EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN (SPP) DI DESA SELARAJA KECAMATAN WARUNGGUNUNG - FISIP Untirta Repository

  SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh :

  

LISKA PURNAMASARI

6661091973

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL

  

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI

DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS

PEREMPUAN (SPP) DI DESA SELARAJA

KECAMATAN WARUNGGUNUNG

  Aku adalah musuh terbesar ku Bersiap-siaplah untuk ku taklukan!!!

Dengan

mengucap“Alamdullilahhirobbil’alamin

  

” kupersembahkan SKRIPSI ini

untuk.....

  

Mamah dan Bapak, terimakasih untuk

cinta dan kasih sayang, nasihat, dan

hakekat akan arti hidup serta untuk

seluruh pengorbanan yang teruntuk

bagiku

Kakak dan Adik ku, Kikih Apriagi dan

  

Yobby Permana, dukungan, doa, atas

cinta kasih, dan arti penting

  

Serta sahabat dan Seseorang yang

selalu mendukung dan memberikan

semangat, terima kasih untuk kalian

semua, serta terimakasih untuk

almamater UNTIRTA.

LISKA PURNAMASARI

  ABSTRAK

Liska Purnamasari. NIM 6661091973. SKRIPSI. Efektivitas Pengawasan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam

Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa Selaraja

Kecamatan Warunggunung. Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pembimbing I Ipah Ema Jumiati S.IP, M.Si dan dosen pembimbing II Ima

Maisaroh, S.Ag. M.SI.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) ketidakjelasan waktu pengawasan dan penagihan cicilan pembayaran , 2) sering terjadi keterlambatan pembayaran, 3) kurang optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam melakukan survey lapangan, 4) tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan pembayaran.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Efektivitas pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Untuk mengukur pengawasan program simpan pinjam perempuan (SPP) ini menggunakan karakteristik pengawasan menurut Handoko : 1) Akurat, 2) Tepat Waktu, 3) Objektif dan Menyeluruh, 4) Terpusat pada titik-titik Pengawasan Strategis, 5) Realistis Secara Ekonomis, 6) Realistis Secara Organisasional, 7) Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi, 8) Fleksibel, 9) Bersifat sebagai Petunjuk Operasional, 10) Diterima para Anggota Kelompok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan observasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 105 responden. Hasil dari penelitian ini mencapai 57,26%, dan nilai Uji T sebesar t=0,397 sedangkan standar deviasi pengawasan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri dalam program simpan pinjam perempuan sebesar 5149. Saran dalam penelitian ini adalah : 1) perlu adanya kerjasama yang baik antara petugas dan pemerintah dan anggota kelompok yaitu antara pemberi dana, kelompok pengelola dana dan pengguna dana. 2) Petugas unit pengelola kegiatan lebih tegas dalam mengawasi jalannya program simpan pinjam perempuan.

  Kata Kunci : Pengawasan, PNPM Mandiri, Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

  

ABSTRACT

Liska Purnamasari. 6661091973. The Effectiveness of Controlling of Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri in Simpan Pinjam

Perempuan (SPP) activities in the village of Selaraja Sub-district

Warunggunung. Departement of Public Administration, Faculty of Social and

Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. Advisor I Ipah Ema

Jumiati, S.IP.,M.Si and advisor II Ima Maisaroh, S.Ag., M.Si.

  

The problems in this research is : 1) uncertainty supervision time billing and

payment installment 2) happen often delayed payment 3) less optimalnya

Management Unit officers activities in the survey field, 4) no sanction for the

group to do delayed payment. The purpose of this research is to know how big the

contolling of Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat in Simpan Pinjam

Perempuan activities in the village of Selaraja Warunggunung Sub-district. To

measure controlling this research uses characteristics of Handoko : 1) Accurat, 2)

On Time, 3) Objective and thorough, 4) Centered at points of strategic oversight,

5) Economically Realistic, 6) Realistic organizationally, 7) Coordinated with the

organization work flow, 8) Flexible, 9) Indicative Operations, 10) Received the

group members. This research uses the quantitative method with a descriptive

approach. Data collection used in this research is the questionnaires, interview,

studies documentation and observations. Samples in this research as much as 105

respondents. The results of this study reach 57,26%, and T Test value of t= 0,397

while Standard deviation supervision of PNPM in SPP activities of 5149.

