T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak yang beralamat di Jalan Raya
Semarang Purwodadi Km. 37 Desa Mijen Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Status
sekolah SD ini merupakan sekolah negeri, status
akreditasi sekolah B, untuk waktu penyelenggaraannya dilakukan pada pagi hari. SDN Mijen 3 ini
merupakan Gugus Sekolah Imbas dengan kategori
sekolah SD SPM (Sekolah Pelayanan Minimal). SDN
Mijen 3 ini telah melaksanakan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), kurikulum yang digunakan adalah
KTSP dan sekolah ini menerima bantuan dana BOS.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan
Pembelajaran melalui Manajemen BOS di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak
Aktivitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran dengan melihat dari segi perencanaan,
pengorganisasian,
proses
belajar
pengarahan,
mengajar
dan
yang
pengendalian
baik
dengan
45
mendayagunakan bantuan dana BOS yang diberikan
kepada sekolah oleh pemerintah pusat yang fungsinya
untuk memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak tentunya sesuai dengan aturan yang sudah
ditetapkan.
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak bahwa penggunaan dana BOS
dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dengan
berpanduan pada aturan yang ada yaitu sesuai
dengan RKA atau RAPBS yang disusun sebelum tahun
ajaran baru, pengelolaannya sendiri dilaksanakan
secara
transparan,
akuntabel,
dipertanggungjawabkan
setiap
sedangkan
tidak
semua
siswa
jujur
dan
triwulannya,
dipungut
biaya
pendidikan karena kebutuhan siswa sudah dicukupi
oleh dana BOS tersebut.
Upaya
guru
dalam
mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak ini sebelumnya dilakukan guru
dengan mengelola dana BOS yang ada dahulu, hal
tersebut dimaksudkan supaya dalam penggunaan BOS
nantinya dalam proses pembelajaran dapat digunakan
secara optimal sesuai dengan kebutuhan. Keuangan
dana BOS ini memang perlu dimanajemen dengan
baik, supaya tidak terjadi pemborosan disatu sisi dan
disisi lainnya mengalami kekurangan. Pengelolaan
atau manajemen BOS dalam proses pendidikan adalah
46
semua kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pertanggung-
jawaban dana pendidikan di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak. Untuk mengetahui manajemen dana BOS di
SDN
Mijen
3
Kebonagung
Demak
melakukan
wawancara
dan
memperoleh
dokumentasi
secara
peneliti
observasi
telah
serta
langsung
pada
kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah.
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada proses pembiayaan dana BOS pada tahap
ini
anggaran
pengelolaan
memegang
dana
peranan
BOS
karena
penting
dalam
mencerminkan
kekuatan lembaga atau organisasi dalam mencapai
tujuan
secara
efektif
dan
efisien.
Dalam
dunia
pendidikan tidak terkecuali SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak, sebelum melakukan kegiatan satu tahun
mendatang terlebih dahulu membuat perencanaan
anggaran atau lebih dikenal dengan RAPBS (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). Dalam
melakukan perencanaan pada dana BOS ini SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak melakukan identifikasi
dan analisis factor yang mempengaruhi terhadap
perencanaan
keuangan
sekolah
yang
meliputi
penyusunan anggaran, strategi anggaran, sumber
pendanaan sekolah, pengeluaran sekolah dan mencari
sumber dana lain. Dana BOS yang diperoleh di SDN
47
Mijen 3 Kebonagung Demak ini merupakan salah satu
factor
penting
keberhasilan
penyelenggaraan
pendidikan, karena itu dana BOS ini harus dikelola
oleh
orang
yang
bertanggungjawab
dan
dapat
dipercaya. RAPBS ini menjabarkan program serta
biaya yang dibutuhkan untuk satu tahun ajaran
mendatang sebagai acuan dan pengendalian dalam
penggunaan
dana
sekolah
yang
meliputi
sarana
prasarana sekolah dan pengembangan profesi guru.
Perencanaan ini dilakukan pada tiap awal tahun
ajaran dengan melibatkan pihak sekolah yang terkait.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti pada kepala sekolah, ada beberapa hal yang
menjadi
pertimbangan
penyusunan
perencanaan
pembiayaan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, yaitu
1) kebutuhan selama satu tahun mendatang, 2) hasil
evaluasi APBS tahun sebelumnya, dan 3) dana yang
dialokasikan dari yayasan untuk satu tahun.
Perencanaan BOS yang dilaksanakan oleh Tim
Manajemen BOS sekolah diimplementasikan ke dalam
Rencana Anggaran pendapat dan Belanja Sekolah
(RAPBS).
komite
Disusun
sekolah,
Pembahasan
bersama
dan
melibatkan
oleh
orang
kepala
tua/wali
seluruh
sekolah,
siswa.
stakeholder
pendidikan yang berkepentingan di sekolah akan
menghasilkan suatu perencanaan yang cermat, efektif,
dan efisien dalam pengelolaan dana BOS. Temuan
data mengenai pengelolaan BOS di SD Negeri Mijen 3
sebagai berikut: 1) perencanaan melibatkan seluruh
48
komponen sekolah meliputi kepala sekolah selaku
ketua Tim Manajemen BOS sekolah, komite sekolah,
dewan guru, serta perwakilan orang/wali siswa, 2)
sebelum
merumuskan
RAPBS
diawali
dengan
melakukan evaluasi diri sekolah serta analisis SWOT
untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah, 3) sekolah
bersikap terbuka dalam proses perencanaan dimana
bersedia menerima saran dan masukan dari komite,
guru, dan orang tua/wali siswa, 4) ada respon positif
dan
komitmen
sekolah
bersama
untuk
dari
seluruh
memajukan
komponen
sekolah
melalui
penyusunan RAPBS sekolah.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian
merupakan
keseluruhan
proses pengelompokkan orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggungjawab dan wewenang untuk menciptakan
organisasi
yang
dapat
digerakkan
sebagai
suatu
kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti bahwa upaya SDN Mijen
3
Kebonagung
pengorganisasian
Demak
dalam
terhadap
melakukan
pemasukan
dan
pengeluaran dana BOS diwujudkan dalam Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kegiatan
kepada
pengorganisasian
seorang
dana
bendahara
BOS
diserahkan
sekolah
yang
bertanggungjawab dalam mengelola baik pemasukan
dan pengeluaran dana BOS yang digunakan untuk
49
pembelian sarana prasarana sekolah dan pendukung
lain
dalam
proses
pembelajaran
SDN
Mijen
3
Kebonagung Demak.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi terhadap
rencana pembiayaan (RAPBS) yang telah disetujui oleh
sekolah.
Dalam
hal
ini
setiap
pengeluaran
dan
pemasukan sekolah harus dilakukan pencatatan oleh
bendahara dengan teliti. Dalam pelaksanaan anggaran
BOS meliputi penerimaan dan pengeluaran.
a. Penerimaan pada realisasi penerimaan dana di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak seluruhnya bersumber
dari penerimaan dana BOS. Dana BOS yang
didapat pada tahun ajaran lalu 2013/2014 setelah
disusun RAPBS yaitu sebesar Rp 77.969.933,-.
b. Pengeluaran Setelah SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak menerima dana BOS dari pemerintah pusat
secara berkala, selanjutnya dana BOS tersebut
digunakan untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Selama
satu
tahun
tersebut
sekolah
juga
mengeluarkan dana tiap bulannya seperti dana
untuk program sekolah meliputi: pengembangan
kompetensi kelulusan, pengembangan kurikulum,
pengembangan
standar
proses,
pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan
saspras,
pengembangan
pengembangan
standar
standar
pengelolaan,
pembiayaan
serta
pengembangan dan implementasi sistem penilaian.
50
Pelaksanaan program BOS harus diupayakan
sesuai
dengan
RAPBS.
Disusun
bersama
oleh
komponen sekolah mulai dari kegiatan penerimaan
dana BOS hingga kegiatan pengeluaran sesuai RAPBS.
Terkait dengan pelaksanaan program BOS di SD
Negeri Mijen 3
dikemukakan temuan penelitian
sebagai berikut: 1) terdapat dua komponen kegiatan
yang tidak dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS SD
Negeri Candisari 1 dalam mengalokasikan anggaran
BOS yaitu: (a) pembelian komputer desktop, dan (b)
pemberian transport siswa miskin, 2) Kepala sekolah
dan Tim Manajemen BOS SD Negeri Candisari 1
mengalihkan alokasi dana untuk empat kegiatan
peningkatan mutu pendidikan yaitu: (a) pembelian
buku
teks
remedial,
pelajaran,
pengayaan,
(b)
dan
pembiayaan
pemantapan
kegiatan
persiapan
ujian, (c) pembiayaan peralatan sekolah, dan (d)
pengembangan profesi guru, 3) masih kurangnya
dukungan orang tua/wali siswa dalam mendukung
pendanaan melalui sumbangan sukarela.
4. Pengawasan
Setelah alokasi pembiayaan, maka kegiatan
selanjutnya
adalah
pengawasan.
Pengawasan
anggaran dana BOS bertujuan untuk melihat sejauh
mana efektivitas dan efisiensi sumber-sumber dana
yang tersedia. Melalui pengawasan ini diharapkan
proses penggunaan anggaran dapat berjalan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Dari hasil
wawancara penulis dengan kepala sekolah, guru dan
51
bendahara sekolah, pengawasan yang dilakukan di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak bersifat internal dan
eksternal, yaitu: a) internal, pengawasan internal ini
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan.
Selaku
pimpinan,
kepala
sekolah
melakukan
manajemen terhadap pembiayaan kegiatan di sekolah.
