bentuk strategi pergerakan nasional indo
Tugas Sejarah Umum
Bentuk Strategi Organisasi Pergerakan Nasional
Oleh:
Noni Ilminda
X-F / 25
SMAN 78 Jakarta
Bentuk Strategi Organisasi Pergerakan Nasional
1. Budi Utomo
Budi Utomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia
sebenarnya berawal dari ide dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mendirikan
studifonds guna menghimpun dana untuk memberikan beasiswa bagi pelajar
yang tidak mampu tapi berpotensi. Dalam perkembangannya, ide itu berubah
menjadi pendirian sebuah organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di
gedung STOVIA. Tujuan organisasi Budi Utomo pada awal berdirinya adalah
“kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa serta Madura
Tujuan tersebut akan dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Memajukan pengajaran,
2. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan,
3. Memajukan teknik dan industri,
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dengan melihat tujuan yang akan dilakukan, menunjukkan bahwa Budi
Utomo bukanlah organisasi politik.. Hal ini lebih dipertegas lagi dari hasil
kongres I Budi Utomo (Oktober 1908) yang menghasilkan:
1. Budi Utomo tidak melakukan kegiatan politik.
2. Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada pendidikan dan kebudayaan.
3. Ruang gerak Budi Utomo terbatas untuk Jawa dan Madura
4. Memilih RT. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, Kebumen sebagai ketua,
dan
pusat Budi Utomo di Jogjakarta.
Cita-cita dan pandangan secara bertahap terarah ke bidang politik setelah
berdirinya Serikat Islam dan Indische Partij. Sebagai bukti keterlibatan Budi
Utmo dalam bidang politik, tampak ketika pada tanggal 5 - 6 Agustus 1915 di
Bandung Budi Utomo menetapkan sebuah mosi yang menegaskan perlunya
milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia, karena adanya peristiwa Perang
Dunia I. Selain itu, pada bulan Juli 1917 Budi Utomo membentuk Komite
Nasional dalam rangka pemilihan anggota Voskraad. Meskipun demikian,
secara umum gerak Budi Utomo sangat lamban, barulah pada sekitar tahun
1930 Budi Utomo terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sarekat Islam
Adanya monopoli dari para pedagang Cina terhadap bahan-bahan batik di
Solo, menyebabkan keprihatinan bagi para pedagang. Dengan dipelopori oleh
H. Samanhudi, maka didirikanlah sebuah organisasi pedagang yang bisa
mengimbangi kekuatan pedagang Cina.
Organisasi itu diberi nama Sarekat Dagang Islam yang didasari :
1. agama, yaitu agama Islam
2. ekonomi yaitu untuk memperkuat diri dari pandangan Cina.
Dengan masuknya, HOS. Cokroaminoto , maka Sarekat Dagang Islam
kemudian diubah menjadi Sarekat Islam, dengan tujuan agar anggotanya tidak
hanya para pedagang, tetapi rakyat semua bisa masuk, kecuali pegawai negeri.
hal ini menunjukkan bahwa semangat kebangsaan tokoh-tokoh Sarekat
Dagang Islam lebih mengedepan dalam menentukan corak organisasinya.
Tujuan Sarekat Islam adalah :
• 1. Memajukan perdagangan
• 2. Membantu para anggotanya yang mengalamikesulitan terutama masalah
permodalan
• 3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya
derajad rakyat
• 4. Memajukan kehidupan agama Islam
Dalam perkembangannya, Sarekat Islam berubah sebagai organisasi yang
besar tentu saja ini sangat menghawatirkan pemerintah Belanda. Maka
pemerintah Belanda mulai mengadakan pembatasan terhadap gerak SI,
misalnya penolakan pemerintah akan status badan hukum.
Adanya penolakan ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan SI
selanjutnya. Hal ini tampak pada semakin beraninya SI mengkritik pemerintah
Belanda terutama praktik kolonialisme Belanda yang menyengsarakan rakyat.
Dengan adanya sikap ini, berarti SI mulai berjuang ke arah politik.
Seiring dengan tumbuh berkembangnya organisasi pergerakan di Indonesia,
maka dalam SI ada perpecahan yaitu setelah adanya anggota SI yang
merangkap di organisasi yang lain, seperti ISDV. Dengan adanya infiltrasi
komunis ke tubuh SI melalui
3. Indische Partij ( IP )
Organisasi yang secara tegas menyatakan bahwa bergerak dalam politik adalah
Indische Partij yang didirikan oleh Tiga Serangkai yaitu :
- E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyobudi)/Multatuli
- Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
- Cipto Mangunkusumo
Didirikan pada 25 Desember 1912 dengan tujuan adalah mempersatukan
semua India sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka IP
berdiri atas dasar nasionalisme yang luas dan menentang politik kolonial
Belanda, maka IP bersifat nonkooperasi.
Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”, sedangkan
program kerja IP adalah :
- Mempersiapkan cita-cita kesatuan nasional pergerakan,
- Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
- Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antar agama
yang satu dengan yang lain,
- Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan,
- Berusaha mendapat persamaan hak bagi semua orang Hindia,
- Dalam hal pengajaran dan ekonomi, harus ditujukan untuk kepentingan
ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Dengan menyatakan diri sebagai organisasi politik, maka pemerintah Belanda
kemudian melarang partai itu. Meskipun IP dibubarkan, semangat dari para
pemimpinnya tidak pernah luntur, yaitu tampak dari keberanian Suwardi
Suryaningrat yang menulis buku Seandainya Saya Orang Belanda yang berisi
sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Demikian juga dengan
Douwes Dekker yang menyatakan bahwa pemerintahan jajahan adalah bukan
pemerintah, tetapi kelaliman yang merupakan musuh rakyat yang paling
berbahaya. Karena kegiatan dari tokoh IP dirasa membahayakan pemerintah
Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman
buang/pengasingan dan mereka memilih negara Belanda.
4. Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember
1912 dengan tujuan :
– 1. Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam,
– 2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut
peraturan
agama Islam yang diselaraskan dengan kehidupan modern.
Untuk mencapai tujuan itu maka dilakukan melalui cara :
- 1. Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan
agama Islam,
- 2. Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, dan rumah yatim
dan kegiatan social
- 3. Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam.
Dengan melihat kegiatannya, maka tampaklah bahwa Muhammaditah bukan
organisasi politik. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan
Muhammadiyah, meskipun pada awal-awal tahun perkembangannya kaum
nasional kurang tertarik dengan Muhammadiyah karena tidak mau terjun ke
dunia politik dan mau menerima bantuan dari Belanda.
5. P K I
Paham sosialis komunis yang ada di Indonesia dibawa oleh Sneevlit,
Branstheder dan Drekker, yang diwujudkan dengan membentuk ISDV
(Indische Social Demokratische Vereniging) pada 9 Mei 1914. Tujuannya
adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan usaha yang
dilakukan adalah berusaha mendekati rakyat dengan cara menjalin hubungan
dengan SI dan IP, dan ternyata kurang berhasil karena perbedaan paham.
Maka ditempuhlah strategi yang lain yaitu menarik simpati golongan
nasionalis, dengan cara mengubah nama menjadi Perserikatan Komunis yang
diketuai Semaun.
Langkah selanjutnya adalah bekerjasama dengan orang-orang Belanda yang
sehaluan, bahkan menjalin hubungan dengan paham komunis di luar negeri.
Inilah yang membuktikan bahwa PKI merupakan organisasi/partai massa yang
sifatnya internasional.
Berhubung strategi yang digunakan kurang berhasil menarik simpati rakyat
Indonesia, maka PKI kemudian mencoba mengadakan infiltrasi ke organisasi
yang ada, seperti ke SI maupun ke golongan buruh yang ekonominya lemah.
