Mind Map Peta Pikiran Apa dan Bagaimana

Mind Map (Peta Pikiran): Apa
dan Bagaimana?
Posted on 9 September 2013 by AKHMAD SUDRAJAT — 19 Komentar
A. Apa Mind Map (Peta Pikiran) itu?
Mind Map (Peta Pikiran) dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengorganisasikan dan
menyajikan konsep, ide, tugas atau informasi lainnya dalam bentuk diagram radial-hierarkis
non-linier. Mind Map pada umumnya menyajikan informasi yang terhubung dengan topik
sentral, dalam bentuk kata kunci, gambar (simbol), dan warna sehingga suatu informasi dapat
dipelajari dan diingat secara cepat dan efisien.
Mind Map digagas dan dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang psikolog Inggris, yang
meyakini bahwa penggunaan Mind Map tidak hanya mampu melejitkan proses memori tetapi
juga dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan menganalisis, dengan mengoptimalkan
fungsi belahan otak. Mind Map dapat mengubah informasi menjadi pengetahuan, wawasan dan
tindakan. Informasi yang disajikan fokus pada bagian-bagian penting, dan dapat mendorong
orang untuk mengeksplorasi dan mengelaborasinya lebih jauh.
Mengikuti ikhtisar pola kerja MindMaple, Mind Map terdiri dari 3 (tiga) komponen utama,
yaitu:
1. Topik Sentral, pokok atau fokus pikiran/isu uyang hendak dikembangkan, dan
diletakkan sebagai “pohon”.
2. Topik Utama, level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral dan diletakkan
sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”.

3. Sub Topik, level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan diletakkan sebagai
“ranting” (dan level pikiran lapis berikutnya)
B. Bagaimana Membuat Mind Map (Peta Pikiran)?
Mind Map dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan bantuan software. Walaupun
tidak ada ketentuan yang baku, tetapi ada beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman dalam
menyusun Mind Map, (khususnya untuk Mind Map yang dibuat secara manual):

Contoh Mind Map Menggunakan MindMaple
1. Mulai dari tengah untuk menentukan Topik Sentral (menentukan “pohon”), dibuat dalam
kertas kosong bentuk landscape, disertai gambar berwarna.
2. Tentukan Topik Utama (menentukan “cabang”) sebagai bagian penting dari Topik
Sentral.
3. Tentukan Sub Topik sebagai “ranting” yang diambil dari Topik Utama
4. Secara kreatif gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi seluruh peta pikiran Anda.
5. Sedapat mungkin gunakan kata kunci tunggal (maksimal 2 kata), dengan huruf kapital
atau huruf kecil.
6. Gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara Topik Sentral dengan Topik
Utama dan Sub Topik. Untuk stimulasi visual, gunakan warna dan ketebalan yang
berbeda untuk masing-masing alur hubungan.
7. Kembangkan Mind Map sesuai gaya Anda sendiri.

8. Untuk memahami suatu teks, Anda terlebih dahulu harus membaca teks tersebut untuk
memperoleh gambaran mental (mental image) yang menyeluruh dan bermakna.
Membuat Mind Map dengan bantuan software tentu akan lebih mengasyikkan Untuk mencari
software yang dibutuhkan, Anda bisa menelusuri sendiri di internet melalui bantuan Google dan
Anda akan menjumpai berbagai produk software Mind Map. Salah satu software yang bisa
digunakan adalah software Mind Map yang dikembangkan oleh MindMaple (bisa diunduh
secara gratis disini)
C. Apa Manfaat Mind Map (Peta Pikiran) dalam Pembelajaran?
Mind Map dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik yang bersifat personal maupun
kolaboratif. Khusus, dalam konteks pembelajaran, Mind Map dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam memahami, mengorganisasikan dan memvisualisasikan materi dan aktivitas
belajarmya secara kreatif dan atraktif.


Siswa dapat mempetakan apa yang didiskusikan bersama teman-temannya,



Siswa dapat mempetakan tentang proses dan hasil observasi yang dilakukannya.




Siswa dapat mempetakan tentang apa yang dibacanya



Siswa dapat mempetakan tentang apa yang didengarnya.



Siswa dapat mempetakan tentang apa yang harus dipresentasikannya di kelas, dan



Siswa dapat mempetakan aneka aktivitas belajar lainnya, baik yang berkenaan dengan
perencanaan, pelaksaanaan maupun hasil belajarnya.

Dengan Mind Map, siswa diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan secara kreatif, sesuai
dengan apa yang dipahaminya masing-masing, bukan menjiplak pengetahuan secara membabibuta.
Penggunaan Mind Map tampaknya cukup efektif membantu mahasiswa ketika sedang mengikuti

Ujian Skripsi. Skripsi yang sedemikian tebal dapat direduksi dalam satu atau dua halaman saja.
Bahkan, di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Mind Map telah
menjadi keterampilan yang wajib dikuasai para mahasiswa.
Bagi guru, Mind Map dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran, Mind Map bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan menyusun desain pembelajaran, baik yang berkaitan dengan pengembangan bahan
ajar maupun pengembangan metode dan penilaian pembelajaran.
Dalam praktik pembelajaran di kelas, guru dapat dapat memanfaatkan Mind Map sebagai media
pembelajaran atau mengintegrasikannya dengan metode pembelajaran yang digunakan.

Menyajikan dan Mendiskusikan Hasil Mind dalam Kelompok Kecil
Mengintegrasikan Mind Map dengan Metode Jigsaw

Sedangkan dalam penilaian, guru dapat memanfaatkan setiap karya Mind Map siswa sebagai
bahan penilaian produk dan bagian dari portofolio siswa, untuk melihat sejauhmana seorang
siswa dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan sekaligus mengenal kontruksi berfikir
para siswanya.
Sementara, bagi guru BK/Konselor, Mind Map bisa menjadi salah satu materi layanan yang
diberikan kepada siswa, khususnya berkaitan dengan layanan konten, dalam upaya membantu
siswa memiliki keterampilan dan kebiasaan belajar yang efektif.

Tampaknya tidak ada keraguan lagi bagi kita untuk membelajarkan siswa menguasai
keterampilan Mind Map ini sejak dini agar proses belajar dan pembelajaran dapat lebih efektif
dan optimal

Pengertian Mind Map
Mind map berbeda dengan concept map (peta konsep). Awas, dua istilah ini
jangan disamakan. Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata
mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map, menurut sang
pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi
kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan dan Barry,
2004). Teknik mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan
berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi.
Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk
beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya
melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis,
kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan
yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.

Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Map
Ada banyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan

teknik mencatat mind map (peta pikiran) ini dalam kegiatan pembelajarannya, di
antaranya:
Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun
kelompok
Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini dalam
mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan menjadikan mereka

lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu
untuk dilukis atau ditulis pada mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.
Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan
cepat
Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat dengan mudah dipahami oleh
orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya sendiri. Mind map membuat siswa harus
menentukan hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar
komponen-komponen mind map tersebut.Hal ini menjadi mereka lebih mudah
memahami dan menyerap informasi dengan cepat.
Mind map meningkatkan daya ingat
Catatan khas yang dibuat dengan mind map karena sifatnya spesifik dan bermakna
khusus bagi setiap siswa yang membuatnya (karena melibatkan penggunaan dan
pembentukan makna atar komponen mind map), akan dapat meningkatkan daya

ingat mereka terhadap informasi yang terkandung di dalam mind map itu.
Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap suatu
informasi
Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang terhadap suatu
informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka terima dari sumbersumber belajar lainnya. Beragamnya sudut pandang ini memungkinkan mereka
untuk memaknai secara khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada
mind map mereka masing-masing.
Mind map dapat memusatkan perhatian siswa
Selama proses pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk
memahami dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat kegiatan
pembelajaran akan menjadi lebih efektif.
Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan
Anak mana yang tak suka pelajaran menggambar sewaktu di sekolah dasar?
Bahkan hingga dewasa orang-orang suka menggambar. Teknik menulis
menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa, sejelek apapun
kemampuan mereka menggambar simbol-simbol. Kegiatan yang menyenangkan
selanjutnya akan menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak
Selama mencatat dengan teknik mind map kedua belahan otak akan dimaksimalkan

penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakan belahan otak kiri terkait
pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan otak kanan
dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam bentuk warna dan simbolsimbol tertentu selama membuat mind map (peta pikiran).

Bentuk Dasar Mind Map


Subjek yang menjadi perhatian utama (tema utama) mengalami kristalisasi
dalam bentuk gambar di tengah mind map



Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah mind map dalam
bentuk cabang-cabang



Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau
ditulis pada garis yang berhubungan




Topik-topik dengan tingkat kepentingan lebih rendah digambar atau ditulis
sebagai cabang-cabang yang lebih kecil



Cabang-cabang membentuk struktur yang saling berhubungan