AMANDEMEN KEEMPAT UUD NRI 1945

  

MATERI :

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

NASIONAL

LATAR BELAKANG UU 25/2004 TENTANG

  AMANDEMEN KEEMPAT UUD NRI 1945

  Tidak ada GBHN

  Pemilihan Presiden secara langsung

  Pemilihan Kepala Daerah secara demokratisUU 23/2003 tentang Pemilihan Presiden

   Mengamanatkan CaPres menyampaikan Visi, Misi, Program REFORMASI PEMERINTAHAN DAERAH:

   UU 32 /2004 Tentang Pemerintah Daerah

  Desentralisasi dan otonomi daerah

  Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung

  UU 33/2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat / Daerah REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

   UU 17/2003 Tentang Keuangan Negara

  Penyusunan RAPBN berpedoman pada RKP

  Penyusunan RAPBD berpedoman pada RKPD

   UU 1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara

   UU 15/2004 Tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab KN

  

SPPN

  Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

  Adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana pembangunan dalam jangka panjang , jangka menengah , dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penye-lenggara negara

dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah .

   Tahapan Perencanaan:

   Penyusunan Rencana  Penetapan Rencana 

Pengendalian Pelaksanaan Rencana  Evaluasi

Kinerja

  

PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

   PP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

PROSES PERENCANAAN

  1. Proses Politik : Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan

hasil proses politik (publik choice theory of planning)

Khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM

  2. Proses Teknokratik : Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga / unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan Khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana

  3. Proses Partisipatif : Perencanaan yang melibatkan masyarakat (stake holders) Antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang Perencanaan

  4. Proses Bottom-Up dan Top-Down : yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hirarki pemerintahan

  NASIONAL DAERAH Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Rencana Strategis Kementerian / Lembaga (Renstra-KL) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja-KL) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) RUANG LINGKUP PERENCANAAN

TAHAPAN RPJPN 2005-2025

  RPJM 2 (2010-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian RPJM 1 (2005-2009) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

  RPJM 4 (2020-2024) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. RPJM 3 (2015-2019) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek

PROSES PERENCANAAN DAN

  PENGANGGARAN Pedoman

  Pedoman

  Renstra Renja RKA- Rincian

  Pu Pe

  KL - KL KL APBN

  m sa t Bahan

  Pedoman eri

  Diacu Bahan nta

  Pedoman Pedoma h

  RPJM RPJP Dijabar

  RKP RAPBN APBN

  n

  Nasional kan Nasional

  Diserasikan Melalui Diacu Diperhatikan Musrenbang

  Pedoman Pedoman

  RPJP RPJM Dijabar RKP RAPBD APBD

  D

  Daerah Daerah kan Daerah

  Pe ae m Pedoman ra

  Bahan h

  Diacu eri

  Bahan nta

  Pedoman Pedoman

  Renstra Renja - RKA - Rincian

  h

  SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN

  Dokumen Rencana Pembangunan Waktu Bappenas K-L

  20 tahun RPJPN 5 tahun RPJMN Renstra K-L Ditetapkan 3 bln setelah Presiden/Wakil terpilih dilantik 1 tahun RKP Renja K-L

PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DALAM

  

RANGKA PENYUSUNAN RKP dan RKPD

P E M

  SEB MPPN/ Musrenbang Renja RKP E

  Menkeu Nasional R K/L Penyusunan

  IN T RKP A

  

Rakor Rapat Teknis

Renja H

  Pusat RKP K/L-SKPD P

K/L

  U SA T Musrenbang Paska Musren

  Penyusunan RKPD

  RKPD Provinsi Provinsi Provinsi Forum SKPD

  Penyusunan Renja

  Renja SKPD Provinsi Provinsi SKPD

  P E M E Musrenbang Paska Musrenbang

  Penyusunan R

  RKPD RKPD Kabupaten/Kota

  IN Kab/Kota Kab/Kota

  T A H D

Forum SKPD

  Penyusunan Renja Renja

  A E SKPD Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota

SKPD R

  A H Musrenbang Kecamatan

  Musrenbang Desa/Kelurahan B U L A N JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI

  