Setiap transaksi yang dilakukan oleh bendahara harus
sepengetahuan kepala sekolah. Sebagai manajer atau
pimpinan,
kepala
pengawasan
sekolah
dengan
melakukan
melihat
laporan
kegiatan
dan
proses
pemasukan dan pengeluaran dana. b) eskternal,
sedangkan
Komite
pengawasan
Sekolah
eksternal
SDN
Mijen
dilakukan
3
oleh
Kebonagung
Demak.Dalam hal ini pengawasan diwujudkan dalam
bentuk laporan tertulis dan laopran lisan.
Berdasarkan
uraian
di
atas
maka
dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan dana BOS di SDN
Mijen
3
Kebonagung
Demak
dilakukan
secara
bertahap yaitu dengan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
aktifitas
guru
dan
dalam
pengawasan.
berupaya
Sedangkan
mengoptimalisasi
pembelajaran dana BOS di SDN Mijen 3 ini dilakukan
secara
terencana
seperti
prosedur
yang
ada.
Sedangkan optimalisasi proses pembelajaran mengajar
sendiri merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas
dari tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah
mengelola proses
berusaha
untuk
belajar
mengajar yang selalu
meningkatkan
kualitas
belajar.
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) peran guru dalam
52
pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas
siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama
yaitu: 1). merencanaan pembelajaran, yang terinci
dalam
empat
sub
kemampuan
yaitu
perumusan
tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran,
penetapan
kegiatan
belajar
mengajar,
penetapan
metode dan media pembelajaran, penetapan alat
evaluasi. 2). pelaksanaan pengajaran yang termasuk di
dalamnya
adalah
penilaian
pencapaian
tujuan
pembelajaran. 3). mengevaluasi pembelajaran dimana
evaluasi
ini
merupakan
salah
satu
komponen
pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan,
dan
keefektifan
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan. 4). memberikan umpan balik. Menurut
Stone (dalam Sumiati dan Asra, 2009: 7) umpan balik
mempunyai
fungsi
memelihara
minat
untuk
dan
membantu
antusias
siswa
siswa
dalam
melaksanakan tugas belajar. Pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak dalam optimalisasi pelaksanaan BOS aktifitas
guru yang dilakukan pertama kali adalah dengan
merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat
sub
kemampuan
pembelajaran,
penetapan
yaitu
penetapan
kegiatan
belajar
perumusan
materi
tujuan
pembelajaran,
mengajar,
penetapan
metode dan media pembelajaran, penetapan alat
53
evaluasi. Dalam kegiatan ini guru SDN Mijen 3
Kebonagung Demak melakukan rapat bersama yang
pertama untuk membahas tentang arti atau maksud
dari pembelajaran yang akan disampaikan nantinya
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
guru bisa menjelaskan dulu maksud dari pelajaran
yang akan disampaikan pada peserta didiknya. Yang
kedua menetapkan materi pembelajaran yang akan
disampaikan pada peserta didik. Materi tersebut
tentunya
berlandaskan
dengan
kurikulum
KTSP,
Silabus dan RPP yang telah dibahas juga sebelumnya.
Yang ketiga penetapan kegiatan belajar mengajar.
Dalam
penetapan
kegiatan
belajar
mengajar
ini
anggota rapat melakukan diskusi bersama dengan
membahas kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
dilakukan
dalam
pembelajaran
yang
akan
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk giat
belajar dalam proses KBM di kelas. Kegiatan dalam
belajar mengajar yang akan dilakukan di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak ini nantinya akan dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas. pembahasan dalam
rapat selanjutnya adalah dalam menetapkan metode
dan media pembelajaran. Hal ini dimaksudkan dalam
proses
kegiatan
belajar
mengajar
nantinya
guru
dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran
bagaimana
yang
akan
mampu
membuat
siswa
semangat untuk belajar selain itu penggunaan media
pembelajaran yang digunakan sehingga siswa akan
mampu mengerti lebih jelas penjelasan guru. Dan hal
54
terakhir yang diulas dalam perencanaan pembelajaran
di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak adalah penetapan
alat evaluasi. Yaitu alat yang digunakan guru nantinya
untuk mengetahui hasil atau evaluasi tahap akhir
setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap perencanaan pembelajaran ini SDN
Mijen
3
Kebonagung
Demak
untuk
melengkapi
kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar menggunakan anggaran dari dana
BOS yang diperoleh. Berdasarkan hasil dokumentasi
yang diperoleh peneliti bahwa anggaran dana BOS
tersebut digunakan untuk melengkapi sarana dan
prasarana serta fasilitas sekolah yang digunakan
dalam proses KBM.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran.
Pada
tahap
melakukan
pelaksanaan
pembelajaran
penilaian
pencapaian
ini
guru
tujuan
pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya dalam perencanaan pembelajaran
berhasil atau tidak. Pelaksanaan pembelajaran ini
dilakukan guru dengan menggunakan media serta
metode pembelajaran yang telah direncanakan dan
dibeli
sebelumnya
dengan
anggaran
dana
BOS,
misalnya penggunaan LCD, computer atau laptop dan
media-media pembelajaran yang lainnya.
Tahap ketiga yaitu mengevaluasi pembelajaran
dimana evaluasi ini merupakan salah satu komponen
pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan,
dan
keefektifan
proses
pembelajaran
yang
55
dilaksanakan.
Dalam
tahap
evaluasi
ini
guru
melakukan penilaian dari pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya. Tes tersebut dapat berupa tes tertulis
dan tes lisan. Jika ternyata masih ada kekurangan
dari tahap evaluasi ini maka kepala sekolah akan
segera menindaklanjutinya dengan cara mengirim
guru pada workshop atau pelatihan-pelatihan guru
KKG
yang
fungsinya
untuk
meningkatkan
mutu
pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.
Semua
anggaran
untuk
mengirim
guru
dalam
pelatihan-pelatihan guru atau workshop tentunya juga
diambil dari dana BOS. Sesuai dengan perencanaan
yang
telah
dibuat
sebelumnya
dalam
RAPBS.
Kemudian untuk penyusunan tes ataupun kegiatan
yang lain dalam proses KBM ini tentunya SDN Mijen 3
Kebonagung menggunakan anggaran dari dana BOS
yang telah ada.
Pada tahap terakhir adalah memberikan umpan
balik. Tahap ini dilaksanakan ketika proses evaluasi
telah selesai dan sudah diketahui hasilnya sudah
baikkah
atau
masih
buruk
hasilnya
pada
pembelajaran.jika kiranya masih jelek dan kurang
bagus
padahal
sudah
menggunakan
kelengkapan
media pembelajaran serta metode pembelajaran maka
kepala sekolah akan melakukan umpan balik pada
guru atau pada siswa. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melihat kekurangan apa yang masih harus
diperlukan
mutu
56
sehingga
pembelajaran.
akan
mampu
Setelah
meningkatkan
umpan
balik
ini
dilaksanakan baru melakukan tindaklanjut pada guru
yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan
bahwa
aktifitas
guru
dalam
upaya
optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dilakukan dengan
pengelolaan
perencanaan,
BOS
yang
tersusun
pengorganisasian,
rapi
dengan
pelaksanaan
dan
pengawasan kemudian selain itu adanya optimalisasi
pembelajaran
yang
menggunakan
pembelajaran
dilakukan
sarana
yang
secara
prasarana
mampu
bertahap
serta
strategi
meningkatkan
mutu
pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
dengan penggunaan anggaran dari dana BOS yang
diperoleh sekolah. Selain itu dalam pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN Mijen 3
Kebonagung
anggaran
Demak,
dana
meliputi:
BOS
(a)
dituangkan
Perencanaan
dalam
bentuk
Rencana Penggunaan Dana BOS. Proses penyusunan
Rencana
Penggunaan
Dana
BOS
diawali
dari
penyusunan RKS, penyusunan draft RKAS, pengkajian
dan
kesepakatan
pengesahan
RKAS,
draft
RKAS,
kemudian
sampai
disusun
dengan
Rencana
Penggunaan Dana BOS oleh kepala sekolah dan
bendahara BOS. (b) Pelaksanaan pengelolaan dana
BOS diawali dengan kegiatan penyaluran dana BOS
dengan melaporkan data jumlah murid dalam bentuk
LKIS. Mekanisme penggunaan dana BOS yaitu dimulai
dengan
pengajuan
kebutuhan
oleh
guru
dan
57
karyawan,
penentuan
alokasi
sumber
dana,
pembelanjaan barang oleh tim belanja barang, sampai
dengan
barang
diterima
dan
diinventarisir
oleh
penerima barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan
dalam
bentuk
Realisasi
Penggunaan
Dana
BOS
disertai lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana
BOS.
Pelaporan
tertulis
manajemen BOS
dilakukan
Kabupaten setiap
kepada
tim
triwulan dan
dipajang di papan pengumuman sekolah. (c) Evaluasi
penggunaan dana BOS dilakukan secara insidental
dalam
bentuk
pengawasan
melekat
oleh
kepala
sekolah dan monitoring internal dilakukan oleh tim
manajemen BOS Kabupaten.
Kegiatan pelaporan pelaksanaan program BOS
yang dilaksanakan di SD Negeri Mijen 3, antara lain:
1) membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan
sebagai bahan informasi bagi kepala sekolah serta
untuk meminimalkan kesalahan penyusunan laporan
yang akan dikirim kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten, 2) sistematika penyusunan laporan telah
sesuai dengan petunjuk penyusunan laporan yang
tertuang dalam buku panduan BOS.
4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Upaya
Peningkatan
Pembelajaran
melalui
Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak
58
Faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
BOS merupakan salah satu factor yang ditemui baik
oleh kepala sekolah, guru maupun komite sekolah
dalam kegiatan pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak.