Suggestions in this research is : 1) need a good cooperation between the officers

and the government and the members of the group are between the donors, fund

management group and fund users. 2) Officers activities management unit more

firmly in controlling the savings and loans program women.

  

Key Words : Controlling, PNPM Mandiri, Simpan Pinjam khusus Perempuan

(SPP)

  

KATA PENGANTAR

Asssalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

  Puji dan syukur seluruhnya hanyalah milik Allah SWT, yang selalu dan senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kita semua. Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada kedua orang tua yang selalu sabar dan senantiasa mencintai saya.

  Hasil penelitan yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) dengan judul ”Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dalam Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung”. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada pihak-pihak berikut:

  1. Yth. Bapak Prof. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas

  4. Yth. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  7. Yth. Bapak Riswanda, Ph.D., Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta

  8. Yth. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi

  9. Yth. Ibu Ima Maisaroh S.Ag., M.Si., Dosen pembimbing II Skripsi

  10. Yth. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si. Dosen Pembimbing akademik

  11. Kepada yang terhormat seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan pernah memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar mengajar

  12. Terutama sekali untuk Bapak tercinta Kosasih dan Mamah Tersayang Sarinah, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada peneliti, karena dengan doa dan dukungan yang mereka berikan, penulis dapat terdorong dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

  13. Untuk Kakakku Kikih Apriagi dan Adiku Yobby Permana yang selalu memberikan dorongan dan semangat tanpa henti.

  14. Yth. Seluruh petugas Kantor Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Warunggunung, dalam membantu dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini.

  15. Yth. Seluruh anggota peminjam dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Terimakasih atas informasi yang telah diberikan untuk penelitian ini.

  16. Teruntuk Aa Isaf Safrudin, terimakasih atas semangat, bantuan, dan motivasi selama melakukan penelitian ini.

  17. Kepada sahabatku Isla, Kiki, Devvy, Vera, yang selalu memberikan semangat, dan membantu peneliti dalam penelitian ini.

  18. Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2009 Ilmu Administrasi Negara, yang telah menjadi sahabat dan menemani peneliti selama penelitian ini.

  19. Kepada kawan-kawan GK, Obos (Rena), Imet, Bento, Kevin, Hani, Nienk, Zico, Vega, Anggi, Yanto, The Wina, Lusi, Dini, yang selalu memberikan semangat dan motivasi,

  20. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu, terimakasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini. khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi semua pihak. Akhir kata Peneliti berharap agar skripsi ini dapat membawa kemaslahatan bagi semua umat. Amiin

  Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

  Serang, Agustus 2016 Liska Purnamasari

  DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

  1.2. Identifikasi Masalah .................................................................... 17

  1.3. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 18

  1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 18

  1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 18

  1.6. Sistematika Penulisan .................................................................. 19

  

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  2.1. Deskripsi Teori ............................................................................ 25

  2.1.1 Efektivitas ........................................................................... 25

  2.1.2 Teori Pembangunan Masyarakat ........................................ 27

  2.1.3 Teori Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 28

  2.1.4 Manajemen ......................................................................... 36

  2.1.7 Tujuan Pengawasan ............................................................ 42

  2.1.8 Jenis-jenis Pengawasan....................................................... 46

  2.1.9 Sifat dan Waktu Pengawasan ............................................. 48

  2.1.10 Tekhnik-tekhnik Pengawasan ........................................... 50

  2.1.11 Mekanisme Pengawasan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan .. 51

  2.1.12 Pengertian dan Tujuan PNPM Mandiri ............................ 54

  2.1.13 Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) ........................ 56

  2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................... 62

  2.3. Kerangka Berfikir ........................................................................ 64

  2.4. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 69

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Metode Penelitian ........................................................................ 71

