T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak yang beralamat di Jalan Raya
Semarang Purwodadi Km. 37 Desa Mijen Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Status
sekolah SD ini merupakan sekolah negeri, status
akreditasi sekolah B, untuk waktu penyelenggaraannya dilakukan pada pagi hari. SDN Mijen 3 ini
merupakan Gugus Sekolah Imbas dengan kategori
sekolah SD SPM (Sekolah Pelayanan Minimal). SDN
Mijen 3 ini telah melaksanakan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), kurikulum yang digunakan adalah
KTSP dan sekolah ini menerima bantuan dana BOS.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan
Pembelajaran melalui Manajemen BOS di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak
Aktivitas guru dalam upaya mengoptimalisasi

pembelajaran dengan melihat dari segi perencanaan,
pengorganisasian,
proses

belajar

pengarahan,
mengajar

dan

yang

pengendalian
baik

dengan
45

mendayagunakan bantuan dana BOS yang diberikan

kepada sekolah oleh pemerintah pusat yang fungsinya
untuk memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak tentunya sesuai dengan aturan yang sudah
ditetapkan.
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak bahwa penggunaan dana BOS
dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dengan
berpanduan pada aturan yang ada yaitu sesuai
dengan RKA atau RAPBS yang disusun sebelum tahun
ajaran baru, pengelolaannya sendiri dilaksanakan
secara

transparan,

akuntabel,

dipertanggungjawabkan


setiap

sedangkan

tidak

semua

siswa

jujur

dan

triwulannya,
dipungut

biaya

pendidikan karena kebutuhan siswa sudah dicukupi

oleh dana BOS tersebut.
Upaya

guru

dalam

mengoptimalisasi

pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak ini sebelumnya dilakukan guru
dengan mengelola dana BOS yang ada dahulu, hal
tersebut dimaksudkan supaya dalam penggunaan BOS
nantinya dalam proses pembelajaran dapat digunakan
secara optimal sesuai dengan kebutuhan. Keuangan
dana BOS ini memang perlu dimanajemen dengan
baik, supaya tidak terjadi pemborosan disatu sisi dan
disisi lainnya mengalami kekurangan. Pengelolaan
atau manajemen BOS dalam proses pendidikan adalah
46


semua kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan,
pengorganisasian,

pelaksanaan

dan

pertanggung-

jawaban dana pendidikan di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak. Untuk mengetahui manajemen dana BOS di
SDN

Mijen

3

Kebonagung


Demak

melakukan

wawancara

dan

memperoleh

dokumentasi

secara

peneliti

observasi

telah
serta


langsung

pada

kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah.
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada proses pembiayaan dana BOS pada tahap
ini

anggaran

pengelolaan

memegang
dana


peranan

BOS

karena

penting

dalam

mencerminkan

kekuatan lembaga atau organisasi dalam mencapai
tujuan

secara

efektif

dan


efisien.

Dalam

dunia

pendidikan tidak terkecuali SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak, sebelum melakukan kegiatan satu tahun
mendatang terlebih dahulu membuat perencanaan
anggaran atau lebih dikenal dengan RAPBS (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). Dalam
melakukan perencanaan pada dana BOS ini SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak melakukan identifikasi
dan analisis factor yang mempengaruhi terhadap
perencanaan

keuangan

sekolah


yang

meliputi

penyusunan anggaran, strategi anggaran, sumber
pendanaan sekolah, pengeluaran sekolah dan mencari
sumber dana lain. Dana BOS yang diperoleh di SDN
47

Mijen 3 Kebonagung Demak ini merupakan salah satu
factor

penting

keberhasilan

penyelenggaraan

pendidikan, karena itu dana BOS ini harus dikelola

oleh

orang

yang

bertanggungjawab

dan

dapat

dipercaya. RAPBS ini menjabarkan program serta
biaya yang dibutuhkan untuk satu tahun ajaran
mendatang sebagai acuan dan pengendalian dalam
penggunaan

dana

sekolah

yang

meliputi

sarana

prasarana sekolah dan pengembangan profesi guru.
Perencanaan ini dilakukan pada tiap awal tahun
ajaran dengan melibatkan pihak sekolah yang terkait.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti pada kepala sekolah, ada beberapa hal yang
menjadi

pertimbangan

penyusunan

perencanaan

pembiayaan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, yaitu
1) kebutuhan selama satu tahun mendatang, 2) hasil
evaluasi APBS tahun sebelumnya, dan 3) dana yang
dialokasikan dari yayasan untuk satu tahun.
Perencanaan BOS yang dilaksanakan oleh Tim
Manajemen BOS sekolah diimplementasikan ke dalam
Rencana Anggaran pendapat dan Belanja Sekolah
(RAPBS).
komite

Disusun
sekolah,

Pembahasan

bersama
dan

melibatkan

oleh

orang

kepala
tua/wali

seluruh

sekolah,
siswa.

