Tugas Ekonomi Koperasi dan UMKM
Tugas Ekonomi Koperasi dan UMKM
Artikel tentang :
Koperasi dan UMKM menjadi solusi atas
permasalahan bangsa
dibuat oleh :
Nama : Nur azizah
Nim : 1302121379
Dosen pengampu : Azwar Harahap, SE., M. Si.
Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
T.A 2014/2015
Koperasi dan UMKM menjadi solusi atas
permasalahan bangsa
Koperasi adalah organisani bisnis yang dimiliki dan dioperasikan
oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan. Koperasi dapat disebut sebagai gambaran pondasi
dasar
ekonomi
bangsa
Indonesia
karena
tersebut,
koperasi
mempunyai
dasar
azas
tujuan
dari
kekeluargaan.
Berdasarkan
azas
pembentukan
koperasi
kesejahteraan
anggota,
di
Indonesia,
Memajukan
memiliki
yakni
untuk
kesejahteraan
Memajukan
masyarakat,
dan
Membangun tatanan ekonomi nasional.
Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan. Dengan adanya koperasi
kebutuhan
para
terpenuhinya
anggota
kebutuhan
dapat
diperoleh
anggota
maka
di
koperasi.
semakin
Dengan
meningkatlah
kesejahteraan anggota koperasi. Dengan memajukan kesejahteraan
anggotanya berarti koperasi juga memajukan kesejahteraan masyarakat
dan memajukan tatanan ekonomi nasional. Keseluruhan tujuan koperasi
tersebut adalah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan
bahwa
koperasi
mengembangkan
memiliki
potensi
fungsi
dan
dan
peranan
kemampuan
antara
ekonomi
lain
anggota
yaitu
dan
masyarakat,
berupaya
mempertinggi
kualitas
kehidupan
manusia,
memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian
nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi
pelajar bangsa.
Namun terlepas dari semua tujuan tersebut, ada begitu banyak
permasalahan bangsa ini terutama masalah perekonomian. Diantara
masalah-masalah yang ada yakni masyarakat sulit membeli kebutuhan
sehari-hari tertama kebutuhan pokok yang saat ini sedang mengalami
pelambungan harga. Sulitnya mendapatkan pinjaman dengan bunga yang
relative rendah. Dan bagi petani misalnya, mengalami kesulitan untuk
menjual hasil pertaniannya. Serta masih banyak masalah lain yang
menimpa bangsa kita ini.
Selain itu, saat ini kita melihat dan mengalami realitas ekonomi
yang semakin menghimpit rakyat miskin. Harga barang-barang kebutuhan
melambung tanpa mampu diatasi pemerintah, akibat penguasaaan pasar
oleh kaum kapitalis-monopolis. Produksi-produksi skala kecil dihancurkan
oleh persaingan bebas yang tidak mengenal belas kasihan.
Sementara rakyat dengan perekonomian menengah ke bawah,
begitu sulit mengakses kredit dari perbankan. Program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang coba diperkenalkan terbukti tidak efektif dan hanya
menjangkau
sejumlah
kecil
masyarakat.
Pemerintahan
neoliberal
cenderung menempatkan bank semata sebagai alat yang membantu
monopoli (perampasan) ekonomi oleh kapitalisme industri maupun
kapitalisme dagang.
Di sisi lain, keberadaan koperasi yang telah diangkat tinggi dalam
konstitusi negara, ternyata dijalankan secara sembarangan sehingga
menimbulkan banyak persoalan. Fungsi dan jenis koperasi seharusnya
mampu memfasilitasi anggota-anggotanya untuk mengakses kredit yang
mudah dan berbunga rendah (koperasi kredit), memperoleh barangbarang kebutuhan juga secara mudah dan murah (koperasi distribusi),
serta mengorganisir produksi yang efisien (koperasi produksi).
Namun sering kita temui kasus perkembangan koperasi yang
mandeg, tidak dapat berkembang maju untuk menjawab persoalan-
persoalan ekonomi anggotanya. Bahkan tidak sedikit kasus koperasi
papan nama yang sekadar menjadi sasaran korupsi oleh pengurusnya.
Situasi seperti di atas tentu berdampak negatif terhadap kepercayaan
rakyat terhadap koperasi. Persoalan ini, mungkin, dapat ditarik asalusulnya pada orde baru, yang menjadikan koperasi sebagai pemanis
berpenampilan
kerakyatan
dalam
perampokan
besar-besaran
atas
ekonomi nasional oleh segelintir kroni pejabat dan kaum imperialis.
