Hakikat Martabat dan Tanggung Jawab Manu

Hakikat, Martabat, dan Tanggung Jawab Manusia
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Agama Islam

Nama
NIM
Jurusan

: Muhammad Fajar A
: 1512121037
: Manajemen D

UNIVERSITAS BHAYANGKARA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
SURABAYA
2015
i

Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan penyusunan makalah
ini.

Makalah ini berjudul “Hakikat, Martabat, dan Tanggung Jawab Manusia”. Penyusunan
makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2015/2016.
Pembahasan makalah ini berisi tentang makna hakikat, martabat, dan tanggung jawab
manusia.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik materi
maupun teknik penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca gunu menambah wawasan
tentang Pendidikan Agama Islam.

Sidoarjo, 30 November 2015

Penulis

ii

Daftar Isi
Halaman Judul..................................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
BAB II ISI PEMBAHASAN...........................................................................................................5
Konsep Manusia.......................................................................................................................5
1. Hakikat manusia menurut ajaran Islam...............................................................................7
2. Martabat manusia menurut ajaran Islam..............................................................................8
3. Tanggung jawab manusia menurut ajaran Islam...............................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
Kesimpulan................................................................................................................................13

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu menarik, maka
masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang paling
menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai
potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di
bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi

dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat
pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh
ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi
manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan manusia di bumi dan menjadi pusat kegiatan
di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan
manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat AlQur’an, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung jawab,
pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut : "Apakah
kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu :
1. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan,
2. manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan
3. manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggungjawabkan
semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak
lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.

4


BAB II
ISI PEMBAHASAN
Konsep Manusia
a)
b)
c)
d)
e)
f)

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Beberapa pendapat tentang manusia
Carles Darwin : binatang yang terjadi dari sebab-sebab mekanis
Sigmund Freund : makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara id, ego, dan super ego

Behaviorisme: homo mechanicus- perilaku manusia yang terbentuk sebagai hasil pembelajaran
dengan lingkungan
Kognitif : homo sapiens- selalu berusaha memahami lingkungannya
Humanisme : homu ludens, berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan
mengaktualisasikan diri
Aristoteles : hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan berbicara berdasar akal
pikiran.
Konsep Manusia dalam Islam
Historis : bani adam (al-a’raf 31)
Biologis : basyar (ar-rum 20)
Intelektual : insan (at-tin 4)
Sosiologis : naas (al-hujarat 13)
Posisional : abd(saba’ 9)
Khalifah (al-baqarah 30)

Al-Qur'an telah mencatat untuk kita model orang-orang seperti pada orang-orang dari “iklan”
. Firaun berbicara kepada umat-Nya dan mengatakan dalam surat Al-Qashash, (Ayat 38), "Aku
tidak mengetahui Tuhan bagimu selain Aku."
Pada ekstrem yang lain, manusia berpikir bahwa ia adalah yang paling diremehkan, terlemah,
dan yang paling berharga di alam semesta ini, sehingga ia menunduk dengan penyerahan

sebelum pohon, batu, hewan, atau sebelum matahari, bulan , bintang-bintang atau api dan
makhluk lain. Islam menjelaskan kepada manusia realitasnya, asal-usulnya dan berbagai tahap
penciptaan yang ia melewati.
1.
Asal-usul penciptaan dan tahap-tahap penciptaan-Nya:
Islam telah menjelaskan bahwa realitas manusia berasal dari dua asal: Asal jauh, yang adalah
ciptaan pertama dari lumpur ketika Allah (SWT) membuatnya dan ditiupkan ke dalam dirinya
hidup, dan asal dekat, yang ciptaan-Nya dalam rahim ibunya. Allah (SWT) berfirman
dalam surat As-Sajdah, (Ayat 7-9), tentang asal-usul manusia, "Dia orang yang unggul dalam
segala sesuatu yang Dia ciptakan, dan Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat dan
keturunan manusia kemudian dibuat dari cairan berharga, kemudian Dia membuatnya dan
ditiupkan ke dalam dirinya dari jiwanya, dan dibuat untuk Anda pendengaran, penglihatan, dan
hati, dan berkat kecil yang Anda memberi. "
5

Sekarang, kita melihat bagaimana Al-Qur'an ternyata perhatian manusia terhadap cairan
yang berharga dari mana ia diciptakan dalam rahim ibunya, "dari cairan berharga. Hal ini
hendaknya menyadarkan Manusia untuk memberantas potensial menindas dan menghilangkan
kesombongan dan membuat dia rendah hati dalam hidupnya.
2.