Perjuangan kelas (perbaikan nasib) merupakan salah satu taktik PKI, dengan
cara mengadakan pemogokan-pemogokan di perusahaan. Puncak kegiatan PKI
adalah Pemberontakan November 1926 di Jakarta, terus di Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur, bahkan di Sumatera 1927.
6. Gerakan Pemuda
Organisasi pemuda yang pertama kali didirikan adalah Tri Koro Dharmo pada
7 Maret 1915 di Jakarta oleh Satiman Wiryo Sanjoyo, Kadarman dan Sunardi.
Tri Koro Dharmo mengandung maksud “Tiga Tujuan Mulia” yaitu sakti,
budhi, dan bhakti.
Sedangkan asasnya adalah :
- 1. Menimbulkan pertalian antara murid-murid Bumi Putera pada sekolah
menengah, kursus perguruan, sekolah guru, sekolah kejuruan.
- 2. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya
- 3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan
budaya Indonesia,
khususnya Jawa.
Karena sifatnya Jawa sentris dan agar tidak menimbulkan perpecahan, maka
namanya diubah menjadi Jong Java. Organisasi ini pada awalnya bukan
organisasi politik, tetapi dengan masuknya H. Agus Salim dari SI, maka Jong
Java mencoba berubah haluan ke politik dengan cara mendirikan Jong
Islamiten Bond 1924.
Pada kongres 1928 Jong Java menyetujui diadakannya fusi (penggabungan)
dengan organisasi pemuda lainnya yang diberi nama Indonesia Muda.
Selain Jong Java maka bermuncullah organisasi pemuda yang lain misalnya :
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong
Celebes, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia).
Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres Pemuda
I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
7. Taman Siswa
Politik Etis, khususnya bidang pendidikan, ternyata tidak memberi peluang
bagi hubungan jiwa yang bebas terutama kesempatan untuk bereaksi secara
kreatif. Dengan adanya hal yang demikian, maka timbullah keinginan untuk
melaksanakan pendidikan sendiri, yang sesuai dengan cita-cita bangsa dijiwai
oleh Ki Hajar Dewantoro di Yogyakarta 3 Juli 1922 dengan tujuan :
mewujudkan masyarakat yang “tata tentrem tertib damai” dengan asas Panca
darma yaitu :
1. Dasar kodrat alam
2. Dasar kemerdekaan
3. Kebudayaan
4. Dasar kebangsaan dan kerakyatan
5. Kemanusiaan
Sistem yang dipakai adalah “among” dengan pola belajar asah, asih, asuh.
Sedangkan pola kepemimpinan adalah Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo
mangun karso, Tut wuri handayani.
Melalui Taman Siswa inilah, tercetaklah kader-kader nasionalis yang siap
mencapai tujuan mulia bangsa.
8. Nahdlatul Ulama
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama
a. Antisipasi dari para kyai dan santri atas perkembangan gerakan modernisasi
dalam Islam
Muhammadiyah.
b. Antisipasi untuk menjaga kemurnian dan keluhuran dari kemurnian ajaran
Islam. Waktu itu
Belanda berusaha meruntuhkan potensi Islam.
c. Sebagai upaya para ulama untuk meneruskan perjuangan mencapai
kemerdekaan.
d. Sebagai upaya para ulama untuk memelihara ketentraman dan ketenangan
bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam.
Waktu pendirian dan keanggotaan
NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Kertopaten, Surabaya. Tokoh
pendirinya adalah : KH. Hasyim Asyari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH.
Bisri Syamsuri, KH. Mas Ali, KH. Ridwan. Keanggotaan : para ulama, santri
yang berada di lingkungan pondok pesantren sebagai basisnya di daerahdaerah yang menjadi penyebaran Islam oleh Walisongo.
Tujuan dan program Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan untuk mewujudkan insan masyarakat yang takwa,
cerdas, terampil, berakhlak mulia, adil sejahtera. Secara umum tujuan
Nahdlatul Ulama bisa disimpulkan yaitu : berlakunya ajaran Islam yang
berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah untuk mencapai tujuan maka ditetapkan
program sebagai berikut :
a. Dakwah Islam
b. Pendidikan dan pengajian baik formal maupun nonformal
c. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat
9. Gerakan Wanita
RA Kartini (21 April 1879 - 1904) dianggap pelopor pergerakan wanita
Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyai cita-cita untuk
memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Kurangnya pendidikan dan pengajaran kaum wanita diperlakukan tidak adil.
Hal itu ditunjukkan oleh adat kebiasaan yang ada :
1. Adanya kawin paksa
2. Adanya polygami
3. Adanya masa pingitan bagi gadis-gadis
4. Kaum pria mempunyai hak terbatas dalam perkawinan
Adat kebiasaan tersebut ditentang oleh kaum wanita yang mempunyai pikiran
maju. Pergerakan wanita bersifat sosial yang bertujuan :
1. Keluar : berusaha memperoleh persamaan hak setaraf dengan kaum pria.
2. Kedalam : berusaha menciptakan kemampuan kaum wanita sendiri sebagai
ibu dan pemegang
kendali rumah tangga.
10. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada tanggal 4 Juni 927 PNI didirikan di Bandung oleh : Ir. Sukarno, R.
Sunaryo.
PNI merupakan organisasi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia
Dasar perjuangannya : Marhaenisme (sosio nasionalisme dan sosio demokrasi)
Sejak PNI berdiri telah bergerak dalam bidang politik
tujuannya :
- untuk mencapai Indonesia merdeka, sedang sikapnya noncooperation.
Atas inisiatif PNI pada tahun 1927 terbentuk PPKI. Anggota PPKI meliputi :
PNI, PSI, BU, kaum
Betawi, Pasundan.
Perkembangan PNI yang pesat dengan sikap nyata-nyata menentang
kolonialisme imperialisme
sangat menakutkan Belanda. Pada tahun 1929 tokoh-tokohnya ditangkap dan
dipenjarakan atas
tuduhan melancarkan pemberontakan.
Mr. Sartono mengambil alih pimpinan tahun 1931 PNI dibubarkan mereka
yang menyetujui pembubaran tersebut membentuk partai politik baru
dinamakan Partindo, mereka yang tidak menyetujui membentuk partai politik
dinamakan PNI Baru.
11. Gerakan Buruh
Pada awal abad ke-20 sudah banyak kaum buruh, nasib mereka tidak
menguntungkan, hidup mereka menderita, dalam rangka memperbaiki
nasibnya, kaum buruh merasa senasib sepenanggungan, mereka berjuang
untuk menuntut beberapa hal : soal jam kerja dan kenaikan upah, untuk
memperjuangkan nasibnya mereka membentuk organisasi buruh. Organisasi
buruh yang berdiri pada saat itu adalah :
1. Saat Spoorwegen Bond (55 Bond) tahun 1905, serekat buruh perusahaan
kereta api.
2. Vereninging Van Spoor Entranweg Persneel (VSTP) tahun 1908.
Organisasi ini banyak
memperoleh pengaruh dari ISDV dan berhaluan kiri.
3. Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) tahun 1916.
Oraganisasi ini berada di bawah
pengurus SI.
4. Bergerilya Openbare Weeken : DPU (BOW) tahun 1916.
5. Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) tahun 1919 persatuan kaum
buruh yang ada dalam
satu federasi yaitu PPKB.
12. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia merupakan penjelmaan perkumpulan pelajar
Indonesia di negeri Belanda yang bernama: Indiche Vereniging” yang
didirikan tahun 1908. Tahun 1922 berubah menjadi Indonesische Vereniging,
1923 menjadi Perhimpunan Indonesia, yang berazas bahwa Indonesia akan
membentuk suatu pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat. Dalam
perjuangannya PI memegang tugas bahwa nasionalisme yang radikal akan
dapat menjadi subjek yang ampuh bagi bangsa yang dijajah.
Tujuan PI adalah : kemerdekaan Indonesia, dengan menggunakan sarana
majalah Indonesia Merdeka.
Sedangkan usaha yang dilakukan untuk menyebarluaskan dan
mempropagandakan dasar-dasar PI, yaitu dengan menjalin hubungan dengan
pergerakan nasional yang ada di Indonesia dan hubungan dengan organisasi
internasional, anatra lain :
1. Turut dalam kegiatan Kominten dan Association Pour Etude des
Civilisations di Paris 1925.
2. Turut dalam Liga Penentang Imperalis.
3. Mengikuti Konggres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia
antara lain :
a. Kongres Demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris
b. Kongres Liga melawan imperalisme dan penindasan penjajah di Brusel
c. Kongres Wanita Internasional di Swis 1927
Akibat dari kegiatan tersebut, tokoh PI seperti Ali Sastroamijoyo, M. Natsir
Pamuncak, Abdul Masjid Djoyodiningrat, dan M. Hatta ditangkap dan
dihukum karena dianggap menghasut rakyat untuk melawan Belanda.
Pergerakan PI menjadi semakin jelas arah dan tujuannya yang menunjukkan
perkembangan ideology PI yaitu persatuan dan kesatuan yang menjadi
manifesto politik pergerakan nasional yang menyangkut :
1. Persatuan dan kesatuan
2. Demokrasi
3. Swadaya
13. PPPKI (P3KI) Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia.
A. Latar Belakang
Ada beberapa faktor yang mendorong organisasi-organisasi pergerakan harus
menggalang persatuan dan kesatuan, yaitu :
1. Krisis ekonomi 1929/1930
• Krisis ekonomi (malaise) yang terjadi di Eropa dan Amerika berpengaruh
terhadap kondisi Indonesia yaitu makin banyaknya pengangguran di Indonesia
akibat banyaknya perubahan proyek.
2. Sikap dan kebijakan Pemerintah kolonial Belanda yang keras dan kaku
untuk menjaga ketertiban dan keamanan, maka pemerintah Belanda mulai
bersikap keras keras dan lugas, misalnya diberlakukannya pembatasan
terhadap aktivitas pergerakan nasional.
3. Tokoh terkemuka pergerakan nasional ditangkap dan diasingkan, adanya
penangkapan para tokoh pergerakan nasional Indonesia, memaksa organisasiorganisasi pergerakan nasional mengambil sikap kooperasi dengan pemerintah
Belanda, dan juga adanya usaha untuk menggalang persatuan antar organisasi
yang ada.
Dengan dipelopori oleh Ir. Soekarno, pada tanggal 17 Desember 1927
diadakan rapat di Bandung yang dihadiri PNI, PSI, BU, PPKI, mereka sepakat
membentuk federasi PPPKI dengan tujuan :
• 1. Mencegah perselisihan antara partai/organisasi;
• 2. Menyatukan arah dan beraksi dalam perjuangan ke kemerdekaan
Indonesia;
• 3. Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia dengan lambangnya
Sang merah Putih, lagu Indonesia Raya, bahasa Indonesia.
• Pada awal berdirinya P3KI, badan ini kelihatan mantap. Barulah setelah
Kongres di Solo 1929, mulai ada keretakan yaitu :
• 1. terjadinya penangkapan atas Soekarno dan kawan-kawan;
• 2. berkembangnya isu kooperasi dan non kooperasi;
• 3. hak suara
• 4. perbedaan nasionalis agama dan nasionalis sekuler.
14. Kongres Pemuda
a. Kongres Pemuda I
Perkembangan situasi di tanah air, semakin mempengaruhi keinginan
organisasi kepemudaan untuk menyatukan diri, yang ditindak lanjuti dengan
diadakannya pertemuam organisasi pemuda pada 15 Nopember 1925 yang
dihadiri Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar-pelajar
Minahasa, Sekar Rukun, dan lain-lain. Hasilnya adalah akan diadakan
konggres. Pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 diadakanlah Kongres
Pemuda I diketuai oleh M. Tabrani.
Tujuan :
1.Memajukan faham persatuan kebangsaan
2.Mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda
Kongres Pemuda I ini tidak lepas dari peranan PPPI yang menginginkan
penggabungan perkumpulan pemuda dalam satu badan. Hal ini semakin
mantap dengan datangnya tokoh PI. Demikian juga dengan berdirinya Jong
Indonesia di Bandung oleh Sukarno, yang dalam kongresnya28 Desember
1927. Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) menyetujui dibentuknya fusi.
b. Kongres Pemuda II
Sesuai dengan usul P3I tentang Kongres Pemuda, maka dibentuklah panitia
kongres yang diketuai oleh Sugondo Djoyopuspito.
Kongres dilaksanakan 27-28 Oktober 1928.
1. Rapat I
• Sabtu dibuka oleh Sugondo Joyopuspito.
• Dalam rapat ini, M. Yamin menyampaikan tentang Persatuan dan
kebangsaan Indonesia. Menurutnya, ada 5 faktor persatuan sejarah, bahasa,
hukum adat, pendidikan, keamanan.
2. Rapat II
• Minggu, 28 Oktober 1928 di Java Oast Bioscoop K.
3. Rapat III
• 28 Oktober 1928 malam hari di Indonesich Club HUIS, Kramat Raya 106.
Dalam rapat ini tampil Sunario SH yang berceramah tentang Pergerakan
Pemuda dan Persatuan Bangsa. Juga, saat istiadat, WR. Supratman
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
• Pada puncak acara kongres ini, diikrarkanlah putusan kongres yang
merupakan rumusan : M. Yamin, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda
15. PARINDRA (1935)
- Kelompok studi Indonesia yang dipimpin dr. Sutomo mempunyai sifat yang
moderat dan mulai tahun 1930 diganti dengan PBI ( Persatuan Bangsa
Indonesia) dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka dengan cara
menyempurnakan derajad bangsa dan tanah air, berdasarkan kebangsaan
Indonesia. Kegiatan dalam bidang pertanian diwujudkan dengan cara
membentuk Rukun Tani.
- Sesuai dengan kondisi politik saat itu, antara PBI dan BU terjadi hubungan
yang sangat erat dan pada 25 Desember 1935 terjadi fusi antara PBI dan BU
menjelma menjadi Parindra yang didalamnya ada Sarekat Sumatra, Sarekat
Celebes, Sarekat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi.
-Tujuan : mencapai Indonesia mulia dan sempurna.
Untuk mencapai tujuannya, Parindra melakukan kegiatan dalam bidang
politik, ekonomi, sosial.
Sifat Parindra sesuai dengan Kongres I (1 Mei 1937) dan II (24 - 27 Desember
1938) adalah kooperasi.
- Petisi Sutarjo (1936)
Adanya kesulitan dalam sikap nonkooperasi, menimbulkan gagasan bagi
Sutarjo Kartohadi kusumo, seorang Dewan Rakyat, mengajukan usul kepada
pemerintah Belanda 15 Juli 1936. Usul itu yang kemudian disebut Petisi
Sutarjo
Berisi permohonan agar diselenggarakan musyawarah antara wakil Indonesia
dan Belanda yang punya hak sama. Dengan tujuan, pemberian otonomi kepada
Indonesia yang mana pelaksanaannya diatur dalam waktu sepuluh tahun,
dengan beberapa perubahan :
1. Pulau Jawa dijadikan propinsi, sedang yang lain diberi otonomi;
2. Sifat dualisme dalam pemerintah di daerah harus dihapus;
3. Voolksraad dijadikan parlemen yang sesungguhnya;
4. Dibentuk dewan kerajaan;
5. Penduduk Indonesia adalah orang yang lahir, asal-usul dan cita-citanya
untuk Indonesia;
Petisi Sutarjo sekolah melalui perdebatan dan pembahasan yang ketat,
akhirnya ditolak oleh Ratu Belanda, dengan alasan Indonesia belum siap untuk
memikul tanggung jawab dan memerintah sendiri.
16. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Perkembangan organisasi Islam di Indonesia yang beraneka ragam, dalam
menyikapi kondisi yang ada akhirnya membuahkan gagasan untuk
menyatukan semua organisasi dalam satu wadah yang mempunyai tujuan yang
sama. Maka, melalui beberapa kali musyawarah, akhirnya disepakatilah
dibentuk suatu majelis yang diberi nama DDI (Djami’ul Djami’at Al Islam)
artinya Perkumpulan-perkumpulan Islam, yang kemudian berdasarkan
pertemuan pada tahun 1937, DDI diganti menjadi Majelis Islam A’la
Indonesia (MIAI).
Tujuan MIAI :
1. mempererat hubungan di antara perhimpunan-perhimpunan Islam di
Indonesia
2. menyatukan suara untuk membela kehormatan Islam
3. merapatkan hubungan antara kaum muslimin Indonesia dengan umat Islam
di luar negeri.
Melalui propaganda dan kegiatan dakwah, MIAI berusaha menyadarkan
masyarakat (Islam) bahwa budaya Belanda dengan penjajahannya tidak sesuai
dengan ajaran Islam. MIAI juga menentang UU milisi militer.
17. GAPI (1939)
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) adalah suatu bentuk federasi dari berbagai
organisasi politik (Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, PII,
Partai Katolik Indonesia, PSII).
Faktor-faktor yang mendorong dibentuknya GAPI :
1. gagalnya Petisi Sutarjo;
2. kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme;
3. sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa
Indonesia.
Tujuan GAPI : membentuk badan persatuan dan menjalankan aksi bersama
guna memperjuangkan kepentingan rakyat.
Hal-hal yang diperjuangkan GAPI :
1. pelaksanaan The Right of Self Determination;
2. persatuan kebangsaan atas dasar demokrasi politik, sosial, ekonomi;
3. pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan umum (Indonesia
berparlemen);
4. membentuk solidaritas Indonesia-Belanda untuk menghadapi fasisme;
5. pengangkatan lebih banyak orang-orang Indonesia dalam berbagai jabatan.
Tokoh-tokoh GAPI : Moh, Husni Thamrin, Amir Syarifudin, Abikusno
Cokrosuyoso. Untuk mengatur dan meningkatkan aksinya, pada 24 - 25
Desember 1939 GAPI mengadakan pertemuan dan membentuk KRI (Kongres
Rakyat Indonesia).
Tujuan KRI : mewujudkan Indonesia Raya
Sasaran utama : Indonesia berparlemen penuh
Selain membentuk KRI, GAPI menyetujui/menetapkan : bendera merah putih
dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia.
Tuntutan GAPI semakin meningkat, setelah Jerman berhasil menguasai
belanda yaitu penggantian Volksraad dengan parlemen sejati.
Pemerintahan Belanda dalam menanggapi tuntutan GAPI kemudian
membentuk Komisi Visman dengan tugas menyelidiki dan mempelajari
perubahan-perubahan yang diinginkan rakyat. Pembentukan komisi ini ditolak
oleh GAPI, karena dianggap tidak bisa terwujud dengan itu, KRI diubah
menjadi MRI.
Meskipun demikian, ternyata tuntutan GAPI tidak disetujui oleh Ratu Belanda,
bahkan sesuai dengan keadaan saat itu Pemerintah Belanda menerapkan wajib
milisi untuk menghadapi perang.
Transformasi Etnik
Sejak bangsa-bangsa Barat (Eropa) datang di wilayah Indonesia, telah
menimbulkan reaksi dari berbagai wilayah yang berbentuk perlawananperlawanan kedaerahan. Perlawanan ini disebut perlawanan etnik atau suku.
Tujuan perlawanan ini hanya sebatas kebebasan atau kemerdekaan etniknya
atau suku bangsanya atau daerahnya masing-masing.
Karena kolonial sangat untuk mudah mengatasi masalah tersebut, dengan
menggunakan siasat adu domba antar etnik ataupun golongan.
Perjuangan etnik bukan hanya dilakukan oleh kaum pribumi saja, tapi juga
etnik lain atau masyarakat keturunan seperti Cina, India, Arab, bahkan
keturunan Belanda melakukan gerakan sejak tahun 1908. Perlawananperlawanan etnik tersebut telah berubah bentuk, perlawanan yang bersifat
etnik, keturunan dan kedaerahan mulai ditinggalkan dan mengupayakan
terwujudnya persatuan dan kesatuan antar etnik. Mulailah bermunculan wadah
berupa organisasi yang bersifat nasional.
Sejak saat itu berubah bentuk perlawanan fisik menjadi perlawanan dengan
pergerakan nasional. Hal ini diperkuat dengan diwujudkannya “Sumpah
Pemuda” 28 Oktober 1928.
Terwujudnya Identitas Nasional
Istilah “Indonesia”
Pada masa pergerakan, nama Indonesia sangat penting atinya bagi perjuangan.
Sebab nama Indonesia dijadikan sebagai perekat, pemersatu semua unsur yang
ada di masyarakat. Bahkan nama Indonesai sebagai perekat dan lambang
pemersatu perjuangan bangsa Indonesia
Kapan istilah Indonesia mulai muncul? Untuk mengetahui jawaban tersebut
kita lihat penggunaan istilah Indonesia pada awalnya.
J.R.Logan (seorang pegawai pemerintah Inggris di Penang)
Beliau mengunakan istilah Indonesia tahun 1850 dalam satu artikel di majalah
yang ia pimpin.
Istilah Indonesia digunakan untuk menyebut kepulauan dan penduduk
nusantara.
Earl G. Widsor
Tahun 1850 menulis istilah Indonesia dalam wilayah milik J.R. Logan untuk
masyarakat penduduk Indonesia.
Tokoh lain yang mempopulerkan adalah Adolf Bastian (1884), Van
Volenhoven, Snouck Hurgronje.
Kata “Indonesia” Sebagai Identitas Kebangsaan (Nasional)
Sejak munculnya para kaum terpelajar (kaum cendekiawan) yang melakukan
perjuangan melalui pergerakan nasional maka kata “Indonesia” mulai akrab
terdengar, dan kata (nama) Hindia-Belanda mulai ditinggalkan bahkan para
mahasiswa yang belajar di Belanda sendiri mendirikan organisasi yang
menggunakan istilah Indonesice (Indonesia).
Bahkan sebutan Indonesia sudah di kuatkan oleh oleh para pemuda melalui
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berisi :
• Kami putra –putri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air
Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa
Indonesia.
Akhirnya seluruh unsur atau elemen masyarakat, penduduk ataupun lembaga
organisasi sangat bangga menyebut “Indonesia”. Dengan demikian mulailah
istilah “Indonesia”sebagai Identitas Nasional.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah singkat ini, jelaslah bahwa
kolonialismedan imprealisme merusak seluruh sendi-sendi masyarakat yang dijajah.
Penjajah tidak sesuai dengan pri kemanusiaan.
Perlawanan bangsa indonesia dari sejak dahulu memberikan kita pelajaran
yang sangat berharga bahwa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi keutuhan
suatu bangsa. Kita akan mudah dihancurkan bila kita terpecah-belah, pergerakan
nasional yang membangkitkan, semangat nasionalisme memegang penting bagi
tercapainya kemerdekaan indonesia.
Dalam perjalanan sejarah kita juga dapat menyadari bahwa tantangan bukan
saja hanya datang dari luar negri tetapi juga dari dalam negri seperti maksud paham
komunis yang dapat merusak nilai-nilai luhur bangsa indonesia, hal ini patut
diwaspadai seluruh rakyat indonesia.
Perjuangan bangsa indonesiabelum selesai, pada saat ini kita harus berjuang
mengisi kemerdekaan itu untuk mencapai cita-cita nasional masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila.
Bentuk Strategi Organisasi Pergerakan Nasional
Oleh:
Noni Ilminda
X-F / 25
SMAN 78 Jakarta
Bentuk Strategi Organisasi Pergerakan Nasional
1. Budi Utomo
Budi Utomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia
sebenarnya berawal dari ide dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mendirikan
studifonds guna menghimpun dana untuk memberikan beasiswa bagi pelajar
yang tidak mampu tapi berpotensi. Dalam perkembangannya, ide itu berubah
menjadi pendirian sebuah organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di
gedung STOVIA. Tujuan organisasi Budi Utomo pada awal berdirinya adalah
“kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa serta Madura
Tujuan tersebut akan dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Memajukan pengajaran,
2. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan,
3. Memajukan teknik dan industri,
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dengan melihat tujuan yang akan dilakukan, menunjukkan bahwa Budi
Utomo bukanlah organisasi politik.. Hal ini lebih dipertegas lagi dari hasil
kongres I Budi Utomo (Oktober 1908) yang menghasilkan:
1. Budi Utomo tidak melakukan kegiatan politik.
2. Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada pendidikan dan kebudayaan.
3. Ruang gerak Budi Utomo terbatas untuk Jawa dan Madura
4. Memilih RT. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, Kebumen sebagai ketua,
dan
pusat Budi Utomo di Jogjakarta.
Cita-cita dan pandangan secara bertahap terarah ke bidang politik setelah
berdirinya Serikat Islam dan Indische Partij. Sebagai bukti keterlibatan Budi
Utmo dalam bidang politik, tampak ketika pada tanggal 5 - 6 Agustus 1915 di
Bandung Budi Utomo menetapkan sebuah mosi yang menegaskan perlunya
milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia, karena adanya peristiwa Perang
Dunia I. Selain itu, pada bulan Juli 1917 Budi Utomo membentuk Komite
Nasional dalam rangka pemilihan anggota Voskraad. Meskipun demikian,
secara umum gerak Budi Utomo sangat lamban, barulah pada sekitar tahun
1930 Budi Utomo terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sarekat Islam
Adanya monopoli dari para pedagang Cina terhadap bahan-bahan batik di
Solo, menyebabkan keprihatinan bagi para pedagang. Dengan dipelopori oleh
H. Samanhudi, maka didirikanlah sebuah organisasi pedagang yang bisa
mengimbangi kekuatan pedagang Cina.
Organisasi itu diberi nama Sarekat Dagang Islam yang didasari :
1. agama, yaitu agama Islam
2. ekonomi yaitu untuk memperkuat diri dari pandangan Cina.
Dengan masuknya, HOS. Cokroaminoto , maka Sarekat Dagang Islam
kemudian diubah menjadi Sarekat Islam, dengan tujuan agar anggotanya tidak
hanya para pedagang, tetapi rakyat semua bisa masuk, kecuali pegawai negeri.
hal ini menunjukkan bahwa semangat kebangsaan tokoh-tokoh Sarekat
Dagang Islam lebih mengedepan dalam menentukan corak organisasinya.
Tujuan Sarekat Islam adalah :
• 1. Memajukan perdagangan
• 2. Membantu para anggotanya yang mengalamikesulitan terutama masalah
permodalan
• 3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya
derajad rakyat
• 4. Memajukan kehidupan agama Islam
Dalam perkembangannya, Sarekat Islam berubah sebagai organisasi yang
besar tentu saja ini sangat menghawatirkan pemerintah Belanda. Maka
pemerintah Belanda mulai mengadakan pembatasan terhadap gerak SI,
misalnya penolakan pemerintah akan status badan hukum.
Adanya penolakan ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan SI
selanjutnya. Hal ini tampak pada semakin beraninya SI mengkritik pemerintah
Belanda terutama praktik kolonialisme Belanda yang menyengsarakan rakyat.
Dengan adanya sikap ini, berarti SI mulai berjuang ke arah politik.
Seiring dengan tumbuh berkembangnya organisasi pergerakan di Indonesia,
maka dalam SI ada perpecahan yaitu setelah adanya anggota SI yang
merangkap di organisasi yang lain, seperti ISDV. Dengan adanya infiltrasi
komunis ke tubuh SI melalui
3. Indische Partij ( IP )
Organisasi yang secara tegas menyatakan bahwa bergerak dalam politik adalah
Indische Partij yang didirikan oleh Tiga Serangkai yaitu :
- E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyobudi)/Multatuli
- Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
- Cipto Mangunkusumo
Didirikan pada 25 Desember 1912 dengan tujuan adalah mempersatukan
semua India sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka IP
berdiri atas dasar nasionalisme yang luas dan menentang politik kolonial
Belanda, maka IP bersifat nonkooperasi.
Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”, sedangkan
program kerja IP adalah :
- Mempersiapkan cita-cita kesatuan nasional pergerakan,
- Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
- Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antar agama
yang satu dengan yang lain,
- Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan,
- Berusaha mendapat persamaan hak bagi semua orang Hindia,
- Dalam hal pengajaran dan ekonomi, harus ditujukan untuk kepentingan
ekonomi Hindia dan
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Dengan menyatakan diri sebagai organisasi politik, maka pemerintah Belanda
kemudian melarang partai itu. Meskipun IP dibubarkan, semangat dari para
pemimpinnya tidak pernah luntur, yaitu tampak dari keberanian Suwardi
Suryaningrat yang menulis buku Seandainya Saya Orang Belanda yang berisi
sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Demikian juga dengan
Douwes Dekker yang menyatakan bahwa pemerintahan jajahan adalah bukan
pemerintah, tetapi kelaliman yang merupakan musuh rakyat yang paling
berbahaya. Karena kegiatan dari tokoh IP dirasa membahayakan pemerintah
Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman
buang/pengasingan dan mereka memilih negara Belanda.
4. Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember
1912 dengan tujuan :
– 1. Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam,
– 2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut
peraturan
agama Islam yang diselaraskan dengan kehidupan modern.
Untuk mencapai tujuan itu maka dilakukan melalui cara :
- 1. Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan
agama Islam,
- 2. Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, dan rumah yatim
dan kegiatan social
- 3. Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam.
Dengan melihat kegiatannya, maka tampaklah bahwa Muhammaditah bukan
organisasi politik. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan
Muhammadiyah, meskipun pada awal-awal tahun perkembangannya kaum
nasional kurang tertarik dengan Muhammadiyah karena tidak mau terjun ke
dunia politik dan mau menerima bantuan dari Belanda.
5. P K I
Paham sosialis komunis yang ada di Indonesia dibawa oleh Sneevlit,
Branstheder dan Drekker, yang diwujudkan dengan membentuk ISDV
(Indische Social Demokratische Vereniging) pada 9 Mei 1914. Tujuannya
adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan usaha yang
dilakukan adalah berusaha mendekati rakyat dengan cara menjalin hubungan
dengan SI dan IP, dan ternyata kurang berhasil karena perbedaan paham.
Maka ditempuhlah strategi yang lain yaitu menarik simpati golongan
nasionalis, dengan cara mengubah nama menjadi Perserikatan Komunis yang
diketuai Semaun.
Langkah selanjutnya adalah bekerjasama dengan orang-orang Belanda yang
sehaluan, bahkan menjalin hubungan dengan paham komunis di luar negeri.
Inilah yang membuktikan bahwa PKI merupakan organisasi/partai massa yang
sifatnya internasional.
Berhubung strategi yang digunakan kurang berhasil menarik simpati rakyat
Indonesia, maka PKI kemudian mencoba mengadakan infiltrasi ke organisasi
yang ada, seperti ke SI maupun ke golongan buruh yang ekonominya lemah.
Perjuangan kelas (perbaikan nasib) merupakan salah satu taktik PKI, dengan
cara mengadakan pemogokan-pemogokan di perusahaan. Puncak kegiatan PKI
adalah Pemberontakan November 1926 di Jakarta, terus di Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur, bahkan di Sumatera 1927.
