Evaluasi pajak penghasilan Pasal 21 terutang - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

  S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  Agustina Ana Pertiwi NIM : 082114067

  PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

  S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  Agustina Ana Pertiwi NIM : 082114067

  PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada:

  5. Adikku Albertus Aldy Wihartono, dan 6. Kekasihku.

  4. Kakakku Andy Febri Nugroho,

  3. Ibuku tersayang Mc. Sri Sutiwi,

  2. Bapakku tercinta H. Suhartono,

  1. Tuhan Yesus Kristus penyemangat hidupku,

  

Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan,

melainkan oleh ketekunan.

   (

  ( Leo Nikolaevich Tolstoy

  

Dua pejuang yang paling berkuasa adalah kesabaran

dan waktu.”

  William JH Boetcheker )

   (

  

Anda bisa sukses sekalipun tak ada orang yang percaya

anda bisa. Tapi anda tak pernah sukses jika tidak

percaya pada diri sendiri.

  Samuel Johnson )

  )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Syukur kepadaMu Tuhan, sumber segala rahmat, atas berkat dan limpahan kasihMu sepanjang hari yang membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  “Evaluasi Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang bagi Pegawai Negeri Sipil”. Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Yesus Kristus, Kau begitu sempurna di mataku Kau begitu indah.

  2. Ibu Maria, ibuku yang baik hati.

  3. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  4. M. Trisnawati R., S.E.,M.Si.,Akt.,QIA, selaku dosen pembimbing yang telah sabar mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan memberikan bekal ilmu selama penulis belajar di Sanata Dharma.

  6. Seluruh staf Sekretariat Fakultas Ekonomi, dan seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis selama belajar di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Drs. Hardono, atas nama Kepala Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah mengeluarkan surat izin penelitian kepada penulis.

  8. Drs. Edy Suasana, M.Pd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang memberikan izin untuk melakukan penelitian. Dan segenap pegawai Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

  9. Bapak, Ibu, Mas Andi, Aldi, yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

  10. Rico Irawan Krakatau, terimakasih kekasihku yang selalu memotivasiku.

  11. Teman-teman Akuntansi 2008, bersamamu ku habiskan waktu, senang bisa mengenal kalian (Stevia, Elis, Sita, Monik, Dita, Willy, Jati, dan semuanya).

  12. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 28 Desember 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

  3. Penghasilan yang Diterima oleh PNS ............................. 11

  D. Review PenelitianTerdahulu .................................................. 33

  9. Cara Menghitung PPh Pasal 21 ....................................... 24

  8. Kewajiban dan Hak Pemotong PPh Pasal 21 .................. 22

  7. Pemotong PPh Pasal 21 ................................................... 20

  6. Tarif PPh Pasal 21 Bagi yang Tidak Memiliki NPWP ... 19

  5. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................... 19

  4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) .......................... 17

  3. Dasar Pengenaan PPh Pasal 21 ....................................... 17

  2. Penghasilan yang Dikenai PPh Pasal 21 ......................... 16

  1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 ........................... 15

  C. Pajak Penghasilan Pasal 21 ................................................... 15

  2. Pengelompokan Pegawai Negeri Sipil ............................ 10

  Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xii ABSTRAK .................................................................................................... xiii ABSTRACT .................................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

  1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ..................................... 10

  B. Pegawai Negeri Sipil ............................................................. 10

  4. Tarif Pajak ....................................................................... 9

  3. Sistem Pemungutan Pajak ............................................... 8

  2. Pengelompokan Pajak ..................................................... 7

  1. Pengertian Pajak .............................................................. 6

  6 A. Pajak ...................................................................................... 6

  E. Sistematika Penulisan ........................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

  D. Manfaat Penelitian ................................................................ 3

  C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

  B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

  1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

  BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 35 A. Jenis Penelitian ...................................................................... 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 35

  D. Data Penelitian ...................................................................... 36

  E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 36

  F. Teknik Analisis Data ............................................................. 36

  BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................... 38 A. Lokasi Dinas Pendidikan....................................................... 38 B. Visi dan Misi Dins Pendidikan Kota Yogyakarta ................. 38 C. Struktur Organisasi ............................................................... 38 D. Penggajian ............................................................................. 43 E. Perpajakan ............................................................................. 44 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................ 45 A. Diskripsi Data ....................................................................... 45 B. Analisis Data ......................................................................... 48 C. Pembahasan ........................................................................... 68 BAB VI PENUTUP ................................................................................... 72 A. Kesimpulan ........................................................................... 72 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 73 C. Saran ...................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75 LAMPIRAN .................................................................................................. 77

