Karakteristik negara dan perang jamal

Karakteristik Negara dan Perang
Tipe Rezim : Democratic Peace
Teori Democratic peace mengatakan bahwa sistem demokrasi itu lebih damai, setidaknya
dalam hubungan satu sama lain. Hal ini diambil dari Immanuel Kant. Didalam sketsa filsafatnya
Perpetual Peace, Kant berpendapat bahwa untuk berunding agar dapat menguasai masyarakat
terlebih dahulu harus memasuki masyarakat sipil and menciptakan negara itu sendiri dimana
menurut neorealis Kenneth Waltz, hak-hak dijamin dan dengan mereka kemungkinan untuk
berperilaku sesuai moral.Tapi hanya satu jenis negara yang dapat mengembangkan
pengembangan moral individu dan perdamaian internasional, terutama legislatif otonom. Kant
berpikir bahwa republik seperti ini, tidak seperti negara otoriter, menghasilkan kerjasama karena
negara tersebut bertindak sesuai dengan kemauan masyarakat dan perdamaian dapat
direalisasikan melalui hal itu. Kant juga mengatakan bahwa ketika negara menjadi republik yang
lebih liberal, perdamaian secara berangsur-angsur akan terbentuk dinegara itu, dimana dia
menyebutnya 'pacific union' atau 'pacific federation'.
Michael Doyle mengangkat kembali paham Kant tentang demokrasi dan perdamaian dan
diambil ahli ilmiah yang ditimbulkan setelah berakhirnya perang dingin dan kemenangan
demokrasi liberal melawan komunisme. Teori democratic peace sangat populer di awal 1990-an
dengan dipublikasikannya bukun Bruce M. Russett berjudul Grasping the Democratic Peace.
Didalam teori Democratic peace ada dua penjelasan tentang hubungan damai diantara negara
demokrasi. Yang pertama ada pada norma demokratis. Demokrasi didefinisikan oleh bagaimana
mereka sangat menghargai HAM dan kebebasan dan resolusi konflik tanpa kekerasan. Yng

kedua ada pada institusi demokratis, dimana konflik diantara negara demokrasi jarang terjadi
karena cek dan keseimbangan domestik diantara cabang pemerintahan memperlambat keputusan
untuk maju kepada peperangan dan memperlihatkan prosesnya kedunia luar.
Paul Hensey, Gary Goertz, dan Paul Diehl telah memperluas hipotesis democratic peace ke
‘rivalries’, dimana terbentang dari konflik terisolasi sampai konflik abadi yang melibatkan
kompetisi militer yang sering dan intens antara pasangan negara yang sama terjadi di waktuwaktu tertentu. Rivalries seperti perang tidak akan terjadi antara negara demokaris kecuali salah
satu actor bukanlah negara demokrasi. Lebih jauh lagi, Edward D. Mansfield dan Jack Snyder
memperlihatkan bahwa walaupun negara demokrasi tidak bertengkar, negara yang bertransisi
dari kediktatoran menjadi demokrasi menjadi lebih agresif dan rawan perang, dan mereka juga
berperang dengan negara demokratis.
Sistem Ekonomi dan Perang
Penjelasan lain mengenai kebijakan luar negeri mengenai rawannya perang adalah faktor
ekonomi. Penganut liberal percaya bahwa kapitalisme free-market dimana kompetisi yang
menghasilkan kekayaan dapat membawa perdamaian. Sebaliknya, penganut Marxist percaya
bahwa kapitalisme membuat kelas kapitalis dari pemilik kaya oleh biaya pekerja dan jaraka

seperti ini akan menghasilkan konflik kelas yang akan memuncak pada revolusi yang akan
mengakhiri kapitalisme.
Teori liberal mengatakan bahwa free trade mempromosikan efisiensi dan kesejahteraan
ekonomi, bahwa saling ketergantungan menghasilkan perdamaian. Perang akan merusak sumber

ekonomi dan memutuskan perdagangan jadi semua peserta akan berakhir sebagai pecundang.
Walaupun begitu, Sir Norman Angell mengatakan bahwa tidak ada negara yang bisa
memenangkan peperangan, perang hanya akan menghancurkan saling ketergantungan dari
ekonomi.
Dalam versi modern, David Bearce mengklaim bahwa ketergantungan ekonomi dan
pembentukan institusi komersial seperti area free trade, custom union, common market, dan
monetary union menghasilkan kedamaian dalam 3 cara. 1) Perang menjadi mahal untuk
masyarakat dan pemimpin politik. 2) Institusi ekonomi menyediakan informasi tentang
kapabilitas negara lain dan niat negara lain sehingga menurunkan mispersepsi dan ketakutan
takberalasan yang dapat menyebabkan terjadinya perang. 3) Institusi ekonomi membangun rasa
percaya dengan cara mengumpulkan pemimpin politik bersama.
Sedangkan bagi Marxist, mereka percaya bahwa sementara kapitalisme menyebar konflik global
juga mengikuti dibelakang. John Hobson mengembangkan teori imperialisme. Hobson
berargumentasi bahwa imperialisme adalah produk dilemma kedua sistem masyarakat
kapitalisme: produksi berlebihan dan konsumsi yang rendah.
Nasionalisme dan opini publik
Nasionalisme dan opini publik dapat menjadi penyebab perang. Liberal menganggap opini
publik sebagai perdamaian, , tapi nasionalisme dan patriotism yang berlebih biasanya dikenal
dengan chauvinism ketika muncul kepada publik dan meningkatkan terjadinya perang dan akan
susah untuk mengakhirinya. Stephen Van Evera berargumen bahwa negara bangsa akan lebih

terlibat dalam perang ketika kelompok nasional mengejar pemulihan wilayah yang hilang,
percaya bahwa hanya mereka yang pantas mendapatkan status sebagai negara bagian dan
menindas orang dengan nasionalitas berbeda dinegara mereka.
Pengaruh opini publik pada kebijakan luar negeri beragam. Di demokrasi, publik jarang
mengeluarkan pendapat mereka, bahkan pada isu keamanan nasional, dan harus bersaing dengan
banyak kelompok kepentingan domestik dan luar negeri agar dapat didengar oleh pembuat
kebijakan.
Politik Domestik: Perang sebagai Pengalihan dari Isu Domestik
Beberapa ahli teori percaya bahwa kondisi politik domestik menjadi salah satu penyebab
perang. Menurut ‘scapegoat hypothesis’ juga dikenal dengan pengalihan teori perang, partai
politik dan pemerintah terkadang memancing konflik diluar negeri untuk mengalihkan perhatian
masyarakat dari masalah di negaranya sendiri.

Bukti yang didukung oleh peralihan teori perang bercampur-campur. Salah satunya adalah
kekuatan dari oposisi domestik. Kalau opisisi domestiknya lemah, maka lebih kecil dorongan
untuk memakai teori peralihan. Pemimpin negara demokrasi dapat mengalihkan perhatian
masyarakatnya tapi negara otoriter tidak melakukannya. Penjelasan kedua dapat dilihat pada
tersedianya target eksternal untuk perang peralihan. Sekelompok ahli teori dikenal denga n
‘neoclassical realists’ berargumen bahwa politik domestik dapat menyebabkan terjadinya perang
tetapi pengaruhnya tidak langsung.