  3.2. Fokus Penelitian .......................................................................... 73

  3.3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 73

  3.4. Instrumen Penelitian .................................................................... 73

  3.5. Populasi dan Sampel .................................................................... 77

  3.6. Analisis Data ................................................................................ 80

  3.6.1. Uji Validitas ....................................................................... 83

  3.6.2. Uji Realiabilitas ................................................................. 84

  3.7. Lokasi penelitian .......................................................................... 85

  3.8. Jadwal Penelitian ......................................................................... 85

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 86

  4.1.1 Gambaran Umum Wilayah ................................................. 86

  4.1.2 Sejarah UPK Kecamatan Warunggunung .......................... 87

  4.1.5 Struktur Organisasi Kecamatan Warunggunung ................ 93

  4.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Warunggunung ........ 94

  4.2. Deskripsi Data ............................................................................. 95

  4.2.1 Identitas Responden ............................................................ 95

  4.3. Pengujian Persyaratan Statistik ................................................... 98

  4.3.1 Uji Validitas Instrumen ...................................................... 98

  4.3.2 Uji Realiabilitas Instrumen ............................................... 100

  4.3.3 Normalitas Data ................................................................ 101

  4.4. Analisis Data .............................................................................. 103

  4.5 Uji Hipotesis ............................................................................... 116

  4.6 Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 119

  4.7 Pembahasan ................................................................................ 131

  BAB V PENUTUP

  5.1. Kesimpulan ................................................................................ 132

  5.2. Saran .......................................................................................... 132

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR Halaman

  2.1. Bagan Tujuan Pengendalian .............................................................. 44

  2.2. Kerangka Berfikir .............................................................................. 68

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  3.1 Instrumen Penelitian ............................................................................ 74

  3.2 Skor Item-item Instrumen .................................................................. 77

  3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................. 85

  4.1 Responden Menurut Tingkat Usia ...................................................... 95

  4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir .. 96

  4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden..... 97

  4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian.............................................. 99

  4.5 Reliability Statistics ............................................................................. 101

  4.6 Uji Normalitas ...................................................................................... 102

  DAFTAR GRAFIK Halaman

  4.1. Dimensi Akurat .................................................................................. 105

  4.2. Dimensi Tepat Waktu ........................................................................ 106

  4.3 Dimensi Objektif dan Menyeluruh .................................................... 107

  4.4 Dimensi Terpusat pada Titik-titik Pengawasan Strategis .................. 108

  4.5 Dimensi Realistik Secara Ekonomis .................................................. 109

  4.6 Dimensi Realistik Secara Organisasional .......................................... 110

  4.7 Dimensi Terkoordinasi dengan Aliran Kerja Organisasi ................... 111

  4.8 Dimensi Fleksibel .............................................................................. 112

  4.9 Dimensi Bersifat Sebagai Petunjuk Operasional ............................... 113

  4.9 Dimensi Bersifat Sebagai Petunjuk Operasional ............................... 114

  4.10 Dimensi Karakteristik Pengawasan yang Efektif .............................. 115

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1.1 Indonesia merupakan Negara kesatuan yang berdaulat. Indonesia

  mempunyai tujuan pokok yang tertera dalam Undang-undang 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan ini dilaksanakan pembangunan nasional dalam berbagai aspek antara lain pembangunan dalam aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

  Pada pencapaian kesejahteraan masyarakat dilalui dengan jalan perubahan- perubahan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, perubahan tersebut dilakukan melalui pembangunan. Tujuan pembangunan masyarakat ialah perbaikan kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat, sehingga kemiskinan dan lingkungan hidup masyarakat mengalami perubahan dasarnya. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan yang terencana terhadap kondisi sosial budaya dan lingkungan. Pembangunan diterapkan guna menjangkau keseimbangan pengetahuan yang ada pada seluruh anggota masyarakat yang hidup dalam satu lingkungan hidup yang sama, sehingga dengan demikian dapat tercipta suatu pengetahuan yang sama atau mirip terhadap masing-

  Pembangunan wilayah dianggap mampu apabila sarana dan prasarana dasar tersedia dan masyarakatnya memiliki kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam kehidupan mereka, baik fisik maupun nonfisik. Masyarakatnya secara umum memiliki tingkat pendapatan yang mencukupi untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan ekonomi, kesempatan dan gizi, pendidikan, perumahan dan lingkungan hidup. Namun pembangunan dapat menjadi sebuah dilema bagi pemerintah daerah, terutama bagi daerah yang masih tergolong dalam status ekonomi lemah. Banyaknya kepentingan masyarakat yang terlibat, maka tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi karena benturan berbagai kepentingan. Solusi yang paling sering di tempuh untuk menyelesaikan benturan kepentingan tersebut adalah mengambil keputusan yang menguntungkan lebih banyak pihak dan tidak ada pihak yang menjadi korban. Perencanaan dilakukan pada masalah-masalah yang menjadi pioritas dan disusun kedalam skala utama dengan jangka waktu dan biaya yang realistis.

  Harus diakui banyak sekali yang dirasakan oleh pembangunan misalnya saja pembangunan fisik dan non fisik. Contoh pembangunan fisik yaitu infrastruktur seperti listrik, jalan, jembatan, irigasi, fasilitas umum dan sebagainya. Dan contoh non fisik yaitu salah satunya dengan adanya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Suatu skema baru otonomi daerah yang didalamnya termuat semangat melibatkan masyarakat, dengan menekankan bahwa kualitas otonomi daerah akan ditentukan oleh sejauh mana keterlibatan Daerah merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah, melalui otonomi dan desentralisasi yang diharapkan mampu melahirkan partisipasi aktif masyarakat dan menumbuhkan kemandirian pemerintah daerah.

  Dalam pelaksanaan pembangunan di daerah menghadapi hambatan dan kendala yang tidak ringan dilihat dari aspek geografis, topografis, demografis, ketersedian prasarana dan sarana, kelemahan dalam akses terhadap modal informasi pasar, kemampuan sumberdaya manusia (SDM) yang lemah, partisipasi masyarakat yang belum secara proaktif, kemampuan kelembagaan daerah masih lemah, dan banyak kelemahan operasional dan fungsional lainnya.

  Memperhatikan berbagai hambatan, kenadala dan kelemahan-kelemahan diatas salah satu upaya yang dianggap sangat penting yaitu mendorong, meningkatkan, mengembangkan dan mengaktualisasikan kekuatan dan kemampuan yang bersumber di dalam masyarakat itu sendiri yaitu yang disebut partisipasi masyarakat.

  Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintah juga harus ada, sebab masyarakat adalah pemilik kedaulatan, masyarakat adalah membayar pajak dan masyarakat adalah subjek dalam pembangunan. Selain itu, program-program yang di rumuskan dan dilaksanakan secara partisipasi turut memberikan kesempatan secara langsung kepada masyarakat dalam perencanaan yang menyangkut kesejahteraan mereka dan melaksanakan sendiri serta memetik hasil program yang dicapai. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan lain seperti pemerintah desa/kelurahan, sehingga dengan adanya keterlibatan pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa/kelurahan itu sendiri.

  Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini perlu ikut masyarakat dilibatkan baik dari segi formulasi kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih tahu kondisi lingkungannya. Dimana dominasi Negara berubah menjadi institusi lokal, untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan dan terus diperkuat dan diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika semata tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan kebijakan pembangunan.

  Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program pembangunan yang ada.

  Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan, terlebih apabila kita

  Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari yang berupa keikut sertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah. Namun demikian ragam dan kadar partisipasi seringkali ditentukan secara massa yakni dari banyaknya individu yang dilibatkan. Padahal partisipasi masyarakat pada hakikatnya akan berkaitan dengan akses masyarakat untuk memperoleh informasi. Hingga saat ini partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga khsususnya dalam pembuatan keputusan.Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan dalam pelaksanaan program program atau kegiatan pemerintah, padahal partisipasi masyarakat tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan tapi juga mulai tahapan perencanaan bahkan pengambilan keputusan.

  Krisis ekonomi yang diawali dari gejolak krisis moneter yang melanda Asia Tenggara, telah menjadi krisis yang bersifat multi dimensi. Pemulihan ekonomi yang terus dilakukan pemerintah hingga saat ini merupakan upaya pemerintah untuk meredam dampak dari krisis tersebut. Pemulihan ini dilakukan di semua sektor melalui masing-masing kebijakan untuk tiap-tiap sektor dengan menilik masalah-masalah yang sedang menjadi isu sentral saat ini. Salah satu isu sentral permasalahan di Indonesia hingga saat ini ialah masalah kemiskinan.