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 Tarif Pasal 17 UU PPh untuk Wajib Pajak Orang Pribadi ...............19Tabel 4.1 Susunan Anggota Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta ....................41Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Pajak Terutang PPh Pasal 21 PNS oleh Bendahara Pemerintah ..............................................................48Tabel 5.2 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS perempuan menikah dan berhenti bekerja di tahun berjalan yang

  bernama Tutie Husadari....................................................................50

Tabel 5.3 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang mulai bekerja ditahun berjalan bernama Edi Kusnandar, SPd ...................54Tabel 5.4 Perhitungan Pajak Terutang untuk PNS yang bekerja 1

  (satu) tahun penuh bernama Drs. Wisnu Sanjaya, M. Eng ...............59

Tabel 5.5 Perbandingan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 oleh

  Bendahara Pemerintah dengan PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 ................................................................66

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta ............ 40Gambar 5.1 Formula Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ...................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG

Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

  Agustina Ana Pertiwi 082114067

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2012 Penelitian ini bertujuan untuk memberi penilaian tepat atau tidak tepat terhadap hasil Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang untuk Pegawai Negeri

  Sipil di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah. Penelitian ini dilakukan karena penerapan With Holding System yang sering menimbulkan adanya kesalahan dalam menentukan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh pihak pemberi kerja.

  Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparasi, yaitu dengan membandingkan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang dihitung oleh Bendahara Pemerintah dengan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuagan Nomor 262/PMK.03/2010.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang dihitung Bendahara Pemerintah tidak sama dengan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dihitung Bendahara Pemerintah tidak tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

AN EVALUATION OF ARTICLE 21 INCOME TAX PAYABLE

A Case Study on Civil Servants Salary form at Education Department of

Yogyakarta

  Agustina Ana Pertiwi 082114067

  Sanata Dharma University 2012

  This research is aimed to assess the appropriate or inappropriate to the results of Income Tax Article 21 Payable to Civil Servants at Education Department of Yogyakarta done by the Government Treasury. This research was conducted due to the implementation of With Holding System that frequently created mistakes in determining Income Tax Article 21 done by the employers.

  The research was case study. The data were obtained through interview and documentation. The data analysis technique used was comparison analysis technique to compare the amount of Income Tax Article 21 calculated by the Government Treasurer and the amount of Income Tax Article 21 calculated based on the Regulation of the Minister of Finance Number 262/PMK.03/2010.

  The result of the research showed that the amount of Income Tax Article 21 payable calculated by the Government Treasurer is not equal with the sum of Income Tax Article 21 payable calculated based on the this Regulation of the Minister of Finance Number 262/PMK.03/2010. Thus, the Income Tax calculated by the Goverment Treasurer was a still improper.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bagi negara memiliki arti penting karena melalui

  pembangunan kesejahteraan rakyat dapat tercapai, untuk itu diperlukan dana yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan pengeluaran pembangunan itu sendiri. Penerimaan dari sektor pajak merupakan satu-satunya andalan penerimaan negara sebagai sumber pembiayaan pembangunan dibandingkan dengan penerimaan migas. Dari data APBN tahun 1989/1990, pajak telah mencapai angka Rp12.190,3 miliar, sedangkan migas hanya mencapai Rp11.252,1 miliar dengan selisih pajak lebih besar Rp938 miliar (Burton 2009:21). Angka ini menjadi indikator cukup besar bahwa penerimaan sektor migas sejak awal tahun 1990-an mulai tidak dapat diandalkan lagi, dan sejak saat itu negara terus fokus mengandalkan penerimaan dari sektor pajak yang digunakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

  Pajak merupakan iuran wajib yang diberlakukan pada setiap Wajib Pajak atas objek pajak yang dimilikinya dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah. Jenis pajak yang diberlakukan di Indonesia diantaranya adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM), Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Hadiah dan lain-lain.

  Dari jenis pajak yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh) dibandingkan jenis pajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  lainnya seperti PPN dan PBB maupun jenis pajak lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyaknya masyarakat memperoleh penghasilan dan dikenakan pajak atau dengan kata lain penerimaan PPN yang menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa yang terkena pajak masih rendah . Pajak penghasilan akan dikenakan kepada orang atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Pajak penghasilan yang berlaku untuk pegawai/karyawan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21).

  Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku menerapkan

  with holding system selain dengan self assessment system. Penerapan with holding system, pengenaan dan penghitungan pajak dilakukan melalui

  pemotongan, pemungutan dan pembayaran PPh oleh pihak lain atau pihak ketiga, yakni sebagai pihak yang melakukan pembayaran atas penghasilan pegawai/karyawan yang menerima penghasilan. Sistem pemungutan pajak dengan with holding system merupakan salah satu praktik langsung dari asas kemudahan dan efisiensi dalam perpajakan karena saat itu juga bisa terlaksana pelaksaan kewajiban pajak dari pihak yang dipotong pajaknya (Pandiangan 2010:19).

  Perhitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh pihak ketiga memiliki kemungkinan adanya salah hitung, salah dalam menentukan tarif, dan ada kemungkinan salah tulis. Dari kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh pihak ketiga ini dapat menyebabkan kerugian terhadap negara.

  Tetapi tidak menyebabkan kerugian atas penghasilan yang diterima oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Wajib Pajak terutama PNS, hal ini dikarenakan pajak terutang atas penghasilan yang diterima oleh PNS ditanggung sepenuhnya oleh negara.

  Dari kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang dapat mengakibatkan kerugian terutama bagi negara, maka penentuan besarnya PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah perlu ditinjau kembali agar sesuai dengan peraturan perundag-undangan perpajakan yang berlaku.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang sebelumnya diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah jumlah perhitungan PPh Pasal 21 terutang yang dihitung oleh Bendahara Pemerintah terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta sudah tepat berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk memberi penilaian tepat atau tidak tepat terhadap hasil PPh Pasal 21 terutang untuk PNS di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh Bendahara Pemerintah.

  D. Manfaat Penelitian

1. Bagi PNS Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam menentukan besarnya PPh Pasal 21 terutang yang seharusnya dikenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  atas gaji PNS di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berkeinginan melakukan pengamatan secara mendalam, khususnya pada permasalahan yang serupa dibidang perpajakan.

  3. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah, dan memperluas pengetahuan terutama di bidang perpajakan khususnya pajak penghasilan.

E. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian teoritis yang akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung pengolahan data yang diperoleh, dan review penelitian terdahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel serta teknik analisis data untuk menjawab masalah yang diteliti.

  Bab IV Gambaran Umum Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Bab ini berisi uraian singkat objek yang diteliti, seperti lokasi, visi dan misi, struktur organisasi, dan perpajakan. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang analisis data serta pembahasan mengenai rumusan masalah yang ada. Bab VI Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan deskripsi dan analisis serta pembahasan data yang dilakukan oleh penulis, mengungkapkan keterbatasan dari penelitian yang dilakukan, dan memberikan saran yang diharapkan penting bagi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan peneliti berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak

1. Pengertian Pajak

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: “Pajak adalah kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  ” Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Resmi (2009:1),

  “Pajakadalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal- balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  ” Pengertian pajak menurut S.I. Djajadiningrat dalam Resmi (2009:1),

  “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

  ” Pengertian pajak menurut Mr. Dr N. J. Feldman dalam Resmi (2009:2),

  “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

  ”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan pada pengertian pajak adalah: a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

  b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

  c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.

  d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2. Pengelompokan Pajak

  Jenis Pajak dapat digolongkan menjadi tiga (Mardiasmo, 2011: 5-6):

a. Menurut Golongannya

  1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

  2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b. Menurut sifatnya

  1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut lembaga pemungutnya

  1) Pajak negara (Pajak pusat), yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi Bangunan, dan Bea Materai.

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

  Pajak Daerah terdiri atas:

  a) Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

  b) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

3. Sistem Pemungutan Pajak

  Sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga Mardiasmo (2011:7-9):

a. Official Assessment System

  Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Self Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

  c. With Holding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

4. Tarif Pajak

  Tarif pajak adalah tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam persentase. Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak dikenal empat macam tarif pajak (Resmi, 2009: 15-17), yaitu:

  a. Tarif Pajak Proporsional (sebanding) Tarif pajak proporsional adalah tarif berupa persentase tetap terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Contoh: dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% atas penyerahan barang kena pajak.

  b. Tarif Pajak Progresif (meningkat) Tarif pajak progesif adalah tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin besar. Contoh: Pajak Penghasilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Tarif Pajak Degresif (menurun) Tarif pajak degresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin kecil.

  d. Tarif Pajak Tetap Tarif pajak tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap (sama besarnya) terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak.

B. Pegawai Negeri Sipil

1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil

  Pengertian Pegawai Negeri menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999:

  “Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku”.

  Pengertian Pegawai Negeri Sipil menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999,

  “Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri disamping anggota TNI dan Anggota POLRI.”

2. Pengelompokan Pegawai Negeri Sipil

  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pengelompokan Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:

a. Pegawai Negeri terdiri dari:

  1) Pegawai Negeri Sipil 2) Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan 3) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:

  1) Pegawai Negeri Sipil Pusat, adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara, Instansi Vertikal di Daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau diperkerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.

2) Pegawai Negeri Sipil Daerah, adalah Pegawai Negeri Sipil

  Daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.

3. Penghasilan yang Diterima oleh PNS

a. Gaji PNS

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketigabelas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil yang diangkat diberikan gaji pokok berdasarkan golongan ruang. Jumlah gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil disesuaikan dengan MKG (Masa Kerja Golongan) artinya jika masa kerja golongan seorang Pegawai Negeri Sipil semakin lama maka jumlah gaji yang diterima juga semakin besar.

b. Kenaikan Gaji Berkala dan Kenaikan Gaji Istimewa

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Presiden Republik Indonesi mengatur kepada PNS diberikan kenaikan gaji berkala apabila dipenuhi syarat-syarat: 1) telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala; 2) penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang- kurangnya “cukup”.

  Pemberitahuan kenaikan gaji berkala diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum kenaikan gaji berkala itu berlalu. Apabila PNS yang bersangkutan belum memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk waktu 1 (satu) tahun. Apabila sehabis waktu penundaan, PNS yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama untuk 1 (satu) tahun. Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka kenaikan gaji berkala tersebut diberikan mulai bulan berikutnya dari masa penundaan itu. Penundaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang. Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya.

  Kepada PNS yang menurut daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan menunjukkan nilai “amat baik”, sehingga ia patut dijadikan teladan, dapat diberikan kenaikan gaji istimewa sebagai penghargaan dengan memajukan saat kenaikan gaji berkala yang akan datang dan saat-saat kenaikan gaji berkala selanjutnya dalam pangkat yang dijabatnya pada saat pemberian kenaikan gaji istimewa itu.

c. Tunjangan

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1977, selain gaji pokok Pegawai Negeri Sipil diberikan:

1) Tunjangan Keluarga

  a) Tunjangan istri/suami Pegawai Negeri Sipil yang beristri/bersuami diberikan tunjangan istri/suami sebesar 10% (sepuluh persen) dari gaji pokok, dengan ketentuan apabila suami istri kedua-duanya berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan ini hanya diberikan kepada yang mempunyai gaji pokok lebih tinggi.

  b) Tunjangan Anak Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia

  Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pendapatan dan Belanja Negara terdapat dalam pasal 53, Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai anak atau anak angkat diberikan tunjangan sebesar 2% (dua persen) dari gaji pokok.

  Tunjangan anak ini diberikan kepada pegawai yang mempunyai anak dan/atau anak angkat maksimal 2 (dua) orang, dengan batas umur 21 (dua puluh satu) tahun, tidak mempunyai penghasilan sendiri dan tidak kawin atau belum pernah kawin. Tunjangan anak diberikan diperpanjang sampai anak berumur 25 (dua puluh lima) tahun jika anak tersebut masih bersekolah di Perguruan Tinggi dan dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

2) Tunjangan Jabatan

  a) Tunjangan struktural/fungsional Tunjangan struktural/fungsional yaitu tunjangan berupa uang yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural. Pegawai Negeri Sipil diberikan tunjangan jabatan struktural berdasarkan eselon jabatan yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Struktural.

  b) Tunjangan Umum Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum bagi Pegawai Negeri Sipil, tunjangan umum diberikan kepada pegawai yang tidak menerima tunjangan struktural, tunjangan fungsional atau tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan maka diberikan tunjangan umum untuk setiap bulannya.

3) Tunjangan Pangan

  Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2010 tentang tunjangan beras dalam bentuk natura dan uang, Pegawai Negeri Sipil memperoleh tunjangan beras sebanyak 10 kg/orang, penghitungan besarnya jumlah per kilogram beras yang diberikan tidak berdasarkan harga pasar tetapi berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu sebesar Rp5.656,00.

  C. Pajak Penghasilan Pasal 21

  1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010

  Pasal 1 yang dimaksud dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah: “Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Penghasilan yang Dikenai PPh Pasal 21 Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010

  Pasal 2, penghasilan yang dikenai PPh Pasal 21 adalah:

  a. PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh Pemerintah atas beban APBN atau APBD.

b. Penghasilan tetap dan teratur meliputi:

1) Pejabat Negara, untuk:

a) Gaji dan tunjangan lain yang sifatnya teratur setiap bulan; atau

  b) Imbalan tetap sejenisnya, yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) PNS, Anggita TNI, dan Anggota POLRI, untuk gaji dan tunjangan lain yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) Pensiunan, untuk uang pensiun dan tunjangan lain yang sifatnya tetap berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  c. Termasuk dalam pengertian gaji, uang pensiun, dan tunjangan lain sebagaimana dimaksud adalah gaji, uang pensiun, dan tunjangan ke- 13 (ketiga belas).

  d. Atas penghasilan selain penghasilan tetap dan teratur berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong PPh Pasal 21 dan bersifat final, tidak termasuk biaya perjalanan dinas.

  3. Dasar Pengenaan PPh Pasal 21 Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010

  pasal 5, dasar pengenaan PPh Pasal 21 adalah:

  a. Dasar pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan adalah Penghasilan Kena Pajak.

b. Besarnya Penghasilan Kena Pajak ditentukan berdasarkan penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak.

  c. Besarnya Penghasilan neto bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, atau Anggota POLRI ditentukan berdasarkan jumlah seluruh penghasilan tetap dan teratur setiap bulan dikurangi dengan

  :

  1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun. 2) iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh Pejabat Negara,

  PNS, Anggota TNI, atau Anggota POLRI kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

  Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010

  pasal 7, besarnya PTKP yang dikenakan sebesar: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a. Besarnya PTKP per tahun adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah: 1) Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi; 2) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; 3) Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

  b. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak bagi wanita berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) bagi wanita kawin, sebesar Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk dirinya sendiri; 2) bagi wanita tidak kawin, sebesar Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk dirinya sendiri ditambah Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang.

  c. Dalam hal wanita kawin dapat menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang menyatakan suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk dirinya sendiri ditambah Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk status kawin dan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang.

d. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender.

  5. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010

  pasal 8, tarif pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Tarif Pasal 17 UU PPh untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

  Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

  Sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 5%

  (lima persen) Diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp250.000.000,00

  (dua ratus lima puluh juta rupiah) 15%

  (lima belas persen) Diatas Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan

  Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 25%

  (dua puluh lima persen) Diatas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

  30% (tiga puluh persen)

  Sumber: UU PPh No. 36 Tahun 2008

  6. Tarif PPh Pasal 21 Bagi yang Tidak Memiliki NPWP Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 262/PMK.03/2010

  Pasal 10, Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pensiunannya tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

  Tambahan PPh Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% (dua puluh persen) menjadi beban Pejabat Negara, PNS, penghasilan yang diterima Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya. Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dibuktikan oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya dengan memberikan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak kepada bendahara pemerintah.

  7. Pemotong PPh Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun

  2008, pemotong pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dilakukan oleh:

  a. Pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat/cabang maupun perwakilan/unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau pemegang kas kepada Pemerintah Pusat, termasuk institusi TNI/Polri, Pemerintah Daerah, instasi atau lembaga pemerintah, lembaga- lembaga negara lainnya, dan KBRI diluar negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan;

  c. Dana pensiun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, serta badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan Iuran Hari Tua (IHT) atau Jaminan Hari Tua(JHT);

  d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas; dan e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

  Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan pemotong PPh Pasal 21 adalah kantor perwakilan negara asing, baik berupa Kedutaan Besar, Konsulat, atau Atese, dan sejenisnya; dan organisasi-organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

  8. Kewajiban dan Hak Pemotong PPh Pasal 21 Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

  262/PMK.03/2010 Pasal 11, hak dan kewajiban pemotong PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut: a. Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21

  Bendahara pemerintah yang melakukan pemotongan PPh

  Pasal 21 adalah bendahara pengeluaran pada kementrian/lembaga, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota.

  1) Bendahara pemerintah wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengam ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan;

  2) Bendahara pemerintah wajib menghitung, memotong, dan melaporkan PPh Pasal 21 terutang untuk setiap Masa Pajak.

  Ketentuan mengenai kewajiban untuk melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak tetap berlaku, dalam hal jumlah pajak yang dipotong pada Masa Pajak yang bersangkutan nihil;

  3) Bendahara pemerintah , harus memberikan bukti pemotongan PPh