362568671 K1 Makalah Pengantar Teori Ekonomi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada

hakikatnya,

masalah

ekonomi

bersumber

dari

adanya

ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan alat pemuas kebutuhan
yang


tersedia.

Ketidakseimbangan

tersebut

menyebabkan

terjadinya

kelangkaan alat pemuas kebutuhan, dan pada akhirnya menyebabkan
munculnya masalah ekonomi. Masalah ini kemudian dikenal dengan masalah
pokok ekonomi. Kita juga mengenal tiga masalah dasar ekonomi yang
dihadapi oleh setiap bangsa. Ketiga masalah dasar itu adalah ”what” (alat
pemuas apa yang harus dihasilkan?): ”How” (Bagaimana alat pemuas harus
dihasilkan?): serta ”For Whom” (Untuk siapa alat pemuas dihasilkan?)
(Samuelson dan Nordhaus, 2001: 8). Selain itu, kita juga mengenal masalah
umum ekonomi yang dihadapi oleh hampir setiap negara. Masalah umum
ekonomi itu meliputi masalah pengangguran, rendahnya produktivitas tenaga
kerja, inflasi, ketidakmerataan hasil pembangunan, rendahnya pertumbuhan

ekonomi, kemiskinan, dan ketergantungan terhadap pihak luar negeri (untuk
negara-negara berkembang termasuk Indonesia).
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu
negara dalam jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu dan dapat dikaitkan juga sebagai keadaan kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi

keberhasilan

pembangunan

ekonomi.

Pada

kenyataannya,

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang masih relatif rendah tersebut

ditopang oleh konsumsi masyarakat (Mudrajad Kuncoro: 2004). Secara teori,
pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi tidak akan menjadi
pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
adalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan yang

1

ditopang oleh investasi dianggap akan dapat meningkatkan produktivitas
sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3

Bagaimana masalah pokok dalam perekonomian ?
Apa definisi dari ilmu ekonomi ?
Apa saja kegiatan ekonomi dan bagaiamana kegiatan tersebut

1.2.4

1.2.5

berlangsung ?
Apa saja jenis analisis ekonomi ?
Apa saja asumsi yang sering digunakan dalam teori ekonomi ?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan mempelajari masalah pokok dalam perekonomian
2. Mengetahui dan mempelajari definisi dari ilmu ekonomi
3. Mengetahui dan mempelajari kegiatan ekonomi dan proses dari kegiatan
tersebut
4. Mengetahui dan mempelajari jenis analisis ekonomi
5. Mengetahui dan mempelajari asumsi yang sering digunakan dalam teori
ekonomi
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat bagi pengambil kebijakan
Laporan ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan di bidang ekonomi.
1.4.2 Manfaat bagi Mahasiswa
Sebagai sumbangan pemikiran atau studi banding bagi

mahasiswa atau pihak yang melakukan laporan sejenis, serta dapat
meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang ekonomi.
1.4.3 Manfaat bagi Pembaca
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
tindak lanjut dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2

2.1 Masalah Pokok dalam Perekonomian
Masalah-masalah

ekonomi

timbul

sebagai

akibat


dari

ketidakseimbangan antara keinginan manusia untuk mendapat barang dan
jasa dengan kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan
jasa untuk memenuhi keinginan tersebut. Keinginan manusia jumlahnya
adalah jauh melebihi kemampuan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk
memenuhinya. Setiap masyarakat selalu terdapat keinginan yang relatif tidak
terbatas untuk menikmati berbagai jenis barang yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Sebaliknya, di lain pihak sumber-sumber daya atau
faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksikan barangbarang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karena itu, masyarakat harus
membuat pilihan-pilihan sehingga dapat mencapai kesejahteraan yang paling
tinggi dan menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Kegiatan ekonomi di dalam suatu perekonomian modern adalah
sangat kompleks. Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan produksi,
konsumsi dan perdagangan. Berdasarkan corak analisis dalam ilmu ekonomi ,
ahli ekonomi (Samuelson dan Nordhaus, 2001: 8)

telah membagikan


berbagai masalah dasar ekonomi yang dihadapi sesuatu masyarakat. Tiga
persoalan dasar tersebut yaitu : persoalan 1. ”what” (Apakah barang dan jasa
yang harus di produksikan dan berapa banyaknya?). Persoalan ini sangat
penting karena akan menentukan corak penggunaan faktor-faktor produksi.
Setiap tahun sesuatu perekonomian harus menentukan jenis-jenis barang dan
jasa yang diperlukan perekonomian yang akan diproduksikan dan berapakah
jumlah produksi dari barang dan jasa tersebut. Masalah ini adalah akibat
langsung daripada ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia
untuk memproduksikan semua barang yang dibutuhkan masyarakat. Oleh
karena itu, pilihan-pilihan harus dilakukan, keinginan mana yang harus
dipenuhi dan keinginan mana yang harus ditunda untuk memenuhinya.
Selanjutnya

persoalan

kedua.