Namun, tentu saja, persoalan-persoalan ini tidak berlaku mutlak di
semua tempat, karena ada juga koperasi-koperasi yang tetap dapat
berkembang dan berperan positif sesuai kebutuhan anggotanya.
Koperasi sebagai usaha bersama, seperti disebutkan dalam pasal 33
UUD
1945,
sebenarnya
telah
memberikan
ciri
sosialistik,
dalam
pengertian membentuk relasi ekonomi yang setara di antara anggotanya;
atau, adanya kepemilikan dan pengelolaan secara bersama.
Selain itu, tidak seperti usaha ekonomi lainnya, tekanan fungsi
koperasi juga bukan untuk mengakumulasi keuntungan, sehingga bisa
terlepas dari beban keharusan berkompetisi. Meski demikian, tantangan
untuk berkompetisi senantiasa hadir dalam masyarakat kapitalis terlebih
dalam wujud kapitalisme-neoliberal yang berlaku saat ini.
Dalam wujud kapitalisme liberal, yang terjadi sebenarnya bukanlah
kompetisi ekonomi, melainkan pencaplokan modal besar terhadap modal
kecil, dan pemerintah justru memfasilitasi terjadinya
pencaplokan-
pencaplokan tersebut melalui berbagai kebijakan ataupun pembiaran.
Oleh karena itu, pembangunan koperasi perlu ditekankan kembali
sebagai “senjata pertahanan” ekonomi rakyat miskin, dalam perjuangan
melawan monopoli imperialisme sekarang. Tantangan yang dihadapi
tentunya tidak ringan. Disamping membutuhkan keuletan dan kedisiplinan
para anggota, koperasi juga haruslah cerdik menghindarkan diri dari
usaha pencaplokan oleh modal swasta besar yang senantiasa mengintai.
Selain itu, strategi bertahan ini harus disertai strategi menyerang
imperialisme di lapangan politik.
Dengan
adanya
berbagai
permasalahan
tersebut,
dan
demi
tercapainya tujuan dari koperasi tersebut, perlulah di adakan perubahan
secara menyeluruh terhadap system kerja koperasi, mekanisme, peranan
anggota, serta hal-hal lain yang menghambat tumbuhnya kopersi dalam
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Perubahan
mendasar
yang
perlu
dilakukan
yakni
pandangan
masyarakat pada kopersi. Dalam hal ini koperasi perlu menepis atau
menghapuskan komentar tentang image koperasi yang tercemarkan
hanya karena sebagian oknum atau pengurus yang mementingkan pribadi
dengan cara melakukan perubahan terhadap system saat ini, serta
meningkatkan kinerja, dan dan membangun kembali koperasi yang jujur,
dan benar-benar berdasarkan atas kepentingan bersama dan azas
kekeluargaan.
Dengan tercapainya perubahan menjadi koperasi yang lebih baik,
maka permasalahan bangsa dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan
bangsa yang dapat di atasi dengan adanya koperasi yakni :
Dengan adanya koperasi anggota yang membutuhkan kebutuhan
pokok dapat membeli di koperasi dengan harga yang lebih murah.
Anggota
yang
membutuhkan
pinjaman
modal
usaha
dapat
meminjam di koperasi. Dengan demikian para anggota dapat
terbebas dari rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga yang
sangat tinggi.
Bagi anggota yang memiliki hasil produk tertentu juga dapat
menjualnya di koperasi. Demikian pula para petani di desa juga
dapat terhindar dari tengkulak yang membeli hasil panen dengan
harga seenaknya.
Selain dari permasalahan tersebut, masalah lain yang dapat di atasi
oleh
koperasi
Bagaimana
yakni
tidak,
menjadi
sebagian
solusi
untuk
masalah
besar
masyarakat
tenaga
Indonesia
kerja.
masih
menggantungkan hidupnya di sector ini, terutama usaha kecil menengah
(UKM).
Meski pemerintah seakan memandang sebelah mata atau tergolong
minim dalam memberikan dukungan, namun sektor koperasi dan UMKM
terus tumbuh. Bahkan sebelumnya, sektor ini terbukti mampu terus
bertahan meski menghadapi dampak badai krisis moneter pada 1998 dan
akhir 2008 lalu. Dengan kata lain, sebenarnya sektor koperasi dan UMKM
sudah bisa mandiri. Dalam hal ini, dengan minimnya dukungan sektor ini
masih bisa bertahan bahkan semakin menggeliat.
