PENGASUHAN ORANG TUA DI YOGYAKARTA SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGASUHAN ORANG TUA DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:
Anita Septiningsih
099114046

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Hidup ini seper t i r oda, kadang- kadang akan ber ada di at as, kadangkadang akan ber ada di bawah. Tidak pent ing ket ika kit a ber ada di at as
at au di bawah. Tapi yang paling pent ing adalah mensyukur i ket ika
sukses, dan sabar ket ika gagal.

- Hit am Put ih-

“You can when you believe”

-MT GW -


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada :
Bapaku yang ada di surga, TUHAN YESUS KRISTUS
Bapakku Sutarman
Ibukku Pudentiana Surani
Kakakku Andhika Kustaryono
Teman- temanku Psikologi USD Angkatan 2009
D an semua yang mendampingi dan menyayangi ku.


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGASUHAN ORANG TUA DI YOGYAKARTA
Studi Pada Mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Anita Septiningsih
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek pengasuhan orang tua yang tinggal di
Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode wawancara. Penelitian ini menggunakan subjek orang tua (ayah & ibu)
yang tinggal di Yogyakarta, dan masih memiliki anak dengan maksimal usia 10 tahun. Komposisi
subjek dibuat cukup representatif, yaitu dapat mewakili lokasi tempat tinggal, tingkat pendidikan,
dan pekerjaan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar praktek
pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua di Yogyakarta saat ini terkait dengan penanaman
disiplin dan nilai-nilai, mendorong / mengajarkan pengelolaan diri, dan mengajarkan kemandirian.
Praktek pengasuhan lainnya yang muncul terkait dengan perihal memberikan perhatian dan kasih
sayang, memberikan dukungan dalam tugas akademik dan minat anak, memenuhi kebutuhan
dasar, keterlibatan dan kehadiran dalam kegiatan anak, memberikan kesenangan pada anak, dan
pengabaian. Cara-cara yang paling banyak digunakan orang tua dalam praktek pengasuhan antara
lain memberikan nasehat pada anak, melibatkan secara langsung, dan memberikan contoh kepada
anak.
Kata kunci: praktek pengasuhan, orang tua.

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PARENTING IN YOGYAKARTA
Study Psychology in Sanata Dharma University
Anita Septiningsih

ABSTRACT
The research aimed to know the parenting practices in Yogyakarta currently. The
research used descriptive qualitative method. Researchers used an open interview method with the
order written questions in detail. The subjects of this research was parents ( father and mother )
who lives in Yogyakarta, and still have a child bellow 10 years old. The results showed that
parents in Yogyakarta mostly associated their child with discipline and value, encourage / teach
self-management, and teach self-reliance. Other parenting practices that appear associated with
attention and affection, providing support in academic work and interests of children, fullfill the

basic needs, involve and presence at the child's activities, provide fun thing, and neglect. Javanese
parent’s used same pattern in parenting practices include providing advice to the child, direct
engagement, and provide an example to children.
Keyword: parenting practices , parents.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang
atas limpahan rahmat dan kasih-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas skripsi ini.
Perjuangan dalam menyelesaikan semua ini sungguh luar biasa. Begitu banyak
kesulitan dan hambatan yang penulis temui selama proses penyelesaian skripsi ini.
Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Sanata Dharma.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan, dukungan, dan
uluran tangan berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
pihak-pihak yang ikut ambil bagian dalam penelitian ini. Beberapa pihak tersebut
adalah:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang memberikan ijin untuk penelitian ini.
2. Ibu Agnes Indar Etikawati., S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi
yang dengan sabar mendampingi, memberikan perhatian, semangat, saran, dan
kritik yang membangun untuk penyelesaian skripsi.

3. Para dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji
hasil penelitian ini.
4. Bapak Agung Santoso, M.A. selaku ex dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan motivasi selama perkuliahan mengenai penulisan skripsi
agar cepat terselesaikan.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Ibu Tjipto Susana selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan semangat dan dorongan untuk terus maju dan tidak putus asa.
6. Seluruh dosen psikologi yang dengan sabar memberikan ilmunya yang
sungguh luar biasa, keakraban dengan mahasiswa yang sangat baik, sehingga
penulis merasa bahagia dan bangga berada di Fakultas Psikologi Sanata

Dharma Yogyakarta.
7. Segenap staf Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji, dan Mas
Doni yang dengan sabar memberikan pelayanan dan membantu proses
kelancaran administrasi kepada penulis selama kuliah di sini.
8. Pak Gik yang selalu semangat bekerja, ceria saat disapa dan baik hati untuk
membukakan lift kepada penulis dan setiap mahasiswa yang membutuhkan.
Semangat terus Pak Gik.
9. Mitra perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah melayani dengan
sangat baik, sehingga mempermudah penulis selama menyelesaikan tugas
akhir ini dan penulis merasa kerasan selama di dalam perpustakaan.
10. Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu memberikan semangat dan
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, dan terima
kasih untuk semua doa yang tak pernah putus diberikan untuk penulis.
11. Kakakku Andhika Kustaryono yang selalu menjadi tempat untuk bercerita
ketika penulis merasa putus asa. Terima kasih untuk doa, wejangan, dan
motivasi yang diberikan untuk membangkitkan semangat penulis.
12. Cella, Angel, Brigit, Sherly, Grety, Nao terima kasih untuk segala bentuk
bantuan yang diberikan kepada penulis. Berkat bantuan kalian penulis bisa
xi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

