PENGARUH LIKUIDITAS DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012- 2016)
1 PENGARUH LIKUIDITAS DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-
12016)
2 Riska Pitria , Trisnadi WijayaSTIE Multi Data Palembang Jl. Rajawali No.14 Palembang Telp (0711)376400 Jurusan Akuntansi, Palembang
Abstrak
Penerimaan pajak di Indonesia mendatangkan hasil yang cukup besar bagi pelaksanaanpembangunan. Di sisi lain, bagi perusahaan pajak merupakan beban sehingga perusahaan
cenderung agresif terhadap pajak dengan melakukan penghematan pajak melalui perencanaan
pajak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh likuiditas dan corporate social
responsibility terhadap agresivitas pajak dengan corporate governance sebagai variable
pemoderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2012-2016. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling
dengan metode purposive sampling dan jumlah sampel yaitu 50 perusahaan. Teknik analisis data
yang digunakan adalah uji regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
likuiditas berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak sedangkan corporate social responsibility
tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Variabel moderasi komite audit tidak mampu
memoderasi pengaruh likuiditas dan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak.Kata Kunci: agresivitas pajak, likuiditas, corporate social responsibility, corporate governance
Abstract
Tax revenues in Indonesia bring considerable result for the implementation ofdevelopment. On the other hand, for tax companies it is an expense so companies tend to be
aggressive against taxes by making tax savings through tax planning. This research was conducted
to analyze the impact of liquidity and corporate social responsibility to aggressiveness of tax with
corporate governance as a moderate. The research was conducted manufacturing company listed in
Indonesia stock exchange period 2012-2016. Sampling technique used is non probability sampling
technique with purposive sampling method and the number of samples are 50 companies.
Technical analysis of data used is multiple linear regression test. Based on the results of the
research, it is known that liquidity negatively effects on tax aggressiveness while corporate social
responsibility no effects on tax aggressiveness. The audit committee variables are not able to
moderate the influence of liquidity and the influence of corporate social responsibility on tax
aggressiveness.2 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara kepada negara yang terutang salah satu jenis pajak yang memberikan kontribusi terbesar adalah Pajak Penghasilan (PPh), baik PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) maupun PPh Wajib Pajak Badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Badan Pusat Statistik periode tahun 2013-2017, penerimaan pajak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah) 2013-2017 2013 2014 2015 2016 2017Total 1.432.058,6 1.545.456,3 1.496.047,3 1.784.249,9 1.736.256,7 Penerimaa
3
n Negara Penerimaa 1.077.306,7 1.146.865,8 1.240.418,8 1.539.166,2 1.495.839,8 n
6 Perpajaka
n
75,23% 74,21% 82,91% 86,26% 86,15%
Persentase
Sumber : 2018 Komposisi penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) pada tahun 2013 sampai dengan 2017 yaitu 80% lebih berasal dari penerimaan perpajakan dan sisanya berasal dari penerimaan bukan pajak dan hibah. Dilihat dari besarnya persentase yang bersumber dari pajak , sudah selayaknya bila perpajakan mendapat perhatian yang serius bagi pemerintah. pajak yang diambil dari penghasilan perusahaan akan mengurangi jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Padahal tujuan utama perusahaan beroperasi adalah memaksimalkan laba dan meminimalkan beban, dimana perusahaan berusaha untuk mengefisiensikan beban pajaknya sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam rangka mensejahterakan pemilik dan melanjutkan kelangsungan hidup perusahaannya. Oleh karenanya pemilik perusahaan diduga akan cenderung lebih suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif (Sari & Martani, 2010).
Di Indonesia, agresivitas pajak merupakan masalah yang terjadi setiap tahun. Banyak perusahaan yang memperoleh laba di Indonesia membayar pajaknya di luar negeri karena tarif pajak efektif luar negeri lebih rendah. Terdapat banyak kasus di Indonesia yang melibatkan Wajib Pajak Badan, terutama berkaitan dengan usaha- usahanya dalam meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan melalui berbagai cara.
Fenomena dalam penelitian ini adalah PT Wilmar Nabati Indonesia merupakan perusahaan dibawah Group Wilmar International Limited yang merupakan perusahaan manufaktur. Kasus dugaan korupsi berupa restitusi pajak sekitar Rp. 3,7 triliun. Kasus terkait dugaan rekayasa laporan pajak, sehingga bisa
3 melakukan restitusi pajak secara melawan hukum sebesar Rp. 3,6 triliun, yang lalu mengakibatkan kerugian negara.
