BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KOTA BONTANG - DOCRPIJM 1478160879BAB III Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Untuk Kota Bontang Final

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KOTA BONTANG

3.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

  

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional ditetapkan berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 bahwa Kota Bontang sebagai Lokasi Pusat

Kegiatan Nasional (PKN) bersama Kota Samarinda sebagai Ibu Kota Provinsi

Kalimantan Timur, Kota Balikpapan, Kota Tenggarong dan Kota Tarakan dengan

Tahapan Pengembangan Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat

Pertumbuhan Nasional (Pengembangan/Peningkatan Fungsi). Pusat Kegiatan Nasional

yang dimaksud adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

  I. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Arahan sistem perkotaan nasional Kota Bontang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional maka untuk mendukung kegiatan tersebut sistem jaringan transportasi nasional Kota Bontang di arahkan sebagai tahap pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar kota Samarinda

  • –Bontang dan Bontang–Sangata untuk mempermudah aksesbilitas transportasi darat antar Kota Bontang terhadap kota disekitarnya serta Arahan Pemantapan Bandar Udara Tersier sebagai aksesbilitas transportasi udara.

  II. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional Arahan Pola Ruang Wilayah Nasional untuk Kota Bontang adalah penetapan kawasan lindung Taman Nasional Kutai dengan Tahap pengembangan Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Nasional (Taman Nasional dan Taman Nasional Laut). Penetapan Kawasan Budi Daya untuk Kota Bontang terdiri dari kawasan andalan darat meliputi Kawasan Bontang

  • –Samarinda–Tenggarong, Balikpapan Penajam dan Sekitarnya (Bonsamtebajam) dengan Tahapan Pengembangan Kawasan Andalan disektor unggulan industri, perkebunan, pertambangan, kehutanan, perikanan dan pariwisata. Kawasan andalan laut meliputi Bontang –Tarakan dan sekitarnya dengan tahapan pengembangan kawasan andalan sektor perikanan, pertambangan dan pariwisata.

  Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau 3.2.

  Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden

(Pepres) Nomor 3 Tahun 2012 merupakan rencana rinci yang disusun sebagai

penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

  I. Arahan Pengembangan Struktur Ruang dan Pola Ruang Arahan pengembangan struktur ruang teridiri atas sistem perkotaan nasional meliputi :

  a) PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan hasil pengembangan pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu, Kota Bontang termasuk dalam pusat industri hilir pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dan PKN Tarakan.

  b)

Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan lanjut dan

industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit dan karet yang berdaya saing dan ramah lingkungan , Kota Bontang termasuk dalam pusat industri hilir pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKN Palangkaraya, PKN Banjarmasin, dan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  c)

Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan hasil hutan

yang berdaya saing dan ramah lingkungan , Kota Bontang termasuk dalam pusat industri hilir pengolahan hasil hutan di PKN Palangkaraya, dan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  d)

Pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-

Bontang juga sebagai pengembangan pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan.

e) Pengembangan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda- Bontang sebagai pusat pengembangan ekowisata dan wisata budaya.

  f)

Pengembangan pusat kegiatan ekonomi di PKN dan PKW yang berdekatan/

menghadap badan air termasuk PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-

Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  g)

Penataan kawasan perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir dan

pengendalian perkembangan fisik untuk kelestaarian lahan pertanian pangan berkelanjutan dan kawasan berfungsi lindung PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  

Arahan pengembangan struktur ruang untuk sistem jaringan transportasi nasional

meliputi : a)

Pengembangaan dan pemantapan jaringan jalan kolektor primer pada jaringan

jalan lintas Selatan Pulau Kalimantan, yang merupakan bagian dari jaaringan jalan

  Trans Kalimantan yang menghubungkan Samarinda

  • –Bontang–Sangatta–Simpang Perdau –Muara Wahau–Labanan-Tanjung Redeb–Tanjung Selor–Malinau– Mensalong –Simanggaris.

  b)

Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubngkan kawasan perkotaan

nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandaar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan

areri primer yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-

Tenggarong-Samarinda-Bontangdengan Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang), dan Bandar Udara Sepinggan (Kota Balikpapan), Bandar Udara

Samarinda Baru (Kota Samarinda), serta Bandar Udara Bontang (Kota Bontang).

  c)

Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagai pusat pertumbuhan utama meliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan Samarinda –Bontang dan Bontang–Sangatta. d)

Pelabuhan Tanjung Santan Kota Bontang dan Bandar Udara Bontang termasuk

dalam Pengembangan jaringan jalan nasional yaitu Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan,

  

e) jaringan jalur kereta api untuk menghubungkan kawasan

Pengembangan perkotaan nasional, sentra produksi komoditas unggulan, jaringan jalan, pelabuhan dan bandar udara meliputi; Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur yaitu Batas negara

  • –Simanggaris–Malinau- Tanjung Selor-Tanung Redeb –Sangkulirang –Sangatta –Bontang serta Bontang- Samarinda-Balikpapan.

  f)

Pelabuhan Tanjung santan Kota Bontang termasuk dalam pengembangan akses

dan jasa kepelabuhan di sepanjng Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan Alur Laut Kepulauan Indonesia II dan pemanfaatan bersama pelabuhan guna kepentingan pertahnan dan keamanan negara serta pengembangan alur pelaayaran yang menghubungkan antar pelabuhan.

  g)

Bandar Udara Kota Bontang sebagai bandar udara pengumpul dengan skala

pelayanan tersier yang terpadu dengan pengembangan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan dan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur

  .

  

Arahan sistem Jaringan Energi Nasional dan sistem jaringan telekomunikasi nasional,

meliputi : a)

Pengembangan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanjung Santan -

Kutai Kartanegara-Bontang, jaringan distribusi Samarinda dan jaringan distribusi

  

Balikpapan untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-

Samarinda-Bontang.

  b)

Pengembangan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai Timur –

Penajam Paser Utara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut, jaringan distribusi Banjarmasin dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong - Samarinda - Bontang, PKW Tanah Grogot, dan PKW Kotabaru.

  c)

Pengembangan jaringan pipa transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi untuk

melayani kawasan andalan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Tanjung Santan-Kutai Kartanegara-Bontang, jaringan distribusi Samarinda dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya, serta jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Kutai - Penajam Paser Utara - Paser - Kotabaru - Tanah Bumbu - Tanah Laut, jaringan distribusi Banjarmasin dan jaringan distribusi Balikpapan untuk melayani Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Batulicin.

d) Pengemabangan pembangkit listrik berbasis energi baru berupa PLTMG Kota Bontang.

  

e) Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dan

PKN kawasan Andalan Bonsamtebajam di arahkan pada pengembangan jaringan terestrial yang menghubungkan antar pusat perkotaan nasional.

  Arahan sistem jaringan sumber daya air meliputi :

  a) Pendayagunaan sumber air berbasis Wilayah Sungai Mahakam yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang, PKW Sendawar dan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya.

  b) dan pengembangan bendungan beserta waduknya untuk Pemeliharaan mempertahankan daya tampung air yaitu Waduk Manggar Kota Balikpapan, Waduk Benaga Kota Samarinda, dan Waduk Wain Kota Balikpapan yang melayani PKN Kawsan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dan kawasan Andalan Bonsamtebajam.

  II. Arahan Pengembangan Pola Ruang Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya di Kota Bontang yaitu :

  a) jaringan drainase yang terintegrasi dengan sungai kawasan pengembangan perkotaan yang rawan banjir, b) pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasan bencana alam geologi, Kota Bontang termasuk dalam kawasan rawan gerakan tanah dan kawasan rawan tsunami di pesisir timur.

  c) Penyelenggaraan upaya mitigasi dan adaptasi bencana melalui penetapan lokasi dan jalur evakuasi bencana, pembangunan prasarana dan sarana pemantauan bencana serta penetapan standar bangunan gedung.

  d) Pengembangan prasarana yang ramah lingkungan sebagai pendukung koridor ekosistem bekantan, abon, gajah dan orang utan di kawasan Cagar Alam Muara Kaman Sedulang (Kabupaten Kutai Kartanegara), Cagar Alam Padang Luwai (Kabupaten Kutai Barat) dan Taman Nasional Kutai (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Bontang).