”How”

(Bagaimanakah


caranya

memproduksikan barang dan jasa tersebut?). Untuk memilih cara mana yang
akan dipilih, masalah efisiensi merupakan salah satu faktor yang akan
dijadikan dasar dalam melakukan peilihan tersebut. Yang akan dipilih adalah

3

yang mampu untuk menciptakan barang-barang tersebut dengan cara yang
paling efisien. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya jumlah
permintaan. Selanjutnya persoalan ketiga yaitu ”For Whom” (untuk siapa
barang-barang diproduksikan?). Di dalam memikirkan masalah ”untuk siapa
barang-

barang diproduksikan”, bukan saja

harus difikirkan tentang

bagaimana pendapatan keseluruhan masyarakat didistribusikan. Tetapi juga

adakah distribusi itu sesuai dengan kepentingan keseluruhan masyarakat?.
2.2 Definisi Ilmu Ekonomi
Istilah “ekonomi” bersumber dari dua kata dalam Bahasa Yunani,
yaitu “oiku” dan “nomos” , yang berarti aturan-aturan dalam rumah tangga.
Pada

dasarnya

ia

menerangkan

tentang

prinsip-prinsip

di

dalam


menggunakan pendapatan rumah tangga sehingga menciptakan kepuasan
yang maksimum kepada rumah tangga tersebut.
Beberapa definisi ilmu ekonomi berdasarkan beberapa ahli:
1. Prof. P. A. Samuelson, salah seorang ahli ekonomi yang terkemuka pada
masa ini – yang menerima hadiah Nobel unutk ilmu ekonomi pada tahun
1970 – mendefinisikan ilmu ekonomi secara berikut.
“Economics is a study of how people and society end up choosing
with or without the use of money, to employ scarce productive resources
that could have alternate uses; it studies production of various
commodities over time and their distribution for consumption, now or in
future, among various groups in the society.” – “Ilmu Ekonomi adalah
suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat
pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam
berbagai cara – untuk menghailkan berbagai jenis barang dan jasa dan
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan di masa
datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat”
Di dalam definisi Prof. Samuelson diatas ditunjukkan suatu sifat
penting daripada kegiatan manusia dan masyarakat, yaitu: memikirkan
4


pilihan yang terbaik atau terefisien di dalam penggunaan sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat
2. Menurut Sadono Sukirno
“Ilmu

ekonomi

menganalisa

biaya

dan

keuntungan

dan

memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya”

3. Menurut Mankiw
“Economics is the study of how society manages its scarce
resources” – “studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber
daya-sumber daya yang terbatas atau langka”.
Secara keseluruhan definsi ilmu ekonomi sendiri yaitu memusatkan
pada bagaimana perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan berdasarkan
keinginan, yang untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan karena
ketersediannya yang terbatas atau langka.
2.3 Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya tujuan dari kegiatan
ekonomi adalah untuk mewujudkan kemakmuran. Kegiatan ekonomi yaitu
produksi, konsumsi dan distribusi. Berikut penjelasan dari ketiga kegiatan
ekonomi yang telah disebutkan di atas.
2.3.1

Produksi
Produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar

daya guna barang. Dengan demikian, pembuatan nikel maupun pemberian
pelajaran, pembuatan bola lampu maupun penerjemahan buku, semuanya
adalah contoh-contoh untuk produksi, yakni produksi barang dan jasa.
(Rosyidi, 2009).
Faktor-faktor produksi merupakan semua unsur yang menopang
usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang. Berikut adalah
faktor-faktor produksi.
1. Tanah
5

