Sukses UAS Cuaca Skala Meso

Sukses UAS
Cuaca Skala Meso
Resumed by @Japof_Meteorology

@Japof_Meteorology

Thanks for Hidayati's Note

Prakiraan Kisi - Kisi Soal Ujian





Analisa Rason Ketika Hujan Lebat
di Indonesia Barat
Analisa Hodograph di waktu yang
sama
Soal Kuis - Kuis yang pernah
diberikan
@Japof_Meteorology


Analisa Sounding daerah PKP
15 Juli 2017
SI

= 0.40

KI

= 37.00

LI

= 0.6

SWEAT

= 250.4

TT


= 42.50

CAPE

= 76.79 J/kg

CIN

= -31.79
(Source ; Wyoming University)

TTAA 65001 96237 99007 23208 25004 00098 22411 23007 92777 20620 16513 85504 16205 13512 70144
08202 10014 50585 05300 10538 40757 14707 09039 30969 28915 08537 25096 38310 08035 20245 531//
09036 15423 697// 09034 10655 763// 04010 88999 77999

TTBB 65008 96237 00007 23208 11951 21818 22760 11007 33737 10801 44683 07800 55676 06208 66668
06600 77588 00000 88551 01100 99400 14707 11348 21110 22270 34915 33246 39710 44139 739// 55126
791// 66112 827// 77109 821// 88100 763// 21212 00007 25004 11977 18007 22850 13512 33821 13509
44793 09506 55712 09011 66571 12035 77317 08541 88139 09538 99112 08554 11106 08536 22101 06010

31313 73508 82330 41414 46477
@Japof_Meteorology

Analisa Hodograph daerah PKP

PPBB 65008 96237 90/15 25004 18007 13512 9067/ 13509 09506 9106/ 09011 12035 931// 08541
949// 09538 95345 08554 08536 06010
@Japof_Meteorology

Plotting Dahulu di Aerogram
PPBB 65008 96237 90/15 25004 18007 13512 9067/
13509 09506 9106/ 09011 12035 931// 08541 949//
09538 95345 08554 08536 06010

Angin Lapisan Atas


Permukaan

: 250 04




1000 feet

: 180 07



5000 feet

: 135 12



6000 feet

: 135 09




7000 feet

: 095 06



10000 feet

: 090 11



16000 feet

: 120 35



31000 feet


: 085 41



49000 feet

: 095 38



53000 feet

: 085 54



54000 feet

: 085 36




55000 feet

: 060 10

@Japof_Meteorology

Cara Mencari Indeks - Indeks
Lapse RATE
Tekanan

T

Ketinggian

Lapse rate

Rata-rata


1007

23.2

33

-13.11

- 6.67 oC/km

1000

22.4

94

-2.64

925


20.6

774

-6.04

850

16.2

1502

-4.89

700

8.2

3135


Ketinggian Dasar Awan dan Suhu Konvektif


LCL

: 995 mb = 98 +([(1000-995)/(1000-925))](777-98)= 143 meter



CCL

: 975 mb = 98 +([(1000-975)/(1000-925))](777-98)= 324 meter



LFC

: 885 mb = 98 +([(1000-885)/(1000-925))](777-98)= 1176 meter




Tc

: 24.5 oC

@Japof_Meteorology

Ketebalan Lapisan Basah (>60%)
Permukaan

: [17/(18.2)]

x 100 %

= 93.4 %

1000 mb

: [(16.1)/(17.1)] x 100 %

= 94.1 %

925 mb

: [(14.6)/(16.8)] x 100 %

= 86.9 %

850 mb

: [(13.1)/(13.8)] x 100 %

= 94.9 %

700 mb

: [(9.1)/(9.1)]

x 100 %

= 100 %

500 mb

: [(5.1)/(5.1)]

x 100 %

= 100 %

Berdasarkan hasil analisa kelembaban secara Vertikal, terlihat bahwa
kelembaban udara bersifat sangat basah hingga lapisan 500 mb. Kondisi ini
termasuk sangat ekstrem karena nilai kelembaban mencapai 100 % di beberapa
lapisan, dan kelembaban >90% di lapisan lainnya

@Japof_Meteorology

MENCARI INDEK - INDEK SOUNDING

Showalter Index (SI)
SI= Te500 - Tp500
SI= -5.3 - (-5.7)
SI= 0.4

Lifted Index (LI)
LI= Te500- Tp500
LI= -5.3-(-5.9)
LI= 0.6
@Japof_Meteorology

MENCARI INDEK - INDEK SOUNDING

K INDEKS

K INDEKS

@Japof_Meteorology

MENCARI INDEK - INDEK SOUNDING

SWEAT

Indeks

Nilai

Sifat

SI

0.4

Stabil

LI

0.6

Stabil

KI

37.0

TS Sedang

TT

42.5

Stabil

SWEAT

250.4

Kemungkinan TS

@Japof_Meteorology

Nilai Indeks dan Sifat Stabilitas

@Japof_Meteorology

NILAI CAPE

Cara Manual Menghitung CAPE

Ketinggian

Lapisan T parcel1 T Lingkungan1 T parcel2 T Lingkungan2 Gravitasi H atas (m)

