Penilaian Resiko Distal Upper Extremity
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Penilaian Risiko Distal Upper Extremity pada Pekerjaan Pembuatan
Sepatu Kulit dengan Metode Strain Index
Syamsul Anwar1, Yuri Fandi Tanjung2, Jasril2
1
Program Studi Manajemen Industri, 2Program Studi Sistem Produksi Industri,
Politeknik ATI Padang, Padang, Sumatera Barat
Email: [email protected]
Intisari
Pekerjaan pembuatan sepatu kulit terdiri dari tugas-tugas yang membutuhkan kekuatan otot-otot bagian
tangan secara intensif dan bersifat repetitif. Pekerjaan ini berpotensi terhadap risiko cedera terutama
pada bagian distal upper extremity. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat keluhan
bagian distal upper extremity (DUE), untuk mengetahui tingkat risikonya, dan untuk mengetahui
kontributor risiko pada pekerjaan pembuatan sepatu kulit. Standard Nordic Questionnaires (SNQ)
digunakan untuk mengumpulkan jenis-jenis keluhan musculoskeletal dari para pekerja dan selanjutnya
mengidentifikasi keluhan-keluhan yang termasuk bagian DUE. Metode Strain Index (SI) digunakan
dalam mengukur tingkat risiko yang mencakup 6 variabel tugas yakni intensitas exertion, durasi exertion,
usaha per menit, postur tangan dan pergelangan tangan, kecepatan kerja, dan durasi kerja. Hasil studi
menunjukkan 51.4% keluhan ditemukan pada bagian DUE. Penilaian dengan SI menunjukkan 15 jenis
tugas termasuk ke dalam risiko ringan dan 6 jenis tugas berisiko sedang. Kontributor risiko terbesar
pada kelompok tugas berisiko sedang secara berturut-turut adalah intensitas exerton, durasi exertion dan
postur tangan/pergelangan.
Kata kunci: distal upper extremity, risiko, SI
1.
Pendahuluan
Cedera musculoskeletal sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan atau dikenal
dengan istilah work-related musculoskeletal disorders (WRMSD) merupakan masalah yang
umum terjadi pada industri-industri di negara berkembang (Nejhad et al., 2015). Salah satu
bagian dari WRMSD ini adalah cedera pada bagian distal upper extremity (DUE) tubuh yang
meliputi siku, lengan depan, pergelangan, tangan, dan jari (Dinkraus et al., 2005). Cedera pada
DUE merupakan masalah yang cukup serius. Berkenaan dengan ini, Moore dan Garg pada
tahun 1995 mengembangkan metode strain index sebagai tool untuk menilai tingkat risiko DUE
dari suatu pekerjaan. Strain index (SI) merupakan suatu metode analisis pekerjaan semikuantitatif yang dikembangkan berdasarkan prinsip fisiologis, biomekanika, dan epidemiologi
(Moore dan Garg, 1995). Metode SI termasuk dalam pendekatan observasional di mana
kelebihan pendekatan ini dibanding dengan pendekatan langsung adalah praktis, biaya yang
rendah, proses kalkulasi yang cepat, dan tidak menginterupsi pekerjaan yang sedang berjalan
(Meyers, 2010), (Kociolek dan Keir, 2010). Penelitian yang menggunakan metode SI untuk
menilai risiko pekerjaan di lingkungan kerja pabrik antara lain Pourmahabadian et al., (2005) di
industri perakitan produk elektronik, Singh (2010) di industri otomotif dan Murgia et al., (2012)
di industri pengolahan keju.
