PENGARUH BANTUAN MODAL DAN PEMBINAAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA USAHA ANGGOTA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) (STUDI KASUS PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT)

(1)

(STUDI KASUS PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN

BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT)

Oleh

ENI MEIMANAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH BANTUAN MODAL DAN PEMBINAAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA USAHA ANGGOTA KELOMPOK SIMPAN PINJAM

PEREMPUAN (SPP)

(STUDI KASUS PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN

BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT) Oleh

ENI MEIMANAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas bantuan modal dan pembinaan manajemen serta pengaruh dan hubungannya terhadap kinerja usaha. Metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode penelitian yang menggunakan populasi sebagai sampel.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Asosiatif. Data yang dipakai adalah data primer yang diperoleh dari hasil

kuesioner. Model dalam penelitian ini diestimasi dengan alat analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Berdasarkan hasil pengolahan tabulasi kuesioner penelitian yang disebar kepada 33 responden didapat bahwa aspek bantuan modal termasuk dalam kategori efektif yaitu 74,33% dan aspek pembinaan manajemen persentase pencapaian yang diperoleh juga termasuk dalam kategori efektif yaitu sebesar 69,39% . Berdasarkan regresi dengan menggunakan metode OLS, variabel bantuan modal memiliki pengaruh sebesar 0,402 terhadap kinerja usaha dengan elastisitas sebesar 0,508% dan pembinaan manajemen memiliki pengaruh sebesar 0,331 terhadap kinerja usaha dengan elastisitas sebesar 0,426%.

Kata Kunci: bantuan modal, pembinaan manajemen, efektivitas, pengaruh.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 9

C. Tujuan Penelitian 10

D. Manfaat Penelitian 11

E. Kerangka Pemikiran 12

F. Hipotesis 14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 15

1. Pengeluaran Pemerintah 15

2. Kebijakan Publik 17

3. Definisi Manajemen 18

4. Efektivitas 19

5. PNPM Mandiri Perdesaan 20

6. Simpan Pinjam Perempuan (SPP) 26

7. Definisi Usaha Kecil 28


(7)

III. METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian 35

B. Jenis dan Sumber Data 35

C. Teknik Pengumpulan Data 35

D. Batasan Variabel 36

E. Pengujian Instrumen Penelitian 37

F. Pengolahan Data 38

G. Persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen Terhadap

Kinerja Usaha 40

H. Analisis Data 42

I. Gambaran Umum 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 49

1. Analisis Deskriptif 49

2. Uji Instrumen Penelitian 52

3. Analisis Asosiatif 54

4. Regresi Linier Berganda dengan Metode Ordinary Least

Square (OLS) 63

5. Uji Normalitas 65

6. Uji Hipotesis 66

7. Uji Korelasi 67

8. Perhitungan Elastisitas 67

B. Pembahasan 68

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 71

B. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang Mendapatkan Bantuan Modal

di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012 7

2. Tinjauan Empirik 32

3. Bobot Nilai Jawaban Responden 40

4. Uji Validitas Kuesioner 52

5. Uji Reliabilitas Kuesioner 53

6. Tanggapan Responden Mengenai Bantuan Modal 54

7. Tanggapan Responden Mengenai Pembinaan Manajemen 55

8. Tanggapan Responden mengenai Kinerja Usaha 56

9. Tanggapan Respoinden Aspek Bantuan Modal Menurut Bidang Usaha 57 10.Tanggapan Responden Aspek Pembinaan Manajemen Menurut Bidang

Usaha 58

11.Tanggapan Responden Aspek Kinerja Usaha Menurut Bidang Usaha 58 12.Tanggapan Responden Aspek Bantuan Modal dan Pembinaan

Manajemen 59

13.Hubungan Total Skor Persentase Pencapaian Aspek bantuan Modal dan

Pembinaan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha 60

14.Data Interval Total Skor Persentase Pencapaian Aspek Bantuan Modal,

Pembinaan Manajemen dan Kinerja Usaha 63

15.Uji F pada persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen terhadap

Kinerja Usaha 66

16.Uji t pada persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen terhadap


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran 13

2. Usia Responden 49

3. Pendidikan Responden 50


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skoring Kuesioner Bantuan Modal, Pembinaan Manajemen dan Kinerja

Usaha. L1

2. Uji Reliabilitas L2

3. Data Interval Aspek Bantuan Modal, Pembinaan Manajemen dan Kinerja

Usaha L3

4. Regresi Linier Berganda L4

5. Uji Normalitas L5

6. Korelasi L6


(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 diantaranya adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.Kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam kelompok maupun secara individu dalam memenuhi kebutuhan hidup memungkinkan terbentuknya kelompok masyarakat miskin dengan kondisi pendidikan dan kesehatan yang rendah serta produktivitas yang rendah pula. Guna mencapai tujuan negara tersebut diperlukan peran negara dalam membangun dan mengimplementasikan kebijakan publik di bidang kesejahteraan/public welfare (Edi Suharto: 2007).

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan.Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan, upaya penanggulangannya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.


(12)

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.Namun selama ini

penanganannya cenderung parsial dan tidak berkelanjutan, belum optimalnya peran dunia usaha dan masyarakat, mulai lunturnya kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting bagi pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan.Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh.

Atas dasar itulah pada tanggal 30 April 2007 pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM

Mandiri).PNPM Mandiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan kemiskinan dan

pengangguran.Program ini difokuskan pada program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pada partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat.PNPM Mandiri merupakan kelanjutan dari program-program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community development) sebagai pendekatan operasionalnya. Dimulai dari program yang paling terkenal di masa

Pemerintahan Orde Baru yaitu program IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang dimulai pada tahun 1993/1994, awal Repelita VI. Program ini merupakan manivestasi dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan.

Setelah berakhirnya program IDT, kemudian lahir program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat lainnya yaitu: PPK


(13)

(Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri sejak tahun 1998, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum sejak tahun 1999, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan

pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik.

Mulai tahun 2008 PNPMMandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah

sekitarnya.PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan

pemerintah daerah. PNPM Mandiri mencakup 2 bagian yaitu: PNPM Mandiri perkotaan dan PNPM Mandiri perdesaan.


(14)

PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus yang hendak dicapai.Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah

meningkatnya kesejahteraan dankesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandiriandalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

Tujuan khusus dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu:

1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. 2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan

mendayagunakan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

4. Menyediakan prasarana saran sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).

7. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

PNPM Mandiri Perdesaan memiliki beberapa prinsip, beberapa diantaranya adalah : pembangunan social capital yang bertumpu pada pembangunan manusia, Otonomi, Desentarlisasi, Berorientasi pada masyarakat miskin, kesetaraan dan keadilan gender, demokratis, transparansi dan akuntabel,


(15)

prioritas, berkelanjutan, peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah lokal, kemitraan, wadah harmonisasi program, pendampingan, partisipasi seluruh masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, program PNPM MandiriPerdesaan memprioritaskan kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah pedesaan. Program ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:

a. Dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk kegiatan pembangunan;

b. Dana Operasional Kegiatan (DOK) untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif dan kegiatan pelatihan masyarakat (capacity building);

c. Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator keuangan.

PNPM Mandiri Perdesaan menyediakan dana langsung dari pusat (APBN) dan daerah (APBD) yang disalurkan ke rekening kolektif desa di kecamatan. Masyarakat desa dapat mempergunakan dana tersebut sebagai hibah untuk membangun sarana/prasarana penunjang produktivitas desa, pinjaman bagi kelompok ekonomi untuk modal usaha bergulir, atau kegiatan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.

