UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA Oleh: NASHRUL HAQQI FIRMANSYAH

NIM. M1.14.026

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

  

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu

hanya di pikirkan.

  

Sebuah cita-cita juga hanya menjadi beban, jika itu

hanya angan- angan”

  PERSEMBAHAN Bapak dan ibuku tercinta, Adek-ku Aulia Marsha Meutia

  Sanggar Alif Salatiga & Nahnu Calon istriku yang belum dipertemukan SD Islam se-Kota Salatiga

  

PRAKATA

   

  Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Zakiyuddin Badawy, selaku direktur PPS IAIN Salatiga.

  3. Bapak Prof. Dr. H.M. Zulfa, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

  4. Semua dosen PPS yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S2 ini.

  5. Seluruh Kepala Sekolah, Guru PAI & Pelatih program ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga yang memberikan waktu kepada penulis, untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan tesis ini.

  6. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa meteril maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

  7. Seluruh saudara-saudaraku di sanggar Alif Salatiga maupun komunitas Seniman Indonesia yang telah memberikan dukungan & motivasi dalam hidup saya, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini.

  

ABSTRAK

  Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler keagamaan sebagai salah satu sarana peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam serta tercapainya tujuan pendidikan Islam. Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan mempunyai efek positif pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, menemukan upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

  Peneliti memilih SD Islam se-kota Salatiga karena disamping memiliki program ekstrakurikuler keagamaan, SD Islam se-kota Salatiga juga merupakan sekolah yang mengimplementasikan nilai-nilai Islam di lingkungan sekolahnya. Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan tehnik observasi, wawancara serta dokumentasi. Data penelitian ini bersumber dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru PAI, serta Pelatih Ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga.

  Dari penelitian ini ditemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar dan kondusif, serta sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif.

  Sedangkan untuk pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga berbeda-beda antara sekolah satu dengan yang lainya, dengan manajemen dan strategi yang berbeda-beda. Selain itu setiap pelatih ekstrakurikuler mengarahkan siswa untuk mengetahui lima aspek kurikulum PAI tidak hanya dalam kemampuan kognitif saja, tetapi sampai ke ranah afektif dan psikomotorik. Guna mencapai tujuan, SD Islam se-kota Salatiga mengoptimalkan faktor pendukung serta berupaya mengentisipasi faktor penghambat yang ada.

  Kata kunci: Ekstrakurikuler Keagamaan, Mutu Pendidikan Agama Islam

  ABSTRACT This study examines the religious extracurricular programs as one means of improving the quality of Islamic education and the attainment of the objectives of Islamic education. Religious extracurricular activities have a positive effect on student academic performance and can support the learning process. The existence of religious extracurricular program deemed necessary to support the achievement of learning objectives of Islamic education.

  The general objective of this study was to describe the religious extracurricular activities, Finding quality improvement efforts of Islamic education through religious extracurricular activities and determine the factors that influence the quality improvement efforts of Islamic education through extracurricular activities in Islamic Elementary School in Salatiga.

  The researchers chose Islamic Elementary School arround Salatiga, because besides having the religious extracurricular program, These schools also implement Islamic values in their school environment. To obtain the research results, the writer used descriptive method with qualitative approaches and techniques of observation, interviews and documentation. The research data was obtained from the School principal, vice principal of student affairs, Islamic education teachers, as well as extracurricular coaches in Islamic Elementary School in Salatiga.

  The astudy shows that the learning of Islamic Education implementation generally went smoothly and conducive, and used varied learning methods. While the implementation of religious extracurricular program in Islamic Elementary School in Salatiga is different between one school to another, and also the management. In addition, every extracurricular coaches lead students to know the five aspects of the Islamic education curriculum that was not only in cognitive aspect, but also to the affective and psychomotor. To achieve this goal, Islamic Elementary School in Salatiga optimize factors that support and inhibite factors that attempt to obstruct the goal.

  • Keywords: religious extracurricular, quality of Islamic education

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. vi HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vii HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. viii HALAMAN DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .............................................. ix HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1 A. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................... 2 1. Batasan Masalah................................................................................ 2 2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2 B. Signifikasi Penelitian ............................................................................. 3 1. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 2. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3 C. Telaah Pustaka ....................................................................................... 4 D. Kerangka Teoritis .................................................................................... 6 E. Metode Penelitian.................................................................................... 8 F. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12 A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam ............................ 12 1. Pengertian Mutu Pendidikan ........................................................... 12 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 13 3. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam .................................. 14 4. Prinsip Mutu Pendidikan Islam ..................................................... 15 5. Indikator Mutu Pendidikan Agama Islam ...................................... 15

  B.

  Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan ...................................................... 16 1.

  Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan .......................... 16 2. Fungsi dan Tujuan Program Ekstrakurikuler Keagamaan ............. 16 3. Jenis Program Ekstrakurikuler Keagamaan ................................... 18 4. Bentuk-Bentuk Program Ekstrakurikuler Keagamaan ................... 18

  BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA ..................... 21 A. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Islam Se-Kota Salatiga ............ 21 B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga .................................................................................................. 22 1. Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib ................................................ 24 2. Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan ................................................ 26 BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN MUTU PAI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN ....................... 32 A. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga ............................................ 32 1. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Wajib .......................................................................... 33 2. Upaya Meningkatkan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Pilihan.......................................................................... 36 B. Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Pengembangan Mutu PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-Kota Salatiga .................................................................................................. 42 1. Faktor Pendukung .......................................................................... 42 2. Faktor Penghambat.......................................................................... 43 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 45 A. Kesimpulan ........................................................................................... 45 B. Kritik dan Saran .................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

  DAFTAR TABEL Tabel

  Halaman

  1.1. Kerangka Konseptual. ................................................................................7

  3.1. Gambaran Program Ekstrakurikuler Keagamaan.....................................24 3. 2. Program ekstrakurikuler keagamaan SD Muhammadiyah Plus & SD Islam

  Kurma. .................................................................................................29 3. 3. Program ekstrakurikuler keagamaan di SD Al-

  Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah, SD Integral Hidayatullah dan SD Tahfidz. .........................................30 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

  Halaman Pedoman Wawancara ……………………………………………………49 Pedoman Dokumentasi ………………………………………………….50 Pedoman Observasi ……………………………………………………...50 Catatan Lapangan ………………………………………………………..51 Pengantar Bimbingan Tesis ……………………………………………...68 Lembar Konsultasi Pembimbing ………………………………………...69 Berita Acara Ujian Tesis………………………………………………….71 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ………………………………...72 Dokumentasi Foto ………………………………………………………..78 Biodata Penulis …………………………………………………………..83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan di Indonesia bertujuan untuk

  mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif,

  1 mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

  Sejalan dengan tujuan tersebut, dalam Bab X Pasal 36 disebutkan bahwa kurikulum yang disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia hendaklah memperhatikan beberapa hal, diantaranya peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia dan agama. Lebih khusus lagi ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 1 dan 3 bahwa pendidikan agama wajib diselenggarakan

  2

  pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Ketentuan ini menempatkan pendidikan agama pada posisi yang amat strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

  Pendidikan Agama Islam di Indonesia dewasa ini mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat, khususnya dalam membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa. Nurkhalis Majid mengatakan bahwa kegagalan Pendidikan Agama Islam disebabkan pembelajaran PAI lebih menitikberatkan

  3 pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.

  Demikian juga dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, PAI harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta didik, 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta: Departemen Agama R.I., Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2007, 5. 2 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan , (22 April 2010). 3 Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung

  4

  serta membangun moral bangsa (nation character building). Bagi penulis, proses membangun karakter bangsa ini perlu dilakukan dengan berbagai langkah dan upaya yang sistemik. Akhlak sebagai salah satu bagian terpenting dalam pendidikan hendaknya menjadi fokus utama dalam upaya pembentukan menjadi manusia dewasa yang siap untuk mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir. Pendidikan akhlak diharapkan akan mampu mengembangkan nilai-nilai yang dimiliki peserta didik menuju manusia dewasa yang berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  Berdasarkan problem di atas, maka seorang guru PAI dituntut untuk mempunyai terobosan-terobosan baru yang dinilai dapat meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Guru PAI harus mampu menyisipkan nilai-nilai pendidikan islam didalam setiap kegiatan yang ada di sekolah, salah satunya adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler guna menutupi kurangnya jam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk meneliti “Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1.

  Batasan Masalah.

  Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang jelas serta mengingat luasnya masalah yang hendak diteliti berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang diteliti akan dibatasi pada bagaimanakah upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.