Faktor produksi yang pertama ini sering kali pula disebut dengan
sebutan natural resource di samping juga sering disebut land. Segala
sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal dan atau tersedia di
alam ini tanpa usaha manusia disebut tanah atau land, yang antara lain
meliputi :
a. tenaga penumbuh yang ada di dalam tanah, baik untuk pertanian,
perikanan, maupun pertambangan;
b. tenaga air, baik untuk pengairan, pengaraman, maupun pelayaran,
termasuk juga di sini adalah, misalnya, air yang dipakai sebagai bahan
pokok oleh Perusahaan Air Minum;
c. ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat maupun ikan dan mineral
laut;
d. tanah yang di atasnya didirikan bangunan;
e. living stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang bukan ternak;
f.

dan lain-lainnya, seperti bebatuan dan kayu-kayuan.
Tanah yang dimaksud disini adalah segala sumber asli yang tidak

berasal dari kegiatan manusia, dan bisa diperjualbelikan.
2. Tenaga Kerja
Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja
manusia (labor) adalah human resources (sumber daya manusia). Dalam
istilah atau pengertian human resources itu terkumpulah semua atribut atau
kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan
dilakukannya proses produksi barang dan jasa. Oleh karena itu, benarlah jika
ada orang yang berkata bahwa kualitas atau mutu sumber daya manusia
suatu bangsa itu tergantung pada kualitas atau mutu ketaqwaan, kesehatan,
kekuatan fisik, pendidikan, serta kecakapan penduduknya.
3. Modal
Nama atau sebutan lengkap bagi faktor produksi yang ketiga ini
adalah real capital goods (barang-barang modal riil) yang meliputi semua
jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang
lain serta jasa-jasa. Termasuk ke dalam bilangan barang-barang modal,

6

misalnya adalah mesin-mesin, pabrik-pabrik, jalan-jalan raya, pembangkit
tenaga listrik, gudng, serta semua peralatannya.
4. Kecakapan Tata Laksana
Ketiga faktor produksi yang telah disebutkan di atas adalah faktorfaktor produksi yang “tangible” (dapat diraba). Akan tetapi faktor produksi
yang keempat ini tidak. Lazimnya, kecakapan (skill) yang menjadi faktor
produksi keempat ini disebut orang dengan sebutan entrepeneurship. Faktor
produksi ini adalah yang terpenting di antara semua faktor produksi karena
merupakan intangible factor of production (faktor produksi yang tidak dapat
diraba).
2.3.2

Konsumsi
Di dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan penggunaan barang dan

jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods and services
in the satisfaction of human wants). (Rosyidi, 2009)
Konsumsi

mempunyai

pengertian

kegiatan

mengurangi

atau

menghabiskan nilai guna/manfaat suatu barang atau jasa.
Ciri-ciri kegiatan konsumsi sebagai berikut :
1.

barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang
konsumsi

2.

ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan

3.

barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.
Agar dapat melakukan konsumsi seseorang harus mempunyai

barang atau jasa untuk dikonsumsi yang dapat diperoleh dengan
menggunakan alat tukar berupa uang. Banyaknya barang yang dikonsumsi
tergantung banyaknya barang yang tersedia di masyarakat serta harga
barang tersebut. Oleh karena itu, besarnya konsumsi seseorang akan
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1.

kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,

2.

besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan

3.

tingkat harga barang-barang.
Di samping ketiga faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga

dipengaruhi oleh selera dan intensitas kebutuhannya terhadap barang yang
7

bersangkutan serta adanya barang substitusi. Semakin tinggi selera dan
intensitas

kebutuhannya,

akan

cenderung

semakin

besar

jumlah

konsumsinya. Sedangkan semakin banyak jumlah dan jenisnya barang
substitusi akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi
barang yang disubstitusi.
Besarnya konsumsi masyarakat (tingkat konsumsi masyarakat)
mencerminkan tingkat kemakmuran masyarakat tersebut, artinya makin
tinggi tingkat konsumsi masyarakat, berarti makin tinggi pula tingkat
kemakmurannya.
2.3.3

Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan

produksi dan konsumsi. Dalam kegiatan perekonomian terdapat dua bentuk
distribusi yaitu distribusi berupa barang (produk) dan distribusi berupa jasa.
Distribusi produk (barang) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1.

Faktor Pasar
Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola

pembelian konsumen, yaitu jumlah konsumen, letak geografis konsumen,
jumlah pesanan dan kebiasaan dalam pembelian.
2.

Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit,

besar dan berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan
pengemasan.
3.

Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana,

pengalaman dan kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan
yang diberikan.
4.

Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah

kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen,
volume penjualan dan ongkos penyaluran barang.

