TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH
DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN

Skripsi
Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S1
Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:
ANGGUN SETIOWATI
A11200742

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016

i

PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kebumen, Maret 2016

Anggun Setiowati

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa
Skripsi Yang Berjudul:

TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH
DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN


Disusun Oleh:
ANGGUN SETIOWATI
A11200742

Telah disetujui dan dinyatakan
telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Pembimbing I

Pembimbing II

(Isma Yuniar, M.Kep)

(Sarwono, S.KM)

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(Isma Yuniar, M.Kep)


iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH
DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN

Disusun Oleh:
ANGGUN SETIOWATI
A11200742

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 2 April 2016
Susunan Dewan Penguji:

1. H. M. Basirun Al Ummah, S. Pd, M. Kes (Penguji I)


....................................

2. Isma Yuniar, M.Kep

(Penguji II)

....................................

3. Sarwono, S.KM

(Penguji III)

....................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(Isma Yuniar, M.Kep)


iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul
“Tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di Desa Redisari
Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti
mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan.
3. Sarwono, S.KM, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada
gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata
semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kebumen, Maret 2016

Penulis

v

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Skripsi, Maret 2016
TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH
DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN
xii + 42 halaman + 2 gambar + 7 tabel + 6 lampiran

Anggun Setiowati1) Isma Yuniar 2) Sarwono 3)
ABSTRAK
Latar Belakang : Batu saluran kemih merupakan suatu penyakit saluran kemih
dengan manifestasi rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti
urosepsis gagal ginjal. Apabila batu saluran kemih kambuh maka dapat terjadi
peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya pengobatan. Untuk mengatasi
terjadinya kekambuhan dan komplikasi akibat batu saluran kemih maka perlu
dilakukan tindakan pencegahan. Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2015,
diperoleh data yang menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih di desa
Redisari sejumlah 31 orang.
Tujuan : Mengetahui tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di
desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
survei. Sampel berjumlah 31 yang diambil secara total sampling. Data dianalisa
menggunakan analisa deskriptif.
Hasil : Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa tindakan pencegahan
kekambuhan batu saluran mayoritas berkategori baik (61.3%). Tindakan diet
dalam pencegahan kekambuhan batu saluran kemih mayoritas berkategori cukup
(74.2%). Konsumsi air minum dalam pencegahan kekambuhan batu saluran kemih
mayoritas berkategori baik (87.1%). Aktivitas fisik dalam pencegahan

kekambuhan batu saluran kemih mayoritas berkategori cukup (45.2%). Kebiasaan
menghindari menahan buang air kemih dalam pencegahan kekambuhan batu
saluran kemih mayoritas berkategori baik (93.5%).
Kata Kunci : diet, konsumsi air minum, aktivitas fisik, kebiasaan menghindari
menahan buang air kemih, kekambuhan, batu saluran kemih

vi

BACHELOR OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Minithesis, March 2016
PREVENTIVE MEASURE OF UROLITHIASIS RECURRENCE
IN REDISARI, ROWOKELE, KEBUMEN
xii + 42 pages + 2 figures + 7 tables + 6 appendices
Anggun Setiowati1) Isma Yuniar 2) Sarwono 3)
ABSTRACT
Background: Urolithiasis means stone in urinary tract. It is a disease having mild
to severe pain manifestations and complication such as uroseptic kidney failure.
The recurrence of urolithiasis, may increase both mortality rate and medical
expenses. The recurrence and complication of urolithiasis need to be prevented.

There were 31 persons who suffered from the incidence of urolithiasis during the
period of 2012 to 2015 in Redisari, Rowokele, Kebumen.
Objective: To determine the preventive measure of urolithiasis recurrence in
Redisari, Rowokele, Kebumen.
Methods: This study used a descriptive method with survey approach. Samples
consisted of 31 respondents taken by total sampling technique. Data were
analyzed using descriptive analysis.
Results: This study showed that preventive measure of urolithiasis recurrence was
good category (61.3%). The behaviors included dietary behavior showing as
mediocre category (74.2%), consumption of water as good category (87.1%),
physical activities as mediocre category (45.2%), and the habit to avoid urine
retention as good category (93.5%).
Keywords: dietary, consumption of water, physical activities, the habit to avoid
urine retention, recurrence, urolithiasis