3.3. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah

Provinsi dan beberapa arahan harus diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM

Kabupaten/Kota.

3.3.1. Arahan Pengembangan Pola Ruang A.

  Arahan Pengembangan Kawasan Lindung Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Selain fungsi utama tersebut, kawasan lindung juga berfungsi untuk menjaga keselamatan manusia dan mahluk hidup lainnya dari kerawanan kondisi fisik lingkungan. Sesuai fungsinya, sasaran dari penentuan kawasan lindung adalah untuk meningkatkan fungsi lindung dari tanah, air, dan iklim (hidro-orologis), serta mempertahankan keanekaragaman flora, fauna, dan ekosistem. Hal ini akan menjadi aspek penting dalam rangka meningkatkan daya dukung lingkungan kawasan. Kawasan lindung seluas 4.808.777 ha terdiri dari:

  1. Kawasan hutan lindung 2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; 3. Kawasan perlindungan setempat; 4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan 5. Kawasan lindung geologi.

  Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut.

   Sebagai tempat penyimpan karbon, konservasi keanekaragaman hayati, dan sebagai pengatur hidrologi.

  Mengembalikan fungsi kawasan untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:

  Kriteria kawasan lindung untuk kawasan bergambut yaitu kawasan tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat dibagian hulu sungai dan

  a. Kawasan Bergambut

  2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Bagi Kawasan Bawahannya

   Pengawasan keberlanjutan kawasan hutan lindung terhadap kegiatan permukiman di kawasan permukiman.

   Mengendalikan pemungutan hasil hutan non kayu.

   Menyusun aturan pemanfaatan jasa lingkungan bagi kawasan lindung hutan.

   Membangun kerjasama pengawasan pengelolaan hutan lindung antara pemerintah dan masyarakat.

Tabel 3.1 Arahan Kawasan Lindung di Provinsi Kalimantan Timur No Kawasan Lindung Kriteria Arahan

   Secara bertahap melakukan pemulihan kawasan lindung.

   Melakukan rehabilitasi dan konservasi kawasan lindung.

   Melakukan rehabilitasi dan konservasi kawasan lindung. Kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen)

   Mengatur mengenai masyarakat hukum adat dalam pengelolaan kawasan hutan untuk menghindari konflik pemanfaatan kawasan hutan.

   Membatasi tumbuhnya kegiatan perkotaan di kawasan sekitar hutan lindung untuk mencegah alih fungsi lahan.

   Mencegah alih fungsi lahan hutan lindung menjadi kawasan budidaya.

  a. Hutan Lindung Kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih

  1. Hutan Lindung

   Sebagai tempat pemuliaan untuk

  No Kawasan Lindung Kriteria Arahan

  rawa. ikan-ikan yang dipasarkan di dalam negeri maupun untuk ekspor.

  b. Kawasan Resapan Air

   Kawasan dengan curah hujan rata-rata lebih dari 1000 mm/tahun.

   Lapisan tanahnya berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm.

   Mempunyai kemampuan meluluskan air dengan kecepatan lebih dari 1 m/hari.

   Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m terhadap permukaan tahan setempat.

   Kelerengan kurang dari 15%.

   Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam.

   Mengendalikan kegiatan perkotaan (industri, permukiman, dan budidaya lain) yang akan mengganggu ekosistem kawasan resapan air.

   Rehabilitasi dan konservasi kawasan-kawasan resapan air.

   Mengembalikan fungsi kawasan resapan air dengan memindahkan kegiatan perkotaan yang berada pada kawasan resapan air.

3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

  Kawasan berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atau yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem

   Memelihara ekosistem pesisir dan laut dengan mengendalikan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran kawasan pesisir dan laut.

   Mengembangkan kegiatan wisata pesisir dan laut yang bertaraf internasional untuk menarik wisatawan domestik dan asing.

   Mengarahkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang wisata di kawasan perkotaan terdekat.