Berdasarkan suatu analisis, sektor koperasi dan UMKM yang
sebagian besar bergerak di usaha informal ini diperkirakan akan tetap
menjadi andalan untuk menyerap banyak tenaga kerja. Artinya, dengan
sumber daya apa adanya serta kemampuan kreativitas serta inovasi yang
terbatas, koperasi dan UMKM tetap bisa menampung jutaan, bahkan
puluhan juta angkatan kerja baru pada 2012 dan tahun-tahun berikutnya.
Sektor ini juga termasuk tidak diskriminatif terhadap latar belakang
tenaga kerja. Mau lulusan pendidikan rendah atau tinggi serta laki-laki
atau perempuan maupun tua atau muda, semua bisa berkecimpung di
sektor koperasi dan UMKM. Hal ini sangat membantu dan terbukti.
Gambar : koperai menjadi solusi masalah tenaga kerja.
Masalah lain yang dapat di atasi yakni dengan adanya koperasi
bank sampah yang menjadi solusi masalah sampah terutama di ibu kota.
Koperasi Bank Sampah merupakan sebuah konsep pengumpulan sampah
kering, seperti karton, majalah, kaleng, dan sampah plastik yang sudah
terkoordinasi dan memiliki jaringan kerja dengan para pelapak sampah di
area tertentu. Konsep Bank Sampah membantu menyadarkan masyarakat
betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang,
sehingga mereka lebih peduli untuk mengelolanya. Mulai dari pemilahan,
pengomposan, hingga menjadikan sampah sebagai barang yang dapat
digunakan kembali dan bernilai ekonomis.
Gambar : Koperasi bank sampah
Serta masih banyak lagi permasalahan-permasalahan bangsa yang
dapat di atasi oleh koperasi dn UMKM, terutama di Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki peran
yang besar di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat mengambil
kemanfaatan koperasi maka ekonomi masyarakat pun akan kuat. Oleh
karena itu tak heran jika koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang
utama perekonomian di Indonesia.
Artikel tentang :
Koperasi dan UMKM menjadi solusi atas
permasalahan bangsa
dibuat oleh :
Nama : Nur azizah
Nim : 1302121379
Dosen pengampu : Azwar Harahap, SE., M. Si.
Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
T.A 2014/2015
Koperasi dan UMKM menjadi solusi atas
permasalahan bangsa
Koperasi adalah organisani bisnis yang dimiliki dan dioperasikan
oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
asas kekeluargaan. Koperasi dapat disebut sebagai gambaran pondasi
dasar
ekonomi
bangsa
Indonesia
karena
tersebut,
koperasi
mempunyai
dasar
azas
tujuan
dari
kekeluargaan.
Berdasarkan
azas
pembentukan
koperasi
kesejahteraan
anggota,
di
Indonesia,
Memajukan
memiliki
yakni
untuk
kesejahteraan
Memajukan
masyarakat,
dan
Membangun tatanan ekonomi nasional.
Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan. Dengan adanya koperasi
kebutuhan
para
terpenuhinya
anggota
kebutuhan
dapat
diperoleh
anggota
maka
di
koperasi.
semakin
Dengan
meningkatlah
kesejahteraan anggota koperasi. Dengan memajukan kesejahteraan
anggotanya berarti koperasi juga memajukan kesejahteraan masyarakat
dan memajukan tatanan ekonomi nasional. Keseluruhan tujuan koperasi
tersebut adalah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan
bahwa
koperasi
mengembangkan
memiliki
potensi
fungsi
dan
dan
peranan
kemampuan
antara
ekonomi
lain
anggota
yaitu
dan
masyarakat,
berupaya
mempertinggi
kualitas
kehidupan
manusia,
memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian
nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi
pelajar bangsa.
Namun terlepas dari semua tujuan tersebut, ada begitu banyak
permasalahan bangsa ini terutama masalah perekonomian. Diantara
masalah-masalah yang ada yakni masyarakat sulit membeli kebutuhan
sehari-hari tertama kebutuhan pokok yang saat ini sedang mengalami
pelambungan harga. Sulitnya mendapatkan pinjaman dengan bunga yang
relative rendah. Dan bagi petani misalnya, mengalami kesulitan untuk
menjual hasil pertaniannya. Serta masih banyak masalah lain yang
menimpa bangsa kita ini.
