TINGKAT KECEMASAN IBU POSTPARTUM YANG ASINYATIDAK LANCAR DI RUANG BERSALIN RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

  TINGKAT KECEMASAN IBU POSTPARTUM YANG ASINYATIDAK LANCAR DI RUANG BERSALIN RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

  ISFAUL HASANA WULANDARI 11001072 Subject : Tingkat kemasan, Postpartum, ASI tidak lancar DESCRIPTION

  Masa nifas merupakan masa penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.Setelah melahirkan, ibu harus mengembangkan kepercayaan diri dalam pemberian ASI juga perlu diperhatikan. Sekitar 80 ibu postpartum akan mengalami periode emosional, ibu akan mengalami perubahan mood, cemas, pusing serta perasaan sedih dan salah satu penyebabnya adalah kegiatan menyusui bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu postpartum

  Jenis penelitian deskriptif.Variabel penelitian tingkat kecemasan ibu postpartum yang ASInya tidak lancar.Populasi ibu postpartum yang ada di ruang bersalin sebanyak 29 responden, sampel sebagian ibu postpartum sebanyak 21 ibu hamil.Teknik sampling menggunakan consecutive sampling .Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 April – 07 Mei 2014 di Ruang Bersalin RSUD. Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Instrument penelitian menggunakan lembar kuesioner.Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring, entry

  data, cleaning , dan tabulasi, lalu disajiikan dalam tabel distribusi frekuensi.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang Bersalin RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo didapatkan paling banyak ibu hamil mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 8 responden (38,1%).

  Tingkat kecemasan ibu postpartum yang asinya tidak lancar disebabkan oleh beberapa faktor yang melatarbelakangi kecemasan yakni usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas ibu.

  Simpulan tingkat kecemasan ibu postpartum mengalami cemas sedang. Oleh karena itu tenaga kesehatan khususnya perawat dalam mengatasi kecemasan ibu yang ASInya tidak keluar yakni memberikan penyuluhan dan memberikan konseling kepada ibu untuk beristirahat yang cukup, menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan pasca persalinan.

  ABSTRACT

  Puerperium is the most important time to play close attention for decreasing to maternal and infant mortality in Indonesia. After delivery, the mother also should be paid attention to confident in breastfeeding. About 80 mother will experience postpartum emotional period, the mother will experience mood changes, anxiety, dizziness and feelings of sadnes and one of reansons is breastfeeding the baby. The purpose of this study is to determine the level of maternal postpartum anxiety.

  The type of this study is descrptive the variable is maternal postpartum anxiety level that their feeding do run well . The popolation is all of postpartum mothers in the maternity ward get 29 respondents, the majority sample of postpartum mothers get 21 pregnant women. The technique uses consecutive sampling. The study had been conducted on 29 April to 7 May 2014 in the Delivery room of RSUD dr.Abdoerrahem at Situbondo. The instrument uses a questionnaire. The data processing tecniques use editing, cooding, scoring, data entry, cleaning, and tabulation the last, the are presented with the frequency distribution table.

  Based on the results of study conducted at the maternity of RSUD Abdoerrahem in Situbondo, we get most pregenant women who experience anxiety consist of eight respondents (38.1%).

  Postpartum maternal anxiety levels that their breast feeding doesnt run well is several factors underly anxiety that are age, education level, occupatio and maternal parity.

  The conclusions, postpartum maternal anxiety levels have middle anxiety. Therefore, health workers, especially nurses overcome anxiety maternal that their breast feeding doesn’t run well. So, they should give counselling to maternal about anough taking rest and family should support after delivery.

  Keywords : Anxiety, Postpartum, breastfeeding is not smooth

  Contributor : 1. Nur Saidah, S. Si. T., M. Kes

  2. Vonny Nurmalya M., S. Kep. Ns Date : 14 Mei 2014 Type Material: Laporan Penelitian URL : - Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

  Masa nifas merupakan masa penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia (Saleha, 2009). Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula atau sebelum hamil (Safrudin, 2009).Setelah melahirkan, ibu harus mengembangkan kepercayaan diri dalam keterampilan perawatan diri.Selain hal tersebut keberhasilan dalam pemberian ASI juga perlu diperhatikan. Sekitar 80 ibu postpartum akan mengalami periode emosional, ibu akan mengalami perubahan mood, cemas, pusing serta perasaan sedih dan salah satu penyebabnya adalah kegiatan menyusui bayi (Bahiyatun, 2009). Memberi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi perjuangan tersendiri bagi seorang ibu (Juwitasari, 2013).Dimana memberikan ASI merupakan nutrisi alamiah yang terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan (Saleha, 2009).Namun, ada kalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI, dimana kendala tersebut yakni ASI tidak keluar atau jumlah ASI yang dianggap kurang, hal tersebut menyebabkan ibu panik atau cemas (Riksani,

  Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan (Depkes RI, 2010). Berdasarkan penelitian di Surabaya pada tahun 2004 menunjukkan 46% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan yang melakukan perawatan payudara sekitar 34% (Subijakto, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di Ruang Bersalin RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo pada tanggal 06 Maret 2014 dari 10 responden keseluruhan ASInya tidak keluar pada hari pertama responden mengatakan merasa khawatir ASInya tidak lancar.

  Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan, bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah drustasi, serta emosional. Gangguan mood selama periode post partum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara (Saleha, 2009). Kecemasan yang terjadi pada periode postnatal disebabkan karena adanya proses transisi wanita dan pria dalam proses menjadi orang tua, terjadi penyesuaian diri yang besar diantara hubungan mereka dan orang lain (Febriana, 2011). Selain hal tersebut faktor yang menyebabkan terjadinya kecemasan pada ibu post partum yakni adanya perubahan hormone, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum sembuh. Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara bengkak dan nyeri jaitan, rasa mulas, ketidamampuan beradaptasi terhadap perubahan fisk emosional yang kompleks, faktor umum dan paritas, pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan (Rukiyah, 2010). Perasaan tidak nyaman (perasaan takut, marah, gelisah, sedih, kesal, cemas, malu atau nyeri) pada ibu menyusui, akan menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin yang akhirnya mengurangi ASI, ibu menyusui harus bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya sehingga ASI akan tetap keluar mencukupi kebutuhan bayi. Rasa yakin pada ibu untuk bisa menyusui bayinya selama 6 bulan, secara tidak langsung akan meningkatkan produksi ASI dan membantu kelancaran proses menyusui. berpikiran negatif, menjadi faktor pendukung agar ASI tidak keluar untuk memenuhi kebutuhan bayi, untuk itu ibu harus percaya diri, hormon di dalam tubuh terpacu untuk memproduksi ASI terus menerus (Susanti, 2013).

  Upaya yang dapat dilakukan ibu untuk mengurangi rasa cemasnya yakni dapat dilakukan dengan cara membicarakan rasa cemas yang dialami, bersikap tulus ikhlas dalam menerima aktivitas dan peran baru setelah melahirkan, bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfectionis dalam mengurus bayi dan rumah tangga, belajar tenang dan menarik nafas panjang dan meditasi, kebutuhan istirahat yang cukup, berolahraga ringan, bergabung dengan kelompok-kelompok ibu-ibu baru, dukungan tenaga kesehatan, dukungan suami, keluarga, teman sesama ibu. Peran perawat dalam mengatasi kecemasan ibu yang ASInya tidak keluar yakni memberikan penyuluhan dan memberikan konseling kepada ibu untuk beristirahat yang cukup, menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan pasca persalinan (Rukiyah, 2010).

METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang ada di Ruang Bersalin RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling

dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 21 ibu hamil.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesionermenggunakan skala HARS. yang telah dikembangkan sebanyak 14 soalDari 21 responden diklasifikasikan semua kriteria: 1) Tidak Cemas 2) Cemas Ringan 3) Cemas Sedang 4) Cemas Berat 5) Cemas Panik

HASIL PENELITIAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang Bersalin RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo didapatkan bahwa paling banyak mengalami cemas sedang yaitu sebanyak 8 responden (38,1%).Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan meruakan suatu reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, dan karena itu berlangsung tidak lama.Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Suparyanto, 2011). Ansietas merupakan istilah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yakni menggambarkan keadaan kekhawatiran, kegelisahan, yang tidak menentu, atau reaksi ketakutan dan tidak tentram yang terkadang disertai berbagai keluhan fisik (Pieter, 2011).Sebuah persoalan yang muncul pasti ada yang melatar belakanginya sehingga permasalah itu timbul demikian juga kecemasan yang dialami oleh ibu postpartum, ada penyebab yang melatar belakangi kecemasan disebabkan oleh tidak lancarnya ASI pada ibu postpartum, hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas ibu.Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa usia berpengaruh terhadap konsep diri remaja terutama pada harga dirinya. Hal ini sesuai dengan teori Santrock (2007) tentang faktor yang mempengaruhi harga diri, yaitu usia. Namun, apa yang terjadi di lapangan dengan yang ada di teori hasilnya bertolak belakang.

  Berdasarkan hasil di lapangan, remaja yang menikah di usia 12-19 sebagian besar memiliki harga diri positif, yaitu 11 remaja (55%), sedangkan menurut teori Santrock (2007) harga diri remaja perempuan justru mengalami penurunan dari usia 12-17 tahun. Penulis berasumsi bahwa hal tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal mereka. Lingkungan tempat tinggal juga bisa mempengaruhi sikap seseorang terhadap sesuatu, seperti di Desa Kladi dan Desa Batu Salang yang sebagian besar remajanya sudah menikah tetapi mereka ada yang memilih tinggal dengan orang tuanya. Kemungkinan besar hal tersebut yang membuat harga diri positif pada remaja yang menikah muda karena jika ada masalah langsung di musyawarahkan dengan orang tua.

  SIMPULAN

  Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dilakukan Tingkat Kecemasan Ibu Postpartum Yang ASI nya Tidak Lancar Di Ruang bersalin RSUD dr. Abdoerrahem Situbondo didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu post partum multipara yaitu sebanyak 14 responden (66,7%) dan berdasarkan hasil tabulasi didapatkan bahwa sebagian kecil responden multipara mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 5 responden (23,8%).

  REKOMENDASI

  1. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih luas dengan jumlah yang lebih banyak, serta dapat melakukan penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu post partum yang ASInya tidak keluar.

  2. Bagi Tenaga Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan atau referensi sebagai masukan dalam melakukan upaya peningkatan kualitas perkembangan profesi keperawatan meternitas pada ibu postpartum yang ASInya tidak keluar.

  3. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian hendaknya digunakan untuk bahan masukan bagi tenaga kesehatan. Selain itu tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memberikan informasi, KIE atau penyuluhan kepada ibu post partum yang ASInya tidak lancar.

  4. Bagi Masyarakat Masyarakat khususnya ibu post partum yang ASInya tidak keluar diharapkan dapat lebih aktif mencari informasi tentang cara mengatasi apabila ASI tidak lancar.

ALAMAT CORRESPONDESI

  Alamat Rumah : Bletok, Situbondo E-mail : isfaulwulan@gmail.com No Hp : 089660613994