H bawah
(m)

CAPE

LFC

I

12.5

11

18.2

18.2

9.8

2455

1176

33.10

760

II

2

0

12.5

11

9.8

4563

2455

130.23

588

III

-9.1

-9.1

2

0

9.8

6885

4563

83.35

EL

TOTAL CAPE

@Japof_Meteorology

246.68

Menghitung Nilai CIN

CIN
Cara Manual Menghitung CIN
Lapisan

Ketinggian

T parcel1 T Lingkungan1 T parcel2 T Lingkungan2 Gravitasi H atas (m)

H bawah
(m)

CIN

Permk

I

18.5

20.6

22.3

22.4

9.8

777

98

-24.92

925

II

18

18

20

20.6

9.8

1176

777

-4.00

LFC

TOTAL CIN

@Japof_Meteorology

-28.92

Analisa Hodograph PKP (02-10S|106-08E)
Angin Lapisan Atas


Permukaan

: -



1000 feet

: Antisiklon



5000 feet

: Antisiklon



6000 feet

: Antisiklon



7000 feet

: SIklonik



10000 feet

: Siklonik



16000 feet

: Siklonik



31000 feet

: Siklonik

Berdasarkan hasil analisa Hodograph di Stasiun Meteorologi Pangkal Pinang, menunjukkan
bahwa terdapat pola adveksi Panas yang terjadi di lapisan bawah. Kemudian pola Adveksi
dingin mulai terjadi saat mencapai ketinggian 7000 feet hingga 31.000 feet. Hal ini akan
berkontribusi kuat dalam peristiwa hujan lebat pada hari itu.

Selain itu, kondisi Windshear juga terlihat sangat dominan terutama di angin lapisan
atas. Hal ini ditandai dengan vector angin yang menjauhi pusat diagram hodograph. Kondisi
ini juga mengindikasikan bahwa Faktor Mekanis lebih dominan untuk kejadian Hujan lebat
ini dibandingkan dengan faktor thermal
@Japof_Meteorology

SOAL - SOAL KUIS PAK
PAULUS
Source : Hidayati's Note

@Japof_Meteorology

Soal Nomor 1
Apa yang anda ketahui situasi cuaca kawasan lokal/meso Jabodetabek akhir-akhir ini
khususnya pada tanggal 5 Juni 2017 malam dengan hujan lebat dan petir, jelaskan :
a. Pemicu terjadinya cuaca buruk
b. Jelaskan kondisi cuaca global, regional dan lokal,
c. Bagaimana situasi kondisi lokal dengan pengamatan cuaca di Jakarta,
d. Apakah situasi dan kondisi ini sesuai dengan kondisi iklimnya, jelaskan !
e. Apakah tahun 2016 juga terjadi situasi dan kondisi demikian, jelaskan !

JAWABAN
a) Pemicu dalam kejadian cuaca buruk tersebut adalah Kondisi atmosfer yang Labil dan adanya
awan Cumulonimbus

b) GLOBAL:


Berdasarkan nilai SOI, kondisi pada saat itu masih Normal,



MJO berada di dalam lingkaran sehingga Lemah dan kurang signifikan



Berdasarkan Prediksi OLR menunjukkan bahwa terdapat potensi Awan yang banyak di
wilayah Indonesia bagian Barat.

@Japof_Meteorology

GLOBAL ANALISIS

@Japof_Meteorology

REGIONAL


:
Berdasarkan hasil analisa Isobar, terdapat Pola Tekanan rendah di wilayah Samudera
Hindia dan bernilai 1010 mb. selain itu, terdapat Palung di Jawa bagian barat
sehingga potensi pertumbuhan awan akan semakin meningkat di Jakarta



Sedangkan berdasarkan hasil analisa Angin, terjadi pola Divergensi pada saat siang
hari dan terjadi Konvergensi pada malam - dini hari

@Japof_Meteorology

LOKAL:


Berdasarkan hasil analisa sounding Stasiun Meteorologi Cengkareng, terlihat bahwa
kondisi labilitas udara saat pagi hari masih cenderung stabil. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai CAPE hanya 640 J/s. Sedangkan ketika malam hari, atmosfer di sekitar
Jakarta cenderung bersifat Labil. Hal ini ditandai dengan peningkatan CAPE hingga
mencapai 1226 J/s