Selain itu, saat ini kita melihat dan mengalami realitas ekonomi
yang semakin menghimpit rakyat miskin. Harga barang-barang kebutuhan
melambung tanpa mampu diatasi pemerintah, akibat penguasaaan pasar
oleh kaum kapitalis-monopolis. Produksi-produksi skala kecil dihancurkan
oleh persaingan bebas yang tidak mengenal belas kasihan.
Sementara rakyat dengan perekonomian menengah ke bawah,
begitu sulit mengakses kredit dari perbankan. Program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang coba diperkenalkan terbukti tidak efektif dan hanya
menjangkau
sejumlah
kecil
masyarakat.
Pemerintahan
neoliberal
cenderung menempatkan bank semata sebagai alat yang membantu
monopoli (perampasan) ekonomi oleh kapitalisme industri maupun
kapitalisme dagang.
Di sisi lain, keberadaan koperasi yang telah diangkat tinggi dalam
konstitusi negara, ternyata dijalankan secara sembarangan sehingga
menimbulkan banyak persoalan. Fungsi dan jenis koperasi seharusnya
mampu memfasilitasi anggota-anggotanya untuk mengakses kredit yang
mudah dan berbunga rendah (koperasi kredit), memperoleh barangbarang kebutuhan juga secara mudah dan murah (koperasi distribusi),
serta mengorganisir produksi yang efisien (koperasi produksi).
Namun sering kita temui kasus perkembangan koperasi yang
mandeg, tidak dapat berkembang maju untuk menjawab persoalan-
persoalan ekonomi anggotanya. Bahkan tidak sedikit kasus koperasi
papan nama yang sekadar menjadi sasaran korupsi oleh pengurusnya.
Situasi seperti di atas tentu berdampak negatif terhadap kepercayaan
rakyat terhadap koperasi. Persoalan ini, mungkin, dapat ditarik asalusulnya pada orde baru, yang menjadikan koperasi sebagai pemanis
berpenampilan
kerakyatan
dalam
perampokan
besar-besaran
atas
ekonomi nasional oleh segelintir kroni pejabat dan kaum imperialis.
Namun, tentu saja, persoalan-persoalan ini tidak berlaku mutlak di
semua tempat, karena ada juga koperasi-koperasi yang tetap dapat
berkembang dan berperan positif sesuai kebutuhan anggotanya.
Koperasi sebagai usaha bersama, seperti disebutkan dalam pasal 33
UUD
1945,
sebenarnya
telah
memberikan
ciri
sosialistik,
dalam
pengertian membentuk relasi ekonomi yang setara di antara anggotanya;
atau, adanya kepemilikan dan pengelolaan secara bersama.
Selain itu, tidak seperti usaha ekonomi lainnya, tekanan fungsi
koperasi juga bukan untuk mengakumulasi keuntungan, sehingga bisa
terlepas dari beban keharusan berkompetisi. Meski demikian, tantangan
untuk berkompetisi senantiasa hadir dalam masyarakat kapitalis terlebih
dalam wujud kapitalisme-neoliberal yang berlaku saat ini.
Dalam wujud kapitalisme liberal, yang terjadi sebenarnya bukanlah
kompetisi ekonomi, melainkan pencaplokan modal besar terhadap modal
kecil, dan pemerintah justru memfasilitasi terjadinya
pencaplokan-
pencaplokan tersebut melalui berbagai kebijakan ataupun pembiaran.
Oleh karena itu, pembangunan koperasi perlu ditekankan kembali
sebagai “senjata pertahanan” ekonomi rakyat miskin, dalam perjuangan
melawan monopoli imperialisme sekarang. Tantangan yang dihadapi
tentunya tidak ringan. Disamping membutuhkan keuletan dan kedisiplinan
para anggota, koperasi juga haruslah cerdik menghindarkan diri dari
usaha pencaplokan oleh modal swasta besar yang senantiasa mengintai.
Selain itu, strategi bertahan ini harus disertai strategi menyerang
imperialisme di lapangan politik.