Dalam proses pembiayaan pendidikan seperti
dana BOS ini tidak terlepas dari segala macam
hambatan dan pendukung. Hal tersebut pula yang
dialami di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak pada
aktifitas guru dalam upaya untuk mengoptimalisasi
pembelajaran melalui dana BOS. Hambatan dan
pendukung tersebut seperti yang diutarakan oleh
kepala sekolah SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
berikut ini:
“Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak ini ternyata kami
mengalami hambatan namun juga ada factor
pendukung
yang
bisa
jadi
penyeimbang
terlaksananya
aktifitas
guru
dalam
mengoptimalisasi
pembelajaran
dengan
pengelolaan dana BOS. Hambatan tersebut antara
lain adalah pencairan dana BOS yang tidak tepat
atau sering terlambat, sesuai dengan ketentuan
pencairan dana BOS tiap triwulan dan pencairan
dapat dicairkan pada awal bulan triwulan, tapi
yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013.
Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua JuliDesember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi
sekolah karena akan mengganggun pelaksana
kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan
belajar dituntut harus berjalan akan tetapi disisi
lain dana untuk operasional belum tersedia.”
59
“Persoalan ini yang sering menjadikan pihak
sekolah menjadi pusing karena harus mencarikan
dana dengan berbagai upaya agar proses belajar
mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana yang
menunjang pembelajaran dapat terlengkapi.
Kemudian kurangnya kelengkapan perpustakaan
yang harus dibeli secepatnya sedangkan anggaran
dana BOS sudah dibagi pembiayaannya untuk
kelengkapan yang lainnya. Kemudian untuk factor
pendukungnya adalah Faktor pendukung secara
internal adalah adanya staf pengelola yang
berkualitas dan professional, serta berjalannya
mekanisme organisasi sesuai prinsip-prinsip
administrasi. Faktor pendukung eksternal adalah
adanya kerjasama dan koordinasi yang baik
antara sekolah dengan komite.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka
dapat diketahui bahwa Aktifitas guru dalam upaya
mengoptimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
dana BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
mengalami
hambatan
dalam
pelaksanaannya.
Hambatan tersebut yaitu pencairan dana BOS yang
tidak tepat atau sering terlambat, sesuai dengan
ketentuan pencairan dana BOS tiap triwulan dan
pencairan dapat dicairkan pada awal bulan triwulan,
tapi yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013.
Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua JuliDesember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi sekolah
karena akan mengganggu pelaksana kegiatan belajar
mengajar, padahal kegiatan belajar dituntut harus
berjalan akan tetapi disisi lain dana untuk operasional
belum tersedia. Persoalan ini yang sering menjadikan
pihak
60
sekolah
menjadi
pusing
karena
harus
mencarikan dana dengan berbagai upaya agar proses
belajar mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana yang menunjang
pembelajaran dapat terlengkapi. Kemudian kurangnya
kelengkapan
perpustakaan
yang
harus
dibeli
secepatnya sedangkan anggaran dana BOS sudah
dibagi
pembiayaannya
untuk
kelengkapan
yang
lainnya.
Selain factor penghambat aktifitas guru dalam
upaya
mengoptimalisasi
pembelajaran
melalui
optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga
mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya.
Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri
dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan
factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara
internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas
dan
professional,
serta
berjalannya
mekanisme
organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor
pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan
Pembelajaran melalui Pengelolaan BOS di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak
61
Aktifitas
guru
dalam
upaya
optimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS merupakan
salah
satu
kegiatan
proses
pembelajaran
yang
dilakukan guru dengan maksud untuk menggunakan
dan mengelola dana BOS yang diberikan sekolah yang
bersangkutan
secara
terinci
dan
dalam
upaya
teroptimalisasi
dengan baik dan benar.
Aktifitas
guru
optimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak dilakukan dengan pengelolaan
BOS
yang
tersusun
pengorganisasian,
rapi
dengan
pelaksanaan
perencanaan,
dan
pengawasan
kemudian selain itu adanya optimalisasi pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap menggunakan sarana
prasarana serta strategi pembelajaran yang mampu
meningkatkan mutu pembelajaran di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak dengan penggunaan anggaran
dari dana BOS yang diperoleh sekolah. Selain itu
dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, meliputi:
1. Perencanaan anggaran dana BOS dituangkan dalam
bentuk Rencana Penggunaan Dana BOS. Proses
penyusunan
Rencana
Penggunaan
Dana
BOS
diawali dari penyusunan RKS, penyusunan draft
RKAS, pengkajian dan kesepakatan draft RKAS,
sampai
dengan
pengesahan
RKAS,
kemudian
disusun Rencana Penggunaan Dana BOS oleh
kepala sekolah dan bendahara BOS.
62
2. Pelaksanaan pengelolaan dana BOS diawali dengan
kegiatan penyaluran dana BOS dengan melaporkan
data jumlah murid dalam bentuk LKIS. Mekanisme
penggunaan
dana
BOS
yaitu
dimulai
dengan
pengajuan kebutuhan oleh guru dan karyawan,
penentuan alokasi sumber dana, pembelanjaan
barang oleh tim belanja barang, sampai dengan
barang diterima dan diinventarisir oleh penerima
barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan dalam
bentuk Realisasi Penggunaan Dana BOS disertai
lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana BOS.
Pelaporan
tertulis
dilakukan
kepada
tim
manajemen BOS Kabupaten setiap triwulan dan
dipajang di papan pengumuman sekolah.
3. Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan secara
insidental dalam bentuk pengawasan melekat oleh
kepala sekolah dan monitoring internal dilakukan
oleh tim manajemen BOS Kabupaten.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Kusno,
Masluyah Suib, Wahyudi (tt) dalam Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar
Negeri. Hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SD Negeri 01 Muara Pawan Kabupaten Ketapang
telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang
tertuang di dalam buku panduan BOS yang meliputi
unsur
perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi, serta pelaporan dana BOS.
63
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi (tt). persamaan dari
kedua penelitian ini adalah bahwa pengelolaan dana
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
telah
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang tertuang
di dalam buku panduan BOS yang
meliputi
unsur
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi,
serta
pelaporan
dana
BOS.
Namun
perbedaan
penelitian ini adalah jika penelitian sekarang selain
untuk melihat pengelolaan BOS tetapi juga untuk
melihat aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS, sedangkan
penelitian yang dilakukan Kusno, Masluyah Suib,
Wahyudi
(tt)
hanya
untuk
mengungkap
bahwa
pengelolaan dana BOS telah dilaksanakan sesuai
dengan mekanisme yang sudah ada.
Penelitian
ini
juga
pernah
dilakukan
oleh
Abdurrahman (2010). Pengelolaan Dana BOS Guna
Pemberdayaan pembelajaran di SDN 1 Purworejo
Tahun
ajaran
2008/2009.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran di
SDN 1 Purworejo Tahun ajaran 2008/2009 menjadi
lebih baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana
BOS
yang
profesional.
Dana
BOS
mampu
memfasilitasi anggaran pendidikan siswa tanpa harus
memungut biaya pada wali siswa, sehingga menjadi
hal menonjol dan menarik dengan motto “Sekolah
Gratis”. Hal ini berdampak positif pada jumlah siswa
64
yang mencukupi target baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian terdahulu. Persamaannya
adalah bahwa pengelolaan pembelajaran menjadi lebih
baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana BOS
yang profesional. Namun perbedaannya adalah jika
penelitian
sekarang
melengkapi
prasarana
dana
BOS
fasilitas-fasilitas
pembelajaran
sedangkan
pada
diberikan
serta
yang
penelitian
masih
yang
untuk
sarana
dan
belum
ada,
dilakukan
Abdurrahman (2010) yaitu bahwa dana BOS diberikan
untuk memberdayakan pembelajaran sehingga pada
sekolah yang mendapat anggaran dana BOS ini
merupakan sekolah gratis.
4.3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Upaya
Peningkatan
Pembelajaran
melalui
Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak
Faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
BOS merupakan hal yang pasti akan ditemui dalam
setiap pelaksanaannya. Untuk itu pastinya kepala
sekolah dalam kegiatan ini mempunyai strategi untuk
mengantisipasi hambatan yang nantinya ditemui.
Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di SDN
65
Mijen 3 Kebonagung Demak mengalami hambatan
dalam
pelaksanaannya.
Hambatan
tersebut
yaitu
pencairan dana BOS yang tidak tepat atau sering
terlambat, sesuai dengan ketentuan pencairan dana
BOS tiap triwulan dan pencairan dapat dicairkan pada
awal bulan triwulan, tapi yang terjadi untuk dana BOS
tahun 2013. Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap
pertama bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua
Juli-Desember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi
sekolah
karena
akan
mengganggun
pelaksana
kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan belajar
dituntut harus berjalan akan tetapi disisi lain dana
untuk operasional belum tersedia. Persoalan ini yang
sering menjadikan pihak sekolah menjadi pusing
karena harus mencarikan dana dengan berbagai
upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan
lancar
dan
prasarana
terlengkapi.
fasilitas
yang
pembelajaran
menunjang
Kemudian
atau
pembelajaran
kurangnya
sarana
dapat
kelengkapan
perpustakaan yang harus dibeli secepatnya sedangkan
anggaran dana BOS sudah dibagi pembiayaannya
untuk kelengkapan yang lainnya.
Selain factor penghambat aktifitas guru dalam
upaya
mengoptimalisasi
pembelajaran
melalui
optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga
mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya.
Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri
dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan
factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara
66
internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas
dan
professional,
serta
berjalannya
mekanisme
organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor
pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.