  Pembangunan sektor industri yang dilakukan di Indonesia adalah pengembangan industri-industri yang berspektrum luas (broad based indusrty) perluasan pasar industri negara lain (seperti industri elektronik, tekstil, otomotif dan lain-lain) dengan industri berteknologi canggih berbasis impor (hi-tech

  

industry), seperti industri pesawat terbang, persenjataan, kapal, dan industri

  lainnya. Artinya, industri yang dikembangkan di Indonesia adalah industri padat modal dan berbahan baku kebanyakan dari luar negeri.

  Strategi pembangunan sektor industri macam yang diambil, berakibat kepada sektor pertanian dan pedesaan, dan menjamurlah sektor informal. Kredit dari perbankan yang dialokasikan untuk sektor industri demikian besar, sementara untuk sektor pertanian sangatlah minim. Belum lagi, ini perlu dicatat secara khusus, alokasi kredit untuk sektor industri sarat dengan budaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Akibatnya banyak usaha yang mengalami kemacetan ketika krisis ekonomi dan keuangan.

  Pada mulanya banyak negara berkembang mengidentikan bagaimana upaya meningkatan pembangunan ekonomi, adalah dengan cara meningkatkan pendapatan perkapita rakyatnya. Usaha tersebut dapat memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi negaranya. Keberhasilan ekonomi suatu negara semata- mata tiodak dapat diukur dari sisi tingkat pertumbuhan ekonominya saja, karena pembangunan ekonomi memiliki dimensi yang lebih luas dari sekedar pertumbuhan ekonomi, yang lebih berorientasi pada peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional.Indikator keberhasilan negara dalam hal pembanguna perekonomiannya juga perlu diukurdari bagaimana negara menangani tersebut, maka diperlukan suatu strategi yang dapat membantu negara untuk mengupayakan terwujudnya pembangunan perekonomian yang disertai dengan penyesuaian sosial secara tepat.

  Strategi pembangunan ekonomi merupakan strategi yang dipandang tepat dalam menyikapi kondisi tersebut. Karena lebih memikirkan tidak hanya pada bagaimana negara dalam upaya meningkatkan perkapita yang diarahkan kepada bagaimana upaya negara dalam mengatasi persoalan pembangunan. Strategi pembangunan ekonomi meliputi: pertama, strategi pertumbuhan dengan distribusi. Kedua, strategi kebutuhan pokok. Ketiga strategi pembangunan mandiri. Keempat, strategi pembangunan berkelanjutan dan kelima strategi berdimensi etnik.

  Strategi yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi suatu negara adalah strategi kebutuhan pokok.Karena strategi tersebut dipandang sebagai dasar utama dalam strategi pembangunan ekonomi dan sosial. Pemenuhan kebutuhan pokok lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan minimum konsumsi (sandang, pangan, papan) dan jasa umum (kesehatan, transportasi umum, air, dan fasilitas pendidikan). Kebutuhan dasar manusia tidak terlepas dari adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang lebih menekankan pada keberlangsungan hidup dan proses regenerasi kehidupan manusia di dunia.

  Miskin menurut kamus besar bahasa indonesia, berarti tidak berharta, serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Kata miskin telah berkembang Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir ditengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejala semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia.

  Dalam program penanganan kemiskinan, ada beberapa program yang di lakukan oleh pemerintah. Salah satu program yang dianggap perlu untuk dilakukan kajian di dalamnya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program tersebut sudah sejak lama memiliki banyak hambatan. Semakin meningkatanya jumlah penduduk miskin di Kecamatan Warunggunung merupakan persoalan yang tidak mudah diatasi. Pemerintah selaku penyelenggara pembangunan diharapkan dapat menciptakan kebijakan kebijakan yang tepat guna mengatasi permasalahan kemiskinan.

  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan Perdesaan meliputi kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana dasar, peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, peningkatan kapasitas atau keterampilan kelompok usaha ekonomi, serta penambahan permodalan kegiatan kelompok simpan pinjam khusus perempuan.

  Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan mengangkat harkat martabat keluarga miskin adalah dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah untuk mendorong penurunan angka kemiskinan.

  Yang di harapkan dapat menciptakan proses penguatan social yang dapat mengantar masyarakat miskin menuju masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan iman dan takwa, Sumodiningrat (2002) dalam Apriyanti (2009).

  Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan dan kelompok terabaikan lainnya. Dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya setempat, memerhatikan dampak lingkungan tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait, serta berkelanjutan.

  Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan merupakan salah satu alternatif pemecahan permasalahan kemiskinan di perdesaan yaitu memberikan permodalan bagi kelompok perempuan yang menjalankan kegiatan diharapkan dapat membantu masyarakat, terutama kaum perempuan untuk dapat meningkatkan tarap hidup dengan mengembangkan usaha yang dikelola.

  Berdasarkan namanya, kegiatan kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) ini di khususkan memang bagi kaum perempuan. Program simpan pinjam khusus perempuan di adopsi dari Bangladesh, dimana kaum perempuan sangat berperan dalam system pengelolaan keuangan, mereka menjalankan Grameen Bank (GB) yaitu semacam bank yang memberikan pinjaman tanpa jaminan barang. Pinjaman diberikan dalam kelompok-kelompok kecil, bila satu anggota mendapat kredit, anggota yang lain memberikan jaminan bahwa orang itu dapat membayar kembali.

  Kelompok-kelompok kecil yang mendapat pinjaman adalah kaum perempuan. Grameen Bank (GB) ini didirikan pada tahun 1976, sengaja menggerakan kelopok-kelompok perempuan di Bangladesh, karena mereka merasa kebiasaan arisan yang ada dalam kalangan perempuan disana dapat dijadikan patokan sebagai kekuatan untuk menggerakan simpan dan pinjam yang bernilai kebersamaan. Grameen Bank (GB) merupakan contoh keberhasilan pinjaman tanpa jaminan barang dan memberikan peluang serta kesempatan usaha bagi kaum perempuan.

  Selain untuk mengakomodir usulan kegiatan ekonomi dari kaum perempuan, SPP diharapkan menjadi penunjang peningkatan perekonomian rumah tangga miskin yang digerakan kaum perempuan dilokasi program yang pendanaan usaha ini juga dikelola sendiri oleh masyarakat setempat. Setiap kaum perempuan (secara berkelompok) dari desa-desa dilokasi program memiliki kesempatan untuk memperoleh modal. Berikut skema cara kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) untuk memperoleh modal. MAD

  Kelompok Perguliran Perempuan Proposal Verifikasi SPP Musyawarah (Simpan Pinjam Perempuan Khusus Prioritas MAD Perempuan)

  Usulan

Sumber : Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan, 2014

  Dari skema di atas, menunjukan bahwa awalnya kelompok hanya perlu mengajukan proposal yang telah disusun dari musyawarah khusus perempuan kepada masyarakat melalui Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) yang ada disetiap kecamatan lokasi program. Musyawarah khusus perempuan membahas tentang penyusunan proposal, usaha-usaha yang dijalankan anggota kelompok, jumlah pinjaman yang akan diajukan dan anggaran penyususnan proposal. Musyawarah khusus perempuan diwajibkan bagi kelompok baru yang ingin mengajukan proposal pinjaman dan tidak diwajibkan bagi kelompok yang sudah pernah

  Proposal yang layak akan disetujui untuk mendapatkan pendanaan. Untuk mengakses dana SPP yang bersumber dari BLM dikhususkan bagi kelompok yang baru pertama kali mengajukan proposal pinjaman, proposal yang diajukan menjadi bagian dari usulan dan di tetapkan melalui jalur Musyawarah Khusus Perempuan (MKP) sebagai usulan desa, kemudian diputuskan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan. Sedangkan untuk mengakses dana SPP yang bersumber dari dana perguliran (dikelola UPK) dikhususkan bagi kelompok yang sudah pernah memperoleh pinjaman, akan diputuskan melalui MAD perguliran. Melalui dana tersebut, anggota kelompok SPP dapat menggunakannya untuk kegiatan ekonomi produktif, yaitu membuka usaha maupun menambah modal usaha yang telah ada dan bukan untuk konsumtif. Karena dana yang diperoleh tidak diberkan begitu saja, tetapi harus dikembalikan dengan 2%.

  Lokasi untuk penelitian ini adalah di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung. Dimana semua kegiatan program Desa, berpacu atau berpusat di Kantor Desa ini. Termasuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) khusus pada Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).Terdapat beberapa faktor pada pelaksanaan program ini, program belum mampu untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan. Sarman M dan Sajogyo (2000) menyatakan bahwa suatu program akan berjalan dengan baik jika diberikan pendampingan yang intensif. Beberapa faktor tersebut dapat berasal dari individu mapun dari luar individu. masih aktif berjumlah 14 kelompok, yang masing-masing kelompok memiliki usaha sendiri. Uang yang dipinjam tersebut seharus digunakan unruk kepentingan yang bermanfat bagi dirinya dan orang lain. Seperti berdagang atau wirausaha lainnya. SPP (Simpan Pinjam Perempuan) ini bertujuan untuk menjadikan warga semakin mandiri dalam mengurus keperluan hidup seperti bertanggungjawab dalam berwirausaha.

  Dalam memperguanakan hasil pinjaman dari program tersebut, harus dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu, seluruh anggota kelompok harus meliliki jiwa berwirausaha agar usaha yang mereka jalankan berjalan dengan baik. Selain itu setiap anggota kelompok juga harus memiliki kejujuran, keterbukaan, keuletan, dan kekompakan. Perubahan yang dapat dirasakan oleh anggota kelompok yang memanfaatkan program simpan pinjam pinjam perempuan yaitu ibu-ibu atau wanita yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini memiliki pekerjaan pokok sebagai penjahit, dan ada juga yang mulai berdagang, dan kini mereka sedikit-sedikit bisa membiayai kehidupan sehari-hari. Pada mata pencaharian yang memiliki waktu luang dapat membuka usaha dagang kecil- kecilan setelah mengikuti program simpan pinjam perempuan ini. Tetapi ada saja kelompok yang menyalah gunakan uang pinjaman tersebut, contohnya uang yang mereka peroleh dari program tersebut tidak dipergunakan untuk berwirausaha, melainkan untuk di pergunakan kepentingan pribadi. Dan karena hal tersebut, sering terjadi keterlambatan pembayaran. Banyak anggota kelompok SPP (Simpan

  Ketidakjelasan waktu pengawasan dan penagihan dari petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan), itu yang membuat warga santai dalam melakukan pembayaran. Padahal dana atau pinjaman dari UPK (Unit Pengelola Kegiatan) tersebut merupakan dana bergulir yang setiap tahunnya akan diadakan tutup buku tahunan. Pengawasan kegiatan dana bergulir pada prinsipnya dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, sebagai pemilik dana. Anggota kelompok seharusnya dapat membentuk Tim Pemantau Kegiatan Dana Bergulir. Tetapi kesadaran dari anggota kelompoknya itu sendiri seringkali tidak menjalankannya. Kurang optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam melakukan Survey lapangan. Penyelesaian pinjaman bermasalah saat ini masih mengandalkan pada penagihan yang kurang efektif, karena membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

  Permasalahan yang timbul disebabkan terutama oleh tidak berfungsinya kelembagaan kelompok, dan terbatasnya pendanaan operasional. Tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan pembayaran, itu membuat anggota kelompok tidak merasa takut jika melakukan keterlambatan pembayaran.

  Padahal, dana bergulir tersebut harus dilestarikan dan dikembangkan agar tetap memberikan manfaat kepada masyarakat. Khususnya masyarakat miskin yang membutuhkan permodalan usaha.

  Kurang berfungsinya kelembagan-kelembagaan yang dibangun oleh program yang sebagaimana mestinya yaitu seperti permasalahan kelembagaan pada kelompok peminjam yang disebabkan oleh bubarnya kelompok, pengurus mengembalikan angsuran kelompok pada UPK (Unit Pengelola Kegiatan). Pemanfaatan dari kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak membayar angsuran pada kelompok. Tim verifikasi dan Badan Pengawas UPK yang tidak berfungsi dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif, kelompok tidak ada usaha, dan sebagainya.

  Jumlah pinjaman dari Program SPP (Simpan Pinjam Perempuan ) di Desa Selaraja ini adalah Rp. 10.000.000,-/Kelompok. Yang di angsur selama satu (1) tahun. Yang setiap kelompok terdiri dari 10 orang. Dari uang pinjaman tersebut, warga mempergunakannya untuk berwirausaha. Contohnya membuka warung kecil yang di kelola oleh kelompok, berjualan baju dengan sistem kredit, dan ada juga yang membuka tempat jahit. Namun tidak semua usaha kelompok berjalan dengan baik, ada sebagian usaha mereka yang mengalami hambatan. Contohnya dalam usaha berjualan baju, yang sistem pembayarannya kredit. Banyak warga yang membeli baju tersebut, namun tidak membayar cicilan. Ini sangat disayangkan, karena kelompok usaha tersebut juga harus membayar cicilan kepada Unit Pengelola Keuangan (UPK).

