BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA UNTUK KABUPATEN KOTA - DOCRPIJM 9d83ae0d1f BAB IIIBAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA UNTUK KABUPATEN / KOTA

3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  Kriteria: i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  Kriteria: i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau

  a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

  e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

  antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

  

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

  ruang di wilayah nasional,

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Kriteria: i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

  c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. ii. Pertumbuhan ekonomi,

  a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

  b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c) memiliki potensi ekspor,

  d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,

  e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

  f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii. Sosial dan budaya

  a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

  e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, b) pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir

  c) memiliki sumber daya alam strategis nasional

  d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa

  e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

  b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

  c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

  d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, e) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro

  f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

  g) rawan bencana alam nasional

  h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

  NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA / KABUPATEN *) PROVINSI STATUS HUKUM (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Kawasan Industri Lhokseumawe Ekonomi Kota Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam

  2 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

  Ekonomi Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussalam

  3 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam Ekonomi Kota Banda

  

Aceh

Nanggroe Aceh Darussalam

  4 Kawasan Ekosistem Leuser Lingkungan Hidup

  13 Kabupaten (Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh

Singkil,

Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang) Nanggroe

  Aceh Darussalam

  5 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 Pertahanan dan Keamanan Kota Sabang Nanggroe

  Aceh Darussalam

3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

  b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: i. Ekonomi ii. Lingkungan Hidup iii. Sosial Budaya iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi v. Pertahanan dan Keamanan

  c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:

  a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

  b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

  c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

  d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

  e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

  f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

3.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

  a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah: a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya Peruntukan ruang untuk fungsi lindung di Kabupaten Gayo Lues meliputi beberapa kawasan lindung yang terdiri atas :

  1. Kawasan hutan lindung; 2.

  Kawasan perlindungan setempat, meliputi kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar waduk;

  3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi

  kawasan pelestarian alam, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), dan cagar budaya, yaitu kawasan masjid asal penampaan dan kawasan makam Datuk Pining;

  4. Kawasan rawan bencana alam, meliputi kawasan rawan longsor dan

  kawasan rawan banjir; dan 5. Kawasan lindung geologi, meliputi kawasan cagar alam geologi berupa kawasan karst, dan kawasan rawan bencana alam geologi berupa kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah tinggi.

  Sementara Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya di Kabupaten gayo Lues meliputi beberapa kawasan budidaya yang terdiri atas :

  1. Kawasan peruntukan hutan produksi, meliputi hutan produksi terbatas, dan

  hutan produksi tetap; 2. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering;

  3. Kawasan peruntukan perkebunan; 4.

  Kawasan peruntukan peternakan; 5. Kawasan peruntukan perikanan, meliputi kegiatan perikanan tangkap dan perikanan budidaya;

  6. Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi pertambangan mineral

  logam, mineral non logam, dan batuan;

  7. Kawasan peruntukan industri, meliputi industri menengah dan industri

  rumah tangga;

  8. Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi kawasan wisata alam, kawasan

  wisata budaya dan kawasan wisata minat khusus;

  9. Kawasan peruntukan permukiman, meliputi permukiman perkotaan dan

  permukiman perdesaan; dan 10.

  Kawasan peruntukan lainnya meliputi : kawasan pertahanan, kawasan keamanan, kawasan transmigrasi, dan kawasan adat terpencil.

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase.

  b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3.5 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gayo Lues

  Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gayo Lues ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Gayo Lues Nomor

  15 Tahun 2013. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten Gayo Lues y a n g k e t e r k a i t a n n y a d e n g a n R P I 2 - J M K a b . G a y o L u e s adalah sebagai berikut: a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

  b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan. Strategi pembangunan daerah Kabupaten Gayo Lues yang menjadi pedoman dalam penentuan berbagai kebijakan dan program pembangunan daerah yang sesuai dengan kemampuan keuangan daerah serta memperhatikan berbagai kebijakan dan program dari Pemerintah Provinsi Aceh dan atau dari Pemerintah Pusat.

  Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten Gayo Lues menguraikan arah dan strategi pengembangan Kabupaten Gayo Lues sesuai dengan RTRW Kabupaten Gayo Lues dengan memperhatikan hasil revisi lima tahunan RTRW tersebut. Skenario ini mencerminkan kondisi perkembangan Kabupaten atau lingkungan strategisnya saat RPIJM dibuat dan perkiraan lima sampai dua puluh tahun ke depan.