Pelaksanaan PNPM Mandiri perdesaan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal, salah satunya desa Gunung Sugihkecamatan Balik Bukit, yang


(16)

termasuk dalam salah satu tujuan dari ProgramPNPM Mandiri. Sebagian besar masyarakat di desa Gunung Sugih berprofesi sebagai petani, akan tetapi

penghasilan dari pertanian dianggap belum optimal dalam memberikan hasil atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.Manajemen usaha yang minim juga menjadi penghambat dalam pengembangan usaha,oleh sebab itu diperlukan suatu konsep dan pengelolan yang lebih transparan dan

berkesinambungan.Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan adanya pendanaan berupa kredit penguatan modal dengan proses yang mudah dan bunga yang ringan yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat miskin.

Kebutuhan akan pendanaan yang semakin meningkat dalam pengembangan dan memajukan usaha dapat difasilitasi melalui program PNPM Mandiri dalam bentuk pemberian kredit masyarakat dan pelatihan pengembangan manajemen. Setiap lapisan masyarakat diharapkan dapat ikut berperan dan aktif dalam menggunakan dana kredit dari PNPM Mandiri melalui usaha-usaha yang bergerak di sektor-sektor perekonomian yang potensial.

Sehubungan dengan hal tersebut, usaha kecil perlu diberdayakan dalam

memanfaatkan peluang kerja yang semakin sempit dalam menjawab tantangan perkembangan ekonomi dimasa yang akan datang. Yang dimaksud usaha kecil sesuai Undang-undang No. 9 pasal 1 ayat (1) tahun 1995: “usaha kecil adalah kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini”. Banyak masyarakat di desa Gunung Sugih yang berprofesi sebagai pedagang terutama kaum perempuan dan ibu-ibu guna


(17)

membantu perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam meningkatkan usaha dagang diperlukan dana sebagai modal awal atau modal pengembangan usaha. Sebagai solusi, masyarakat dapat

membentuk kelompok anggota Simpan pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri untuk mendapatkan modal usaha.Dengan adanya suku bunga yang lebih rendah daripada bunga bank, dan kemudahan prosedur pinjaman kredit, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan hidup, serta meningkatkan potensi ekonomi perdesaan.

Tabel 1. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Yang Mendapatkan BantuanModal di Kecamatan BalikBukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012

No. Pekon/Desa Kelompok SPP Alokasi Pinjaman

1

Sukarami Mawar Mekar Sari I P 2012 95,000,000

2 Mawar Mekar Sari P 2010 50,000,000

3

Gunung Sugih

Mawar Perguliran 2012 70,000,000

4 Barokah P 2012 100,000,000

5 Melati P 2012 110,000,000

6 Andan Mufakat P 2012 65,000,000

7

Watas

Sinar Harapan Bayur P 2012 127,000,000

8 Mekar Sari P 2012 138,000,000

9 Kamboja Mandiri P 2012 60,000,000

10 Mawar Merah 20,140,000

11 Anggrek 28,120,000

12 Padang Dalom Haga Maju P 2012 60,000,000 13

Sebarus

Bina Usaha I P 2012 45,000,000

14 Bina Usaha II P 2012 90,000,000

15 Perintis P 2012 12,000,000

16 Serba Usaha p 2012 35,000,000

17 Melati P 2012 30,000,000

18

Pasar Liwa

Agung Jaya Perguliran 2012 62,000,000

19 Sri Rejeki 2012 55,000,000


(18)

No. Pekon/Desa Kelompok SPP Alokasi Pinjaman

21 Mekar Sari 2012 30,000,000

22 Moga Sukses p 2012 50,000,000

23 Melati P 2012 100,000,000

24

Way Mengaku

Cendana 2012 85,000,000

25 Andan Jejama P 2012 140,000,000

26 Suka Mulya P 2012 100,000,000

27 Melati Jaya Bunda P 2012 86,000,000

28 Bougenville P2012 60,000,000

29 Beringin P 2012 120,000,000

30 Garpu Indah P 2012 60,000,000

31 Sledri Jaya P 2012 60,000,000

32

Padang Cahya

Matahari III P Liyu I 110,000,000

33 Usaha Mandiri 2012 27,170,000

34 Usaha Muda 28,120,000

35 Makmur 32,110,000

36 Sepakat 24,130,000

37 Akur 26,030,000

38 Mekar Jaya 44,080,000

39 Sakinah 26,030,000

40 Kubu Perahu Dahlia Indah 28,120,000

41 Way Empulau Ulu

Lingsuh P 2012 50,000,000

42 Tunas Harapan P 2012 100,000,000

43

Sedampah Indah

Kemuning II Tenabang P 2012 68,000,000

44 Kemuning I P 2012 71,000,000

45 Kemuning III P 2012 68,000,000

Kelompok Bermasalah

1 Pasar Liwa Cendrawasih 50,000,000

2

Padang Cahya Matahari Sampot 2011 90,000,000

3 Usaha Mandiri 71,000,000

3,102,050,000

Sumber : UPK PNPM-MPd Kecamatan Balik Bukit

Tabel di atas menunjukkan jumlah kelompok yang menjadi mitra PNPM MandiriPerdesaan hingga akhir 2012. Terdapat48kelompoksimpan pinjam perempuan yang tersebar di seluruh kecamatan Balik Bukit.


(19)

Penyaluran dana Program Penguatan Modal dengan Usaha Kecil masih difokuskan pada usaha kecil/mikro yang benar-benar memerlukan pembinaan dalam bentuk modal maupun bimbingan manajerial. Besar pinjaman program berkisar antara Rp 5.000.000 – Rp 15.000.000.Pendanaan yang

disediakan didistribusikan ke sektor-sektor perdagangan, peternakan, pertanian, perkebunan dan lainnya.Disamping bantuan dalam bentuk kredit, masyarakat penerima dana juga mendapat pembinaan melalui program-program pelatihan.

Melalui Program ini diharapkan kemampuan teknis dan manajerial pada industri kecil dapat meningkat dan akhirnya dapat berpengaruh terhadap kinerja usaha kecil yang menjadi mitra binaan PNPM Mandiri desa Gunung Sugih. Oleh karena itu, program diharapkan dapat berjalan dengan efektif karena hal tersebut akan sangat berdampak positif bagi usaha-usaha kecil yang masih sangat memerlukan bantuan untuk perkembangan usaha mereka. Peningkatan kinerja yang diharapkan akan terjadi pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan akan semakin mengembangkan usaha.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang akan diteliti adalah :

1. Apakahbantuan modal dalam PNPM Mandiri desa Gunung Sugih telah berjalan efektif?

2. Apakahpembinaan manajemendalam PNPM Mandiri desa Gunung Sugih telah berjalan efektif?


(20)

3. Bagaimanakah pengaruh tingkat efektivitas bantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih?

4. Bagaimanakah hubungan antara tingkat efektivitas bantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat efektifitas bantuan modal dalam PNPM Mandiri desa Gunung Sugih.

2. Mengetahui tingkat efektifitas pembinaan manajemen dalam PNPM Mandiri desa Gunung Sugih.

3. Mengetahui pengaruh tingkat efektivitas bantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih.

4. Mengetahui hubungan antara tingkat efektivitas bantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih.


(21)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bidang Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai acuan serta referensi dalam pembuatan penelitian selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian ini bisa menggambarkan apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiridan seberapa besar hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Bidang Praktek

a. Manfaat bagi pelaku usaha dan masyarakat

Dengan pemanfaatan program pemerintah melalui dana kreditPNPM Mandiri, pelaku usaha dapat lebih inovatif dalam mengoptimalisasi sarana untuk memperoleh dana dalam mengembangkan usahanya serta meningkatkan pengetahuan dan investasisebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan anggota Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Desa Gunung sugih.

b. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Manfaat bagi peneliti selanjutnya yaitu memberikan gambaran umum tentang program PNPM Mandiri.