8

Distribusi jasa adalah kegiatan

pemasaran

yang

berusaha

memperlancar serta mempermudah penyampaian jasa dari produsen
kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai (jenis, jumlah, harga,
tempat, dan saat) dengan yang diperlukan. Terdapat beberapa aspek
dalam distribusi jasa yang dapat meningkatkan keterjangkauan konsumen
terhadap pelayanan jasa yang tersedia. Aspek – aspek tersebut antara lain :
a. Fisik
Aspek fisik mengacu pada fasilitas fisik yang terdapat pada tempat
penyedia jasa/pelayanan. Dalam aspek ini juga berkaitan dengan target yang
membutuhkan jasa, dimana lokasi penyedia jasa harus menempati lokasi
yang mudah dijangkau oleh konsumen. Selain itu, dalam aspek fisik itu juga
terdapat alur informasi yang jelas dalam internal penyedia jasa tersebut.
b. Ekonomi
Dalam aspek ekonomi terdapat penyesuaian harga yang ditetapkan
dari pelayanan/jasa yang diberikan dengan harga pasar.
c. Sosio budaya
Masyarakat erat sekali kaitannya dengan kebiasaan dan budaya.
Penyedia jasa kepada masyarakat harus bisa melakukan adaptasi pada
kebiasaan

dan

budaya

masyarat

tersebut,

agar

masyarakat

mau

menggunakan instansi penyedia jasa tersebut.
2.4 Jenis Analisis Ekonomi
Dalam ekonomi, terdapat dua kategori ekonomi yaitu ekonomi
deskriptif dan ekonomi normatif.
a. Ekonomi

deskriptif

adalah

tipe

ekonomi

yang

melihat

sebuah

permasalahan tanpa memperhatikan apa penyebab terjadinya sebuah
masalah.

Ekonomi

deskriptif

hanya

mengumpulkan

dan

mengintepretasikan data ekonomi. Dalam ekonomi deskriptif tidak
diberikan analisis dan pernyataan mengapa sebuah fenomena terjadi.
b. Ekonomi normatif adalah tipe ekonomi yang berdasarkan nilai dan
penafsiran subjektif akan terjadinya suatu permasalahan atau fenomena
ekonomi.

9

Selain kedua kategori tersebut, terdapat ekonomi terapan yang
merupakan aplikasi dari ilmu ekonomi. Ekonomi terapan adalah aplikasi dari
teori dan analisis ekonomi. Ekonomi terapan dapat digunakan untuk bidang
lain dalam menganalisis sebuah masalah.
Berdasarkan dari jenis analisis ilmu ekonomi dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu :
1)

Ekonomi Deskriptif
Bidang

ilmu

ekonomi

ini

adalah

analisis

ekonomi

yang

menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam perekonomian.
Setiap ilmu pengetahuan bertujuan untuk menganalisis kenyataan yang
wujud di alam semesta dan di dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu,
penting untuk mengetahui kenyataan yang wujud. Ilmu ekonomi adalah salah
satu cabang dari ilmu sosial. Di dalam ilmu sosial tidaklah mudah untuk
mengetahui sifat sebenarnya dari kenyataan yang wujud. Ini disebabkan
karena dalam masyarakat kenyataan yang wujud sangat berkaitan satu sama
lain sehingga sering sekali timbul kesukaran untuk menggambarkan
kenyataan yang sebenarnya berlaku dalam perekonomian. Misalnya kita
ingin mengetahui pengaruh kenaikan harga kepada kenaikan produksi
pangan. Ini sukar dijelaskan karena produksi bukan saja dipengaruhi oleh
harganya tetapi oleh banyak faktor lain seperti iklim, harga barang lain dan
keadaan ekonomi.
Contoh analisis deskriptif, misalnya kita ingin mengetahui pengaruh
kenaikan harga kepada kenaikan produksi pangan. Ini sukar dijelaskan
Karena produksi pangan bukan saja dipengaruhi oleh harganya tetapi oleh
banyak faktor lain seperti iklim, harga barang lain dan keadan ekonomi.
2)

Teori Ekonomi
Teori ekonomi adalah pandangan yang menggambarkan sifat-sifat

hubungan yang nyata dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang
peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya
mengalami perubahan. Misalnya permintaan suatu barang akan naik bila

10

harga akan naik, dengan asumsi penawaran dan pendapatan masyarakat
tetap (dan semua faktor yang berpengaruh terhadap permintaan).
3)

Ekonomi Terapan ( Teori Ekonomi Aplikasi )
Teori Ekonomi Aplikasi atau Ekonomi Terapan bidang ini juga disebut

sebagai ilmu ekonomi kebijakan. Ekonomi aplikasi yaitu cabang ilmu
ekonomi yang menelaah tentang kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi. Salah satu peranan teori ekonomi
adalah dapat dijadikan landasan dalam merumuskan kebijakan ekonomi.
Bagaimana bentuk-bentuk kebijakan yang harus dilaksanakan untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi serta dianalisis di dalam
ekonomi kebijakan.
Dalam perekonomian, tujuan yang ingin dicapai adalah :
a.
b.
c.
d.

Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat
Menciptakan kestabilan harga-harga
Mengatasi masalah-maslaah pengangguran
Mewujudkan distribusi pendataan yang merata
Misalnya ekonomi moneter dalam

mengatasi krisis ekonomi.

Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter
untukmenjaga stabilitas ekonomi makro melalui pengendalian besaran
moneter (JUB, uang primer,kredit perbankan) atau suku bunga.
2.5 Asumsi dalam Teori Ekonomi
Menurut Sukirno (2005) membuat asumsi atau pemisalan-pemisalan
merupakan salah satu syarat penting dalam membuat teori ilmu sosial. Tanpa
asumsi, sangat sulit untuk menjelaskan sifat-sifat perhubungan di antara
berbagai variabel karena kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian
sangat kompleks sifatnya. Berikut ini adalah beberapa asumsi yang sering
digunakan dalam teori ekonomi yaitu :
2.5.1 Asumsi Umum
Asumsi

ini

dipakai

oleh

teori

ekonomi

mikro

maupun

kebanyakan teori ekonomi lainnya.

11

1. Asumsi Rasionalitas
Asumsi ini terwujud melalui konsumen yang selalu berusaha
mendapatkan kepuasan maksimum (maximizing utility). Kepuasan
akan didapatkan dengan cara mendapatkan barang atau jasa
secara maksimum dengan pengeluaran yang minimum.
Contohnya jika ada dua produk barang yang dijual di toko
berbeda dengan kualitas yang sama tapi dengan harga yang
berbeda. Toko X menjual dengan harga yang lebih murah
sedangkan toko Z dengan harga yang sedikit lebih mahal. Maka
konsumen akan lebih memilih untuk membeli produk di toko X
dengan harga yang lebih terjangkau. Asumsi ini tidak berlaku apabila
seorang konsumen menentukan produk yang akan dibeli dengan
mempertimbangkan alasan yang tidak rasional, seperti kecantikan si
penjual produk.
2. Asumsi Penyederhanaan
Kita masih perlu menyederhanakan persoalan yang lebih lanjut
meskipun

abstraksi

sudah

banyak

mengurangi

kompleksnya

permasalahan. Hal ini dilakukan agar permasalahan lebih mudah
dianalisa dan dipahami. Contohnya jika kita membeli kebutuhan rumah
tangga

yang

tentunya

sangat

banyak,

maka

kita

bisa

menyederhanakannya dengan membeli sembako ataupun kebutuhan
yang lainnya dengan kuantitas minimum agar pengeluaran si
konsumen dapat diperkecil.
3. Asumsi Ceteris Paribus
Teori ini mengatakan bahwa perubahan hanya terjadi atau
dialami oleh variabel yang hanya secara eksplisit dikatakan berubah,
sementara yang lainnya tidak berubah (konstan). Kita dapat
mengambil contoh yaitu dalam hukum permintaan dan penawaran.
Permintaan akan meningkat apabila harga turun, berlaku sebaliknya
12

dan penawaran akan meningkat apabila harga naik, berlaku
sebaliknya.
Contohnya dalam membuat asumsi bahwa permintaan
dipengaruhi oleh harga, tidak perlu memperhatikan faktor-faktor
lainnya. Apabila harga sebuah produk dijual dengan harga murah
maka permintaan akan semakin tinggi. Faktor lain seperti kualitas
produk dan tingkat pelayanan tidak mempengaruhi, hanya fokus
bagaimana harga yang murah saja mempengaruhi permintaan.
4. Asumsi Laba Maksimal (Profit Maximizing)
Contoh penggunaan asumsi ini dalam kehidupan sehari – hari
adalah adanya voucher belanja gratis untuk minimal pembelanjaan
tertentu di sebuah supermarket. Tentu membingungkan bagaimana
mungkin pihak supermarket mau rugi memberikan voucher gratis
kepada pelanggan. Namun apabila dicermati ini hanya merupakan trik
pemancing dari pihak supermarket untuk mendapatkan laba yang lebih
besar. Pelanggan tentunya tidak sadar bahwa voucher belanja gratis
yang dia dapatkan tidak sebanding dengan pembelanjaan yang dia
lakukan.
2.5.2 Asumsi Khusus
Asumsi khusus toeri ekonomi mikro hanyalah sebatas pada
asumsi-asumsi yangsering dipakai oleh oleh ekonomi mikro tetepi tidak
selalu dipakai oleh teori-toeri ekonomi yang lain. Berikut ini adalah
beberapa contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro, antara lain:
1.

Asumsi Ekuilibrium Parsial
Mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal balik antara

perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dengan
perekonomian dimana pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya,
sebagai akibat dari cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi
pengeluaran konsumsinya.

13

Sebagai contohnya pada saat ada kenaikan harga cabai,
penjual rujak keliling akan berusaha menurunkan penggunaan cabai.
Yang biasanya apabila ada pembeli yang memesan rujak pedas dia
memberikan 10 cabai maka dengan adanya kenaikan harga cabai dia
mengganti ukuran pedas dengan 7 atau 5 cabai. Perbedaan komposisi
penggunaan cabai ini menurut asumsi ini tidak akan mempengaruhi
pembelian konsumen terhadap rujak yang dijual pembeli tersebut
karena diasumsikan pembeli tidak mempermasalahkan hal tersebut.
2.

Asumsi tidak adanya hambatan atas proses enyesuaian
Misalnya dengan kenaikan harga, ada kemungkinan kita

enggan untuk melakukannya. Diasumsikan keadaan ekonomi akan
mengikuti secara alamiah kenaikan harga tersebut. Contoh yang
biasanya digunakan sebagai asumsi adalah konsumsi beras dalam
sebuah negara. Meskipun harga beras mengalami kenaikan yang
sangat tinggi, stok beras akan tetap terjual karena memang beras
merupakan bahan pangan utama yang sangat dibutuhkan. Dengan
asumsi ini disimpulkan bahwa pembeli akan dengan sendirinya
melakukan penyesuaian dengan perubahan harga yang ada.
Sehingga kenaikan harga beras dianggap bukan merupakan suatu
hambatan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang

14

jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya
kelangkaan. Secara keseluruhan definsi ilmu ekonomi sendiri yaitu memusatkan
pada bagaimana perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan berdasarkan
keinginan, yang untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan karena
ketersediannya yang terbatas atau langka. Kegiatan ekonomi merupakan usaha
yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
dasarnya tujuan dari kegiatan ekonomi adalah untuk mewujudkan kemakmuran.
Kegiatan ekonomi yaitu produksi, konsumsi dan distribusi. Kegiatan distribusi
terdapat dua macam yaitu distribusi barang (produk) dan distribusi jasa.
Dalam ekonomi, terdapat dua kategori ekonomi yaitu ekonomi deskriptif
dan ekonomi normatif. Asumsi yang menjadi patokan dasar dari berbagai teori
ekonomi mikro yaitu asumsi umum dan asumsi khusus. Asumsi umum dipakai
baik oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya seperti
asumsi rasionalitas, laba maksimum (profit maximizing), dan ceteris paribus.
Sedangkan asumsi khusus teori ekonomi mikro, hanyalah terbatas kepada
asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu
dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Antara lain yang penting ialah asumsi
ekuilibrium

parsial

dan

asumsi

tidak

adanya

hambatan

atas

proses

penyesuaian.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun belum sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan pengkajian ulang bagi pembaca dan
menambah referensi dari sumber yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ernita, Dewi. DKK. 2013. Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi, dan konsumsi di
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No. 02
Jain, T. R. & Khanna, O. P., 2006. Economic Concepts and Methods. Ambala City:
V.K (India) Enterprise.
Putong, Iskandar. 2010. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media
15

Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro & Makro. Edisi Revisi, Cetakan 8. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiharsono.

2009.

Sistem

Ekonomi

Koperasi

Sebagai

Solusi

Masalah

Perekonomian Indonesia: Mungkinkah?. Jurnal Ekonomi & Pendidikan,
Volume 6 Nomor 1, April 2009
Sukirno, Sadono. 1985. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI dengan Bima Grafika
Sukirno, S. 2005. Mikroekonomi: Pengantar Teori. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

16