Manusia adalah makhluk terhormat:

Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Isra ', (Ayat 70), "Kami telah menghormati anakanak Adam dan membawa mereka di bumi dan di laut dan memberikan kepada mereka rezeki
yang baik. Dan kita membuat mereka lebih baik daripada banyak dari apa yang kita buat. "
Kemudian Allah (SWT) menjelaskan bahwa Dia (SWT) membuat seluruh alam semesta dalam
melayani manusia. Dia mengatakan dalam surat Luqman, (Ayat 20), "Apakah Anda tidak melihat
bahwa Allah disediakan bagi Anda apa yang di langit dan di bumi dan membanjiri Anda dengan
banyak berkat dikenal dan tidak dikenal."
3.
Manusia memiliki kemampuan untuk dapat membedakan dan memilih antara baik dan
jahat:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Ash-Syams, (Ayat 7-10 "Dan dengan Nafs, (jiwa), dan
Allah yang sempurna dia dalam proporsi; Kemudian Dia mengilhami dia korupsi dan kebenaran
nya; Memang ia berhasil yang memilih untuk memurnikan diri sendiri-Nya;. dan memang ia
gagal yang merusak diri sendiri nya "
4.
Manusia memiliki potensi untuk belajar dan memperoleh pengetahuan:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Alaq, (Ayat 3-5),
"Bacalah dan Tuhan Anda adalah yang paling murah hati, Orang yang mengajar dengan

pena, Dia mengajarkan manusia apa yang ia tidak tahu” .
Dalam ayat lain, Allah (SWT) berfirman dalam surat An-Nahal, (Ayat 78), "Dan dibuat
untuk Anda pendengaran dan penglihatan dan hati, sehingga Anda bersyukur. "Allah(SWT)
mencemooh mereka yang tidak mendapatkan manfaat dari semua hak istimewa. Allah (SWT)
berfirman dalam surat Al-Araf, (Ayat 179), "Mereka memiliki hati yang mereka tidak mengerti,
mereka memiliki mata yang dengannya mereka tidak melihat, dan mereka memiliki telinga yang
mereka tidak mendengar, mereka seperti binatang dan bahkan lebih buruk, mereka adalah pelupa
atau lalai ".
5.
Manusia bertanggung jawab dan akuntabel dan dia akan mendapatkan hasil dari
perbuatannya:
Allah (SWT) berfirman dalam surat Al-Baqarah, (Ayat 30),
"Dan Tuhanmu berkata kepada para malaikat bahwa saya menciptakan Khalifah di bumi."
Kemudian Allah (SWT) mengajarkan kepada Adam semua nama untuk menunjukkan
bagaimana manusia malaikat istimewa di sisi Allah, maka Allah (SWT) memerintahkan para
malaikat untuk bersujud kepada Adam karena hormat.. Allah (SWT) berfirman dalam suratAzZalzalah, (Ayat 7-8), , "Dan barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun, niscaya
6

dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarahpun,
niscahya dia akan (melihat) balasannya""Nabi Muhammad (SAW) mengatakan dalam

sebuah hadits otentik yang dilaporkan oleh Imam At-Tirmidzi," Para hamba Allah akan ditanya
tentang empat hal pada hari kiamat: sekitar hidupnya dan apa yang ia lakukan dengan itu Dan
tentang pengetahuan dan apa yang ia lakukan dengan itu Dan tentang uangnya? mana dia
mendapatkannya dari dan di mana ia menghabiskan itu? Dan tentang tubuhnya bagaimana ia
menggunakannya.? "

1. Hakikat manusia menurut ajaran Islam
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai
kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah
Swt. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan sebaik - baik ciptaan, yang diciptakan
dari tanah dan disempurnakan dengan ditiupkannya ruh, Unsur - unsur yang ada pada manusia
yaitu berupa fisik atau jasmani yang bisa dilihat untuk menunjukkan keberadaannya yang
didalamnya terdapat jantung sebagai pusat hidup dan otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap
sebagai pusat kehidipan. Yang kesemuanya itu bisa berfungsi jika ada ruh di dalamnya,Tidaklah
diciptakan manusia melainkan supaya menyembah atau beribadah kepada Allah, baik sebagai
makhluk individual, makhluk sosial (menjalin hubungan dengan orang lain) ataupun makhluk
ekonomi (memenuhi kebutuhan hidup)
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama.
Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya

manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah,
berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses
dalam rahim ibu.

- Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan sebaik - baik ciptaan, yang diciptakan dari
tanah dan disempurnakan dengan ditiupkannya ruh.

7

- Unsur - unsur yang ada pada manusia yaitu berupa fisik atau jasmani yang bisa dilihat untuk
menunjukkan keberadaannya yang didalamnya terdapat jantung sebagai pusat hidup dan otak
sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidipan. Yang kesemuanya itu bisa
berfungsi jika ada ruh di dalamnya.
-Tidaklah diciptakan manusia melainkan supaya menyembah atau beribadah kepada Allah, baik
sebagai makhluk individual, makhluk sosial (menjalin hubungan dengan orang lain) ataupun
makhluk ekonomi (memenuhi kebutuhan hidup).