Untuk kejadian Winshear masih tergolong lemah saat pagi hari. sedangkan ketika malam
hari, windshear mulai menguat dan terjadi adveksi panas di lapisan bawah sedangkan
lapisan atas terjadi adveksi dingin. hal ini akan mengakibatkan kondisi atmosfer di
bawah menjadi panas, dan di atas menjadi dingin --> LABIL

c) Berdasarkan kondisi LOKAL di Jakarta,erlihat bahwa kondisi labilitas udara saat pagi hari
masih cenderung stabil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai CAPE hanya 640 J/s. Sedangkan ketika
malam hari, atmosfer di sekitar Jakarta cenderung bersifat Labil. Hal ini ditandai dengan
peningkatan CAPE hingga mencapai 1226 J/s

Untuk kejadian Winshear masih tergolong lemah

saat pagi hari. sedangkan ketika malam hari, windshear mulai menguat dan terjadi adveksi
panas di lapisan bawah sedangkan lapisan atas terjadi adveksi dingin. hal ini akan
mengakibatkan kondisi atmosfer di bawah menjadi panas, dan di atas menjadi dingin --> LABIL
d) Kondisi ini merupakan keadaan yang menyimpang dari Normalnya. Pada bulan Juni, normalnya
adalah musim kemarau dimana hujan sulit terjadi. sedangkan pada kasus ini justru terjadi
hujan
e) Pada tahun 2016 pernah juga terjadi peristiwa seperti ini, namun intensitas pada tahun
ini lebih ringan dibandingkan dengan tahun 2016

@Japof_Meteorology

Soal Nomor 2
Apa yang anda ketahui situasi cuaca kawasan lokal/meso Jabodetabek akhir-akhir ini
khususnya pada tanggal 9 Juli 2017 malam dengan hujan lebat dan petir, jelaskan :
a. Pemicu terjadinya cuaca buruk
b. Jelaskan kondisi cuaca global, regional dan lokal,
c. Bagaimana situasi kondisi lokal dengan pengamatan cuaca di Jakarta,
d. Apakah situasi dan kondisi ini sesuai dengan kondisi iklimnya, jelaskan !
e. Apakah tahun 2016 juga terjadi situasi dan kondisi demikian, jelaskan

JAWABAN
a) Pemicu terjadinya cuaca buruk tersebut berasal dari berbagai skala, mulai dari skala
global, regional, hingga lokal dan gabungan beberapa skala tersebut. Hujan yang terjadi
pada sore hari biasanya terjadi karena dipicu oleh faktor mekanis, sedangkan hujan yang
terjadi pada malam hari terjadi karena faktor termal dan adveksi dingin. Cuaca buruk
biasanya terjadi karena gabungan kedua faktor tersebut
hari dan faktor mekanis pada pagi hari

@Japof_Meteorology

yaitu faktor termis pada malam

GLOBAL
Berdasarkan citra satelit terdapat gangguan dalam bantuk bentangan awan
yang memanjang dari barat ke timur mulai pagi hingga malam hari namun
dengan jumlah yang tidak banyak. Sedangkan dari sisi MJO, MJO berada
didalam lingkaran. Namun berdasarkan kecepatan potensial dilapisan atas
(divergensi) menunjukkan nilai yang signifikan, prediksi menunjukkan
bahwa gelombang tropis masih cukup signifikan.

(?????????????????????????)

@Japof_Meteorology

REGIONAL


analisis tekanan menunjukkan tidak terlihat adanya palung atau punggung dengan
keadaan monsun di india yang juga lemah.



analisa angin : terdapat pola sirkulasi eddy yang mengindikasikan gelombang
tropis sedang aktif terjadi di atmosfer seperti gel gravitasi, rossby, dll.
Selain itu terpantau adanya angin teduh yang dapat memicu terjadinya konvergensi
dan belokan

@Japof_Meteorology

LOKAL
Pada pagi hari keadaan netral, CAPE kecil, indeks2 lain tidak mendukung, kondisi
udara cenderung bersifat labil bersyarat. Dari analisis hodograph terdapat vertikal
windshear dan adveksi yang terjadi adalah adveksi dingin hingga lapisan 400 mb.
Sedangkan pada malam hari keadaan nilai indeks CAPE meningkat dan terjadi vertikal
windshear. Pada malam hari faktor termis memiliki peran yang lebih dominan dibanding
faktor mekanis.

@Japof_Meteorology

Soal Nomor 3
Apa yang anda ketahui dengan kondisi yang terjadi pada tanggal 9 Juli 2017
yang mulai hujan pada sore tanpa diawali dengan petir namun kondisi kondisi
hujan malam hari lebih giat dengan petir yang terjadi jelaskan proses fisis
atmosfer yang menjadikan kondisi cuaca buruk atau ekstreem di kawasan
Jabodetabek

Jawaban
Keadaan hujan yang terjadi pada sore hari terjadi karena faktor dan proses mekanis,
sedangkan pada malam hari adalah karena pengaruh faktor termal dan proses adveksi.