Dalam hal ini, sebuah survei awal dilakukan pada salah satu industri kecil pembuatan
sepatu kulit yang berada di Indonesia. Para pekerja melakukan berbagai macam tugas pada
proses produksi dengan menggunakan beberapa mesin dan alat bantu. Karakteristik tugas-tugas
yang dilakukan adalah penggunaan tenaga otot tangan yang cukup intensif, siklus kerja
berulang-ulang (repetitif), dan postur bagian tangan yang cukup ekstrem. Beberapa indikasi
tersebut diduga dapat berisiko terhadap cedera pada bagian distal upper extremity.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat keluhan bagian distal upper
extremity, untuk mengetahui tingkat risikonya, dan untuk mengetahui kontributor risiko pada
pekerjaan pembuatan sepatu kulit. Penilaian tingkat risiko menerapkan metode Strain Index
(SI) yang mencakup penilaian terhadap 6 variabel tugas yakni intensitas penggunaan tenaga
(exertion), durasi exertion, usaha per menit, postur tangan/ pergelangan, kecepatan kerja, dan
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
ISBN 978-602-73431-0-8
E-55
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
durasi kerja. Kontribusi dari penelitian ini adalah objek penelitian pekerjaan pembuatan sepatu
kulit memiliki karakteristik yang relatif berbeda dengan objek pekerjaan yang diteliti pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Selain itu literatur-literatur yang menganalisis tingkat risiko
pekerjaan menggunaan metode SI pada industri-industri di Indonesia masih sangat terbatas.
2.
Metode Penelitian
Studi dilakukan pada salah satu industri kecil pembuatan sepatu kulit yang berada di
Indonesia. Penelitian ini bersifat deskriptif di mana pengumpulan data dilakukan dari bulan
Februari hingga Mei tahun 2015. Observasi (pengukuran) dilakukan terhadap 21 jenis tugas
berbeda yang dilakukan oleh pekerja. Pekerjaan (job) menunjukkan seluruh aktivitas kerja yang
dilakukan oleh seseorang sepanjang jam kerja, sedangkan tugas (task) merupakan bagian dari
pekerjaan dengan tujuan tertentu (Bao et al., 2009). Wawancara juga dilakukan terhadap pekerja
untuk mengetahui karakteristik pekerjaan dan keluhan-keluhan yang dirasakan akibat pekerjaan.
Metode analisis menggunakan Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dan metode Strain
Index (SI). SNQ yang dikembangkan oleh Kuorinka et al., (1987) adalah form yang berisi
informasi umum pekerja termasuk nama, jenis kelamin, umur, lama bekerja, durasi kerja dan
daftar bagian tubuh (body map) untuk mengidentifikasi letak keluhan musculoskeletal. Metode
SI digunakan untuk mengetahui tingkat risiko bagian distal upper extremity (DUE) untuk setiap
tugas. Moore dan Vos (2004) memberikan prosedur penerapan SI yaitu (1) mengumpulkan data
6 jenis variabel tugas, (2) menentukan nilai rating menggunakan Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Nilai Rating untuk Setiap Variabel Tugas
Nilai
Intensitas
Durasi
Usaha /
Postur
Kecepatan
exertion
rating
exertion
(%)
menit
hand/wrist
kerja
1
ringan
< 10
7 berkatogori risiko tinggi atau berbahaya (Moore, 1998).
Sebanyak 21 jenis tugas yang dilakukan oleh pekerja pada proses pembuatan sepatu kulit
sebagaimana dapat dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
ISBN 978-602-73431-0-8
E-56
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Tabel 3. Tugas-Tugas pada Pekerjaan Pembuatan Sepatu Kulit
No
Tugas (peralatan)
No
Tugas (peralatan)
Menyesuaikan pola tapak ke mal
1
11 Memasang besi pinggang (palu)
(manual)
Menghaluskan busa tapak (mesin
2
12 Memotong sisa busa tumit (pisau)
gerinda)
Memberi lem pada busa tumit
3 Memaku busa tapak ke bena (palu)
13
(kuas )
4 Memotong sisa tapak (pisau)
14 Memasang bena ke kulit (kuas )
5 Memberi lem pada busa tapak (kuas)
15 Memasang kulit ke mal (tang, palu)
6 Membentuk besi pinggang (palu)
16 Mengikis sepatu (kertas amplas)
Memberi lem pada besi pinggang
Memberi lem pada bawah sepatu
7
17
(kuas)
(kuas)
8 Memotong lapisan kulit (gunting)
18 Memberi lem pada tapak (kuas )
9 Memotong bena (pisau)
19 Memasang tapak sepatu (palu)
10 Mengikis pinggiran bena (pisau)
20 Mempress sepatu (mesin press)
Membuka mal dari sepatu (besi
21
cungkil)
Sumber: observasi dan wawancara, 2015
Sebagai contoh pengukuran Strain Index (SI) pada tugas-4 (pemotongan sisa busa tapak)
dilakukan sebagai berikut.