(22)

E. Kerangka Pemikiran

Pembangunan merupakan tujuan utama suatu negara untuk kesejahteraan masyarakat.Dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan, perlu dilakukan pembangunan yang merata diseluruh wilayah baik itu diperkotaan maupun perdesaan.Agar seluruh masyarakat dapat merasakan pembangunan sesuai dengan yang diharapkan.

Program PNPM Mandiri merupakan kebijakan yang telah diluncurkan oleh pemerintah untuk pengentasan kemiskinan,Program PNPM Mandiri diarahkan pada upaya pemberdayaan masyarakat untuk berperan aktif secara langsung dalam kegiatan-kegiatan program tersebut, baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan program. Dalam hal ini, masyarakat diberi kewenangan untuk mengelola setiap kegiatan PNPM Mandiri.

Evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah program tersebut telah berjalan efektif atau tidak.Sebuah program dikatakan berhasil jika program tersebut sesuai dengan tahapan-tahapan proses yang telah ditentukan dan mencapai target yang diinginkan, tercapainya tujuan pembangunan merupakan titik balik pelaksanaan program yang ditunjukkan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga dengan


(23)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Program PNPM Mandiri desa Gunung Sugih

1. Pembangunan Ekonomi

Simpan Pinjam Perempuan (SPP) 2. Pembangunan Prasarana Umum

Sarana Prasarana Kesehatan Pengerasan Jalan

Gedung TPA Dll

1. Pembangunan Ekonomi (SPP)

Bantuan Modal Pembinaan

Manajemen

Efektivitas bantuan Modal

Efektivitas Pembinaan Manajemen

Peningkatan Kinerja Usaha


(24)

F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga pelaksanaan kegiatanbantuan modal dalam program SPP PNPM Mandiridesa Gunung Sugih telah berjalan efektif.

2. Diduga pelaksanaan kegiatan pembinaan manajemen dalam program SPP PNPM Mandiridesa Gunung Sugih telah berjalan efektif .

3. Diduga terdapat pengaruh signifikan positif antara tingkat

efektivitasbantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih. 4. Diduga terdapat hubungan yang kuat antara tingkat efektivitasbantuan

modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran Pemerintah merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu negara untuk membiayai kegiatan-kegiatannya dalam rangka menjalankan fungsimewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pengeluaran pemerintah terdiri atas:

a. Pengeluaran rutin

Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran yang digunakan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan pemerintah yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, pembayaran bunga utang ( Hutang Dalam Negeri, Hutang Luar Negeri), subsidi ( Subsidi BBM, Subsidi Non BBM) dan pengeluaran rutin lainnya.

b. Pengeluaran pembangunan

Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang digunakan untuk membiayai pembangunan dibidang ekonomi, sosial dan umum dan yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prasarana fisik maupun nonfisik yang dilaksanakan dalam periode tertentu.


(26)

Suparmoko (1994) mengklasifikasikan pengeluaran pemerintah menjadi:

a. Pengeluaran pemerintah merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa-masa yang akan datang.

b. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan bagi masyarakat.

c. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang.

d. Menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga beli yang lebih luas.

Menurut Musgrave dan Rostowdalam Marselina (2006: 41) perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap perkembangan ekonomi dari suatu negara.Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dll.

Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta sudah mulai berkembang Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(27)

Terdapat dua sifat pengeluaran pemerintah, yaitu :

a. Bersifat ekhsautif

Pengeluaran pemerintah yang ada kontra prestasinya berupa pembelian atau belanja barang atau jasa dalam perekonomian baik untuk konsumsi maupun untuk menghasilkan barang lagi atau produksi.

b. Bersifat transfer

Pengeluaran pemerintah yang tidak ada kontra prestasinya (penyimpangan atau pemindahan). Termasuk dalam pengeluaran ini adalah subsidi yang merupakan alat retribusi pendapatan.

2. Kebijakan Publik

Kebijakan publik merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi suatu fenomena/masalah yang terjadi di masyarakat. Anderson dalam Tangkilisan (2003: 2) berpendapat bahwa Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan tersebut adalah:

a. kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan;

b. kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah;

c. kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan;


(28)

d. kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu;

e. kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.

Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atas sebuah justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan. Bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan (Edi, 2008).

3. Definisi Manajemen

Manajemen adalah Sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara bekerjasama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.

Menurut Handoko (2003), fungsi manajemen terbagi menjadi 5, yaitu: a. Perencanaan (Planning)

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dilakukan untuk membagi kegiatan yang besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.Pengorganisasian mempermudah


(29)

manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. c. Penyusunan Personalia (Staffing)

Penyusunan personalia adalah perekrutan, latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi pada para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.

d. Pengarahan (Leading)

Pengarahan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok dapat berusaha untuk mencapai sasaran sesuai perencanaan manajerial dan usaha.

e. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dilakukan agar rencana yang telah diambil dapat berjalan efektif sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Pembinaan manajemen adalah Pembinaan dan pelatihan SDM agar mampu berfungsi memenuhi tuntutan pasar kerja.Pembinaan dilakukan dalam bentuk, pelatihan manajemen usaha, supervisi lapangan serta pemberian pinjaman berupa modal kerja dan investasi.

4. Efektivitas

Pengertian Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.


(30)

Efektivitas merupakan salah satu ukuran yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu program.Suatu program dapat dikatakan efektif jika program tersebut sesuai dengan yang dikehendaki.Artinya, pencapaian program merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk mencapai hal tersebut.

5. PNPM Mandiri Perdesaan

PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pembangunan yang dikelola Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen/Kementrian Dalam Negeri. a. Tujuan PNPM Mandiri

1) Tujuan Umum

Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

2) Tujuan Khusus


(31)

Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal.

Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan KerjaSama Antar Desa (BKAD).

Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

b. Strategi PNPM Mandiri 1) Strategi Dasar

Adapun yang menjadi strategi dasar dari PNPM Mandiri yaitu: mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat, menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk bersama-sama


(32)

menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan sektoral, pembangunan kewilayahan, dan pembangunan partisipatif. 2) Strategi Operasional

Yang menjadi strategi dalam operasional program PNPM Mandiri adalah mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah secara sinergis sebagai pengelola program-program penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. Hal-hal yang dilakukan meliputi: pengembangan kelembagaan masyarakat yang dipercaya, mengakar, dan akuntabel serta mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatan pembangunan secara terpadu di tingkat komunitas masyarakat. c. Kelembagaan pada PNPM Mandiri

Kelembagaan PNPM Mandiri pada hakekatnya bertujuan untuk penguatan terhadap hak kepemilikan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk melaksanakan aktivitas, khususnya dalam

meningkatkan kapasitas dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif.

Secara umum, struktur organisasi PNPM Mandiri adalah sebagai berikut: 1) Pusat

Dalam rangka koordinasi dan pengendalian PNPM Mandiri, dibentuk tim pengendali PNPM Mandiri. Tim pengendali PNPM Mandiri terdiri atas:


(33)

Tim pengarah terdiri atas menteri-menteri dan kepala lembaga terkait pelaksanaan PNPM Mandiri.

Tim pelaksana

Tim pelaksana terdiri atas pejabat eselon I ke bawah dari berbagai Kementerian/lembaga terkait pelaksanaan PNPM Mandiri.

2) Daerah

Struktur organisasi PNPM Mandiri di daerah meliputi: Tim Koordinasi PNPM Mandiri Provinsi

Di daerah dibentuk tim koordinasi PNPMMandiri yang

anggotanya terdiri dari pejabat instansi terkait di daerah dibawah koordinasi TKPKD Provinsi.

Tim Koordinasi PNPM Mandiri Kabupaten/kota

Dalam rangka pelaksanaan koordinasi PNPN Mandiri, di daerah dibentuk Tim Koordinasi PNPM Mandiri kabupaten/kota yang anggotanya terdiri pejabat instansi terkait di daerah dibawah koordinsi TKPKD kabupaten/kota.

Satuan kerja PNPM Mandiri di Kabupaten/Kota

Pelaksanaan PNPM Mandiri di kabupaten/kota dilakukan oleh satuan kerja kabupaten/kota. Kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/kota yang memberikan pelayanan kepada desa/kelurahan dan bertugas memfasilitasi desa/kelurahan dalam rangka kerja sama desa/kelurahan bagi kepentingan program.


(34)

Masyarakat/Komunitas

Masyarakat membentuk atau mengembangkan kelembagaan

masyarakat yang salah satu fungsinya adalah mengelola kegiatan di kecamatan dan desa/kelurahan.Kelembagaan di kecamatan adalah Badan Kerja Antar Desa (BKAD) dengan Musyawarah Antar Desa (MAD) sebagai forum tertinggi pengambilan keputusan dan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengelola yang

bertanggungjawab kepada MAD.

Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga keswadayaan masyarakat yang dibentuk, ditentukan oleh

masyarakat, dan bertanggungjawab kepada masyarakat melalui musyawarah desa/kelurahan.Lembaga ini berfungsi secara kolektif dan bertanggungjawab terhadap pengelola kegiatan PNPM Mandiri di desa/kelurahan.

d. Pendanaan Pada PNPM Mandiri Perdesaan

Sumber dana PNPM Mandiri Perdesaan berasal dari: 1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 3) Swadaya masyarakat

4) Partisipasi dunia usaha

Mekanisme pencairan dana BLM dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atau Kas Daerah ke rekening kolektif bantuan PNPM (BPNPM) yang dikelola oleh UPK diatur sebagai berikut:


(35)

1) Pencairan dana yang berasal dari pemerintah pusat mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Depkeu

2) Pencairan dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan melalui mekanisme APBD sesuai aturan yang berlaku di daerah 3) Pengajuan pencairan dana BLM ke KPPN diatur dalam peraturan

Dirjen PMD, Depdagri

4) Penerbitan SPP harus dilampiri dengan berita acara hasil pemeriksaan terhadap kesiapan lapangan yang dilakukan fasilitator kecamatan 5) Dana yang berasal dari APBD harus dicairkan terlebih dahulu ke

masyarakat, selanjutnya diikuti dengan pencairan dana yang berasal dari APBN

6) Besaran dana BLM dari APBD yang dicairkan ke masyarakat harus utuh tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya.

Penyaluran dana adalah proses penyaluran dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di desa. Mekanisme penyaluran dana sebagai berikut: 1) Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK

dengan TPK

2) TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar desain, RAB, dan lampirannya


(36)

3) Untuk penyaluran berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah

Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK/desa dan UPK bertumpu pada swadaya masyarakat. Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut mdiberikan bantuan stimulan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan. Dana operasional UPK sebesar maksimal dua persen (2%) dari dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan tersebut. Dana

operasional TPK/ desa maksimal tiga persen (3%) dari dana PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil Musyawarah Antar Desa Penetapan Kegiatan menurut Surat Penetapan Camat (SPC) untuk desa yang

bersangkutan.

6. Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Berbicara mengenai Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang termasuk dalam PNPM Mandiri membuat kita teringat dengan Muhammad Yunus, pria

kelahiran Bangladesh peraih nobel perdamaian pada tahun 2006. Tahun 1974, Bangladesh mengalami bencana kelaparan.Yunus terjun langsung dalam melawan kelaparan, yunus menjalankan sistem bagi hasil yang disebutnya Pertanian Tiga Pihak di desa Jobra.Yunus berandil pada biaya bahan bakar pompa artesis, bibit tanaman unggul, pupuk, insektisida, dan pengetahuan teknis.Pihak kedua buruh tani menyumbangkan tenaganya dan pihak ketiga pemilik lahan.Walaupun sangat sulit meyakinkan semua pihak, dan Yunus


(37)

sendiri merugi 13.000 taka, program ini berhasil.Untuk pertama kalinya, padi-padi berdiri tegak bagaikan permadani hijau di musim kemarau.

Pertanyaan yang selalu membuat Yunus gundah adalah mengapa orang yang bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu tidak punya cukup makanan untuk makan. Kegundahan Yunus semakin menjadi-jadi ketika masalah kemiskinan cukup mudah untuk dimengerti namun tidak mudah untuk menemukan solusinya.Muhammad Yunus menemukan pencerahan ketika pada salah satu acara berkeliling ke desa bertemu dengan seorang wanita pembuat bangku dari bambu. Namun, karena ketidaaan modal wanita tersebut meminjam kepada rentenir untuk membeli bambu sebagai bahan baku. Setelah bangku tersebut jadi harus dijual kepada rentenir dan dia hanya mendapatkan selisih

keuntungan sekitar 1 penny.

Pria kelahiran Chittagong, Bangladesh pada 28 juni 1940 ini akhirnya

mendirikan Grameen Bank sebagai sebuah alternatif pemberdayaan kelompok miskin di Bangladesh pada tahun 1976. Tidak kepada sembarang orang Yunus dan Grameen Bank menyalurkan kreditnya.Sebagai bagian dari usaha

pemberdayaan, Yunus memberikan kredit kepada wanita dalam nilai yang kecil dan tidak menggunakan jaminan. Salah satu target utama dari kredit yang diberikan Grameen adalah mereka yang tak memiliki tanah. Karena kelompok masyarakat dalam kategori tersebut sama sekali tidak memiliki akses untuk mendapatkan kredit.Dengan nilai kredit yang tidak terlalu besar, perempuan pedesaan Bangladesh yang secara tradisional tidak terlalu banyak berkontribusi ekonomi dapat mencoba menumbuhkan usaha-usaha kecil yang


(38)

menghasilkan uang.Dukungan moral dari sesama anggota kelompok peminjam menjadi pemacu pengembalian kredit secara disiplin.

Konsep perubahan yang diterapkan oleh yunus inilah yang ingin diterapkan pula oleh pemerintah Indonesia melalui PNPM Mandiri dimana salah satu programnya adalah pemberdayaan perempuan. Dalam Konferensi Tingkat Menteri Bidang Pemberdayaan Perempuan, Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke-4 yang dilaksanakan di Jakarta.

Dalam kesempatan ini Indonesia mengangkat isu pembangunan ekonomi mengingat sebagian besar negara anggota OKI merupakan negara berkembang dan memiliki tantangan yang hampir serupa terkait peran dan partisipasi perempuan di bidang ekonomi, khususnya kesempatan ekonomi bagi perempuan baik dalam memperoleh pekerjaan, akses finansial dan sumber daya produktif, maupun dalam konteks migrasi. Selain itu, peningkatan kemampuan ekonomi perempuan telah terbukti berdampak positif bagi kesejahteraan keluarganya dan komunitasnya.

7. Definisi Usaha Kecil

Dalam Undang-undang No. 9 pasal 1 ayat (1) tahun 1995 dikatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.


(39)

Usaha kecil adalah para pelaku usaha ekonomi yang sering dikategorikan sebagai perusahaan yang berskala kecil, menggunakan teknologi tradisional dan dikelola secara sederhana (Dekopin, 2002). Usaha-usaha kecil dan mikro terdapat pada seluruh sektor perekonomian, yaitu:

a. Pada sektor pertanian, tercatat tidak kurang dari 20 juta keluarga yang hidup dari usaha pertanian yang termasuk kategori usaha kecil karena sebagian besar dari mereka mengusahakan lahan pertanian yang luasnya kurang dari 1 hektar.

b. Pada sub sektor perkebunan, usaha kecil dan mikro berwujud pada kebun-kebun rakyat yang terbagi dalam lahan sempit.

c. Pada sektor industri, usaha kecil dan mikro berwujud berbagai industri kecil rumah tangga yang menghasilkan berbagai jenis barangkerajinan dan keperluan rumah tangga.

d. Pada sektor dagang, usaha kecit berwujud usaha perdagangan yang dijalankan rakyat kecil di pasar-pasar tradisional, toko, kios dan warung-warung di sepanjang jalan dan kampung-kampung.

e. Pada sektor kehutanan, usaha-usaha kecil berwujud pada rupa-rupa usaha pemanfaatan hasil hutan.