Tindakan agresivitas pajak terjadi bukan hanya karena faktor dari sifat pajak dan hal lain yang bersumber dari pihak regulator yang dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak. Tindakan agresivitas pajak juga diduga disebabkan oleh faktor-faktor intern perusahaan. Beberapa faktor intern perusahaan yang dianggap mempengaruhi tindakan agresivitas pajak seperti kondisi keuangan perusahaan.
Perusahaan yang likuiditasnya rendah akan berusaha memelihara arus kasnya, salah satunya dilakukan dengan cara memperkecil kewajiban pajak yang harus dibayar. Bradley (1994) dan siahaan (2005) dalam Multikasari (2007) menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas dapat memicu perusahaan tidak taat terhadap peraturan pajak sehingga dapat melakukan tindakan pajak agresif.
Lanis & Richardson (2013) menjelaskan bahwa tindakan agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial atau disebut juga dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya image negatif dari masyarakat kepada perusahaan atas tindakan agresivitas pajak, maka perusahaan melakukan berbagai kegiatan sosial yang ditujukan kepada masyarakat. Dengan dilakukan kegiatan CSR tersebut diharapkan perusahaan tetap memperoleh legitimasi positif dari masyarakat. Legitimasi positif mempunyai arti penting bagi perusahaan karena dapat berpengaruh pada kelangsungan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Variabel pemoderasi corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan komite audit. Komite audit adalah suatu komite yang bekerja secara profesional dari independen di bawah dewan komisaris dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas proses pelaporan keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di perusahaan- perusahaan (Sihalolo dan Pratomo, 2014). Tanggung jawab komite audit dalam bidang corporate governance adalah untuk memastikan apakah perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku serta melakukan pengawasan untuk mencegah adanya benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan (Surya dan Yustiavandana, 2006).
1.2 Rumusan Masalah 1.
Apakah likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016?
2. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016?
3. Apakah corporate governance memoderasi pengaruh likuiditas terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012- 2016? 4. Apakah corporate governance memoderasi pengaruh corporate social
responsibility terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2016?
1.3 Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada
4 2.
Untuk mengetahui apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012- 2016.
3. Untuk mengetahui apakah corporate governance memoderasi pengaruh likuiditas terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
4. Untuk mengetahui apakah corporate governance memoderasi pengaruh
corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Legitimasi
Menurut Ghozali dan Chariri (2007), teori legitimasi tercipta karena adanya kontrak sosial antara masyarakat dengan perusahaan yang melaksanakan kegiatan operasinya menggunakan sumber daya ekonomi, sehingga perlu diatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing. Hubungan CSR dan agresivitas pajak dalam penelitian ini dijelaskan menggunakan teori legitimasi yang memfokuskan mengenai hubungan antara perusahaan dengan masyarakat dan juga lingkungan dimana perusahaan melakukan seluruh aktivitas bisnisnya.
2.2 Teori Agensi
Teori agensi menjelaskan hubungan antara manajemen perusahaan yang sebagai agent dengan pemegang saham sebagai principal. Menurut Jensel dan Meckling (1976) bahwa teori keagenan adalah kontrak principal dan agent.
Principal adalah pihak yang mendelegasikan wewenang kepada agent yang
merupakan pihak yang menerima pendelegasian wewenang tersebut. Teori agensi digunakan dalam penelitian ini untuk memahami corporate governance, teori ini mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan.
2.3 Teori Stakeholder Stakeholder merupakan individu atau sekumpulan orang (kelompok yang
memiliki kepentingan bisnis dengan perusahaan atau organisasi (Sutiyok dan Rahmawati, 2014). Menurut teori stakeholder, perusahaan yang memiliki peringkat CSR tinggi lebih menarik bagi konsumen, sehingga perusahaan harus memenuhi kewajiban CSRnya (Cheers, 2011 dalam Yoehana, 2013).
2.4 Likuiditas
Menurut Brigham dan Houston (2006, h.95) likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya.
2.5 Corporate Social Responsibilility Corporate Social Responsibility
didefinisikan sebagai “bagaimana perusahaan memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dalam cara
5 kerugian” (Pemerintah UK dalam KPMG, 2007).