a. Intensity of exertion (IE) menunjukkan seberapa besar tenaga atau kekuatan
maksimum untuk melakukan suatu tugas. Dalam hal ini intensitas exertion berada
pada rating 3 (kategori hard) dengan nilai multiplier 6.
b. Duration of exertion (DE) merupakan durasi penggunaan tenaga dalam satuan %,
didapat dengan cara membagi total durasi exertion selama periode observasi dengan
total waktu observasi. Dari hasil pengukuran waktu exertion didapat sebesar 50 detik
dengan siklus sebanyak 20 kali, sehingga total waktu exertion sebesar 50 detik x 20
kali = 1000 detik. Adapun total waktu observasi dari 20 siklus kerja adalah 18,34
menit atau (1100 detik). Sehingga nilai DE adalah (1000 / 1100) = 0,89 atau 89%.
Nilai ini berada pada rating 5 (rentang 80% - 100%) dengan nilai multiplier 3.
c. Effort per Minute (EM) merupakan jumlah usaha per menit yang didapat dengan
cara membagi jumlah exertion selama observasi dengan total waktu observasi.
Diperoleh jumlah exertion sebanyak 20 kali dan total waktu observasi selama 18.34
menit, sehingga nilai EM adalah (20 / 18,4) = 1,09 kali. Nilai ini masuk ke dalam
nilai rating 1 (kategori
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Penilaian Risiko Distal Upper Extremity pada Pekerjaan Pembuatan
Sepatu Kulit dengan Metode Strain Index
Syamsul Anwar1, Yuri Fandi Tanjung2, Jasril2
1
Program Studi Manajemen Industri, 2Program Studi Sistem Produksi Industri,
Politeknik ATI Padang, Padang, Sumatera Barat
Email: [email protected]
Intisari
Pekerjaan pembuatan sepatu kulit terdiri dari tugas-tugas yang membutuhkan kekuatan otot-otot bagian
tangan secara intensif dan bersifat repetitif. Pekerjaan ini berpotensi terhadap risiko cedera terutama
pada bagian distal upper extremity. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat keluhan
bagian distal upper extremity (DUE), untuk mengetahui tingkat risikonya, dan untuk mengetahui
kontributor risiko pada pekerjaan pembuatan sepatu kulit. Standard Nordic Questionnaires (SNQ)
digunakan untuk mengumpulkan jenis-jenis keluhan musculoskeletal dari para pekerja dan selanjutnya
mengidentifikasi keluhan-keluhan yang termasuk bagian DUE. Metode Strain Index (SI) digunakan
dalam mengukur tingkat risiko yang mencakup 6 variabel tugas yakni intensitas exertion, durasi exertion,
usaha per menit, postur tangan dan pergelangan tangan, kecepatan kerja, dan durasi kerja. Hasil studi
menunjukkan 51.4% keluhan ditemukan pada bagian DUE. Penilaian dengan SI menunjukkan 15 jenis
tugas termasuk ke dalam risiko ringan dan 6 jenis tugas berisiko sedang. Kontributor risiko terbesar
pada kelompok tugas berisiko sedang secara berturut-turut adalah intensitas exerton, durasi exertion dan
postur tangan/pergelangan.
Kata kunci: distal upper extremity, risiko, SI
1.
Pendahuluan
Cedera musculoskeletal sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan atau dikenal
dengan istilah work-related musculoskeletal disorders (WRMSD) merupakan masalah yang
umum terjadi pada industri-industri di negara berkembang (Nejhad et al., 2015). Salah satu
bagian dari WRMSD ini adalah cedera pada bagian distal upper extremity (DUE) tubuh yang
meliputi siku, lengan depan, pergelangan, tangan, dan jari (Dinkraus et al., 2005). Cedera pada
DUE merupakan masalah yang cukup serius. Berkenaan dengan ini, Moore dan Garg pada
tahun 1995 mengembangkan metode strain index sebagai tool untuk menilai tingkat risiko DUE
dari suatu pekerjaan. Strain index (SI) merupakan suatu metode analisis pekerjaan semikuantitatif yang dikembangkan berdasarkan prinsip fisiologis, biomekanika, dan epidemiologi
(Moore dan Garg, 1995). Metode SI termasuk dalam pendekatan observasional di mana
kelebihan pendekatan ini dibanding dengan pendekatan langsung adalah praktis, biaya yang
rendah, proses kalkulasi yang cepat, dan tidak menginterupsi pekerjaan yang sedang berjalan
(Meyers, 2010), (Kociolek dan Keir, 2010). Penelitian yang menggunakan metode SI untuk
menilai risiko pekerjaan di lingkungan kerja pabrik antara lain Pourmahabadian et al., (2005) di
industri perakitan produk elektronik, Singh (2010) di industri otomotif dan Murgia et al., (2012)
di industri pengolahan keju.
Dalam hal ini, sebuah survei awal dilakukan pada salah satu industri kecil pembuatan
sepatu kulit yang berada di Indonesia. Para pekerja melakukan berbagai macam tugas pada
proses produksi dengan menggunakan beberapa mesin dan alat bantu. Karakteristik tugas-tugas
yang dilakukan adalah penggunaan tenaga otot tangan yang cukup intensif, siklus kerja
berulang-ulang (repetitif), dan postur bagian tangan yang cukup ekstrem. Beberapa indikasi
tersebut diduga dapat berisiko terhadap cedera pada bagian distal upper extremity.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat keluhan bagian distal upper
extremity, untuk mengetahui tingkat risikonya, dan untuk mengetahui kontributor risiko pada
pekerjaan pembuatan sepatu kulit. Penilaian tingkat risiko menerapkan metode Strain Index
(SI) yang mencakup penilaian terhadap 6 variabel tugas yakni intensitas penggunaan tenaga
(exertion), durasi exertion, usaha per menit, postur tangan/ pergelangan, kecepatan kerja, dan
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
ISBN 978-602-73431-0-8
E-55
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
durasi kerja. Kontribusi dari penelitian ini adalah objek penelitian pekerjaan pembuatan sepatu
kulit memiliki karakteristik yang relatif berbeda dengan objek pekerjaan yang diteliti pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Selain itu literatur-literatur yang menganalisis tingkat risiko
pekerjaan menggunaan metode SI pada industri-industri di Indonesia masih sangat terbatas.
2.
Metode Penelitian
Studi dilakukan pada salah satu industri kecil pembuatan sepatu kulit yang berada di
Indonesia. Penelitian ini bersifat deskriptif di mana pengumpulan data dilakukan dari bulan
Februari hingga Mei tahun 2015. Observasi (pengukuran) dilakukan terhadap 21 jenis tugas
berbeda yang dilakukan oleh pekerja. Pekerjaan (job) menunjukkan seluruh aktivitas kerja yang
dilakukan oleh seseorang sepanjang jam kerja, sedangkan tugas (task) merupakan bagian dari
pekerjaan dengan tujuan tertentu (Bao et al., 2009). Wawancara juga dilakukan terhadap pekerja
untuk mengetahui karakteristik pekerjaan dan keluhan-keluhan yang dirasakan akibat pekerjaan.
Metode analisis menggunakan Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dan metode Strain
Index (SI). SNQ yang dikembangkan oleh Kuorinka et al., (1987) adalah form yang berisi
informasi umum pekerja termasuk nama, jenis kelamin, umur, lama bekerja, durasi kerja dan
daftar bagian tubuh (body map) untuk mengidentifikasi letak keluhan musculoskeletal. Metode
SI digunakan untuk mengetahui tingkat risiko bagian distal upper extremity (DUE) untuk setiap
tugas. Moore dan Vos (2004) memberikan prosedur penerapan SI yaitu (1) mengumpulkan data
6 jenis variabel tugas, (2) menentukan nilai rating menggunakan Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Nilai Rating untuk Setiap Variabel Tugas
Nilai
Intensitas
Durasi
Usaha /
Postur
Kecepatan
exertion
rating
exertion
(%)
menit
hand/wrist
kerja
1
ringan
< 10
7 berkatogori risiko tinggi atau berbahaya (Moore, 1998).
Sebanyak 21 jenis tugas yang dilakukan oleh pekerja pada proses pembuatan sepatu kulit
sebagaimana dapat dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
ISBN 978-602-73431-0-8
E-56
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015
Yogyakarta, 29 Oktober 2015
Tabel 3. Tugas-Tugas pada Pekerjaan Pembuatan Sepatu Kulit
No
Tugas (peralatan)
No
Tugas (peralatan)
Menyesuaikan pola tapak ke mal
1
11 Memasang besi pinggang (palu)
(manual)
Menghaluskan busa tapak (mesin
2
12 Memotong sisa busa tumit (pisau)
gerinda)
Memberi lem pada busa tumit
3 Memaku busa tapak ke bena (palu)
13
(kuas )
4 Memotong sisa tapak (pisau)
14 Memasang bena ke kulit (kuas )
5 Memberi lem pada busa tapak (kuas)
15 Memasang kulit ke mal (tang, palu)
6 Membentuk besi pinggang (palu)
16 Mengikis sepatu (kertas amplas)
Memberi lem pada besi pinggang
Memberi lem pada bawah sepatu
7
17
(kuas)
(kuas)
8 Memotong lapisan kulit (gunting)
18 Memberi lem pada tapak (kuas )
9 Memotong bena (pisau)
19 Memasang tapak sepatu (palu)
10 Mengikis pinggiran bena (pisau)
20 Mempress sepatu (mesin press)
Membuka mal dari sepatu (besi
21
cungkil)
Sumber: observasi dan wawancara, 2015
Sebagai contoh pengukuran Strain Index (SI) pada tugas-4 (pemotongan sisa busa tapak)
dilakukan sebagai berikut.
a. Intensity of exertion (IE) menunjukkan seberapa besar tenaga atau kekuatan
maksimum untuk melakukan suatu tugas. Dalam hal ini intensitas exertion berada
pada rating 3 (kategori hard) dengan nilai multiplier 6.
b. Duration of exertion (DE) merupakan durasi penggunaan tenaga dalam satuan %,
didapat dengan cara membagi total durasi exertion selama periode observasi dengan
total waktu observasi. Dari hasil pengukuran waktu exertion didapat sebesar 50 detik
dengan siklus sebanyak 20 kali, sehingga total waktu exertion sebesar 50 detik x 20
kali = 1000 detik. Adapun total waktu observasi dari 20 siklus kerja adalah 18,34
menit atau (1100 detik). Sehingga nilai DE adalah (1000 / 1100) = 0,89 atau 89%.
Nilai ini berada pada rating 5 (rentang 80% - 100%) dengan nilai multiplier 3.
c. Effort per Minute (EM) merupakan jumlah usaha per menit yang didapat dengan
cara membagi jumlah exertion selama observasi dengan total waktu observasi.
Diperoleh jumlah exertion sebanyak 20 kali dan total waktu observasi selama 18.34
menit, sehingga nilai EM adalah (20 / 18,4) = 1,09 kali. Nilai ini masuk ke dalam
nilai rating 1 (kategori