2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

4 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; Upaya Pembentukan Pemikiran dan

  a.

  Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD islam se-kota Salatiga? b. Apa saja upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota

  Salatiga? c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya peningkatkan mutu

  Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga?

C. Signifikasi Penelitian

  Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain sebagai berikut: 1.

  Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SD Islam se-kota

  Salatiga.

  b.

  Menemukan upaya yang ada dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

  c.

  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

2. Manfaat Penelitian.

  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan dunia pendidikan secara umum, dan juga bagi peneliti sendiri khususnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber atau contoh pertimbangan dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam.

D. Telaah Pusataka

  Di bawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak perbedaannya dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan penelitian sebagai berikut:

  Hasil penelitian M. Ripin Ikwandi, dengan judul: “Peran Madrasah Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama di MI Raudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo”. Program pasca sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada bagaimana peran dan hasil peningkatan mutu pendidikan agama Islam di MI

  5 Roudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarjo.

  Hasil publikasi ilmiah Hoer Appandi, d engan judul “Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun

  Pelajaran 2012/2013”. Dalam tulisanya, Hoer Appandi lebih menitik beratkan bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu PAI melalui MBS

  6 yang dalam kesimpulanya terdapat beberapa peran kepala sekolah.

  Hasil Penelitian Miftakhul munir, dengan judul “Strategi guru PAI dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMAN 3 malang ”. Penelitian ini hanya menitik beratkan pada strategi guru PAI dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah menegah atas negeri 3 Malang,

5 M. Ripin Ikwandi,

  “Peran Madrasah Diniyah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama di MI Raudlotul Islamiyah Sawocangkring Wonoayu Sidoarj o”, Tesis, Program Studi Ilmu Keislaman, Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2013. 6 Hoer Appandi, “Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam

  

Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Pelajaran

2012/2013”, Publikasi Ilmiah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana Universitas sedangkan penulis lebih menitik beratkan apa dan bagaimana strategi yang

  7 digunakan guru PAI untuk meningkatkan mutu PAI.

  Hasil Peneliti an Jumadi, dengan judul “Internalisasi Nilai-nilai PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohaniahan Islam di SMAN Kuala Kapuas

  ”. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan internalisasi nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler kerohaniahan Islam di SMAN Kuala Kapuas serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa internalisasi nilai-nilai agama Islam dengan kegiatan ekstrakurikuler kerohaniahan sudah terlaksana dengan baik, adapun pelaksanaannya menggunakan dua cara yaitu langsung (keteladanan, pembiasaan, pengawasan,

  8 nasehat, hukuman) dan menggunakan cara tidak langsung (belajar dikelas).

  Hasil penelitian Adiyannor Hidayatullah, dengan judul “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan Pramuka Pada Gugus Depan Dikota Banjarmasin”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan pendidikan agama Islam pada gerakan pramuka dikota Banjarmasin serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambatnya.Adapun hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa pendidikan agama Islam pada gugus depan dikota Banjarmasin dilakukan dengan penanaman keimanan, shalat lima waktu, akhlak mulia dan mengetahui sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, ditambah dengan kegiatan ceramah kegiatan Isra Mi‟ raj dan Maulid Nabi Muhammad, tadabur alam, buka puasa bersama, shalat berjamaah, mengikuti lomba pengetahuan

  9 pendidikan agama Islam.

7 Miftakhur Munir,

  “Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang ”, Tesis, Program Studi Ilmu Keislaman, Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2010. 8 Jumadi, “Internalisasi Nilai-nilai PAI Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohaniahan

  Islam di SMAN Kuala Kapuas ”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Pasca Sarjana

  IAIN Antasari Banjarmasin 2014. 9 Adiyannor Hidayatullah, “Pembinaan Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Gerakan Pramuka pada Gugus Depan Dikota Banjarmasin ”, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam,

  Akhirnya, setelah dilakukan penyelidikan akan beberapa penelitian yang ada, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian thesis yang berjudul “Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di SD Islam Se-

  Kota Salatiga” dapat dikatakan memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun perbedaanya terletak pada rumusan masalah yang ingin diteliti dan dianalisa. Begitupun dengan hasil penelitian yang akan dihasilkan dari proses dan penganalisaan titik awal hingga titik akhir upaya meningkatkan mutu pendidikan agama islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD islam se-kota Salatiga.

E. Kerangka Teoritis

  Salah satu dari sekian banyak persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, bila dibandingkan dengan negara lain. Dari data hasil survey PERC ( The Political and Economic Risk Consultancy ) yang dipublikasikan oleh The Jakarta Post, edisi 3 September 2005, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita saat ini

  10 masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

  Untuk mencapai mutu pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam, seluruh SD Islam di kota Salatiga perlu menyusun strategi atau perencanaan yang baik dan terukur. Sehingga apa yang diharapkan yaitu output pendidikan yang bermutu betul-betul dapat terwujud. Untuk mencapai tujuan diatas tentunya bukan perkara yang mudah bagi SD Islam se-kota Salatiga, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana dengan baik untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.

  Upaya meningkatkan mutu PAI bisa ditunjang dengan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

  Edward mengatakan bahwa “Extracurricular

  designates an activity program as distinct and separate from the curriculum 10 and connotes subordinate or inferior status in relation to the formal

  11 curriculum Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang

  .” dilaksanakan diluar jam pelajaran intrakurikuler di kelas dan pelayanan konseling yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkewenangan atau berkemampuan di sekolah atau

  12 madrasah.

  Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana upaya program ekstrakurikuler di SD Islam se-kota Salatiga dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam, yang dalam hal ini peneliti terfokus dalam program ekstrakurikuler keagamaan. Gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini secara skematis penulis gambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:

Tabel 1.1. Kerangka Konseptual

  UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan PP RI Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan

  Upaya Peningkatan Mutu PAI Mutu Pendidikan

  Proses SD Islam Se-Kota

  Agama Islam

  Hasil akhir Salatiga

  Guna mencapai Pendidikan

  Prestasi

  Islam yang berkualitas Kegiatan Ekskul Keagamaan

  Wajib Pilihan 11 Mutu Pendidikan Agama Islam Edward J. Klesse, Student Activities in Today's Schools: Essential Learning for All Youth, America: R&L Education, 2004, 77. 12 Muhaimin dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Berdasarkan pada kerangka di atas, penulis jabarkan lagi bahwa peningkatan mutu PAI dituntut oleh Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat (1) dan Bab II Pasal 3, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 35 ayat (1), Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

  Pendidikan Agama Islam yang bermutu dapat dilihat dari proses pebelajaran yang mengacu pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, hasil akhir mencapai KKM yang bisa diukur melalui tes, serta prestasi yang didapat baik berupa tes kemampuan akademik maupun prestasi

  13 non akademik.

  Upaya peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembinaan program ekstrakurikuler keagamaan yang dapat ditempuh dengan berbagai bentuk, model dan cara. Upaya dan strategi guru PAI serta pembina ekstrakurikuler keagamaan memegang peranan penting dalam proses peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam.

  Perpaduan antara kegiatan ekstrakurikuler PAI yang disesuaikan dengan unsur-unsur dalam mutu Pendidikan Agama Islam akan menghasilkan sebuah proses pembinaan peserta didik di SD Islam se-Kota Salatiga yang nantinya akan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.

F. Metode Penelitian

  Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Sesuai dengan obyeknya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Adapun yang perlu diperjelaskan dalam penelitian ini adalah: 1. 13 Setting penelitian.

  

Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator cara

  Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar

  14 alamiahnya.

  Penelitian ini mengambil lokasi di seluruh SD Islam di kota Salatiga. Yaitu, SD Muhammadiyah (Plus), SD Al-

  Azhar, SDIT Nida’ul Hikmah, SD Islam Kurma, SD Integral Hidayatullah, dan SD Tahfidzul Qur’an An-Nida’.

  2. Subjek Penelitian.

  Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Kepala sekolah SD Islam se-kota Salatiga, guru PAI di SD Islam se-kota Salatiga, pelatih ekstrakurikuler keagamaan, serta Wakaur Kesiswaan. Selain itu dalam rangka mengembangkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, maka siswa yang mengikuti program ekstrakurikuler keagamaan juga terlibat didalamnya karena siswa adalah sasaran utama.

  3. Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya 4. Jenis dan Sumber data a.

  Jenis data, pada pendekatan penelitian ini kualitatif deskriptif berjenis analisis kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, dalam bidang pendidikan analisis kegiatan dilaksanakan terhadap upaya-upaya meningkatkan mutu pendidikan PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

  b.

  Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder, yang akan diuraikan sebagai 14 berikut:

  

John W.Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition,

  1. Sumber data primer, yaitu sumber data mengenai proses kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, dari mulai penyusunan program ekstrakurikuler keagamaan sampai dengan pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan. Data tersebut bersumber dari kepala sekolah dan kaur bidang kesiswaan di SD Islam se-kota Salatiga.

  2. Sumber data sekunder yaitu dari beberapa dokumen pelengkap dan pendukung data primer, yaitu berupa dokumen serta wawancara dengan KKG PAI maupun dinas pendidikan kota Salatiga tentang hasil pengembangan pendidikan agama Islam di SD Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

  5. Instrumen Penelitian Menurut Nawawi, dalam pengumpulan data diperlukan alat

  (instrumen) yang tepat agar data yang berhubungan dengan masalah dan

  15

  tujuan penelitian dapat dikumpulkan secara tepat. Dalam penelitian ini, instrumennya adalah peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama, karena peneliti yang memahami objek yang dikajinya. Selama di lokasi, dia dibantu dengan alat pedoman wawancara dan didukung dengan sejumlah instrumen lainnya seperti buku catatan untuk mencatat hal-hal penting yang menunjang kelancaran penelitian, tape recorder yang akan digunakan untuk merekam informasi dan pendapat informan yang berkaitan dengan upaya pengembangan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga, serta camera digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan.

  6. Tehnik analisis data.

  Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, aktivitasnya dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

15 Barda Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press,

  menerus sampai tuntas, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

  16 kesimpulan atau verifikasi.

G. Sistematika Pembahasan

  Secara sekeluruhan penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing disusun secara rinci dan sistematis. Bab pertama merupakan pendahuluan yang akan membahas tentang: Latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, signifikasi penelitian, telaah pustaka, kajian teoritis serta metode penelitian.

  Bab kedua memuat kajian teori yang terdiri dari subbab pertama landasan teori tentang kajian peningkatan mutu PAI yang meliputi pengertian mutu PAI, peningkatian mutu PAI, prinsip-prinsip mutu PAI serta indikator mutu PAI. Dilanjutkan dengan subbab kajian ekstrakurikuler PAI yang meliputi pengertian program ekstrakurikuler keagamaan, fungsi dan tujuan ekstrakurikuler keagamaan, jenis-jenis program ekstrakurikuler keagamaan serta bentuk program ekstrakurikuler keagamaan.

  Bab ketiga merupakan analisis pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga yang membahas tentang pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Islam se-kota Salatiga serta pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-Kota Salatiga.

  Bab keempat memaparkan analisis upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang membahas tentang upaya peningkatan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga serta faktor pendukung dan penghambat upaya pengembangan mutu PAI melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SD Islam se-kota Salatiga.

  Bab kelima adalah penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran- saran, yang kemudian dilanjutkan dengan daftar rujukan dan lampiran- lampiran. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Ganesha, 2006,

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam.

1. Pengertian Mutu Pendidikan

  Ishikawa mengatakan bahwa “Quality is meeting custtomer

  17 satisfaction mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan

  ”, suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa. Menurut Dzaujak Ahmad, mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah

  18 terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.

  Sedagkan menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskriptif, mutu

  19 ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes prestasi belajar.

  Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan kehidupan masyarakat

  17 Kaoru Ishikawa, What is Total Quality Contrail Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall International Inc, 1985, 11. 18 Dzaujak Ahmad, Penunjuk Peningkatan Mutu pendidikan di sekolah Dasar, Jakarta: Depdikbud 1996, 8. 19

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan menurut Routledge adalah process of acquiring or

  

20

imparting knowledge and skills . Pendidikan mengandung maksud suatu

  proses dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah The art of imparting or

  21 acquiring knowledge and habit through instructional as study .

  Menurut Dr. Muhammad Ibrahim SA, meyatakan bahwa: Islamic education in true sense of temr, is a system of education which en-anbles a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenents of Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memungkinkan seseorang mampu menjalani kehidupan sesuai dengan ideologi Islam, sehingga ia dalam menjalani

  22 hidupnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

  Muhaimin dan Abdul Mujib mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai- nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam

  23

  segala aspeknya. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam maka harus berproses melalui sistem pendidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler. Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq (moralitas) dan

  24

  pengalamanya. Dari keempat potensi esensial ini menjadi tujuan 20 fungsional pendidikan Islam. Oleh karenanya, dalam strategi pendidikan 21 Routledge, Key Wood Education The Basics, New York: Routledge, 2011, xii.

  Park, Joe (ed), Selected Reading in thePhilosopy Of Education, New York: The Macmillan Company, 1962, 3. 22 H.M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: Golden Pers, 1991, 7. 23 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993,136. 24 Moh. Fadhil al-Djamali, al-Tarbiyah al Insan al-Jadid , Tunisia al- Syghly: Matba’ah al- Islam, keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses pendidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan.

3. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam.

  Konteks pendidikan berbeda dengan organisasi lain karena sifatnya yang intangible, pendidikan mengharapkan hasil/produk bukan semata- mata keluaran secara kuantitatif, akan tetapi outcome atau hasil yaitu lulusan yang bermanfaat di lingkungan sesuai proses yang dialkukan.

  Output pendidikan merupakan fokus dari ikhtiar pendidikan, dan input

  menjadi masukan yang penting bagi output, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input sekolah tersebut yang terkait dengan individu-individu dan sumber-sumber lain yang ada di sekolah. Hal ini menjelaskan kedudukan komponen-komponen tersebut bahwa output memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Proses memliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki 25 kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output. Mutu dalam pendidikan Islam mengacu pada proses dan hasil pendidikan, dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasarana, sumber belajar, serta penciptaan suasana yang kondusif. Dukungan kelas berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponan dalam proses belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas; baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil test kemampuan akademis (Hasil ulangan atau ujian), dapat 25 pula prestasi bidang lainnya, seperti: olah raga, seni, bahkan prestasi

  Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible)

  26 seperti suasana disiplin, keakraban, kebersihan, dsb.

  4. Prinsip-Prinsip Mutu Pendidikan Islam.

  Pengembagan pendidikan agam Islam pada sekolah juga mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, bahwa pendidikan islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, pertama, pendidikan agama diselenggarakan dalam bentuk pendidikan agama islam di satuan pendidikan pada semua jenjang dan jalur pendidikan. Kedua, pendidikan umum berciri Islam pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi pada jalur formal dan non formal, serta informal. Ketiga, pendidikan keagamaan islam pada berbagai satuan pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang diselenggarakan pada jalur formal, dan non formal, serta informal.

  Pengembangan kurikulum pendidikan agama islam pada sekolah diarahkan pada peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Agama Islam pada sekolah dengan perkembangan kondisi lingkungan lokal, nasional dan global, serta kebutuhan peserta didik. Kegiatan dalam rangka pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam tingkat satuan 27 pendidikan.

  5. Indikator Mutu Pendidikan Agama Islam Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan Islam yaitu hasil akhir pendidikan misalnya tes tertulis, anakdot, skala

  28

  sikap. Dalam konteks pendidikan islam, indikator mutu berpedoman pada konteks hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada kurun waktu tertentu. Sedangkan prestasi yang dicapai 26 dapat berupa hasil tes kemampuan akademik atau prestasi non akademik. 27 Sutrisno, Pendidikan Islam Yang Menghidupkan, Yogyakarta: Kota Kembang, 2008, 52.

  Mohammad Ali, Article, Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, 19 September 2010. 28 Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21;Indikator

cara mengukur dan faktor faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan , Bandung: Sindo,

B. Kajian Ekstrakurikuler Keagamaan.

  1. Pengertian Program Ekstrakurikuler Keagamaan.

  Program ekstrakurikuler keagamaan adalah berbagai program kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dalam rangka memberikan arahan bagi peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui kegiatan belajar dikelas serta untuk mendorong pembentukan pribadi peserta didik dan penanaman nilai-nilai agama dan akhlakul karimah peserta didik. Tujuannya adalah membentuk

  29 manusia yang terpelajar dan bertaqwa kepada Allah SWT.

  Program ekstrakurikuler keagamaan ini dikemas melalui shalat berjamaah, shalat dhuha, tadarus Al- Qur’an, khitabah, MTQ, Hadrah dan berbagai program social keagamaan lainnya yang dilaksanakan di luar jam sekolah. Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan antara satu sekolah dengan sekolah yang lain berbeda karena variasinya sangat 30 ditentukan oleh kemampuan guru, siswa, dan kemmapuan sekolahnya.