3.5.1. ARAH PENGEMBANGAN STRUKTUR KABUPATEN GAYO LUES

  Arah pengembangan struktur kota menguraikan tentang pembagian kawasan- kawasan kota, rencana struktur kota, dan rencana penggunaan lahan. Dalam menjelaskan arah pengembangan struktur kota akan dilengkapi dengan tabel rencana penggunaan lahan serta peta rencana struktur dan skenario pengembangan Kabupaten Gayo Lues.

  Arah pengembangan struktur Kabupaten Gayo Lues merupakan implementasi dari visi dan misi pembangunan Kabupaten Gayo Lues. Visi dan misi Kabupaten Gayo Lues dapat diuraikan sebagai berikut:

  A. Visi Terwujudnya masyarakat Gayo Lues yang sejahtera, rukun, damai, bertaqwa dan bermartabat.

  B. Misi Misi adalah kondisi ideal yang harus diciptakan agar visi yang telah ditetapkan dapat dicapai/terealisir menjadi kenyataan dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai misi

  (tujuan) maka ditetapkan beberapa sasaran yaitu: 1. Menjalankan Syariah Islam secara Kaffah.

  2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa, bebas dari KKN dan menegakkan syariat Islam.

  3. Meningkatkan Sumber Daya Ekonomi Masyarakat.

  4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 5. Menggali dan melestarikan sumber daya alam dan pemanfaatan secara tepat guna.

  6. Menggali dan melestarikan adat istiadat dan seni budaya.

  7. Meningkatnya keamanan dan ketertiban Kabupaten Gayo Lues.

  Berakar dari visi dan misi pembangunan Kabupaten Gayo Lues diharapkan arah pembangunan Kabupaten Gayo Lues menjadi semakin terarah, jelas dan terprogram.

3.5.1.1. Rencana Struktur Kota

  Dalam pengembangan Wilayah Kabupaten Gayo Lues sangat dipengaruhi oleh rencana struktur kota. Pembangunan nasional secara keseluruhan bertujuan sebagai berikut :

  1. Pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan pendapatan/taraf hidup serta kesejahteraan seluruh masyarakat dan perbaikan struktur ekonomi.

  2. Pemanfaatan ruang secara optimal dengan pengembangan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, melalui berbagai usaha. pengembangan ilmu dan teknologi yang sesuai dengan memperhatikan konservasi lingkungan hidup.

  Konsep struktur tata ruang wilayah ditujukan pada pencapaian pemerataan dan keseimbangan tingkat perkembangan antar daerah. Untuk perwujudan pertumbuhan yang dikehendaki dilihat tingkat pertumbuhannya yang mempunyai faktor tingkat kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan hidup maupun kebutuhan untuk melakukan kegiatan usaha. Kriteria tingkat kemudahan memberi pula ukuran bagi kesempatan tumbuh serta ukuran bagi daya tarik dengan kesempatan untuk tumbuh yang seimbang pada dasarnya dapat dicapai pada tingkat pertumbuhan yang seimbang pula. Sejalan dengan pertumbuhan wilayah, muncul pula simpul jasa dan distribusi yang dalam wujud fisiknya berupa kota-kota (kecil), sebagai lokasi kegiatan perekonomian berupa pasar dan fasilitas perdagangan serta penyediaan jasa lainnya. Simpul-simpul yang timbul berada dalam sub koordinasi simpul yang telah ada sebelumnya, sehingga terbentuk deretan simpul yang terikatt satu dengan lainnya dalam hubungan fungsional pemasaran. Simpul-simpul tersebut tersusun dalam susunan hirarki kota.

3.5.1.2. Pembagian Wilayah Kabupaten Gayo Lues

  Sebagaimana didefinisikan dalam Permen PU Nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, disebutkan bahwa Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten merupakan rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten. Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:

  a. PKN yang berada di wilayah kabupaten; b. PKW yang berada di wilayah kabupaten;

  c. PKL yang berada di wilayah kabupaten;

  d. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan

  e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

  • Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan
  • Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Gayo Lues dimaksudkan untuk mengotimalkan peranan dan fungsi dari masing-masing pusat kegiatan dalam kerangka pengembangan secara keseluruhan di dalam Wilayah Kabupaten Gayo Lues.

  Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara berhirarkis sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan, atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembagan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan, namun pertimbangan pada sumberdaya yang ada tidak menjadi pertimbangan utama. Penetapan tersebut selain didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting adalah rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

  Rencana pengembangan pusat kegiatan di Kabupaten Gayo Lues juga mengacu pada kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

  Dalam wilayah Kabupaten Gayo Lues belum ada kota yang mempunyai fungsi sebagai PKN dan PKSN yang ditetapkan sesuai kebijakan nasional, sedangkan PKL ditetapkan sesuai dengan potensi dan arah kebijakan Provinsi Aceh. Untuk Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan oleh kabupaten di sebut dengan PKLp.

  Adapun kriteria yang dijadikan acuan dalam rangka menetapkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) maupun Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam lingkup wilayah Kabupaten Gayo Lues adalah : 1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau 2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

  3. Diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten.

  Dengan mengacu pada ketentuan dalam PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Permen PU No. 15 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Povinsi dan Permen PU No. 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten, maka penetapan pusat-pusat pelayanan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten, adalah:

  1. PKL (Pusat Kegiatan Lokal)

  2. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi)

  3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)

  4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) Berdasarkan ketentuan dan pertimbangan tersebut di atas, maka pusat-pusat pelayanan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Gayo Lues, yaitu:

  Dalam arahan kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gayo Lues telah ditetapkan susunan pusat pelayanan dengan tata strukturnya sebagai berikut:

  1. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah Blangkejeren;

  2. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) adalah Terangun dan Pining;

  3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) adalah Kutapanjang, Ampa Kolak, Cinta Maju, Badak Bur Jumpe, Buntul Gemunyang, Rerebe, Gumpang, dan Kenyaran;

  4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) adalah Pantan Antara, Air Jernih, Sangir, Pintu Rime Gayo, Goh Lemu, Pasir Antara dan Marpunge.

  Rencana pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Gayo Lues dapat di lihat pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1

TABEL 3.1 RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN DI KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2012-2032

  HIERARKI / PUSAT NO. KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN FUNGSI

  1. PKL

  1. BLANGKEJEREN Ibukota Kabupaten Pusat pemerintahan kabupaten sebagai Ibukota Kabupaten Gayo Lues Gayo Lues Perdagangan, Industri dan Jasa skala kabupaten Industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, nilam, sere wangi dan tembakau Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan Pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan Pusat pengembangan perikanan air tawar Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura Pusat Kebudayaan dan Pariwisata Pusat Kegiatan Olahraga

  2. PKLp

  1. TERANGUN Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Terangun Terangun Kawasan strategis kabupaten wilayah barat Jalur lintas strategis dari Gayo Lues ke wilayah barat aceh Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Pusat industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, jeruk manis, nilam, sere wangi dan kelapa sawit Pusat pengembangan perikanan air tawar Pusat pengembangan peternakan (Desa Berhut) Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura wilayah barat Pusat kebudayaan dan pariwisata

  2. PINING Ibukota Kecamatan

Pusat Pemerintahan Kecamatan Pining

Pining Kawasan strategis kabupaten wilayah timur Jalur lintas strategis Gayo Lues ke wilayah timur aceh Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Kawasan pengembangan peternakan (Desa Gajah) RPIJM KABUPATEN GAYO LUES Kawasan industri hasil pertambangan mineral

  HIERARKI / PUSAT NO. KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN FUNGSI Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura wilayah timur Pusat kebudayaan dan pariwisata

  3. PPK

  1. KUTA PANJANG Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Kutapanjang Kuta Panjang Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, buah-buahan, sere wangi dan tembakau Kawasan industri hasil pertambangan mineral Kawasan industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura Pusat kebudayaan dan pariwisata

  2. AMPAKOLAK Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Rikit Gaib Rikit Gaib Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, buah-buahan, sere wangi dan tembakau Kawasan industri hasil pertambangan mineral Pusat kebudayaan dan pariwisata

  3. CINTA MAJU Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintah Kecamatan Blangpegayon Blangpegayon Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat kebudayaan dan pariwisata

  4. BADAK BUR Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Dabun Gelang JUMPE Dabun Gelang Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata

  5. REREBE Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Tripejaya Tripejaya RPIJM KABUPATEN GAYO LUES Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan

  HIERARKI / PUSAT NO. KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN FUNGSI Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kopi, kakao, buah-buahan, sere wangi dan tembakau Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata

  6. BUNTUL Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Blangjerango GEMUNYANG Blangjerango Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata

  7. GUMPANG Ibukota Kecamatan Pusat Pemerintah Kecamatan Putri Betung Putri Betung Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata

  8. KENYARAN Ibukota Pantan Cuaca Pusat Pemerintah Kecamatan Pantan Cuaca Pusat perdagangan, industri dan jasa skala kecamatan Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet Pusat pengembangan perikanan air tawar Pusat industri hasil pertambangan mineral Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan Pusat kebudayaan dan pariwisata Pusat Pemerintahan Mukim Pantan Antara di Kecamatan Pantan Cuaca PPL Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet 4.

  1. PANTAN ANTARA RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

  HIERARKI / PUSAT NO. KETERANGAN FUNGSI UTAMA DAN ARAH PENGEMBANGAN FUNGSI Pusat Pemerintahan Mukim Air Jernih di Kecamatan Blangjerango

  

2. AIR JERNIH Kawasan pengembagan perkebunan kopi, sere wangi, kemiri dan pertanian tanaman pangan

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

Pusat Pemerintahan Mukim Sangir di Kecamatan Dabun Gelang 3.. SANGIR Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

Pusat Pemerintahan Mukim Pintu Rime Gayo Kecamatan Terangun

PINTU RIME

  4. Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet GAYO

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

Pusat Pemerintahan Mukim Pasir Antara Kecamatan Tripejaya

  5. GOH LEMU

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

Pusat Pemerintahan Mukim Pasir Antara Kecamatan Tripejaya

  6. PASIR ANTARA Kawasan industri pengolahan dan jasa hasil perkebunan kakao, nilam, sere wangi, kelapa sawit dan karet

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

Pusat Pemerintah Mukim Marpunge Kecamatan Putri Betung Pusat industri hasil pertambangan mineral

  7. MARPUNGE Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan

Kawasan kebudayaan dan pariwisata

RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

  

Gambar 3.1.

Peta Rencana Pusat Pelayanan

3.5.1.3. Rencana Kawasan Budidaya

  Penetapan kawasan budidaya dimaksudkan memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Kawasan budidaya terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan pertambangan/penggalian, kawasan pariwisata dan kawasan permukiman. Luas kawasan budidaya tahun 2032 di wilayah Kabupaten Gayo Lues adalah seluas 160.034,75 hektar atau 28,84 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

A. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

  1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas

  Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues adalah sebesar 22.719,22 hektar atau 4,09 % dari luas wilayah Kabupaten Gayo Lues. Keberadaan Hutan Produksi Terbatas (HPT) meliputi Kecamatan Tripe Jaya, Terangun, Rikit Gaib, Pining, Pantan Cuaca dan Dabun Gelang. Kecamatan Pining merupakan kecamatan yang paling luas Hutan Produksi Terbatas yaitu 12.300,28 hektar atau 54,14 % dari kesuluruhan luas kawasan HPT di Kabupaten Gayo Lues

  2. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap

  Kawasan Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Gayo Lues luas keseluruhan adalah 30.645,37 hektar atau 5,52 % yang terdapat di Kecamatan Pining, Dabun Gelang dan Rikit Gaib. Luas terbesar terdapat di Kecamatan Pining yaitu 27.507,18 hektar atau 89,76 dari luas Hutan Produksi Tetap secara keseluruhan di Kabupaten Gayo Lues.

B. Kawasan Peruntukan Pertanian

1. Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Basah (Sawah)

  Luas peruntukan kawasan pertanian lahan basah (sawah) yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues adalah 7.886,28 hektar atau 1,42 % dari luas kabupaten. Kawasan pertanian lahan basah (sawah) ini terdapat disemua kecamatan. Luasan terbesar terdapat di Kecamatan Blangjerango yang mencapai luas lahan sebesar 1.966,14 hektar atau 24,9 % sedangkan luasan terkecil terdapat di Kecamatan Putri Betung seluas 182,06 hektar atau 2,3 % dari luasan pertanian lahan basah (sawah) di Kabupaten Gayo Lues.