2.6 Corporate Governance
Menurut Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) (2012) bahwa corporate governance merupakan sistem, struktur, dan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan value added secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang pada perusahaan tersebut, dan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan norma, etika, budaya, dan aturan yang berlaku.
2.7 Agresivitas Pajak
Menurut Frank, et al. (2009), agresivitas pajak adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang dilakukan perusahaan sebagai (tax
planning ) baik menggunakan cara yang tergolong secara legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion atau tax sheltering).
2.8 Kerangka Pemikiran
Likuditas Agresivitas Pajak
Corporate Social Responsibility Corporate Governance
2.9 Hipotesis Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah :
H1 : Likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pajak. H2 : Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pajak.
H3 : Komite audit dapat memoderasi pengaruh likuiditas terhadap agresivitas pajak. H4 : Komite audit dapat memoderasi pengaruh corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendeketan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif dengan bentuk hubungan kausal. Menurut
6 Sugiyono (2016, h.11) asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016 berjumlah 152 perusahaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria yang diharapkan oleh peneliti untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2016.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan 2012-2016.
3. Perusahaan yang mengungkapkan CSR disclosure dalam laporan tahunannya.
4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian.
5. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah di laporan keuangan tahunan.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2012- 152 2016.
2 Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan (60) tahunan secara berturut-turut tahun 2012-2016.
3 Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan Laporan (7) Pengungkapan CSR secara berturut-turut selama tahun 2012-2016.
4 Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian selama tahun (28) 2012-2016.
5 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah (7) di laporan selama tahun 2012-2016.
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria
50 Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel Jumlah pengamatan (50 x 5 tahun) 250 Sumber ata diolah, 2018)
3.3 Jenis Data
Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan keuangan tahunan dan laporan CSR perusahaan manufaktur. Data diperoleh pada situs resmi BEI dengan mengakses
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
3.5.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode (t-1) (Santoso, 2016, h.241).
7
Metode analisis data dilakukan teknik analisis interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA) dengan bantuan program SPSS Versi 23.
3.5.1.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016, h.154) tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak.
3.5.1.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016, h.91). Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi dari R 2 maka terjadi multikolinieritas.
3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan maupun secara parsial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan variabel moderasi (MRA).
Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan variabel yang bersifat moderasi semu (quasi moderation), karena Sehingga dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut :
Y =
- 1 X1 + 2 X2 + e (Model 1 tidak melibatkan variabel moderasi dan untuk menguji pengaruh variabel independen)
Y =
- 1 X1 + 2 X2 + 3M + e (Model 2 melibatkan variabel moderasi sebagai variabel independen dan untuk menguji pengaruh variabel moderasi)
Y =
- 1 X1 + 2 X2 + 3M + 4 (X1.M) + 5 (X2.M) + e (Model 3 melibatkan variabel moderasi interaksi dan menguji pengaruh likuiditas dan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak dengan corporate governance sebagai variabel pemoderasi)
Keterangan : Y : Agresivitas Pajak X1 : Likuiditas X2 : Corporate Social Responsibility M : Corporate Governance (diproksikan dengan komisaris independen dan komite audit)
3.5.4 Uji Koefisien Determinasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil dan Pembahasan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
JB = 250 (0,1523 + 0,2011) JB = 250 (0,3534) JB = 88,35 < 284,660
24 )²
6
2
= 250 ( 0,956
6 + − 3 24 )²
2
Persamaan I = (
Test ) dapat dilihat sebagai berikut : 1.
Uji normalitas dengan menggunakan metode Jarque Bera (JB
Res 1 250 0,956 5,197 Res 2 249 0,903 5,118 Res 3 250 0,908 5,038
8
Statistic Statistic Statistic
4.2.1 Uji Normalitas Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas N Skewness Kurtosis
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Menurut Ghozali (2016, h.95), koefisien determinan (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu.
Menurut Ghozali (2016, h.99) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
3.5.5 Uji t (Secara Parsial)
Menurut Ghozali (2016, h.96), Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independen) secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).