vii

Motto
”BAHAGIA bukan milik dia
yang hebat dalam segalanya,

namun dia yang mampu temukan
hal sederhana dalam hidupnya
dan tetap bersyukur”
“MENGELUH hanya akan
membuat hidup kita semakin
tertekan, sedangkan
BERSYUKUR akan senantiasa
membawa kita pada jalan
KEMUDAHAN”
”JANGAN menyerah atas
impianmu, impian memberimu
tujuan hidup. Ingatlah, sukses
bukan kunci kebahagiaan,
kebahagiaanlah kunci sukses.
SE-MA-NGAT!”

viii

Halaman
Persembahan

Puji syukur kepada Allah SWT
atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan
dan kesabaran untuk saya dalam
mengerjakan skripsi ini.
Saya persembahkan skripsi ini
kepada kedua orang tua, keluarga,
serta semua orang-orang yang
mencintai saya. Terimakasih yang
tak terhingga untuk kalian semua
atas semua dukungan dan doanya
hingga tahap ini.
“Tanpa keluarga, manusia sendiri
di dunia, gemetar dalam dingin”

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................

v

ABSTRAK .......................................................................................................

vi

ABSTRACT ....................................................................................................

vii

MOTTO............................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................

ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Rumusan Masalah........................................................................

4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................

4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................

5

E. Keaslian Penelitian ......................................................................

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

9

A. Tinjauan Pustaka .........................................................................

9

1. Pencegahan ............................................................................

9

2. Batu Saluran Kemih ...............................................................

13

3. Tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih ........

21

B. Kerangka Teori ...........................................................................

22

C. Kerangka Konsep.........................................................................

23

D. Pertanyaan Penelitian...................................................................

23

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................

24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................

24

x

B. Populasi dan Sampel ...................................................................

24

C. Variabel Penelitian.......................................................................

25

D. Definisi Operasional ....................................................................

25

E. Instrumen Penelitian ..................................................................

27

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.................................................

28

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................

29

H. Pengolahan dan Analisa Data ....................................................

30

I. Etika Penelitian .........................................................................

31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

33

A. Hasil Penelitian ..........................................................................

33

B. Pembahasan ................................................................................

35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

41

A. Kesimpulan ...............................................................................

41

B. Saran ...........................................................................................

41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ..........................................................................

22

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... .

23

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Definisi Operasional ..................................................................

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Tindakan Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran
Kemih .........................................................................................

Tabel 4.1

25

27

Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan
Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari
Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen ..............................

Tabel 4.2

33

Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Diet Dalam
Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa
Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen ...............

Tabel 4.3

33

Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Air Minum
Dalam Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di
Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen .......

Tabel 4.4

34

Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Dalam Pencegahan
Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan
Rowokele Kabupaten Kebumen ................................................

Tabel 4.5

34

Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Menahan
Buang Air Kemih Dalam Pencegahan Kekambuhan Batu
Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele
Kabupaten Kebumen .................................................................

xiii

35

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3. Lembar Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Uji Statistik
Lampiran 5. Tabulasi Penelitian
Lampiran 6. Lembar Konsultasi Pembimbing

xiv

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit batu saluran kemih (urolithiasis) bukan merupakan satu hal
baru lagi di masyarakat dunia maupun Indonesia. Penyakit yang biasa
disingkat dengan sebutan batu saluran kemih ini awalnya terjadi karena
pembentukan batu yang dipengaruhi oleh kepekatan urin yang bergantung
pada pH urin, kandungan ion dalam urin, dan konsentrasi zat terlarut.
Menurut Baradero et al, (2007), batu saluran kemih dapat terjadi di bagian
mana saja pada sistem perkemihan. Baik itu dalam saluran kemih ataupun
pada ginjal (nefrolithiasis).penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi
ada faktor yang merupakan predisposisi dan yang utama adalah ISK . Infeksi
ini akan meningkatkan terbentuknya zat organik. Zat organik ini dikelilingi
mineral yang mengendap. Pengendapan mineral ini (karena infeksi) akan
meningkatkan alkanitas urine dan mengakibatkan pengendapan kalsium fosfat
dan magnesium ammonium fosfat.
Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan batu
saluran kemih pada manusia selain itu adalah seperti faktor usia, jenis
kelamin, ras, letak geografis, diet dan konsumsi cairan, penggunaan obat
obatan dan ada tidaknya penyakit penyerta. Riwayat keluarga juga menjadi
salah satu faktor dimana 25% penderita memiliki keluarga dengan riwayat
penyakit batu saluran kemih (Stoller et al, 2009).
Letak geografis mempengaruhi terjadinya penyakit batu saluran
kemih, misalnya pada daerah-daerah seperti pegunungan kapur sering sekali
menjadi faktor penyebab terjadinya batu saluran kemih. Sumber mata air pada
daerah kapur yang mempunyai kandungan zat kapur yang tinggi jika
dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan pengendapan
zat kapur yang akhirnya akan mempengaruhi pembentukan batu di saluran
perkemihan (Lina 2008)

