Geografi Cuaca dan Iklim

Kelompok 2 :
•Anisa Wardani
•Bella Indah Permatasari
•Devi Puspita Sari
•Dinda Nabilah
•Rana Athaya
•Wanda Nurul Aliffa Putri

CUACA DAN IKLIM

DAFTAR ISI


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Pengertian Cuaca dan Iklim
Unsur-unsur Cuaca :
Penyinaran Matahari
Suhu Udara
Tekanan Udara
Angin
Awan
Kelembaban Udara
Curah Hujan

PENGERTIAN CUACA DAN IKLIM




Keadaan atmosfer pada suatu tempat dapat
berubah-ubah setiap waktu. Hal inilah yang
dimaksud dengan cuaca.
Cuaca terjadi pada tempat yang tidak terlalu luas
dan saat tertentu, sedangkan iklim merupakan

rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah
yang luas dan dalam waktu yang lama.

UNSUR – UNSUR CUACA
Penyinaran Matahari


Matahari merupakan sumber energi yang penting bagi
berlangsungnya kehidupan di bumi. Energi sinar Matahari
sebagian digunakan untuk memanaskan atmosfer. Proses
pemanasan ini dapat berlangsung secara langsung maupun tidak
langsung.

a) Pemanasan langsung
Di dalam atmosfer terkandung berbagai zat seperti uap air, debu,
asam arang, dan zat asam. Zat-zat tersebut mampu menyerap
sebagian energi panas matahari sebelum jatuh ke bumi.






b) Pemanasan tidak langsung
Energi matahari yang tidak terserap oleh atmosfer akan
diteruskan menuju ke permukaan bumi.
Energi ini kemudian akan diserap oleh permukaan bumi
sehingga menyebabkan permukaan bumi menjadi lebih
panas. Hal ini tentu akan mempengaruhi keadaan lapisan
atmosfer bagian bawah atau yang dekat dengan
permukaan bumi.
Panas permukaan bumi oleh penyinaran matahari dapat
memengaruhi kenaikan suhu udara. Suhu udara di
permukaan Bumi sangatlah bervariasi, hal ini dikarenakan
sinar Matahari menyebar tidak merata di permukaan
Bumi.

UNSUR – UNSUR CUACA
Suhu Udara



Akibat penyinaran matahari, permukaan bumi menerima panas. Udara
akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan kembali
setelah diubah dalam bentuk gelombang panjang. Radiasi yang
dipancarkan oleh matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi
akan menyerap radiasi sebesar 51%, selebihnya dipantulkan kembali
oleh awan 20%, oleh bumi 4%, dan oleh atmosfer 6%, serta dibaurkan
oleh molekul udara dan debu atmosfer sebesar 19% (Hartono, 2007,
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta).



Keadaan suhu suatu tempat di permukaan bumi sangatlah bervariasi,
hal ini tergantung pada hal-hal seperti berikut.



1) Intensitas dan durasi harian dari energi
matahari yang diterima di atmosfer di atas
permukaan sebuah daerah.
2) Pelenyapan energi dalam atmosfer terjadi oleh

pemantulan, pemancaran, dan penyerapan.
3) Kemampuan penyerapan di permukaan daerah.
4) Sifat-sifat fisik permukaan daerah dan daerah
sekitarnya.
5) Pertukaran panas dalam penguapan
(evaporasi), pengembunan (kondensasi),
pembekuan (freezing), dan pencairan (melting) air.





Pemanasan udara di dekat permukaan Bumi
dapat melalui beberapa cara sebagai berikut ini;
1) Secara konveksi
Konveksi terjadi karena terjadi perpindahan
udara.




2) Secara adveksi
Adveksi terjadi karena perpindahan udara ke
arah horisontal atau mendatar.



3) Secara turbulensi
Turbulensi terjadi karena pergerakan udara yang
tidak teratur, pada umumnya berputar-putar.



4) Secara konduksi
Konduksi terjadi karena molekul udara saling
bersinggungan sehingga energi panas dari
permukaan bumi dapat mengalir ke atas.