Penelitian
ini
juga
pernah
dilakukan
oleh
penelitian Eka Anggraini dan Mayarni (2013), dalam
judul
Evaluasi
Program
BOS
dalam
Peningkatan
Sarana Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanaan program BOS dalam peningkatan
sarana pendidikan di
sekolah dasar di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang
baik karena masih banyak sekolah yang belum
mempunyai
proses
sarana
yang
pembelajaran
mendukung
yang
kelancaran
lengkap
terutama
sekolah negeri.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka
Anggraini dan Mayarni (2013). Persamaannya bahwa
pengelolaan dana BOS masih belum mencukupi untuk
melengkapi kekurangan sarana prasarana pendukung
pembelajaran.
Namun
perbedaannya
adalah
jika
penelitian sekarang selain penghambatnya kurangnya
pencairan dana BOS untuk melengkapi kekurangan
fasilitas
sarana
prasarana
tapi
juga
kadang
terlambatnya pencairan dana BOS yang turun ke
sekolahan sehingga membuat kelimpungan dari pihak
sekolah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Eka Anggraini dan Mayarni (2013) mengungkap bahwa
67
dalam pelaksanaan program BOS dalam peningkatan
sarana pendidikan di sekolah dasar di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang
baik karena masih banyak sekolah yang belum
mempunyai
proses
sarana
yang
pembelajaran
mendukung
yang
kelancaran
lengkap
terutama
sekolah negeri.
Penelitian sekarang juga pernah dilakukan oleh
Abdul Kadir Karding (2008), dalam judul Evaluasi
Pelaksanaan Program Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) Sekolah Menengah Pertama Negeri di kota
Semarang. Rekomendasi antara lain, searah tujuan
BOS hendaknya pemanfaatan dana BOS benar-benar
diarahkan untuk operasional sekolah yang menunjang
kelancaran proses belajar, sumber dana sekolah
berasal dari APBD, BOS dan Sumbangan orang tua
siswa, ketiga komponen ternyata sumbangan orang
tua murid paling dominan. Keberadaan BOS tetap
dipertahankan. Jumlah anggaran perlu ditingkatkan
dan
serta
realisasi
pencairan
dana
BOS
yang
dilakukan tiap triwulan dan pencairannya diawal
bulan harus dapat terwujud, Hal ini dimaksudkan
agar efektif. Agar sasaran BOS tercapai secara efektif
yaitu memberikan akses bagi siswa keluarga miskin
maupun siswa keluarga tidak mampu mendapatkan
layanan
pendidikan
seharusnya
untuk
dasar
yang
melakukan
bermutu,
sudah
seleksi
secara
transparan bagi siswa miskin/tidak mampu dengan
membentuk
68
tim
kecil
yang
melakukan
tugas
melakukan pengecekan kondisi siswa yang sebenarnya
di lapangan disamping berdasarkan surat keterangan
dari Kepala Kelurahan.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Kadir Karding (2008). Persamaannya adalah bahwa
pemanfaatan dana BOS benar-benar diarahkan untuk
operasional
sekolah
yang
menunjang
kelancaran
proses belajar. Namun perbedaannya jika penelitian
sekarang sekolah dalam anggaran sekolah murni
hanya memperoleh dana dari pengelolaan BOS yang
diterima
tanpa
ada
sumbangan
dari
yang
lain.
Sedangkan jika penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Kadir Karding (2008) anggaran sekolah selain didapat
dari dana BOS tetapi juga sumber dana diperoleh dari
APBD dan sumbangan dari orangtua siswa.
Perencanaan
penyusunan
keuangan
rencana
dimulai
anggaran.
dari
Penganggaran
merupakan kegiatan atau proses penyusunan rencana
operasional yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam
anggaran
tergambar
kegiatan-kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh suatu lembaga. Komponen esensial
dari penganggaran adalah: 1) rencana, 2) operasional
dan
sumber
daya,
menyeluruh/komprehensif,
3)
keuangan,
dan
5)
4)
koordinasi.
Penyusunan angggaran dalam perencanaan program
BOS SD Negeri Candisari 1 memperhatikan beberapa
poin seperti: 1) membuat perencanaan melalui APBS,
2)
perencanaan
anggaran
disesuaikan
dengan
69
keadaan,
perubahan
lingkungan
dan
kebutuhan
sekolah, 3) penyusunan anggaran telah melibatkan
seluruh komponen sekolah.
Pelaksanaan Pengelolaan BOS terdiri dari dua sisi
yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Pada sisi
penerimaan ditentukan oleh besarnya dana yang
diterima oleh sekolah.
Pada tingkat sekolah dasar,
sumber biaya adalah dari pemerintah baik dari pusat
maupun daerah, dari masyarakat baik dari perorangan
maupun lembaga atau yayasan serta orang tua siswa
berupa
iuran
sekolah
maupun
sumber
lainnya.
Sedangkan pengeluaran adalah alokasi besarnya biaya
pendidikan
untuk
setiap
komponen
yang
harus
dibiayai, misalnya dipergunakan untuk membiayai
kegiatan proses belajar mengajar, ketatausahaan,
sarana
dan
prasarana
pengembangan
sumber
sekolah,
daya
gaji
manusia
kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.
dan
sekolah,
Dalam biaya
pengeluaran sekolah dipakai istilah pengeluaran rutin
atau yang bersifat berulang tiap-tiap tahun, seperti
gaji, barang yang harus sering diganti. Sedangkan
pengeluaran untuk barang-barang yang tahan lama
seperti gedung sekolah, laboratorium, sarana olahraga
dan fasilitas belajar lainnya.
Pengelolaan keuangan BOS akan dianggap efektif
apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran.
Dalam
administrasi
keuangan
70
pengelolaan
dimulai
dari
pembiayaan
pengajuan
pencairan biaya, transaksi kegiatan berupa serah
terima uang dan pembuatan kwitansi.
Pembukuan
(Accounting) merupakan pola kegiatan yang sangat
pokok dalam sistem administrasi keuangan yang
tertib. Pembukuan bertujuan agar dana yang dipakai
dapat mencapai hasil yang maksimal, efisien dan
efektif guna membiayai kegiatan. Pembukuan yang
efektif mempunyai indikator mencegah penyalahgunaan uang yang menyimpang dari prosedur anggaran
yang telah ditentukan, mencegah adanya pemborosan
dalam pembiayaan, mencegah defisit anggaran dan
melakukan verifikasi (pembuktian) bahwa anggaran
yang ada telah digunakan sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan. Untuk melakukan pembukuan
ini diperlukan tata buku, organisasi yang bertugas
menyelenggarakan pembukuan dan sistem transaksi.
Pelaksanaan
kegiatan
memerlukan
adanya
pengawasan dan pengendalian. Tujuannya agar semua
komponen
sistem
bergerak
secara
koordinatif,
integratif dan sinerjik menuju pencapaian tujuan
secara
efektif
dan
efisien.
Dalam
pembiayaan,
pengawasan dan pengendalian dilakukan agar sumber
daya finansial yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara optimal.
Kepala sekolah, sebagai manajer,
berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi
Ordonator
Namun,
untuk
tidak
bendaharawan
memerintahkan
dibenarkan
karena
pembayaran.
melaksanakan
berkewajiban
fungsi
melakukan
pengawasan ke dalam. Sedangkan bendaharawan
71
dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas
pembayaran. Pengawasan dilakukan untuk mencegah
penyimpangan keuangan dan mengoreksi kekeliruan
pencatatan yang mungkin terjadi. Pengawasan dapat
secara internal dan eksternal, dapat pula dilakukan
secara struktural maupun fungsional. Cakupannya
meliputi
pemeriksaan,
pembinaan
dan
evaluasi.
Sedangkan pengendalian cenderung dilakukan oleh
pimpinan
atau
atasan
langsung,
sebagai
upaya
korektif dan antisipatif terhadap pelaksanaan tugas
pengelola.
Bagian
akhir
penyusunan
dari
laporan.
pengelolaan
Laporan
BOS
adalah
disusun
secara
sistematis dan mudah dibaca oleh siapa saja yang
ingin mengetahui perkembangan program BOS yang
dilaksanakan sekolah. Pelaporan merupakan bagian
dari
proses
manajemen
monitoring
dan
keuangan.
evaluasi
Pelaporan
praktik
bermaksud
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kegiatan
yang telah direalisasikan berdasarkan rencana yang
telah dibuat. Pelaporan keuangan BOS merupakan
perwujudan
dari
transparansi
dan
akuntabilitas
pengelolaan dana BOS terhadap publik. Transparansi
keuangan diperlukan untuk meningkatkan dukungan
orangtua,
masyarakat
penyelenggaraan
sekolah.
seluruh
Disamping
menciptakan
dan
program
itu
kepercayaan
pemerintah
pendidikan
transparansi
timbal
dalam
balik
di
dapat
antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga
72
sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai.
73
74
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak yang beralamat di Jalan Raya
Semarang Purwodadi Km. 37 Desa Mijen Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Status
sekolah SD ini merupakan sekolah negeri, status
akreditasi sekolah B, untuk waktu penyelenggaraannya dilakukan pada pagi hari. SDN Mijen 3 ini
merupakan Gugus Sekolah Imbas dengan kategori
sekolah SD SPM (Sekolah Pelayanan Minimal). SDN
Mijen 3 ini telah melaksanakan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), kurikulum yang digunakan adalah
KTSP dan sekolah ini menerima bantuan dana BOS.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan
Pembelajaran melalui Manajemen BOS di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak
Aktivitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran dengan melihat dari segi perencanaan,
pengorganisasian,
proses
belajar
pengarahan,
mengajar
dan
yang
pengendalian
baik
dengan
45
mendayagunakan bantuan dana BOS yang diberikan
kepada sekolah oleh pemerintah pusat yang fungsinya
untuk memfasilitasi proses kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak tentunya sesuai dengan aturan yang sudah
ditetapkan.