   Mengembangkan secara terbatas kegiatan perikanan yang dapat mengganggu ekosistem pesisir.

  b. Kawasan Suaka Margasatwa

  Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi. Memiliki keanekaragaman dan keunikan satwa. Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan

   Perlindungan spesies penyu.

   Melakukan konservasi dan rehabilitasi suaka margasatwa secara rutin.

   Menjaga keanekaragaman dan keunikan satwa dengan membatasi kegiatan budidaya yang dapat mengganggu ekosistem satwa.

   Mengembangkan wisata suaka margasatwa yang terpadu dengan

  a. Kawasan Suaka Alam Laut

  Kawasan No Kriteria Arahan Lindung kawasan sekitarnya. Mengarahkan tumbuhnya sarana

   dan prasarana wisata di kawasan perkotaan terdekat. Mendorong keterlibatan

   masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan pariwisata.

  c. Kawasan Konservasi Pesisir dan Laut d. Kawasan Cagar

    Kawasan sarat dan atau Melakukan konservasi dan Alam perairan yang ditunjuk rehabilitas rutin untuk menjaga mempunyai luas tertentu ekosistem dan keanekaragaman yang menunjang hayati.

   pengelolaan yang efektif Mendorong dan mempromosikan dengan daerah penyangga wisata alam bagi turis domestik cukup luas serta mempunyai dan asing.

   kekhasan jenis tumbuhan, Mengarahkan tumbuhnya sarana satwa atau ekosistemnya. dan prasarana wisata di kawasan

   Kondisi alam baik biota perkotaan yang dekat dengan maupun fisiknya masih asli kawasan cagar alam.

   dan tidak atau belum Mendorong keterlibatan diganggu manusia. masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan pariwisata. Mengembangkan industri kerajinan

   khas lokal sebagai penunjang pariwisata. Dukungan terhadap terciptanya

   keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis

   e. Kawasan Pantai Kawasan pantai berhutan Mengembangkan secara terbatas Berhutan Bakau / bakau adalah minimal 130 kali kegiatan perikanan budidaya, Payau nilai rata-rata perbedaan air industri dan permukiman yang pasang tetinggi dan terendah menimbulkan pencemaran hutan tahunan diukur dari garis air bakau.

   surut terendah ke arah darat. Melakukan rehabilitasi dan konservasi kawasan pantai berhutan bakau secara rutin. Mencegah alih fungsi lahan.

   f. Taman Nasional   Kawasan darat dan atau Mengembangkan kegiatan perairan yang ditunjuk pariwisata yang melibatkan relatif luas, tumbuhan dan masyarakat lokal.

   atau satwanya memiliki sifat Mengarahkan pembangunan sarana spesifik dan endemik serta dan prasarana pariwisata di berfungsi sebagai kawasan perkotaan terdekat.

   perlindungan sistem Mengembangkan industri kerajinan penyangga kehidupan, khas lokal sebagai penunjang pengawetan pariwisata.

  Kawasan No Kriteria Arahan Lindung

  keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber daya hayati dan ekosistemnya Dikelola dengan sistem

   zonasi yang terdiri atas zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai dengan keperluan.

  g. Taman Hutan Kawasan yang ditunjuk Mengembangkan kegiatan pariwisata Raya mempunyai luasan tertentu, yang melibatkan masyarakat lokal. yang dapat merupakan hutan Mengarahkan pembangunan sarana dan atau bukan kawasan dan prasarana pariwisata di kawasan hutan perkotaan terdekat Memiliki arsitektur bentang alam dan akses yang baik untuk kepentingan pariwisata

  h. Taman Wisata Kawasan darat dan atau Mengembangkan kegiatan   Alam perairan yang ditunjuk pariwisata yang melibatkan mempunyai luas yang cukup masyarakat lokal.

   dan lapangannya tidak Mengarahkan pembangunan sarana membahayakan serta dan prasarana pariwisata di memiliki keadaan yang kawasan perkotaan terdekat.

   menarik dan indah, baik Mengembangkan industri kerajinan secara alamiah maupun khas lokal sebagai penunjang buatan. pariwisata.