mendapatkan subjek tambahan sesuai dengan kriteria yang diharapkan penulis.
Bantuan kalian sungguh luar biasa untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13. Christy, Indri, Vera, Leo teman-teman satu bimbingan, terima kasih untuk
canda tawanya, suka duka kita lewati bersama, dan kata “semangat” lah yang
selalu terucap dari kalian yang menambah semangat penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
14. Sherly, Ayu Bali, Wayan yang selalu memberikan semangat dan mengajarkan
banyak hal kepada penulis. Terima kasih untuk tambahan ilmunya yang
penulis rasa sangat kurang dalam pengetahuan sumber dan teori.
15. Terima kasih untuk seluruh subjek penelitian saya yang telah berbagi
pengalamannya dan sangat ramah kepada penulis.
16. Terima kasih untuk rumah belajar “Dobby” yang sangat ramah dan membantu
penulis mendapatkan subjek penelitian sehingga memperlancar penulis dalam
proses pengerjaan skripsi ini.
17. Semua teman-temanku di Psikologi angkatan 2009 yang saling berjuang
bersama selama empat tahun terakhir ini, saling memberikan motivasi dan
semangat saat penulisan skripsi. Semangat buat kalian yang dalam
menyelesaikan skripsi.
18. Prasma Bakcti terimakasih bisa menjadi teman, sahabat, dan kekasih yang
sabar menghadapi sikap penulis yang labil saat menjalani pengerjaan skripsi
ini, menjadi tempat keluh kesah penulis, dan canda tawa yang diberikan.
19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna dan tentunya masih memiliki banyak kesalahan, dan kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kepatutan dalam penelitian selanjutnya. Akhir kata, atas perhatian dan
dukungannya penulis ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 22 Mei 2014
Penulis

Anita Septiningsih

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xviii
BAB I:

PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
1.

Manfaat Teoritis ............................................................... 6

2.

Manfaat Praktis ................................................................ 7

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II:

LANDASAN TEORI .................................................................... 8
A. Pengasuhan Orang Tua ........................................................... 8
1.

Definisi Pengasuhan ........................................................ 8

2.

Cakupan Pengasuhan ...................................................... 9

B. Yogyakarta dan Budaya Jawa ................................................. 13
C. Pengasuhan Tradisional Orang Tua Jawa ................................ 14
D. Pengasuhan Orang Tua di Yogyakarta Saat Ini........................ 16
E. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 18
BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................... 19
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 19
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 20
C. Subjek Penelitian .................................................................... 20
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 21
E. Pedoman Wawancara .............................................................. 22
F. Prosedur Penelitian ................................................................. 23
G. Teknik Analisa Data ............................................................... 24
H. Teknik Keabsahan Data .......................................................... 25
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 27
A. Proses Pengambilan Data ........................................................ 27
1.

Pelaksanaan Penelitian .................................................... 27

2.

Identitas Subjek............................................................... 29

B. Analisis Hasil.......................................................................... 30
C. Pembahasan ............................................................................ 55
xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V:

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 60
A. Kesimpulan............................................................................. 60
B. Saran ...................................................................................... 60
1.

Bagi Orang Tua ............................................................... 61

2.

Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN ................................................................................................... 65

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ....................................................................... 22
Tabel 4.1 Pelaksanaan Wawancara Langsung .................................................. 28
Tabel 4.2 Identitas Subjek ............................................................................... 29

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Kategorisasi ....................................................................... 67
Lampiran 2. Tabel Praktek Pengasuhan 1 ........................................................ 73
Lampiran 3. Tabel Praktek Pengasuhan 2 ........................................................ 85
Lampiran 4. Verbatim Subjek Keluarga Pertama ............................................. 93
Lampiran 5. Verbatim Subjek Keluarga Kedua ................................................ 105
Lampiran 6. Verbatim Subjek Keluarga Ketiga ............................................... 121
Lampiran 7. Verbatim Subjek Keluarga Keempat ............................................ 135

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan lingkungan yang paling berperan dalam
perkembangan anak. Di dalam keluarga, orang tua adalah pihak yang
sangat bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Oleh karenanya, orang
tua berkewajiban untuk mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak agar
mampu mandiri (Moesono, 2003). Peran pengasuhan dan pendampingan
orang tua adalah sesuatu yang sangatlah penting di dalam keluarga. Hal
tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Astuti (2004) bahwa peran
orang tua lebih besar di dalam keluarga daripada peran lingkungannya.
Bagaimana anak dididik dan dibesarkan oleh orang tua dalam sebuah
keluarga akan membawa dampak yang sifatnya bukan sementara, namun
termanifestasi selama hidup anak tersebut, baik dalam perilaku, pola pikir,
maupun cara pandang anak. Masalah pengasuhan menjadi menarik untuk
dibahas karena pengasuhan merupakan dasar utama orang tua dalam
mengasuh dan mendidik anak dan pengasuhan akan berpengaruh pada
kepribadian

anak.

Orang

tua

memiliki

tanggung

jawab

dalam

mengembangkan eksistensi anak melalui pengasuhannya (Gunarsa, 1998).
Pengasuhan orang tua adalah cara khas orang tua dalam
memperlakukan