stakeholder

pendidikan yang berkepentingan di sekolah akan
menghasilkan suatu perencanaan yang cermat, efektif,
dan efisien dalam pengelolaan dana BOS. Temuan
data mengenai pengelolaan BOS di SD Negeri Mijen 3
sebagai berikut: 1) perencanaan melibatkan seluruh
48

komponen sekolah meliputi kepala sekolah selaku
ketua Tim Manajemen BOS sekolah, komite sekolah,
dewan guru, serta perwakilan orang/wali siswa, 2)
sebelum

merumuskan

RAPBS

diawali

dengan

melakukan evaluasi diri sekolah serta analisis SWOT
untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah, 3) sekolah
bersikap terbuka dalam proses perencanaan dimana
bersedia menerima saran dan masukan dari komite,
guru, dan orang tua/wali siswa, 4) ada respon positif
dan

komitmen

sekolah

bersama

untuk

dari

seluruh

memajukan

komponen

sekolah

melalui

penyusunan RAPBS sekolah.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian

merupakan

keseluruhan

proses pengelompokkan orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggungjawab dan wewenang untuk menciptakan
organisasi

yang

dapat

digerakkan

sebagai

suatu

kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti bahwa upaya SDN Mijen
3

Kebonagung

pengorganisasian

Demak

dalam

terhadap

melakukan

pemasukan

dan

pengeluaran dana BOS diwujudkan dalam Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kegiatan
kepada

pengorganisasian
seorang

dana

bendahara

BOS

diserahkan

sekolah

yang

bertanggungjawab dalam mengelola baik pemasukan
dan pengeluaran dana BOS yang digunakan untuk
49

pembelian sarana prasarana sekolah dan pendukung
lain

dalam

proses

pembelajaran

SDN

Mijen

3

Kebonagung Demak.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi terhadap
rencana pembiayaan (RAPBS) yang telah disetujui oleh
sekolah.

Dalam

hal

ini

setiap

pengeluaran

dan

pemasukan sekolah harus dilakukan pencatatan oleh
bendahara dengan teliti. Dalam pelaksanaan anggaran
BOS meliputi penerimaan dan pengeluaran.
a. Penerimaan pada realisasi penerimaan dana di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak seluruhnya bersumber
dari penerimaan dana BOS. Dana BOS yang
didapat pada tahun ajaran lalu 2013/2014 setelah
disusun RAPBS yaitu sebesar Rp 77.969.933,-.
b. Pengeluaran Setelah SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak menerima dana BOS dari pemerintah pusat
secara berkala, selanjutnya dana BOS tersebut
digunakan untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Selama

satu

tahun

tersebut

sekolah

juga

mengeluarkan dana tiap bulannya seperti dana
untuk program sekolah meliputi: pengembangan
kompetensi kelulusan, pengembangan kurikulum,
pengembangan

standar

proses,

pengembangan

pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan
saspras,

pengembangan

pengembangan

standar

standar

pengelolaan,

pembiayaan

serta

pengembangan dan implementasi sistem penilaian.
50

Pelaksanaan program BOS harus diupayakan
sesuai

dengan

RAPBS.

Disusun

bersama

oleh

komponen sekolah mulai dari kegiatan penerimaan
dana BOS hingga kegiatan pengeluaran sesuai RAPBS.
Terkait dengan pelaksanaan program BOS di SD
Negeri Mijen 3

dikemukakan temuan penelitian

sebagai berikut: 1) terdapat dua komponen kegiatan
yang tidak dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS SD
Negeri Candisari 1 dalam mengalokasikan anggaran
BOS yaitu: (a) pembelian komputer desktop, dan (b)
pemberian transport siswa miskin, 2) Kepala sekolah
dan Tim Manajemen BOS SD Negeri Candisari 1
mengalihkan alokasi dana untuk empat kegiatan
peningkatan mutu pendidikan yaitu: (a) pembelian
buku

teks

remedial,

pelajaran,

pengayaan,

(b)
dan

pembiayaan
pemantapan

kegiatan
persiapan

ujian, (c) pembiayaan peralatan sekolah, dan (d)
pengembangan profesi guru, 3) masih kurangnya
dukungan orang tua/wali siswa dalam mendukung
pendanaan melalui sumbangan sukarela.
4. Pengawasan
Setelah alokasi pembiayaan, maka kegiatan
selanjutnya

adalah

pengawasan.