Instansi Strategis Perencanaan Pusat-Daerah

Musrenbang DPR Nasional

  P ro Musrenban p DPRD in g

  Fasilitasi s

  i Propinsi Propinsi

  Peningkata n Kualitas

  Musrenban Bappe

  Perencanaa

  K g a da

  Kebijakan

  b

  n oleh

  Kabupaten u

  Kualitas

  p Bappeda DPRD a Musrenban

  Perencanaan

  SKP te Kabupaten g SKPD n oleh Bangda

  D K e c a Musrenban m Cam g a at ta Kecamatan n BPM

  Kebijakan

  D

  Penggerakan

  Musrenban Kade

  Fasilitasi

  oleh PMD g Desa s

  D

  Musyawarah

  e s

  Masyarakat

  a MASYARAKAT

  Visi, Misi, Program Aksi

SBY - BOEDIONO

PRIORITAS NASIONAL DALAM RPJMN 2010-2014

  1

  1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

  2

  2 Pendidikan

  3

  3 Kesehatan

  4 Penanggulangan Kemiskinan

  4

  5

  5 Ketahanan Pangan

  11 Prioritas Nasional

  11 Prioritas Nasional

  6 Kabinet Indonesia Bersatu II

  6 Kabinet Indonesia Bersatu II Infrastruktur 2009-2014 2009-2014

  7

  7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha

  8

  8 Energi

  9

  9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-

  10

  10 konfik

  11

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

ALUR PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR

  III Renstra K/L Sidang Kabinet II Finalisasi Ranc. Akhir RPJMN 2010-2014

  RPJPN Rancangan Awal RPJMN 2010-2014

  7 Des ‘09 8 –13 Des ‘09 8 –13 Des ‘09 8 –13 Des ‘09 11–12 Des ‘09

  25 Nov –6 Des ‘09

  25 Nov –6 Des ‘09

  24 Nov ‘09

  9 Nov ‘09 s/d 20 Nov ‘09 s/d 20 Nov ‘09

  29 – 30 Okt ‘09

  Program Prioritas KIB II National Summit Sosialisasi

  Ranc. Awal RPJMN 2010-2014 Penyempurnaan Ranc. Awal

  2010-2014 MUSRENBANGNAS Ranc. RPJMN 2010-2014

  Perbaikan Ranc. II Renstra K/L Penyempurnaan Ranc. IV RPJMN

  Sidang Kabinet I Perbaikan Ranc. III RPJMN 2010-2014

  Renstra K/L Perbaikan Ranc. II RPJMN 2010-2014

  Awal RPJMN 2010-2014 Trilateral Meeting Ranc.

  K/L Rakorpus Ranc.

  RPJMN 2010- 2014 Penyempurnaan Ranc. Awal Renstra

  Pemutakhiran Ranc. V RPJMN 2010-2014 Perbaikan Ranc.

PENGUATAN PERAN KPDT-PEMDA DALAM KOORDINASI

  TINGKAT ADMINISTRATIF RENCANA STRATEGI RENCANA PDT RENCANA TAHUNAN ALOKASI PENDANAAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN RPJMD KABUPATEN RPJMN STRADA KABUPATEN RAD PDT KABUPATEN RENJA SKPD KABUPATEN STRADA PROVINSI STRANAS PDT RAD PDT PROVINSI RAN PDT RENJA K/L RENJA SKPD

  PROVINSI RPJMD PROVINSI APBN SWASTA APBD PROV SWASTA APBD KAB SWASTA

  Visi, Misi, Program Aksi PENYUSUNAN RPJMN 2010-2014 BAPPENAS

  

Membangun Indonesia

yang Sejahtera, Demokratis,

dan Berkeadilan

  

Daftar Isi

I.

  Pendahuluan : Tantangan dan Visi II. Capaian dan Tantangan Pembangunan Bangsa Kedepan III. Misi IV. Agenda dan Sasaran V. Prioritas dan Program Aksi Pembangunan 2009-2014 VI. Penutup

  

TANTANGAN (1)

Penduduk dunia masih terus akan bertambah, alam semakin penuh dan jenuh untuk

  • memenuhi kebutuhan manusia yang terus bertambah dan berkembang. Energi, Pangan,

    dan Air menjadi komoditas yang makin langka dan berharga yang harus diamankan dan

    dikelola. Perlemahan ekonomi global akibat krisis finansial. Menurunkan kemiskinan dan
  • pengangguran makin sulit. Indonesia mempunyai modal : Sumberdaya energi mulai dari minyak bumi, gas, batubara,
  • dan sumber energi yang terbarukan yang melimpah seperti geothermal dan air. Lahan yang luas dan subur yang bisa ditanami berbagai komoditi pangan dan pertanian. Penduduk yang memiliki potensi tinggi di bidang iptek, kesenian dan budaya, olah raga, dan kreativitas.

    Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6% - 6,5% dan pada akhir perioda lima tahun ke depan

  • mencapai 7%. Kemiskinan menjadi 8%-10% dan tingkat penangguran 5% - 6%. Pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan kesejahteraan melalui kebijakan ekonomi yang
  • berpihak. Kemiskinan terjadi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi

    kebutuhan pokok. Penguatan kesejahteraan masyarakat melalui dukungan peningkatan

    anggaran (pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, dan bahkan subsidi) Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan menjamin pemerataan (growth with equity)
  • mensyaratkan stabilitas dan dukungan fundamental negara yang kuat. Proses pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan semua lapisan masyarakat (shared
  • growth) hanya tercapai apabila ada keberpihakan alokasi anggaran pemerintah

  (perlindungan sosial dan kemiskinan)

  

TANTANGAN (2)

  Melanjutkan perbaikan kualitas SDM. Perbaikan kesejahteraan rakyat memerlukan

  • check and balances karena itu konsolidasi demokrasi tetap dilanjutkan.

  Kesetaraan dalam keberagaman. Amanat konstitusi mewajibkan negara untuk

  • melindungai segenap warga negara tanpa membedakan paham, asal-usul, golongan, dan jender. Demokrasi menjamin keberagaman. Peralihan dari demokrasi prosedural ke demokrasi substansial.

  

VISI

  

INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS,

DAN BERKEADILAN

  1. Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada

keunggulan dayasaing, kekayaan sumber daya alam, sumber

daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelaola

melalui keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi

  2. Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak azasi manusia

  

3. Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang

dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya

dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

PERSPEKTIF MASA DEPAN (1)

  1. Teknologi yang makin maju telah mengurangi kandungan tenaga kerja dalam kegiatan produksi. Jumlah tenaga kerja yang tercipta per 1 persen pertumbuhan akan semakin kecil. Oleh karena itu untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, pembangunan memerlukan percepatan pertumbuhan ekonomi di atas 6,5% pertahun.

  2. Pembangunan ekonomi bukan hanya mengurangi kemiskinan tetapi juga memperkuat

kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi berbagai guncangan. Diperlukan

intervensi yang efektif.

  3. Pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk (inclusive growth) memerlukan intervensi pemerintah yang tepat untuk memastikan semua kelompok masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap kesempatan ekonomi yang muncul. Mengingat peningkatan kapasitas memerlukan waktu, dalam kurun waktu tertentu program afirmatif masih dimungkinkan sepanjang sasarannya jelas dan terarah.

  4. Pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Kerusakan LH akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi tidak berkelanjutan.

  5. Pembangunan infrastruktur makin penting (tanpa infrastruktur revitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil, keluarga miskin terisolir, masalah LH akan muncul).

  

6. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan harus berasal dari peningkatan

produktivitas yang ditentukan oleh peningkatan kualitas SDM, manusia bukan hanya

faktor produksi tetapi ikut berfungsi mengkoordinasikan faktor produksi dalam kegiatan iptek maka penguasaan Iptek menjadi faktor penting dalam mencapai pembangunan yang inklusif.

  

PERSPEKTIF MASA DEPAN (2)

7. Keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas birokrasi.

  Keberhasilan reformasi birokrasi menjadi kunci utama.

  8. Pemantapan proses desentralisasi merupakan agenda penting untuk memungkinkan kita mengambil manfaat yang optimal untuk memperkuat integritas dengan ekonomi global.

  9. Dalam sisitem yang demokratis, hukum harus menjadi panglima. Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil dan kepastian berusaha.

MISI PEMBANGUNAN INDONESIA

  1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA

  2. MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI

  3. MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG

MISI PEMBANGUNAN INDONESIA

1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA

  Membangun ketahanan pangan (food security) dan ketahanan energi

  • (energy security) secara berkelanjutan. Sesuai dengan tantangan perubahan iklim maka pembangunan
  • ekonomi harus mengarusutamakan masalah lingkungan didalam strategi pembangunan. Melakukan regulasi dan pengawasan yang cukup terhadap pasar
  • untuk menjaga aspek keadilan dan kepentingan masyarakat luas. Menciptakan lapangan kerja yang mampu memberi nilai tambah yang
  • tinggi baik secara ekonomi maupun harkat hidup manusia (decent jobs).

MISI PEMBANGUNAN INDONESIA

2. MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI

  Menyempurnakan struktur politik: menata hubungan antara

  • kelembagaan politik dengan kelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara. Seiring dengan desentralisasi dan proses demokrasi di berbagai
  • daerah ditandai dengan Pilkada. Penataan proses politik dengan meningkatkan kualitas proses dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbuka bagi para pejabat publik dan politik. Pengembangan budaya politik melalui penciptaan kesadaran budaya
  • dan penanaman politik demokratis (nilai-nilai HAM, persamaan, anti kekerasan, toleransi) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan pada aturan
  • hukum (melalui pemantapan kelembagaan demokrasi, memperkuat peran masyarakat sipil, memperkuat kualitas desentralisasi dan OTDA , melakukan pembenahan struktur hukum, dan meningkatkan serta menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan memihak pada rakyat kecil)

MISI PEMBANGUNAN INDONESIA

3. MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG

  

Mengembangkan wilayah tertinggal dalam satu sistem wilayah

  • pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih pada keterkaitan matarantai proses industri dan distribusi. Melaksanakan keberpihakan pada wilayah tertinggal, perbatasan, dan
  • pulau-pulau terluar. Membangun secara merata antara kota metropolitan besar,
  • menengah dan kota kecil. Membangun perdesaan melalui pengembangan agroindustri padat
  • karya, pengembangan SDM, Iptek, infrastruktur, intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian.