2. Martabat manusia menurut ajaran Islam
Martabat adalah harga diri tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat,
Dan martabat saling berkaitan dengan maqam, maksudnya adalah secara dasarnya maqam

merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan
sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan
seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan
maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7
(tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh
perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi
dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir
pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa proses
sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang
maha esa;

8

5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan ingatan
kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan maqam di bawah ini, tetapi
melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh), adapun hasilnya akan dapat
di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :


Taubat;



Zuhud;



Sabar;



Syukur;



Khauf (takut);



Raja’ (harap);



Tawakkal;



Ridha;



Muhibbah.

9

Menurut Ibnu Sina yang terkenal dengan filasafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi
a)

Manusia sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain. Manusia
baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kebutuhan bila hidup berkumpul.

b)

Manusia sebagai makhluk ekonomi, karena mereka selalu memikirkan masa depan dan
menyiapkan segala sesuatu untuk masa depannya.

Menurut pandangan Murtadha Mutahhari, manusi adalah makhluk serba dimensi

a)

Dimensi Pertama
Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan, minum,
istirahat dan menikah supaya ia dapat tumbuh dan berkembang.

b)

Dimensi Kedua
Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh
keuntungan dan menghindari kerugian.

c)

Dimensi Ketiga
Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.

d)

Dimensi keempat
Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.

e)

Dimensi kelima
Manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda karena dikaruniahi
akal, fikiran dan khendak bebas.

f)

Dimensi keenam
Manusia mampu mengenal dirinya.

10

3. Tanggung jawab manusia menurut ajaran Islam
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi ia sendiri yang harus memper
tanggung-jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain untuk memikul
dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya. Tetapi dalam AL-Quran surat AlAn’am ayat 164 dinyatakan bahwah tanggung jawab tersebut akan dimintai pertanggung
jawaban apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu,seperti pengetahuan,kemampuan, serta
kesadaran. Allah tidak membebani seorang kecuali sesuai dengan kemampuannya (QS AlBaqarah 2:286).
Dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk yang di
tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah
SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya,
meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya.
Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis
berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang
bermaksud:
“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa
yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya
tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan
ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan
akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah
pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.”(Muttafaq ‘alaih)
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta untuk
dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal
yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat
wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu
dilaksanakan.

1.Mengabdikan diri kepada Allah menerusi beriman kepada Allah dan melakukan amal soleh
dalam bentuk yang sempurna.

11

2. Sebagai hamba, manusia perlu melaksanakan amanah Allah, memelihara serta mengawal
agama Allah serta ajaran Allah SWT.
3. Ke arah melaksanakan amanah sebagai khalifah Allah ini, manusia hendaklah menyedari dan
memahami bahawa kewajiban berdakwah dengan menyebarkan dan memperluaskan ajaran Islam
ke arah menegakkan syiar Islam serta meninggikan kalimah Allah di atas muka bumi ini, dengan
berperanan menegakkan amar makruf serta mencegah kemungkaran.
“Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan
(mengembangkan Islam). Dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang
daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orangorang yang berjaya. (Ali Imran: 104)
4. Sebagai khalifah Allah, yang dimaksudkan dengan wakil Allah, wajiblah manusia menjaga
agama dengan melaksanakan dua perkara:
i) Menegakkan Islam. Dengan berdakwah kepada manusia seperti yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW dan para sahabat RA dan membuktikan kebaikan ajaran Islam dan hukumnya di
samping mempertahankan agamanya dari ancaman musuh.
ii) Melaksanakan Islam. Dengan mengamalkan perintahNya dan meninggalkan laranganNya,
dalam semua urusan termasuk juga urusan kemasyarakatan dan kenegaraan.
5. Bertanggungjawab menjauh dan memelihara diri dan keluarga daripada masuk ke dalam
neraka.
“Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu (berhala). Neraka itu dijaga dan dikawal oleh
Malaikat-malaikat yang keras kasar (layanannya), mereka tidak menderhaka kepada Allah
dalam segala yang diperintahkanNya kepada mereka dan mereka pula melakukansegala yang
diperintahkan.” (At-Tahrim : 6)
Begitulah di antara tanggungjawab besar yang wajib dilaksanakan oleh setiap manusia
ang hidup di atas muka bumi Allah. Seterusnya ia mestilah kembali kepada Islam, menghayati
Islam, kembali kepada beriman dan beramal soleh.

12

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna manusia
diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan
manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk
diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada
masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari orang
lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa
berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling
menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya ,
selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat
manusia dan manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal,
nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia dapat
menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia
mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang
diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui prosesdzikir melahirkan keimanan
sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan materialisme yang
kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan mistisisme yang
statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara
terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut akan mewujudkan sosok
manusia yang utuh dan sempurna.
13

14