Penyebab penyakit kerdil rumput adalah v

Penyebab penyakit kerdil rumput adalah virus kerdil rumput. Virus ini disebarkan
oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). (Ilustrasi/istimewa)

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Penyebab penyakit kerdil rumput adalah virus kerdil
rumput. Virus ini disebarkan oleh hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). Gejala
utama penyakit kerdil rumput adalah tanaman yang terinfeksi sangat kerdil dan
banyak anakannya sehingga menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek, kaku,
hijau pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti karat, dan terdapat
percabangan anakan dari buku batang tanaman padi yang terinfeksi.

Tanaman yang terinfeksi virus kerdil rumput biasanya bertahan sampai dewasa,
tetapi hanya menghasilkan sedikit malai yang kecil berwarna coklat dan bulirnya
hampa. Bila infeksi terjadi saat tanaman dewasa biasanya gejalanya tidak akan
berkembang sebelum panen tetapi muncul pada singgangnya setelah panen.

Pengendalian penyakit virus kerdil rumput ini diantaranya perlu dilakukan pergiliran
tanaman (padi dengan palawija), pengaturan air irigasi, dan pemupukan berimbang.
Pergiliran tanaman dengan palawija dapat memutus daur hidup wereng coklat dan
wereng hijau, karena kedua hama tersebut hanya berkembang dengan baik pada
tanaman padi.


Tanaman palawija merupakan tempat berlindung musuh alami hama wereng yaitu
laba-laba. Pengaturan air irigasi cukup penting karena kondisi pengairan
mempengaruhi kelembaban di bawah kanopi. Nimfa wereng coklat tidak dapat
berkembang dengan baik pada kelembaban di bawah kanopi kurang dari 60%.
Pengeringan sawah dapat meningkatkan kematian nimfa wereng coklat. Pemberian
pupuk urea yang berlebihan menyebabkan tanaman sangat baik untuk
perkembangan wereng coklat.

Sementara itu, pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan
musuh-musuh alami wereng coklat. Jenis predator yang diandalkan untuk
mengendalikan wereng adalah dari jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Cyrtorhinus
microvelia). Laba-laba sulit dibiakkan secara massal karena sifatnya yang kanibal.
Sedangkan predator dari jenis kepik dapat diperbanyak dengan cara yang lebih
mudah dibandingkan dengan jenis laba-laba, sehingga dapat dilepas dengan teknik
inundasi.

@jitunews http://jitunews.com/read/25196/virus-kerdil-rumput-dan-caramengatasinya#ixzz4oEPcfhfC
Tanaman padi varietas Cisadane dinyatakan rentan terhadap penyakit kerdil hampa
dan kerdil rumput. Berkenaan dengan hal tersebut perlu diketahui seperti apa
penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput serta bagaimana penyebarannya serta

cara-cara pengendaliannya.
1. Penyakit Kerdil Hampa
Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa padi yang ditularkan secara
persisten oleh wereng cokelat (Nilaparvata lugens Stal.) dan spesies lain dalam
genus Nilaparvata (Hibino 1989; Milne and Ling 1982). Virus ini dapat
memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalui telur, air,
tanah, biji maupun secara mekanik (Chetanachi et al.,1979; Ling et al.,1978).
Apa Gejalanya, Bagaimana Penyebarannya, dan Epidemiologi
Tanaman padi yang diserang pertumbuhannya kerdil, daun bendera agak pendek,
dan warna daun menjadi hijau tua. Daun yang baru tumbuh sering memutar dan
tepinya robek, anakan bercabang dan terdapat bengkakan sepanjang tulang daun,
keluiarnya malai terhambat dan menyebabkan bulir menjadi hampa (Hibino et
al.,1977).Secara alamiah sumber penyakit telah terpelihara di daerah endemis
wereng cokelat, hal tersebut disebabkan karena wereng cokelat mempunyai
kemampuan terbang yang jauh dan mampu melintas lautan.
2. Penyakit Kerdil Rumput
Sama halnya dengan penyakit kerdil hampa, penyakit ini juga disebabkan oleh virus
kerdil rumput padi yang berbentuk benang halus sekali (filamentous thread)
melingkar dengan diameter 6-8 mm dan panjang bervariasi antara 950-1.350 mm,
menghasilkan protein noncapsid yang berlimpah, mengandung RNA utas tunggal

dan utas ganda (Hibino et al.,1985). Partikel virus ini serupa dengan virus penyebab
penyakit daun bergaris (rice stripe virus) di Jepang.
Apa Gejalanya, Bagaimana Penyebarannya, dan Epidemiologi
Tanaman padi yang diserang akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan sangat banyak, tumbuhnya tegak, daun
menjadi pendek, sempit, berwarna hijau pucat atau kekuningan dengan bercakbercak berwarna cokelat, kadang-kadang muncul gejala belang. Tingkat kerusakan
ditentukan oleh varietas padi dan umur tanaman pada saat terinfeksi. Pada
umumnya semakin tua umur tanaman pada saat terinfeksi, semakin rendah

persentase pertanaman yang rusak bahkan gejala penyakit tidak tampak sampai
tanaman dipanen. Gejalanya baru akan tampak pada ratun sehabis panen (Ling,
1972). Penularan virus kerdil rumput terjadi secara persisten oleh wereng cokelat
Nilaparvata lugens dan dua spesies Nilaparvata lainnya. Virus ini dapat
memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalu telur. Virus
ini juga mempengaruhi umur dan reproduksi vektornya. Bila terjadi ledakan
serangan wereng cokelat yang merupakan vektor dari ke dua virus tersebut maka
akan timbul endemi penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput. Penyebaran penyakit
kerdil hampa dan kerdil rumput di lapangan tergantung pada beberapa faktor,
antara lain serangga vektor, sumber virus, varietas padi dan faktor lingkungan.
Bagaimanakah Cara Pengendalian Ke Dua Penyakit Ini ?

Pengendalian penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa dilakukan dengan
pengintegrasian beberapa cara pengendalian dalam satu sistem terutama ditujukan
untuk mengendalikan vektor, yaitu dengan cara penanaman varietas tahan,
penghilangan suber virus, cara bercocok tanam, pengendalian biologi,
penyemprotan pestisida berdasarkan hasil pengamatan.
Penanaman Varietas Tahan
Agar tidak terjadi serangan maka di wilayah endemis wereng cokelat, pada musim
hujan harus menggunakan varietas yang tahan sesuai dengan biotipe yang
berkembang di satu lokasi. Varietas yang tahan wereng coklat adalah Varietas
Unggul Tahan Wereng (VUTW)-1 dan 2. VUTW-1 merupakan varietas yang tahan
terhadap wereng cokelat biotipe 1, yaitu PB26, PB28, PB30, PB34, Asahan, Citarum,
dan Brantas sedangkan VUTW-2 yang tahan terhadap wereng cokelat biotipe 2 yaitu
PB32, PB36, PB38, PB42, Cisadane, Cimandiri dan Ayung. Selain itu PB56 dan Kelara
adalah varietas yang tahan wereng cokelat biotipe Sumatera Utara.
Menghilangkan Sumber Infeksi
Untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa
dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman yang terinfeksi, sisa-sisa
tanaman, dan ratun. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara sanitasi secara
selektif terhadap tanaman yang diduga dapat berfungsi sebagai inang virus atau
wereng cokelat.

Cara Bercocok Tanam
Pengendalian penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput yang perlu dilakukan dalam
bercocok tanam padi adalah dengan melakukan pergiliran tanaman (padi dengan
palawija), pengaturan air irigasi, dan pemupukan berimbang. Pergiliran tanaman
dengan palawija dapat memutus daur hidup wereng cokelat dan wereng hijau,
karena ke dua hama tersebut hanya berkembang dengan baik pada tanaman padi.
Tanaman palawija merupakan tempat berlindung musuh alami hama wereng yaitu

laba-laba. Pengaturan air irigasi cukup penting karena kondisi pengairan
mempengaruhi kelembaban di bawah kanopi. Nimfa wereng cokelat tidak dapat
berkembang dengan baik pada kelembaban di bawah kanopi kurang dari 60%
(Isichaikul et al.,1994). Pengeringan sawah dapat meningkatkan kematian nimfa
wereng cokelat. Pemberian pupuk urea yang berlebihan menyebabkan tanaman
sangat baik untuk perkembangan wereng cokelat.
Pengendalian Dengan Cara Biologi
Pengendalian secara biologi dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami
wereng cokelat. Jenis predator yang dihandalkan untuk mengendalikan wereng
adalah dari jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Cyrtorhinus Microvelia). Laba-laba
sulit dibiakkan secara massal karena sifatnya yang kanibal. Sedangkan predator
dari jenis kepik dapat diperbanyak dengan cara yang lebih mudah dibandingkan

dengan jenis laba-laba, sehingga dapat dilepas dengan teknik inundasi.
Pestisida
Penggunaan pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana dengan
berdasarkan hasil monitoring populasi. Pengambilan keputusan pengendalian hama
wereng cokelat dengan pestisida dapat didasarkan pada ambang kendali yang
mempertimbangkan populasi musuh alami, keputusan pengendalian ditetapkan
dengan formula Baehaki (Baehaki, 1999).
Insektisida yang manjur mengendalikan hama wereng cokelat dan wereng
punggung putih diantaranya adalah fipronil dan imidakloprid. Jenis insektisida
buprofezin dapat digunakan untuk pengendalian wereng cokelat populasi generasi 1
atau 2, sedangkan fipronil dan imidakloprid untuk wereng cokelat generasi 1, 2, 3
dan 4. Bahan kimia nabati yang dapat membunuh wereng cokelat adalah dari
ekstrak tanaman nimba. Penggunaan pestisida nabati tidak dapat disamakan
dengan insektisida an-organik. Penggunaan pestisida nabati dianjurkan mulai dari
saat populasi wereng cokelat masih di bawah ambang kendala