Usaha kecil atau usaha skala rumah tangga merupakan sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang berdiri sendiri dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian


(40)

bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

Usaha kecil atau usaha skala rumah tangga memiliki kelebihan dan kelemahan.Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan

mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya.Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil/lapisan bawah.(M. Tohar : 27-29)

Di samping itu, usaha kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut:

a. Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada

perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.

b. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.

c. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.

d. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.


(41)

e. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.

Sedangkan dari sisi kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil atau skala rumah tangga, kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil tersebut umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.

b. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.

c. Sering terjadi kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.

d. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.

e. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari usaha kecil selain dipengaruhi oleh faktor keterbatasan modal juga terlihat pada kelemahan dan manajerialnya.


(42)

B. Tinjauan Empirik

Sebelum melakukan penelitian, penulis mencoba mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Beberapa tinjauan empiris yang penulis ambil diantaranya:

Tabel 2. Tinjauan Empirik

Penulis Judul Model Yg

Digunakan

Tujuan Kesimpulan

Saparud din M & Basri Bado (2011) Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pad UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan

1. Uji hipotesis 2. Analisis Deskriptif

Mengetahui pengaruh kemitraan usaha terhadap kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di Kabupaten Jeneponto.

1.Pelaksanaan

kemitraan usaha antara usaha kecil menengah dan koperasi

diKabupaten Jeneponto secara umum belum terlaksana secara maksimal . 2. Secara simultan (bersama-sama) kemitraan usaha berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di Kabupaten Jeneponto. Ghazali Syamni & Muham mad Hatta (2011) Pengaruh Faktor Modal dan Pembinaan Manajenem Terhadap Kinerja Koperasi di Kota Lhokseumawe 1. Analisis Regresi Berganda. 2. Uji Hipotesis

menguji pengaruh faktor modal dan pembinaan

manajemen terhadap kinerja koperasi di Kota Lhokseumawe

1. Faktor modal dan pembinaan manajemen berpengaruh terhadap kinerja koperasi di Kota Lhokseumawe 2. modal tidak lagi menjadi kendala namun pembinaan manajemenlah yang sangat dibutuhkan oleh pengusaha kecil dan koperasi.


(43)

Putu Yudi Arnaya, Made Suyana Utama Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam Khusus bagi Kaum Pepempuan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Denpasar Timur analisis efektivitas, analisis deskriptif, dan analisis factor. mengetahui bagaimana tingkat efektivitas kegiatan simpan pinjam kaum perempuan rumah tangga miskin di kecamatan denpasar timur, kota denpasar.

Dari kesimpulan yang didapat mengatakan bahwa kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Denpasar Timur,Kota Denpasar dikatakan sangat efektif dengan nilai sebesar (84,20 persen) dan dari ketiga variabel tersebut yang berkontribusi paling besar terhadap efektivitas kegiatan Simpan Pinjam Kaum Perempuan (SPP) adalah variabel Input. Yusbar Yusuf, Rita Yani Iyan, Edwin Saputra Implikasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pendapatan Pedagang Kecil di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tahun 2007 – 2010 uji jenjang Mann-Whitney (U-Test) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri Pedesaan terhadap pendapatan pedagang kecil di kecamatan langgam kabupaten

pelelawan propinsi riau selama periode 2007 – 2010.

Dari hasil penelitian di ketahui bahwa yang menyebabkan tidak semua pedagang kecil bisa mendapat

pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Pedesaan adalah didominasi oleh faktor kondisi laba usaha atau sisa hasil usaha yang tidak jelas yaitu sebanyak 41,18%. Di susul oleh kondisi ekonomi anggota kelompok sebagian besar tidak miskin yaitu sebanyak 23,53%, dan tujuan penggunaan pinjaman oleh pemanfaat tidak untuk kegiatan produktif yaitu sebanyak 17,65%. Faktor lain yang menyebabkan kelompok pemohon tidak bisa mendapatkan pinjaman adalah faktor dana yang


(44)

Mega Puspita Ningsih, Prih Hardint o Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulanga n Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin di Desa Pait

Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang

Deksriptif Untuk mengetahui

jenis-jenis bantuan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah kabupaten Malang dan bagaimana pula dampak yang ditimbulkan dengan adanya bantuan tersebut. Program Penanggulangan Kemiskinan Yang Telah Terealisasi di Desa Pait antara lain :PNPM-Mandiri dan PNPM-Generasi, Dana BOS, BKP3, BLT, Simpan pinjam pada koperasi wanita, Bantuan raskin, Bantuan kompor gas, Bantuan biogas, Jamkesmas.


(45)

III. METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah anggota Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Desa Gunung Sugih kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung yang tergabung menjadi anggota atau kelompok dari penerima dana kredit penguatan modal dan pengembangan usaha masyarakat program PNPM Mandiri.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh di lokasi penelitian melalui observasi, wawancara, dan kuesioner serta data sekunder sebagai pendukung yang diperoleh melalui badan pelaksana program PNPM Mandiri, atau sumber pustaka yang lain.

Peneliti melakukan sensus pada semua anggota kelompok penerima dana penguatan modal dan pengembangan usaha program PNPM Mandiri yang tergabung dalam kelompok yaitu sebanyak 33 responden yang terbagi dalam 3 kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Gunung sugih.

C . Teknik Pengumpulan Data


(46)

1. Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh gambaran yang lebih jelas;

2. Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung dengan responden;

3. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab responden, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Uma Sekaran, 2006: 82). Daftar pertanyaan yang disampaikan secara tertulis berbentuk pertanyaan terbuka dan tertutup, juga kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup;

4. Studi Pustaka adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah teori dan informasi yang erat hubungannya dengan materi peneliti. Hal ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, majalah, artikel, dan sumber-sumber lainnya seperti internet dan

sebagainya.

D. Batasan Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian inimencakup : 1. Variabel Terikat(Dependent Variable)

Dependent variable atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah variabel kinerja usaha (Y).


(47)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi besar kecilnya variabel terikat.Adapun yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variabel bantuan modal (x1) dan pembinaan manajemen (x2).

E. Pengujian InstrumenPenelitian 1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. (tony, 2011:115).

Sugiono (2006) menyatakan uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan intrumen yang digunakan dalam penelitian.

Suatu tes yang menghasikan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Suatu item dikatakan valid jika nilai koefisien pada output SPSS yang terdapat dalam kolom Corrected Item-Total Corellation≥ 0,300.

Sisi lain yang berkaitan dengan konsep validitas adalah kecermatan. Suatu tes yang validitasnya tinggi selain dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan ukur yang tinggi,artinya didalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang

diukurnya.Dalam pelaksanaan penyaluran kredit pengutan modal dan pengembangan manajemen program PNPM Mandiri, maka uji validitas yang dimaksudkan untuk menguji sejauh mana program PNPM Mandiri yang dilaksanakan dapat dijadikan suatu langkah yang tepat dalam


(48)

pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan pelaksanan penyaluran kredit program PNPM Mandiri.

2. Uji Realibilitas

Uji Reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrumen. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya jika digunakandalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah (Tony, 2011: 113).