3.5.4 Uji F (Secara Simultan)
3.5.3 Uji Hipotesis
e : Error/residual
1... 5 : Koefisien regresi
- 5,197 − 3
9
2
− 3 = ( 6 + 24 )²
2
0,903 5,118 − 3
- = 250 ( )²
6
24 JB = 250 (0,1359 + 0,1869)
JB = 250 (0,3228) JB = 80,7 < 283,586
3. Persamaan III
2
− 3
²
= ( 6 + 24 )
2
0,908 5,308 − 3
- = 250 ( )²
6
24 JB = 250 (0,1374 + 0,1730)
JB = 250 (0,3104) JB = 77,6 < 281,437
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Jarque Bera (JB) lebih kecil dari Chi Square Table, maka data berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas Persamaan ICollinearity Statistic Variabel
Tolerance
VIF
Likuiditas (X1) 0,967 1,034
Corporate Social
0,967 1,034
Responsibility (X2) Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Persamaan IICollinearity Statistic Variabel
Tolerance
VIF
Likuiditas (X1) 0,955 1,047
Corporate Social Responsibility (X2) 0,966 1,035
(M) 0,983 1,017
Corporate Governance Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas Persamaan IIICollinearity Statistic Variabel
Tolerance
VIF
Likuiditas (X1) 0,010 99,586
Corporate Social Responsibility (X2) 0,012 83,261 Corporate Governance (M) 0,983 1,017
Likuiditas (X1M) 0,009 107,480
Corporate Social Responsibility (X2M) 0,011 88,399
10 Dari ketiga persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
Corporate Social Responsibility (X2) 0,872 Corporate Governance (M) 0,112
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
1 1,508
Model Durbin-Watson
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan IISumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
1 1,465
Model Durbin-Watson
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan I4.2.4 Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018 Dari ketiga persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut tidak terjadi heteroskedastisitasv. Karena, nilai signifikan > 0,05.
Corporate Social Responsibility (X2M) 0,954
Likuiditas (X1M) 0,624
tersebut tidak terjadi Multikolineritas. Karena, nilai Tolerance > 0,10 dan VIF <10.
4.2.3 Uji Heteroskedasitas
Variabel Sig.
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan IIISumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
Corporate Social Responsibility (X2) 0,330 Corporate Governance (M) 0,112
Likuiditas (X1) 0,574
Variabel Sig.
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan IISumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
Corporate Social Responsibility (X2) 0,200
Likuiditas (X1) 0,307
Variabel Sig.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan ILikuiditas (X1) 0,578
11 Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan III Model Durbin-Watson
1 1,517 Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
Dari ketiga persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut tidak terjadi heteroskedastisitasv. Karena, menunjukkan nilai
Durbin-Watson terletak antara -2 sampai +2.
4.2.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.11 Uji Analisis Regresi Berganda Persamaan IUnstandardized Coefficients Variabel B Std. Error
(Constant) -1,040 0,148
1 X1 -0,112 0,048 X2 0,055 0,057
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.12 Uji Analisis Regresi Berganda Persamaan IIUnstandardized Coefficients Variabel B Std. Error
(Constant) -0,399 0,326 X1 -0,099 0,048
1 X2 0,060 0,057 M -0,560 2,254
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.13 Uji Analisis Regresi Berganda Persamaan IIIUnstandardized Coefficients Variabel B Std. Error
(Constant) -0,440 0,476 X1 -0,291 0,473
1 X2 0,288 0,514 M -0,561 2,255
X1M 0,193 0,473
X2M -0,224 0,502
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
Y = -1,040 - 0,112ln(X1) + 0,055ln(X2) + e Y = - 0,399 - 0,099ln(X1) + 0,060ln(X2) - 0,560ln(M) + e
) + e
Y= -0,440 - 0,291ln(X1) + 0,288ln(X2)
- – 0,561ln(M) + 0,193ln(X1M) – 0,224ln(x2m
12
4.2.5 Uji t
Tabel 4.14 Uji t (Parsial) Persamaan I Variabel T Sig.(Constant) -7,017 0,000
1 X1 -2,306 0,022 X2 0,963 0,337
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
Dalam penelitian ini jumlahnya n sebanyak 250 dan k sebanyak 3, dimana untuk mencari = n
- – k = 247, sehingga didapat sebesar
ℎ
1,970. Dari Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa variabel X1 mempunyai sebesar -2,306 lebih besar dari nilai sebesar -1,970 dan nilai
ℎ
signifikansi 0,022 lebih kecil dari 0,05, maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Likuiditas (X1) berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y). Variabel X2 mempunyai sebesar 0,963 lebih kecil dari
ℎ
nilai sebesar 1,970 dan nilai signifikan 0,337 lebih besar dari 0,05, maka H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Social
Responsibillity (X2) tidak berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y)
Tabel 4.15 Uji t (Parsial) Persamaan II Variabel T Sig.(Constant) -1,225 0,222 X1 -2,057 0,041
1 X2 1,055 0,292 M -2,205 0,028
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
Dalam penelitian ini jumlahnya n sebanyak 250 dan k sebanyak 4, dimana untuk mencari = n
- – k = 246, sehingga didapat sebesar
ℎ
1,970. Dari Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa variabel X1 mempunyai sebesar -2,057 lebih besar dari nilai sebesar -1,970 dan nilai
ℎ
signifikan 0,041 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Likuiditas (X1) berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y). Variabel X2 mempunyai sebesar 1,055 lebih kecil dari nilai sebesar 1,970
ℎ
dan nilai signifikan 0,292 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibilty (X2) tidak berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y). Variabel M mempunyai sebesar -2,205 lebih
ℎ
kecil dari nilai sebesar -1,970 dan nilai signifikan 0,028 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Governance (M) berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y).
