Definisi Manajemen Strategis sumber daya manusia

1. Definisi Manajemen Strategis
Manajemen Strategis (Strategic Management) dapat didefinisikan sebagai ilmu untuk
memformulasikan dan mengevaluasi keputusan serta fungsi yang memungkinkan organisasi
dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi, penelitian, pengembangan, dan system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi
tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat
digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen strategis di saat ini
harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Tujuan manajemen strategis adalah untuk menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa
mendatang.
Menurut Webster’s Dictionary (2000: 725) “strategy as the skillful employment and coordination
of tactics” and “as artful planning and management”. Istilah strategi berasal dari kata Yunani
yaitu: strategeia, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.
Pada zaman dahulu, konsep ini dipandang tepat menghadapi situasi perang yang berkepanjangan
dalam mempertahankan wilayah kekuasaan. Pada waktu itu, seorang jenderal diperlukan untuk
memimpin suatu angkatan perang untuk dapat memenangkan perang. Oleh karena itu, strategi
juga dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang untuk mampu
memenangkan perang.
Selain itu, strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana dalam membagi dan mengerahkan
kekuatan militer dan material pada daerah- daerah tertentu dalam mencapai tujuan tertentu. Perlu

diketahui bahwa strategi militer selalu didasarkan pada pemahaman kekuatan dan pembidikan
posisi lawan, karakteristik fisik dan medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang
tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap
perubahan yang mungkin terjadi.
Jadi, konsep strategi militer sering kali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis, misalnya
konsepnya Sun Tsu, Hannibal, dan Carl Von Clausewitz. Dalam konteks bisnis, strategi
menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman
dalam mengalokasikan sumberdaya dan usaha suatu organisasi.
Menurut Stoner dan Freeman (1992) mendefinisikan konsep strategi berdasarkan dua perspektif
yang berbeda, yakni:
a) Dari perspektif apa yang ingin dilakukan oleh suatu organisasi (intends to do). Strategi
didefinisikan sebagai suatu program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya. Strategi dalam hal ini mengandung makna bahwa manajer
memainkan peran yang aktif dan secara sadar dan rasional dalam merumuskan strategi
organisasi. Pandangan ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang selalu berubah.
b) Dari perspektif apa yang akhirnya dilakukan (eventually does) oleh perusahaan. Strategi
dalam pandangan ini didefinisikan sebagai suatu pola respon organisasi terhadap lingkungannya
sepanjang waktu. Dengan definisi ini, organisasi memiliki strategi, tetapi tidak pernah
dirumuskan secara eksplisit. Manajer yang reaktif tepat menerapkan pandangan ini. Manajer


seperti ini biasanya hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif
apabila diperlukan.
2. Berpikir Strategis
Sebelum membicarakan model manajemen strategi, penting kiranya dipahami tentang proses
berpikir strategi. Ada beberapa tahap dalam proses berpikir strategi, yaitu:
a) Identifikasi Masalah (Problems Identification)
Pada tahap awal ini, kita diharapkan dapat mengidentifikasikan masalah-masalah dengan cara
melihat gejala- gejala yang ada.
b) Pengelompokan Masalah (Problems Classification)
Pada tahap ini, kita diharapkan bisa mengelompokan masalah-masalah sesuai dengan sifatnya
agar mudah dalam proses pemecahannya.
c) Proses Abstraksi (Abstraction Process)
Pada tahap ini, kita diharapkan mampu menganalisis masalah- masalah dengan mencari faktorfaktor penyebabnya. Oleh Karena itu, kita dituntut lebih teliti agar dapat menyusun metode
pemecahan masalah tersebut.
d) Penentuan Metode (Method Determination)
Pada tahap ini, kita diharapkan mampu menentukan metode yang paling tepat untuk
penyelesaian masalah.
e) Perencanaan Implementasi (Implementation Planning)
Pada tahap yang akhir ini, kita dituntut untuk bisa menerapkan metode yang telah ditetapkan.
3. Tahap Dalam Pembentukan Manajemen Strategis

Terdapat tiga proses utama pembentukan manajemen sebagai berikut:
• Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun eksternal;
baik lingkungan mikro maupun makro.
• Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat paralel
dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang. Maka di sini juga termasuk di dalamnya
penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan),
pernyataan misi (bagaimana peran organisasi terhadap lingkungan publik), tujuan perusahaan
secara umum (baik finansial maupun strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial
maupun strategis), dan tujuan taktis.
4. Konsep Dasar Proses Manajemen Strategis
Pada dasarnya, manajemen strategis merupakan upayau ntuk menumbuh kembangkan kekuatan
perusahaan (company’s strengths) dengan memperbanyak peluang bisnis (business opportunities)
guna mencapai tujuan perusahaan (company’s goals) yang sesuai dengan misi (mission) yang
telah ditentukan.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh

dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen
strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang
perilaku organisasi.
5. Penerapan Manajemen Strategi Dalam Organisasi

Ada tiga tingkatan strategi dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yakni meliputi strategi
perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau operasional). Sementara strategi perusahaan akan
menentukan bisnis apakah yang perusahaan akan benar-benar beroperasi di sana, strategi bisnis
akan menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di masing-masing bisnis yang telah
dipilih. Dan strategi tingkat operasional akan menentukan bagaimana masing-masing bidang
fungsional (seperti sumber daya manusia atau akuntansi) benar-benar akan mendukung strategistrategi bisnis dan korporasi. Semua strategi ini harus berkaitan erat untuk memastikan bahwa
organisasi bergerak ke arah yang menyatu.
6. Manfaat Manajemen Strategis
Manfaat paling utama adalah tendensi untuk menaikkan tingkat keuntungan perusahaan
meskipun kenaikan keuntungan tidak secara otomatis dengan menerapkan manajemen strategis.
Adapun manfaat lainnya antara lain:
1) Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang.
2) Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen.
3) Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control dan koordinasi yang lebih baik.
4) Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang jelek.
5) Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung lebih baik tujuan yang telah
ditetapkan.
6) Memungkinkan alokasi waktu dan sumberdaya yang lebih efektif untuk peluang yang telah
teridentifikasi.
7) Memungkinkan alokasi sumberdaya danwaktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi keputusan

yang salah atau tidak terencana.
8) Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
9) Membantu mengintegrasikan perilaku individu kedalam usaha bersama.
10) Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggungjawab individu.
11) Mendorong pemikiran kemasa depan.
12) Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi masalah
dan peluang.
13) Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan.
14) Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen suatu bisnis.
7. Alasan Beberapa Perusahaan Tidak Melakukan Perencanaan Strategis
a) Struktur penghargaan (remunerasi) yang buruk.
b) Sibuk menyelesaikan maslah yang lain.

c) Membuang-buang waktu.
d) Terlalu mahal.
e) Kemalasan.
f) Puas dengan kesuksesan.
g) Takut gagal.
h) Terlalu percaya diri.
i) Pengalaman buruk di masa lalu.

j) Kepentinganpribadi.
k) Ketakutan atas sesuatu yang tidak diketahui.
l) Perbedaan pendapat yang jujur.
m) Kecurigaan.
8. Bahaya Dalam Perencanaan Strategis
a. Menggunakan perencanaan strategis untuk memiliki control atas keputusan dan sumberdaya.
b. Melakukan perencanaans trategis hanya untuk memenuhi persyaratan undang-undang atau
akreditasi.
c. Gagal dalam mengkomunikasikan rencana kepad staf, yang senantiasa bekerja tanpa panduan.
d. Manajer tingkat atas membuat banyak keputusan intuitif yang bertentangan dengan rencana
formal.
e. Manajer tingkat atas tidak secara aktif mendukung proses perencanaan strategis.
f. Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur kinerja.
g. Mendelegasikan peencanaan kepada pembuat rencana, bukan melibatkan semua manajer.
h. Gagal melibatkan staf kunci dalam semua fase perencanaan.
i. Gagal untuk menciptakan iklim yang mendukung perubahan.
j. Memandang perencanaan sebagai sesuatu yang tidak perlu atau tidak penting