   Memenuhi kebutuhan Perlindungan ekosistem hutan

   rekreasi dan atau olah raga hujan tropis dan spesies endemik. serta mudah dijangkau. Kawasan yang terdapat

   satwa buru yang dikembangbiakkan untuk kelestarian satwa dan memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi olah raga. i. Kawasan Cagar Benda buatan manusia, Hutan pendidikan dan ilmu  

  Budaya dan Ilmu bergerak atau tidak bergerak pengetahuan.

   Pengetahuan yang berupa kesatuan atau Memelihara dan merevitalisasi kelompok, atau bagian- kawasan cagar budaya secara rutin bagiannya atau sisa-sisanya, dan berkelanjutan.

   yang berumur sekurang- Mempromosikan wisata budaya kurangnya 50 tahun atau dan ilmu pengetahuan baik di mewakili masa gaya yang dalam negeri maupun khas dan sekurang- mancanegara.

   kurangnya 50 tahun serta Membangun sarana dan prasarana dianggap mempunyai nilai penunjang wisata bertaraf

  Kawasan No Kriteria Arahan Lindung penting bagi sejarah, ilmu internasional.

   pengetahuan, dan Membangun jaringan jalan yang kebudayaan. memudahkan akses pada kawasan-  kawasan wisata. Lokasi yang mengandung

   atau diduga mengandung Mengendalikan perubahan benda cagar budaya. arsitektur bangunan kawasan- kawasan budaya yang perlu dilestarikan sebagai daya tarik wisata.

4. Kawasan Rawan Bencana Alam

  a. Kawasan Rawan   Kawasan yang labil Menyediakan jalan-jalan alternatif

  Gerakan Tanah disekitar sesar dengan untuk evakuasi.

   morfologi berlereng terjal Menyediakan ruang-ruang yang dan rawan longsor. mudah dicapai dalam keadaan  bahaya untuk digunakan sebagai Daerah dengan kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tempat penampungan sementara tanah, terutama jika bagi korban bencana.

   kegiatan manusia Melindungi kawasan-kawasan yang menimbulkan gangguan digunakan sebagai lokasi alat pada lereng di kawasan ini. pendeteksi bencana.

   Mengendalikan secara ketat pemanfaatan lahan untuk kawasan budidaya perkotaan di kawasan- kawasan rawan bencana gempa bumi. Menyediakan sarana dan prasarana

   sistem peringatan dini.

   b. Kawasan Rawan Daerah yang diidentifikasi Menyediakan jalan-jalan alternatif Banjir sering dan berpotensi tinggi untuk evakuasi.

   mengalami bencana banjir. Merehabilitasi kawasan-kawasan rawan bencana yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan permukiman dan kegiatan perkotaan. Menyediakan ruang-ruang yang

   mudah dicapai dalam keadaan bahaya untuk digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi korban bencana. Melindungi kawasan-kawasan yang

   digunakan sebagai lokasi alat pendeteksi bencana. Menyediakan sarana dan prasarana

   sistem peringatan dini. Mengendalikan secara ketat

   pemanfaatan lahan untuk kawasan budidaya perkotaan di kawasan- kawasan rawan gerakan tanah.

  Kawasan No Kriteria Arahan Lindung Mengembangkan desain dan

   teknologi yang dapat mengurangi risiko gerakan tanah dan banjir.

5. Kawasan Perlindungan Setempat

  a. Sempadan pantai   Daratan sepanjang tepian Merehabilitasi kawasan sempadan pantai yang lebarnya pantai, sempadan sungai, waduk, proporsional dengan bentuk situ dan mata air yang telah rusak.

   dan kondisi fisik pantai Mengarahkan pemanfaataan lahan sekurang-kurangnya 100 m untuk kegiatan perkotaan di luar dari titik pasang tertinggi ke kawasan tersebut.

   arah darat. Mengembangkan kegiatan

   b. Sempadan sungai Sekurang-kurangnya 5 m di pertanian dan perkebunan yang sebelah luar sepanjang kaki dapat membantu pemeliharaan dan tanggul diluar kawasan pemulihan kondisi kawasan.

   perkotaan dan 3 m di Merehabilitasi lahan kritis di sebelah luar sepanjang kaki sekitar kawasan sempadan pantai, tanggul di dalam kawasan sempadan sungai, waduk/situ dan perkotaan. mata air. Sekurang-kurangnya 100 m

   di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan-kiri sungai kecil yang tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan. Sekurang-kurangnya 10 m

   dari tepi sungai untuk yang mempunyai kedalaman tidak lebih besar dari 3 m. Sekurang-kurangnya 15 m

   dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m.