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak bahwa penggunaan dana BOS
dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dengan
berpanduan pada aturan yang ada yaitu sesuai
dengan RKA atau RAPBS yang disusun sebelum tahun
ajaran baru, pengelolaannya sendiri dilaksanakan
secara
transparan,
akuntabel,
dipertanggungjawabkan
setiap
sedangkan
tidak
semua
siswa
jujur
dan
triwulannya,
dipungut
biaya
pendidikan karena kebutuhan siswa sudah dicukupi
oleh dana BOS tersebut.
Upaya
guru
dalam
mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak ini sebelumnya dilakukan guru
dengan mengelola dana BOS yang ada dahulu, hal
tersebut dimaksudkan supaya dalam penggunaan BOS
nantinya dalam proses pembelajaran dapat digunakan
secara optimal sesuai dengan kebutuhan. Keuangan
dana BOS ini memang perlu dimanajemen dengan
baik, supaya tidak terjadi pemborosan disatu sisi dan
disisi lainnya mengalami kekurangan. Pengelolaan
atau manajemen BOS dalam proses pendidikan adalah
46
semua kegiatan yang berkenaan dengan perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pertanggung-
jawaban dana pendidikan di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak. Untuk mengetahui manajemen dana BOS di
SDN
Mijen
3
Kebonagung
Demak
melakukan
wawancara
dan
memperoleh
dokumentasi
secara
peneliti
observasi
telah
serta
langsung
pada
kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah.
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada proses pembiayaan dana BOS pada tahap
ini
anggaran
pengelolaan
memegang
dana
peranan
BOS
karena
penting
dalam
mencerminkan
kekuatan lembaga atau organisasi dalam mencapai
tujuan
secara
efektif
dan
efisien.
Dalam
dunia
pendidikan tidak terkecuali SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak, sebelum melakukan kegiatan satu tahun
mendatang terlebih dahulu membuat perencanaan
anggaran atau lebih dikenal dengan RAPBS (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah). Dalam
melakukan perencanaan pada dana BOS ini SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak melakukan identifikasi
dan analisis factor yang mempengaruhi terhadap
perencanaan
keuangan
sekolah
yang
meliputi
penyusunan anggaran, strategi anggaran, sumber
pendanaan sekolah, pengeluaran sekolah dan mencari
sumber dana lain. Dana BOS yang diperoleh di SDN
47
Mijen 3 Kebonagung Demak ini merupakan salah satu
factor
penting
keberhasilan
penyelenggaraan
pendidikan, karena itu dana BOS ini harus dikelola
oleh
orang
yang
bertanggungjawab
dan
dapat
dipercaya. RAPBS ini menjabarkan program serta
biaya yang dibutuhkan untuk satu tahun ajaran
mendatang sebagai acuan dan pengendalian dalam
penggunaan
dana
sekolah
yang
meliputi
sarana
prasarana sekolah dan pengembangan profesi guru.
Perencanaan ini dilakukan pada tiap awal tahun
ajaran dengan melibatkan pihak sekolah yang terkait.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti pada kepala sekolah, ada beberapa hal yang
menjadi
pertimbangan
penyusunan
perencanaan
pembiayaan di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, yaitu
1) kebutuhan selama satu tahun mendatang, 2) hasil
evaluasi APBS tahun sebelumnya, dan 3) dana yang
dialokasikan dari yayasan untuk satu tahun.
Perencanaan BOS yang dilaksanakan oleh Tim
Manajemen BOS sekolah diimplementasikan ke dalam
Rencana Anggaran pendapat dan Belanja Sekolah
(RAPBS).
komite
Disusun
sekolah,
Pembahasan
bersama
dan
melibatkan
oleh
orang
kepala
tua/wali
seluruh
sekolah,
siswa.
stakeholder
pendidikan yang berkepentingan di sekolah akan
menghasilkan suatu perencanaan yang cermat, efektif,
dan efisien dalam pengelolaan dana BOS. Temuan
data mengenai pengelolaan BOS di SD Negeri Mijen 3
sebagai berikut: 1) perencanaan melibatkan seluruh
48
komponen sekolah meliputi kepala sekolah selaku
ketua Tim Manajemen BOS sekolah, komite sekolah,
dewan guru, serta perwakilan orang/wali siswa, 2)
sebelum
merumuskan
RAPBS
diawali
dengan
melakukan evaluasi diri sekolah serta analisis SWOT
untuk mengidentifikasi kebutuhan sekolah, 3) sekolah
bersikap terbuka dalam proses perencanaan dimana
bersedia menerima saran dan masukan dari komite,
guru, dan orang tua/wali siswa, 4) ada respon positif
dan
komitmen
sekolah
bersama
untuk
dari
seluruh
memajukan
komponen
sekolah
melalui
penyusunan RAPBS sekolah.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian
merupakan
keseluruhan
proses pengelompokkan orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggungjawab dan wewenang untuk menciptakan
organisasi
yang
dapat
digerakkan
sebagai
suatu
kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti bahwa upaya SDN Mijen
3
Kebonagung
pengorganisasian
Demak
dalam
terhadap
melakukan
pemasukan
dan
pengeluaran dana BOS diwujudkan dalam Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Kegiatan
kepada
pengorganisasian
seorang
dana
bendahara
BOS
diserahkan
sekolah
yang
bertanggungjawab dalam mengelola baik pemasukan
dan pengeluaran dana BOS yang digunakan untuk
49
pembelian sarana prasarana sekolah dan pendukung
lain
dalam
proses
pembelajaran
SDN
Mijen
3
Kebonagung Demak.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi terhadap
rencana pembiayaan (RAPBS) yang telah disetujui oleh
sekolah.
Dalam
hal
ini
setiap
pengeluaran
dan
pemasukan sekolah harus dilakukan pencatatan oleh
bendahara dengan teliti. Dalam pelaksanaan anggaran
BOS meliputi penerimaan dan pengeluaran.
a. Penerimaan pada realisasi penerimaan dana di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak seluruhnya bersumber
dari penerimaan dana BOS. Dana BOS yang
didapat pada tahun ajaran lalu 2013/2014 setelah
disusun RAPBS yaitu sebesar Rp 77.969.933,-.
b. Pengeluaran Setelah SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak menerima dana BOS dari pemerintah pusat
secara berkala, selanjutnya dana BOS tersebut
digunakan untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Selama
satu
tahun
tersebut
sekolah
juga
mengeluarkan dana tiap bulannya seperti dana
untuk program sekolah meliputi: pengembangan
kompetensi kelulusan, pengembangan kurikulum,
pengembangan
standar
proses,
pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan
saspras,
pengembangan
pengembangan
standar
standar
pengelolaan,
pembiayaan
serta
pengembangan dan implementasi sistem penilaian.
50
Pelaksanaan program BOS harus diupayakan
sesuai
dengan
RAPBS.
Disusun
bersama
oleh
komponen sekolah mulai dari kegiatan penerimaan
dana BOS hingga kegiatan pengeluaran sesuai RAPBS.
Terkait dengan pelaksanaan program BOS di SD
Negeri Mijen 3
dikemukakan temuan penelitian
sebagai berikut: 1) terdapat dua komponen kegiatan
yang tidak dilaksanakan oleh Tim Manajemen BOS SD
Negeri Candisari 1 dalam mengalokasikan anggaran
BOS yaitu: (a) pembelian komputer desktop, dan (b)
pemberian transport siswa miskin, 2) Kepala sekolah
dan Tim Manajemen BOS SD Negeri Candisari 1
mengalihkan alokasi dana untuk empat kegiatan
peningkatan mutu pendidikan yaitu: (a) pembelian
buku
teks
remedial,
pelajaran,
pengayaan,
(b)
dan
pembiayaan
pemantapan
kegiatan
persiapan
ujian, (c) pembiayaan peralatan sekolah, dan (d)
pengembangan profesi guru, 3) masih kurangnya
dukungan orang tua/wali siswa dalam mendukung
pendanaan melalui sumbangan sukarela.
4. Pengawasan
Setelah alokasi pembiayaan, maka kegiatan
selanjutnya
adalah
pengawasan.
Pengawasan
anggaran dana BOS bertujuan untuk melihat sejauh
mana efektivitas dan efisiensi sumber-sumber dana
yang tersedia. Melalui pengawasan ini diharapkan
proses penggunaan anggaran dapat berjalan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Dari hasil
wawancara penulis dengan kepala sekolah, guru dan
51
bendahara sekolah, pengawasan yang dilakukan di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak bersifat internal dan
eksternal, yaitu: a) internal, pengawasan internal ini
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan.
Selaku
pimpinan,
kepala
sekolah
melakukan
manajemen terhadap pembiayaan kegiatan di sekolah.
Setiap transaksi yang dilakukan oleh bendahara harus
sepengetahuan kepala sekolah. Sebagai manajer atau
pimpinan,
kepala
pengawasan
sekolah
dengan
melakukan
melihat
laporan
kegiatan
dan
proses
pemasukan dan pengeluaran dana. b) eskternal,
sedangkan
Komite
pengawasan
Sekolah
eksternal
SDN
Mijen
dilakukan
3
oleh
Kebonagung
Demak.Dalam hal ini pengawasan diwujudkan dalam
bentuk laporan tertulis dan laopran lisan.