6. Gerakan Pemuda
Organisasi pemuda yang pertama kali didirikan adalah Tri Koro Dharmo pada
7 Maret 1915 di Jakarta oleh Satiman Wiryo Sanjoyo, Kadarman dan Sunardi.
Tri Koro Dharmo mengandung maksud “Tiga Tujuan Mulia” yaitu sakti,
budhi, dan bhakti.
Sedangkan asasnya adalah :
- 1. Menimbulkan pertalian antara murid-murid Bumi Putera pada sekolah
menengah, kursus perguruan, sekolah guru, sekolah kejuruan.
- 2. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya
- 3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan
budaya Indonesia,
khususnya Jawa.
Karena sifatnya Jawa sentris dan agar tidak menimbulkan perpecahan, maka
namanya diubah menjadi Jong Java. Organisasi ini pada awalnya bukan
organisasi politik, tetapi dengan masuknya H. Agus Salim dari SI, maka Jong
Java mencoba berubah haluan ke politik dengan cara mendirikan Jong
Islamiten Bond 1924.
Pada kongres 1928 Jong Java menyetujui diadakannya fusi (penggabungan)
dengan organisasi pemuda lainnya yang diberi nama Indonesia Muda.
Selain Jong Java maka bermuncullah organisasi pemuda yang lain misalnya :
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong
Celebes, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia).
Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres Pemuda
I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
7. Taman Siswa
Politik Etis, khususnya bidang pendidikan, ternyata tidak memberi peluang
bagi hubungan jiwa yang bebas terutama kesempatan untuk bereaksi secara
kreatif. Dengan adanya hal yang demikian, maka timbullah keinginan untuk
melaksanakan pendidikan sendiri, yang sesuai dengan cita-cita bangsa dijiwai
oleh Ki Hajar Dewantoro di Yogyakarta 3 Juli 1922 dengan tujuan :
mewujudkan masyarakat yang “tata tentrem tertib damai” dengan asas Panca
darma yaitu :
1. Dasar kodrat alam
2. Dasar kemerdekaan
3. Kebudayaan
4. Dasar kebangsaan dan kerakyatan
5. Kemanusiaan
Sistem yang dipakai adalah “among” dengan pola belajar asah, asih, asuh.
Sedangkan pola kepemimpinan adalah Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo
mangun karso, Tut wuri handayani.
Melalui Taman Siswa inilah, tercetaklah kader-kader nasionalis yang siap
mencapai tujuan mulia bangsa.
8. Nahdlatul Ulama
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama
a. Antisipasi dari para kyai dan santri atas perkembangan gerakan modernisasi
dalam Islam
Muhammadiyah.
b. Antisipasi untuk menjaga kemurnian dan keluhuran dari kemurnian ajaran
Islam. Waktu itu
Belanda berusaha meruntuhkan potensi Islam.
c. Sebagai upaya para ulama untuk meneruskan perjuangan mencapai
kemerdekaan.
d. Sebagai upaya para ulama untuk memelihara ketentraman dan ketenangan
bangsa Indonesia yang
mayoritas beragama Islam.
Waktu pendirian dan keanggotaan
NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Kertopaten, Surabaya. Tokoh
pendirinya adalah : KH. Hasyim Asyari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH.
Bisri Syamsuri, KH. Mas Ali, KH. Ridwan. Keanggotaan : para ulama, santri
yang berada di lingkungan pondok pesantren sebagai basisnya di daerahdaerah yang menjadi penyebaran Islam oleh Walisongo.
Tujuan dan program Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan untuk mewujudkan insan masyarakat yang takwa,
cerdas, terampil, berakhlak mulia, adil sejahtera. Secara umum tujuan
Nahdlatul Ulama bisa disimpulkan yaitu : berlakunya ajaran Islam yang
berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah untuk mencapai tujuan maka ditetapkan
program sebagai berikut :
a. Dakwah Islam
b. Pendidikan dan pengajian baik formal maupun nonformal
c. Peningkatan sosial ekonomi masyarakat
9. Gerakan Wanita
RA Kartini (21 April 1879 - 1904) dianggap pelopor pergerakan wanita
Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyai cita-cita untuk
memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Kurangnya pendidikan dan pengajaran kaum wanita diperlakukan tidak adil.
Hal itu ditunjukkan oleh adat kebiasaan yang ada :
1. Adanya kawin paksa
2. Adanya polygami
3. Adanya masa pingitan bagi gadis-gadis
4. Kaum pria mempunyai hak terbatas dalam perkawinan
Adat kebiasaan tersebut ditentang oleh kaum wanita yang mempunyai pikiran
maju. Pergerakan wanita bersifat sosial yang bertujuan :
1. Keluar : berusaha memperoleh persamaan hak setaraf dengan kaum pria.
2. Kedalam : berusaha menciptakan kemampuan kaum wanita sendiri sebagai
ibu dan pemegang
kendali rumah tangga.
10. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada tanggal 4 Juni 927 PNI didirikan di Bandung oleh : Ir. Sukarno, R.
Sunaryo.
PNI merupakan organisasi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia
Dasar perjuangannya : Marhaenisme (sosio nasionalisme dan sosio demokrasi)
Sejak PNI berdiri telah bergerak dalam bidang politik
tujuannya :
- untuk mencapai Indonesia merdeka, sedang sikapnya noncooperation.
Atas inisiatif PNI pada tahun 1927 terbentuk PPKI. Anggota PPKI meliputi :
PNI, PSI, BU, kaum
Betawi, Pasundan.
Perkembangan PNI yang pesat dengan sikap nyata-nyata menentang
kolonialisme imperialisme
sangat menakutkan Belanda. Pada tahun 1929 tokoh-tokohnya ditangkap dan
dipenjarakan atas
tuduhan melancarkan pemberontakan.
Mr. Sartono mengambil alih pimpinan tahun 1931 PNI dibubarkan mereka
yang menyetujui pembubaran tersebut membentuk partai politik baru
dinamakan Partindo, mereka yang tidak menyetujui membentuk partai politik
dinamakan PNI Baru.
11. Gerakan Buruh
Pada awal abad ke-20 sudah banyak kaum buruh, nasib mereka tidak
menguntungkan, hidup mereka menderita, dalam rangka memperbaiki
nasibnya, kaum buruh merasa senasib sepenanggungan, mereka berjuang
untuk menuntut beberapa hal : soal jam kerja dan kenaikan upah, untuk
memperjuangkan nasibnya mereka membentuk organisasi buruh. Organisasi
buruh yang berdiri pada saat itu adalah :
1. Saat Spoorwegen Bond (55 Bond) tahun 1905, serekat buruh perusahaan
kereta api.
2. Vereninging Van Spoor Entranweg Persneel (VSTP) tahun 1908.
Organisasi ini banyak
memperoleh pengaruh dari ISDV dan berhaluan kiri.
3. Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) tahun 1916.
Oraganisasi ini berada di bawah
pengurus SI.
4. Bergerilya Openbare Weeken : DPU (BOW) tahun 1916.
5. Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) tahun 1919 persatuan kaum
buruh yang ada dalam
satu federasi yaitu PPKB.
12. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia merupakan penjelmaan perkumpulan pelajar
Indonesia di negeri Belanda yang bernama: Indiche Vereniging” yang
didirikan tahun 1908. Tahun 1922 berubah menjadi Indonesische Vereniging,
1923 menjadi Perhimpunan Indonesia, yang berazas bahwa Indonesia akan
membentuk suatu pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat. Dalam
perjuangannya PI memegang tugas bahwa nasionalisme yang radikal akan
dapat menjadi subjek yang ampuh bagi bangsa yang dijajah.
Tujuan PI adalah : kemerdekaan Indonesia, dengan menggunakan sarana
majalah Indonesia Merdeka.