Tabel 4.16 Uji t (Parsial) Persamaan III Variabel T Sig.(Constant) -0,925 0,356 X1 -0,615 0,539 X2 0,560 0,576
1 M -2,198 0,029
X1M 0,409 0,683
X2M -0,446 0,656
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2018
13 Dalam penelitian ini jumlahnya n sebanyak 250 dan k sebanyak 6,
ℎ
dimana untuk mencari = n – k = 244, sehingga didapat sebesar 1,970.
Dari Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa variabel X1 mempunyai
ℎ
sebesar -0,615 lebih kecil dari nilai sebesar -1,970 dan nilai signifikansi 0,539 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Likuiditas (X1) tidak berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y). Variabel X2 mempunyai
ℎ
sebesar 0,560 lebih kecil dari nilai sebesar 1,970 dan nilai signifikansi 0,576 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Corporate Social (X2) tidak berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y).
Responsibility
Variabel M mempunyai sebesar -2,198 lebih kecil dari nilai
ℎ
sebesar -1,970 dan nilai signifikansi 0,029 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Governance (M) berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak (Y). Variabel interaksi X1M mempunyai sebesar
ℎ
0,409 lebih kecil dari nilai sebesar -1,970 dan nilai signifikansi 0,683 lebih besar dari 0,05, maka H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate
Governance (M) tidak memoderasi hubungan antara Likuiditas (X1) dengan
Agresivitas Pajak (Y). Variabel interaksi X2M mempunyai sebesar -
ℎ
0,446 lebih kecil dari nilai sebesar -1,970 dan nilai signifikan 0,656 lebih besar dari 0,05, maka H4 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa Corporate
Governance (M) tidak memoderasi hubungan antara Corporate Social (X2) dengan Agresivitas Pajak (Y). Responsibility
4.2.6 Uji F
Tabel 4.17 Uji f Model F Sig.1 Regression 2,812 0.062
2 Regression 3,526 0.016
3 Regression 2,140 0.061
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai sebesar 2,812 lebih besar
ℎ
dari dan nilai signifikansi 0,062 lebih besar dari 0,05 (model 1), Dari tabel diatas dapat diketahui nilai sebesar 3,526 lebih besar dari
ℎ
dan nilai signifikansi 0.016 lebih kecil dari 0,05 (model 2), Dari tabel diatas dapat diketahui nilai sebesar 2,140 lebih besar dari sebesar 2,14
ℎ dan nilai signifikansi 0.061 lebih besar dari 0,05 (model 3).
4.2.7 Koefisien Determinasi
Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi( )
Model Summary Model Adjusted R Square
1 0,014 2 0,030 3 0,023
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted sebesar 0,014 atau 1,4% (model 1), menunjukkan bahwa nilai Adjusted
14
sebesar 0,030 atau 3% (model 2), menunjukkan bahwa nilai Adjusted sebesar 0,023 atau 2,3% (model 3).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1.
1 ) diketahui bahwa variabel Dari hasil pengujian hipotesis pertama (H
Likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah yang negatif terhadap agresivitas pajak. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan, maka tindakan untuk mengurangi laba akan semakin tinggi, dengan alasan untuk menghindari beban pajak yang lebih tinggi. Semakin tinggi rasio likuiditas maka akan berbanding positif dengan tingkat agresivitas pajak perusahaan.