  

TABELl 3.2

RENCANA LUAS KAWASAN BUDIDAYA

DI KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2012 – 2032 No Kecamatan Luas Kecamatan (ha)

  Kawasan Budidaya (ha) JUMLAH (B) Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Permu- kiman Permu- kiman KAT Perkebunan Rakyat

  

Pertanian

Lahan

Kering

Sawah

  Trans- migrasi Peter- nakan Kawa- san han- kam Kawa- san Ban- dara RTH Kawa- san Wisata Kawa- san per- ikanan

  1 Tripejaya 43,712.73 6,316.07 270.99 9,932.38 512.82 500.84 17,533.10

  2 Terangun 67,180.27 0.01 3,812.59 0.27 16,109.88 551.50 1,619.25 1,421.86 2,00 23,517.36

  3 Rikit Gaib 26,407.84 538.71

  0.01 84.19 7,681.45 0.01 324.38 511.62 9,140.37

  4 Putri Betung 99,686.09 176.77 2,877.38 182.06 12.40 3,256.13

  5 Pining 135,008.35 27,507.18 12,300.28

  51.45 4.57 7,251.35 1,166.30 1,030.89 977.65 67.35 2,00 50,359.02

  6 Pantan Cuaca 29,506.51 1,335.88 268.76 9,801.63 0.01 236.42 2,887.28 3,00 14,532.98

  

7 Kuta Panjang 26,952.72 445.55 731.62 1,503.35 1,181.50 100.07 889.76 195.92 5,047.77

  8 Dabun Gelang 44,471.13 2,599.48 2,766.97 875.32 6,369.50 692.27 454.61 318.55 6.83 14,083.53

  9 Blangpegayon 27,218.09 360.58 1,040.68 236.81 595.75 10.99 2,244.81

10 Blangkejeren 16,605.63 1,193.18 4,627.36 872.31 714.80

  0.01 4.70 228.87 58.63 2,00 7,701.86

  0.68

  28.83 Sumber: Hasil Perhitungan dan Rencana tahun 2012

  0.07

  0.01

  0.04

  0.00

  1.16

  5.52

  1.42

  0.73

  13.69

  0.00

  1.41

  4.09

  11 Blangjerango 38,241.70 262.48 9,550.84 732.64 1,966.14 3.07 102,65 12,617.82 Jumlah 554,991.06 30,645.37 22,719.22 7,801.86 4.84 75,974.07 4,037.40 7,886.28 6,456.88 3,800.90 14.60 228.87 58.63 379.25 160,025.75 Persentase (%) 100

RPIJM KABUPATEN GAYO LUES

  Perlu adanya pengaturan pada kawasan pertanian lahan basah (sawah) yang berada di kawasan lindung dan kawasan pengembangan kota. Kawasan pertanian lahan basah (sawah) tersebut diupayakan untuk dipisahkan dari kawasan lindung dan pengembangan kota. Selain itu diupayakan adanya intensifikasi lahan untuk meningkatkan produktifitas. Dengan luas lahan pertanian sawah tersebut diupayakan untuk tetap dipertahankan dalam rangka menjaga lahan pangan keberlanjutan di Kabupaten Gayo Lues. Arahan pemanfaatan untuk kawasan pertanian lahan basah (sawah) adalah:

  a. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang mencukupi. Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas dengan mengacu pada kondisi terakhir dari irigasi teknis/desa yang ada pada laporan kondisi irigasi terakhir; b. Pembangunan infrastruktur pendukung pertanian guna meningkatkan produktivitas pertanian; c. Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan sehingga hasil panen dapat dicapai lebih dari yang sekarang; d. Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dikembangkan padi organik bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi;

  e. Diperlukan berbagai insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani; f. Penguatan lembaga petani terkait dengan pengelolaan air (irigasi), pengadaan saranan produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran.

2. Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Kering

  Luas peruntukan kawasan pertanian lahan kering (kebun campuran) yang direncanakan terdapat disemua kecamatan di Kabupaten Gayo Lues dengan luasan 4.037,40 hektar atau 0,73 % dari luas kabupaten. Lahan kering ini dialokasikan di kecamatan Kutapanjang, Dabun Gelang, Blangpegayon, Blangkejeren dan Blangjerango. Luasan terbesar terdapat di Kecamatan Kutapanjang seluas 1.503,35 hektar