Pengawasan

anggaran dana BOS bertujuan untuk melihat sejauh
mana efektivitas dan efisiensi sumber-sumber dana
yang tersedia. Melalui pengawasan ini diharapkan
proses penggunaan anggaran dapat berjalan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Dari hasil
wawancara penulis dengan kepala sekolah, guru dan
51

bendahara sekolah, pengawasan yang dilakukan di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak bersifat internal dan
eksternal, yaitu: a) internal, pengawasan internal ini
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan.
Selaku

pimpinan,

kepala

sekolah

melakukan

manajemen terhadap pembiayaan kegiatan di sekolah.
Setiap transaksi yang dilakukan oleh bendahara harus
sepengetahuan kepala sekolah. Sebagai manajer atau
pimpinan,

kepala

pengawasan

sekolah

dengan

melakukan

melihat

laporan

kegiatan

dan

proses

pemasukan dan pengeluaran dana. b) eskternal,
sedangkan
Komite

pengawasan

Sekolah

eksternal

SDN

Mijen

dilakukan
3

oleh

Kebonagung

Demak.Dalam hal ini pengawasan diwujudkan dalam
bentuk laporan tertulis dan laopran lisan.
Berdasarkan

uraian

di

atas

maka

dapat

disimpulkan bahwa pengelolaan dana BOS di SDN
Mijen

3

Kebonagung

Demak

dilakukan

secara

bertahap yaitu dengan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan

aktifitas

guru

dan

dalam

pengawasan.

berupaya

Sedangkan

mengoptimalisasi

pembelajaran dana BOS di SDN Mijen 3 ini dilakukan
secara

terencana

seperti

prosedur

yang

ada.

Sedangkan optimalisasi proses pembelajaran mengajar
sendiri merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas
dari tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah
mengelola proses
berusaha

untuk

belajar

mengajar yang selalu

meningkatkan

kualitas

belajar.

Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) peran guru dalam
52

pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas
siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama
yaitu: 1). merencanaan pembelajaran, yang terinci
dalam

empat

sub

kemampuan

yaitu

perumusan

tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran,
penetapan

kegiatan

belajar

mengajar,

penetapan

metode dan media pembelajaran, penetapan alat
evaluasi. 2). pelaksanaan pengajaran yang termasuk di
dalamnya

adalah

penilaian

pencapaian

tujuan

pembelajaran. 3). mengevaluasi pembelajaran dimana
evaluasi

ini

merupakan

salah

satu

komponen

pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan,
dan

keefektifan

proses

pembelajaran

yang

dilaksanakan. 4). memberikan umpan balik. Menurut
Stone (dalam Sumiati dan Asra, 2009: 7) umpan balik
mempunyai

fungsi

memelihara

minat

untuk
dan

membantu

antusias

siswa

siswa
dalam

melaksanakan tugas belajar. Pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak dalam optimalisasi pelaksanaan BOS aktifitas
guru yang dilakukan pertama kali adalah dengan
merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat
sub

kemampuan

pembelajaran,
penetapan

yaitu

penetapan

kegiatan

belajar

perumusan
materi

tujuan

pembelajaran,

mengajar,

penetapan

metode dan media pembelajaran, penetapan alat
53

evaluasi. Dalam kegiatan ini guru SDN Mijen 3
Kebonagung Demak melakukan rapat bersama yang
pertama untuk membahas tentang arti atau maksud
dari pembelajaran yang akan disampaikan nantinya
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
guru bisa menjelaskan dulu maksud dari pelajaran
yang akan disampaikan pada peserta didiknya. Yang
kedua menetapkan materi pembelajaran yang akan
disampaikan pada peserta didik. Materi tersebut
tentunya

berlandaskan

dengan

kurikulum

KTSP,

Silabus dan RPP yang telah dibahas juga sebelumnya.
Yang ketiga penetapan kegiatan belajar mengajar.
Dalam

penetapan

kegiatan

belajar

mengajar

ini

anggota rapat melakukan diskusi bersama dengan
membahas kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
dilakukan

dalam

pembelajaran

yang

akan

membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk giat
belajar dalam proses KBM di kelas. Kegiatan dalam
belajar mengajar yang akan dilakukan di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak ini nantinya akan dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas. pembahasan dalam
rapat selanjutnya adalah dalam menetapkan metode
dan media pembelajaran. Hal ini dimaksudkan dalam
proses

kegiatan

belajar

mengajar

nantinya

guru

dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran
bagaimana

yang

akan

mampu

membuat

siswa

semangat untuk belajar selain itu penggunaan media
pembelajaran yang digunakan sehingga siswa akan
mampu mengerti lebih jelas penjelasan guru. Dan hal
54

terakhir yang diulas dalam perencanaan pembelajaran
di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak adalah penetapan
alat evaluasi. Yaitu alat yang digunakan guru nantinya
untuk mengetahui hasil atau evaluasi tahap akhir
setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap perencanaan pembelajaran ini SDN
Mijen

3

Kebonagung

Demak

untuk

melengkapi

kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar menggunakan anggaran dari dana
BOS yang diperoleh. Berdasarkan hasil dokumentasi
yang diperoleh peneliti bahwa anggaran dana BOS
tersebut digunakan untuk melengkapi sarana dan
prasarana serta fasilitas sekolah yang digunakan
dalam proses KBM.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran.
Pada

tahap

melakukan

pelaksanaan

pembelajaran

penilaian

pencapaian

ini

guru
tujuan

pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya dalam perencanaan pembelajaran
berhasil atau tidak. Pelaksanaan pembelajaran ini
dilakukan guru dengan menggunakan media serta
metode pembelajaran yang telah direncanakan dan
dibeli

sebelumnya

dengan

anggaran

dana

BOS,

misalnya penggunaan LCD, computer atau laptop dan
media-media pembelajaran yang lainnya.
Tahap ketiga yaitu mengevaluasi pembelajaran
dimana evaluasi ini merupakan salah satu komponen
pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan,
dan

keefektifan

proses

pembelajaran

yang
55

dilaksanakan.