1

2

Perilaku masyarakat dengan kebiasaanya yaitu mengkonsumsi air
dengan kandungan kapur yang tinggi akan menjadi predisposisi pembentukan
batu saluran kemih, maka air yang digunakan manusia untuk minum tidak
boleh lebih dari 500 mg/l CaCO2 yang ditetapkan Permenkes RI No
492/Menkes/SK/IV/2010 (Wahap et al, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan Akmal (2013) perilaku yang dapat
berisiko menyebabkan penyakit batu saluran kemih diantaranya adalah
lamanya waktu duduk seseorang. Diharapkan masyarakat agar duduk jangan
lebih dari 4 jam dalam sehari dan mengubah posisi duduk setiap jam untuk
mengurangi risiko terjadinya batu saluran kemih. Selain itu faktor lain yang
lebih berisiko menyebabkan batu saluran kemih adalah faktor makanan dan
minuman seperti bayam, daging, coklat, teh, kopi, kacang ijo, kol, tomat dan
lain-lain.
Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi
terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Insidensi dan prevalensi yang
pasti dari penyakit ini di Indonesia belum dapat ditetapkan secara pasti. Dari
data dalam negeri yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah
penderita

batu

ginjal

yang

mendapat

tindakan

di

RSUPN-Cipto

Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997
menjadi 847 pasien pada tahun 2002, peningkatan ini sebagian besar
disebabkan mulai tersedianya alat pemecah batu ginjal non-invasif ESWL
(Extracorporeal shock wave lithotripsy) yang secara total mencakup 86% dari
seluruh tindakan (ESWL, PCNL, dan operasi terbuka). Angka kejadian batu
ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh
Indonesia tahun 2002 sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan
sebesar 58.959 orang. Selain itu jumlah pasien yang dirawat mencapai 19.018
orang, dengan mortalitas sebesar 378 orang (Lina 2008).
Berdasarkan data rekam medik RSUD Kebumen jumlah kasus yang
dirawat pada tahun 2013 sebanyak 91 orang yang terdiri dari laki-laki 65
orang (71,43%) dan perempuan 26 orang (28,57%).

Berdasarkan data

petugas kesehatan Puskesmas Rowokele pada tanggal 12 Maret 2012 di

3

dukuh Trasan dan dukuh Kalikarang desa Redisari Kecamatan Rowokele
Kabupaten Kebumen terdapat 20 orang penderita Batu Saluran Kemih.
Wilayah desa Redisari merupakan perbukitan kapur dengan kandungan air
kapur cukup tinggi, terbukti dari kerak kapur pada panci air minum yang
mengendap pada dinding panci tersebut cukup tebal.
Menurut penelitian yang dilakukan Lina (2008), angka kekambuhan
batu saluran kemih dalam satu tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%, 10 tahun
75% dan 95-100% dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih
kambuh maka dapat terjadi peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya
pengobatan. Manifestasi batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit
yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal
ginjal.
Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu
turun dalam sistem kolektivus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai
kolektivus ginjal
Kelainan

atau

infeksi

dalam

sumbatan

saluran

kemih.

