Iman kepada Malaikat (Roqib dan Atid) kepada siswa SMA Studi korelasi teori piaget dan teori erik erikson

  

IMAN KEPADA MALAIKAT (ROQIB

DAN ATID)

KEPADA SISWA SMA

  

STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN

TEORI ERIK ERIKSON Disusun oleh : Muh. Azam Khasanal Bashari G000120027

  Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Dosen Pengampu : Drs. Ma’arif Jamuin, M.Si

A. LATAR BELAKANG

  

Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat

islam sendiri, khusunya kaula muda. Mereka yang mengaku islam, justru kebanyakan tidak

tahu mengenai ajaran ( syariat) islam, pedoman islam, asas-asas agama islam, dan lain-lain

yang berkaitan dengan islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi

kita yang notabene sebagai mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih

dalam sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali

terhadapnya.

Banyak sekali sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk

kita ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, agama islam memiliki dua

asas yaitu, islam dan iman yang tertuang dalam lima rukun islam dan enam rukun iman.

Oleh karena itu dalam dunia pendidikan seorang Guru Agama Islam dalam menanamkan

ilmu agama kepada peserta didik harus bisa memahami dan mengerti sesuai dengan umur

mereka dan menggunakan metode-metode yang sesuai dengan jenjang usia mereka. Dari

latar belakang ini penulis ingin bagimana menerapkan rukun iman yaitu iman kepada

malaikat kepada anak SMA kelas 2 bagimana menanaman dan aplikasi Teori psikologi yang

mengkorelasikan Teori Piaget dan Teori Erik Erikson.

B. PENGERTIAN MALAIKAT

  

Menurut bahasa ٌةةَكِئَل َةم ” bentuk jama’ dari ٌكَل َةم ”. Konon malaikat berasal dari kata

ُةةَكْوُل َةةأ ” (risalah) atau menyampaikan pesan, dan ada yang menyatakan dari َكَةل ”

(mengutus) dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya. (Abdul Majid Az-

Zandani, dkk 2001:123)

Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis mahluk Allah yang ia ciptakan

khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-

tugas-Nya. Allah berfirman di dalam Al-Quran, Q.S. al-Anbiya’:19-20 : )

  19 ( َنْوُرِسْحَتْسَيَلَو ِهِتَداَبِع َنْوُرِبْكَتْسَي َل ُهَدْنِع ْنَمَو ِضْرْ ْلاَو ِتآوََمسلا ىِف ْنَم ُهَلَو

Artinya : “Dan kepunyaan-Nya lah segala yang di langit dan dibumi. Dan malaikat-

malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk

menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih”.

  ) 20 ( َنْوُرُتْفَيَلَراََمنلاَو ََْْملا َنْوُححبَسُي Artinya : “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”.

  

Sedangkan menurut istilah syara’, malaikat berarti Mahluk ghaib

yang diciptakan Allah yang berasal dari nur atau cahaya dengan

wujud dan sifat-sifat tertentu dan senantiasa mengabdi dan taat

kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan malaikat

diciptakan, tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia

pertama. (Abdul Majid Az-Zandani, dkk 2001:126) Allah berfirman dalam, Q.S. al-Baqarah:30 :

  ُكِفْسَيَو اةََِْف ُدِسْفُي ْةنَم اةََِْف ُةََعْجَتَأ اوُلاَق ۖ ًةَفِْلَخ ِةضْرَ ْلا يةِف ٌةَِعاَج يحِّإ ِةةَكِئ َلََْلِل َةككَّر َةلاَق ْذِإَو َكَل ُِحدَََُّو َكِدََْحِّ ُِحبَسُّ ُنْحََّو َءاَمحدلا َنوََُلْعَت َل اَم ُمَلْعَأ يحِّإ َلاَق ۖ

  

Artinya :“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada

malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan

Tuhan itu dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya Tuhan kami)

hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat

bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal

kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang

C. TUGAS MALAIKAT RAQIB

1. Pengertian dan Tugas Malaikat Raqib

   Raqib adalah nama malaikat yang menulis segala amalan kebaikan kita. Malaikat Raqib biasanya bersama

dikaitkan bersama malaikat Atid. (Abdul Majid Az-

Zandani, dkk 2001:130)

   Contoh ketika kita melakukan sholat, maka akan dicatat malaikat Raqib.