  Dalam ilmu pertanian jenis pertanian ini dikenal dengan pertanian tanpa genangan ( unirrigated land) seperti tanaman palawija, kacangkacangan, jagung dan lain-lain (Tejoyuwono, 1989). Secara eksisting jenis tanaman pertanian lahan kering yang bertumbuh di Gayo Lues adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Jenis pertanian lahan kering ini dikembangkan pada lahan yang bersesuaian, baik berdasarkan peta kesesuaian lahan maupun fakta lapangan. Arahan pemanfaatan untuk kawasan pertanian lahan kering adalah:

  a. Penetapan kawasan sebagai sentra untuk kegiatan pertanian lahan kering;

  b. Pemilihan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan;

  c. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan;

  d. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian, seperti jalan produksi, peralatan budidaya dan teknologi pengolahan pasca panen; e. Penguatan kelembagaan petani dan permodalan yang terkait dengan pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran.

C. Kawasan Peruntukan Perkebunan

  Kawasan perkebunan yang direncanakan di Kabupaten Gayo Lues adalah seluas 75.974,07 hektar Ha atau 13,69 % dari luas seluruh wilayah Kabupaten Gayo Lues. Kecamatan Terangun, Pining, dan Pantan Cuaca akan di arahkan sebagai sentra produksi hasil perkebunan. Kecamatan Terangun merupakan yang paling luas pemanfaatan lahan untuk perkebunan yaitu 16.109,88 Ha sedangkan di Kecamatan Kutapanjang seluas 731,62 hektar dari luas rencana pemanfaatan lahan untuk perkebunan di Kabupaten Gayo Lues.

  Sebagaimana hasil survey kesesuaian lahan dan berdasrkan pengalaman petani, komoditi yang paling sesuai dikembangkan sebagai komoditi perkebunan adalah tanaman kopi, coklat, kelapa sawit, karet, kemiri, tembakau, sere wangi, nilam, dan nenas. Serewangi dan nilam dari Gayo Lues yang dikelola masyarakat menyebar di setiap kecamatan sudah dikenal secara nasional, bahkan internasional. Sedangkan kopi dan coklat merupakan potensi unggulan dan saat ini masih dalam tahap pengembangan. Arahan pemanfaatan pengembangan kawasan perkebunan, adalah:

  1. Pengembangan wilayah perkebunan sesuai dengan potensi dan kesesuaiannya dan tidak berada pada kawasan konservasi (lindung);

  2. Dalam pengelolaannya perkebunan harus disertai dengan penerapan teknik konservasi tanah dan air;

  3. Perkebunan yang berada di sekitar kawasan lindung diupayakan dalam bentuk agroforestri dan pola PIR.

  4. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan. Untuk kopi dan seriwangi hasil produksi ditingkatkan karena menjadi unggulan. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui bantuan sarana produksi perkebunan, peningkatan keterampilan budidaya dan pengolahan pasca panen;

  5. Pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan yang terdiri dari sub sistem :

  a. Subsistem Hulu (Up Stream): sarana produksi pertanian (industri pembibitan, pabrik pengolahan kopi dan seriwangi serta agrokimia); b. Subsistem Usaha tani (On Farm): produksi pertanian primer (budidaya);

  c. Subsistem Hilir (Down Stream): pengolahan hasil pertanian dan perdagangan;

  d. Subsistem Kelembagaan (Supporting Institution): perbankan, transportasi, penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, penyuluhan dan konsultasi.

D. Kawasan Peruntukan Peternakan

  Peternakan merupakan salah satu kegiatan usaha yang di lakukan penduduk Kabupaten Gayo Lues dalam memenuhi kehidupannya, jenis ternak meliputi ternak besar seperti kerbau, sapi, kambing, domba, kuda dan ternak unggas. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar masyarakat mempunyai berbagai jenis ternak, maka diperlukan lahan untuk pengembalaan. Luas kawasan peruntukan peternakan atau ladang pengembalaan di Kabupaten Gayo Lues sampai tahun 2032 adalah 3.800,90 hektar atau 0,68 % dari luas Kabupaten Gayo Lues. Sebaran kawasan untuk peternakan atau ladang pengembalaan pada tahun 2032 diarahkan di Kecamatan Terangun, Pining, Rikit Gaib dan Kuta Panjang.

  Arahan kebijaksanaan pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Gayo Lues antara lain:

  1. Pengembangan sentra peternakan ternak besar, yaitu sapi (di Kecamatan Kuta Panjang dan Terangun) dan kerbau (di Kecamatan Pining). Sebagai sentra peternakan ternak besar perlu dilengkapi dengan prasarana dan sarana reproduksi (inseminasi buatan), pembesaran, penggemukan dan pemanfaatan daging (RPH) atau pun susu sapi dan kerbau (yoghurt).