tersebut menyebabkan nyeri karena dilatasi sistem sumbatan

dengan peregangan reseptor sakit dan iritasi lokal dinding ureter atau
dinding pelvis ginjal yang disertai edema dan penglepasan mediator sakit.
Sekitar 60-70% batu yang turun spontan sering disertai dengan serangan
kolik ulangan (Kutuya,2008, Lozanovsky, 2011 )
Salah

satu komplikasi

batu

saluran kemih

yaitu

terjadinya

gangguan fungsi ginjal yang ditandai kenaikan kadar ureum dan kreatinin
darah, gangguan tersebut bervariasi dari stadium ringan sampai timbulnya
sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut bahkan
bisa mengakibatkan kematian. Oleh karena itu besar sekali kemungkinan
bahwa masalah batu saluran kemih akan menjadi masalah yang semakin
besar di Indonesia.
Untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan komplikasi akibat batu
saluran kemih maka perlu dilakukan tindakan pencegahan. Salah satu
pencegahan untuk menghindari kekambuhan batu saluran kemih antara lain
dengan cara meningkatkan asupan air mineral sebanyak 3500-4000 ml per 24

4

jam. Selain dengan meningkatkan asupan air mineral, pencegahan juga dapat
dilakukan dengan cara memodifikasi diet. Penderita batu saluran kemih perlu
menghindari makanan yang tinggi kalsium yang terdiri atas kalsium oksalat,
kalsium fosfat dan magnesium amonium fosfat (Baradero et al, 2007).
Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilaksanakan di desa Redisari
Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen menunjukkan angka kejadian
Batu Saluran Kemih pada tahun 2015 sejumlah 7 kejadian, tahun 2014
sejumlah 4 kejadian dan bahkan tahun 2012 sejumlah 20 kejadian sehingga
dalam 4 tahun terakhir sudah terdapat 31 orang mengalami batu saluran
kemih. Perilaku masyarakat penderita batu saluran kemih di desa Redisari
mengkonsumsi air minum yang bersumber dari sumur. Wilayah desa Redisari
merupakan perbukitan kapur, dengan kandungan air kapur cukup tinggi
sehingga penderita batu saluran kemih memiliki kemungkinan kekambuhan.
Potensi kekambuhan pada penderita batu saluran kemih bisa dikurangi jika
masyarakat melakukan upaya pencegahan kekambuhan batu saluran kemih
dengan mengurangi konsumsi air minum yang mengandung kapur.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Tindakan Pencegahan Kekambuhan batu saluran kemih di Desa
Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan dapat
dirumuskan masalah yaitu bagaimana tindakan pencegahan kekambuhan batu
saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menggali tindakan

pencegahan kekambuhan batu saluran

kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

5

2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih
dengan diet.
b. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih
dengan konsumsi air minum.
c. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih
dengan aktivitas fisik.
d. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih
dengan cara menghindari kebiasaan menahan buang air kemih.

D. Manfaat Penelitian
Dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan masukan bagi:
1. Bagi peneliti
Merupakan
Keperawatan

prasyarat
sekaligus

dalam

menyelesaikan

menambah

wawasan

pendidikan

mengenai

S1

perilaku

pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan
Rowokele.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai wahana penggalian bagaimana tindakan masyarakat tentang
pencegahan terjadinya kekambuhan penyakit batu saluran kemih.
3. Bagi Tenaga Kesehatan (Puskesmas Rowokele)
Sebagai

sumber

informasi

mengenai

tindakan

pencegahan

kekambuhan batu saluran kemih pada penderita batu saluran kemih agar
dapat dilakukan kebijakan kesehatan.

E. Keaslian Penelitian
1. Sulistiyani (2012) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kadar
Kalsium Dalam Air Minum Terhadap Kejadian Batu Saluran Kemih Pada
Usia 40 Tahun Ke Atas Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten
Kebumen”. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan kadar
kalsium dalam air minum terhadap riwayat batu saluran kemih pada usia

6

40 tahun ke atas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non
eksperiment berupa survey analitik dengan case control. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 522 orang, dan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 20 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada
kelompok kasus diketahui 20 responden (100%) dengan kadar kalsium
dalam air minum = 75 mgr/lt. pada kelompok control, diketahui 10
responden (50%) dengan kadar kalsium dalam air minum < 75 mgr/lt. ada
hubungan kadar kalsium dalam air minum terhadap kejadian batu saluran
kemih pada usia 40 tahun ke atas di Desa Redisari kecamatan Rowokele
kabupaten Kebumen p= 0,000 (