   Tugas utama Malaikat Raqib dari Allah cuma satu: mencatat kelakuan baik. Malaikat Raqib sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah, mencatat apa adanya baik dicatat baik dan buruk tetap buruk.

  Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya,

3. Dalil & Hadist Tentang Malaikat Raqib

  

Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara

malaikat ada yang bernama Raqib dan 'Atid. Allah

Ta'ala berfirman : " Tidak suatu ucapan pun yang

diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat

pengawas yang selalu hadir" (QS. Qaaf : 18).

  

Malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan

dan amal perbuatan buruk manusia. Tentang

keberadaan malaikat Raqib dan Atid ini diterangkan

oleh Allah SWT  “ Tiada suatu yang diucapkan

manusia, melainkan didekatnya ada (yang

mencatatnya, yakni) Raqib dan Atid.” (QS. Qaf :

18).

D. TUGAS MALAIKAT ATID

1. Pengertian Malaikat Atid

   Malaikat 'Atid adalah nama malaikat yang bertugas untuk menulis segala amalan keburukan kita. Malaikat Atid biasanya bersama dikaitkan bersama dengan malaikat Raqib. (Abdul Majid Az-Zandani, dkk 2001:132)

   Sebenarnya tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Al Qur'an atau hadits yang menyatakan bahwa nama malaikat ini bernama Atid, hanya Kirâman Kâtibîn saja yang disebutkan di dalam surah Qaaf, Al Infithaar dan Az-Zukhruf. Malaikat ‘Atid adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan.

2. Hadist Tentang Malaikat Atid

  

Dari Abu Umamah r.a., dari Nabi s.a.w. sabdanya: Malaikat

yang di sebelah kanan (yang menjadi penulis kebaikan)

ialah ketua kepada yang di sebelah kiri; maka apabila

seseorang melakukan sesuatu kebaikan,  dituliskan

baginya kebaikan itu menjadi sama dengan sepuluh

kebaikan yang tersebut dan apabila ia melakukan sesuatu

kejahatan,  lalu Malaikat yang di sebelah kiri hendak

menulisnya, berkatalah Malaikat yang di sebelah kanan

tunggu dahulu; lalu ia menunggu selama enam atau tujuh

jam;  kemudian jika orang itu beristighfar dari perbuatan

jahat itu, tidaklah dituliskan sesuatu pun; dan jika ia tidak

meminta ampun kepada Allah Taala, dituliskan baginya

satu kejahatan saja." (Tabarani dan Ibn Marduwiah).

  Dalam Hadis ini diterangkan beberapa perkara mengenai kedua Malaikat itu :

  1. Satu berada di sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri setiap orang manusia.

  2. Yang di sebelah kanan ialah yang menulis amal kebaikan dan menjadi ketua kepada yang di sebelah kiri, yang menulis amal jahat.

  3. Tiap-tiap satu kebajikan ditulis dengan sepuluh kebajikan, dan tiap-tiap satu kejahatan ditulis satu kejahatan sahaja.

  4. Amal jahat tidak ditulis melainkan setelah diberi tempoh enam atau tujuh jam - dengan arahan dari Malaikat sebelah kanan.

  5. Sekiranya orang yang melakukan kejahatan itu beristighfar memohon ampun dari Allah Taala dalam tempoh yang tersebut, maka kejahatan itu tidak ditulis.

  6. Allah s.w.t Maha Mengetahui akan segala yang lahir dan yang tersembunyi, tetapi bagi melahirkan kebesaran kerajaan-Nya dan keadilan pemerintahan- Nya maka segala apa jua yang dilakukan oleh setiap manusia - sama ada yang baik atau yang buruk - diperintahkan menulisnya dalam surat amalnya oleh dua Malaikat yang ditugaskan khas mengenainya supaya dapat dilihat dan dibaca oleh orang itu sendiri pada hari akhirat kelak. (Abdul Majid Az-

TEORI PIAGET DALAM PEMBELAJARAN IMAN KEPADA MALAIKAT

  (ROQIB DAN ATID) SISWA SMA Teori Piaget : Tahap Operasional Formal (formal operational stage)

  Remaja memasuki apa yang disebut oleh Piaget sebagai tingkat perkembangan kognitif tertinggi operasional formal ketika mereka mengembangkan kapasitas pemikiran abstrak. Perkembangan tersebut biasanya terjadi di usia sekitar 11 hingga 15 tahun, memberikan mereka cara manipulasi informasi yang baru dan lebih kompleks. (Diane E.Papalia, 2014: 24) Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran. Sebaliknya, mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotesis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Selain abstrak pemikiran remaja juga idealistis.

  Remaja mulai berfikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain dan membandingkan diri mereka dan orang lain dengan standar-standar ideal ini, sementara anak-anak lebih berfikir tentang apa yang nyata dan apa terbatas. (John W. Santrock, 1995: 10) Melihat ini uraian diatas bahwa siswa SMA pada usianya tersebut sesuai dengan teori Piaget operasional formal diatas, bahwa sudah bisa berfikir lebih

TEORI ERIK ERIKSON DALAM PEMBELAJARAN IMAN KEPADA

  Dalam teori Erikson, ada beberapa tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas yang mengharapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka.

  Termasuk integrasi perkembangan personal, emosional dan sosial, serta implikasinya dalam proses pembelajaran.( Sarwono 2012 : 45) Berikut tahapan menurut Erik Erikson :

  1. Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenangkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga.

  (Isbandi Rukminto, 1994 : 67)

  2. Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu.

  3. Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah.

  4. Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.

5. Tahap 5 : Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran) Tahap kelima

  

merupakan tahap adolesen(remaja), yang melalui periode perkembangan masa remaja 12-

18/20 tahun. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian

dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Menurut Erikson masa ini merupakan masa

yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat

identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan

bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Pada tahap ini remaja memiliki

kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak/berurutan 2 ragam kemampuan

kognitif :

a. Kapasitas menggunakan hipotesis.

  

b. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak, logis dan idealistik (berfikir tentang

pemikiran itu sendiri). (Isbandi Rukminto, 1994 : 68)

Melihat ini uraian diatas bahwa siswa SMA sesuai dengan usianya dengan teori erik erikson

pada tahap identitas diri vs kekacauan peran. Dimana anak usia tersebut mulai menemukan

perkembangan identitas dirinya, mengetahui dirinya dan mengerti cara terjun ke tengah

masyarakat.

  

MENGKORELASIKAN

TEORI PIAGET DAN ERIK ERIKSON

  

1. Kolerasi Toeri Piaget menggunakan tahap operasional formal dan teori erik erikson

menggunakan tahap Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran) dilihat dari dua tahap diatas usianya bisa digunakan pada siswa SMA.

  

2. Kolerasi anak usia anak SMA kelas 2 pada Teori Piaget sudah bisa berfikir abstrak dan Teori Erikson ketika anak dalam pencapaian identitasnya, kedua teori ini dalam tahap aplikasinya saling berhubungan dan melengkapi dalam pencapaian iman kepada malaikat (Roqib dan Atid). APLIKASI PEMBELAJARAN IMAN KEPADA MALAIKAT (ROQIB DAN ATID)

ANAK SMA

  STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK ERIKSON

  

Dalam tahap aplikasi yang sudah dikolerasikan Teori Piaget dan Teori Erikson sehingga dalam proses

bagaimana mengajarkan anak tentang malaikat(Roqib dan Atid) bisa dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut : 

  Guru memberikan sebuah pengertian tentang apa itu malaikat dan apa tugas dari malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal baik dan buruk manusia.

   Ketika itu anak pada usia ini akan merespon bahwa apapun apa yang kita berbuat akan dicacat oleh malaikat.

   Setelah seorang anak mempunyai gambaran tentang malaikat, selanjutnya kita dapat menjelaskan bagaimana penerapan iman kepada malaikat pada kehidupan sehari-hari.

   Ketika anak SMA sudah bisa berfikir abstrak, misal akan berbuat mencuri, maka ia akan berfikir logis bahwa perbuatan jahat itu akan dicatat oleh malaikat Atid. Sebaliknya misal ketika menolong orang dijalan, maka ia akan berfikir logis bahwa perbuatan itu baik akan dicatat oleh malaikat Roqib.

   Maka ketika anak dikatakan mempercayai dan mengimani kepada malaikat bisa dilihat dari tahap identitasnya pada teori erikson.

   Ketika anak tersebut dalam tahap pencapaian identitase ketika usia ini sudah bisa berfikir abstrak seperti gambaran diatas, secara otomatis sudah menemukan identitas seorang muslim yang beriman kepada Malaikat (Roqib dan Atid).

   Semakin perkembangan kognitif anak meningkat, semakin pula pencapaian identitas tersebut semakin bertambah yakin sebagai muslim yang beriman.

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DALAM PEMBELAJARAN MENURUT

  STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK ERIKSON Teori Piaget

  Dampak Negatif Dampak Positif

  1. Anak masih bertanya- tanya tentang

  1. Keinginan belajar tentang malaikat(Roqib dan Atid) islam bertambah. yang mencatat amalan-

  2. Perkembangan Kognitif amalan tersebut. meningkat.

  2. Anak cenderung menyakini ketika dijelaskan guru, ketika sudah diluar kelas kadang ingat, kadang tidak. Teori Erik Erikson Dampak Positif

  1. Pada Pencapaian Identitas/ jati dirinya lebih yakin sebagai seorang muslim yang beriman.

  Dampak Negatif

  1. Pada pencapaian Identitas/ jati diri meski sudah yakin, kadang juga cenderung berubah-ubah, karena pada usia ini masih labil.

2. Semakin ingin mengenal agama lebih dalam.

KESADARAN IMAN KEPADA MALAIKAT (ROQIB

  

STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK

ERIKSON

Kesadaran Iman kepada Malaikat (Roqib dan Atid) muncul

setelah siswa SMA memperoleh materi tentang Iman

kepada Malaikat(Roqib dan Atid). Hal ini terlihat pada

perubahan tingkah laku siswa setelah mereka

mendapatkan materi Iman kepada Malaikat (Roqib dan

Atid).

ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBELAJARAN IMAN KEPADA MALAIKAT

  (ROQIB DAN ATID) SISWA SMA STUDI KORELASI : TEORI PIAGET DAN TEORI ERIK ERIKSON

  Siswa SMA yang telah mendapatkan materi Iman kepada Malaikat(Roqib dan Atid) mengalami perubahan tingklah laku dari aspek psikologis dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :

  1. Berprilaku dengan tuturkata yang baik dan sopan.

  2. Cenderung sopan terhadap teman di sekolah.

  3. Patuh terhadap guru dalam pembelajaran disekolah.

  4. Takut berbuat buruk, karena sadar akan adanya Malaikat Atid.

  5. Senang berbuat baik, misal berinfaq, menolong teman, dll.

  

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan dari mengkorelasikan Teori Piaget dan Teori Erikson dalam

pembelajaran Iman kepada Maliakat (Raqib dan Atid), maka dari toeri tersebut sama-sama cocok

diterapkan SMA. Teori Piaget pada tahap operasional formal dan toeri eriksoon tahap Ego-Identity vs Role

Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran), dalam aplikasinya terhadap pembelajaran iman kepada

malaikat (Raqib dan Atid) dari kedua teori tersebut sama-sama saling melengkapi agar tercapainya siswa

yang menemukan identitas diri dengan bisa berfikir abstrak, logis dalam tercapainya kepercayaan iman

terhadap malaikat (Roqib dan Atid).

Sehingga dalam proses bagaimana mengajarkan anak tentang malaikat bisa dilakukan dengan cara

memberikan sebuah pengertian tentang apa itu malaikat dan apa tugas dari malaikat Raqib dan Atid yaitu

yang selalu mengawasi perbuatan baik dan buruk.

Dalam tahap aplikasinya, guru memberikan sebuah pengertian tentang apa itu malaikat dan apa tugas

dari malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal baik dan buruk manusia. Ketika itu anak pada usia ini

akan merespon bahwa apapun apa yang kita berbuat akan dicacat oleh malaikat. Setelah seorang anak

mempunyai gambaran tentang malaikat, selanjutnya kita dapat menjelaskan bagaimana penerapan iman

kepada malaikat pada kehidupan sehari-hari. Ketika anak SMA sudah bisa berfikir abstrak, misal akan

berbuat mencuri, maka ia akan berfikir logis bahwa perbuatan jahat itu akan dicatat oleh malaikat Atid.

Sebaliknya misal ketika menolong orang dijalan, maka ia akan berfikir logis bahwa perbuatan itu baik

akan dicatat oleh malaikat Roqib. Maka ketika anak dikatakan mempercayai dan mengimani kepada

malaikat bisa dilihat dari tahap identitasnya pada teori erikson. Ketika anak tersebut dalam tahap

pencapaian identitase ketika usia ini sudah bisa berfikir abstrak seperti gambaran diatas, secara otomatis

sudah menemukan identitas seorang muslim yang beriman kepada Malaikat (Roqib dan Atid).

  SEKIAN