  2. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di Pinding dan Terangun dengan kawasan pendukung seluruh kecamatan di Kabupaten Gayo Lues terutama Kecamatan Kuta Panjang.

  3. Pembangunan prasarana dan sarana pendukung pada kawasan sentra peternakan ternak kecil agar dapat berfungsi dan terjadi peningkatan populasi dan produksi ternak kambing dan domba.

  4. Pengembangan sentra peternakan unggas di Blangkeren dan Kuta Panjang.

  Diusulkannya pusat sentra peternakan unggas ini karena populasi unggas terdapat di seluruh kecamatan dengan jumlah yang relatif berimbang antara kawasan.

  5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak sehingga diperoleh peningkatan populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

  6. Pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan perternakan lokal.

E. Kawasan Peruntukan Perikanan

  Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi usaha perikanan darat baik berupa budidaya perairan umum dan kolam. Secara umum kegiatan perikanan dimaksud dilaksanakan masyarakat secara tradisional dan semi intensif. Kawasan peruntukan budidaya perikanan berada di perairan umum sungai yang menyebar di seluruh wilayah kabupaten. Demikian juga dengan kawasan peruntukan budidaya kolam dilaksanakan menyebar di semua kecamatan.

  Kecamatan yang diarahkan untuk pengembangan perikanan kolam adalah Kecamatan Blangkejeren, Pantan Cuaca, Pining dan Kecamatan Terangun. Dalam mendukung pengembangan perikanan direncanakan penyediaan dan peningkatan parasarana perikanan berupa :

  a. Balai Benih Ikan Blangtenggulun, seluas kurang lebih 2 Ha di Desa Blangtenggulun Kecamatan Blangkejeren;

  b. Balai Benih Ikan Aih Selah, seluas kurang lebih 3 Ha di Desa Aih Selah Kecamatan Pantan Cuaca;

  c. Balai Benih Ikan Ekan, seluas kurang lebih 2 ha di Desa Pertik Kecamatan Pining;

  d. Balai Benih Ikan Terangun, seluas kurang lebih 2 ha di Desa Terangun Kecamatan Terangun

  Arahan kebijaksanaan pengembangan kawasan perikanan di Kabupaten Gayo Lues antara lain:

  1. Pemanfaatan kegiatan perikanan perlu didukung oleh sistem saluran untuk kebutuhan airnya;

  2. Diupayakan dengan pengembangan kegiatan perikanan berwawasan konservasi, yaitu dengan tidak mengurangi kualitas air pada aliran sungai;

  3. Peningkatan prasarana dan sarana pendukung pada kecamatan yang menjadi pengembangan kegiatan perikanan.

F. Kawasan Peruntukan Pertambangan

  Kawasan Pertambangan adalah suatu kawasan yang terletak pada zona layak tambang dan didalamnya terdapat sebaran bahan galian unggulan. Kawasan ini telah dipersiapkan secara terintegrasi bagi pemanfaatan bahan galian unggulan yang tidak saja mencakup kegiatan eksplorasi rinci dan penambangan tetapi juga dapat mendorong pembangunan fasilitas pengolahan/pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah hasil tambang. Persiapan secara terintegrasi mencakup persiapan infrastruktur fisik (seperti jaringan jalan, listrik, telekomunikasi) maupun non fisik (seperti peraturan, perizinan) sehingga menjadi daya tarik bagi investor bidang pertambangan dan pengolahan maupun bidang jasa pertambangan

  Kawasan pertambangan yang diusahakan di Kabupaten Gayo Lues adalah bahan tambang emas, timah, tembaga dan marmer. Kegiatan penambangan ini hanya akan dilakukan sesuai peraturan pertambangan yang berlaku berbasis kesejahteraan masyarakat local dan konservasi.

  Kawasan peruntukan pertambangan di kabupaten Gayo Lues meliputi :

  a. Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam, meliputi :

  1. Emas, meliputi Kecamatan Putri Betung, Kecamatan Blangjerango, Kecamatan Pantan Cuaca dan Kecamatan Terangun;

  2. Timah, meliputi Kecamatan Pining dan Kecamatan Dabun Gelang,