Dalam

tahap

evaluasi

ini

guru

melakukan penilaian dari pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya. Tes tersebut dapat berupa tes tertulis
dan tes lisan. Jika ternyata masih ada kekurangan
dari tahap evaluasi ini maka kepala sekolah akan
segera menindaklanjutinya dengan cara mengirim
guru pada workshop atau pelatihan-pelatihan guru
KKG

yang

fungsinya

untuk

meningkatkan

mutu

pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.
Semua

anggaran

untuk

mengirim

guru

dalam

pelatihan-pelatihan guru atau workshop tentunya juga
diambil dari dana BOS. Sesuai dengan perencanaan
yang

telah

dibuat

sebelumnya

dalam

RAPBS.

Kemudian untuk penyusunan tes ataupun kegiatan
yang lain dalam proses KBM ini tentunya SDN Mijen 3
Kebonagung menggunakan anggaran dari dana BOS
yang telah ada.
Pada tahap terakhir adalah memberikan umpan
balik. Tahap ini dilaksanakan ketika proses evaluasi
telah selesai dan sudah diketahui hasilnya sudah
baikkah

atau

masih

buruk

hasilnya

pada

pembelajaran.jika kiranya masih jelek dan kurang
bagus

padahal

sudah

menggunakan

kelengkapan

media pembelajaran serta metode pembelajaran maka
kepala sekolah akan melakukan umpan balik pada
guru atau pada siswa. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melihat kekurangan apa yang masih harus
diperlukan
mutu
56

sehingga

pembelajaran.

akan

mampu

Setelah

meningkatkan

umpan

balik

ini

dilaksanakan baru melakukan tindaklanjut pada guru
yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan

bahwa

aktifitas

guru

dalam

upaya

optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dilakukan dengan
pengelolaan
perencanaan,

BOS

yang

tersusun

pengorganisasian,

rapi

dengan

pelaksanaan

dan

pengawasan kemudian selain itu adanya optimalisasi
pembelajaran

yang

menggunakan
pembelajaran

dilakukan

sarana
yang

secara

prasarana

mampu

bertahap

serta

strategi

meningkatkan

mutu

pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
dengan penggunaan anggaran dari dana BOS yang
diperoleh sekolah. Selain itu dalam pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN Mijen 3
Kebonagung
anggaran

Demak,

dana

meliputi:

BOS

(a)

dituangkan

Perencanaan
dalam

bentuk

Rencana Penggunaan Dana BOS. Proses penyusunan
Rencana

Penggunaan

Dana

BOS

diawali

dari

penyusunan RKS, penyusunan draft RKAS, pengkajian
dan

kesepakatan

pengesahan

RKAS,

draft

RKAS,

kemudian

sampai
disusun

dengan
Rencana

Penggunaan Dana BOS oleh kepala sekolah dan
bendahara BOS. (b) Pelaksanaan pengelolaan dana
BOS diawali dengan kegiatan penyaluran dana BOS
dengan melaporkan data jumlah murid dalam bentuk
LKIS. Mekanisme penggunaan dana BOS yaitu dimulai
dengan

pengajuan

kebutuhan

oleh

guru

dan
57

karyawan,

penentuan

alokasi

sumber

dana,

pembelanjaan barang oleh tim belanja barang, sampai
dengan

barang

diterima

dan

diinventarisir

oleh

penerima barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan
dalam

bentuk

Realisasi

Penggunaan

Dana

BOS

disertai lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana
BOS.

Pelaporan

tertulis

manajemen BOS

dilakukan

Kabupaten setiap

kepada

tim

triwulan dan

dipajang di papan pengumuman sekolah. (c) Evaluasi
penggunaan dana BOS dilakukan secara insidental
dalam

bentuk

pengawasan

melekat

oleh

kepala

sekolah dan monitoring internal dilakukan oleh tim
manajemen BOS Kabupaten.
Kegiatan pelaporan pelaksanaan program BOS
yang dilaksanakan di SD Negeri Mijen 3, antara lain:
1) membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan
sebagai bahan informasi bagi kepala sekolah serta
untuk meminimalkan kesalahan penyusunan laporan
yang akan dikirim kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten, 2) sistematika penyusunan laporan telah
sesuai dengan petunjuk penyusunan laporan yang
tertuang dalam buku panduan BOS.