anak-anaknya

yang

1

berhubungan

erat

dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

terbentuknya kepribadian yang kuat (Hadinoto, 1991). Pengasuhan sering
dipahami dalam dua konteks yakni pola asuh (parenting style) dan praktek
pengasuhan (parenting practice).
Berdasarkan referensi dari barat, selama ini pola asuh seringkali
dibedakan atas pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis (Baumrind
dalam Hurlock, 1993). Pola asuh permisif kemudian dibedakan menjadi
dua yakni permissive-indulgent dan permissive-indifferent (Baumrind
dalam Santrock, 2002). Pola asuh otoriter memberikan kendali yang
tinggi, kurang menunjukkan kehangatan serta mengharuskan anak
mematuhi peraturan yang telah dibuat. Pada pola asuh demokratis, orang
tua memberikan perhatian penuh, menunjukkan kehangatan pada anak,
dan menghargai kebebasan anak. Pola asuh permisif tidak mengajarkan
peraturan kepada anak dan tidak akan menghukum anak ketika melanggar
peraturan. Pada pola asuh permissive-indulgent, orang tua sangat
memanjakan dan melindungi anak, sedangkan pada pola asuh permissiveindifferent orang tua justru sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak dan
cenderung menelantarkan anak.
Menurut Darling & Steinberg (dalam Spera, 2005) menjelaskan
bahwa praktek pengasuhan adalah suatu perilaku tertentu yang digunakan
orang tua untuk mensosialisasikan anak. Dalam praktek pengasuhan
(parenting practice) tidak ada kategorisasi dan tidak ada organisasi dalam
pengasuhannya. Artinya, pengasuhan itu tidak dapat digolongkan karena
tidak dijelaskan secara teoritis seperti gaya pengasuhan (parenting style).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Selain itu, praktek pengasuhan lebih menggambarkan perilaku pengasuhan
yang dilakukan.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan
gambaran mengenai praktek pengasuhan orang tua yang tinggal di
Yogyakarta. Yogyakarta merupakan pusat kebudayaan Jawa selain
Surakarta. Selain itu, keberadaaan keraton Yogyakarta dipandang sebagai
salah satu pusat budaya yang masih kental dengan

nilai-nilai budaya

Jawa.
Begitu banyak warisan budaya yang ada, yang menjadikan kota
Yogyakarta menarik perhatian para pendatang dari luar, dan tidak sedikit
pula orang untuk tinggal di Yogyakarta. Bahkan masyarakat pendatang
yang masuk dan tinggal di Yogyakarta turut mengenal dan berperan dalam
mempraktekkan budaya yang ada di Yogyakarta (Prabowo, 2011).
Akulturasi merupakan perubahan dalam cara pengasuhan yang dihasilkan
dari kontak secara terus menerus dengan budaya lain (Segall, 1999; dalam
Sarah Wise & Lisa da Silva,2007). Sebagai contoh adalah kasus migrasi
orang dari suatu daerah yang menyesuaikan diri dengan budaya yang ada
dalam daerah lain.
Pengasuhan anak sangat bergantung pada nilai-nilai budaya yang
ada dalam keluarga. Kebudayaan asal orang tua akan mempengaruhi
pengasuhannya kepada anak (Geertz, 1983). Budaya Jawa merupakan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang di dalam tradisinya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

memiliki nilai-nilai keluhuran dan kearifan budaya yang menjadi ciri khas
masyarakat Jawa. Budaya Jawa memiliki ciri khas yang sangat kental
dengan tata krama yang mementingkan unggah-ungguh dan sopan santun
(Geertz, 1983).
Pengasuhan anak dalam budaya Jawa bertujuan untuk membentuk
anak menjadi orang Jawa. Geertz (1983) menyatakan bahwa anak-anak itu
harus menjadi orang Jawa sepenuhnya yakni njawani yang berarti anak
dapat berperilaku sopan, bijak, matang, serta berperilaku rukun. Kesadaran
individu sebagai orang Jawa selalu berpedoman pada dua prinsip dasar,
yaitu prinsip rukun dan hormat yang menjadi dasar setiap perilaku.
Kemahiran dalam mempergunakan sikap hormat yang tepat dikembangkan
pada orang Jawa sejak kecil melalui pendidikan di dalam keluarga.
Sebagaimana dikemukakan oleh Geertz (1983), untuk mencapai tujuan
pendidikan itu cara yang digunakan berdasarkan nilai-nilai budaya Jawa
adalah dengan mengajarkan anak-anaknya untuk wedi, isin, dan sungkan.
Wedi berarti takut sebagai reaksi terhadap ancaman fisik maupun sebagai
rasa takut terhadap sesuatu yang asing akibat kurang menyenangkan dari
suatu tindakan. Isin berarti malu, enggan, canggung, merasa bersalah
akibat suatu pelanggaran sosial yang ditimpakan diri sendiri. Sungkan
adalah rasa malu dalam arti positif tanpa adanya perasaan berbuat suatu
kesalahan, bukanlah rasa malu yang harus dicegah. Sungkan sebagai rasa
hormat yang sopan terhadap atasan atau sesama yang belum akrab.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

Dalam pengasuhannya, cara yang digunakan orang tua Jawa yakni
melindungi

anak,

merawat

anak

(memberi

makan,

mengeloni,

mengemong, menyuapi, memandikan), menyediakan teladan bagi anak,
memberikan kasih sayang dan perhatian, mengajarkan tata cara
kemasyarakatan, membuatkan keputusan bagi anak, serta memberikan
hukuman bagi anak ketika melakukan kesalahan (Geertz, 1983). Hal yang
sama diungkapkan oleh Ihroni (dalam Hartati, 1991)

bahwa dalam

mengasuh anak, orang tua Jawa menanamkan hal-hal yag bersifat baik
seperti memberikan nasehat-nasehat, menerangkan disiplin dalam tugas
sehari-hari, memberikan tauladan tanggung jawab baik dalam lingkungan
keluarga maupun lingkungan di luar keluarga. Hal ini dimaksudkan agar
anak tetap dapat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan adat budaya
yang ada.
Beberapa penelitian mengenai pengasuhan yang sudah dilakukan
lebih menggunakan pola asuh dari Baumrind. Sebagian besar penelitian
yang dilakukan di Yogyakarta menemukan bahwa orang tua di Yogyakarta
lebih menerapkan pola asuh demokratis. Di samping itu, ditemukan pola
asuh yang lain seperti permisif dan otoriter.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengasuhan
Jawa sendiri sudah cukup lama ada seperti yang disampaikan dalam buku
Geertz tahun 1983. Seiring perkembangan zaman, besar kemungskinan
pengasuhan orang tua mulai bergeser. Unsur-unsur kebudayaan asing
dapat saja di adopsi oleh orang tua Jawa dan dapat merubah orang tua

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

dalam pengasuhannya kepada anak. Selain itu, penelitian mengenai
pengasuhan yang pernah dilakukan di Yogyakarta lebih memetakan
pengasuhan berdasarkan pola asuh dari Baumrind dan lebih bersifat
deduktif. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui
praktek pengasuhan yang dilakukan di Yogyakarta yang bersifat induktif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana praktek
pengasuhan anak yang dilakukan oleh orang tua di Yogyakarta saat ini?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktek
pengasuhan orang tua di Yogyakarta saat ini dalam mengasuh anak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan tambahan wacana yang berkaitan dengan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Perkembangan dan Sosial, yang
memfokuskan pada teori pola asuh, khususnya pada pengasuhan
orang tua saat ini.
b. Dapat digunakan sebagai literature dalam pelaksanaan penelitian
yang relevan di masa yang akan datang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada para psikolog dan praktisi konseling mengenai
pengasuhan orang tua saat ini.
b. Bagi para orang tua dan masyarakat, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai cermin mengenai pengasuhan orang tua saat ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengasuhan Orang Tua
1. Definisi Pengasuhan
Keluarga merupakan lingkungan utama bagi anak-anak. Dalam
proses pengasuhan orang tua sekaligus merupakan tempat menerima
pelajaran

mengenai

norma-norma

adat.

Pengasuhan

anak

akan

menentukan sikap dan perilaku untuk menuju perkembangan anak menjadi
dewasa (Hartati,1991). Menurut Dewi (2002) orang tua adalah ayah, ibu
sebagai suatu kesatuan karena dalam pengasuhan anak, ayah dan ibu
mempunyai tanggung jawab yang sama. Orang tua merupakan sosok yang
paling dekat dengan anak-anaknya. Selama masa bayi dan kanak-kanak,
orang tua merupakan sosok yang paling bertanggung jawab terhadap anakanaknya. Fungsi dan tanggung jawab orang tua adalah mengasuh,
memelihara, melindungi dan melatih anak untuk bersosialisasi.
Pada dasarnya hubungan orang tua dan anak tergantung pada
pengasuhan orang tua (Hurlock, 1993). Dari sinilah sikap orang tua
tampak dalam mempengaruhi anak melalui cara orang tua mengasuh.
Hadinoto (1991) mengatakan bahwa pengasuhan orang tua adalah cara
khas orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya yang berhubungan
erat dengan terbentuknya kepribadian yang kuat.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Balson (1993) berpendapat bahwa pengasuhan adalah cara-cara
yang digunakan orang tua dalam mengasuh anaknya. Di sisi lain, Hartati
(1991) menjelaskan dalam proses pengasuhan anak, terlihat berbagai
aktivitas seperti mendidik, merawat, mengajarkan gotong royong,
kerukunan, tata krama serta membimbing anak dalam keluarga untuk
menjadi anggota keluarga dan anggota masyarakat yang sesuai dengan
norma yang berlaku dalam budaya yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengasuhan
orang tua adalah suatu cara yang dilakukan oleh orang tua dalam
mengasuh anak, agar membuat anak merasa nyaman, dan dapat
berkembang menjadi pribadi yang diharapkan dalam masyarakat. Untuk
selanjutnya, penelitian ini lebih difokuskan pada pengasuhan orang tua
(parenting pracctice).
2. Cakupan Pengasuhan
Pengasuhan dibedakan menjadi dua yaitu gaya pengasuhan
(parenting style) dan praktek pengasuhan (parenting practice).
Menurut Diana Baumrind (dalam Bukatko, 2004), secara tradisional
ada dua dimensi utama dalam gaya pengasuhan (parenting style) yakni
kehangatan dari orang tua (parental warmth) dan kontrol orang tua
(demandingness). Berdasarkan dua dimensi tersebut gaya pengasuhan
(parenting style), menurut Baumrind (dalam Santrock, 2002) ada tiga
gaya pengasuhan anak oleh orang tuanya yaitu authoritative,
authoritarian, dan permissive. Kemudian menurut Baumrind, pola

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

asuh permisif dibedakan menjadi dua yaknipermissive-indulgent dan
permissive-indifferent.
a. Pola asuh authoritative / demokratis
Orang

tua

yang

authoritative

berperilaku

hangat

tapi

tegas.Orang tua mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih
menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan
mereka. Orang tua authoritative menanamkan kebiaaan-kebiasaan
rasional,

berorientasi

pada

perbincangan-perbincangan

masalah,

dan

sering

penjelasan

terlibat

dengan

anak

dalam
dan

memegang teguh disiplin.
b. Pola asuh authoritarian / otoriter
Orang tua otoriter beranggapan bahwa anak-anak harus
menerima aturan-aturan dan standar yang ditentukan orang tua tanpa
mempersoalkannya.
c. Pola asuh permissive / permisif
Orang tua permisif tidak memberikan batasan-batasan atau
aturan-aturan yang sifatnya wajib / dipaksakan. Maccoby dan Martin
membagi pola asuh permisif menjadi dua bentuk, yaitu permissiveindulgent dan permissive-indifferent.
1. Permissive-indulgent
Pada pola asuh ini orang tua sangat terlibat dalam
kehidupan anak-anak mereka tetapi orang tua menetapkan sedikit

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

batas dan kendali terhadap perilaku mereka selalu menuruti atau
terlalu membebaskan.
2. Permissive-indifferent
Pada pola asuh ini orang tua sangat tidak terlibat dalam
kehidupan. Orang tua ini hanya memiliki sedikit waktu dan
perhatian yang diluangkan untuk anak.

Praktek pengasuhan (parenting practice) lebih beragam karena
pada dasarnya praktek pengasuhan lebih menekankan pada perlakuan
atau cara orang tua dalam mengasuh (Spera, 2005). Menurut Darling &
Steinberg (dalam Spera, 2005) menjelaskan praktek pengasuhan adalah
suatu

perilaku

tertentu

yang

digunakan

orang

tua

untuk

mensosialisasikan anak. Misalnya ketika mensosialisasikan anak-anak
mereka untuk berhasil di sekolah, orang tua memberlakukan praktek
pengasuhan tertentu, keterlibatan orang tua dalam menghadiri
pertemuan antara orang tua dan guru, melakukan pekerjaan rumah
bersama

anak-anak,

memberikan

nasehat

bagi

anak

untuk

menggunakan waktu luang untuk membaca, membantu anak-anak
mengerjakan tugas dari sekolah, dan memonitor perilaku anak-anak
setelah pulang sekolah.
Paul & Fowler (2002) memberikan contoh pengasuhan (parenting
practice) seperti terlibat langsung dalam kegiatan ektrakurikuler anak
seperti memasak makan malam bersama, mencuci piring, memberikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

pujian dan umpan balik positif terhadap prestasi anak, mengajak
diskusi anak mengenai olahraga, musik, dan seni.
Praktek pengasuhan juga lebih baik digunakan untuk memprediksi
perilaku daripada gaya pengasuhan. Asumsinya adalah bahwa dimensi
luas gaya pengasuhan mungkin tidak cukup menangkap kompleksitas
perkembangan anak (Carlo, McGinley, Hayes, Batenhorst, Wilkinson,
2007). Dalam praktek pengasuhan (parenting practice) tidak ada
kategorisasi dan tidak ada organisasi dalam pengasuhannya. Artinya,
pengasuhan itu tidak dapat digolongkan karena tidak dijelaskan secara
teoritis seperti gaya pengasuhan (parenting style).
Faktor pengasuhan meliputi perilaku orang tua sebagai parental
support dan parental control (Henry, 1994, dalam Families
Consortium). Parental support merupakan dukungan orang tua yang
dirancang untuk menunjukkan penerimaan orang tua dan persetujuan
terhadap anak. Parental support ini ditunjukkan oleh orang tua melalui
perilaku seperti adanya dorongan, kasih sayang, perawatan, serta
pujian terhadap anak. Sedangkan parental control merupakan teknik /
cara yang orang tua gunakan untuk mendapatkan kepatuhan dari anak
sesuai yang diharapkan oleh orang tua. Parental control ini
ditunjukkan oleh orang tua melalui perilaku seperti mengontrol
perilaku anak, pemberian hukuman kepada anak, monitoring perilaku
anak, memberikan penjelasan alasan yang logis kepada anak, serta

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

pembatasan kasih sayang pada anak (tidak memanjakan anak) (Henry,
1994).
Jika dicermati, perilaku-perilaku orang tua yang termasuk dalam
praktek pengasuhan (parenting practice) juga tercakup dalam fungsi
parenting. Fungsi parenting tersebut meliputi disiplin (discipline),
membimbing (guidance), merawat (nurturance), dan aksesbilitas
(accessibility) (Bross, 1982).

B. Yogyakarta dan Budaya Jawa
Yogyakarta merupakan pusat kebudayaan Jawa selain Surakarta.
Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya (Prabowo, 2011).
Hal ini disebabkan karena adanya keraton Yogyakarta yang dipandang
sebagai salah satu pusat budaya Jawa yang masih sangat kental dengan
warisan budaya etnik Jawa. Bagaimana tidak, di Keraton masih banyak
menyimpan tentang berbagai kesenian, hasil budaya, ragam pakaian adat
dan bentuk rumah ala jawa yang indah. Tidak berhenti disitu saja, di
Keraton Jogja juga mempertunjukkan bagaimana supelnya orang jawa
dalam berkomunikasi dan bersapa dengan semua orang yang datang
disana. Selain itu warga sekitar keraton pun juga masih kental dalam
penggunaan bahasa Jawa-nya. Hal ini dikarenakan untuk menghormati dan
melestarikan kebudayaan Jawa yang ada (Prabowo, 2011)
Salah satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia adalah
kebudayaan Jawa. Kebudayaan Jawa adalah konsep-konsep mengenai apa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

yang hidup dalam alam pikiran, sebagian besar dari masyarakat mengenai
apa yang dianggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup, sehingga
dapat berfungsi sebagai suatu pedoman hidup bagi masyarakat Jawa
(Endraswara, 2005). Budaya ini terus menerus dikembangkan, agar apa
yang menjadi cita- cita para leluhur dapat tercapai, yaitu terbentuknya
masyarakat Jawa yang berbudaya. Keragaman budaya ini dapat
mempengaruhi proses pengasuhan yang terjadi dalam masyarakat Jawa.
C. Pengasuhan Tradisional Orang Tua di Jawa
Proses pengasuhan anak dalam masyarakat Jawa dilakukan sejak
kecil. Sejak kecil, anak dibuat untuk merasa kerasan dalam lingkungan
rumahnya yang hangat, sehingga rasa kepercayaan yang mendalam
khususnya kepada ibu tumbuh pada diri anak, karena pada umumnya ibu
menjadi pengasuh utama. Sebagaimana dikemukakan oleh Geertz (1983),
cara yang digunakan berdasarkan nilai-nilai budaya Jawa adalah dengan
mengajarkan anak-anaknya untuk wedi, isin, dan sungkan.
Wedi berarti takut, baik dalam arti jasmaniah maupun dalam arti
sosial terhadap suatu kecemasan atas akibat dari suatu tindakan yang tidak
menyenangkan. Isin berarti malu, enggan, canggung, merasa bersalah
akibat suatu pelanggaran sosial yang ditimpakan diri sendiri.Belajar
merasa malu (ndue isin) merupakan langkah pertama ke arah kepribadian
Jawa yang matang. Sebaliknya penilaian untuk tidak tahu malu (ora ndue
isin) merupakan suatu kritik yang amat tajam dala budaya Jawa. Rasa isin
dikembangkan pada anak dengan membuat dia malu di hadapan tetangga,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

tamu dan lain sebagainya apabila ia melakukan sesuatu yang pantas
ditegur. Sungkan adalah malu dalam arti yang positif tanpa adanya
perasaan berbuat suatu kesalahan bukanlah rasa malu yang harus dicegah.
Sungkan sebagai suatu rasa hormat yang sopan terhadap atasan atau
sesama yang belum akrab.
Geertz (1983) mempunyai anggapan bahwa pengasuhan dalam
masyarakat Jawa ditentukan oleh dua prinsip yaitu prinsip rukun dan
prinsip hormat. Prinsip rukun dimaksudkan untuk mempertahankan
masyarakat dalam keadaan harmoni. Hidup rukun berarti usaha terusmenerus oleh semua individu untuk bersikap tenang satu sama lain dan
untuk

menyingkirkan

unsur-unsur

yang

mungkin

menimbulkan

perselisihan dan keresahan. Untuk dapat menjadi rukun satu sama lain,
maka individu dituntut untuk menjadi “Jawa” dan “Ngerti”. Menjadi
jawa berarti individu menjadi orang jawa yang sepenuhnya yakni menjadi
sopan, bijak dan matang serta individu mampu mengendalikan diri dan
berperilaku sesuai dengan tata krama. Ngerti berarti individu mengerti
akan unggah-ungguh dan sopan santun yang ada dalam budaya
masyarakat. Kemudian prinsip hormat yang diartikan bahwa setiap orang
dalam cara bicara dan membawa diri selalu harus menunjukkan sikap
hormat terhadap orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya.
Dalam budaya Jawa sendiri, cara yang digunakan oleh orang tua
Jawa dalam mengasuh anaknya yakni dengan melindungi anak, merawat
anak ( memberi makan, mengeloni, mengemong, menyuapi, memandikan),

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

menyediakan teladan bagi anak, memberikan kasih sayang dan perhatian,
mengajarkan tata cara kemasyarakatan, membuatkan keputusan bagi anak,
serta memberikan hukuman bagi anak ketika melakukan kesalahan
(Geertz, 1983).

D. Pengasuhan Orang Tua Di Yogyakarta Saat Ini
Pengasuhan merupakan suatu cara yang digunakan orang tua dalam
mengasuh anak dan membimbing anak agar anak merasa nyaman dalam
membentuk pribadi yang kuat dan dapat berkembang menjadi pribadi yang
baik yang diharapkan dalam masyarakat.
Pengasuhan tradisional orang Jawa merupakan suatu cara yang
digunakan oleh orang tua Jawa dalam mengasuh anak dengan
mengajarkan anak-anaknya tata cara kemasyarakatan, membuatkan
keputusan bagi anak, menyediakan teladan bagi anak, memberikan
hukuman bagi anak, merawat anak dan melindungi anak (Suseno, 1985).
Kemudian cara yang digunakan orang tua jawa berdasarkan nilai-nilai
Jawa yaitu dengan mengajarkan anaknya untuk wedi, isin, dan sungkan.
Tuntutan zaman yang bersifat modernisasi dan westernisasi seperti
sekarang ini mendorong individu untuk mengadaptasi unsur-unsur
kebudayaan barat, salah satunya adalah orang Jawa saat ini. Budaya jawa
saat ini mulai bergeser akibat adanya proses adaptasi yang dilakukan oleh
orang jawa dengan mengadopsi unsur budaya barat. Salah satu
kebudayaan jawa yang sudah mulai bergeser adalah pengasuhan orang tua.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Masuknya unsur-unsur budaya barat mengakibatkan perubahan perilaku
orang tua jawa, khususnya perubahan cara mengasuh anak. Orang tua
Jawa saat ini telah bergeser menjadi orang tua yang modern yang
terpengaruh era globalisasi yang serba instan dan cepat, sehingga
berdampak

pada

perubahan

pengasuhan

anak

secara

tradisional

(Endraswara, 2005).
Selain itu, hasil survey yang dilakukan peneliti terhadap beberapa
orang tua di Yogyakarta mengenai pergeseran praktek budaya Jawa dalam
pengasuhan kepada anaknya, bahwa sebagian orang tua saat ini sedikit
mengajarkan bahasa jawa kepada anaknya. Sebagian orang tua juga mulai
meninggalkan pengasuhan seperti tidak membatasi inisiatif anak seperti
anak diberi kebebasan untuk bermain, orang tua menyediakan fasilitas
internet dirumah agar anak tidak ketinggalan informasi dan berkembang
secara mandiri. Disamping itu, orang tua juga tetap mengajarkan disiplin
pada anak seperti ketepatan waktu dalam belajar, membuat jadwal rutinitas
sehari-hari, serta memberi batasan waktu bagi anak untuk bermain. Selain
itu, orang tua masih mengarahkan perilaku anak seperti adanya batasan
saat bermain bersama teman, menghukum anak saat melakukan kesalahan
dengan cara memarahi.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti kepada orang tua
di Yogyakarta, para orang tua itu melakukan pengasuhan dalam parental
support seperti mengajari anak ketika mengalami kesulitan, menemani
anak saat belajar, orang tua menyediakan fasilitas internet di rumah agar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

anak tidak ketinggalan informasi, meluangkan waktu untuk mengajak anak
bercerita saat kumpul bersama. Sedangkan dalam hal parental control cara
yang digunakan oleh orang tua adalah mengarahkan perilaku anak seperti
mengajarkan anak agar terbiasa belajar tepat waktu dengan cara membuat
jadwal rutinitas, memberi batasan kepada anak untuk jam bermain dan
menonton televisi.
E. Pertanyaan Penelitian
Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktek
pengasuhan adalah suatu cara yang dilakukan oleh orang tua dalam
mengasuh anak, agar membuat anak merasa nyaman, dan dapat
berkembang menjadi pribadi yang diharapkan dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil survei di atas ditemukan adanya indikasi pergeseran
praktek pengasuhan. Maka, pertanyaan dalam penelitian ini adalah
bagaimana praktek pengasuhan yang digunakan oleh orang tua di
Yogyakarta?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Melalui pendekatan deskriptif, peneliti berusaha
untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dari situasi atau
kejadian yang terjadi saat ini (Azwar, 1998). Hal ini sejalan dengan
pendapat Bogdan & Taylor dalam Basrowi (2008) yang menyatakan
“metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Poerwandari (2005) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip
wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain
sebagainya. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti tidak melakukan
pengukuran berupa angka-angka, namun hanya berdasarkan pemahaman
yang mendalam tentang pengasuhan saat ini. Oleh sebab itu, penelitian ini
bermaksud untuk mengetahui pengasuhan orang tua di Jawa saat ini dan
data yang diperoleh berupa transkrip wawancara.

19

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

B. Fokus Penelitian
Pengasuhan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh orang tua
dalam mengasuh anak, agar membuat anak merasa nyaman, dan dapat
berkembang menjadi pribadi yang diharapkan dalam masyarakat. Cara
pengasuhan tersebut sering disebut sebagai praktek pengasuhan (parenting
practice). Fokus penelitian ini adalah praktek pengasuhan yang dilakukan
orang tua di Yogyakarta.

C. Subjek Penelitian
Pemilihan subjek dipilih dengan memperhatikan beberapa kriteria
yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria subjek
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Subjek merupakan orang tua (ayah & ibu) dan tinggal di
Yogyakarta. Pemilihan subjek orang tua

yang dikhususkan

pada orang tua yang tinggal di Yogyakarta karena disesuaikan
dengan tujuan penelitian.
b. Subjek merupakan kedua orang tua yang masih memiliki anak
maksimal usia 10 tahun. Peneliti memilih subjek dengan
kriteria tersebut dikarenakan anak dengan umur maksimal 10
tahun masih berada pada tahap akhir kanak-kanak (Santrock,
2002).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c. Dalam penelitian

ini,

komposisi subjek

dibuat

21

cukup

representatif, yaitu dapat mewakili lokasi tempat tinggal,
tingkat pendidikan, dan pekerjaan yang berbeda.

D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode wawancara. Wawancara (interview) adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab atau bentuk
komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi (Moleong,
2000).
Peneliti menggunakan jenis wawancara semi terstruktur, yaitu
dengan

menggunakan

pedoman

wawancara

yang

ditulis

namun

disampaikan secara fleksibel. Wawancara jenis ini bermanfaat dilakukan
apabila yang diwawancarai (interviewee) cukup banyak jumlahnya dalam
Basrowi & Suwandi (2008). Adapun kelebihan dalam wawancara (Sattler,
2002), yakni:
a. Interviewer dapat berkomunikasi dan menjelaskan secara langsung
tujuan dari proses interview
b. Interviewer dapat menyelesaikan secara jelas respon ambigu yang
muncul dari responden
c. Interviewer dapat meminta responden untuk lebih menjelaskan
persoalan yang ditanyakan secara jelas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

d. Interviewer dapat memparafrase pertanyaan yang kurang dimengerti
oleh responden
e. Interviewer dapat memperoleh informasi lebih banyak misalnya
mengenai tentang peristiwa kehidupan keluarga masa lalu dan saat ini

E. Pedoman Pertanyaan dalam Wawancara
Pedoman wawancara dibawah ini disusun dalam bentuk pertanyaanpertanyaan terbuka sesuai dengan survey awal dan kosultasi dengan
pemerhati pengasuhan anak (dalam hal ini dosen pembimbing skripsi)
yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan survey awal dan kosultasi
dengan pemerhati pengasuhan anak (dalam hal ini dosen pembimbing
skripsi) maka didapatkan beberapa tema yang muncul. Berikut ini adalah
pedoman wawancara yang akan digunakan oleh peneliti :
Tabel 3.1
Pedoman wawancara
No

Pertanyaan

1.

Hal – hal penting seperti apa yang bapak dan ibu tanamkan pada anak ?

2.

Bagaimana cara bapak dan ibu menanamkan / mengajarkan hal – hal penting
tersebut ?

3.

Sebagai orang tua, kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi untuk anak ?

4.

Apa yang biasa bapak dan ibu lakukan saat bersama dengan anak ?

5.

Apa yang bapak dan ibu lakukan terhadap pelanggaran peraturan yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

dilakukan oleh anak ?
6.

Apa yang bapak dan ibu lakukan saat anak mengalami kesulitan ?

7.

Apa saja yang bapak dan ibu lakukan saat waktu luang bersama anak ?

8.

Bagaimana cara bapak dan ibu mengarahkan perilaku anak agar bisa
menjalankan rutinitasnya?

F. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan

pengumpulan

data.

Dalam

mempersiapkan

pengumpulan

data

yang

hal

ini

berfungsi

peneliti
untuk

mempermudah peneliti dalam proses pemerolehan data melalui
beberapa langkah meliputi survei awal, membuat poin pertanyaan, dan
wawancara.
b. Persiapan subjek. Persiapan subjek dilakukan peneliti berdasarkan
tujuan dari penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah 12 pasang
orang tua yang tinggal di Yogyakarta, dan komposisi subjek dibuat
cukup representatif yaitu dapat mewakili lokasi tempat tinggal, tingkat
pendidikan dan pekerjaan yang berbeda.
c. Pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan membuat
verbatim, melakukan koding, dan membuat kategorisasi.
d. Pemeriksaan keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan Triangulasi.
Triangulasi ditempuh peneliti dengan melalui pengecekan terhadap

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

sumber data yang lain, member check, dan mengkonsultasikan data
dengan dosen pembimbing.

G. Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis induktif. Dikatakan induktif karena peneliti tidak
memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima
atau menolak dugaan-dugaan yang

muncul,

melainkan berupaya

memahami situasi sesuai dengan situasi tersebut menampilkan diri
(Poerwandari, 2005). Analisa data ini bertujuan untuk memberikan
deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang
diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak bermaksud untuk
pengujian hipotesis (Azwar, 1998). Data itu dikumpulkan dengan
menggunakan wawancara. Setelah data dikumpulkan maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisa data dengaan content analysis atau
menganalisis isi dari data yang telah di dapatkan dengan langkah-langkah
sebagai berikut (Audifax, 2008) :
1. Organisasi data
Dalam mengorganisasi data, peneliti membuat verbatim dengan
memindahkan data kasar dari alat perekam (handphone) ke dalam
catatan lengkap dari semua kalimat yang ada dalam rekaman.
2. Pengenalan Data

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

Peneliti mengenali mana data dan mana yang bukan data. Pada
tahap ini, peneliti memperkirakan kategori-kategori yang mungkin
muncul. Pada tahap ini, peneliti membuat coding tanpa merubah
esensi kalimat dan melakukan interpretasi.
3. Pemilahan data
Peneliti memberi nama kategori pada setiap domain yang
ditemukan berdasarkan penguasaan literatur peneliti.
4. Review terhadap pemilahan
Peneliti melakukan check dan recheck mengenai logika peneliti
dalam mengkategorikan data dengan orang lain yang dianggap
capable atau memiliki kompetensi
5. Merangkai dan membunyikan data
Pada tahap ini, peneliti mencoba melihat apa yang telah didapat
dan kemudian dijelaskan dengan pembahasan yang baik.

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Tahap

selanjutnya setelah dilakukan analisis data adalah

melakukan pemeriksaan keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif
pemeriksaan keabsahan data merupakan hal yang penting, karena dengan
melakukan pemeriksaan keabsahan data, penelitian diharapkan memiliki
hasil yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Cara yang dilakukan guna memeriksa keabsahan data tersebut
adalah melalui triangulasi (Poerwandari, 2005). Triangulasi dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

penelitian ini dilakukan dengan pengecekan terhadap sumber data yang
lain yakni anak-anak dari para responden. Selain itu peneliti juga
melakukan konfirmasi kembali kepada para responden mengenai hasil
wawancara yang dilakukan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROSES PENGAMBILAN DATA
1. Pelaksanaan
Dalam proses pengambilan data, peneliti mendapatkan subjek
dengan bertanya kepada teman yang memiliki saudara maupun
tetangga sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
oleh peneliti. Dari bantuan teman, ada lima subjek yang bersedia
untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti
mendapatkan subjek dengan cara berkunjung ke salah satu tempat
bimbingan belajar mahasiswa bahasa inggris Universitas Sanata
Dharma.
Setelah melakukan pendekatan terhadap beberapa subjek,
peneliti berkunjung ke rumah subjek untuk lebih mengenal dan
membahas jadwal pelaksanaan proses wawancara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dengan cara bercerita sehingga data yang diperoleh dari
subjek penelitian berupa hasil wawancara. Proses wawancara
dilakukan pada waktu sore maupun malam hari. Hal ini dilakukan
karena sebagian subjek memiliki kesibukan bekerja yang berbedabeda. Tempat yang diperoleh peneliti untuk memperoleh data
ditentukan oleh subjek penelitian. Hal ini dilakukan agar subjek
27

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

merasa nyaman dan lebih leluasa untuk bercerita sesuai dengan
kondisi lingkungannya.Tempat yang dipilih oleh subjek penelitian
adalah tempat tinggal (rumah) subjek. Berikut ini adalah uraian
data pelaksanaan wawancara dengan subjek.
Tabel 4.1
Pelaksanaan Wawancara Langsung dengan Subjek
No
1.

Inisial
Ayah : I.P
Ibu

2.

Ayah : W.S
Ibu

3.

: T.T

Ayah : W
Ibu

8.

:E

Ayah : T.M
Ibu

7.

:S

Ayah : B
Ibu

6.

:R

Ayah : Y.E
Ibu

5.

: C.I

Ayah : D
Ibu

4.

: C.N

: T.P

Ayah : W.K
Ibu

: S.C

Waktu Pelaksanaan

Tempat Pelaksanaan

Sabtu, 16 November
2013 (20.00-20.35)

Ngaglik, Sleman

Rabu, 20 November
2013 (20.00-20.45)

Candi Binangun, Pakem,
Sleman

Kamis, 21 November
2013 (20.00-20.41)

Paingan, Maguwoh