Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah bulan terangkum dalam sejarah seluruh tata surya, yang kita percayai ada beberapa
tafsiran bebas, berumur lebih dari 4.500.000.000 tahun. Bulan adalah benda langit yang selalu
mengiringi bumi,selain berotasi bulan juga mengelilingi bumi dan bersama-sama dengan bumi
mengeliling matahari. Bulan yang di katakan sebagai satelit pengiring bumi masih mempunyai kejadiankejadian yang belum diketahui oleh manusia sehingga membuat para pengamat tertantang untuk lebih
mempelajari bagian-bagian dari bulan.
Dari pengamatan-pengamatan tersebut dapat diketahui asal usul bulan,keadaan fisik bulan,
aspek-aspek bulan, peredaran-peredaran yang terjadi pada bulan, orbit dan librasi bulan, tarikh bulan
dan gerhana bulan.
BAB II
BULAN
A. Pengertian Bulan
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan merupakan bulan terbesar kelima dalam Tata
Surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang
diorbitnya, dengan diameter27%,kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit
alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Yupiter.
Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada
Bumi, dengan sisi dekat ditandai oleh mare vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak
yang terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang

paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan
sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno,
posisinya yang menonjol di langit danfasenya yang teratur telah memengaruhi banyak budaya,
termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan
terjadinya pasang surut di lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi
saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul
di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi
Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total. Jarak linear Bulan dari Bumi saat ini
meningkat dengan laju 3.82±0.07 cm per tahun, meskipun laju ini tidak konstan.
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan
Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima
saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda
langit seukuran Mars bertubrukan dengan Bumi.
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang telah didarati oleh manusia. Program Luna Uni
Soviet adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasa nirawak pada tahun
1959; program Apollo NASA Amerika Serikat merupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang
telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak Apollo 8 yang mengorbit

Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972,
yang pertama adalah Apollo 11. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 kg batuan Bulan, yang

digunakan untuk mengembangkan pemahaman geologi mengenai asal usul, pembentukan struktur
dalam, dan sejarah geologi Bulan.
B. Asal Mula Bulan
Asal
mula
Bulan merujuk
pada
beberapa
penjelasan
mengenai
proses
pembentukan Bulan, satelit alami Bumi. Teori yang paling dikenal adalah hipotesis tubrukan
besar Namun, penelitian terus dilakukan menyangkut hal ini, dan ada beberapa variasi dan alternatif.
Dalam hipotesis tubrukan besar menyatakan bahwa Bulan terbentuk dari puing-puing yang
tersisa dari tubrukan antara Bumidan benda seukuran planet Mars yang disebut Theia, sekitar 4,5 miliar
tahun yang lalu. Hipotesis tubrukan besar adalahhipotesis ilmiah yang paling diakui saat ini tentang
proses terbentuknya Bulan.[2] Bukti pendukung meliputi: Putaran Bumi dan orbit Bulan memiliki
orientasi yang sama,[2] contoh batuan Bulan menunjukkan bahwa permukaan bulan pernah berbentuk
cair, Bulan memiliki inti besi yang relatif kecil, kepadatan yang lebih rendah dibandingkan dengan Bumi,
bukti tabrakan serupa di sistem bintang lain (yang menghasilkan cakram puing), dan tubrukan besar

konsisten dengan teori terkemuka tentang pembentukan tata surya. Akhirnya, rasio isotop stabil yang
identik antara batu Bulan dan batu Bumi, yang menyiratkan asal mula yang sama.[3]
Masih ada beberapa pertanyaan tersisa mengenai model terbaik hipotesis tubrukan besar ini.
Energi dari dampak tubrukan tersebut diperkirakan dapat memanaskan Bumi yang menghasilkan
lautan magma, namun tidak ada bukti diferensiasi planetyang dihasilkan dari materi yang lebih berat
yang tenggelam ke dalam mantel Bumi. Saat ini tidak ada model yang sama yang diawali dengan
tubrukan besar dan diikuti dengan evolusi puing-puing nya menjadi Bulan. Pertanyaan yang tersisa
lainnya termasuk saat Bulan kehilangan bagian volatil, mengapa Venus, yang juga mengalami tubrukan
besar saat proses pembentukannya tidak memiliki bulan yang serupa.
C. Gerak Bulan
1. Gerakan Rotasi Bulan
Sama halnya dengan bumi dan planet planet lainnya, bulan juga berputar pada porosnya atau
berotasi. Waktu yang diperlukan bulan untuk melakukan satu kali rotasi sama dengan waktu yang
diperlukan bulan untuk berevolusi mengelilingi bumi. sehingga dapat dikatakan bahwa periode rotasi
bulan sama dengan periode revolusinya. Hal itu menyebabkan permukaan bulan yang menghadap bumi
akan selalu terlihat sama.

2.

Revolusi Bulan mengelilingi bumi

Selain berputar pada porosnya, bulan juga bergerak mengelilingi bumi yang disebut revolusi
bulan. Akibat revolusi bulan, bulan akan tampak berubah-ubah jika dilihat dari bumi yang disebut
dengan fase bulan. Fase bulan dipengaruhi oleh posisi bulan terhadap bumi dan matahari.

D. Fase Bulan
1. Fase bulan mati
Fase bulan mati juga disebut dengan bulan baru. Pada fase ini permukaan bulan
yang mendapat cahaya matahari membelakangi bumi sehingga bulan tidak terlihat dari bumi dengan
mata telanjang.
2.

Fase bulan sabit
Fase bulan sabit mulai terlihat dari bumi dengan mata telanjang dan bentuknya menyerupai
bentuk sabit.

3.

Fase bulan separuh
Pada fase ini separuh permukaan bulan yang memantulkan cahaya matahari menghadap ke
bumi.


4.

5.

Fase bulan bungkuk (cembung)
Pada fase ini bulan terlihat cembung atau hampir penuh.

Fase bulan purnama
Pada fase ini semua permukaan bulan yang mendapat dan memantulkan cahaya matahari
menghadap ke bumi. dari bumi bulan terlihat satu lingkaran penuh. Setelah fase purnama bulan terus
mengecil dan kembali menjadi fase bulan separuh, fase bulan sabit dan fase bulan mati atau fase bulan
baru lagi.
BAB III
GERHANA

A. Pengertian Gerhana
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke
dalam bayangansebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana
Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian

atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada
fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain
dan satelit yang dimiliki planet lain.
B.

Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang
sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari.
Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°[1], maka tidak
setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan
bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node,
yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan
beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik
oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana
Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan
bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan

masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar
yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan
akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

1.

Penyebab Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi.
Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih
adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang
dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan
tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat. Baca juga Konsep Dasar
Studi Geomorfologi

2.

Jenis-jenis Gerhana Bulan
Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan

gerhana bulan penumbra. Berikut adalah uraiannya.
a.
Gerhana bulan total. Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.
b. Gerhana bulan sebagian. Pada gerhana ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar
matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih
ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan bulan.
c.
Gerhana bulan penumbra. Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra.
Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
C. Gerhana Matahari
Gerhana Matahari adalah gerhana yang terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan
matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Walaupun bulan lebih kecil,
bayangan bulan mampu menghalangi sepenuhnya cahaya matahari yang memancar ke bumi karena

bulan yang berjarak rata-rata 384.400 km dari bumi lebih dekat dibandingkan matahari yang mempunyai
jarak rata-rata 149.680.000 km. tempat di bumi yang tertutup penumbra mengalami gerhana matahari
sebagian (parsial). Hanya sebagian permukaan matahari yang ditutupi bulan. Sedangkan tempat yang
ditutupi umbra mengalami gerhana matahari totoal. Seluruh permukaan matahari tertutup bulan.
D. Jenis – jenis Gerhana Matahari
1. Gerhana matahari total.

Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana matahari total apabila saat puncak gerhana
piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu, piringan bulan sama besar atau
lebih besar dari pada piringan matahari.
2.

Gerhana matahari sebagian.
Gerhana matahari sebagian terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan matahari. Pada gerhana ini, selalau ada bagian dari piringan matahari yang
tertutup oleh piringan bulan.

3.

Gerhana matahari cincin.
Gerhana matahari cincin terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian
piringan matahari. Gerhana jenis ini terjadi jika ukuran piringan bulan lebih kecil dari pada piringan
matahari. Sehingga ketika piringan bulan berada di depan piringan matahari, tidak seluruh piringan akan
tertutup oleh piringan bulan. Bagian piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan berada di
sekeliling piringan bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
1. Bulan
Bulan di tafsir bebas berumur 4.500.000.000 tahun dengan sifat-sifat fisik seperti permukaan
bulan, jarak bulan, besarnya bulan, kecerahan bulan, suhu bulan, air pasang, Di bulan terjadi 3 macam
gerakan yang mana dilakukan sekaligus oleh bulan yaitu :
a.
Bulan bergerak/beredar mengelilingi bumi.
b. Bulan bersama dengan bumi bergerak mengelilingi matahari.
c.
Bulan berotasi pada sumbunya secara lambat. Selain itu bulan juga melakukan berbagai peredaran
seperti peredaran sideris dan peredaran sinodis, serta peredaran semu sehari-hari. Bulan juga tidak
selalu terletak pada bidang yang sama, baik bentuk dan posisinya yang relatif terhadap matahari dan
bumi terus menerus.
Perbuahan fase bulan secara periodik juga digunakan untuk melakukan perhitungan
penanggalan atau kalender yang dikenal sebagai tarikh bulan.seperti halnya matahari,bulan juga
mengalami gerhana seperti gerhana bulan sebagian, gerhana bulan penumbra dan gerhana bulan total.

2.
a.


Gerhana
Definisi gerhana
Gerhana adalah
fenomena astronomi yang
terjadi
sebuah benda
angkasabergerak
ke
dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Gerhana dibagi menjadi dua yaitu gerhana bulan dan
gerhana matahari.

b.

Penyebab terjadinya gerhana matahari
Bulan berada tepat segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang
menuju beberapa daerah di permukaan bumi.

c.
·
·
·
·

Jenis-jenis gerhana matahari
Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
Gerhana Matahari Sebagian

d.

Definisi gerhana bulan
Gerhana Bulan, dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis, maka lintasan proyeksi
matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup
oleh bayangan bumi.

e.

Penyebab terjadinya gerhana bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi.
Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.