    Memberi perhatian pada masyarakat yang kurang beruntung

  • (masyarakat miskin tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, bencana)

    melalui penguatan lembaga jaminan sosial didukung peraturan

    perundangan dan NIK. Mewujudkan keadilan dan Kesetaraan jender serta perlindungan anak
  • dan perempuan.

AGENDA PEMBANGUNAN

  1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

  2. PERBAIKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN

  3. PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI

  4. PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

  5. PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN

AGENDA DAN SASARAN PEMBANGUNAN

I. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

  1. Melanjutkan berbagai program perbaikan kesejahteraan rakyat yang

sudah berjalan dengan memberikan penekanan dalam bentuk

pengarustamaan anggaran dan kebijakan

  2. Peningkatan kesejahteraan rakyat seiring dengan upaya peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada peningkatan produktivitas dan daya saing, serta makin memacu terciptanya kreatifitas dan inovasi)

  

3. Peningkatan kapasitas dan kemampuan bangsa dalam memadukan

sumberdaya alam (resource based), sumberdaya pengetahuan

(knowledge based), dan sumberdaya yang berasal dari warisan tradisi

budaya bangsa (culture based) sehingga akan diperoleh ranah

pembangunan ekonomi produktif dan ekonomi kreatif (creative

economy)

  4. Mendorong sektor riil dan keberpihakan kepada usaha kecil menengah dan koperasi serta terus menjaga stabilitas ekonomi makro

  5. Kebijakan ekonomi makro (fiskal dan moneter) dilakukan selaras dengan tujuan mengelola ekonomi secara sehat dan berkelanjutan

  Wujud akhir tercermin dari:

  Peningkatan pendapatan

  Penurunan tingkat pengangguran

  Perbaikan kualitas hidup rakyat Program aksi:

  Peningkatan program di bidang pendidikan (prioritas 1)

  Peningkatan program di bidang kesehatan (prioritas 2)

  Penanggulangan kemiskinan (prioritas 3)

  Penciptaan lapangan kerja (prioritas 4)

  Percepatan pembangunan infrastruktur (prioritas 5)

  Peningkatan program ketahanan pangan (prioritas 6)

  Peningkatan program katahanan dan kemandirian energi (prioritas 7)

II. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

  1. Perlu upaya yang lebih keras dan sistematis untuk memperbaiki

praktik tata kelola pemerintahan (menurunkan indeks persepsi

korupsi), baik pada sektor pemerintahan maupun sektor swasta, termasuk pengelolaan BUMN

  2. Pembangunan birokrasi yang kuat dengan menerapkan anggaran berbasis kinerja

  3. Percepatan aksi reformasi sistem birokrasi yang dikombinasikan dengan sejumlah program aski lain seperti reformasi bidang hukum

  4. Mendorong lebih banyak perusahaan untuk mengubah statsusnya menjadi perusahaan publik Wujud akhir tercermin dari:

  Penurunan tingkat korupsi

  Perbaikan pelayanan publik

  Pengurangan ekonomi biaya tinggi Program aksi:

  

Perbaikan dan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik

(prioritas 8)

III. Penegakan Pilar Demokrasi

  1. Konsolidasi demokrasi

  2. Memperkuat lembaga-lembaga demokrasi

  

3. Penegakan nilai-nilai demikrasi, dengan menjaga kebebasan

berpendapat, kebebasan pers, dan mengutamakan supremasi hukum

  4. Membangun demokrasi yang substansial dengan menyelesaikan semua masalah prosedural, seperti kesalahan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Wujud akhir tercermin dari:

  Penghargaan terhadap hak asasi manusia

  Teraminnya kebebasan berpendapat

  Adanya check and balances

  Jaminan akan keberagaman Program aksi:

  Penegakan pilar demokrasi (prioritas 9)

IV. Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

  1. Penegakan ‘rule of law”

  2. Mempercepat proses pembuatan Undang-undang, proses penjabarannya, proses pengewasan, dan penegakan aturan hukum

  3. Menjamin proses peradilan yang bebas

  