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Teknik cronbach alpha adalah suatu teknik yang menunjukan indeks konsistensi internal yang akurat, cepat, dan ekonomis. Instrumen yang dipakai memenuhi reliabilitas nilai

cronbach alpha antara 0 sampai 1. Semakin besar koefisien alpha

(mendekati 1) maka semakin besar kepercayaan terhadap alat ukur

tersebut. Instrumen yang dipakai memenuhi reliabilitas jika nilai cronbach alpha> 0.6 (Ghozali, 2006).

F. Pengolahan Data 1. Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dari status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan


(49)

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. (Arikunto, 2005:45).

Analisis deskriptif merupakan analisis yang berdasarkan jawaban

responden dengan maksud mendukung hasil dari penelitian deskriptif yang diterangkan dalam bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk

tabel.Analisa deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberikan gambaran tentang objek yang diteliti melalui sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisa dan melakukan kesimpulan secara umum.

2. Analisis Asosiatif

Analisis asosiatif merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.Dengan analisis ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Untuk mengetahui hubungan program bantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha rumah tangga miskin, dilakukan

pengukuran variabel penelitian tentang efektivitas program yang dilakukan oleh PNPM-Mandiri yang dilihat dari hasil jawaban responden.

Mengidentifikasi tipe pengukuran Likert dapat dilihat dengan

menggunakan kontruksi kuesioner dalam mengukur gejala ordinal seperti sikap atau tanggapan. Peneliti memberikan bobot nilai pada jawaban pertanyaan yang menunjukkan bagaimana intensitas reaksi individu


(50)

terhadap seluruh pertanyaan, selanjutnya dijumlahkan dan dibandingkan satu dengan yang lain sebagai jumlah skor yang menyebar mulai dari skor tinggi ke skor yang rendah.

Tabel 3. Bobot Nilai Jawaban Responden

No Keterangan Skor

1 Sangat tidak setuju / Sangat tidak penting 1

2

Tidak setuju / Tidak penting

2 3

Ragu-ragu

3

4 Setuju / Penting 4

5 Sangat setuju / Sangat penting 5

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari aspek bantuan modal danpembinaan manajemen.

A. Persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha

1. Kinerja Usaha (Y)

Kinerja Usaha diukur melalui persentase pencapaian antara skor riil dan skor harapan disetiap pertanyaan variabel tersebut.

Persentase pencapaian = x 100 %

Keterangan :

i = Variabel ke i

j = Responden ke j

Sij Riil = Skor yang didapat dari hasil kuesioner variabel ke i

responden ke j


(51)

2. Efektivitas Bantuan Modal (X1)

Efektivitas bantuan modal diukur melalui persentase pencapaian antara skor riil dan skor harapan disetiap pertanyaan variabel tersebut.

Persentase pencapaian = x 100 %

Keterangan :

i = Variabel ke i

j = Responden ke j

Sij Riil = Skor yang didapat dari hasil kuesioner variabel ke i

responden ke j

Sij Harapan = Skor yang diharapkan variabel ke i responden ke j

3. Efektivitas Pembinaan Manajemen (X2)

Efektivitas pembinaan manajemen dalam penelitian ini diukur melalui persentase pencapaian antara skor riil dan skor harapan disetiap pertanyaan variabel tersebut.

Persentase pencapaian = x 100 %

Keterangan :

i = Variabel ke i

j = Responden ke j

Sij Riil = Skor yang didapat dari kuesioner variabel ke i responden

ke j


(52)

B. Analisis Data

1. Perubahan Data Ordinal Ke Data Interval dengan Metode Sukksesif Interval (MSI)

Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval. Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika kita hanya mempunyai data berskala ordinal; maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali jika kita menggunakan prosedur, seperti korelasi Spearman yang mengujinkan data berskala ordinal; maka kita tidak perlu mengubah data yang sudah ada tersebut. (J. Sarwono:250.

Program yang digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi interval dalam penelitian ini adalah program microsoft excel. Karena tidak semua program Excel mempunyai program tambahan penghitungan MSI, maka program tambahan tersebut dapat di cari di Internet dengan nama file

stat97.xla. Setelah program tersebut didownload yang perlu dilakukan adalah Ketikkan dalam Excel data yang akan diubah atau dapat dicopy secara langsung ke Excel dari SPSS.

Cara mengubah data tersebut dapat dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

a. Buka excel


(53)

c. Masukkan data yang akan diubah. Dapat diketikkan atau kopi (dengan menggunakan perintah Copy - Paste) dari word atau SPSS di kolom A baris 1

d. Pilih Add In >Statistics>Successive Interval, Pilih Yes

e. Pada saat kursor di Data Range Blok data yang ada sampai selesai, misalnya 15 data

f. Kemudian pindah ke Cell Output.

g. Klik di kolom baru untuk membuat output, misalny di kolom B baris 1

h. Tekan Next. Pilih Select all

i. Isikan minimum value 1 dan maksimum value 9 (atau sesuai dengan jarak nilai terendah sampai dengan teratas). Tekan Next j. Tekan Finish.Lakukan editing dengan membuang kata Succesive

Interval dan angka dibawahnya pada kolom hasil konversi data.

2. Estimasi Regresi Linear Berganda Dengan Metode Ordinary Least

Square (OLS)

Pengujian efektifitas bantuan modal (X1), dan efektifitas pembinaan

manajemen (X2) terhadap kinerja usaha kelompok SPP (Y) dilakukan

dengan mengestimasi variabel tersebut melalui regresi OLS. Sehingga dihasilkan persamaan dalam penelitian ini adalah :

Y = f(X1, X2)

Dimana,


(54)

X1 = Efektifitas bantuan modal yang dihitung berdasarkan persentase

pencapaian

X2 = Efektivitas pembinaan manajemen yang dihitung berdasarkan

persentase pencapaian

Model ekonometrika dalam penelitian ini adalah :

Y = βo+ β1X1+ β2X2 + e

Dimana,

Y = Kinerja Usaha

X1 = Efektifitas bantuan modal yang dihitung berdasarkan persentase

pencapaian

X2 = Efektivitas pembinaan manajemen yang dihitung berdasarkan

persentase pencapaian βo = Konstanta

β1, β2 = Koefisien

e = error term

3. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan menggunakan metode jarque-bera dengan membandingkan probabilitas koefisien jarque-bera dengan nilai kritis α = 5%. Suatu residual dikatakan normal apabila probabilitas koefisien jarque-bera > α = 5%.


(55)

4. Uji Hipotesis

Variabel independen (X1, X2) dikatakan mempunyai hubungan yang kuat

dengan variabel dependen (Y) jika secara parsial dan simultan variabel-variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen.

a. Uji F

Pengujian ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengarus secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

Ho : βi = 0,

variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel independen.

Ha : βi ≠ 0,

maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Hipotesis yg digunakan adalah :

Ho diterima (tidak signifikan) jika F hitung < F tabel & Ho ditolak (signifikan) jika F hitung > F tabel. df = (n1 = k-1), ( n2 = n – k)

Dimana, K : Jumlah variabel dan N : Jumlah pengamatan.

b. Uji t

Uji t statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.


(56)

Hipotesis yang digunakan :

a. Jika Hipotesis positif b. Jika Hipotesis negatif

Ho : βi ≤ 0 Ho : βi ≥ 0

Ha : βi > 0 Ha : βi < 0

Pengujian satu sisi dilakukan Jika t tabel ≥ t hitung, Ho diterima berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.Jika T tabel < t hitung, Ho ditolak berarti variabel independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

5. Uji Korelasi

Untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi.Uji korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara 2 variabel (X dan Y) apakah memiliki hubungan positif atau negatif. Untuk melihat kuat tidaknya hubungan antar variabel tersebut (variabel X dan Y) dapat diukur dengan suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi (r).

6. Perhitungan Elastisitas

Perhitungan Elastisitas dilakukan untuk membandingkan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, perhitungan elastisitas dirumuskan:

ε

xy

=

.