  Semua anggota kelompok memiliki atau mendapatkan jumlah pinjaman modal yang sama. Itu salah satu hambatan bagi anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Selaraja ini, karena lebih besar usaha yang mereka usulkan , akan lebih besar pula modal yang mereka butuhkan. Namun jumlah butuh uang yang lumayan besar, belum lagi untuk membeli benang, kain, dan peralatan lainnya. Tetapi respondem menyiasatinya dengan membeli mesin jahit bekas, yang harganya jauh lebih murah disbanding dengan mesin jahit baru.

  Tujuan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha dan mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja. Tetapi di Desa Selaraja ini jumlah dana yang diterima , masih kurang sesuai dengan keinginan responden hal ini disebabkan karena dana yang sedikit. Menurut mereka hanya memenuhi sebagian penambahan modal usaha yang seharusnya dapat digunakan untuk penambahan jumlah modal.

  Pada dasarnya sosialisasi itu sangat penting, sosialisasi baik di desa maupun di antar desa yang memiliki tujuan agar pelaku-pelaku di tingkat desa maupun di kecamatan memahami tentang adanya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini agar masyarakat tahu dan paham tujuan dan fungsi dari Program tersebut. Di desa Selaraja ini sendiri, masih banyak warga yang tidak mengetahui dengan adanya program SPP (Simpan Pinjam Perempuan). Dan ini membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi pemerintah Desa tentang Program tersebut. Sedangkan banyak warga yang mempunyai jiwa usaha tetapi tidak

  Berdasarkaan penelitian yang telah dilakukan di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung, ditemukan bahwa anggota kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) mempunyai usia 32-68 tahun. Anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) mempunyai pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan ada 1 orang yang mempunyai gelar S1. Keseluruhan anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Memiliki mata pencaharian atau mata pencaharian pokok bekerja di bidang Pertanian, Pedagang kecil kecilan, Ibu Rumah Tangga, dan sebagian lagi merupakan Buruh.

  Masih terdapatnya permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang terdapat di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung, khususnya kaum perempuan, menjadi suatu ketertarikan peneliti untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan pelaksanaan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Perdesaan khususnya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Maka penelitian ini dituangkan dengan judul

  

“Efektivitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri dalam Kegiatan Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP)

Di Desa Selaraja Kecamatan Warunggunung”. Identifikasi Masalah

1.2 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis

  mengidentifikasi permasalahan tersebut sebagai berikut :

  3. Kurang optimalnya petugas UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam melakukan survey lapangan

  4. Tidak adanya sanksi bagi kelompok yang melakukan keterlambatan pembayaran

  Pembatasan dan Rumusan Masalah

  1.3 Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengambil pokok

  masalah yang di rumuskan sebagai berikut : Seberapa Besar Efektifitas Pengawasan Program Nasional Pemberdayaan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DESA MARGOMULYO KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

0 4 2

PEMANFAATAN MODAL USAHA KEGIATAN SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) OLEH MASYARAKAT DESA KUTABULOH II KECAMATAN MEUKEK KABUPATEN ACEH SELATAN

0 3 1

DAMPAK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) BIDANG SIMPAN PINJAM PEREMPUAN TERHADAP RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

0 3 19

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI KELOMPOK PEREMPUAN

0 9 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGEMBALLAN PINJAMAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 9 86

PENGARUH BANTUAN MODAL DAN PEMBINAAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA USAHA ANGGOTA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) (STUDI KASUS PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT)

0 18 64

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DESA SUKADANA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013

7 51 83

IMPLEMENTASI PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM DI DESA PEMATANG TENGAH KECAMATAN TANJUNG PURA

0 0 84

IMPLEMENTASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) - MANDIRI DI DESA SAPEKEN, KECAMATAN SAPEKEN,KABUPATEN SUMENEP

0 0 17

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN ENTREPRENEURSHIP PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - UNS Institutional Repository

0 0 28