Berdasarkan
uraian
di
atas
maka
dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan dana BOS di SDN
Mijen
3
Kebonagung
Demak
dilakukan
secara
bertahap yaitu dengan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
aktifitas
guru
dan
dalam
pengawasan.
berupaya
Sedangkan
mengoptimalisasi
pembelajaran dana BOS di SDN Mijen 3 ini dilakukan
secara
terencana
seperti
prosedur
yang
ada.
Sedangkan optimalisasi proses pembelajaran mengajar
sendiri merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas
dari tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah
mengelola proses
berusaha
untuk
belajar
mengajar yang selalu
meningkatkan
kualitas
belajar.
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4) peran guru dalam
52
pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas
siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama
yaitu: 1). merencanaan pembelajaran, yang terinci
dalam
empat
sub
kemampuan
yaitu
perumusan
tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran,
penetapan
kegiatan
belajar
mengajar,
penetapan
metode dan media pembelajaran, penetapan alat
evaluasi. 2). pelaksanaan pengajaran yang termasuk di
dalamnya
adalah
penilaian
pencapaian
tujuan
pembelajaran. 3). mengevaluasi pembelajaran dimana
evaluasi
ini
merupakan
salah
satu
komponen
pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan,
dan
keefektifan
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan. 4). memberikan umpan balik. Menurut
Stone (dalam Sumiati dan Asra, 2009: 7) umpan balik
mempunyai
fungsi
memelihara
minat
untuk
dan
membantu
antusias
siswa
siswa
dalam
melaksanakan tugas belajar. Pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak dalam optimalisasi pelaksanaan BOS aktifitas
guru yang dilakukan pertama kali adalah dengan
merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat
sub
kemampuan
pembelajaran,
penetapan
yaitu
penetapan
kegiatan
belajar
perumusan
materi
tujuan
pembelajaran,
mengajar,
penetapan
metode dan media pembelajaran, penetapan alat
53
evaluasi. Dalam kegiatan ini guru SDN Mijen 3
Kebonagung Demak melakukan rapat bersama yang
pertama untuk membahas tentang arti atau maksud
dari pembelajaran yang akan disampaikan nantinya
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
guru bisa menjelaskan dulu maksud dari pelajaran
yang akan disampaikan pada peserta didiknya. Yang
kedua menetapkan materi pembelajaran yang akan
disampaikan pada peserta didik. Materi tersebut
tentunya
berlandaskan
dengan
kurikulum
KTSP,
Silabus dan RPP yang telah dibahas juga sebelumnya.
Yang ketiga penetapan kegiatan belajar mengajar.
Dalam
penetapan
kegiatan
belajar
mengajar
ini
anggota rapat melakukan diskusi bersama dengan
membahas kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
dilakukan
dalam
pembelajaran
yang
akan
membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk giat
belajar dalam proses KBM di kelas. Kegiatan dalam
belajar mengajar yang akan dilakukan di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak ini nantinya akan dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas. pembahasan dalam
rapat selanjutnya adalah dalam menetapkan metode
dan media pembelajaran. Hal ini dimaksudkan dalam
proses
kegiatan
belajar
mengajar
nantinya
guru
dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran
bagaimana
yang
akan
mampu
membuat
siswa
semangat untuk belajar selain itu penggunaan media
pembelajaran yang digunakan sehingga siswa akan
mampu mengerti lebih jelas penjelasan guru. Dan hal
54
terakhir yang diulas dalam perencanaan pembelajaran
di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak adalah penetapan
alat evaluasi. Yaitu alat yang digunakan guru nantinya
untuk mengetahui hasil atau evaluasi tahap akhir
setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap perencanaan pembelajaran ini SDN
Mijen
3
Kebonagung
Demak
untuk
melengkapi
kebutuhan yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar menggunakan anggaran dari dana
BOS yang diperoleh. Berdasarkan hasil dokumentasi
yang diperoleh peneliti bahwa anggaran dana BOS
tersebut digunakan untuk melengkapi sarana dan
prasarana serta fasilitas sekolah yang digunakan
dalam proses KBM.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran.
Pada
tahap
melakukan
pelaksanaan
pembelajaran
penilaian
pencapaian
ini
guru
tujuan
pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya dalam perencanaan pembelajaran
berhasil atau tidak. Pelaksanaan pembelajaran ini
dilakukan guru dengan menggunakan media serta
metode pembelajaran yang telah direncanakan dan
dibeli
sebelumnya
dengan
anggaran
dana
BOS,
misalnya penggunaan LCD, computer atau laptop dan
media-media pembelajaran yang lainnya.
Tahap ketiga yaitu mengevaluasi pembelajaran
dimana evaluasi ini merupakan salah satu komponen
pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan,
dan
keefektifan
proses
pembelajaran
yang
55
dilaksanakan.
Dalam
tahap
evaluasi
ini
guru
melakukan penilaian dari pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya. Tes tersebut dapat berupa tes tertulis
dan tes lisan. Jika ternyata masih ada kekurangan
dari tahap evaluasi ini maka kepala sekolah akan
segera menindaklanjutinya dengan cara mengirim
guru pada workshop atau pelatihan-pelatihan guru
KKG
yang
fungsinya
untuk
meningkatkan
mutu
pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak.
Semua
anggaran
untuk
mengirim
guru
dalam
pelatihan-pelatihan guru atau workshop tentunya juga
diambil dari dana BOS. Sesuai dengan perencanaan
yang
telah
dibuat
sebelumnya
dalam
RAPBS.
Kemudian untuk penyusunan tes ataupun kegiatan
yang lain dalam proses KBM ini tentunya SDN Mijen 3
Kebonagung menggunakan anggaran dari dana BOS
yang telah ada.
Pada tahap terakhir adalah memberikan umpan
balik. Tahap ini dilaksanakan ketika proses evaluasi
telah selesai dan sudah diketahui hasilnya sudah
baikkah
atau
masih
buruk
hasilnya
pada
pembelajaran.jika kiranya masih jelek dan kurang
bagus
padahal
sudah
menggunakan
kelengkapan
media pembelajaran serta metode pembelajaran maka
kepala sekolah akan melakukan umpan balik pada
guru atau pada siswa. Hal tersebut dimaksudkan
untuk melihat kekurangan apa yang masih harus
diperlukan
mutu
56
sehingga
pembelajaran.
akan
mampu
Setelah
meningkatkan
umpan
balik
ini
dilaksanakan baru melakukan tindaklanjut pada guru
yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan
bahwa
aktifitas
guru
dalam
upaya
optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan BOS di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dilakukan dengan
pengelolaan
perencanaan,
BOS
yang
tersusun
pengorganisasian,
rapi
dengan
pelaksanaan
dan
pengawasan kemudian selain itu adanya optimalisasi
pembelajaran
yang
menggunakan
pembelajaran
dilakukan
sarana
yang
secara
prasarana
mampu
bertahap
serta
strategi
meningkatkan
mutu
pembelajaran di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
dengan penggunaan anggaran dari dana BOS yang
diperoleh sekolah. Selain itu dalam pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN Mijen 3
Kebonagung
anggaran
Demak,
dana
meliputi:
BOS
(a)
dituangkan
Perencanaan
dalam
bentuk
Rencana Penggunaan Dana BOS. Proses penyusunan
Rencana
Penggunaan
Dana
BOS
diawali
dari
penyusunan RKS, penyusunan draft RKAS, pengkajian
dan
kesepakatan
pengesahan
RKAS,
draft
RKAS,
kemudian
sampai
disusun
dengan
Rencana
Penggunaan Dana BOS oleh kepala sekolah dan
bendahara BOS. (b) Pelaksanaan pengelolaan dana
BOS diawali dengan kegiatan penyaluran dana BOS
dengan melaporkan data jumlah murid dalam bentuk
LKIS. Mekanisme penggunaan dana BOS yaitu dimulai
dengan
pengajuan
kebutuhan
oleh
guru
dan
57
karyawan,
penentuan
alokasi
sumber
dana,
pembelanjaan barang oleh tim belanja barang, sampai
dengan
barang
diterima
dan
diinventarisir
oleh
penerima barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan
dalam
bentuk
Realisasi
Penggunaan
Dana
BOS
disertai lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana
BOS.
Pelaporan
tertulis
manajemen BOS
dilakukan
Kabupaten setiap
kepada
tim
triwulan dan
dipajang di papan pengumuman sekolah. (c) Evaluasi
penggunaan dana BOS dilakukan secara insidental
dalam
bentuk
pengawasan
melekat
oleh
kepala
sekolah dan monitoring internal dilakukan oleh tim
manajemen BOS Kabupaten.
Kegiatan pelaporan pelaksanaan program BOS
yang dilaksanakan di SD Negeri Mijen 3, antara lain:
1) membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan
sebagai bahan informasi bagi kepala sekolah serta
untuk meminimalkan kesalahan penyusunan laporan
yang akan dikirim kepada Tim Manajemen BOS
Kabupaten, 2) sistematika penyusunan laporan telah
sesuai dengan petunjuk penyusunan laporan yang
tertuang dalam buku panduan BOS.
4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Upaya
Peningkatan
Pembelajaran
melalui
Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak
58
Faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
BOS merupakan salah satu factor yang ditemui baik
oleh kepala sekolah, guru maupun komite sekolah
dalam kegiatan pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak.
Dalam proses pembiayaan pendidikan seperti
dana BOS ini tidak terlepas dari segala macam
hambatan dan pendukung. Hal tersebut pula yang
dialami di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak pada
aktifitas guru dalam upaya untuk mengoptimalisasi
pembelajaran melalui dana BOS. Hambatan dan
pendukung tersebut seperti yang diutarakan oleh
kepala sekolah SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
berikut ini:
“Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak ini ternyata kami
mengalami hambatan namun juga ada factor
pendukung
yang
bisa
jadi
penyeimbang
terlaksananya
aktifitas
guru
dalam
mengoptimalisasi
pembelajaran
dengan
pengelolaan dana BOS. Hambatan tersebut antara
lain adalah pencairan dana BOS yang tidak tepat
atau sering terlambat, sesuai dengan ketentuan
pencairan dana BOS tiap triwulan dan pencairan
dapat dicairkan pada awal bulan triwulan, tapi
yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013.
Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua JuliDesember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi
sekolah karena akan mengganggun pelaksana
kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan
belajar dituntut harus berjalan akan tetapi disisi
lain dana untuk operasional belum tersedia.”
59
“Persoalan ini yang sering menjadikan pihak
sekolah menjadi pusing karena harus mencarikan
dana dengan berbagai upaya agar proses belajar
mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana yang
menunjang pembelajaran dapat terlengkapi.
Kemudian kurangnya kelengkapan perpustakaan
yang harus dibeli secepatnya sedangkan anggaran
dana BOS sudah dibagi pembiayaannya untuk
kelengkapan yang lainnya. Kemudian untuk factor
pendukungnya adalah Faktor pendukung secara
internal adalah adanya staf pengelola yang
berkualitas dan professional, serta berjalannya
mekanisme organisasi sesuai prinsip-prinsip
administrasi. Faktor pendukung eksternal adalah
adanya kerjasama dan koordinasi yang baik
antara sekolah dengan komite.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka
dapat diketahui bahwa Aktifitas guru dalam upaya
mengoptimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
dana BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak
mengalami
hambatan
dalam
pelaksanaannya.
Hambatan tersebut yaitu pencairan dana BOS yang
tidak tepat atau sering terlambat, sesuai dengan
ketentuan pencairan dana BOS tiap triwulan dan
pencairan dapat dicairkan pada awal bulan triwulan,
tapi yang terjadi untuk dana BOS tahun 2013.
Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama
bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua JuliDesember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi sekolah
karena akan mengganggu pelaksana kegiatan belajar
mengajar, padahal kegiatan belajar dituntut harus
berjalan akan tetapi disisi lain dana untuk operasional
belum tersedia. Persoalan ini yang sering menjadikan
pihak
60
sekolah
menjadi
pusing
karena
harus
mencarikan dana dengan berbagai upaya agar proses
belajar mengajar tetap berjalan lancar dan fasilitas
pembelajaran atau sarana prasarana yang menunjang
pembelajaran dapat terlengkapi. Kemudian kurangnya
kelengkapan
perpustakaan
yang
harus
dibeli
secepatnya sedangkan anggaran dana BOS sudah
dibagi
pembiayaannya
untuk
kelengkapan
yang
lainnya.
Selain factor penghambat aktifitas guru dalam
upaya
mengoptimalisasi
pembelajaran
melalui
optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga
mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya.
Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri
dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan
factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara
internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas
dan
professional,
serta
berjalannya
mekanisme
organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor
pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Aktivitas Guru dalam Upaya Peningkatan
Pembelajaran melalui Pengelolaan BOS di SDN
Mijen 3 Kebonagung Demak
61
Aktifitas
guru
dalam
upaya
optimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS merupakan
salah
satu
kegiatan
proses
pembelajaran
yang
dilakukan guru dengan maksud untuk menggunakan
dan mengelola dana BOS yang diberikan sekolah yang
bersangkutan
secara
terinci
dan
dalam
upaya
teroptimalisasi
dengan baik dan benar.
Aktifitas
guru
optimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak dilakukan dengan pengelolaan
BOS
yang
tersusun
pengorganisasian,
rapi
dengan
pelaksanaan
perencanaan,
dan
pengawasan
kemudian selain itu adanya optimalisasi pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap menggunakan sarana
prasarana serta strategi pembelajaran yang mampu
meningkatkan mutu pembelajaran di SDN Mijen 3
Kebonagung Demak dengan penggunaan anggaran
dari dana BOS yang diperoleh sekolah. Selain itu
dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SDN Mijen 3 Kebonagung Demak, meliputi:
1. Perencanaan anggaran dana BOS dituangkan dalam
bentuk Rencana Penggunaan Dana BOS. Proses
penyusunan
Rencana
Penggunaan
Dana
BOS
diawali dari penyusunan RKS, penyusunan draft
RKAS, pengkajian dan kesepakatan draft RKAS,
sampai
dengan
pengesahan
RKAS,
kemudian
disusun Rencana Penggunaan Dana BOS oleh
kepala sekolah dan bendahara BOS.
62
2. Pelaksanaan pengelolaan dana BOS diawali dengan
kegiatan penyaluran dana BOS dengan melaporkan
data jumlah murid dalam bentuk LKIS. Mekanisme
penggunaan
dana
BOS
yaitu
dimulai
dengan
pengajuan kebutuhan oleh guru dan karyawan,
penentuan alokasi sumber dana, pembelanjaan
barang oleh tim belanja barang, sampai dengan
barang diterima dan diinventarisir oleh penerima
barang. Pembukuan dana BOS diwujudkan dalam
bentuk Realisasi Penggunaan Dana BOS disertai
lampiran SPJ dan bukti pengeluaran dana BOS.
Pelaporan
tertulis
dilakukan
kepada
tim
manajemen BOS Kabupaten setiap triwulan dan
dipajang di papan pengumuman sekolah.
3. Evaluasi penggunaan dana BOS dilakukan secara
insidental dalam bentuk pengawasan melekat oleh
kepala sekolah dan monitoring internal dilakukan
oleh tim manajemen BOS Kabupaten.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Kusno,
Masluyah Suib, Wahyudi (tt) dalam Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar
Negeri. Hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SD Negeri 01 Muara Pawan Kabupaten Ketapang
telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang
tertuang di dalam buku panduan BOS yang meliputi
unsur
perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi, serta pelaporan dana BOS.
63
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi (tt). persamaan dari
kedua penelitian ini adalah bahwa pengelolaan dana
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
telah
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang tertuang
di dalam buku panduan BOS yang
meliputi
unsur
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi,
serta
pelaporan
dana
BOS.
Namun
perbedaan
penelitian ini adalah jika penelitian sekarang selain
untuk melihat pengelolaan BOS tetapi juga untuk
melihat aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan BOS, sedangkan
penelitian yang dilakukan Kusno, Masluyah Suib,
Wahyudi
(tt)
hanya
untuk
mengungkap
bahwa
pengelolaan dana BOS telah dilaksanakan sesuai
dengan mekanisme yang sudah ada.
Penelitian
ini
juga
pernah
dilakukan
oleh
Abdurrahman (2010). Pengelolaan Dana BOS Guna
Pemberdayaan pembelajaran di SDN 1 Purworejo
Tahun
ajaran
2008/2009.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran di
SDN 1 Purworejo Tahun ajaran 2008/2009 menjadi
lebih baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana
BOS
yang
profesional.
Dana
BOS
mampu
memfasilitasi anggaran pendidikan siswa tanpa harus
memungut biaya pada wali siswa, sehingga menjadi
hal menonjol dan menarik dengan motto “Sekolah
Gratis”. Hal ini berdampak positif pada jumlah siswa
64
yang mencukupi target baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian terdahulu. Persamaannya
adalah bahwa pengelolaan pembelajaran menjadi lebih
baik dan efektif karena adanya pengelolaan dana BOS
yang profesional. Namun perbedaannya adalah jika
penelitian
sekarang
melengkapi
prasarana
dana
BOS
fasilitas-fasilitas
pembelajaran
sedangkan
pada
diberikan
serta
yang
penelitian
masih
yang
untuk
sarana
dan
belum
ada,
dilakukan
Abdurrahman (2010) yaitu bahwa dana BOS diberikan
untuk memberdayakan pembelajaran sehingga pada
sekolah yang mendapat anggaran dana BOS ini
merupakan sekolah gratis.
4.3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Upaya
Peningkatan
Pembelajaran
melalui
Manajemen BOS di SDN Mijen 3 Kebonagung
Demak
Faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
upaya optimalisasi pembelajaran melalui pengelolaan
BOS merupakan hal yang pasti akan ditemui dalam
setiap pelaksanaannya. Untuk itu pastinya kepala
sekolah dalam kegiatan ini mempunyai strategi untuk
mengantisipasi hambatan yang nantinya ditemui.
Aktifitas guru dalam upaya mengoptimalisasi
pembelajaran melalui pengelolaan dana BOS di SDN
65
Mijen 3 Kebonagung Demak mengalami hambatan
dalam
pelaksanaannya.
Hambatan
tersebut
yaitu
pencairan dana BOS yang tidak tepat atau sering
terlambat, sesuai dengan ketentuan pencairan dana
BOS tiap triwulan dan pencairan dapat dicairkan pada
awal bulan triwulan, tapi yang terjadi untuk dana BOS
tahun 2013. Pencairan dilakukan 2 tahap yaitu tahap
pertama bulan Januari–Juni 2013 dan tahap kedua
Juli-Desember 2013. Hal ini menjadi masalah bagi
sekolah
karena
akan
mengganggun
pelaksana
kegiatan belajar mengajar, padahal kegiatan belajar
dituntut harus berjalan akan tetapi disisi lain dana
untuk operasional belum tersedia. Persoalan ini yang
sering menjadikan pihak sekolah menjadi pusing
karena harus mencarikan dana dengan berbagai
upaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan
lancar
dan
prasarana
terlengkapi.
fasilitas
yang
pembelajaran
menunjang
Kemudian
atau
pembelajaran
kurangnya
sarana
dapat
kelengkapan
perpustakaan yang harus dibeli secepatnya sedangkan
anggaran dana BOS sudah dibagi pembiayaannya
untuk kelengkapan yang lainnya.