Dengan
adanya
berbagai
permasalahan
tersebut,
dan
demi
tercapainya tujuan dari koperasi tersebut, perlulah di adakan perubahan
secara menyeluruh terhadap system kerja koperasi, mekanisme, peranan
anggota, serta hal-hal lain yang menghambat tumbuhnya kopersi dalam
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Perubahan
mendasar
yang
perlu
dilakukan
yakni
pandangan
masyarakat pada kopersi. Dalam hal ini koperasi perlu menepis atau
menghapuskan komentar tentang image koperasi yang tercemarkan
hanya karena sebagian oknum atau pengurus yang mementingkan pribadi
dengan cara melakukan perubahan terhadap system saat ini, serta
meningkatkan kinerja, dan dan membangun kembali koperasi yang jujur,
dan benar-benar berdasarkan atas kepentingan bersama dan azas
kekeluargaan.
Dengan tercapainya perubahan menjadi koperasi yang lebih baik,
maka permasalahan bangsa dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan
bangsa yang dapat di atasi dengan adanya koperasi yakni :
Dengan adanya koperasi anggota yang membutuhkan kebutuhan
pokok dapat membeli di koperasi dengan harga yang lebih murah.
Anggota
yang
membutuhkan
pinjaman
modal
usaha
dapat
meminjam di koperasi. Dengan demikian para anggota dapat
terbebas dari rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga yang
sangat tinggi.
Bagi anggota yang memiliki hasil produk tertentu juga dapat
menjualnya di koperasi. Demikian pula para petani di desa juga
dapat terhindar dari tengkulak yang membeli hasil panen dengan
harga seenaknya.
Selain dari permasalahan tersebut, masalah lain yang dapat di atasi
oleh
koperasi
Bagaimana
yakni
tidak,
menjadi
sebagian
solusi
untuk
masalah
besar
masyarakat
tenaga
Indonesia
kerja.
masih
menggantungkan hidupnya di sector ini, terutama usaha kecil menengah
(UKM).
Meski pemerintah seakan memandang sebelah mata atau tergolong
minim dalam memberikan dukungan, namun sektor koperasi dan UMKM
terus tumbuh. Bahkan sebelumnya, sektor ini terbukti mampu terus
bertahan meski menghadapi dampak badai krisis moneter pada 1998 dan
akhir 2008 lalu. Dengan kata lain, sebenarnya sektor koperasi dan UMKM
sudah bisa mandiri. Dalam hal ini, dengan minimnya dukungan sektor ini
masih bisa bertahan bahkan semakin menggeliat.
Berdasarkan suatu analisis, sektor koperasi dan UMKM yang
sebagian besar bergerak di usaha informal ini diperkirakan akan tetap
menjadi andalan untuk menyerap banyak tenaga kerja. Artinya, dengan
sumber daya apa adanya serta kemampuan kreativitas serta inovasi yang
terbatas, koperasi dan UMKM tetap bisa menampung jutaan, bahkan
puluhan juta angkatan kerja baru pada 2012 dan tahun-tahun berikutnya.
Sektor ini juga termasuk tidak diskriminatif terhadap latar belakang
tenaga kerja. Mau lulusan pendidikan rendah atau tinggi serta laki-laki
atau perempuan maupun tua atau muda, semua bisa berkecimpung di
sektor koperasi dan UMKM. Hal ini sangat membantu dan terbukti.
Gambar : koperai menjadi solusi masalah tenaga kerja.
Masalah lain yang dapat di atasi yakni dengan adanya koperasi
bank sampah yang menjadi solusi masalah sampah terutama di ibu kota.
Koperasi Bank Sampah merupakan sebuah konsep pengumpulan sampah
kering, seperti karton, majalah, kaleng, dan sampah plastik yang sudah
terkoordinasi dan memiliki jaringan kerja dengan para pelapak sampah di
area tertentu. Konsep Bank Sampah membantu menyadarkan masyarakat
betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang,
sehingga mereka lebih peduli untuk mengelolanya. Mulai dari pemilahan,
pengomposan, hingga menjadikan sampah sebagai barang yang dapat
digunakan kembali dan bernilai ekonomis.
Gambar : Koperasi bank sampah
Serta masih banyak lagi permasalahan-permasalahan bangsa yang
dapat di atasi oleh koperasi dn UMKM, terutama di Indonesia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki peran
yang besar di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat mengambil
kemanfaatan koperasi maka ekonomi masyarakat pun akan kuat. Oleh
karena itu tak heran jika koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang
utama perekonomian di Indonesia.