4. Terus membenahi pada substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum

sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan inkonsistensi perundangan

  

5. Terus mengupayakan adanya perjanjian ekstradisi dengan negara-negara yang

berpotensi menjadi tempat pelarian pelaku tindak pidana korupsi

  6. Menindaklanjuti berbagai kasus tanpa pandang bulu dan tanpa tebang pilih

  7. Peningkatan independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum

  8. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia di bidang hukum

  9. Mendorong berlakunya sistem peradilan yang transparan dan terbuka Wujud akhir tercermin dari:

  Munculnya kepastian hukum yang memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian berusaha bagi masyarakat Program aksi:

  Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi (prioritas 10)

V. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

  1. Realokasi subsidi BBM kepada program pendidikan, kesehatan, dan PNPM Mandiri

  2. Melanjutkan proses perencanaan yang bersifat bottom up dan inklusif

  3. Penguatan dimensi keadilan melalui berbagai program pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat erpenghasilan sangat rendah

  

4. Memperbaiki distribusi pendapatan melalui penguatan usaha mikro, kecil, dan

menengah

  5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat pada program PNPM dalam proses pembangunan di tingkat mikro Wujud akhir tercermin dari: Bidang ekonomi:

  Perbaikan distribusi pendapatan

  Perbaikan pemerataan pendapatan antardaerah

  Perbaikan kesenjangan antara desa-kota

  Proses afirmasi terhadap kelompok yang tertinggal, orang cacat, dan sebagainya Bidang sosial-politik:

  

Perbaikan akses semua kelompok terhadap kebebasan berpolitik

  Pemerataan antar jender dalam berpolitik

  Penghapusan segala bentuk diskriminasi

  Program aksi:

  Pembangunan bidang pendidikan (prioritas 1)

  Pembangunan bidang kesehatan (prioritas 2)

  Penanggulangan kemiskinan (prioritas 3)

  Penciptaan lapangan kerja (prioritas 4)

  Pembangunan infrastruktur dasar (prioritas 5)

  Ketahanan pangan (prioritas 6)

  Ketahanan dan kemandirian energi (prioritas 7)

  

Perbaikan dan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik

(prioritas 8)

   Penegakan pilar demokrasi (prioritas 9)

   Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi (prioritas 10)

   Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan (prioritas 11)

SASARAN PEMBANGUNAN (1)

1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN

  • Sasaran pembangunan di bidang Ekonomi:

   Pertumbuhan 7 persen sebelum tahun terakhir 2009-2014,  Pengangguran terbuka pada akhir 2014 sebesar 5-6 persen,  Tingkat kemiskinan absolut pada akhir 2014 menjadi 8 – 10 persen,  Inflasi sekitar 3 – 5 persen per tahun  Nilai tukar dan suku bunga yang kompetitif

  • Sasaran pembangunan di bidang Pendidikan:

   Menurunnya jumlah penduduk buta huruf

   Meningkatnya penduduk yang menyelesaikan wajib belajar 9 tahun dan pendidikan lanjutan  Berkembangnya pendidikan kejuruan

  • Sasaran pembangunan di bidang Kesehatan:

   Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan  Meningkatnya angka harapan hidup  Menurunnya tingkat kematian bayi  Menurunnya angkat kematian ibu melahirkan

SASARAN PEMBANGUNAN (2)

  • Sasaran pembangunan di bidang Pangan:

   Perbaikan status gizi ibu dan anak  Membaiknya akses rumah tangga golongan miskin terhadap pangan  Terpelihara dan terus meningkatnya swasembada beras dan komoditas pangan utama lain  Menjaga harga pangan  Menjaga nilai tukar petani

   Meningkatkan daya tawar komoditas Indonesia dari sektor pertanian

  • Sasaran pembangunan di bidang Energi:

   Diversifikasi energi  Meningkatnya penggunaan renewable energi

   Meningkatnya efisiensi konsumsi dan penghematan energi  Memproduksi energi yang bersih dan ekonomis

  • Sasaran pembangunan di bidang Lingkungan Hidup:

   Pebaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam  Peningkatan program reboisasi, reforestasi, dan pengurangan emisi karbon

SASARAN PEMBANGUNAN (3)

  • Sasaran pembangunan di bidang Infrastruktur:

   Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana penunjang pembangunan seperti jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara, listrik, irigasi, air bersih, sanitasi, serta pos dan telekomunikasi

  • Sasaran pembangunan di bidang Usaha Kecil dan Menengah:

   Menambah akses terhadap modal, termasuk perluasan KUR  Meningkatkan bantuan teknis bidang pengembangan produk dan pemasaran  Pelaksanaan kebijakan pemihakan bagi pengusaha kecil dan menengah

   Menjaga fungsi dan keberadaan serta efisiensi pasar tradisional

SASARAN PEMBANGUNAN (4)

  2. PERKUATAN PEMBANGUNAN DEMOKRASI

  Memantapkan sistem demokrasi yang dapat menghasilkan pemerintahan dan • lembaga legislatif yang kredibel, bermutu, efektif dan mampu menyelenggarakan amanah dan tugas serta tanggung jawab dengan baik. Terselenggaranya fungsi check and balance • Menjamin terselenggaranya proses pemilu setiap lima tahun yang memenuhi • azas-azas demokrasi yang baik, yaitu jujur, adil, dan menjamin seluruh warga negara pemilih dapat melaksanakan hal pemilihannya secara bebas dan bertanggung jawab

  3. PENEGAKAN HUKUM

  Tercapainya suasana dan kepastian hukum melalui penegakan hukum dan

  • terjaganya ketertiban umum yang tercermin dari persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari penegak hukum (kepolisian dan kejaksaaan).

  

Prioritas dan Program Aksi

  Prioritas 1: Program Aksi BIDANG PENDIDIKAN dengan fokus: terbangunnya fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu; pendidikan gratis 9 tahun; kualitas kurikulum; kualitas guru, dosen, dan peneliti; remunerasi guru; TIK di diknas; mendorong parsipasi orang tua; mengurangi kesenjangan akses dan kaulitas

  Prioritas 2: Program Aksi BIDANG KESEHATAN dengan fokus: jamkesmas; obat dan produk fasrmasi yang terjangkau; mempermudah pembukaan klinik dan RS berkualitas internasional; kualitas Ibu dan Anak Balita; Penurunan tingkat kematian ibu melahirkan, pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria dan TBC; gizi buruk; KB; Kesejahteraan tenaga medis dan paramedis;

  IPTEK kesehatan; peningkatan kualitas pelayanan dan praktek dokter; sistem peringatan dini terjadinya wabah; penangana bencana alam;. Prioritas 3: Program Aksi PENANGGULANGAN KEMISKINAN dengan fokus: PNPM

  Mandiri dan PNPM Pendukung; BLT disiagakan sekalugus memautakhirkan data RTS; Raskin; Program berlapis (Jankesmas, BOS, PKH, BLT, PNPM, dan Raskin); UKM&Kop melalui KUR

  

Prioritas dan Program Aksi (lanjutan)

  Prioritas 4: Program Aksi PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA dengan fokus: kualitas pekerja (upah, produktivitas, standar kualifikasi); perbaikan iklim investasi; peningkatan kesempatan berusaha bagi sektor UKM melalui kebijakan sektoral (industri, perdagangan, penanaman modal, dan pertanian); dukungan infrastruktur; peningkatan permintaan domestik; industri kreatif; kawasan ekonomi khusus

  Program aksi Pendukung Penciptaan Lapangan Kerja: Diversifikasi sumber pembiayaan: pasar modal untuk investasi, perbankan untuk  modal kerja dan kegiatan investasi berisiko rendah; Perbaikan tatakelola perusahaan: sektor finansial dengan memperbaiki regulasi,  pengawasan, penegakan hukum dan aturan secara konsisten dan tidak diskriminatif, serta fungsi fasilitasi (bantuan teknis atau insentif fiskal); Peningkatan penguasaan IPTEK 

  Prioritas 5: Program Aksi PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR denga fokus: melanjutkan dual track strategy, akses masyarakat terhadap jasa infrastruktur; partisipasi swasta dan BUMN; air bersih; unbundling pembangunan infrastruktur; peningkatan anggaran infrastruktur; telekomunikasi pita lebar; DAS Solo dan banjir kanal Jakarta.

  

Prioritas dan Program Aksi (lanjutan)

  Prioritas 6: Program Aksi KETAHANAN PANGAN dengan fokus: infrastruktur pertanian (irigasi, saluran air, jalan raya, kereta api, dan pelabuha); bibit unggul dan penyuluhan; subsidi pupuk dan revitalisasi industri pupuk; sistem distribusi dan logistik; stabilitas harga-harga komoditas; penerapan IPTEK; pembangunan industri hilir pertanian; informasi harga bagi petani.

  Prioritas 7: Program Aksi KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN ENERGI dengan fokus: diversifikasi energi; kemandirina energi (IPTEK, infrastruktur, kebijakan harga, dan insentif); daya tarik investasi untuk eksplorasi dan produksi; tata pemerintahan yang bersih di sektor hulu energi; kompetisi yang sehat; energi terbarukan; IPTEK untuk energi baru dan terbarukan; efisiensi energi; peningkatan diversifikasi, distribusi, dan ekses energi.

  Prioritas 8: Program Aksi PERBAIKAN DAN PELAKSANAAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN dengan fokus: reformasi birokrasi; regulasi pengelolaan PNS; memperbaiki prosedur kerja; remunerasi, pensiun, pengawasan, transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan

  Prioritas 9: Program Aksi PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI dengan fokus: mengatuir kembali hubungan eksekutif dan legislatif; peraturan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada; Mengembangkan substansi demokrasi;

  

Prioritas dan Program Aksi (lanjutan)

  Prioritas 10: Program Aksi PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI dengan fokus: memperbaiki law enforcement; reformasi kepolisian dan kejaksaan; meninjau ulang aturan penegakan hukum; perbaikan adminsitrasi dan anggaran MA dan peradilan; pencegahan dan penindakan korupsi.

  Prioritas 11: Program Aksi PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN dengan fokus: penguatan UMKM; kesenjangan antara daerah; daerah tertinggal dan daerah perbatasan terluar dan terpencil; kesenjangan jender. Prioritas 12: Program Aksi BIDANG LINGKUNGAN HIDUP dengan fokus: Reboisasi dan penghutanan kembali; strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat luas, rumah tangga dan dunia

  Prioritas 13: Program Aksi PENGEMBANGAN BUDAYA dengan fokus: menjaga susasana kebebasan kreatif di bidang seni dan keilmuan; prasarna kebudayaan dan keilmuan yang tidak komersil; insentif untuk kegiatan kesenian dan keilmuan.

  PEMETAAN VISI MISI SBY-BOEDIONO: Agenda – Program Aksi – Bab- bab RPJMN No AGENDA PROGRAM AKSI BAB RPJMN

  1 Pembangunan Ekonomi

  1. Pendidikan

  Bab I Peng. Sosbud dan Agama dan Peningkatan Bab III Iptek (peneliti) Kesejahteraan Rakyat

  2. Kesehatan

  Bab I Peng. Sosbud dan Agama Bab III Iptek

  3. Penanggulangan Kemiskinan

  Bab II Ekonomi

  4. Penciptaan Lapangan Kerja

  Bab II Ekonomi Bab III Iptek

  5. Pembangunan Infrastruktur

  Bab IV Sarana dan prasarana

  6. Ketahanan Pangan

  Bab II Ekonomi Bab III Iptek

  7. Ketahanan dan Kemandirian Energi

  Bab IX SDA-LH Bab III Iptek

  2 Perbaikan Tatakelola

  8. Perbaikan dan Pelaksanaan Tatakelola

  Bab VII Hukum dan Aparatur Pemerintahan Pemerintahan

  3 Penegakan Pilar

  9. Penegakan Pilar Demokrasi

  Bab V Politik Demokrasi

  4 Penegakan Hukum dan

  10. Penegakan Hukum dan Pemberantasan

  Bab VII Hukum dan Aparatur Pemberantasan Korupsi Korupsi

  5 Pembangunan yang

  11. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

  Bab II Ekonomi Inklusif dan Berkeadilan

  12. Lingkungan Hidup

  Bab IX SDA-LH

  13. Pengembangan Budaya

  Bab I Peng. Sosbud dan Agama Bab III Iptek RPJM 2010-2014 GAMBARAN PERKIRAAN

KERANGKA EKONOMI MAKRO &

APBN

  (Skenario 1)

  

ASUMSI EKONOMI MAKRO,

2010-2014

  Rata-

  2009 2010 2011 2012 2013 2014

  rata 2010-14

  Pertumbuhan (%)

  4.3

  5.0

  5.8

  6.4

  7.0

  7.2

  6.3 Inflasi (%)

  4.5

  5.0

  5.0

  4.5

  4.0

  4.0 Suku Bunga SBI (%)

  7.5

  7.4

  7.3

  7.2

  7.1

  7.0 Nilai Tukar (Rp/US$) 10500 10000 9500 9500 9500 9500

  Harga BBM (US$)

  61

  60

  65

  65

  70

  70 Produksi Minyak (jt-b) 960 965 970 990 1000 1010 KERANGKA EKONOMI MAKRO, 2010-2014

  REALISASI PERKIRAAN PROYEKSI 2010-2014 RATA-RATA* 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI (%)

  4.2

  9.4

  11.7

  7.1

  7.8

  8.4

  8.9

  11.1

  12.5

  9.7 Ekspor Barang dan Jasa

  8.5 9.5 -10.1

  5.8

  6.7

  7.4

  9.2

  10.9

  7.5 Impor Barang dan Jasa

  9.0 10.0 -12.2

  6.8

  8.5

  11.7

  12.9

  13.6

  6.4 Investasi

  6.5

  6.3

  5.7

  6.1

  4.3

  5.0

  5.8

  6.4

  7.0

  7.2

  6.3 SISI PENGELUARAN Konsumsi Masyarakat

  5.0

  5.3

  4.4

  6.4

  5.1

  5.6

  6.2

  6.4

  5.5 Konsumsi Pemerintah

  3.9

  10.4

  11.2

  6.1

  6.3

  10.7 KERANGKA EKONOMI MAKRO, 2010-2014

  REALISASI PERKIRAAN PROYEKSI 2010-2014 RATA-RATA* 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014 SISI PRODUKSI Pertanian, Perkebunan, Peternakan

  10.3

  7.8

  6.3

  6.2

  7.2

  8.4

  8.9 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

  10.4

  9.1

  9.3

  8.1

  6.5

  6.4

  7.3

  8.6

  6.4 Konstruksi

  7.7

  8.4

  9.5

  6.5

  8.0

  5.8

  5.7

  5.7

  5.6

  5.6

  5.5

  8.2

  9.7 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan

  8.3 Pengangkutan, dan Telekomunikasi

  11.5

  11.3

  10.1

  8.0

  7.4

  7.3

  16.7

  14.0

  7.6

  5.7

  3.4

  0.5

  1.5 Industri Pengolahan

  1.7

  1.7

  1.7

  1.4

  0.8

  0.2

  2.0

  3.7

  3.8 Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian

  3.9

  3.9

  3.8

  3.7

  3.7

  3.5

  4.8

  4.7

  2.9

  4.7

  6.2

  4.6

  10.9

  10.3

  6.5 Listrik, Gas dan Air

  7.3

  7.1

  6.6

  5.5

  4.8

  3.3

  4.0

  5.2

  5.9 Industri Bukan Migas

  6.8

  6.5

  6.0

  5.6

  5.7

  • antara lain Subsidi 158,094.9 2.9 144,355.1

  4.0

  Kes. Panja (APBN-P) RAPBN PERKIRAAN PERKIRAAN PERKIRAAN PERKIRAAN 2012 2011 2010 2009 2013 2014

  PERKIRAAN 2010 - 2014

PERKIRAAN APBN 2009 - 2014

SANGAT RAHASIA

  I. Dalam Negeri (bersih) 142,569.2 2.6 107,891.5 1.8 113,340.7 1.7 108,611.4 1.5 105,925.2 1.3 103,794.0 1.1 539,562.7 (6.2)

  E. PEMBIAYAAN 129,845.0 2.4 98,009.9 1.6 105,265.6 1.6 99,111.3 1.3 95,000.1 1.2 92,393.9 1.0 489,780.7 (6.6)

  C. KESEIMBANGAN PRIMER (20,254.9) (0.4) 17,584.6 0.3 17,564.7 0.3 30,531.7 0.4 41,274.1 0.5 50,241.7 0.5 157,196.9 -

  2. Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang 24,255.1 0.4 16,818.0 0.3 15,886.7 0.2 17,255.6 0.2 19,167.5 0.2 21,325.9 0.2 90,453.7 (2.5)

  15.1

  1. Dana Perimbangan 285,053.1 5.3 292,979.6 4.8 348,160.4 5.2 397,719.7 5.4 481,849.3 5.9 576,345.8 6.3 2,097,054.8

  14.1

  4.0 II. Transfer ke Daerah 309,308.2 5.7 309,797.6 5.1 364,047.1 5.5 414,975.3 5.6 501,016.8 6.1 597,671.7 6.5 2,187,508.5

  b. Non BBM 105,702.5 2.0 85,379.6 1.4 93,028.7 1.4 103,436.7 1.4 115,104.4 1.4 128,327.6 1.4 525,276.9

  4.0

  a. BBM 52,392.4 1.0 58,975.5 1.0 62,279.3 0.9 62,923.4 0.9 63,261.1 0.8 63,881.1 0.7 311,320.3

  2.4 155,307.9 2.3 166,360.1 2.3 178,365.5 2.2 192,208.6 2.1 836,597.2

  miliar Rp. % PDB miliar Rp. % PDB miliar Rp. % PDB miliar Rp. % PDB miliar Rp. % PDB miliar Rp. % PDB miliar Rp. Growth

  2. Penerimaan Bukan Pajak 218,037.6 4.0 180,889.0 3.0 207,771.1 3.1 218,783.0 3.0 241,027.5 2.9 253,582.4 2.8 1,102,053.0

  A. PENERIMAAN NEGARA & HIBAH 870,999.0 16.1 911,475.7 15.1 1,050,036.1 15.8 1,202,264.5 16.3 1,413,377.0 17.2 1,648,977.9 18.0 6,226,131.2