   Sekurang-kurangnya 20 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m. Sekurang-kurangnya 100 m

   dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang surut air laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau.

  c. Kawasan Sekitar Daratan sepanjang tepian Waduk dan Situ waduk dan situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ sekurang-kurangnya 50 m dari titik pasang tertinggi ke

  Kawasan No Kriteria Arahan Lindung arah darat.

  d. Kawasan Sekitar Kawasan dengan radius Mata Air sekurang-kurangnya 200 m di sekitar mata air e. Kawasan Merupakan areal tempat Konservasi anggrek hutan dan jasad

  Perlindungan pengembangan plasma nutfah renik Plasma Nutfah tertentu dan tidak Eks-situ membahayakan.

  B. Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya mencakup Kawasan peruntukan Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Rakyat, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata permukiman, dan kawasan peruntukan budidaya lainya seperti kawasan militer.

Tabel 3.2 Arahan Kawasan Budidaya di Provinsi Kalimantan Timur

  Kawasan No Lokasi Arahan Budidaya

  1. Kawasan Hutan Kab. Nunukan, Kab. Malinau, Seluruh kawasan telah dikelola oleh Peruntukan Kab. Bulungan, Kab. Berau, investasi Pengusahaan Hutan.

  Produksi Kab. Kutai Timur, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Kutai

  2. Kawasan Peruntukan Hutan Barat, Kab. Penajam Paser Rakyat Utara, Kab. Paser

  Kab. Kutai Timur, Kab. Paser, Peningkatan produktivitas dan Kab. Kutai Kartanegara, Kab. pengembangan areal penanaman padi Berau, Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Bulungan, Kab.

  Nunukan, Kab. Malinau dan Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Dikembangkan sebagai persawahan Paser, Kab. Kutai Barat, Kab. beririgasi Berau dan Kab. Bulungan

  Kawasn 3. Peruntukan

  Kab. Kutai Barat, Kab. Paser, Pengembangan pertanian palawija, Pertanian

  Kab. Kutai Kartanegara, Kab. hortikultur dan buah-buahan Berau, Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Nunukan, Kab.

  Malinau, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Tarakan dan Kota Bontang Kota Samarinda, Kota Kawasan budidaya pertanian tanaman Balikpapan, Kab. Kutai pangan Timur, Kab. Kutai

  Kawasan No Lokasi Arahan Budidaya

  Kartanegara, Kab. Bulungan, Kab. Berau, Kab. Nunukan, Kab. Paser dan Kab. Penajam Paser Utara

  4. Kawasan Kab. Kutai Timur,Kab. Wilayah pengembangan budidaya Peruntukan Bulungan, Kab. Berau, Kab. perkebunan Perkebunan Kutai Barat, Kab. Paser, Kab.

  Malinau, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Penajam Paser Utara dan Kab.

  Nunukan

  5. Kawasan Kab. Paser, Kab. Penajam Kawasan budidaya peternakan Peruntukan Paser Utara, Kab. Kutai Peternakan Kartanegara, Kab. Kutai Timur, Kab. Kutai Barat, Kab.

  Berau, Kab. Bulungan dan Kab. Nunukan Kab. Paser, Kab. Penajam Kawasan bududaya perikanan Paser Utara, Kab. Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kab. Berau, Kab. Kutai Timur, Kab.

  Bulungan, Kab Nunukan dan Kota Tarakan Kota Balikpapan, Kota Kawasan perikanan tangkap Bontang, Kota Tarakan, Kab.

  Kawasan Berau, Kab. Bulungan, Kab.

  6. Peruntukan Kutai Kartanegara, Kab. Ktai Perikanan Timur, Kab. Nunukan, Kab.

  Penajam Paser Utara, Kab. Paser dan Kab. Tana Tidung Kota Balikpapan, Kota Kawasan pengolahan ikan Bontang, Kota Tarakan, Kab.

  Berau, Kab. Bulungan, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Kutai Timur, Kab. Nunukan, Kab.

  Penajam Paser Utara, Kab. Paser dan Kab. Tana Tidung

  7. Kawasan Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kawasan peruntukan pertambangan Peruntukan kab. Tana Tidung, Kab. mineral dan batubara Pertambangan Bulungan, Kab. Berau, Kab.

  Mineral, Minyak Kutai Timur, Kab. Kutai dan Gas Bumi Kertanegara, Kab. Kutai Barat, Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Paser, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kota Balikpapan dan kota Samarinda Kab. Nunukan, Kab. Tana Kawasan peruntukan pertambangan

  Kawasan No Lokasi Arahan Budidaya

  Tidung, Kab. Bulungan, Kab. minyak dan gas bumi Berau, Kab. Kutai Timur, Kab. Kutai Kertanegara, Kab.

  Kutai Barat, Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Paser, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda

  8. Kawasan Kota Balikpapan, Kota Sebagai kawasan industri dengan arahan Peruntukan Samarinda, Kota Bontang, untuk mendorong pengembangan Industri Kab. Kutai Kartanegara, Kab. industri pengolahan dan agroindustri

  Kutai Timur, Kab. Penajam untuk meningkatkan nilai tambah sektor- Paser Utara, Kab. Paser, Kab. sektor produksi wilayah seperti Berau, Kab. Nunukan dan pertambangan, pertanian, perkebunan, Kota Tarakan. perikanan, dan hasil hutan

  9. Kawasan Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Pengembangan obyek wisata alam dan Peruntukan Paser, Kab. Bulungan, Kab. budaya.

  Pariwisata Berau, Kab. Malinau, Kab.

  Kutai Barat, Kota Samarinda dan Kota Balikpapan

   10. Permukiman perdesaan Pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang sudah ada. Pembatasan alih fungsi sawah irigasi.

    Pengembangan permukiman dengan memperhatikan kebutuhan perumahan berdasar perkembangan penduduk perdesaan untuk masa yang akan datang, kecenderungan perkembangan dan aksesibilitas.

   Permukiman perkotaan Pengaturan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru.

   Kawasan Pengembangan permukiman perkotaan Peruntukan dengan memperhitungkan daya Permukiman tampung perkembangan penduduk dan fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan. Penyiapan permukiman perkotaan

   yang paling rawan terhadap bencana alam seperti banjir, gempa dan tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian ≥30 m di atas permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan.

  Permukiman pada kawasan khusus

3.3.2. Arahan Pengembangan Struktur Ruang Terkait Keciptakaryaan

   Melanjutkan sistem penyediaan yang sudah ada melalui sistem IKK dengan layanan 40 l /orang/hari - Menerapkan sistem IKK bagi kota-kota yang tumbuh pesat, terutama kota-kota yang berfungsi sebagai mediator perkembangan wilayah

   Pembangunan baru berupa bantuan penyediaan air

  IKK sederhana

   Pembangunan baru sistem

   Untuk desa-desa pusat pertumbuhan dapat menyediakan sistem IKK yang disederhanakan

  3 Pusat-pusat Desa (Long Iram, Long Nawang, Kota Bangun Melak, Malinau, Tanjung Palas : sistem

   Pembangunan baru melalui kerjasama dengan pemerintah pusat

   Operasi dan pemeliharaan prasarana yang ada

   Pengambilan sumber air sebagian besar air tanah dan sungai

  

Pengembangan sistem jaringan prasarana yang mendukung pemantapan struktur ruang

diarahkan untuk peningkatan prasarana wilayah untuk melayani kebutuhan

perkembangan saat ini dan untuk mendukung pemerataan pembangunan antar wilayah

di Provinsi Kalimantan Timur dan meningkatkan keterkaitan antara wilayah

pertumbuhan dengan wilayah belakang di masa mendatang.

Sesuai dengan arahan pengembangan wilayah di Provinsi Kalimantan Timur, maka

prasarana wilayah diupayakan untuk ditingkatkan pada sentra ekonomi wilayah dan

wilayah yang kurang terjangkau. Beberapa wilayah yang memerlukan perhatian khusus

adalah: wilayah kepulauan dan wilayah yang memiliki akses yang rendah pada wilayah-

wilayah pedalaman.

  2 Kota kecil ukuran IKK (Ibukota Kecamatan) (Sangata, Nunukan, Sangkulirang, Muara Wihau, Penajam, Barong Tongkok, Tanjung

   Memperkecil tingkat kebocoran prasarana yang ada.

   Meningkatkan kapasitas produksi yang ada sesuai berkembangnya penduduk dan kegiatan.

   Melanjutkan sistem yang sudah ada melalui sistem BNA dengan layanan 80 l /orang/hari

  1 Kota besar dan sedang (Balikpapan, Tenggarong, Tarakan)

  No Lokasi/Wilayah Arahan Pengembangan Sistem Penyediaan Cara Penanganan

Tabel 3.3 Arahan Pengembangan Prasarana Air bersih di Kalimantan Timur

  A. Pengembangan Sistem Jaringan Air Minum Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Air Bersih Provinsi yaitu : Rencana Pengembangan Sumber Mata Air, Saluran Air Baku, Instalasi Pengelolaan Air, Perpipaan Air Bersih lintas Kabupaten/Kota.

  • – Redeb)

  Arahan Pengembangan No Lokasi/Wilayah Sistem Penyediaan Cara Penanganan

   perpipaan sederhana); dan bersih pedesaanmelalui Pengambilan sumber air (desa-desa lain untuk sistem non perpipaan untuk desa-desa sistem non perpipaan) pegunungan melalui mata air, desa dataran rendah melalui air tanah, desa-desa di pinggiran sungai dengan pengolahan air sungai

3.4. Arahan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI)/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

  

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI) merupakan

arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia

untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun

2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2005

–2025 dan telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011.

Arahan pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perharian Investasi (KPI)

sebagai salah satu kegiatan ekonomiatau sentra produksi yang terikat dan terhubung.

Berdasarkan Penetapan lokasi arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 Kota Bontang

termasuk dalam koridor Ekonomi (KE) Kalimantan yang dijadikan sebagai pusat

produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.

Tabel 3.4 Penetapan Lokasi KSN, PKSN, PKN, KPI MP3EI dan KEK di Kota Bontang

  KSN Sudut Status PKN PKSN KPI MP3EI KEK KSN Kepentingan Hukum

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Kawasan Perkotaan

  Balikpapan - Tenggarong

  • KPI Bonta
  • Samarinda - Bontang - Tarakan

Dokumen yang terkait

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 7c89b45d73 BAB IIIBab 3. Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis

0 0 216

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA RTRW Sebagai Arahan Kebijakan Spasial - DOCRPIJM 23d7667490 BAB IIIBab 3 Arahan Strastegis Nasional

0 0 77

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRSTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA 3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang 3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 38dcd85e79 BAB III05. BAB III

0 0 23

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 70d225a172 BAB III3.BAB III Arahan Kebijakan

0 0 40

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 92cb6c7106 BAB IIIBAB III Arahan Kebijakan1

0 5 157

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA UNTUK KABUPATEN KOTA - DOCRPIJM 9d83ae0d1f BAB IIIBAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

0 0 53

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA III.1 Arahan RTRW Nasional - DOCRPIJM 90599e060c BAB IIIREV BAB III 2015 2019

0 0 16

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN MESUJI - DOCRPIJM 785b937c25 BAB IIIBAB 3

0 0 9

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA RTRW Sebagai Arahan Kebijakan Spasial - DOCRPIJM 1107818c9c BAB IIIBab 3 Arahan Strastegis Nasional

0 0 77

BAB II ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1478160850BAB II Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Bontang Final

0 0 15