UNSUR – UNSUR CUACA
Tekanan Udara





Tekanan udara yang bekerja untuk menggerakkan massa
udara dalam  Alat ukur : Barometersetiap satuan luas
wilayah tertentu Semakin tinggi tempat makaSatuan :
milibar tekanan makin berkurang Isobar : garis khayal pada
peta yang menghubungkan tempat- tempat di permukaan
bumi yang memiliki tekanan yang sama
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara
(karena beratnya) kepada setiap luas 1 cm2 bidang datar di
permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat pengukur
tekanan udara disebut barometer. Semakin tinggi tempat
semakin kecil tekanan udaranya.

Faktor kedua yang mempengaruhi dinamika cuaca adalah tekanan
udara, yaitu tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa
udara dalam satuan wilayah tertentu dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Tekanan udara sangat dipengaruhi tingkat kepadatan atau
kerapatan (densitas) massa udara.




Semakin tinggi kerapatan udara, semakin tinggi pula tekanannya. Berbeda
dengan ting kat kerapatan yang berbanding lurus dengan tekanan udara,
suhu di suatu wilayah berbanding terbalik dengan tekanan udaranya.
Semakin tinggi suhu udara, semakin rendah tekanan udaranya. Hal ini
dikarenakan suhu yang tinggi menyebabkan udara di daerah itu memuai
dan menjadi renggang.



Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat
dinamakan Barometer, yang menggunakan skala milimeter air raksa (mm
Hg), milibar (mb), atau atmosfer (atm). Perbandingan ketiga skala
tersebut adalah 1 atm = 760 mm Hg = 1013,25 mb. Ada 3 macam
barometer yang biasa kita temui di stasiun-stasiun pengamat cuaca, yaitu
sebagai berikut.




Barometer Air Raksa, yang menggunakan skala milimeter air raksa.
Barometer Aneroid, yang menggunakan skala milibar.
Barograf, yaitu barometer otomatis yang mencatat sendiri tekanan udara
setiap waktu pada kertas barogram dengan skala milibar.




GAMBAR BAROMETER



Berbagai daerah di muka Bumi ada yang memiliki
tekanan udara sama, namun ada pula yang
berbeda. Pada peta, wilayah yang memiliki
tekanan udara paling tinggi dibandingkan dengan
daerah-daerah tekanan tinggi, biasanya digunakan
simbol (+).
Wilayah yang memiliki tekanan udara paling

rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain
di sekitarnya dinamakan daerah pusat tekanan
minimum atau tekanan rendah, biasanya
digunakan simbol (-). Pada peta cuaca, daerahdaerah yang memiliki tekanan udara sama
dihubungkan dengan garis-garis konsentris yang
dinamakan isobar.

UNSUR – UNSUR CUACA
Angin




Udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke
tekanan udara yang rendah disebut dengan angin. Angin
mempunyai kecepatan yang bergantung pada beda tekanan udara
antara dua tempat. Semakin besar beda tekanannya, maka senakin
besar kecepatannya. Alat yang digunakan untuk mengukur
necepatan angin adalah anemometer.
Angin juga memiliki arah, arah gerakan angin selain dipengaruhi

oleh perbedaan tekanan, angin juga dipengaruhi oleh gerakan
rotasi bumi yang menghasilkan gaya coriolis dan gaya gesekan
dengan permukaan bumi. Daerah Konvergasi Antar Tropik adalah
suatu zona yang memilki suhu tertinggi dibandingkan dengan
daerah sekitarnya, dan daerah ini merupakan daerah pertemuan
dua angin pasat.



Dibawah ini adalah beberapa jenis angin, yaitu:



Angin Siklon
Angin ini terjadi apabila daerah yang bertekanan
rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi.
Sesuai dengan hukum Boys Ballot, angin dibelahan
bumi utara berbelok ke sebelah kanan dan angin
yang berada disebelah selatan akan berbelok kiri.
Angin Anti Siklon
Angin ini terjadi jika daerah yang bertekanan
maksimum dikelilingi daerah yang bertekanan
minimum. Dengan demikian angin siklon gerakannya
berputar meninggalkan pusat.



ANGIN SIKLON







Angin Pasat
Angin ini betiup dari daerah subtropis ke daerah tropis. Hal ini
terjadi karena daerah subtropis merupakan pusat tekanan tinggi,
sedangkan daerah tropis merupakanpusat tekanan rendah.
Angin Muson
Proses terjadinya angin muson di Indonesia sangat dipengaruhi
oleh keberadaan dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua
samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
Angin Lokal
Yang termasuk kedalam angin lokal adalah angin laut, angin
lembah, angin gunung, serta angin fohn. Angin laut adalah angin
yang berhembus dari lautan ke daratan. Angin darat adalah angin
yang berhenbus dari darat ke laut. Angin lembah adalah angin
yang bergerak dari lembah menuju puncak bukit atau gunung.
Angin gunung adalah angin yang berhembus dari gunung ke
lembah. Sedangkan angin fohn merupakan angin lokal yang
terjadi didaerah yang terletak dibelakang pegunungan.

UNSUR – UNSUR CUACA
Awan

 Awan

adalah sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam
atmosfer yang terjadi karena
pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat
dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh.

 1.Kelompok

Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 618 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak
pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan
kutub terletak pada 3-8 km.
Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :



Awan Sirrus
Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu
burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di
langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua
titik horizon
Awan ini tidak menimbulkan hujan.
Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu
dingin pada atmosfer.
Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna
putih dengan pinggiran tidak jelas.



Awan Sirostratus
Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh
langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang
bentuknya tidak teratur.
Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi
matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.



Awan Sirokumulus
Awan ini bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal
es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan
bayangan.



2.Kelompok Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada
kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada
kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km.
Yang termasuk dalam awan sedang antara lain :



Awan Altokumulus
Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak
Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.
Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol
dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.
Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih aantara satu sama lain dengan
warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus.



Awan Altostratus
Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan
langit.
Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal.
Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan
menghilang apabila matahari terbit di awal pagi.



3.Kelompok Awan Rendah
Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang tergolong ke
dalam awan rendah antara lain :



Awan Stratokumulus
Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah
seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.
Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja
apabila atmosfer stabil.



Awan Stratus
Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.
Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.



Awan Nimbostratus
Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.
Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.
Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.



4.Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal
Awan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan dengan
perkembangan vertikal antara lain :



Awan Kumulus
Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau
cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk
garis besar yang tajam dan dasar yang datar.
Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.



Awan Kumulonimbus
Berwarna putih/gelap.
Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih
dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.
Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai.



Sedangkan berdasarkan bentuknya, Awan terbagi menjadi 3 yaitu :
Kumulus, yaitu aawan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal dan dasarnya horizontal.



Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehinga menutupi langit secara
merata.



Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam. Awan ini
tidak dapat menimbulkan hujan.

UNSUR – UNSUR CUACA
Kelembaban Udara


Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah
campuran dari udara kering dan uap air. Beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air
yaitu :
Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka uap air di dalam
atmosfer seperti gas sempurna (ideal).
Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara
lengas.
Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air terhadap massa udara kering.
Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan massa udara basah.
Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan
dinyatakan dalam %. Suhu virtual.
Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi
yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat
dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore
hari sampai menjelang pagi bertambah besar.

UNSUR – UNSUR CUACA
Curah Hujan










Curah hujan adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh ke permukaan bumi.
Curah hujan juga dapat diukur dengan menggunakan corong hujan atau biasa disebut
ombrometer dengan satuan inci atau milimeter. Ada empat jenis hujan berdasarkan
proses terjadinya, yaitu:
Hujan Konveksi
Hujan konveksi adalah hujan yang terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari
pada suatu massa udara sehingga gerakan udra tersebut naik dan mengalami
pengembunan. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.
Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng
pegunungan dan mangalami kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi
tersebut membentuk awan yang menimbulkan hujan. 
Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena tumbukan antara udara panasdan udara dingin. Udara panas
naik dan terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan.
Hujan Konvergensi
Hujan konvergensi adalah hujan frontal pada daerah konvergensi antar tropik yang
terjadi karena pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal.