengajar atau dosen mata kuliah Gambar Teknik
lebih baik menggunakan media tersebut dalam pembelajaran, agar didapatkan hasil belajar
yang lebih baik. Kepada pengajar atau dosen dapat mengembangkan penggunaan video CAD
untuk materi gambar teknik lain seperti gambar potongan, gambar mur dan baut. Kepada
peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan serupa tentang pembelajaran
menggunakan video pada materi yang lain, sehingga dapat diketahui apakah penggunaan
video dapat meningkatkan hasil belajar pada kompetensi yang lain.

Daftar Pustaka

Anam, Chorul, Muhammad Khumaedi dan Basyirun. 2009. Pembelajaran Ceramah dengan
Media Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Gambar Proyeksi. Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin. Volume 9. No 1. Hal 7-13 Anni, Catharina Tri, Achmad Rifa’I RC,
Eddy Purwanto dan Daniel Purnomo. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta Emrizal MZ. 2006. Membaca dan Memahami Gambar Teknik Mesin. Yogyakarta:
Yudistira Khumaedi, Muhammad. 2008. Gambar Teknik. Buku Ajar. Semarang: Jurusan Teknik
Mesin UNNES Munir, Ahmad dan Hajar Aswad, 2006. AUTOCAD untuk Keteknikan Pertanian.
Makassar: Jurusan Teknologi Pertanian UNHAS

IDENTITAS JOURNAL 2

Journal for Geometry and Graphics
Volume 7 (2003), No. 1, 121–128.

The Modern Education Mode for Engineering Drawing
Zongyi Zuo, Kaiping Feng, Bing Chen
Department of Engineering and Computer Graphics, Guangdong University of Technology,
Guangzhou, 510090, P.R.China email: zuo@gdut.edu.c

Abstract
. After having carried out the Engineering Graphics education reform for more than six years,
we established a total modern teaching mode. It includes the reform of course contents,
teaching methods and other relative aspects. A series of textbooks on Descriptive Geometry,
Mechanical Drawing and Architecture Drawing have been published. Every book has a
multimedia CD attached, and an Internet multimedia teaching system has been developed.
The reform helps students and teachers greatly. The teaching qualities have continously
been supervised and controlled, the student’s imagination and ability of design and drawing
were greatly improved. Key words: graphics education, modern education mode, teaching
technology, multimedia CAI software, VRML teaching system MSC 2000: 51N05

1. Introduction
As computer hardware and software, multimedia technology, and CAD and CAM have been
developed and perfected, the education of Engineering Drawing (ED) faces a great challenge.
For a long time the education of Engineering Drawing kept the old style in China; the
teaching thought, teaching contents and teaching methods did not change. Now with the
modern information technology we reform the whole education system of Engineering
Drawing. We have achieved great progress in many aspects and we created a set of modern
education mode.

2. The contents of the modern education mode
2.1. The course system reform
2.1.1. Begin from 3D modeling
Descriptive Geometry and Engineering Drawing is mixed into one course at most
universities in our country. In general it assigns 40–80 class teaching hours and 20–40
exercise hours. ISSN 1433-8157/$ 2.50 °c 2003 Heldermann Verlag 122 Z. Zuo et al.: The
Modern Education Mode for Engineering Drawing Many textbooks have the similar
arrangement: beginning from drawing standards, drawing with instruments, fundamentals

of projection theory and finally Engineering Drawing. To suit the new situation of the
development of mechanical design, we adventurously changed the arrangement of the
course, beginning from 3D modeling. In the very beginning of the first semester for the
freshmen, we teach 3D modeling with the help of computer 3D software. And then we teach
the basic principles of projection. By this way, students obtained a powerful tool to imagine
space objects and afterwards they learn Engineering Drawing easier. 2.1.2. Three
combinations We reform the course system totally and carry out the three combining
methods, that is: • drawing combined with design, • manual drawing combined with
computer drawing, and • class teaching combined with interactive studying in network. For
the manual drawing we emphasize freehand sketching, for computer graphics we emphasize
3D modeling. Students must complete 3–4 pieces of manual drawings and 2 pieces of
computer drawing in one semester. We assign 20 computer hours for students to draw on
the computer with AutoCAD and other 3D software. Besides we assign a free 3D design
period to allow students to create imaginary solids in a group. In this section, students use
the projection theory, shape design method and exert their imagination to create a 3D
model and to draft its 3 views; students usually use the computer to display these design.
Fig. 1 shows such a drawing designed by students. Figure 1: Design solid created by students

2.2. Teaching material construction
The development of textbooks is a very important work in our teaching reform. We
published a series of textbooks and exercise books. For every textbook, a CD-R is attached.
This CD-R is not an electronic book but a multimedia courseware with graphics, 2D and 3D
animations, voices, and text to imitate the teacher’s teaching. Fig. 2 is one of the content of
the CD. We have already completed a series of multimedia CAI software on Descriptive
Geometry and Engineering Drawing and used them in all classes and after classes. Students
can review with Z. Zuo et al.: The Modern Education Mode for Engineering Drawing 123 the
Engineering Graphics CD or on the Internet. So the computers take over a lot of work for
teachers so that teachers will pay more effort in innovative research. Figure 2: One of the
content of the CD
2.3. Total adoption of modern teaching techniques
In our class teaching, we have abolished the old teaching methods at all, including
blackboard and chalk, wall-picture, optics projector and epidiascope etc. All our Engineering
Drawing classrooms are equipped with multimedia computers, large screens and video
projectors. And our department possesses a big computer graphics laboratory. The
computer multimedia CAI software and Internet CAI are the main teaching techniques in our
school. It optimizes the class teaching, represents vividly and accelerates the studying
process. The use of appropriate teaching software reduces the time to write and draw on
the blackboard, gives the time to teachers to add new information and initiatively teaching.

2.4. Reforming the exercise and exam method
We are developing an exercise system and a test system on the network to judge the
students’ progress more exactly and scientifically. We have already finished a set of
question-answersystem to help student comprehend. It includes the analysis of all exercise
problems, 3D models and some solution steps. These systems are available on a CD or on
the net. Figs. 3 and 4 are samples of this exercise system.
2.5. VRML education system and graphics web site
We established an Engineering Drawing web site (web.gdut.edu.cn/∼draw/). It includes
the introduction to teaching and research work in our department, the tutorials and a VRML
system to help students understand. Fig. 5 shows a virtual assembly process on the web with
VRML. Fig. 6 is a page out of the web teaching system. 124 Z. Zuo et al.: The Modern
Education Mode for Engineering Drawing Figure 3: A model of exercise system Figure 4:
Reading the detail drawing
2.6. Implementing innovative education
Due to the reform explained above, the schedule of study can be controlled by students
themselves. Those students, who understand well, can complete the fundamental
requirements early. Thus the teacher will assign them to a higher mission, for example, 3D
modeling, small design or joining the teacher’s scientific research work etc. Now many
students join the Z. Zuo et al.: The Modern Education Mode for Engineering Drawing 125
Figure 5: Virtual assembly system on the web Figure 6: A page of the teaching system
working groups for developing multimedia and web CAI software. Some results of them have
even obtained awards from university and state. 126 Z. Zuo et al.: The Modern Education
Mode for Engineering Drawing
2.7. Advanced teaching management system
We are preparing a set of teaching management programs, including teaching plan,
teaching schedule, teaching material, teaching equipment, students record, lab
arrangement, and test system. We have already completed some parts of them. These
reforms will greatly reduce teachers’ routine work and make the management more
scientifically.
3. The software developing work
Without CAI software, the reform of Engineering Drawing would not have been carried
out at all. At the beginning there was no CAI software available for Engineering Graphics. So
we spent years to develop multimedia CAI software and to permanently update it according
to the teaching progress.
3.1. The kinds of CAI software

Figure 7: A teaching page with step by step We developed three kinds of software. • The
first one is class-teaching software that is developed with a multimedia author-tool and
represents the teaching contents in detail with more graphics, 2D and 3D animation,
analyses step by step, voices and text. Fig. 7 is a page of this teaching software with drawing
step by step. • The second is for students’ view and exercise analyses. It is saved on a CD or
available on the local network. • The third is a web-based software that is a big network
station for releasing and receiving messages, supplying students’ general prompting and
other resources and supplying a VRML system as a model storeroom where students can
obtain many exercise and practice. In Fig. 8 a web page with a step by step process is
displayed. Z. Zuo et al.: The Modern Education Mode for Engineering Drawing 127 Figure 8:
A web page with step by step
3.2. The software design method
For developing the multimedia software, we have used many developing tool, such as
‘TOOLBOOK’, ‘AutoCAD’, ‘3Dsmax’, ‘Photoshop’, ‘VB’ etc. For the web-based software, we
use ‘Frontpage’ and ‘Dreamweaver’ to establish the main page. We use ‘Flash’ to draw 2D
animations and we use VRML to establish real time 3D animations. Of course we need to
prepare graphics, script and voices before. Graphics capture tools and CD-RW software and
driver were also needed. Until now, we have finished all the teaching system, exercise
system, some parts of the test system and the management system of for Engineering
Drawing. A virtual reality teaching system on solid’s representation based on the web has
also been developed for the students’ review. We published 4 sets of CDs, two are for
Mechanical Drawing (teaching edition and students edition), one for Engineering Drawing
(students edition), and another one for Architecture (students edition).

4. Teaching method and result
The modern teaching mode introduced above has importance signification for reform
education of ED. It changes the course system of ED in various aspects, it totally optimizes
the course system, insures the teaching quality, and accelerates the process of students’
study. It throughout supervises and controls the teaching and studying and creates a new
education mode for high quality person’s training. Students are very much interested in this
new method. They can study initiatively, obtain more information and establish a new
relationship between teachers and students. The following Table 1 shows the results of
comparing the situation before and after the reform. 128 Z. Zuo et al.: The Modern
Education Mode for Engineering Drawing Table 1: Comparing different aspects before and
after the teaching reform of Mechanical Engineering in the teaching year 2002 number of
students for one teacher Lecture hours Practice hours Manual drawing A3 Computer
drawing A3 3D modeling A3 Average score Before reform 90 106 58 6 0 0 75 After reform
240 80 40 4 2 2 79

5. Conclusion
We have obtained important progress in the teaching reform and created a modern
education mode. The work we have done before gave us a rich experience and made us
doing faster in the future. We still have a lot to do in the teaching reform and we will try our
best to continue moving forward. Modernization of education is an important research task.
It includes not only the aspects of research of the culture trait and psychology, but also more
important aspects of education technology. Multimedia CAI and web-based education
software are the main means to realize education modernization. So it has a boundless
research perspective. With the help of modern education techniques, studying Engineering
Drawing is no longer dull and dry. It becomes colorful, sentient and creative. Thus a global
education course sharing becomes possible and education can be gained everywhere in the
world. To realize this mission is the educators’ duty and glory.

References
[1] Zongyi Zuo, Kaiping Feng: A Computer Multimedia Book of Mechanical Drawing. CADDM
Journal 1, 77–84 (1997), ISSN 1003-4951. [2] Zongyi Zuo, Kaiping Feng: Multimedia CD
Engineering Drawing. Guandong People Publisher 2000.7, ISBN 7-980045-95-5. [3] Zongyi
Zuo, Kaiping Feng: Multimedia CD Descriptive Geometry and Engineering Drawing.
Guandong Haiyan Publisher 2001.8, ISBN 7-900318-39-7/T. Received August 1, 2002; final
form June 16, 2003

IDENTITAS JOURNAL 3
PENGARUH PRESTASI MENGGAMBAR TEKNIK MESIN DAN MOTIVASI PRAKTIK TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PEMESINAN PADA SISWA SMK PANCASILA 1 KUTOARJO TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Oleh

: Purwadi, Arif Susanto

Program studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Email

: pipung71@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh prestasi menggambar teknik
pada siswa mesin terhadap prestasi belajar praktik pemesinan pada siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo
tahun 2012/2013, (2) ada tidaknya pengaruh motivasi praktik terhadap prestasi belajar praktik
pemesinan SMK Pancasila 1 Kutoarjo tahun 2012/2013, (3) ada tidaknya pengaruh variabel prestasi
menggambar teknik mesin dan motivasi praktik terhadap prestasi belajar praktik pemesinan pada
siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo tahun 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu
fenomena yang ada dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.
Sumber data penelitian berasal dari data primer dan data sekunder sedangkan teknik pengumpulan
datanya menggunakan metode obeservasi, wawancara dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Pancasila 1 Kutoarjo tahun pelajaran 2012/2013 dengan
jumlah siswa 38 orang. Teknik sampling yang digunakan adalan sampling jenuh dimana populasi
tersebut juga dijadikan sampel karena jumlah sampel terlalu sedikit. Skala pengumpulan data
menggunakan angket dengan skala Linkert dimana semua intsrumen telah diuji dan memeuhi syarat
validitas dan reliabilitas. Alat analisis data menggunakan regresi, uji t, uji F dan koefsien determinasi.
Kata Kunci :Prestasi menggambar teknik mesin, motivasi praktik dan prestasi belajar praktek
permesinan