=

α . Dimana:


(57)

εxy = Elastisitas x terhadap y /α = Nilai koefisien x

=

I. Gambaran UmumKelompok Simpan Pinjam Perempuan Desa Gunung Sugih

Kehidupan manusia tidak akan lepas dari aspek ekonomi. Kebutuhan ekonomi setiap manusia yang selalu bertambah tanpa adanya rasa kepuasan dari setiap pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Saat ini, tak hanya kaum laki-laki saja yang berperan mencari nafkah untuk keluarga .Perempuan juga berperan dalam perekonomian keluarga.Kemampuan ekonomi wanita tergantung pada kesempatan-kesempatan dalam hidupnya untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja, tempat ia dapat menghasilkan upah yang cukup, karena tak setuju dengan penghasilan keluarga yang kurang mencukupi. Dalam hal ini diperlukan adanya suatu program peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mencapai kesejahteraan keluarga dan mencari tambahan pendapatan, warga Desa Gunung Sugih, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, khususnya ibu-ibu mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi dan bergabung dalam satu wadah kelompok usaha perekonomian. Kaum wanita memiliki kedudukan yang sama dengan kaum pria dalam hal kebebasan berkarya. Artinya kaum wanita dapat berkarya disemua bidang usaha, serta dapat menentukan sendiri jenis usaha yang dikehendaki tanpa adanya batasan


(58)

gender. Pada semester II tahun 2007 diadakan pertemuan kelompok yang membahas pengusulan pinjaman modal dari Program PNPM-Mandiri

KelompokSPP desa Gunung Sugih memiliki azas kebersamaan, kekeluargaan dan gotong-royong.Kebersamaan berarti membentuk kemitraan yang kuat dalam setiap pengembangan usaha antar anggota kelompok.Kekeluargaan berarti setiap anggota kelompok berada pada satu atap dimana setiap anggota menjadi satu kekeluargaan dan dalam menentukan kebijakan didasarkan pada kesepakatan bersama dalam musyawarah kelompok.gotong-royong

merupakan azas yang harus ditanamkan pada prinsip setiap anggota kelompok. Adapun tujuan berdirinya Kelompok SPP desa Gunung Sugih adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota. b. Meningkatkan usaha bagi anggota

c. Memelihara kekeluargaan dan kegotong-royongan anggota.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok Simpan Pinjam Perempuan bergerak pada berbagai sektor usaha diantaranya:

a. Produksi dan pengolahan b. Penjualan;

c. Usaha tanaman

Kehadiran program Simpan Pinjam Perempuan sebagai program

pembangunan masyarakat ini memberikan peluang begi kaum perempuan untuk meningkatkan pendapatan usaha yang pada akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan keluarga.


(59)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam penelitian mengenai

Pengaruh Kredit Penguatan Modal dan Pengembangan Manajemen Terhadap Peningkatan Usaha anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) desa Gunung Sugih, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan tabulasi kuesioner penelitian yang disebar kepada 33 responden didapat bahwa aspek kredit penguatan modal termasuk dalam kategoriefektif dengan tingkat capaian keefektifan sebesar74,78%.

2. Aspek pembinaan manajemen memiliki persentase pencapaian yang juga termasuk dalam kategori efektif yaitu sebesar 69,39% .

3. Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk melihat bagaimana efektivitas bantuan modal (BM) dan pembinaan manajemen (PM) mempengaruhi kinerja usaha (KU) didapat bahwa kontribusi bantuan modal (BM) terhadap kinerja usaha (KU) adalah sebesar 0,402 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan efektifitas pencapaian bantuan modal akan mempengaruhi kinerja usaha sebesar 0,402 satuannya Sedangkan kontribusi pembinaan manajemen (PM) terhadap Kinerja usaha (KU) adalah sebesar 0,331 yang berarti


(60)

bahwa setiap peningkatan 1 satuan efektifitas pencapaian pembinaan manajemen akan mempengaruhi peningkatan kinerja usaha sebesar 0,331 satuannya. Dan secara statistik keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan 61,50% pembentukan Kinerja usaha (KU). Pada perhitungan elasitisitas bantuan modal (X1) terhadap kinerja usaha (Y), diperoleh hasil

sebesar 0,508 yang artinya jika X1 naik 1%, maka Y akan meningkat

sebesar 0, 508%. Dan untuk elastisitas penmbinaan manajemen (X2)

terhadap kinerja usaha (Y) adalah sebesar 0,426 artinya jika X2 naik 1%,

maka Y akan meningkat sebesar 0, 426%.

4. Bantuan modal memiliki koefisien korelasi 0,712 dan thitung sebesar 3,690>

ttabel (2,457) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

kuat dan signifikan positif antara bantuan modal dengan kinerja

usaha.Pembinaan manajemen dengan koefisien korelasi 0,664 dan thitung

sebesar 2,911> ttabel (2,457) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

kuat dan signifikan positif antara pembinaan manajemen dengan kinerja usaha.

B. Saran

Berdasarkan kesinpulan yang dipaparkan diatas, terdapat beberapa hal yang dianggap dapat berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki pencapaian progran simpan pinjam perempuan (SPP) PNPM Mandiri desa Gunung Sugih, yaitu:

1. Berdasarkan kenyataan yang dipaparkan masyarakat penerima kredit modal dan pengembangan manajemen, diharapkan kepada Tim Pengelola UPK PNPM Mandiri agar lebih meningkatkan kuantitas dalam aspek


(61)

pembinaan manajemen. Karena dalam prakteknya, sebagian masyarakat masih belum mendapatkan manfaat dari adanya pengembangan

manajemen.

2. Perlu adanya hubungan yang baik antar elemen yang terlibat simpan pinjam perempuan, agar terciptanya pengelolaan aktivitas yang baik. 3. Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengembalian

kredit tepat waktu.

4. Berdasarkan hasil perhitungan efektifitas yang baik, maka Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-Mandiri di desa Gunung Sugih masih layak untuk dilanjutkan.


(62)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Cetakan pertama. BPFE. Yogyakarta.

Dekopin, 2002. Koperasi Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro. Tim Penerbit Dewan Koperasi Indonesia. Jakarta

Djayasinga, Marselina. 2006. Ekonomi Publik Sebagai Suatu Pengantar. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Hermanto, Saptutyningsih Endah. 2002. “Electronic data Processing SPSS 10.0

dan Eviews 3.0. Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Sudradjad, Sukmadi. 1994. “Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani”. Swadaya. Jakarta.

Suharto, Edi. 2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. ALFABETA. Bandung.

Supangat, Andi. 2008. Statistika: Dalam Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Nonparametrik. Kencana. Jakarta.

Suparmoko, M. 1994. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. BPFE. Yogyakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Manajemen Publik. YPAPI. Yogyakarta

Thoriqulma’arif. 2011. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011. Studi Kasus: Kredit Penguatan Modal dan Pengembangan Usaha pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Ratu Mulyo.Skripsi. Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga. Erlangga. Jakarta.


(63)

Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan: Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Penduduk Miskin. Adi Cipta Karya Nusa. Yogyakarta.

Referensi Internet:

Saparuddin M & Basri Bado. 2011. Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pad UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. EconoSains Volume IX: Nomor 2, Agustus 2011.Diunduh

tanggal 30 April 2013.

Ghazali Syamni & Muhammad Hatta. 2011. Pengaruh Faktor Modal dan Pembinaan Manajenem Terhadap Kinerja Koperasi di Kota Lhokseumawe . SEMINAR INTERNASIONAL DAN CALL FOR

PAPERS “TOWARDS EXCELLENT SMALL BUSINESS”. Yogyakarta. Diunduh pada tanggal 30 April 2012.

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2007. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012.