2. 2 ) diketahui bahwa variabel Corporate Dari hasil pengujian hipotesis kedua (H
Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak tidak berpengaruh signifikan
terhadap agresivitas pajak. Pengungkapkan informasi corporate social
responsibility di dalam laporan tahunan belum tentu sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Sehingga tingkat pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan tidak bisa dijadikan jaminan akan rendahnya tindakan agresivitas pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
3. 3 ) diketahui variabel moderasi Dari hasil pengujian hipotesis ketiga (H Corporate Governance tidak memoderasi likuiditas terhadap agresivitas pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Governance merupakan moderasi prediktor (Predictor Moderation). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji SPSS menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini terbukti pada hasil uji SPSS yang menunjukkan bahwa moderasi
ℎ
sebesar 0,409 lebih kecil dari nilai sebesar 1,970 dan nilai signifikansi 0,683 lebih besar dari 0,05. 4 4.
) diketahui variabel moderasi Dari hasil pengujian hipotesis keemapt (H
Corporate Governance tidak memoderasi Corporate Social Responsibility
terhadap agresivitas pajak. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Governance merupakan moderasi prediktor (Predictor Moderation). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji SPSS menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini terbukti pada hasil uji SPSS yang menunjukkan bahwa moderasi sebesar 0,963 lebih kecil dari
ℎ nilai sebesar 1,970 dan nilai signifikansi 0,337 lebih besar dari 0,05.
5.2 Saran 1.
Bagi manajemen perusahaan, diharapkan agar lebih bijak dalam menentukan strategi untuk mengelola beban pajak perusahaan dan disarankan untuk lebih bersungguh-sungguh menerapkan konsep corporate governace dan meningkatkan kegiatan tanggungjawab sosialnya sehingga dapat mendapat legitimasi dari masyarakat dan meningkatkan nilai perusahaan.
15 2.
Bagi investor, diharapkan agar lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya karena perusahaan yang agresif terhadap pajak kemungkinan juga agresif pada pelaporan keuangannya 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambahkan perusahaan yang bergerak di sektor selain sektor manufaktur sebagai objek penelitian. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh likuiditas dan corporate social
responsibility terhadap agresivitas pajak dari masing-masing sektor yang ada serta dari semua industri secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisamartha, I.B.P.F., dan Noviari, N. 2015, Pengaruh Likuiditas, Leverage, Intensitas Persediaan dan Intensitas Aset Tetap pada Tingkat Agresivitas Wajib Pajak Badan, e-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 13, No.3, Desember 2015, hal 977-978, 980, 994-995, Diakses 14 Agustus 2017.
Annisa, Nuralifmida.A dan Lulus Kurniasih 2012, Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance, Jurnal Akuntansi & Auditing: volume 8/No 2, Halaman
95-189.
Arikunto, Suharsimi 2005, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Bapepam, 2010, Tentang Pembentukkan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Nomor : Kep-29/PM.
Balakrishnan, K., Blouin, J., & Guay, W 2010, Does Tax Aggressiveness Reduce Corporate Transparency. Social Science Research Network, University of
Pennsyivania 1300 Steinberg Hall-Di etrich Hall. 23, 46-68. Journal of Financial Economics, 92 (3), 470-490. Taxdoctoralseminar.web.unc.edu.
Barnhart, Scott W, & Stuart Rosentein 1998, Board Composition, Managerial Ownership, and Firm Performance: An Empirical Analysis, University of Colorado at
Denver. The Financial review 33 (November), (4), 1-16.
Cahyono, D. D., Rita, A., & Kharis, R 2016, Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size), Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Periode Tahun 2011-2013, Journal Of Accounting, Universitas Pendanaran, Vol, 2 No.2.
Chen, S., Chen, X, Cheng, Q., dan T. Shevlin 2008, Are Family Firms More Tax Aggressive Than Non-family Firms. University of Washington Working Paper.
Cheers 2011, The Corporate Social Responsibility Debate, School of Business Liberty University.
16 Coller, P., dan A. Gregory 1999, Audit Comitee Activity and Agency Cost, University of Exeter, Journal of Accounting and Public Policy, Vol . 18 (4-5), pp. 311-332 .
Damayanti, Ni Putu W.P dan Suartana I. Wayan 2014, Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Nilai Perusahaan, e- Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi, 4.2: 358-372, Bali Indonesia Universitas Udayana.
Desai, M.A & Dharmapala 2007, Taxation and Corporate Governance: An Economic Approach, Harvard University, working paper, SSRN. Diantari, Putu Rista dan IGK Agung Ulupui 2016, Pengaruh Komite Audit, Proporsi
Komisaris Independen, dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance, e- Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi, Bali Indonesia Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556 .
Erle, B 2008, Tax Risk Management and Board Responsibility.ln W.Scho n (Ed.), Tax and Corporate Governance (pp. 205-220), Berlin: Springer. Fama, E.F. dan Jensen, M.C 1983, Separation of Ownership and Control, Journal of Law and Economics, University of Chicogo Press vol. 26, hal. 301-325.
Fatayaningrum, Desie 2011, Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Mekanisme Corporate Governance terhadap corporate Environmental Disclosure, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Semarang: Universitas Diponegoro, Semarang .
Hasan, M. Iqbal 2002, Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Bogor. Hendra S,R 2012, Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan,
Salemba Empat, Jakarta
Jensen, M.C dan W.H Meckling 1976, Theory of Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure, University of Rochester, NY 14627, USA, Journal of Financial Economics 3: 305-360.
Jessica, dan Toly, A.A 2014, Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak, Tax & Accounting Review,Universitas Kristen Petra,
Journal of Financial Economics Vol. 4, No. 1, 2014.
Jimenez, Carlos Eriel 2008, Tax Aggressiveness, Tax Environment Changes, And Corporate Governance, A Dissertation Presented to The Graduate School of the University of Florida.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) 2006, Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia 2006. Diakses 5 Agustus 2017, dari
17 KPMG 2006, International Survey of Corporate Social Responsibility Reporting.
Forensic: Fraud Survey. Swiss. Williams, D.F 2007, Developing the Concept of Tax Governance, KPMG, London, UK.
Lanis, R. dan G. Richardson 2013, Corporate Social Responsibility and Tax Aggresiveness: a test of legitimacy theory, Journal of Accounting Auditing and
Accountability, University of Technology Sydney, Australia, Journal of Financial Economics Vol. 26 No 1, pp. 75-100.
Mulyati 2011, Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Semarang, Universitas Negeri, Semarang.
Nugraha 2015, Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Capital Intensity terhadap Agresivitas Pajak, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Semarang, Universitas Diponegoro Semarang.
Oktamawati, Mayarisa, 2017, Pengaruh Karakteristik, Komite Audit, Ukuran Perusahaan Leverage, Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance,
Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol XV No. 30 Maret, 2017. Diakses 22 Agustus 2018, dari www.journal.unika.ac.id .
Putri, Lucy T.Y 2014, Pengaruh Likuditas, Manajemen Laba dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi 17 Mataram, 3 Juli-Desember 2014, Lombok.
Rahayu, kurnia 2010, PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan Aspek Formal, Graha
Ilmu, Yogyakarta Sutiyok dan Rahmawati 2014, Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi
IFRS di Perbankan, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 15, No. 2, Juli- Desember 2014.
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) , 2012, Good Corporate
Governance, Diunduh tanggal 1 Juni 2016,Utami, W.T, dan Setyawan , H 2015, Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap tindakan pajak agresif dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating, ISSN
2302-9791, Journal Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No. 1, 1 May 2015.
Winarsih, Rina, dkk 2014, Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif, Simposium Nasional Akuntansi 17 Mataram,3 Juli-Desember 2009 , Lombok.
Wulandari, N 2006, Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia, Journal of Financial Economics, Vol. 1, No. 2, Desember, Hal. 120-136.
Yoehana, Maretta 2013, Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
18 Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011), Skripsi, Universitas Diponegoro: Semarang.
Yogiswari, & Ramantha 2017, Pengaruh Likuiditas dan Corporate Social Responsibility Pada Agresivitas Pajak dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi, e-Jurnal Akuntansi, Vol. 2 (1), PP 730-759. Universitas Udayana..
Yunistiyani & Tahar 2017, Corporate Social Responsibility dan Agresivitas Pelaporan
Keuangan terhadap Agresivitas Pajak dengan Good Corporate Governance sebagai Pemoderasi , Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No. 1 Hal: 01-3.
Zimmerman, J 1983, Taxes and firm size, Journal of Accounting and Econommics, 5, 119-149.
Peraturan dan Ketentuan:
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 3
Website: