BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

BAB VI PROFIL KABUPATEN POHUWATO

6.1.

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah
Kabupaten Pohuwato sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo,
memiliki wilayah seluas 4.244,31 km2 (424.431 ha) atau sebesar 36,77 % dari total luas
Provinsi Gorontalo,

dengan ibukota di

Marisa .

Kabupaten Pohuwato merupakan

daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Boalemo pada tahun 2003.
Secara administrasi saat ini (tahun 2013) Kabupaten Pohuwato terdiri dari 13 kecamatan

dan 103 desa/kelurahan.

Kecamatan dan desa/kelurahan tersebut antara lain yakni

sebagai berikut :
1.

Kecamatan Popayato

2.

Kecamatan Popayato Barat

3.

Kecamatan Popayato Timur

4.

Kecamatan Lemito


5.

Kecamatan Wanggarasi

6.

Kecamatan Marisa

7.

Kecamatan Patilanggio

8.

Kecamatan Buntulia

9.

Kecamatan Duhiadaa


10. Kecamatan Randangan
11. Kecamatan Taluditi
12. Kecamatan Paguat
13. Kecamatan Dengilo
Untuk kecamatan-kecamatan yang wilayahnya sebagian merupakan ibukota
kabupaten (Kawasan Perkotaan Marisa) yakni terdiri dari :
1.

Kecamatan Marisa terdiri dari 8 (delapan) desa, yakni: 1) Botubilotahu Indah, 2)
Bulangita, 3) Marisa Selatan, 4) Marisa Utara, 5) Palopo, 6) Pohuwato, 7) Pohuwato
Timur, dan 8) Teratai.

Kabupaten Pohuwato | VI-1

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

2.

Kecamatan Duhiadaa terdiri dari 9 (sembilan) desa, yakni: 1) Bulili, 2) Buntulia

Barat, 3) Buntulia Jaya, 4) Buntulia Selatan, 5) Duhiadaa, 6) Mekar Jaya, 7)
Mootilango, 8) Padengo, dan 9) UPT Duhiadaa.

3.

Kecamatan Buntulia terdiri dari 7 (tujuh) desa, yakni: 1) Buntulia Tengah, 2)
Buntulia Utara, 3) Hulawa, 4) Karya Indah, 5) Sipatana, 6) Taluduyunu, dan 7)
Taluduyunu Utara.
Adapun batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato adalah sebagai

berikut :


Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buol (Provinsi Sulawesi Tengah)
dan Kabupaten Gorontalo Utara;



Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini;




Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Parigimoutong dan Kabupaten
Buol (Provinsi Sulawesi Tengah);



Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Boalemo.
Selengkapnya mengenai kondisi administrasi wilayah Kabupaten Pohuwato sampai

dengan tahun 2013 terlihat pada tabel 6.1 berikut ini:
Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Di
Kabupaten Pohuwato Tahun 2013
NO.

KECAMATAN

LUAS (KM2)

1.

Paguat
560,93
2.
Dengilo
242,39
3.
Marisa
34,65
4.
Buntulia
375,64
5.
Duhiadaa
39,53
6.
Taluditi
159,97
7.
Lemito
619,5

8.
Wanggarasi
188,08
9.
Popayato
90,92
10. Popayato Barat
578,24
11. Popayato Timur
723,74
12. Randangan
331,9
13. Patilanggio
298,82
Jumlah
4.244,31
Sumber : RTRW Kab. Pohuwato Tahun 2010-2030

JUMLAH
DESA/KEL.

11
5
8
7
8
6
8
7
10
7
7
13
6
103

KETERANGAN
Induk
Pemekaran 2008
Induk
Pemekaran 2008

Pemekaran 2008
Pemekaran 2008
Induk
Pemekaran 2008
Induk
Pemekaran 2008
Pemekaran 2008
Pemekaran 2008
Pemekaran 2008

Kabupaten Pohuwato secara geografis terletak antara 0o 22’ – 0o 57’ Lintang Utara
dan 121o 23’ – 122o 19’ Bujur Timur.

Kabupaten Pohuwato secara geomorfologis

merupakan wilayah tiga dimensi, yakni dataran, perbukitan/pegunungan, dan perairan
(laut Teluk Tomini).

Selengkapnya mengenai batasan administrasi wilayah Kabupaten


Pohuwato secara visualisasi seperti terlihat pada gambar 6.1

Kabupaten Pohuwato | VI-2

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Gambar 6. 1 Peta Wilayah Adminitrasi Kabupaten Pohuwato

Kabupaten Pohuwato | VI-3

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

6.2.

Gambaran Demografi

6.2.1.

Jumlah dan Persebaran Penduduk


Kabupaten Pohuwato pada tahun 2013 berpenduduk sebanyak 142.066 jiwa yang
tersebar di 13 wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan sebesar 33 jiwa/km2.
Wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 2014 adalah
Kecamatan Marisa (ibukota kabupaten) yakni sebanyak 20.432 jiwa dengan tingkat
kepadatan sebanyak 250 jiwa/km2.

Sementara wilayah kecamatan dengan jumlah

penduduk terkecil adalah Kecamatan Wanggarasi yakni hanya sebanyak 4855 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 28 jiwa/km2.
Dalam hal kepadatan penduduk, Kecamatan Marisa merupakan wilayah yang
terpadat penduduknya, hal ini cukup beralasan mengingat wilayah ini memang
merupakan ibukota kabupaten (seluruh wilayahnya merupakan kawasan perkotaan)
yang didalamnya cukup tersedia berbagai fasilitas pelayanan sosial, ekonomi, dan
budaya, pusat pelayanan pemerintahan kabupaten, dan tentunya diikuti dengan tempat
pemusatan permukiman penduduk.

Hal ini dapat terlihat secara fisik, bahwa di

Kecamatan Marisa terdapat banyak bangunan-bangunan fasilitas pelayanan skala
kabupaten yang mengindikasikan bahwa kawasan ini merupakan kawasan perkotaan.
Selengkapnya mengenai jumlah dan persebaran penduduk di Kabupaten Pohuwato pada
tahun 2014 seperti terlihat pada tabel 6.2 berikut ini.
Tabel 6. 2 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Pohuwato Tahun
2009-2013
Kecamatan
(1)
Kec. Popayato
Kec. Popayato Barat
Kec. Popayato Timur
Kec. Lemito
Kec. Wanggarasi
Kec. Marisa
Kec. Patilanggio
Kec. Buntulia
Kec. Duhiadaa
Kec. Randangan
Kec. Taluditi
Kec. Paguat
Kec. Dengilo
Jumlah

Kepadatan
Jiwa/Km2
(2)
106
13
11
18
26
250
33
30
305
52
52
28
24
33

2009
(3)
9.423
6.847
7.599
10.987
3.955
16.719
8.512
10.377
11.008
13.754
6.717
15.629
5.368
126.895

2010
(4)
9.539
6.879
7.917
11.586
4.859
18.058
9.008
10.742
11.221
14.444
6.992
15.987
5.674
132.906

Jumlah Penduduk
2011
2012
(5)
(6)
9.775
9.662
7.281
7.471
8.137
8.134
11.789
11.135
5.011
4.899
18.510
19.551
9.238
9.549
10.688
11.002
11.422
11.630
15.383
16.521
7.407
8.066,
16.111
15.685
5.829
5.805
136.581
139.110

2013
(7)
9638
7359
8074
11135
4855
20432
9862
11359
12047
17175
8387
15947
5796
142.066

Sumber: BPS Kabupaten Pohuwato, 2014

6.2.2.

Laju Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Pohuwato khususnya lima tahun terakhir
(tahun 2009 - 2013) adalah rata-rata sebesar 2,28 % pertahun, atau jauh lebih tinggi
Kabupaten Pohuwato | VI-4

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk nasional yang hanya sebesar
1,17% pertahun dan mendekati angka pertumbuhan penduduk perkotaan nasional yakni
sebesar 5,89 % pertahun.
Angka

pertumbuhan

ini

cukup

signifikan

memberikan

harapan

terhadap

bertambahnya potensi sumberdaya manusia, guna mengelola potensi-potensi sumber
daya alam wilayah yang cukup tersedia demi kesejahteraan masyarakat, yang juga
berarti akan mempercepat laju perkembangan dan pembangunan daerah secara umum,
baik itu kawasan perkotaan (urban) maupun kawasan perdesaan (rural).
Tabel 6. 3 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kab. Pohuwato, 2009-2013
Tahun
(1)
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata pertumbuhan

Jumlah Penduduk
(2)
126,895
132,906
136,581
139,110
142,066
2.28%

Sumber: Diolah dari data BPS Kabupaten Pohuwato, 2014

6.2.3.

Struktur Penduduk

A. Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk Kabupaten Pohuwato tahun 2013 hampir sama dengan daerahdaerah lainnya dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki masih lebih besar jumlahnya
dibanding penduduk perempuan yakni berjumlah 72.476 jiwa, sementara penduduk
berjenis kelamin perempuan berjumlah sebanyak 69.590 jiwa.

Hal ini tercermin pula

dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, yaitu 103 %, yang berarti dari
setiap 100 orang perempuan terdapat 103 orang laki-laki.
B. Menurut Kelompok Umur
Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Pohuwato menunjukkan
jumlah penduduk kelompok umur produktif (15 – 60 tahun) lebih tinggi dibanding
dengan kelompok umur non produktif (0 – 14, dan > 60 tahun).

Data tahun 2013

menunjukkan bahwa jumlah penduduk produktif sebanyak 94.297 jiwa atau sebesar
66%,

sementara penduduk non produktif sebanyak 47.769 jiwa atau sebesar 34%.

Selengkapnya mengenai struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten
Pohuwato tahun 2013 seperti terlihat pada tabel 6.4 berikut ini.

Kabupaten Pohuwato | VI-5

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Tabel 6. 4 Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten
Pohuwato Tahun 2013
Umur

Laki

perempuan

Jumlah

Sumber: Kabupaten Pohuwato Dalam Angka, Tahun, 2014

6.3.

Gambaran Topografi
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Pohuwato secara umum bertopografi variatif,

yakni 0 – 200 m dpl tersebar di daerah pesisir Teluk Tomini, dominan meliputi wilayah
Kecamatan Marisa, Duhiadaa, Patilanggio, Paguat, dan Randangan. Sementara wilayah
dengan topografi dominan pada ketinggian 200 – 500 m dpl tersebar pada wilayah
Kecamatan Lemito, dan Popayato Timur.

Selain itu kondisi topografi wilayah 500 –

1.000 m dpl dominan tersebar di wilayah Kecamatan Popayato dan Taluditi.

Sedangkan

wilayah Kecamatan Popayato Barat sebagian wilayahnya berada pada topografi 1.000 –
1.500 m dpl terutama areal yang berbatasan dengan Kabupaten Parigimoutong.
Selengkapnya

mengenai

kondisi

topografi

wilayah

Kabupaten

Pohuwato

secara

visualisasi seperti terlihat pada gambar 6.2

Kabupaten Pohuwato | VI-6

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Gambar 6. 2 Peta Topogafi Kabupaten Pohuwato

Kabupaten Pohuwato | VI-7

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

6.4.

Gambaran Geohidrologi
Kabupaten Pohuwato mempunyai beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti

DAS Randangan, DAS Popayato yang kesemuanya bermuara ke Teluk Tomini. Sungai
Randangan merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Pohuwato yakni memiliki
panjang aliran 95,8 km, lalu Sungai Malango dengan panjang aliran 91,5 km, kemudian
Sungai Popayato dengan panjang aliran 40,6 km.
DAS Randangan meliputi wilayah seluas ± 290.000 ha dengan panjang sungai
utama 95,8 km. Mayoritas (sekitar 80 %) dari wilayah DAS Randangan ini berada pada
daerah dengan topografi berbukit
dan bergunung dengan tingkat kemiringan/kelerengan > 40 %. Sementara untuk
DAS Popayato meliputi wilayah seluas ± 80.000 ha dengan panjang sungai utama 40,6
km.

Sebagian besar wilayah DAS Popayato ini berada pada daerah dengan topografi

datar dan berbukit, dimana banyak terdapat permukiman, perkebunan, dan pertanian
lahan basah dan lahan kering.
Tabel 6. 5 Nama dan Panjang Sungai-Sungai di Kabupaten Pohuwato
No.
1
2
3
4
5
6

NAMA SUNGAI
Popayato
Lemito
Malango

PANJANG ALIRAN (km)
40,6
26,4
91,5

Randangan
Marisa
Paguat

95,8
38,0
17,3

DAERAH YANG DILALUI
Popayato
Lemito
Popayato, Lemito,
Randangan
Marisa, Randangan
Paguat, Marisa
Paguat

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pohuwato, 2013

Potensi sumber daya air permukaan ini juga merupakan sumber air baku air bersih
yang dikelola oleh PDAM “Tirta Maleo” Kabupaten Pohuwato meskipun belum optimal.
Data yang ada menunjukkan bahwa sampai tahun 2013 ini besarnya potensi sumber
daya air permukaan yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku air bersih PDAM
Kabupaten Pohuwato adalah baru sebesar 25 liter/detik dengan sumber air baku yang
berasal dari empat sungai, masing-masing di Paguat (10 lt/dtk), Popayato (10 lt/dtk),
dan Lemito (5 lt/dtk)
6.5.

Gambaran Geologi
Untuk jenis tanah di Kabupaten Pohuwato didominasi oleh jenis tanah andosol,

laterit, grumusol, dan podsolik yang penyebarannya berada di wilayah Kecamatan
Popayato Timur, Lemito, Wanggarasi, Taluditi, Patilanggio dan Buntulia. Sementara
untuk jenis tanah regosol, litosol, organosol, dan renzina dominan tersebar di wilayah
Papayato Barat, dan Dengilo. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Marisa, Duhiadaa,
Kabupaten Pohuwato | VI-8

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

dan Paguat lebih didominasi oleh jenis tanah alluvial, glei planosol, hidromorf kelabu
laterit air tanah.

Kabupaten Pohuwato | VI-9

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Gambar 6. 3 Peta Jenis Tanah Kab. Pohuwato

Kabupaten Pohuwato | VI-10

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

6.6.

Gambaran Klimatologi
Berdasarkan peta iklim menurut klasifikasi Oldeman dan Darmiyati, Kabupaten

Pohuwato secara rata-rata beriklim relatif kering.

Wilayah terkering (iklim E2 dengan

rata-rata kurang dari 3 bulan per tahun bercurah hujan lebih 200 mm) meliputi seluruh
wilayah selatan Kabupaten Pohuwato. Sementara wilayah yang relatif lebih basah (iklim
C1, dengan 5 sampai 6 bulan basah pertahun) ditemukan di sepanjang wilayah utara
Kabupaten Pohuwato.
Data tahun 2013 menunjukkan rata-rata curah hujan sebesar 191 mm dengan hari
hujan 20,67 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yakni 307 mm dengan
hari hujan 23 hari. Sementara curah hujan terendah pada tahun yang sama terjadi pada
bulan September 37 mm dengan jumlah hari hujan 9 hari.

Selengkapnya mengenai

kondisi curah hujan di Kabupaten Pohuwato terlihat pada tabel 6.6 berikut ini
Tabel 6. 6 Kondisi Curah Hujan di Wilayah Kabupaten
Pohuwato Tahun 2005 – 2013

6.7.

Kondisi Sosial dan Ekonomi

6.7.1.

Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Kondisi persebaran prasarana pendidikan secara umum di Kabupaten Pohuwato
terlihat cukup merata secara berkeadilan kesegenap sub-sub wilayah (kecamatankecamatan). Hal ini terlihat dari jumlah dan jenjang prasarana pendidikan di masing-

Kabupaten Pohuwato | VI-11

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

masing wilayah kecamatan, mulai dari fasilitas pendidikan SD sampai SLTA.

Memang

untuk SLTA masih terdapat beberapa kecamatan yang belum tersedia, sehingga
terpaksa memanfaatkan keberadaan fasilitas SLTA yang terdekat dari wilayah tersebut.
Data tahun 2013, jumlah fasilitas pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten
Pohuwato terdapat sebanyak 122 unit Sekolah Dasar (SD), 47 unit Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), dan 21 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), serta 1 unit
Perguruan Tinggi.

Adapun sub wilayah yang memiliki fasilitas pendidikan dasar dan

menengah terbanyak adalah di Kecamatan Paguat yakni 16 unit SD, 5 unit SLTP, dan 2
unit SLTA.

Sementara kecamatan yang minim jumlah fasilitas pendidikan adalah

Kecamatan Dengilo yakni hanya 6 unit SD, dan 2 unit SLTP dan 1 SMU Selengkapnya
mengenai ketersediaan jumlah dan jenis fasilitas pendidikan di Kabupaten Pohuwato
seperti terlihat pada tabel 6.7 berikut ini
Tabel 6. 7 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Pohuwato Tahun 2013
No
1

Kecamatan
Popayato

TK
9

SD
10

SMP
3

SMU
3

2

Popayato Barat

6

7

4

1

3

Popayato Timur

6

9

4

-

4

Lemito

9

10

3

2

5

Wanggarasi

6

8

3

1

6

Marisa

8

11

5

3

7

Patilanggio

5

6

4

1

8

Buntulia

5

10

3

2

9

Duhiadaa

3

8

2

1

10

Randangan

6

13

6

3

11

Taluditi

5

8

3

1

12

Paguat

13

16

5

2

13

Dengilo

8

6

2

1

89

122

47

21

jumllah

PT

1

1

JUMLAH

25
18
19
24
18
27
16
20
14
28
17
36
17
279

Sumber: Kabupaten Pohuwato dalam Angka, 2014

6.7.2.

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin

Pertumbuhan masyarakat miskin di Kabupaten Pohuwato dari tahun 2011 sampai
2013 terjadi penurunan dari 21,58% menjadi 21,47%. Walaupun presentase menurun
kecil tetapi jumlah penduduk miskin semakin bertambah. Jumlah masyarakat yang
berada di bawah garis kemiskimanan sebesar 30.200 jiwa.

Kabupaten Pohuwato | VI-12

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Tabel 6. 8 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kab. Pohuwato
Tahun 2011-2013

Sumber: Kabupaten Pohuwato dalam Angka, 2014

6.7.3.

Perkembangan PDRB

PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi dihitung untuk melihat
gambaran secara umum keadaan ekonomi. PDRB Kabupaten Pohuwato pada tahun 2012
atas dasar harga berlaku sebesar 1 trilyun 650 milyar 545 juta rupiah dan atas harga
konstan sebesar 601 milyar 177 juta rupiah. Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih
memiliki konstribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Pohuwato. Tahun 2012
kontribusi sektor pertanian mencapai 41 persen. Kontributor lain yang cukup besar
pengaruhnya terhadap pembentukan PDRB Pohuwato tahun 2012 adalah sektor jasajasa (pemerintahan, umum, sosial

kemasyarakatan, hiburan

rekreasi, dan

jasa

perorangan) dengan kontribusi sebesar 20 persen. Dalam 5 tahun terakhir peran sektor
ini terus meningkat. Ekonomi Pohuwato tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar
7%, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 sebesar 7,45 persen.
Tabel 6. 9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(Juta Rupiah) Kab. Pohuwato, 2010-2012
Lapangan Usaha

2010

2011

2012

(1)

(2)

(3)

(4)

510.884,32

584.079,91

675.192,20

Pertambangan dan Penggalian

7.238,14

7.988,39

8.997,95

Industri Pengolahan

64.997,35

73.615,73

84.839,84

Pertanian

Listrik, Gas, dan Air Bersih

7.998,66

8.969,64

9.966,10

Konstruksi

62.373,33

69.052,87

77.729,11

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

164.680,26

195.133,99

235.735,82

Pengangkutan dan Telekomunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

40.368,71
136.396,92

45.389,24
153.922,03

50.583,29
173.926,46

Jasa-Jasa
Sumber: KabupatenPohuwato Dalam Angka, 2014

211.094,92

266.823,22

333.574,49

Kabupaten Pohuwato | VI-13

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Tabel 6. 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha (Juta Rupiah) Kab. Pohuwato, 2010-2012
Lapangan Usaha

2010

2011

2012

(1)

(2)

(3)

(4)

232.831,52

247.824,02

263.964,26

Pertambangan dan Penggalian

3.229,08

3.379,44

3.558,54

Industri Pengolahan

33.590,25

36.086,14

38.899,92

Listrik, Gas, dan Air Bersih

4.166,68

4.446,91

4.724,30

Konstruksi

39.854,82

41.898,20

44.362,19

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

83.650,21

90.647,44

100.101,76

Pengangkutan dan Telekomunikasi

17.852,62

18.818,26

19.718,56

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

45.859,54

48.657,85

51.842,07

Jasa-Jasa

60.054,41

66.931,12

74.005,55

Pertanian

Sumber: Pohuwato Dalam Angka, 2014

6.7.4.

Potensi Ekonomi

A.

Potensi Pertanian dan Perkebunan
Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian. Sub

sektor ini mencakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan
kacang kedelai. Produksi padai pada tahu 2013 sebesar 45.461 ton. Produksi terbesar
adalah palawija di Kabupaten Pohuwato pada tahun 2013 adalah jagung sebesar 341
090,50 ton. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 6.11.
Komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Pohuwato adalah

jagung dan padi.

Untuk jagung sampai tahun 2013 jumlah produksinya mencapai

341.090 ton,

mengalami penurunan dari jumlah produksi tahun 2009 sebesar 370.804 ton.

Kabupaten Pohuwato | VI-14

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Tabel 6. 11 Gambaran Produksi Jagung Menurut Kecamatan Se Kabupaten
Pohuwato Per Oktober Tahun 2009-2013

Tahun 2009
No

Tahun 2013

Kecamatan
LP (Ha)

P (Ton)

LP (Ha)

P (Ton)

1

Paguat

2.381

13.238

6064

29713,60

2

Dengilo

4.339

24.298

6060

30300

3

Marisa

2.026

11.487

2880

14112

4

Duhiadaa

1.338

7.706

788

3703,6

5

Buntulia

1.749

10.074

2357

11549,30

6

Patilanggio

19.186

106.423

10763

53815

7

Randangan

8.509

49.862

7009

35045

8

Taluditi

4.168

24.424

12746

63730

9

Wanggarasi

5.592

31.427

5782

28331,8

10

Lemito

4.528

26.081

3734

18296,6

11

Pop. Timur

3.856

22.590

3242

15885,8

12

Popayato

3.312

19.408

4122

20197,8

13

Pop. Barat

4.092

23.786

3349

16410

65.076

370.804

68896

341.090

Jumlah

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2014
Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi.

Selanjutnya untuk produksi Padi pada tahun 2009 mencapai 29136 ton, naik
sebesar 64% dibandingkan tahun 2013 sebesar 45.461 ton. Gambaran produksi padi
berdasarkan wilayah kecamatan disajikan pada tabel 6.12.

Kabupaten Pohuwato | VI-15

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Tabel 6. 12 Gambaran Produksi Padi Menurut Kecamatan Se Kabupaten
Pohuwato Per Oktober Tahun 2009 - 2013
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Paguat
Dengilo
Marisa
Duhiadaa
Buntulia
Patilanggio
Randangan
Taluditi
Wanggarasi
Lemito
Pop. Timur
Popayato
Pop. Barat
Jumlah

Tahun 2009
LP (Ha)
P (Ton)
570
3.152
750
4.147
0
0
2.091
10.563
466
2.576
460
2.478
120
663
901
4.774
0
0
0
0
0
0
0
0
142
783
5500
29136

Tahun 2013
LP (Ha)
P (Ton)
714
4213
908
5630
2332
498
745
205
1430

15158
2988
4619
1230
9295

4
398
7234

2328
45461

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2014
Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi.

Pada subsektor perkebunan, komoditi utama yang dikembangkan adalah tanaman
Kelapa dan Kakao. Disamping fokus pada peningkatan produksi, kebijakan perkebunan
diarahkan untuk meningkatkan luas areal tanaman perkebunan negara, perkebunan
swasta dan perkebunan rakyat, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Adapun
gambaran produksi menurut kecamatan untuk komoditi kelapa dan kakao per disajikan
pada tabel 6.13 dan 6.14.
Tabel 6. 13 Gambaran produksi Kelapa menurut kecamatan seKabupaten
Pohuwato per Oktober Tahun 2009 dan 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kecamatan
Paguat
Dengilo
Marisa
Duhiadaa
Buntulia
Patilanggio
Randangan
Taluditi
Wanggarasi
Lemito
Pop. Timur
Popayato
Pop. Barat
Jumlah

Tahun 2009
LP (Ha)
P (Ton)
752
1128
312
468
538
808
673
1
676
1
1167
1751
1696
2544
78
116
354
300
1566
1350
1308
950
493
366
771
576
10383
10358

Tahun 2013
LP (Ha)
P (Ton)
1003
1504
563
875
751
1127
830
1244
880
1320
1650
2509
2469
3704
161
242
1035
1553
2150
3225
2360
3523
1456
2184
1439
2159
16747
25166

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2014
Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi..

Kabupaten Pohuwato | VI-16

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Untuk pengembangan pertanian dan perkebunan sesuai arahan Rencana Tata
Ruang Kawasan (RTRWK)

Kabupaten Pohuwato tahun 2010 – 2030 adalah sebagai

berikut :
Rencana pengembangan kegiatan pertanian lahan basah di wilayah Kabupaten
Pohuwato sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Duhiadaa, Taluditi, Randangan,
Dengilo, Patilanggio, Popayato Barat dan Buntulia.

Dimana luas areal pertanian lahan

basah potensial keseluruhan adalah 41.212 ha atau sebesar 9,71 % dari luas wilayah
kabupaten.
Pengembangan kegiatan pertanian lahan kering di wilayah Kabupaten Pohuwato
tersebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal yang diarahkan untuk
pengembangan lahan kering adalah 11.616 ha.
Tabel 6. 14 Gambaran Produksi Kakao Menurut Kecamatan Se Kabupaten
Pohuwato Per Oktober Tahun 2009 Dan 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Tahun 2009
LP (Ha)
P (Ton)
77.10
60.00
103.00
105.00
54.25
49.00
58.00
44.10
138.00
75.00
65.25
52.10
554.70
478.00
2,177.50
2,613.50
74.00
17.17
57.90
16.72
63.00
13.90
44.00
10.98
256.00
58.23
3,722.7
3,593.7

Kecamatan
Paguat
Dengilo
Marisa
Duhiadaa
Buntulia
Patilanggio
Randangan
Taluditi
Wanggarasi
Lemito
Pop. Timur
Popayato
Pop. Barat
Jumlah

Tahun 2013
LP (Ha)
P (Ton)
35.10
23.72
102.25
71.56
34.25
24.17
48.25
27.73
118.50
84.65
72.25
59.95
654.75
761.29
3,750.00
5,649.0
89.00
77.20
77.00
62.80
71.00
59.20
56.00
48.40
291.00
237.60
5,399.35
7,187.27

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2010
Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produksi.

Pengembangan

kegiatan

budidaya tanaman

tahunan/perkebunan

di

wilayah

Kabupaten Pohuwato diarahkan pada beberapa kawasan potensial pengembangan
komoditi tanaman tahunan meliputi kopi, kakao, mente, kelapa dalam, kelapa sawit,
cengkeh, panili, dan kemiri, serta buahan-buahan seperti durian, jeruk, dan mangga.
Luas areal yang diarahkan untuk pengembangan tanaman perkebunan adalah seluas
48.481 ha dengan areal

pengembangannya merata ke segenap wilayah Kabupaten

Pohuwato. Untuk kegiatan perkebunan yang intensif diarahkan pada kawasan dengan
ketinggian 200 – 400 m dpl, sementara untuk kegiatan perkebunan yang non intensif
diarahkan pada areal dengan ketingggian > 400 m dpl.

Kabupaten Pohuwato | VI-17

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

B.

Potensi Perikanan
Untuk subsektor perikanan, berdasarkan Data Dinas Perikanan dan Kelautan tahun

2010 wilayah Kabupaten Pohuwato memiliki 62 pulau-pulau kecil, panjang garis pantai
86 mil atau 164 Km, luas perairan teritorial ± 3.292,71 KM², luas ekosistem mangrove
9.083 ha, luas kawasan terumbu karang 2.747,81 ha dan luas padang lamun 975,92 ha.
Potensi

sumberdaya

perikanan

tangkap

sebesar

605.820

ton

dimana

tingkat

pemanfaatannya baru sekitar 69,05 %, sedangkan untuk perikanan budidaya 12.100 ha,
telah termanfaatkan seluas 1.731 Ha atau baru sebesar 38 %. Selanjutnya sesuai data
tahun 2013 dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pohuwato bahwa jumlah RTP/PP Tangkap
di Kabupaten Pohuwato sebanyak 1.793 RTP/PP yang tersebar pada 10 wilayah
kecamatan. Sedangkan untuk Jumlah Nelayan Tangkap sebanyak 3.838 orang yang
berada di Kecamatan Marisa, Popayato Timur, Popayato, Popayato Barat, Lemito,
Wanggarasi, Randangan, Duhiadaa, Patilanggio dan Paguat. Selanjutnya untuk potensi
perikanan payau berdasarkan zona kecamatan adalah sebagai berikut :
1.

Kecamatan paguat, potensi Payau

: 360 Hektar

2.

Kecamatan Marisa, potensi payau

: 825 Hektar

3.

Kecamatan Duhiadaa, potensi payau

: 1.000 Hektar

4.

Kecamatan Patilanggio, potensi payau

: 500 Hektar

5.

Kecamatan Randangan, potensi payau

: 4.250 Hektar

6.

Kecamatan Wanggarasi, potensi payau

: 500 Hektar

7.

Kecamatan Lemito, potensi payau

: 400 Hektar

8.

Kecamatan Popayato Timur

: 200 Hektar

9.

Kecamatan Popayato Barat

: 1.000 Hektar

10. Kecamatan Popayato

: 575 Hektar

Berdasarkan RTRWK Kabupaten Pohuwato Tahun 2010 – 2030 bahwa Rencana
pengembangan kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten Pohuwato dapat dikluster
berdasarkan jenis kegiatannya yaitu : 1) budidaya laut, 2) budidaya payau, dan
budidaya air tawar.

3)

Arahan pengembangan komoditas perikanan mencakup : a)

komoditas perikanan budidaya payau berupa udang windu, bandeng, dan kepiting
bakau,

b) komoditas perikanan budidaya laut berupa rumput laut, kerapu, dan kerang

mutiara, c) komoditas budidaya air tawar berupa ikan mas dan ikan nila. Pertimbangan
arahan pengembangan kegiatan budidaya tersebut didasarkan atas nilai ekonomis yang
tinggi dan telah berkembang di masyarakat, serta pangsa pasarnya sangat prospek.

Kabupaten Pohuwato | VI-18

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Dengan

mempertimbangkan

karakteristik

kawasan

yang

sesuai

untuk

pengembangan budidaya payau di Kabupaten Pohuwato, maka sebarannya lebih
diarahkan di wilayah Kecamatan Popayato Barat, Popayato, Popayato Timur, Lemito,
Randangan, Wanggarasi, Duhiadaa, Marisa, dan Paguat, dengan total areal seluas ±
5.520,27 ha.
Sementara untuk kegiatan budidaya laut akan memanfaatkan perairan Teluk
Tomini yang membentang dari timur sampai barat kearah laut lepas sejauh menjadi
kewenangan pemerintah Kabupaten Pohuwato.
Untuk kegiatan budidaya air tawar di Kabupaten Pohuwato lebih diarahkan pada
kawasan yang sesuai dengan karakteristik kegiatan budidaya tersebut, terutama
persediaan air tawar yang cukup, seperti pada wilayah Kecamatan Taluditi, Patilanggio,
dan Dengilo.
Untuk lebih mengembangkan kegiatan perikanan secara berkelanjutan dan terpadu
sehingga memberikan nilai ekonomis lebih tinggi kepada masyarakat secara luas di
Kabupaten

Pohuwato,

maka

dikembangkan

pula

menetapkan Kecamatan Lemito sebagai Minapolis.

Kawasan

Minapolitan

dengan

Minapolis Lemito akan didukung

oleh kawasan-kawasan yang meliputi Popayato Barat, Popayato, Popayatao Timur,
Wanggarasi, Taluditi, Randangan, Duhiadaa, Buntulia, Marisa, Paguat, dan Dengilo.
C.

Potensi Peternakan
Sebagai gambaran potensi pendukung pengembangan peternakan lima tahun

kedepan disajikan pada tabel 6.15
Tabel 6. 15 Potensi Produksi dan Hasil Peternakan Per Oktober
No

Uraian

Potensi

Dimanfaatkan

1
2
3
4

Lahan Penggembalaan
Lahan HMT
Kotoran Sapi
Kotoran Kambing

11.109 ha
11.109 Ha
11,85 Ton/Ha
136 ton/hari

120 Ha
185 Ha
3,95 ton
-

2013

Belum
Dimanfaatkan
10.989 Ha
10.924 Ha
7,9 ton/hari
136 ton/hari

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2013
Keterangan : LP = Luas Panen, P = Produks

Dari tabel diatas

terlihat bahwa masih terdapat banyak potensi yang belum

termanfaatkan untuk pengembangan sektor peternakan ini. Potensi yang memiliki
prospek baik kedepan adalah pemanfaatan kotoran sapi dan kambing sebagai pupuk
atau sumber energi biogas. Sebagai salah satu pupuk organik, nampak masyarakat
belum terbiasa memanfaatkan kotoran sapi dan kambing untuk menujang produksi
pertanian.