Sedangkan usaha yang dilakukan untuk menyebarluaskan dan
mempropagandakan dasar-dasar PI, yaitu dengan menjalin hubungan dengan
pergerakan nasional yang ada di Indonesia dan hubungan dengan organisasi
internasional, anatra lain :
1. Turut dalam kegiatan Kominten dan Association Pour Etude des
Civilisations di Paris 1925.
2. Turut dalam Liga Penentang Imperalis.
3. Mengikuti Konggres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia
antara lain :
a. Kongres Demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris
b. Kongres Liga melawan imperalisme dan penindasan penjajah di Brusel
c. Kongres Wanita Internasional di Swis 1927
Akibat dari kegiatan tersebut, tokoh PI seperti Ali Sastroamijoyo, M. Natsir
Pamuncak, Abdul Masjid Djoyodiningrat, dan M. Hatta ditangkap dan
dihukum karena dianggap menghasut rakyat untuk melawan Belanda.
Pergerakan PI menjadi semakin jelas arah dan tujuannya yang menunjukkan
perkembangan ideology PI yaitu persatuan dan kesatuan yang menjadi
manifesto politik pergerakan nasional yang menyangkut :
1. Persatuan dan kesatuan
2. Demokrasi
3. Swadaya
13. PPPKI (P3KI) Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia.
A. Latar Belakang
Ada beberapa faktor yang mendorong organisasi-organisasi pergerakan harus
menggalang persatuan dan kesatuan, yaitu :
1. Krisis ekonomi 1929/1930
• Krisis ekonomi (malaise) yang terjadi di Eropa dan Amerika berpengaruh
terhadap kondisi Indonesia yaitu makin banyaknya pengangguran di Indonesia
akibat banyaknya perubahan proyek.
2. Sikap dan kebijakan Pemerintah kolonial Belanda yang keras dan kaku
untuk menjaga ketertiban dan keamanan, maka pemerintah Belanda mulai
bersikap keras keras dan lugas, misalnya diberlakukannya pembatasan
terhadap aktivitas pergerakan nasional.
3. Tokoh terkemuka pergerakan nasional ditangkap dan diasingkan, adanya
penangkapan para tokoh pergerakan nasional Indonesia, memaksa organisasiorganisasi pergerakan nasional mengambil sikap kooperasi dengan pemerintah
Belanda, dan juga adanya usaha untuk menggalang persatuan antar organisasi
yang ada.
Dengan dipelopori oleh Ir. Soekarno, pada tanggal 17 Desember 1927
diadakan rapat di Bandung yang dihadiri PNI, PSI, BU, PPKI, mereka sepakat
membentuk federasi PPPKI dengan tujuan :
• 1. Mencegah perselisihan antara partai/organisasi;
• 2. Menyatukan arah dan beraksi dalam perjuangan ke kemerdekaan
Indonesia;
• 3. Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia dengan lambangnya
Sang merah Putih, lagu Indonesia Raya, bahasa Indonesia.
• Pada awal berdirinya P3KI, badan ini kelihatan mantap. Barulah setelah
Kongres di Solo 1929, mulai ada keretakan yaitu :
• 1. terjadinya penangkapan atas Soekarno dan kawan-kawan;
• 2. berkembangnya isu kooperasi dan non kooperasi;
• 3. hak suara
• 4. perbedaan nasionalis agama dan nasionalis sekuler.
14. Kongres Pemuda
a. Kongres Pemuda I
Perkembangan situasi di tanah air, semakin mempengaruhi keinginan
organisasi kepemudaan untuk menyatukan diri, yang ditindak lanjuti dengan
diadakannya pertemuam organisasi pemuda pada 15 Nopember 1925 yang
dihadiri Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar-pelajar
Minahasa, Sekar Rukun, dan lain-lain. Hasilnya adalah akan diadakan
konggres. Pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 diadakanlah Kongres
Pemuda I diketuai oleh M. Tabrani.
Tujuan :
1.Memajukan faham persatuan kebangsaan
2.Mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda
Kongres Pemuda I ini tidak lepas dari peranan PPPI yang menginginkan
penggabungan perkumpulan pemuda dalam satu badan. Hal ini semakin
mantap dengan datangnya tokoh PI. Demikian juga dengan berdirinya Jong
Indonesia di Bandung oleh Sukarno, yang dalam kongresnya28 Desember
1927. Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) menyetujui dibentuknya fusi.
b. Kongres Pemuda II
Sesuai dengan usul P3I tentang Kongres Pemuda, maka dibentuklah panitia
kongres yang diketuai oleh Sugondo Djoyopuspito.
Kongres dilaksanakan 27-28 Oktober 1928.
1. Rapat I
• Sabtu dibuka oleh Sugondo Joyopuspito.
• Dalam rapat ini, M. Yamin menyampaikan tentang Persatuan dan
kebangsaan Indonesia. Menurutnya, ada 5 faktor persatuan sejarah, bahasa,
hukum adat, pendidikan, keamanan.
2. Rapat II
• Minggu, 28 Oktober 1928 di Java Oast Bioscoop K.
3. Rapat III
• 28 Oktober 1928 malam hari di Indonesich Club HUIS, Kramat Raya 106.
Dalam rapat ini tampil Sunario SH yang berceramah tentang Pergerakan
Pemuda dan Persatuan Bangsa. Juga, saat istiadat, WR. Supratman
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
• Pada puncak acara kongres ini, diikrarkanlah putusan kongres yang
merupakan rumusan : M. Yamin, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda
15. PARINDRA (1935)
- Kelompok studi Indonesia yang dipimpin dr. Sutomo mempunyai sifat yang
moderat dan mulai tahun 1930 diganti dengan PBI ( Persatuan Bangsa
Indonesia) dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka dengan cara
menyempurnakan derajad bangsa dan tanah air, berdasarkan kebangsaan
Indonesia. Kegiatan dalam bidang pertanian diwujudkan dengan cara
membentuk Rukun Tani.
- Sesuai dengan kondisi politik saat itu, antara PBI dan BU terjadi hubungan
yang sangat erat dan pada 25 Desember 1935 terjadi fusi antara PBI dan BU
menjelma menjadi Parindra yang didalamnya ada Sarekat Sumatra, Sarekat
Celebes, Sarekat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi.
-Tujuan : mencapai Indonesia mulia dan sempurna.
Untuk mencapai tujuannya, Parindra melakukan kegiatan dalam bidang
politik, ekonomi, sosial.
Sifat Parindra sesuai dengan Kongres I (1 Mei 1937) dan II (24 - 27 Desember
1938) adalah kooperasi.
- Petisi Sutarjo (1936)
Adanya kesulitan dalam sikap nonkooperasi, menimbulkan gagasan bagi
Sutarjo Kartohadi kusumo, seorang Dewan Rakyat, mengajukan usul kepada
pemerintah Belanda 15 Juli 1936. Usul itu yang kemudian disebut Petisi
Sutarjo
Berisi permohonan agar diselenggarakan musyawarah antara wakil Indonesia
dan Belanda yang punya hak sama. Dengan tujuan, pemberian otonomi kepada
Indonesia yang mana pelaksanaannya diatur dalam waktu sepuluh tahun,
dengan beberapa perubahan :
1. Pulau Jawa dijadikan propinsi, sedang yang lain diberi otonomi;
2. Sifat dualisme dalam pemerintah di daerah harus dihapus;
3. Voolksraad dijadikan parlemen yang sesungguhnya;
4. Dibentuk dewan kerajaan;
5. Penduduk Indonesia adalah orang yang lahir, asal-usul dan cita-citanya
untuk Indonesia;
Petisi Sutarjo sekolah melalui perdebatan dan pembahasan yang ketat,
akhirnya ditolak oleh Ratu Belanda, dengan alasan Indonesia belum siap untuk
memikul tanggung jawab dan memerintah sendiri.
16. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Perkembangan organisasi Islam di Indonesia yang beraneka ragam, dalam
menyikapi kondisi yang ada akhirnya membuahkan gagasan untuk
menyatukan semua organisasi dalam satu wadah yang mempunyai tujuan yang
sama. Maka, melalui beberapa kali musyawarah, akhirnya disepakatilah
dibentuk suatu majelis yang diberi nama DDI (Djami’ul Djami’at Al Islam)
artinya Perkumpulan-perkumpulan Islam, yang kemudian berdasarkan
pertemuan pada tahun 1937, DDI diganti menjadi Majelis Islam A’la
Indonesia (MIAI).
Tujuan MIAI :
1. mempererat hubungan di antara perhimpunan-perhimpunan Islam di
Indonesia
2. menyatukan suara untuk membela kehormatan Islam
3. merapatkan hubungan antara kaum muslimin Indonesia dengan umat Islam
di luar negeri.
Melalui propaganda dan kegiatan dakwah, MIAI berusaha menyadarkan
masyarakat (Islam) bahwa budaya Belanda dengan penjajahannya tidak sesuai
dengan ajaran Islam. MIAI juga menentang UU milisi militer.
17. GAPI (1939)
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) adalah suatu bentuk federasi dari berbagai
organisasi politik (Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, PII,
Partai Katolik Indonesia, PSII).
Faktor-faktor yang mendorong dibentuknya GAPI :
1. gagalnya Petisi Sutarjo;
2. kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme;
3. sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa
Indonesia.
Tujuan GAPI : membentuk badan persatuan dan menjalankan aksi bersama
guna memperjuangkan kepentingan rakyat.
Hal-hal yang diperjuangkan GAPI :
1. pelaksanaan The Right of Self Determination;
2. persatuan kebangsaan atas dasar demokrasi politik, sosial, ekonomi;
3. pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan umum (Indonesia
berparlemen);
4. membentuk solidaritas Indonesia-Belanda untuk menghadapi fasisme;
5. pengangkatan lebih banyak orang-orang Indonesia dalam berbagai jabatan.
Tokoh-tokoh GAPI : Moh, Husni Thamrin, Amir Syarifudin, Abikusno
Cokrosuyoso. Untuk mengatur dan meningkatkan aksinya, pada 24 - 25
Desember 1939 GAPI mengadakan pertemuan dan membentuk KRI (Kongres
Rakyat Indonesia).
Tujuan KRI : mewujudkan Indonesia Raya
Sasaran utama : Indonesia berparlemen penuh
Selain membentuk KRI, GAPI menyetujui/menetapkan : bendera merah putih
dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia.
Tuntutan GAPI semakin meningkat, setelah Jerman berhasil menguasai
belanda yaitu penggantian Volksraad dengan parlemen sejati.
Pemerintahan Belanda dalam menanggapi tuntutan GAPI kemudian
membentuk Komisi Visman dengan tugas menyelidiki dan mempelajari
perubahan-perubahan yang diinginkan rakyat. Pembentukan komisi ini ditolak
oleh GAPI, karena dianggap tidak bisa terwujud dengan itu, KRI diubah
menjadi MRI.
Meskipun demikian, ternyata tuntutan GAPI tidak disetujui oleh Ratu Belanda,
bahkan sesuai dengan keadaan saat itu Pemerintah Belanda menerapkan wajib
milisi untuk menghadapi perang.
Transformasi Etnik
Sejak bangsa-bangsa Barat (Eropa) datang di wilayah Indonesia, telah
menimbulkan reaksi dari berbagai wilayah yang berbentuk perlawananperlawanan kedaerahan. Perlawanan ini disebut perlawanan etnik atau suku.
Tujuan perlawanan ini hanya sebatas kebebasan atau kemerdekaan etniknya
atau suku bangsanya atau daerahnya masing-masing.
Karena kolonial sangat untuk mudah mengatasi masalah tersebut, dengan
menggunakan siasat adu domba antar etnik ataupun golongan.
Perjuangan etnik bukan hanya dilakukan oleh kaum pribumi saja, tapi juga
etnik lain atau masyarakat keturunan seperti Cina, India, Arab, bahkan
keturunan Belanda melakukan gerakan sejak tahun 1908. Perlawananperlawanan etnik tersebut telah berubah bentuk, perlawanan yang bersifat
etnik, keturunan dan kedaerahan mulai ditinggalkan dan mengupayakan
terwujudnya persatuan dan kesatuan antar etnik. Mulailah bermunculan wadah
berupa organisasi yang bersifat nasional.
Sejak saat itu berubah bentuk perlawanan fisik menjadi perlawanan dengan
pergerakan nasional. Hal ini diperkuat dengan diwujudkannya “Sumpah
Pemuda” 28 Oktober 1928.
Terwujudnya Identitas Nasional
Istilah “Indonesia”
Pada masa pergerakan, nama Indonesia sangat penting atinya bagi perjuangan.
Sebab nama Indonesia dijadikan sebagai perekat, pemersatu semua unsur yang
ada di masyarakat. Bahkan nama Indonesai sebagai perekat dan lambang
pemersatu perjuangan bangsa Indonesia
Kapan istilah Indonesia mulai muncul? Untuk mengetahui jawaban tersebut
kita lihat penggunaan istilah Indonesia pada awalnya.
J.R.Logan (seorang pegawai pemerintah Inggris di Penang)
Beliau mengunakan istilah Indonesia tahun 1850 dalam satu artikel di majalah
yang ia pimpin.
Istilah Indonesia digunakan untuk menyebut kepulauan dan penduduk
nusantara.
Earl G. Widsor
Tahun 1850 menulis istilah Indonesia dalam wilayah milik J.R. Logan untuk
masyarakat penduduk Indonesia.
Tokoh lain yang mempopulerkan adalah Adolf Bastian (1884), Van
Volenhoven, Snouck Hurgronje.
Kata “Indonesia” Sebagai Identitas Kebangsaan (Nasional)
Sejak munculnya para kaum terpelajar (kaum cendekiawan) yang melakukan
perjuangan melalui pergerakan nasional maka kata “Indonesia” mulai akrab
terdengar, dan kata (nama) Hindia-Belanda mulai ditinggalkan bahkan para
mahasiswa yang belajar di Belanda sendiri mendirikan organisasi yang
menggunakan istilah Indonesice (Indonesia).
Bahkan sebutan Indonesia sudah di kuatkan oleh oleh para pemuda melalui
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berisi :
• Kami putra –putri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air
Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia,
• Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa
Indonesia.
Akhirnya seluruh unsur atau elemen masyarakat, penduduk ataupun lembaga
organisasi sangat bangga menyebut “Indonesia”. Dengan demikian mulailah
istilah “Indonesia”sebagai Identitas Nasional.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah singkat ini, jelaslah bahwa
kolonialismedan imprealisme merusak seluruh sendi-sendi masyarakat yang dijajah.
Penjajah tidak sesuai dengan pri kemanusiaan.
Perlawanan bangsa indonesia dari sejak dahulu memberikan kita pelajaran
yang sangat berharga bahwa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi keutuhan
suatu bangsa. Kita akan mudah dihancurkan bila kita terpecah-belah, pergerakan
nasional yang membangkitkan, semangat nasionalisme memegang penting bagi
tercapainya kemerdekaan indonesia.
Dalam perjalanan sejarah kita juga dapat menyadari bahwa tantangan bukan
saja hanya datang dari luar negri tetapi juga dari dalam negri seperti maksud paham
komunis yang dapat merusak nilai-nilai luhur bangsa indonesia, hal ini patut
diwaspadai seluruh rakyat indonesia.
Perjuangan bangsa indonesiabelum selesai, pada saat ini kita harus berjuang
mengisi kemerdekaan itu untuk mencapai cita-cita nasional masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila.