HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO Repository - UNAIR REPOSITORY

  SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

  Oleh Fatimah Nuril Alifah

  NIM 011211232006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  i

  SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

  Oleh Fatimah Nuril Alifah

  NIM 011211232006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  ii

  SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP KEJADIAN POST PARTUM BLUES DI RUANG NIFAS RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran UNAIR

  Oleh Fatimah Nuril Alifah

  NIM 011211232006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  23 Juni 2016

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

  Skripsi dengan judul Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian Post Partum Blues Di Ruang Nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

  Telah diuji pada tanggal : 23 Juni 2016 Panitia penguji skripsi : Ketua penguji : Sunarsih, Dip.mw., S.Pd., M.Kes.

  NIP 19520228 197509 2 001 Anggota penguji : 1. Lilik Herawati, dr., M.Kes.

  NIP. 19750314 200312 2 001

  2. Gatut Hardianto, dr., Sp.OG (K) NIP. 19621019 198812 1 001 v

  vii

  MOTTO Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal

  ~(QS. Ali-‘imran : 160)~ Ketika sesuatu yang kita inginkan tidak terjadi, maka bukan berarti itu tidak akan terjadi selama-lamanya, boleh jadi, itu disimpan di waktu yang lebih spesial. Karena segala sesuatu yang baik, selalu tiba di waktu terbaiknya. Mungkin agar kita lebih siap, juga mungkin agar kita lebih pandai bersyukur

  ~Tere Liye~

UCAPAN TERIMA KASIH

  Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian Post Partum Blues Di Ruang Nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan pada Program Studi Pendidikan Bidan di Fakultas Kedokteran UNAIR.

  Dalam penyusunan skripsi ini saya banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu perkenankanlah saya menyampaikan banyak terima kasih kepada :

  1. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. selaku rektor Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  2. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bidan.

  3. Baksono Winardi, dr., Sp.OG(K) selaku koordinator Program Studi Pendidikan Bidan yang telah memberikan kesempatan, fasilitas, dan pembelajaran yang baik sehingga dapat menuntaskan pendidikan dan tugas di Program Studi Pendidikan Bidan.

  4. Gatut Hardianto, dr., Sp.OG (K) selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan, masukan, serta saran dalam penyusunan skripsi ini. viii

  5. Lilik Herawati, dr., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan serta saran dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Sunarsih, Dip.Mw., S.Pd., M.Kes. selaku ketua penguji skripsi yang telah memberikan perhatiannya dan masukannya dalam perbaikan skripsi ini.

  7. Atika, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing metode penelitian yang bersedia memberikan bimbingan dan saran terhadap desain metode peneltian pada skripsi ini.

  8. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bidan yang telah memberikan perkuliahan sehingga dapat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

  9. Suhartono, Salimah Syihabuddin, dan Amalia Azizah, terima kasih karena selalu menjadi keluarga terbaik dan teristimewa, selalu memberikan semangat dan doa terbaiknya sehingga saya diberikan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Tony Wahyudi, dr., M.Kes. selaku direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo yang telah memberikan kesempatan dan izin lapangan penelitian.

  11. Amirah, Amd. Keb. selaku kepala ruangan seruni yang telah memberikan kesempatan dan bantuan selama penelitian berlangsung.

  12. Responden yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan meluangkan waktunya untuk mengikuti penelitian ini

  13. Bripda Hafid yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. ix

  14. Teman kos Kedung Tarukan Baru 3c yang selalu siap sedia membantu ketika saya membutuhkan bantuan dan setia mendengarkan keluh kesah selama proses penyusunan .

  15. Teman Program Studi Pendidikan Bidan angakatan 2012 jalur A dan 2014 jalur B yang selalu kompak dan memberikan warna baru dalam dunia perkuliahan. Teman-teman seorganisasi yang telah memberikan pengalaman baru.

  16. Semua pihak terkait yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun saya berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Surabaya, 20 Juni 2016 Fatimah Nuril Alifah x

  RINGKASAN Post partum blues adalah sindroma gangguan afektif ringan yang terjadi

  pada awal pasca melahirkan. Hal ini merupakan masalah yang wajar terjadi setelah melahirkan. Tanda dan gejala yang muncul yaitu reaksi sedih atau disforia, menangis, mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, dan gangguan nafsu makan. Gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya menghilang dalam kurun waktu beberapa hari. Namun dapat berubah menjadi keadaan yang lebih berat. Gejala post partum blues merupakan hasil suatu mekanisme multi faktorial yang terdiri dari faktor hormonal, faktor aktivitas fisik, dan faktor psikososial.

  Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross

  sectional. Populasinya adalah ibu nifas hari kedua post partum di ruang nifas

  RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo pada tanggal 1 – 31 Maret 2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling selama satu bulan yang mendapatkan responden sebanyak 60 orang ibu nifas. Variabel

  independent adalah faktor psikososial dan variabel dependent adalah post partum blues. Instrumen menggunakan kuisioner umum untuk mengetahui faktor

  psikososial dan kuisioner edinburgh postnatal depression scale (EPDS) untuk mengetahui kejadian post partum blues. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Uji yang digunakan adalah chi square dengan tingkat kemaknaan α=0,05

  Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 65% ibu nifas mengalami post

  partum blues. Dari variabel didapatkan masing-masing nilai p yaitu usia dengan

  p=0,015, paritas dengan p=0,038, pendidikan dengan nilai p=0,513, pekerjaan dengan nilai p=0,019, pendapatan dengan nilai p=0,009. Variabel dengan nilai p<0,05 menunjukkan adanya hubungan antara variabel tersebut dengan kejadian post partum blues.

  Simpulan faktor psikososial yang banyak menyebabkan kejadian post

  partum blues adalah faktor ekonomi rendah. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka kejadian post partum blues perlu meningkatkan status ekonomi.

  xi

  ABSTRACT Post Partum blues are a mild affective disorder syndrome that occurs in the early post partum period. This is a naturally problem that occurs after childbirth. Signs and symptoms are reactions of sadness or dysphoria, crying, irritability, anxiety, feelings lability, tend to blame themselves, sleep disorder, and appetite disorder. These symptoms appear after childbirth and disappear within a few days. Post partum blues happen bocause of multi factorial, consisting of hormonal factors, physica lactivity factors, and psychosocial factors.

  It is an observational analytical study with cross sectional design. The population is the second day post partum woman in dr. Abdoer Rahem Situbondo Hospital on 1-31 March 2016. Number of sample are 60 respondents according to the criteria of the sample. Independent variable is psychosocial factors, dependent variable is post partum blues. This study use general questionnaire and edinburgh postnatal depression scale (EPDS) questionnaire. Data analysis use chi square.

  The results shows as much as 65% of post partum mother experience post partum blues. Each variable obtained p values are age p=0,015, parity p=0,038, education p=0,513,jobs p=0,019, revenue p=0,009. Variables with p<0,05 shows

there is significantly relation between these variables and post partum blues.

  The conclusion, the most cause of post partum blues incidence from psychosocial factors are low economic status. Therefore, to reduce the incidence of post partum blues need to improve the economic status.

  Keywords : post partum blues, psychosocial factors

  xii

  DAFTAR ISI

  Halaman Halaman sampul dalam ............................................................................... i Halaman prasyarat gelar .............................................................................. ii Halaman surat pernyataan ........................................................................... iii Halaman lembar persetujuan ....................................................................... iv Halaman penetapan panitia penguji ............................................................ v Halaman lembar pengesahan....................................................................... vi Halaman motto ............................................................................................ vii Halaman ucapan terima kasih ..................................................................... viii Halaman ringkasan ...................................................................................... xi Halaman abstract ......................................................................................... xii Halaman daftar isi ....................................................................................... xiii Halaman daftar tabel ................................................................................... xvi Halaman daftar gambar ............................................................................... xvii Halaman daftar lampiran ............................................................................. xviii Halaman daftar singkatan, istilah dan arti lambang .................................... xix BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 1.1 Latar belakang .............................................................................

  1 1.2 Rumusan masalah ........................................................................

  3 1.3 Tujuan penelitian .........................................................................

  3 1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................

  3 1.3.2 Tujuan Khusus .....................................................................

  4 1.4 Manfaat penelitian .......................................................................

  4 1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................

  4 1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................

  5 2.1 Konsep Dasar Nifas .....................................................................

  5 2.1.1 Pengertian ............................................................................

  5 2.1.2 Perubahan Fisiologis ............................................................

  5 2.1.3 Perubahan Psikologis ...........................................................

  11 2.2 Latar Pelakang Psikososial Wanita ..............................................

  12 2.2.1 Sosial Ekonomi ....................................................................

  12 2.2.2 Kehamilan Yang Tidak Diinginkan .....................................

  14 2.2.3 Dukungan Sosial Suami dan Keluarga ................................

  15 2.3 Konsep Dasar Post Partum Blues ................................................

  16 2.3.1 Pengertian ............................................................................

  16 2.3.2 Jenis Gangguan Psikologi ....................................................

  17 2.3.3 Faktor Penyebab Post Partum Blues ....................................

  18 2.3.4 Gejala Post Partum Blues.....................................................

  19 2.3.5 Pemeriksaan Penunjang Post Partum Blues .........................

  20 2.3.6 Penatalaksanaan Post Partum Blues .....................................

  22 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...................................

  25 3.1 Kerangka Konsep Penelitian........................................................

  25 3.2 penjelasan kerangka konsep ........................................................

  25 3.3 Hipotesis Penelitian .....................................................................

  26 BAB 4 METODE PENELITIAN................................................................

  27 4.1 Jenis Penelitian ............................................................................

  27 xiii

  xiv 4.2 Rancangan Penelitian...................................................................

  40 5.2.4 Hubungan antara pekerjaan dengan post partum blues........

  37 5.1.5 pendapatan ...........................................................................

  37 5.1.6 status kehamilan ...................................................................

  37 5.1.7 dukungan suami dan keluarga ..............................................

  38 5.1.8 post partum blues .................................................................

  38 5.2 analisis data ..................................................................................

  39 5.2.1 Hubungan antara usia dengan post partum blues .................

  39 5.2.2 Hubungan antara paritas dengan post partum blues ............

  40 5.2.3 Hubungan antara pendidikan dengan post partum blues .....

  41 5.2.5 Hubungan antara pendapatan dengan post partum blues .....

  36 5.1.3 pendidikan ............................................................................

  42 BAB 6 PEMBAHASAN .............................................................................

  43 6.1 Hubungan antara usia dengan post partum blues ........................

  43 6.2 Hubungan antara paritas dengan post partum blues ....................

  43 6.3 Hubungan antara pendidikan dengan post partum blues .............

  44 6.4 Hubungan antara pekerjaan dengan post partum blues ...............

  45 6.5 Hubungan antara pendapatan dengan post partum blues .............

  46 6.6 Hubungan antara status kehamilan dengan post partum blues ....

  47

  6.7 Hubungan antara dukungan suami dan keluarga dengan post partum blues ..................................................................................

  36 5.1.4 pekerjaan ..............................................................................

  35 5.1.2 paritas ...................................................................................

  27 4.3 Populasi Dan Sampel ...................................................................

  29 4.6 definisi operasional dan cara pengukuran variabel ......................

  27 4.3.1 Populasi ................................................................................

  27 4.3.2 Sampel..................................................................................

  28 4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ...............................................

  28 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................

  29 4.4.1 lokasi penelitian ...................................................................

  29 4.4.2 waktu penelitian ...................................................................

  29 4.5 Variabel Penelitian.......................................................................

  29 4.5.1 Variabel independent ...........................................................

  29 4.5.2 variabel dependent ...............................................................

  29 4.7 teknik dan prosedur pengumpulan data .......................................

  35 5.1.1 usia .......................................................................................

  31 4.8 pengolahan dan analisis data .......................................................

  31 4.9 kerangka operasional ...................................................................

  32 4.10 ethical clearance.........................................................................

  33 4.10.1 lembar persetujuan penelitian ............................................

  33 4.10.2 tanpa nama .........................................................................

  33 4.10.3 kerahasiaan .........................................................................

  33 4.11 kelemahan penelitian .................................................................

  34 BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA ....................................................

  35 5.1 hasil penelitian .............................................................................

  49

  BAB 7 PENUTUP ......................................................................................

  51 7.1 kesimpulan ...................................................................................

  51 7.2 saran .............................................................................................

  51 7.2.1 bagi petugas kesehatan .........................................................

  51 7.2.2 bagi peneliti selanjutnya ......................................................

  52 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  53 LAMPIRAN ................................................................................................

  56 xv

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 4.1 Definisi operasional variabel................................................... 30Tabel 5.1 Tabel distribusi frekuensi usia................................................. 35Tabel 5.2 Tabel distribusi frekuensi paritas............................................. 36 Tabel 5.3 Tabel distribusi frekuensi pendidikan.....................................

  36 Tabel 5.4 Tabel distribusi frekuensi pekerjaan......................................

  37 Tabel 5.5 Tabel distribusi frekuensi pendapatan..................................... 37 Tabel 5.6 Tabel distribusi frekuensi status kehamilan............................

  37 Tabel 5.7 Tabel distribusi frekuensi dukungan suami dan keluarga.......

  38 Tabel 5.8 Tabel distribusi frekuensi post partum blues........................... 38

Tabel 5.9 Tabel analisis data antara usia dan post partum blues............. 39Tabel 5.10 Tabel analisis data antara paritas dan post partum blues......... 40 Tabel 5.11 Tabel analisis data antara pendidikan dan post partum blues.

  40 Tabel 5.12 Tabel analisis data antara pekerjaan dan post partum blues.... 41

Tabel 5.13 Tabel analisis data antara usia dan post partum blues............. 42

  xvi

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan faktor psikososial terhadap

  25 kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo...................................................................

Gambar 4.1 Rancangan penelitian hubungan faktor psikososial terhadap

  27 kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo...................................................................

Gambar 4.2 Kerangka operasional hubungan faktor psikososial terhadap

  32 kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo................................................................... xvii

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Jadwal kegiatan penelitian..................................................

  56 Lampiran 2 Surat permohonan ijin studi pendahuluan........................... 57 Lampiran 3 Surat balasan ijin studi pendahuluan................................... 58 Lampiran 4 Surat keterangan melaksanakan studi pendahuluan............

  59 Lampiran 5 Permohonan kelaikan etik...................................................

  60 Lampiran 6 Keterangan kelaikan etik..................................................... 61 Lampiran 7 Permohonan ijin penelitian.................................................

  62 Lampiran 8 Surat balasan ijin penelitian................................................

  63 Lampiran 9 Surat keterangan melaksanakan penelitian.........................

  64 Lampiran 10 Lembar permohonan menjadi responden............................

  65 Lampiran 11 Lembar persetujuan menjadi responden.............................. 66 Lampiran 12 Lembar kuisioner................................................................

  67 Lampiran 13 Hasil analisis data................................................................ 73 Lampiran 14 Lembar konsultasi pembimbing I........................................ 83 Lampiran 15 Lembar konsultasi pembimbing II......................................

  84 xviii

DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG

  xix

  % : persen < : kurang dari ASI : Air Susu Ibu EPDS : Edinburgh Postnatal Depression Scale KB : Keluarga Berencana mL : mililiter RSU : Rumah Sakit Umum RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah WHO : World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kehamilan dan persalinan merupakan kejadian fisiologis yang didambakan oleh seorang ibu yang akan menjadi suatu kondisi yang sangat membahagiakan. Namun terdapat sekitar 10 - 20% wanita berusaha melawan gejala depresi dan seperempatnya sampai setengahnya mengalami depresi berat ketika hamil dan bersalin. Hal ini terjadi karena wanita dua kali lebih rentan mengalami depresi dibanding laki-laki. Selain itu, kehamilan dan persalinan juga merupakan kejadian terpenting dalam siklus hidup seorang wanita yang dapat menimbulkan stres hebat. Pada suatu studi terhadap 360 ibu hamil, didapatkan 10% dari mereka mengalami depresi saat kehamilan dan hanya 6,8% yang mengalami depresi pasca kehamilan (Yulianti, 2006).

  Salah satu macam depresi pasca persalinan adalah post partum blues yang merupakan tahap awal dari post partum depression dan post partum psikosis.

  Menurut Evy Rakaryani (2006), hal ini merupakan masalah yang wajar terjadi setelah melahirkan. Namun post partum blues dapat terjadi dalam kondisi dan tingkatan yang berbeda sehingga berdampak timbulnya kondisi ibu enggan merawat diri dan bayinya.

  Pelaporan prevalensi kejadian post partum blues bervariasi diseluruh dunia. Prevalensi post partum blues di Tanzania sebanyak 80% sementara di Jepang 8%. Di Asia, prevalensi terjadinya post partum blues antara 26-85% dimana Malaysia dan Pakistan menjadi peringkat yang terendah dan tertinggi.

  1 Sedangkan di Indonesia memiliki jumlah cukup tinggi dengan prevalensi 50%- 70% (Hidayat, 2007 ; Stone dan Menken, 2008).

  Beberapa penelitian sudah pernah dilakukan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Uke Riska pada tahun 2006 di RSUD dr. Soetomo didapatkan hasil 54,84% responden mengalami post partum blues dengan faktor psikososial merupakan penyumbang kedua terhadap kejadian post partum blues.. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nurul Azizah pada tahun 2010 di RSUD Sidoarjo didapatkan hasil 55,8% dan penelitian oleh Sari Priyanti pada tahun 2013 di RSUD Mojokerto didapatkan hasil 61,8% responden mengalami post partum blues dengan penyumbang kedua adalah faktor psikososial.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan pada tanggal 8 - 10 Oktober 2015 di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo didapatkan hasil yaitu 4 dari 10 ibu nifas hari kedua mengalami post partum blues dengan riwayat persalinan pervaginam tanpa tindakan operatif. Namun faktor psikososial apa saja yang mempengaruhi post partum blues di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo masih belum diketahui dengan jelas.

  Post partum blues atau sering disebut maternity blues atau baby blues

  merupakan suatu sindroma gangguan afektif ringan yang terjadi pada awal pasca persalinan. Tanda dan gejala yang muncul yaitu reaksi sedih atau disforia, menangis, mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur, dan gangguan nafsu makan. Gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya menghilang dalam kurun waktu beberapa hari. Namun dapat berubah menjadi keadaan yang lebih berat.

  (Iskandar, 2004 ; Bobak, 2004)

  Faktor-faktor yang mempengaruhi post partum blues pada umumnya tidak berdiri sendiri sehingga tanda dan gejala post partum blues merupakan hasil suatu mekanisme multi faktorial. Faktor pertama yaitu faktor hormonal, berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin, dan kortisol. Faktor kedua yaitu faktor aktivitas fisik yang disebabkan kelelahan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan, mengganti popok. Faktor ketiga yaitu faktor psikososial yang meliputi usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan status kehamilan. Penyebab tertinggi terjadinya post partum blues adalah kurangnya dukungan suami dan keluarga terhadap ibu mulai masa kehamilan hingga pasca persalinan (Nirwana, 2011).

  Berdasarkan ulasan latar belakang di atas penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mendeteksi secara dini terjadinya post partum blues sehingga dapat dilakukan suatu penatalaksanaan yang baik agar ibu tidak jatuh pada kondisi yang lebih buruk, serta untuk mengetahui faktor psikososial yang mempengaruhi terjadinya post partum blues di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : apakah ada hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post

  

partum blues pada pasien di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo?

1.3.

   Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap kejadian post partum blues di ruang nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

  1.3.2. Tujuan Khusus

  1. Mengidentifikasi faktor psikososial (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan kehamilan yang tidak diinginkan) pada ibu nifas terhadap kejadian post partum blues.

  2. Mengidentifikasi ibu nifas terhadap kejadian post partum blues.

  3. Menganalisis faktor psikososial (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami dan keluarga, dan kehamilan yang tidak diinginkan) terhadap kejadian post partum blues.

1.4. Manfaat Penelitian

  1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman dalam mempelajari psikologis pada ibu post partum terutama pada ibu yang mengalami post partum

  blues sehingga dapat melakukan penatalaksanaan yang baik dalam upaya mencegah kejadian post partum depression.

  1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai kejadian post partum blues sehingga para tenaga kesehatan dapat memberikan penatalaksanaan yang baik dan para institusi terkait dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan menerapkan program yang inovatif dalam upaya preventif gangguan psikologis ibu post partum.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Nifas

  2.1.1. Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai beberapa jam setelah lahirnya plasenta lengkap dan mencakup 6 minggu berikutnya.

  Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6 – 8 minggu. Masa nifas dibagi dalam tiga periode yaitu :

  1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.

  2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.

  3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun (Bahiyyatun, 2009).

  2.1.2. Perubahan Fisiologis

  1. Uterus (a) Involusi

  Proses kembalinya uterus pada masa hamil sampai setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat otot polos uterus berkontraksi. Uterus yang pada waktu hamil beratnya kira-kira 11 kali lebih berat dari sebelum hamil, pada saat berinvolusi kira-kira menjadi 500 gram pada 1 minggu setelah melahirkan, dan 350 gram pada 2 minggu setelah

  5 melahirkan. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu keenam beratnya menjadi 50 – 60 gram (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004). (b) Kontraksi

  Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah melahirkan, diduga terjadi sebagian respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas oleh kelenjar hipofise memperkuat dan mengatur kontraksi uterus. Selama 1 sampai 2 jam pertama pasca persalinan intensitas kontraksi uterus bisa berkurang menjadi tidak teratur. Karena itu penting sekali mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya disuntikkan oksitosin (piton) secara intravena intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).

  (c) Afterpains Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan biasanya menimbulkan nyeri yang cukup lama pada awal puerperium. Rasa nyeri setelah persalinan ini lebih terasa setelah ibu melahirkan pada uterus yang terlalu teregang (misalnya pada bayi besar, kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004). (d) Lochea

  Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh melebihi jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi.

  Setelah waktu tersebut, aliran lochea yang keluar harus semakin berkurang.

  Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua serta debris trofoblastik. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3-4 hari (lochea serosa). Lochea serosa terdiri atas darah lama (old blood), serum, leukosit, dan debris jaringan. Setelah 10 hari bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih (lochea alba). Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004). (e) Tempat plasenta

  Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vascular dan trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah timbulnya jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan yang unik ini membuat endometrium menjalankan siklusnya seperti biasa dan memungkinkan implantasi dan plasentasi untuk kehamilan yang akan datang. Regresi endometrium selesai akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta yang biasanya tidak sampai enam minggu setelah melahirkan (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004). (f) Serviks

  Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas jam pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Muara serviks, yang berdilatasi waktu, menutup secara bertahap. Dua jari mungkin masih dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari 4-6 pasca partum, tetapi hanya tangkai kuret yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).

  2. Vagina dan perineum Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula teregang akan kembali ke ukuran semula sebelum hamil, 6 – 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada minggu keempat, walau tidak akan menonjol seperti pada nulipara. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumasan vagina dan penipisan mukosa vagina (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).

  3. Topangan otot panggul Struktur penopang uterus dan vagina dapat mengalami cedera sewaktu melahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul dikemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang robek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk sampai ke tonus semula (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).

  4. Sistem endokrin (a) Hormon plasenta

  Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu setelah melahirkan.

  Penurunan kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ektraseluler berlebihan yang terakumulasi selama hamil (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).

  (b) Hormon hipofise dan fungsi ovarium Pada wanita tidak menyusui, terjadi ovulasi dini, yakni dalam 27 hari setelah melahirkan, dengan waktu rata-rata 70 – 75 hari. Pada wanita menyusui, waktu rata-rata terjadinya ovulasi sekitar 190 hari (Bobak, Laudermilk, Jensen, 2004).

  5. Sistem urinarius Pelviks, ginjal, dan saluran kencing dipengaruhi oleh progesteron yang mengalami dilatasi dan statis urine yang dihubungkan dengan resiko infeksi, selain itu pemeriksaan sitokopis segera setelah persalinan menunjukkan odema, hyperemia dinding kandung kencing dan ekstra vaskularisasi darah ke mukosa.

  Mekanisme tubuh untuk mengurangi kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil diaferensis dan diuresis. Trauma jalan lahir, efek anestesi dan rasa takut berkemih dapat mengakibatkan perdarahan dan menghambat kontraksi uterus (Bobak, Laudermik, Jensen, 2004).

  6. Sistem kardiovaskuler Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi beberapa hari pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 post partum (Bahiyatun 2009).

  7. Sistem hematologi Leukositosis mungkin terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar

  15.000 selama persalinan. Peningkatan sel darah putih berkisar antara 25.000 – 30.000 yang merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. Hal ini dapat meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2 – 3 hari post partum, konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2,00% atau lebih. Total kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira 700 – 1.500 ml (100 – 200 ml hilang pada saat persalinan, 500 – 800 ml hilang pada minggu pertama post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas). (Bahiyatun, 2009)

  8. Tanda vital Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun secara perlahan dan stabil pada 24 jam post partum. Nadi menjadi setelah persalinan (Bahiyatun,

  2009).

  9. Payudara Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa di dalam penatalaksanaan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Sebagian besar aspek penatalaksanaan kebidanan dari pemberian ASI didasari oleh pemahaman tentang perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang sedang berlaktasi post partum.

  Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiverus di dalam mammae atau payudara dan juga merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI tidak berlangsung sampai sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan meningkatnya kadar prolaktin dan produksi ASI pun dimulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh proses menyusui (Bahiyatun, 2009).

  2.1.3. Perubahan Psikologis Menurut Bahiyyatun, 2009, adaptasi psikologi pada periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post partum yaitu :

  1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman

  2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi

  3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain

  4. Pengaruh budaya Satu atau dua hari post partum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya menuruti nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman persalinan.

  Periode tersebut diuraikan oleh Rubin terjadi dalam tiga tahap :

  1. Taking In (a) Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya (b) Ibu akan mengulang-ulang cerita pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan (c) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur (d) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengendalian kondisi ibu tidak normal

  2. Taking Hold (a) Pada hari ke 2 – 4 post partum. Perhatian ibu terfokus pada kemampuannya untuk menjadi orang tua yang sukses dan lebih bertanggung jawab terhadap bayinya

  (b) Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (misalnya : pola eliminasi) (c) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayinya, misalnya : menggendong, menyusui, dan lain-lain. Ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasehat bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi

  3. Letting Go (a) Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga (b) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan berhubungan sosial. Pada periode ini umumnya terjadi depresi post partum.

2.2. Latar Belakang Psikososial Wanita

  Latar belakang psikososial wanita dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu :

  2.2.1. Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi adalah peringkat atau stratifikasi masyarakat secara sosial ekonomi yang disusun berdasar riset badan independen. SES diperoleh dari survey. Media Index di berbagai kota (Randi, 2005).

  Hal yang mendasari penggunaan belanja rutin bulanan sebagai patokan ialah karena orang indonesia cenderung merasa tidak nyaman jika ditanya tentang berapa pendapatannya. Ada yang suka mengecilkan dan ada pula yang cenderung membesar-besarkan. Hal ini mempengaruhi kekuatan. Sebaliknya, dengan menggunakan belanja sebagai ukuran, responden akan lebih terbuka ketika ditanya seberapa besar belanja rutin bulanannya (Randi, 2005).

  Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa beberapa kelompok masyarakat pada umumnya mendefinisikan status sosial ekonomi berdasarkan 3 faktor utama (Baldridge, 1975), yaitu : pekerjaan / profesi, tingkat pendidikan, dan pendapatan.

  Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Pekerjaan Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.

  Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

  2. Pendidikan Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya.

  3. Pendapatan Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari :

  (a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur, dan kerja kadang-kadang (b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah (c) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

  Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik (d) Pendapatan yang berupa barag yaitu : pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan rekreasi

  2.2.2. Kehamilan yang tidak diinginkan Biasanya pasangan akan merasa sangat bahagia bila istri dipastikan hamil, apalagi yang sangat mendambakan kehadiran buah hati. Kenyataan menunjukkan bahwa kadang kehamilan tak ubahnya mimpi buruk yang menjadi kenyataan, berujung pada fakta yang dirasakan bagai sebuah tragedi. Suatu realitas kehidupan yang tidak hanya menyangkut diri wanita, tetapi juga keluarga bahkan masyarakat sekitarnya.

  Unwanted pregnancy atau kehamilan tak diinginkan merupakan

  terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberikan istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya. Umumnya, unwanted pregnancy berkisar pada terjadinya kehamilan di luar nikah, sehingga bukan kebahagiaan yang sedang dialaminya.

  Ada beberapa kejadian yang biasanya mendahului unwanted pregnancy, meskipun kehamilan didapatkan dalam pernikahan. Antara lain jumlah anak sudah cukup banyak, merasa umur terlalu tua untuk hamil, riwayat kehamilan atau persalinan sebelumnya yang penuh penyulit dan komplikasi, alasan ekonomi, merasa terlanjur mengonsumsi obat atau menderita kelainan yang dikhawatirkan membuat cacat pada anak, riwayat melahirkan anak cacat (mungkin lebih dari satu kali), pasangan suami istri di ambang perpecahan, dan kegagalan penggunaan alat KB atau kontrasepsi. Hal lain yang lebih menyedihkan adalah kehamilan hasil perkosaan atau kehamilan pada ibu cacat mental. Hasil hubungan sesama anggota keluarga sedarah (incest) kadang juga dijumpai, serta rasa malu akibat kehamilan di usia tua (BPS, 2000)

  2.2.3. Dukungan Sosial dari Suami dan Keluarga