Kabupaten Pohuwato | VI-19

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Pada sub sektor peternakan, keragaman jenis komoditi ternak yang diusahakan di
Kabupaten Pohuwato mencerminkan keunggulan potensi subsektor peternakan. Jenis
ternak yang berkembang baik adalah ternak sapi, kambing dan unggas. Untuk ternak
sapi potong tahun 2013, berjumlah 26.856 ekor, kambing 11.544 ekor. Untuk unggas
(ayam buras) tahun 2013 sebesar 7410 ekor.
Untuk pengembangan kawasan peternakan sesuai arahan Rencana Tata Ruang
Kawasan (RTRWK)

Kabupaten Pohuwato berada di wilayah Kecamatan Randangan,

Kecamatan Popayato, dan Kecamatan Taluditi. Wilayah ini dalam beberapa aspek sesuai
dengan

karakteristik

budidaya

kegiatan

peternakan

hewan

besar

dan

tempat

penggembalaan, dibanding dengan wilayah-wilayah lainnya.
D.

Potensi Kehutanan
Untuk subsektor kehutanan pada tahun 2009 telah terjadi alih fungsi hutan

berdasarkan SK No 417/Menhut-II/2009 Tentang perubahan kawasan hutan dan SK No
433/Menhut –II/2009 Tentang Penunjukan

kawasan Hutan kabupaten Pohuwato.

Adapun kawasan fungsi hutan Kabupaten Pohuwato terdiri dari kawasan cagar alam
seluas 40.013 Ha, Hutan lindung seluas

137.605 Ha, Hutan produksi terbatas seluas

80.083 Ha, Hutan produksi tetap seluas 40.920 Ha dan hutan produksi konversi seluas
69.678 Ha.
Dibawah ini disajikan pekembangan hasil pengelolaan hutan serta luas kawasan
hutan yang dirambah oleh masyarakat serta informasi lain seperti pada table 10 berikut
ini.
Tabel 6. 16 Perkembangan Pengelolaan Kehutanan tahun 2009 – 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Indikator
Jml Produksi Hasil Hutan
Kayu Bulat (Kubik)
Jml Produksi Hasil Hutan
Kayu Olahan (Kubik)
Industri Kayu Legal
Jumlah kasus ilegal logging
Luas Hutan lindung yg
dirambah (Ha)
Luas Cagar alam yang
dirambah (Ha)
Luas hutan magrove yang
dirambah (Ha)
Luas Hutan yang berhasil
dengan program Gerhan
(Ha)

2005

2006

11.159,76

14.537,2

9.485,86

1.680,4

8
10

2007
25.127,9
6

2008

2009

7.729,86

2.443,19

11.880,4

5.246,17

4.307,63

8
12

8
14

6
13

5
12

Jumlah
60.997,9
7
32.600,4
7
35
61

12

50

15

30

95

202

25

40

55

90

145

345

15

11

65

40

85

226

2.200

2.390

2.585

45

215

7.170

Sumber : Dinas Hutamben Kab.Pohuwato,2010

Kabupaten Pohuwato | VI-20

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Pada tabel 10 diatas nampak bahwa jumlah produksi hasil hutan kayu bulat selama
lima tahun adalah 61.997,97 kubik, sedangkan untuk kayu olahan sebesar 32.600,50
kubik. Adanya potensi ini pula menumbuhkan industri kayu legal di daerah ini cukup
tinggi yakni sebesar 35 industri. Potensi ini pula yang menyebabkan tingkat ilegal loging
cukup tinggi diatas 10 kasus pertahun atau sejak tahun 2005 – 2010

total

kejadian

sebanyak 61 kasus.
Adanya kasus ilegal loging ini telah menyebabkan kawasan hutan telah banyak
dirambah oleh masyarakat. Untuk hutan lindung dari tahun 2005 – 2010 luas hutan
yang dirambah adalah 202 ha. Selanjutnya untuk cagar alam seluas 345 ha dan untuk
hutan mangrove seluas 226 ha. Intensitas perambahan hutan dari tahun ketahun
cenderung menunjukkan angka yang tinggi, utamanya pada kawasan hutan cagar alam
dan hutan mangrove. Perambahan ini bukan hanya dilakukan masyarakat pohuwato tapi
sudah banyak juga yang berasal dari luar daerah pohuwato.
Sebagai upaya dinas kehutanan mengeliminir adanya kerusakan hutan tersebut,
maka sejak tahun 2005 s/d tahun 2009 dilaksanakan prorgam rehabilitasi hutan yang
didukung dengan anggaran dari pemerintah pusat. Output dari pelaksanaan program ini
adalah meningkatnya luas hutan yang berhasil direboisasi yakni seluas 7.170 hektar.
Investasi di bidang kehutanan yang prospektif adalah pengembangan hutan
tanaman industri pada areal tertentu terutama untuk pengembangan kayu jati dan kayu
lainnya. Potensi lainnya adalah pengembangan industri hasil hutan seperti industri
meubel berbahan kayu, rotan, industri damar, serta budidaya lebah madu dan lain-lain.
Kawasan hutan memiliki fungsi perlindungan dimana pada RTRWK Kabupaten
Pohuwato Tahun 2010 – 2030 dinyatakan bahwa Rencana pengelolaan kawasan yang
memberikan

perlindungan

mempertahankan

dan

terhadap

meningkatkan

kawasan
fungsi

bawahannya

dimaksudkan

kawasan-kawasan

tersebut

untuk
dalam

perlindungan kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air,
pencegah banjir dan erosi, pengisi air, sumber air dan penjaga kesuburan tanah.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang
terdapat di wilayah Kabupaten Pohuwato berupa Hutan Lindung. Kawasan hutan lindung
di wilayah Kabupaten Pohuwato ditetapkan dengan kriteria antara lain : a) kawasan
yang mempunyai kemiringan lereng lapangan rata-rata lebih besar dari 45 %, b)
kawasan yang mempunyai ketinggian 2000 meter atau lebih di atas permukaan laut, c)
kawasan yang memiliki jenis tanah sangat peka terhadap erosi, dan d) kawasan yang
mempunyai

nilai

skor

lebih

dari

175

menurut

SK.

Menteri

Pertanian

No.

837/Kpts/Um/11/1980.
Kabupaten Pohuwato | VI-21

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Hutan lindung yang ada di wilayah Kabupaten Pohuwato sesuai dengan Kepmenhut
No. SK.433/Menhut-II/2009 adalah seluas 137.605 ha atau sebesar 32,42 % dari luas
wilayah Kabupaten Pohuwato (luas wilayah kabupaten 424.431 ha). Ketetapan ini akan
menjadi dasar dalam pemantapan kawasan areal hutan lindung di Kabupaten Pohuwato
dalam rangka melindungi dan melestarikan fungsi ekologis kawasan hutan lindung
tersebut, serta mengembangkan keterpaduan program konservasi kawasan hutan
lindung lintas instansi terkait.
Hasil overlay peta menunjukkan bahwa sebaran hutan lindung di wilayah
Kabupaten Pohuwato sebagian besar terdapat di wilayah bagian utara pada areal lahan
yang bertopografi 500 – 1.500 m dpl dengan tingkat kelerengan sebagian besar berada
pada kelas lereng 25 – 40 %.

Hutan lindung dengan karakteristik areal tersebut

umumnya tersebar pada wilayah Kecamatan Taluditi, Wanggarasi, Buntulia, Lemito,
Patilanggio, Popayato,

Popayato Timur, Dengilo, dan Popayato Barat.

Hasil overlay

dengan peta tutupan lahan menunjukkan bahwa sebagian areal hutan lindung telah
mengalami bukaan vegetasi yang cukup luas, seperti menjadi tegalan, semak belukar,
terutama pada wilayah Kecamatan Taluditi dan Wanggarasi.
E.

Potensi Pertambangan
Berdasarkan RTRWK Kabupaten Pohuwato tahun 2010 – 2030 bahwa sesuai

dengan ketentuan pasal 8 UU/4/2009 tentang Pertambangan dan Batubara, disebutkan
bahwa kewenangan pemerintah kabupaten dalam pengelolaan pertambangan mineral
dan batubara, antara lain : pemberian izin usaha pertambangan (IUP) dan izin
pertambangan

rakyat

(IPR).

Kewenangan

pemerintah

kabupaten

ini

sejalan

UU/32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang tentunya akan berimplikasi pada
efisiensi prosedur dalam pengelolaan potensi pertambangan di daerah, dan dapat
memotivasi pemerintah Kabupaten Pohuwato khususnya untuk mempromosikan potensi
sektor pertambangan mineral di daerahnya kepada investor luar untuk mengelola bahan
tambang mineral yang ada, terkait dengan pendapatan daerah dari kegiatan eksplorasi
pertambangan tersebut (pasal 129 UU/4/2009).
Kawasan peruntukan pertambangan memiliki fungsi utama antara

lain : 1)

menghasilkan barang hasil tambang yang meliputi bahan galian pertambangan secara
umum, dan golongan bahan galian C,

2) mendukung upaya penyediaan lapangan kerja,

3) sumber pemasukan dana bagi pemerintah daerah (dana bagi hasil) sebagaimana
diatur dalam UU/33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

Kabupaten Pohuwato | VI-22

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Pengembangan kegiatan pertambangan di wilayah Kabupaten Pohuwato untuk
golongan bahan galian C terdapat dibeberapa lokasi yang dilintasi sungai, baik sungai
besar maupun sungai kecil seperti Sungai Randangan, Sungai Popayato, Sungai
Malango, Sungai Lemito, Sungai Marisa, dan Sungai Paguat.

Lokasi-lokasi tambang

bahan galian C tersebut berada di Kecamatan Randangan, Popayato, Lemito, Marisa, dan
Paguat.
Pada sektor pertambangan, potensi yang ada mencakup sejumlah bahan tambang
dan mineral yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti emas, perak, tembaga, batu
gamping (lime stone), toseki, batu granit, sirtu, zeolit, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan
lempung (clay). Potensi ini mempunyai nilai ekonomis penting dalam peningkatan
kemakmuran masyarakat Pohuwato. Secara geologis, potensi bahan tambang Kabupaten
Pohuwato tersebar di seluruh kabupaten dengan jenis dan potensi yang beragam. Issu
sentral dalam pertambangan adalah aktifitas illegal mining. Adapun potensi tambang di
Kabupaten Pohuwato disajikan pada tabel 6.17
Tabel 6. 17 Potensi Pertambangan Di Kabupaten Pohuwato
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

JENIS SUMBER DAYA
EMAS
GRANIT
DASIT
SIRTU
TOSEKI
ANDESIT
ZEOLIT
ANDESIF

1.500.000 Ton
50.000.000. M3
300.000.000 M3
100.000.000 M3
6.500.000 M3
10.000.000 M3
5.000.000 M3
13 Ton

LOKASI
Kec. Marisa
Kec. Paguat
Kec. Marisa
Kec. Patilanggio
Ada di 5 Kecamatan
Kec. Marisa
Kec. Popayato
Kec. Marisa

Sumber : Dinas Kehutanan,pertambangan dan Energi 2010
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pertambangan hingga tahun 2013
berdasarkan data Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Pohuwato
adalah sebagai berikut :
1.

Terdapat perusahaan yang mengelola Galian C belum mengurus izin atau tidak
melaporkan hasil produksinya.

2.

Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap aturan pertambangan.

3.

Kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga teknis

4.

Adanya penambang liar (PETI)

Kabupaten Pohuwato | VI-23

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

F.

Potensi Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan mampu

meningkatkan

pendapatan

asli

daerah

selain

sektor

migas.

Pariwisata

pada

perkembangannya dewasa ini menjadi salah satu industri yang diharapkan bersinergi
dengan sektor-sektor lain dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan suatu
wilayah atau daerah. Dengan

kedudukan yang strategis tersebut, maka daya tarik

wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional untuk dapat menarik arus
kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata yang ada.
Pengembangan pariwisata menuntut adanya potensi daerah wisata yang memiliki
karakteristik yang khas, disamping ketersediaan infrastruktur serta kestabilan keamanan
dalam menarik arus kunjungan wisatawan. Potensi-potensi wisata tersebut dapat berupa
keragaman budaya, seni dan pesona alam.
Sesuai dengan potensi objek wisata dan ketersediaan sarana dan prasarana seperti
hotel dan restoran, kawasan wisata di Kabupaten Pohuwato diarahkan ke kecamatan
Paguat, kawasan sekitar Taman Laut Pulau Bitila dengan pusat pelayanan di Kelurahan
Pentadu (Kecamatan Paguat). Objek wisata yang berada di sekitar Kabupaten Pohuwato
meliputi Pulau Lahe, Perkampungan Suku Bajo (Torsiajie), Danau Delo, Pulau Napo
Libou, Pantai Nyiur Indah, Air Terjun Lomuli, Air Terjun Dudu, dan Danau Embung.
Object wisata yang dalam proses pengembangan sampai tahun 2013 adalah pantai
lalape, desa wisata Torosiaje, Air terjun Lomuli, Pantai Kota Pohon Cinta, Pantai Libuo
pantai tanjung Maleo, pantai Bubulan Indah dan Cagar alam panua. Sedangkan yang
belum tersentuh pengembangan adalah Danau Telaga, Air Terjun Kelapa Liman, Air
Terjun Lomuli, air terjun wanggarasi, danau Celo, Pulau lahe, Danau Embung, pantai
bulili, air terjun makarti jaya, pantai tanjung bajo, dan air terjun karya. Permasalahan
utama dalam pengembangan objek wisata ini adalah masih kurang infrastruktur
penunjang di kawasan wisata serta promosi wisata.
Dalam RTRWK Kabupaten Pohuwato Tahun 2010 – 2030 dinyatakan bahwa
Kabupaten Pohuwato sebagai daerah potensial menjadi tujuan (destinasi) wisata
unggulan di Provinsi Gorontalo memiliki obyek dan daya tarik wisata unggulan berupa
keindahan alam dan keunikan budaya. Dalam kebijakan pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pohuwato menempatkan beberapa kawasan wisata di daerah ini menjadi
obyek wisata prioritas, dan telah menjadi obyek kunjungan (destinasi) utama turis
mancanegara dan domestik, yakni :

Kabupaten Pohuwato | VI-24

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

1. Permukiman Terapung Suku Bajo di Desa Torisiaje;
 Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Popayato.
 Daya tariknya berupa bangunan rumah masyarakat suku Bajo yang berada di atas
perairan laut.
2. Kawasan Wisata Pantai Indah Bumbulan;
 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Paguat.
 Daya tariknya berupa hamparan pasir putih dengan view alami laut Teluk Tomini,
dilengkapi dengan fasilitas wisata, seperti cottage, jogging track, gazebo, toilet,
gedung pementasan, taman main, kios makanan tradisional, dan lapangan olah
raga.
3. Taman Laut Pulau Bitila;
 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Paguat.
 Daya tariknya berupa keindahan alam bawah laut dengan aneka ragam biota laut,
seperti beragam spesies ikan, terumbu karang yang masih baik, serta

daratan

pulau yang berpasir putih.
4. Pulau Lahe;
 Obyek wisata Pulau Lahe berada di Kecamatan Marisa.
 Daya tariknya berupa pantai pasir putih yang mengelilingi pulau.
5. Pantai Pohon Cinta;
 Obyek wisata ini berada di Kecamatan Marisa.
 Daya tariknya berupa keindahan panorama alam pantai Teluk Tomini.
6. 6.

Danau Delo;

 Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Marisa.
 Daya tariknya berupa keindahan alam danau.
Disamping obyek-obyek wisata prioritas tersebut di atas, wilayah Kabupaten
Pohuwato masih memiliki banyak jenis obyek-obyek wisata yang juga potensial
dikembangkan sehingga lebih menarik untuk dikunjungi turis mancanegara maupun
domestik, meliputi :
1.

Tanjung Maleo di Kecamatan Paguat.

2.

Pantai Tanjung Bajo Kecamatan Paguat.

3.

Pantai Bulili di Kecamatan Duhiadaa.

4.

Pantai Lalape di Kecamatan Popayato.

5.

Danau Embung di Kecamatan Patilanggio.

6.

Danau Telaga di Kecamatan Popayato.

7.

Masjid Keramat di Kecamatan Wanggarasi.

8.

Air Terjun Lomuli di Kecamatan Lemito.

9.

Air Terjun Kepala Lima di Kecamatan Popayato Timur.
Kabupaten Pohuwato | VI-25

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

10. Air Terjun Makarti Jaya di Kecamatan Taluditi.
11. Air Terjun Karya Baru di Kecamatan Dengilo.
12. Air Terjun Dadu di Kecamatan Wanggarasi.
13. Perkampungan Suku Sangihe di Desa Karangetan Kecamatan Paguat, dan di Desa
Londoun Kecamatan Popayato.
14. Perkampungan Suku Minahasa di Desa Karangetan Kecamatan Paguat.
15. Pulau Napo Libuo di Kecamatan Paguat.
16. Pantai pasir putih di Kecamatan Paguat.
G.

Potensi Industri, Perdagangan dan Investasi.
Sektor industri kecil dan menengah merupakan urat nadi perekonomian yang

senantiasa memperoleh perhatian pemerintah daerah. Salah satu pertimbangannya
adalah sektor ini menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan data BPS
Pohuwato

tahun 2013 jumlah industri di Kabupaten Pohuwato adalah

2.202 industri

hasil pertanian dan kehutanan, 93 industri logam, mesin dan kimia, 1562 industri
kerajinan rumah tangga dan 369 aneka industri.
Sementara itu selama kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 Perkembangan kelompok
industri kecil menengah mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari hanya 212
kelompok tahun 2009, naik menjadi 454 kelompok pada tahun 2013. Peningkatan ini pula
menyebabkan jumlah pengurusan Tanda Daftar Industri (TDI) meningkat.
Untuk subsektor perdagangan juga mengalami perkembangan yang baik di
Kabupaten Pohuwato, sampai tahun 2008 jumlah perusahaan besar 21, perusahaan
menengah 1.740 sehingga secara keseluruhan berjumlah 1.761. Perusahaan ini banyak
bergerak dibidang jasa dan perdagangan. Selama kurun waktu 2009 – 2013 pemerintah
juga telah mengembangkan pasar tradisional yakni tahun 2009 jumlah pasar tradisional
sebagai pusat perdagangan baru berjumlah 12 unit, pada tahun 2013 telah berkembang
menjadi 16 pasar sehingga dengan demikian sebagian besar kecamatan yang strategis
telah memiliki pasar tradisional bahkan ada yang sampai 2 pasar.
Selanjutnya, terdapat juga Koperasi yang menjadi salah satu penggerak ekonomi
desa. Jumlah Koperasi sampai tahun 2009 berdasarkan data BPS adalah KUD 16 unit,
KPRI 8 unit, KSP 8 unit, KSU 37 unit. Sedangkan

berdasarkan hasil evaluasi Dinas

Koperindag bahwa jumlah Koperasi di Kabupaten Pohuwato sebanyak 113 Koperasi.
Untuk investasi swasta dapat diketahui dari perkembangan Investasi Usaha Kecil
Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM). Tahun 2005 jumlah investasi UKM
berjumlah sekitar 21,6 Milyar, pada tahun 2009 berkembang menjadi 51,2 Milyar.

Kabupaten Pohuwato | VI-26

BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO

Demikian juga dengan IKM, tahun 2005 berjumlah 23,5 Milyar, tahun 2009 berkembang
menjadi 50,2 Milyar. Sedang untuk investasi swasta yang tahun 2005 baru sekitar 79,4
milyar, pada tahun 2009 telah berkembang menjadi 876,2 milyar. Prediksi jumlah nilai
investasi tersebut lahir dari adanya berbagai macam investor yang sudah berjalan atau
sedang merencanakan masuk ke Kabupaten Pohuwato seperti pada tabel 6.18
Tabel 6. 18 Perkembangan Jumlah Investor di Kabupaten Pohuwato

NO
1.
2.
3
4

JENIS KEGIATAN
ASAL
INVESTASI
INVESTOR
PT. Maria Southsea Pearls
budidaya kerang
PMA
Indonesia
mutiara
Pt. Multi Nabati Sulawesi
industri minyak
PMA
kelapa
Pt. Harim Group
komoditi jagung
PMA
Pt. Sawit Mandiri
Kelapa Sawit
PMD
Sumber : Dinas Koperindag dan Investasi Tahun 2012
NAMA PERUSAHAAN

KET.
Sudah Berjalan
Sudah Berjalan
Sudah Berjalan
Sudah Berjalan

Ke depan, industri kecil menengah, perdagangan dan investasi akan terus
berkembang seiring dengan perkembangan Kabupaten Pohuwato menjadi pusat industri,
jasa dan perdagangan di kawasan Teluk Tomini.
Pada tahun 2015, Usaha/Industri kecil menengah akan berkembang dan berperan
dalam membuka lapangan usaha bagi warga lokal.

Kabupaten Pohuwato | VI-27