Malam Hari --> Thermal + Adveksi

Sore Hari --> Mekanis

@Japof_Meteorology

Soal Nomor 4
Jelaskan dan beri contoh proses adveksi, proses thermal dan proses mekanis
yang terjadi saat terjadi kondisi cuaca pada tanggal 9 Juli 2017 yang lalu

Jawaban
Contoh adveksi digambarkan melalui kejadian petir yang terjadi dimana didalamnya melibatkan
proses terjadinya seruakan udara dingin terhadap udara panas.

Proses thermal digambarkan

melalui pembentukan awan hujan dan petir, sedangkan proses mekanis digambarkan melalui pengaruh
windshear terhadap pembentukan awan yang terjadi.

Proses Thermal --> Pembentukan

Proses Mekanis --> Pengaruh

Awan akibat Suhu Panas

Windshear terhadap Awan
@Japof_Meteorology

Soal Nomor 5
Apa yang anda ketahui dengan kondisi cuaca buruk dan cuaca ekstreem, apakah
ada perbedaan dari kondisi termaksud dan beri contoh dari masing-masing
kondisi ! Sebutkan sumber pemicu dari kondisi cuaca buruk dan cuaca ekstreem
tersebut

Jawaban
Cuaca buruk merupakan suatu kondisi terjadinya hujan lebat, petur bersahutan, visibility pendek
yang dapat menganggu aspek kehidupan dimana intensitas kejadiannya bisa berulang/sering terjadi

Cuaca ekstrem adalah suatu kondisi terjadinya fenomena cuaca yang sangat jarang terjadi yang
biasanya memiliki intensitas diatas ataupun dibawah normal

(setelah dihubungkan dengan data

statistiknya). Perbedaan dari dua kondisi cuaca tersebut adalah pada intensitas dan waktu
kejadian serta faktor pemicunya

Sumber Pemicu : Cuaca buruk biasanya dipicu dari berbagai faktor, mulai dari faktor global,
regional, hingga lokal. Sedangkan Cuaca ekstrem biasanya lebih dominan disebabkan adanya
gangguan dalam skala global.

@Japof_Meteorology

Soal Nomor 6
Situasi dan kondisi kawasan Jabodetabek akhir-akhir ini yang secara normal
masuk musim kemarau dengan adanya kondisi cuaca hujan masuk kategori cuaca
buruk atau cuaca ekstreem ?, jelaskan jawabanmu sesuai dengan kondisi yang
kini telah dan sedang akan berkembang

Jawaban
Stuasi akhir akhir ini masuk dalam katagori CUACA BURUK. Hal ini karena sudah
sangat Sering terjadi fenomena seperti ini di musim Kemarau

@Japof_Meteorology

Soal Nomor 7
Dalam mekanisme pertumbuhan kondisis cuaca buruk dan cuaca
esktreem tidak terlepas dari proses fisis udara, jelaskan proses
fisis skala meso yang umumnya terjadi pada kondisi cuaca skala
meso/lokal dan beri contoh masing-masing proses tersebut.
Jawaban


Proses mekanis : adanya konvergensi, divergensi, dan windshear. Biasanya proses
ini menghasilkan terbentuknya awan panas.



Proses termal : nilai2 indeks labilitas dan CAPE serta CIN. Proses ini biasanya
menghasilkan awan hujan disertai petir



Proses gabungan : melibatkan proses termal dan juga proses mekanis. Proses ini
biasanya akan menghasilkan fenomena petir ekstrem dan bersahut2an.
@Japof_Meteorology

Soal Nomor 8
Apakah dampak lingkungan yang terjadi bila terjadi suatu awan
badai di kawasan Indonesia ? Bagaimana mekanisme pembentukan awan
badai tersebut secara fisis jelaskan !
Jawaban
Akan terjadi hujan lebat, angin kencang, hingga puting beliung. Mekanisme pembentukan
awan tersebut melibatkan proses mekanis dan termal


Proses mekanis : adanya konvergensi, divergensi, dan windshear. Biasanya proses
ini menghasilkan terbentuknya awan panas.



Proses termal : nilai2 indeks labilitas dan CAPE serta CIN. Proses ini biasanya
menghasilkan awan hujan disertai petir



Proses gabungan : melibatkan proses termal dan juga proses mekanis. Proses ini
biasanya akan menghasilkan fenomena petir ekstrem dan bersahut2an.
@Japof_Meteorology

@Japof_Meteorology