4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Upaya

Peningkatan

Pembelajaran

melalui

Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak

58

Faktor

pendukung

dan

penghambat

dalam

upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
BOS merupakan salah satu factor yang ditemui baik
oleh kepala sekolah, guru maupun komite sekolah
dalam kegiatan pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak.
Dalam proses pembiayaan pendidikan seperti
dana BOS ini tidak terlepas dari segala macam
hambatan dan pendukung. Hal tersebut pula yang
dialami di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak pada
aktifitas guru dalam upaya untuk mengoptimalisasi
pembelajaran melalui dana BOS. Hambatan dan
pendukung tersebut seperti yang diutarakan oleh
kepala sekolah SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
berikut ini:
“Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak ini ternyata kami
mengalami hambatan namun juga ada factor
pendukung
yang
bisa
jadi
penyeimbang
terlaksananya
aktifitas
guru
dalam
mengoptimalisasi
pembelajaran
dengan
pengelolaan dana BOS. Hambatan tersebut antara
lain adalah pencairan dana BOS yang tidak tepat
atau sering terlambat, sesuai dengan ketentuan
pencairan dana BOS tiap triwulan dan pencairan
dapat dicairkan pada awal bulan triwulan, tapi
yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013.
Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua JuliDesember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi
sekolah karena akan mengganggun pelaksana
kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan
belajar dituntut harus berjalan akan tetapi disisi
lain dana untuk operasional belum tersedia.”

59

“Persoalan ini yang sering menjadikan pihak
sekolah menjadi pusing karena harus mencarikan
dana dengan berbagai upaya agar proses belajar
mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana yang
menunjang pembelajaran dapat terlengkapi.
Kemudian kurangnya kelengkapan perpustakaan
yang harus dibeli secepatnya sedangkan anggaran
dana BOS sudah dibagi pembiayaannya untuk
kelengkapan yang lainnya. Kemudian untuk factor
pendukungnya adalah Faktor pendukung secara
internal adalah adanya staf pengelola yang
berkualitas dan professional, serta berjalannya
mekanisme organisasi sesuai prinsip-prinsip
administrasi. Faktor pendukung eksternal adalah
adanya kerjasama dan koordinasi yang baik
antara sekolah dengan komite.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka
dapat diketahui bahwa Aktifitas guru dalam upaya
mengoptimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
dana BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
mengalami

hambatan

dalam

pelaksanaannya.

Hambatan tersebut yaitu pencairan dana BOS yang
tidak tepat atau sering terlambat, sesuai dengan
ketentuan pencairan dana BOS tiap triwulan dan
pencairan dapat dicairkan pada awal bulan triwulan,
tapi yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013.
Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua JuliDesember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi sekolah
karena akan mengganggu pelaksana kegiatan belajar
mengajar, padahal kegiatan belajar dituntut harus
berjalan akan tetapi disisi lain dana untuk operasional
belum tersedia. Persoalan ini yang sering menjadikan
pihak
60

sekolah

menjadi

pusing

karena

harus

mencarikan dana dengan berbagai upaya agar proses
belajar mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana yang menunjang
pembelajaran dapat terlengkapi. Kemudian kurangnya
kelengkapan

perpustakaan

yang

harus

dibeli

secepatnya sedangkan anggaran dana BOS sudah
dibagi

pembiayaannya

untuk

kelengkapan

yang

lainnya.
Selain factor penghambat aktifitas guru dalam
upaya

mengoptimalisasi

pembelajaran

melalui

optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga
mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya.
Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri
dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan
factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara
internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas
dan

professional,

serta

berjalannya

mekanisme

organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor
pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.

4.3. Pembahasan
4.3.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan
Pembelajaran melalui Pengelolaan BOS di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak

61

Aktifitas

guru

dalam

upaya

optimalisasi

pembelajaran melalui pengelolaan BOS merupakan
salah

satu

kegiatan

proses

pembelajaran

yang

dilakukan guru dengan maksud untuk menggunakan
dan mengelola dana BOS yang diberikan sekolah yang
bersangkutan

secara

terinci

dan

dalam

upaya

teroptimalisasi

dengan baik dan benar.
Aktifitas

guru

optimalisasi

pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak dilakukan dengan pengelolaan
BOS

yang

tersusun

pengorganisasian,

rapi

dengan

pelaksanaan

perencanaan,

dan

pengawasan

kemudian selain itu adanya optimalisasi pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap menggunakan sarana
prasarana serta strategi pembelajaran yang mampu
meningkatkan mutu pembelajaran di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak dengan penggunaan anggaran
dari dana BOS yang diperoleh sekolah. Selain itu
dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, meliputi:
1. Perencanaan anggaran dana BOS dituangkan dalam
bentuk Rencana Penggunaan Dana BOS. Proses
penyusunan

Rencana

Penggunaan

Dana

BOS

diawali dari penyusunan RKS, penyusunan draft
RKAS, pengkajian dan kesepakatan draft RKAS,
sampai

dengan

pengesahan

RKAS,

kemudian

disusun Rencana Penggunaan Dana BOS oleh
kepala sekolah dan bendahara BOS.

62

2. Pelaksanaan pengelolaan dana BOS diawali dengan
kegiatan penyaluran dana BOS dengan melaporkan
data jumlah murid dalam bentuk LKIS. Mekanisme
penggunaan

dana

BOS

yaitu

dimulai

dengan

pengajuan kebutuhan oleh guru dan karyawan,
penentuan alokasi sumber dana, pembelanjaan
barang oleh tim belanja barang, sampai dengan
barang diterima dan diinventarisir oleh penerima
barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan dalam
bentuk Realisasi Penggunaan Dana BOS disertai
lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana BOS.
Pelaporan

tertulis

dilakukan

kepada

tim

manajemen BOS Kabupaten setiap triwulan dan
dipajang di papan pengumuman sekolah.
3. Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan secara
insidental dalam bentuk pengawasan melekat oleh
kepala sekolah dan monitoring internal dilakukan
oleh tim manajemen BOS Kabupaten.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Kusno,
Masluyah Suib, Wahyudi (tt) dalam Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar
Negeri. Hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SD Negeri 01 Muara Pawan Kabupaten Ketapang
telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang
tertuang di dalam buku panduan BOS yang meliputi
unsur

perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan

evaluasi, serta pelaporan dana BOS.

63

Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi (tt). persamaan dari
kedua penelitian ini adalah bahwa pengelolaan dana
Bantuan

Operasional

Sekolah

(BOS)

telah

dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang tertuang
di dalam buku panduan BOS yang

meliputi

unsur

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi,
serta

pelaporan

dana

BOS.

Namun

perbedaan

penelitian ini adalah jika penelitian sekarang selain
untuk melihat pengelolaan BOS tetapi juga untuk
melihat aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS, sedangkan
penelitian yang dilakukan Kusno, Masluyah Suib,
Wahyudi

(tt)

hanya

untuk

mengungkap

bahwa

pengelolaan dana BOS telah dilaksanakan sesuai
dengan mekanisme yang sudah ada.
Penelitian

ini

juga

pernah

dilakukan

oleh

Abdurrahman (2010). Pengelolaan Dana BOS Guna
Pemberdayaan pembelajaran di SDN 1 Purworejo
Tahun

ajaran

2008/2009.

Hasil

penelitian

menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran di
SDN 1 Purworejo Tahun ajaran 2008/2009 menjadi
lebih baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana
BOS

yang

profesional.

Dana

BOS

mampu

memfasilitasi anggaran pendidikan siswa tanpa harus
memungut biaya pada wali siswa, sehingga menjadi
hal menonjol dan menarik dengan motto “Sekolah
Gratis”. Hal ini berdampak positif pada jumlah siswa
64

yang mencukupi target baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian terdahulu. Persamaannya
adalah bahwa pengelolaan pembelajaran menjadi lebih
baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana BOS
yang profesional. Namun perbedaannya adalah jika
penelitian

sekarang

melengkapi
prasarana

dana

BOS

fasilitas-fasilitas
pembelajaran

sedangkan

pada

diberikan

serta

yang

penelitian

masih
yang

untuk

sarana

dan

belum

ada,

dilakukan

Abdurrahman (2010) yaitu bahwa dana BOS diberikan
untuk memberdayakan pembelajaran sehingga pada
sekolah yang mendapat anggaran dana BOS ini
merupakan sekolah gratis.

4.3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Upaya

Peningkatan

Pembelajaran

melalui

Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak
Faktor

pendukung

dan

penghambat

dalam

upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
BOS merupakan hal yang pasti akan ditemui dalam
setiap pelaksanaannya. Untuk itu pastinya kepala
sekolah dalam kegiatan ini mempunyai strategi untuk
mengantisipasi hambatan yang nantinya ditemui.
Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di SDN
65

Mijen 3 Kebonagung Demak mengalami hambatan
dalam

pelaksanaannya.

Hambatan

tersebut

yaitu

pencairan dana BOS yang tidak tepat atau sering
terlambat, sesuai dengan ketentuan pencairan dana
BOS tiap triwulan dan pencairan dapat dicairkan pada
awal bulan triwulan, tapi yang terjadi untuk dana BOS
tahun 2013. Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap
pertama bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua
Juli-Desember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi
sekolah

karena

akan

mengganggun

pelaksana

kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan belajar
dituntut harus berjalan akan tetapi disisi lain dana
untuk operasional belum tersedia. Persoalan ini yang
sering menjadikan pihak sekolah menjadi pusing
karena harus mencarikan dana dengan berbagai
upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan
lancar

dan

prasarana
terlengkapi.

fasilitas
yang

pembelajaran

menunjang

Kemudian

atau

pembelajaran

kurangnya

sarana
dapat

kelengkapan

perpustakaan yang harus dibeli secepatnya sedangkan
anggaran dana BOS sudah dibagi pembiayaannya
untuk kelengkapan yang lainnya.
Selain factor penghambat aktifitas guru dalam
upaya

mengoptimalisasi

pembelajaran

melalui

optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga
mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya.
Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri
dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan
factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara
66

internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas
dan

professional,

serta

berjalannya

mekanisme

organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor
pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.
Penelitian

ini

juga

pernah

dilakukan

oleh

penelitian Eka Anggraini dan Mayarni (2013), dalam
judul

Evaluasi

Program

BOS

dalam

Peningkatan

Sarana Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanaan program BOS dalam peningkatan
sarana pendidikan di

sekolah dasar di Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang
baik karena masih banyak sekolah yang belum
mempunyai
proses

sarana

yang

pembelajaran

mendukung

yang

kelancaran

lengkap

terutama

sekolah negeri.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka
Anggraini dan Mayarni (2013). Persamaannya bahwa
pengelolaan dana BOS masih belum mencukupi untuk
melengkapi kekurangan sarana prasarana pendukung
pembelajaran.

Namun

perbedaannya

adalah

jika

penelitian sekarang selain penghambatnya kurangnya
pencairan dana BOS untuk melengkapi kekurangan
fasilitas

sarana

prasarana

tapi

juga

kadang

terlambatnya pencairan dana BOS yang turun ke
sekolahan sehingga membuat kelimpungan dari pihak
sekolah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Eka Anggraini dan Mayarni (2013) mengungkap bahwa
67

dalam pelaksanaan program BOS dalam peningkatan
sarana pendidikan di sekolah dasar di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang
baik karena masih banyak sekolah yang belum
mempunyai
proses

sarana

yang

pembelajaran

mendukung

yang

kelancaran

lengkap

terutama

sekolah negeri.
Penelitian sekarang juga pernah dilakukan oleh
Abdul Kadir Karding (2008), dalam judul Evaluasi
Pelaksanaan Program Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) Sekolah Menengah Pertama Negeri di kota
Semarang. Rekomendasi antara lain, searah tujuan
BOS hendaknya pemanfaatan dana BOS benar-benar
diarahkan untuk operasional sekolah yang menunjang
kelancaran proses belajar, sumber dana sekolah
berasal dari APBD, BOS dan Sumbangan orang tua
siswa, ketiga komponen ternyata sumbangan orang
tua murid paling dominan. Keberadaan BOS tetap
dipertahankan. Jumlah anggaran perlu ditingkatkan
dan

serta

realisasi

pencairan

dana

BOS

yang

dilakukan tiap triwulan dan pencairannya diawal
bulan harus dapat terwujud, Hal ini dimaksudkan
agar efektif. Agar sasaran BOS tercapai secara efektif
yaitu memberikan akses bagi siswa keluarga miskin
maupun siswa keluarga tidak mampu mendapatkan
layanan

pendidikan

seharusnya

untuk

dasar

yang

melakukan

bermutu,

sudah

seleksi

secara

transparan bagi siswa miskin/tidak mampu dengan
membentuk
68

tim

kecil

yang

melakukan

tugas

melakukan pengecekan kondisi siswa yang sebenarnya
di lapangan disamping berdasarkan surat keterangan
dari Kepala Kelurahan.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Kadir Karding (2008). Persamaannya adalah bahwa
pemanfaatan dana BOS benar-benar diarahkan untuk
operasional

sekolah

yang

menunjang

kelancaran

proses belajar. Namun perbedaannya jika penelitian
sekarang sekolah dalam anggaran sekolah murni
hanya memperoleh dana dari pengelolaan BOS yang
diterima

tanpa

ada

sumbangan

dari

yang

lain.

Sedangkan jika penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Kadir Karding (2008) anggaran sekolah selain didapat
dari dana BOS tetapi juga sumber dana diperoleh dari
APBD dan sumbangan dari orangtua siswa.
Perencanaan
penyusunan

keuangan

rencana

dimulai

anggaran.

dari

Penganggaran

merupakan kegiatan atau proses penyusunan rencana
operasional yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam
anggaran

tergambar

kegiatan-kegiatan

yang

akan

dilaksanakan oleh suatu lembaga. Komponen esensial
dari penganggaran adalah: 1) rencana, 2) operasional
dan

sumber

daya,

menyeluruh/komprehensif,

3)

keuangan,

dan

5)

4)

koordinasi.

Penyusunan angggaran dalam perencanaan program
BOS SD Negeri Candisari 1 memperhatikan beberapa
poin seperti: 1) membuat perencanaan melalui APBS,
2)

perencanaan

anggaran

disesuaikan

dengan
69

keadaan,

perubahan

lingkungan

dan

kebutuhan

sekolah, 3) penyusunan anggaran telah melibatkan
seluruh komponen sekolah.
Pelaksanaan Pengelolaan BOS terdiri dari dua sisi
yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Pada sisi
penerimaan ditentukan oleh besarnya dana yang
diterima oleh sekolah.

Pada tingkat sekolah dasar,

sumber biaya adalah dari pemerintah baik dari pusat
maupun daerah, dari masyarakat baik dari perorangan
maupun lembaga atau yayasan serta orang tua siswa
berupa

iuran

sekolah

maupun

sumber

lainnya.

Sedangkan pengeluaran adalah alokasi besarnya biaya
pendidikan

untuk

setiap

komponen

yang

harus

dibiayai, misalnya dipergunakan untuk membiayai
kegiatan proses belajar mengajar, ketatausahaan,
sarana

dan

prasarana

pengembangan

sumber

sekolah,

daya

gaji

manusia

kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.

dan

sekolah,

Dalam biaya

pengeluaran sekolah dipakai istilah pengeluaran rutin
atau yang bersifat berulang tiap-tiap tahun, seperti
gaji, barang yang harus sering diganti. Sedangkan
pengeluaran untuk barang-barang yang tahan lama
seperti gedung sekolah, laboratorium, sarana olahraga
dan fasilitas belajar lainnya.
Pengelolaan keuangan BOS akan dianggap efektif
apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran.

Dalam

administrasi

keuangan

70

pengelolaan
dimulai

dari

pembiayaan
pengajuan

pencairan biaya, transaksi kegiatan berupa serah
terima uang dan pembuatan kwitansi.

Pembukuan

(Accounting) merupakan pola kegiatan yang sangat
pokok dalam sistem administrasi keuangan yang
tertib. Pembukuan bertujuan agar dana yang dipakai
dapat mencapai hasil yang maksimal, efisien dan
efektif guna membiayai kegiatan. Pembukuan yang
efektif mempunyai indikator mencegah penyalahgunaan uang yang menyimpang dari prosedur anggaran
yang telah ditentukan, mencegah adanya pemborosan
dalam pembiayaan, mencegah defisit anggaran dan
melakukan verifikasi (pembuktian) bahwa anggaran
yang ada telah digunakan sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan. Untuk melakukan pembukuan
ini diperlukan tata buku, organisasi yang bertugas
menyelenggarakan pembukuan dan sistem transaksi.
Pelaksanaan

kegiatan

memerlukan

adanya

pengawasan dan pengendalian. Tujuannya agar semua
komponen

sistem

bergerak

secara

koordinatif,

integratif dan sinerjik menuju pencapaian tujuan
secara

efektif

dan

efisien.

Dalam

pembiayaan,

pengawasan dan pengendalian dilakukan agar sumber
daya finansial yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara optimal.

Kepala sekolah, sebagai manajer,

berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi
Ordonator
Namun,

untuk
tidak

bendaharawan

memerintahkan

dibenarkan
karena

pembayaran.

melaksanakan

berkewajiban

fungsi

melakukan

pengawasan ke dalam. Sedangkan bendaharawan
71

dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas
pembayaran. Pengawasan dilakukan untuk mencegah
penyimpangan keuangan dan mengoreksi kekeliruan
pencatatan yang mungkin terjadi. Pengawasan dapat
secara internal dan eksternal, dapat pula dilakukan
secara struktural maupun fungsional. Cakupannya
meliputi

pemeriksaan,

pembinaan

dan

evaluasi.

Sedangkan pengendalian cenderung dilakukan oleh
pimpinan

atau

atasan

langsung,

sebagai

upaya

korektif dan antisipatif terhadap pelaksanaan tugas
pengelola.
Bagian

akhir

penyusunan

dari

laporan.

pengelolaan
Laporan

BOS

adalah

disusun

secara

sistematis dan mudah dibaca oleh siapa saja yang
ingin mengetahui perkembangan program BOS yang
dilaksanakan sekolah. Pelaporan merupakan bagian
dari

proses

manajemen

monitoring

dan

keuangan.

evaluasi

Pelaporan

praktik

bermaksud

memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kegiatan
yang telah direalisasikan berdasarkan rencana yang
telah dibuat. Pelaporan keuangan BOS merupakan
perwujudan

dari

transparansi

dan

akuntabilitas

pengelolaan dana BOS terhadap publik. Transparansi
keuangan diperlukan untuk meningkatkan dukungan
orangtua,

masyarakat

penyelenggaraan
sekolah.

seluruh

Disamping

menciptakan

dan

program

itu

kepercayaan

pemerintah

pendidikan

transparansi
timbal

dalam

balik

di

dapat
antara

pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga
72

sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai.

73

74