---, 2008. Pedoman Pelaksanaan Strategi Komunikasi PNPM Mandiri. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012.

---, 2008. PTO Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012. ---, 2009. Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir: Petunjuk Operasional

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012.

Indonesia Tuan Rumah Konferensi Tingkat Menteri OKI”. http://www.

ciputranews.com/kesra/indonesia-tuan-rumah-konferensi-tingkat-menteri-oki. diunduh pada tanggal 12 April 2013.

Mega Puspita Ningsih & Prih Hardinto. Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin di Desa Pait Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. Universitas Negeri Malang. Diunduh pada tanggal 22 November 2012. JESP Vol. 4, No. 1, 2012. Diunduh pada tanggal 1 Desember 2012..

DzMuhammad Yunus dan Grameen Bankdz. http://shavaat.wordpress.com/2008/ 01/17/ muhammad- yunus-dan-grameen-bank/.Diunduh pada tanggal 12 April 2013.


(64)

pada tanggal 20 November 2012.

Target Penurunan Kemiskinan Masuk APBN . http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=824. diunduh pada tanggal 26 Maret 2013.


(1)

71

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam penelitian mengenai

Pengaruh Kredit Penguatan Modal dan Pengembangan Manajemen Terhadap Peningkatan Usaha anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) desa Gunung Sugih, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan tabulasi kuesioner penelitian yang disebar kepada 33 responden didapat bahwa aspek kredit penguatan modal termasuk dalam kategoriefektif dengan tingkat capaian keefektifan sebesar74,78%.

2. Aspek pembinaan manajemen memiliki persentase pencapaian yang juga termasuk dalam kategori efektif yaitu sebesar 69,39% .

3. Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk melihat bagaimana efektivitas bantuan modal (BM) dan pembinaan manajemen (PM) mempengaruhi kinerja usaha (KU) didapat bahwa kontribusi bantuan modal (BM) terhadap kinerja usaha (KU) adalah sebesar 0,402 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan efektifitas pencapaian bantuan modal akan mempengaruhi kinerja usaha sebesar 0,402 satuannya Sedangkan kontribusi pembinaan manajemen (PM) terhadap Kinerja usaha (KU) adalah sebesar 0,331 yang berarti


(2)

72

bahwa setiap peningkatan 1 satuan efektifitas pencapaian pembinaan manajemen akan mempengaruhi peningkatan kinerja usaha sebesar 0,331 satuannya. Dan secara statistik keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan 61,50% pembentukan Kinerja usaha (KU). Pada perhitungan elasitisitas bantuan modal (X1) terhadap kinerja usaha (Y), diperoleh hasil sebesar 0,508 yang artinya jika X1 naik 1%, maka Y akan meningkat sebesar 0, 508%. Dan untuk elastisitas penmbinaan manajemen (X2) terhadap kinerja usaha (Y) adalah sebesar 0,426 artinya jika X2 naik 1%, maka Y akan meningkat sebesar 0, 426%.

4. Bantuan modal memiliki koefisien korelasi 0,712 dan thitung sebesar 3,690> ttabel (2,457) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan positif antara bantuan modal dengan kinerja

usaha.Pembinaan manajemen dengan koefisien korelasi 0,664 dan thitung sebesar 2,911> ttabel (2,457) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan positif antara pembinaan manajemen dengan kinerja usaha.

B. Saran

Berdasarkan kesinpulan yang dipaparkan diatas, terdapat beberapa hal yang dianggap dapat berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki pencapaian progran simpan pinjam perempuan (SPP) PNPM Mandiri desa Gunung Sugih, yaitu:

1. Berdasarkan kenyataan yang dipaparkan masyarakat penerima kredit modal dan pengembangan manajemen, diharapkan kepada Tim Pengelola UPK PNPM Mandiri agar lebih meningkatkan kuantitas dalam aspek


(3)

73

pembinaan manajemen. Karena dalam prakteknya, sebagian masyarakat masih belum mendapatkan manfaat dari adanya pengembangan

manajemen.

2. Perlu adanya hubungan yang baik antar elemen yang terlibat simpan pinjam perempuan, agar terciptanya pengelolaan aktivitas yang baik. 3. Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengembalian

kredit tepat waktu.

4. Berdasarkan hasil perhitungan efektifitas yang baik, maka Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-Mandiri di desa Gunung Sugih masih layak untuk dilanjutkan.


(4)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Cetakan pertama. BPFE. Yogyakarta.

Dekopin, 2002. Koperasi Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro. Tim Penerbit Dewan Koperasi Indonesia. Jakarta

Djayasinga, Marselina. 2006. Ekonomi Publik Sebagai Suatu Pengantar. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Hermanto, Saptutyningsih Endah. 2002. “Electronic data Processing SPSS 10.0 dan Eviews 3.0. Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Sudradjad, Sukmadi. 1994. “Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani”. Swadaya. Jakarta.

Suharto, Edi. 2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. ALFABETA. Bandung.

Supangat, Andi. 2008. Statistika: Dalam Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Nonparametrik. Kencana. Jakarta.

Suparmoko, M. 1994. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. BPFE. Yogyakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Manajemen Publik. YPAPI. Yogyakarta

Thoriqulma’arif. 2011. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011. Studi Kasus: Kredit Penguatan Modal dan Pengembangan Usaha pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Ratu Mulyo.Skripsi. Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga. Erlangga. Jakarta.


(5)

Tohar, M. 2001. Membuka Usaha Kecil. Kanisius. Yogyakarta.

Wijaya, Tony. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19. Cahaya Atma. Yogyakarta. Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan: Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil

Menengah dan Penduduk Miskin. Adi Cipta Karya Nusa. Yogyakarta.

Referensi Internet:

Saparuddin M & Basri Bado. 2011. Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pad UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. EconoSains Volume IX: Nomor 2, Agustus 2011.Diunduh

tanggal 30 April 2013.

Ghazali Syamni & Muhammad Hatta. 2011. Pengaruh Faktor Modal dan Pembinaan Manajenem Terhadap Kinerja Koperasi di Kota Lhokseumawe . SEMINAR INTERNASIONAL DAN CALL FOR

PAPERS “TOWARDS EXCELLENT SMALL BUSINESS”. Yogyakarta.

Diunduh pada tanggal 30 April 2012.

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2007. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012.

---, 2008. Pedoman Pelaksanaan Strategi Komunikasi PNPM Mandiri. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012.

---, 2008. PTO Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012. ---, 2009. Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir: Petunjuk Operasional

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Jakarta. Diunduh pada tanggal 12 November 2012. Indonesia Tuan Rumah Konferensi Tingkat Menteri OKI”. http://www.

ciputranews.com/kesra/indonesia-tuan-rumah-konferensi-tingkat-menteri-oki. diunduh pada tanggal 12 April 2013.

Mega Puspita Ningsih & Prih Hardinto. Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin di Desa Pait Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.Universitas Negeri Malang. Diunduh pada tanggal 22 November 2012. JESP Vol. 4, No. 1, 2012. Diunduh pada tanggal 1 Desember 2012..

DzMuhammad Yunus dan Grameen Bankdz. http://shavaat.wordpress.com/2008/ 01/17/ muhammad- yunus-dan-grameen-bank/.Diunduh pada tanggal 12 April 2013.


(6)

Putu, Yudi Arnaya, dan Made Suyana Utama. Efektivitas Kegiatan Simpan Pinjam khusus bagi Kaum Perempuan Rumah Tangga Miskin di

Kecamatan Denpasar Timur: Denpasar. Universitas Udayana. Diunduh pada tanggal 20 November 2012.

Target Penurunan Kemiskinan Masuk APBN .


Dokumen yang terkait

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

2 61 114

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM SIMPAN PINJAM UNTUK KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) : Studi Kasus Tentang Proses SPP Di Desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.

0 1 39