Perang Dunia I dan Perang Dunia II Penga

PENGARUH PERANG
DUNIA I DAN II
TERHADAP
KEHIDUPAN POLITIK
Disusun Oleh:
Dodi Kurniawan (04)
Gessy Mutiara Prameswari (05)
Maria Vanesa Kanita (12)
Puteri Asyifa Nurunnisa (15)

Perang Dunia I: Sebab
Umum
Pertentangan Jerman dan Prancis
Pada tahun 1870-1871 terjadi perang antara Jerman
dan prancis yang dipicu oleh perebutan hegemoni di
daratan Eropa. Prancis dipimpin oleh Napoleon III dan
Jerman dipimpin oleh Otto van Bismark. Prancis kalah
dan
menandatangani
Perjanjian
Perdamaian

Frankfurt 1871 yang berisi:
-> Prancis menyerahkan wilayah Elzas-Lotharingen
kepada Jerman.
-> Prancis harus membayar kerugian perang pada
Jerman.
Perang Dunia I terjadi karena Prancis ingin membalas
dendam kepada Jerman.


(masih) Sebab Umum
Pertentangan Jerman dan Inggris
Pertentangan ini disebabkan oleh persaingan
industri, perebutan daerah jajahan, dan kekuatan
angkatan perang terutama angkatan laut.

Pertentangan Jerman dan Rusia
Jerman dibawah pimpinan Raja Wilhelm II dan
Perdana Menteri Otto van Bismark menanamkan
pengaruhnya di Turki. Rusia merasa terancam
dengan politik Jerman itu, sebab Turki merupakan

lawannya.
Aliansi
dari
Jerman
dan
Turki
membahayakan upaya Rusia menguasai Laut
Tengah.


(masih) Sebab Umum
Pertentangan Rusia dan Austria
Konflik ini dipicu oleh keinginan kedua negara
menguasai wilayah Balkan.
Pertentangan
anatara
negara-negara
melahirkan kelompok-kelompok kepentingan
yang dikenal dengan system of alliances. Akibat
politik ini, Eropa terbagi menjadi dua blok:

 Triple Alliantie, terdiri atas Jerman, Austria,
dan Italia.
 Triple Entente, teridir atas Prancis, Rusia,
dan Inggris.
Kedua
kelompok
kepentingan
itu


Perang Dunia I: Sebab Khusus
Perang Dunia I secara langsung dipicu oleh
pembunuhan putera mahkota Autria, yaitu Franz
Ferdinand oleh Princep seorang Serbia.
Pembunuhan itu diawali tentara Autria yang
mengadakan latihan perang di Bosnia. Bagi Serbia
yang menuntut Bosnia-Herzegovina, latihan tentara
seperti ini dianggap sebagai provokasi yang
menghalang-halangi
terwujudnya

Pan
Slavisme
maupun Serbia Raya.
Tragedi
pembunuhan
itu
mendorong
Austria
mengultimatum Serbia sekaligus mengumumkan
perang. Langkah politis Austria diikuti aliansinya dan
terjadilah Perang Dunia I.

Perang Dunia I: Dampak Politik




Salah satu perubahan di bidang ini adalah
pembubaran kekaisaran yaitu Jerman,
Rusia, Austria-Hungaria, Turki, dan

lahirnya negara-negara baru seperti
Polandia, Finlandia, Cekoslovakia,
Yugoslavia, Hungaria, Mesir, Irak, Arab,
Syria, Lebanon, dan Yordania.
Perubahan lainnya, yaitu timbulnya
paham nasionalisme, demokrasi, fasisme,
dan sosioalisme.

Dampak Politik di Indonesia




Perang Dunia I membuat Belanda
menjadi longgar mengendalikan
keadaan politik Indonesia.
Keadaan ini menguntungkan Indonesia
untuk kembali memunculkan semangat
anti-kolonialisme secara radikal, dipicu
oleh kesenjangan sosial yang mencolok

antara golongan pribumi dan golongan
asing.

(masih) Dampak Politik di Indonesia


Radikalisme ini jelas membuat Belanda
khawatir daerah koloninya akan
memerdekakan diri. Terlebih lagi, Perang
Dunia I telah membawa pergerseran peta
politik di hampir seluruh dunia, terutama
setelah dikeluarkannya Doktrin Wilson
(Wilson’s Fourteen Points) yang dalam salah
satu pasalnya disebutkan bahwa seluruh
bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri
(right of self determination).

(masih) Dampak Politik di Indonesia



Didasari atas doktrin yang menggema di
seluruh dunia itu, organisasi pergerakan
nasional Indonesia mulai menunjukkan
sikap radikalnya terhadap pemerintah
Hindia Belanda. Misalnya, Indoneische
Vereeniging sejak tahun 1922
mengemukakan asas perjuangannya,
yaitu self-help (menolong diri sendiri)
dan self-reliance (percaya pada diri
sendiri).

(masih) Dampak Politik di Indonesia




Sepanjang Perang Dunia I, Belanda membuat
keputusan-keputusan politik guna meredam
tuntutan Indonesia untuk merdeka.
Pada kongres Budi Utomo tanggal 5 dan 6

Agustus 1915, telah ditetapkan usulan perlunya
dibentuk wajib militer bagi kaum pribumi.
Selanjutnya komite Indie Weebar pada tanggal 23
Juli 1916 telag memutuskan bahwa pembentukan
kekuatan militer baik laut maupun darat dari
kalangan bumiputera yang mendesak agar
mempertahankan diri dari serangan luar.

(masih) Dampak Politik di
Indonesia


Dwijisoedoyo sebagai wakil Budoyo
Utomo berhasil mengadakan
pendekatan dengan pemimpinpemimpin terkemuka Belanda.
Walaupun misi tidak berhasil
meloloskan usulan tentang wajib
militer, sebagai gantinya pemerintah
Belanda akan membentuk Volksraad
(disahkan Desember 1916).


(masih) Dampak Politik di Indonesia




Pada November 1918 Gubernur Jenderal van
Limburg Stirum mengeluarkan November Befolte
(Janji November). Isinya, pemerintah akan
memberi kewenangan yang besar pada Volksraad
dalam bidang politik. Pemerintah juga berjanji
akan memperbaiki kondisi sosial-ekonomi
masyarakat Hindia Belanda.
Untuk kepentingan itu dibentuk sebuah komisi
yang berhasil menyelidiki tentang:
 Hubungan antara Indonesia dan Belanda perlu
diatur kembali berdasarkan landasan baru.
 Pusat kekuasaan perlu dipindahkan ke
Indonesia dan Pemerintah Belanda harus
mencakup unsur-unsur pribumi.


(masih) Dampak Politik di Indonesia
Janji yang diberikan Belanda tidak pernah
dituntaskan, maka muncul perlawananperlawanan diantaranya:
 Gerakan petani di Surakarta pada 1919
dipimpin Haji Misbach. Gerakan ini didukung
oleh E.F.E Douwes Dekker dan Tjipto
Mangunkusumo dari Indische Partij.
 Penembakan terhadap kontroler perkebunan
Belanda di Toli-Toli (Mei 1919).
 Pemberontakan rakyat dan penembakan para
pejabat Belanda di Garut (Juni 1919).
 Pemberontakan PKI di berbagai daerah
seperti Banten, Batavia, Priangan, dan

Perang Dunia II: Sebab Umum









Tiap negara negara memiliki kepentingan
untuk memperluas pengaruh ideologinya
ke berbagai negara di dunia.
Tiap – tiap ideologi tersebut tidak dapat
disatukan sehingga menimbulkan konflik
Terjadi perlombaan senjata seperti Italia
menyerang Ethiopia (1935)
Terbentuklah blok – blok negara yang
saling berhadapan dan bertentangan

Perang Dunia II: Sebab Umum
Tanggal 27 September 1940, Jepang
menandatangani Pakta Tiga Kekuatan (Tripartite
Pact) bersama Jerman dan Italia
 Terbentuk dua blok besar yakni:
- Blok Fasis : Jerman, Italia, dan Jepang
- Blok Sekutu terdiri dari:
a. Blok Demokrasi : Perancis, Inggris,
Amerika Serikat, dan
Belanda
b. Blok Komunis : Rusia, Polandia, Hongaria,
Bulgaria, Yugoslavia,
Rumania, dan Cekoslavia


Perang Dunia II: Sebab Umum







Timbul nafsu imperialistis
Jerman mengumumkan Lebensraum
(Jerman Raya) yang meliputi Eropa
Tengah.
Jepang mengumumkan Kemakmuran
Bersama di Asia Timur Raya.
Inggris, Perancis, AS, dan Rusia
menguasai lumbung ETropa, yakni
Ukrania dan Rumania.

Sebab Khusus PD II








Hitler menuntut kota Danzig karena penduduknya
adalah bangsa Jerman.
Polandia menolak tutuntan tersebut, bahkan
polandia mengadakan perjanjian dgn Inggris,
Perancis, Yunan, dan Rumania untuk menghadapi
ancaman jerman tersebut.
Akibat penolakan tersebut pada 1 September 1939
Jerman melakukan ekspansi militer ke Belanda.
Terhadap serbuan tersebut agar negara blok
demokrasi mengumumkan perang terhadap Jerman
pada 3 Sep. 1939, AS memihak blok demokrasi.

Sebab Khusus PD II


Atas putusan politik Jerman, Jepang pun
terikat dengan perjanjian Tripartite, pada
7 Desember 1941, Jepang menyerbu
pangkalan armada pangkalan laut
amerika Pearl Harbour.

Dampak PD II di bidang politik








Lahirnya negara Superpower, yakni AS dan
Rusia.
Kedua negara melakukan ekspansi ideologi
keberbagai wilayah di dunia.
Terciptanya balance of power dan lahir politik
aliansi seperti NATO, NETO, SEATO, yang
dimotori oleh Amerika
Roosevelt dari Amerika dan Winston Churchill
dari Inggris merintis Atlantic Charter, piagam
ini ditandatangani pada 14 Agustus 1941

Dampak PD II di bidang politik


Beberapa konverensi diadakan dan
piagam dispakati seperti Declaration of
the United Nations pada 1 Januari 1942
yang diadakan di Washington; Dumbarton
Oaks di Washington pada tanggal 7
Oktober 1944 yang isinya membentuk
UNO. Yalta Conference di Semenanjung
Krim pada tanggal 4 Februari 1945 yang
dihadiri oleh Roosevelt, Churcill, dan
Stalin dari Rusia. San Francisco
Conference pada 26 Juni 1945 yang
isinya menyetujui United Nations Charter.

Dampak PD II di bidang politik


Tiga pemerintahan militer yang menduduki
Indonesia pada perang dunia II :






Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara
Selatan Kedua puluh lima) mencakup wilayah
Sumatera dengan pusat di Bukittinggi
Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara
Keenam Belas) mencakup wilayah Jawa,
Madura, dengan pusat di Jakarta
Pemerintahan militer Angkatan Laut (Armada
Selatan Kedua) mencakup wilayah Sulawesi,
Kalimantan, Maluku, dengan pusat di Makasar

Dampak PD II di bidang
politik


Prioritas kebijakan umum Pemerintah
Jepang terhadap rakyat Indonesia:




Menghapuskan pengaruh – pengaruh Barat
dikalangan rakyat pribumi, antara lain:
melarang peredaran buku – buku
berbahasa Belanda dan Inggris
Memobilisasi rakyat demi perang Dai Toa
(Perang Suci), antara lain: dibentuknya
tentara PETA (Pembela Tanah Air)

Dampak PD II di bidang politik


Kebijakan-kebijakan Pemerintah Jepang
untuk menjalin kerjasama dengan pemimpin
nasional, membentuk :









Gerakan 3A : Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia, Nippon Pemimipin Asia yang
dipimpin oleh Mr. Samsudin
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dipimpin
oleh Ir. Soekarno
Jawa Hokokai, didirikan oleh Kumakichi Harada
Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), dipimpin
oleh K.H Mas Mansyur
Organisasi – organisasi militer bentukan jepang
: Seinendan, Keibodan, Heiho, dan PETA

 THANK YOU 
“You see, hidden within the
unconscious lies an insatiable
desire for conflict.”
-Professor James Moriarty,
Sherlock Holmes 2: The
Game of Shadow