A. Pendahuluan
Salah satu mata diklat didalam Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah Gambar Teknik Mesin
yang bertujuan untuk membekali para peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
bidang merencana, membuat, dan membaca gambar kerja. Penguasaan gambar teknik mesin yang
baik akan memperlancar peserta didik dalam pelaksanaan praktik pemesinan, karena fungsi gambar
teknik mesin disini adalah sebagai alat komunikasi atau bahasa teknik yang digunakan oleh orangorang teknik khususnya antara perencana dengan pelaksana produksi, karena dalam suatu gambar
teknik selain memuat bentuk geometris benda berupa gambar-gambar proyeksi dalam bentuk
gambar pandangan atau potongan, juga diberi keterangan-keterangan dalam bentuk simbol
geometris benda, ukuran-ukuran, toleransi, tanda pengerjaan, dan simbolsimbol gambar lainnya.
Namun pada pelaksanaan mata diklat menggambar teknik mesin terdapat permasalahan yang
muncul, diantaranya adalah: minat dari peserta didik untuk menguasai mata diklat menggambar
teknik mesin ini masih sangat kurang dan prestasi belajar untuk mata diklat menggambar teknik
mesin dalam kategori cukup dan perlu untuk ditingkatkan lagi. Prestasi belajar didik dalam mata
diklat menggambar teknik mesin ini dapat dilihat dari dokumentasi nilai (legger nilai) yang
menunjukkan nilai rata-rata nilai untuk mata diklat menggambar teknik mesin ini masih tergolong
cukup dan dalam kurun waktu selama dua tahun untuk prestasi belajar mata diklat menggambar
teknik mesin belum menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar dari peserta didik. Kompetensi

suatu jenjang pendidikan sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dikategorikan menjadi
tiga, yaitu: Kognitif yang mencakup cakap dan berilmu, Psikomotorik yang mencakup
kreatif/semangat, dan Afektif yang mencakup berakhlak mulia, sehat, beriman/bertaqwa, mandiri
dan demokratif. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan dari pendidikan untuk aspek yang psikomotorik,
salah satunya itu bisa ditanamkan pada peserta didik dengan memiliki semangat atau motivasi dalam
mengikuti proses belajar disekolah. Mata pelajaran program produktif lainnya di SMK Pancasila 1
Kutoarjo adalah mata diklat praktik teknik permesinan. Prestasi dari peserta didik untuk mata
pelajaran ini sudah cukup baik, tetapi perlu ditingkatkan, ini mengacu pada tujuan mata pelajaran ini,
yaitu bertujuan untuk membekali peserta didik dengan ketrampilan dan keahlian dalam proses
pembuatan suatu produk atau komponen mesin dengan menggunakan mesin perkakas. Dari
dokumentasi (leger nilai) menunjukan bahwa prestasi belajar untuk mata diklat teknik pemesinan
dalam kategori cukup baik. Ini dapat dilihat dengan rata-rata nilai untuk mata diklat teknik
pemesinan diatas 7,00. Untuk mata diklat teknik pemesinan selama dua tahun berturut-turut belum
dirasakan adanya peningkatan prestasi belajar, kendala yang muncul disini kemungkinan disebabkan
oleh pengetahuan dan ketrampilan dari peserta didik tentang teknik pemesinan masih rendah,
keterbatasan peralatan praktik yang dimiliki, dan kurangnya pemahaman terhadap teori pendukung
praktik pemesinan.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu
fenomena yang ada dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara
aktual.Langkah dalam penelitian ini adalah mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang
akan dicapai, merancangkan pendekatannya, mengumpulkan data dan menyusun laporan.
Populasi adalah obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syaratsyarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. (Riduwan, 2005: 54). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo kelas XI jurusan Teknik Pemesinan dengan Jumlah Siswa
sebanyak 38 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan
diteliti (Riduwan, 2005: 56). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. sampling jenuh adalah “teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil”.

C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prestasi menggambar teknik mesin berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar praktik
permesinan pada siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo tahun 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan dimana nilai P Value <  yaitu 0,021 < 0,05. 2. Motivasi praktik berpengaruh signifikan

terhadap prestasi belajar praktik permesinan pada siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo tahun 2012/2013.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dimana nilai P Value <  yaitu 0,000 < 0,05. 3. Prestasi
menggambar teknik mesin dan motivasi praktik secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar praktik permesinan pada siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo tahun 2012/2013.
Hal ini dapat dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan dimana nilai P Value = 0,000 sedangkan
nilai  = 0,05 hal ini berarti nilai P Value lebih kecil dari nilai .

D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Pihak SMK
Pancasila 1 Kutoarjo sebaiknya perlu menerapkan kebijakan-kebijakan baru hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan prestasi belajar praktik permesinan karena mata pelajaran ini merupakan
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sebagai modal dasar siswa nantinya setelah lulus untuk
terjun ke dunia industri. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prestasi belajar praktik
permesinan dengan menggunakan variabel lain karena 36,9% prestasi belajar praktik permesinan
dipengaruhi oleh variabel lain.

Daftar Pustaka
Riduwan, 2005. Belajar Mudah untuk Guru Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: CV. Alfabeta.