Selain factor penghambat aktifitas guru dalam
upaya
mengoptimalisasi
pembelajaran
melalui
optimalisasi BOS, ternyata aktifitas guru ini juga
mempunyai factor pendukung dalam pelaksanaannya.
Factor pendukung tersebut antara lain adalah terdiri
dari dua factor yaitu factor pendukung internal dan
factor pendukung eksternal. Faktor pendukung secara
66
internal adalah adanya staf pengelola yang berkualitas
dan
professional,
serta
berjalannya
mekanisme
organisasi sesuai prinsip-prinsip administrasi. Faktor
pendukung eksternal adalah adanya kerjasama dan
koordinasi yang baik antara sekolah dengan komite.
Penelitian
ini
juga
pernah
dilakukan
oleh
penelitian Eka Anggraini dan Mayarni (2013), dalam
judul
Evaluasi
Program
BOS
dalam
Peningkatan
Sarana Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanaan program BOS dalam peningkatan
sarana pendidikan di
sekolah dasar di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang
baik karena masih banyak sekolah yang belum
mempunyai
proses
sarana
yang
pembelajaran
mendukung
yang
kelancaran
lengkap
terutama
sekolah negeri.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka
Anggraini dan Mayarni (2013). Persamaannya bahwa
pengelolaan dana BOS masih belum mencukupi untuk
melengkapi kekurangan sarana prasarana pendukung
pembelajaran.
Namun
perbedaannya
adalah
jika
penelitian sekarang selain penghambatnya kurangnya
pencairan dana BOS untuk melengkapi kekurangan
fasilitas
sarana
prasarana
tapi
juga
kadang
terlambatnya pencairan dana BOS yang turun ke
sekolahan sehingga membuat kelimpungan dari pihak
sekolah. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Eka Anggraini dan Mayarni (2013) mengungkap bahwa
67
dalam pelaksanaan program BOS dalam peningkatan
sarana pendidikan di sekolah dasar di Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru masih dalam kategori kurang
baik karena masih banyak sekolah yang belum
mempunyai
proses
sarana
yang
pembelajaran
mendukung
yang
kelancaran
lengkap
terutama
sekolah negeri.
Penelitian sekarang juga pernah dilakukan oleh
Abdul Kadir Karding (2008), dalam judul Evaluasi
Pelaksanaan Program Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) Sekolah Menengah Pertama Negeri di kota
Semarang. Rekomendasi antara lain, searah tujuan
BOS hendaknya pemanfaatan dana BOS benar-benar
diarahkan untuk operasional sekolah yang menunjang
kelancaran proses belajar, sumber dana sekolah
berasal dari APBD, BOS dan Sumbangan orang tua
siswa, ketiga komponen ternyata sumbangan orang
tua murid paling dominan. Keberadaan BOS tetap
dipertahankan. Jumlah anggaran perlu ditingkatkan
dan
serta
realisasi
pencairan
dana
BOS
yang
dilakukan tiap triwulan dan pencairannya diawal
bulan harus dapat terwujud, Hal ini dimaksudkan
agar efektif. Agar sasaran BOS tercapai secara efektif
yaitu memberikan akses bagi siswa keluarga miskin
maupun siswa keluarga tidak mampu mendapatkan
layanan
pendidikan
seharusnya
untuk
dasar
yang
melakukan
bermutu,
sudah
seleksi
secara
transparan bagi siswa miskin/tidak mampu dengan
membentuk
68
tim
kecil
yang
melakukan
tugas
melakukan pengecekan kondisi siswa yang sebenarnya
di lapangan disamping berdasarkan surat keterangan
dari Kepala Kelurahan.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Kadir Karding (2008). Persamaannya adalah bahwa
pemanfaatan dana BOS benar-benar diarahkan untuk
operasional
sekolah
yang
menunjang
kelancaran
proses belajar. Namun perbedaannya jika penelitian
sekarang sekolah dalam anggaran sekolah murni
hanya memperoleh dana dari pengelolaan BOS yang
diterima
tanpa
ada
sumbangan
dari
yang
lain.
Sedangkan jika penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Kadir Karding (2008) anggaran sekolah selain didapat
dari dana BOS tetapi juga sumber dana diperoleh dari
APBD dan sumbangan dari orangtua siswa.
Perencanaan
penyusunan
keuangan
rencana
dimulai
anggaran.
dari
Penganggaran
merupakan kegiatan atau proses penyusunan rencana
operasional yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam
anggaran
tergambar
kegiatan-kegiatan
yang
akan
dilaksanakan oleh suatu lembaga. Komponen esensial
dari penganggaran adalah: 1) rencana, 2) operasional
dan
sumber
daya,
menyeluruh/komprehensif,
3)
keuangan,
dan
5)
4)
koordinasi.
Penyusunan angggaran dalam perencanaan program
BOS SD Negeri Candisari 1 memperhatikan beberapa
poin seperti: 1) membuat perencanaan melalui APBS,
2)
perencanaan
anggaran
disesuaikan
dengan
69
keadaan,
perubahan
lingkungan
dan
kebutuhan
sekolah, 3) penyusunan anggaran telah melibatkan
seluruh komponen sekolah.
Pelaksanaan Pengelolaan BOS terdiri dari dua sisi
yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Pada sisi
penerimaan ditentukan oleh besarnya dana yang
diterima oleh sekolah.
Pada tingkat sekolah dasar,
sumber biaya adalah dari pemerintah baik dari pusat
maupun daerah, dari masyarakat baik dari perorangan
maupun lembaga atau yayasan serta orang tua siswa
berupa
iuran
sekolah
maupun
sumber
lainnya.
Sedangkan pengeluaran adalah alokasi besarnya biaya
pendidikan
untuk
setiap
komponen
yang
harus
dibiayai, misalnya dipergunakan untuk membiayai
kegiatan proses belajar mengajar, ketatausahaan,
sarana
dan
prasarana
pengembangan
sumber
sekolah,
daya
gaji
manusia
kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.
dan
sekolah,
Dalam biaya
pengeluaran sekolah dipakai istilah pengeluaran rutin
atau yang bersifat berulang tiap-tiap tahun, seperti
gaji, barang yang harus sering diganti. Sedangkan
pengeluaran untuk barang-barang yang tahan lama
seperti gedung sekolah, laboratorium, sarana olahraga
dan fasilitas belajar lainnya.
Pengelolaan keuangan BOS akan dianggap efektif
apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran.
Dalam
administrasi
keuangan
70
pengelolaan
dimulai
dari
pembiayaan
pengajuan
pencairan biaya, transaksi kegiatan berupa serah
terima uang dan pembuatan kwitansi.
Pembukuan
(Accounting) merupakan pola kegiatan yang sangat
pokok dalam sistem administrasi keuangan yang
tertib. Pembukuan bertujuan agar dana yang dipakai
dapat mencapai hasil yang maksimal, efisien dan
efektif guna membiayai kegiatan. Pembukuan yang
efektif mempunyai indikator mencegah penyalahgunaan uang yang menyimpang dari prosedur anggaran
yang telah ditentukan, mencegah adanya pemborosan
dalam pembiayaan, mencegah defisit anggaran dan
melakukan verifikasi (pembuktian) bahwa anggaran
yang ada telah digunakan sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan. Untuk melakukan pembukuan
ini diperlukan tata buku, organisasi yang bertugas
menyelenggarakan pembukuan dan sistem transaksi.
Pelaksanaan
kegiatan
memerlukan
adanya
pengawasan dan pengendalian. Tujuannya agar semua
komponen
sistem
bergerak
secara
koordinatif,
integratif dan sinerjik menuju pencapaian tujuan
secara
efektif
dan
efisien.
Dalam
pembiayaan,
pengawasan dan pengendalian dilakukan agar sumber
daya finansial yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara optimal.
Kepala sekolah, sebagai manajer,
berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi
Ordonator
Namun,
untuk
tidak
bendaharawan
memerintahkan
dibenarkan
karena
pembayaran.
melaksanakan
berkewajiban
fungsi
melakukan
pengawasan ke dalam. Sedangkan bendaharawan
71
dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas
pembayaran. Pengawasan dilakukan untuk mencegah
penyimpangan keuangan dan mengoreksi kekeliruan
pencatatan yang mungkin terjadi. Pengawasan dapat
secara internal dan eksternal, dapat pula dilakukan
secara struktural maupun fungsional. Cakupannya
meliputi
pemeriksaan,
pembinaan
dan
evaluasi.
Sedangkan pengendalian cenderung dilakukan oleh
pimpinan
atau
atasan
langsung,
sebagai
upaya
korektif dan antisipatif terhadap pelaksanaan tugas
pengelola.
Bagian
akhir
penyusunan
dari
laporan.
pengelolaan
Laporan
BOS
adalah
disusun
secara
sistematis dan mudah dibaca oleh siapa saja yang
ingin mengetahui perkembangan program BOS yang
dilaksanakan sekolah. Pelaporan merupakan bagian
dari
proses
manajemen
monitoring
dan
keuangan.
evaluasi
Pelaporan
praktik
bermaksud
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kegiatan
yang telah direalisasikan berdasarkan rencana yang
telah dibuat. Pelaporan keuangan BOS merupakan
perwujudan
dari
transparansi
dan
akuntabilitas
pengelolaan dana BOS terhadap publik. Transparansi
keuangan diperlukan untuk meningkatkan dukungan
orangtua,
masyarakat
penyelenggaraan
sekolah.
seluruh
Disamping
menciptakan
dan
program
itu
kepercayaan
pemerintah
pendidikan
transparansi
timbal
dalam
balik
di
dapat
antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga
72
sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai.
73
74