IMPLEMENTASI ZAKAT UNTUK BEASISWA PENDIDIKAN DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL - Test Repository

  

IMPLEMENTASI ZAKAT UNTUK BEASISWA

PENDIDIKAN DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS) KABUPATEN SEMARANG

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

MUHAMMAD LUTHFI HAKIM

NIM : 214 - 12 - 020

  

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

F A K U L T A S S Y A R I A H

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : MUHAMMAD LUTHFI HAKIM NIM : 214-12-020 Jurusan : S1-Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas : Syariah Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil

karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan dalam acuan daftar

pustaka.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  Salatiga, Juli 2017 Penulis

MUHAMMAD LUTHFI HAKIM

  NIM. 214-12-020 ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Salatiga, Juli 2017 Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada : Yth. Dekan Fakultas Syariah di Salatiga Assalamualaikum Wr.Wb

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama : MUHAMMAD LUTHFI HAKIM NIM : 214-12-020 Judul : Implementasi Zakat untuk Beasiswa Pendidikan di Badan

  Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Semarang dapat diajukan dalam sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamualaikum Wr. Wb

  Pembimbing

  Tri Wahyu Hidayati, M.Ag

  NIP: 19741123 200003 2002 iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. NakulaSadewa VA No 9 Telp. (0298) 3419400 Fak 323433 Salatiga 50722 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail

PENGESAHAN SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI ZAKAT UNTUK BEASISWA PENDIDIKAN DI

BADANAMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN

SEMARANG

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD LUTHFI HAKIM

  

214 -12 -020

  Telah dipertahankan didepan Dewan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Syari

  ’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin, 11

  

September 2017 dan dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah

  satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Hukum Islam

  

Susunan Dewan Panitia Penguji

  Ketua Penguji : Drs. Mahfudz, M.Ag Sekretaris Penguji : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag.

  Penguji I : Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA Penguji II : Evi Ariyani,S.H., MH.

  Salatiga, 13 September 2017

  Dekan Fakultas Syariah iv v

  

MOTTO

Yang datang dari bumi kelangit tidak bisa menjadi

dewa.Untuk menguasai sesuatu tidak hanya menggunakan

kekuatan.

  

Harapan tanpa usaha adalah kebodohan

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini kepada:

  

Ayahku Rokhiman dan Ibuku Rumiyati yang tidak

henti- hentinya selalu mendo’akan, membimbing dan

mendukungku

Almamaterku Jurusan Hukum Ekonomi Syari

  ’ah

Fakultas Syariah IAIN Salatiga

Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

angkatan 2012

Teman-teman Republik Gondesia HES 2012: Wahyu,

  

Ucup, Elyas, Ipay, Zaka, Ekomul, Panjrit

Alm. Ahmad Kautsar (Mamat), teman, sahabat,

saudara terbaikku. Tenanglah di syurga-Nya kawan

  vi

  

ABSTRAK

Hakim, Muhammad Luthfi. 2017. Implementasi Zakat untuk Beasiswa

  Pendidikan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Semarang. Skripsi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) salatiga. Pembimbing : Tri Wahyu Hidayati, M.Ag.

  Kata kunci: implementasi, zakat, pendidikan, BAZNAS Kabupaten Semarang

  Zakat berpotensi besar digunakan untuk menunjang pembangunan dalam aspek pengembangan peningkatan nilai-nilai moral keagamaan, pemberdayaan umat dalam sektor ekonomi yang kreatif danp roduktif dengan menyerap banyak tenaga kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, atau yang lebih utama dalam hal pengembangan serta peningkatan kualitas pendidikan. BAZNAS Kabupaten Semarang lahir sebagai implementasi dari Undang-undang nomor 23 tahun 2011 pasal 15 ayat (1) dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota. Terobosan BAZNAS Kabupaten Semarang salah satunya adalah program peduli pendidikan yang bertujuan memberikan bantuan biaya pendidikan yang bersumber dari dana zakat.

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan hukum empiris artinya dengan mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat. Penelitian hukum sebagai fakta sosial yang mana data hukumnya dieksplorasi dari proses interaksi hukum di masyarakat. Dengan maksud menyelidiki respon atau tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum. Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk memahami gejala hukum di BAZNAS Kabupaten Semarang yang berhubungan dengan penyaluran dana zakat untuk beasiswa yang diterapkan kepada masyarakat.

  Hasil penelitian dapat disimpulkan, dalam menyalurkan zakat untuk beasiswa pendidikan BAZNAS Kabupaten Semarang sudah sesuai dan merujuk pada penyaluran zakat untuk golongan sabilillah. Dimana semua orang yang menempuh jalan Allah, memperjuangkan agama-Nya, baik melalui menuntut ilmu maupun yang mengangkat pedang, sama-sama berhak untuk menerima zakat. Dan bahwa BAZNAS Kabupaten Semarang menyalurkan dana zakatnya dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan yang transparan dan merata, serta mendistribusikannya secara terarah dengan ukuran yang ditentukan. vii

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.

  Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat, dan teman-teman, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.

  Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum Islam, Fakultas Syari’ah, Jurusan

  Hukum Ekonomi Syariah yang berjudul: “Implementasi Zakat untuk Beasiswa

  Pendidikan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Semarang .”

  Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena inilah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terimakasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah di IAIN Salatiga.

  4. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberi arahan, pemahaman, dan selalu membagi ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. BAZNAS Kabupaten Semarang dan Staf terkait yang telah membantu proses penelitian.

  6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf Administrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang selalu viii memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

7. Sahabat-sahabatku NurulAsfiah, Muhammad Zakaria, Eko Mulyono, Wahyu

  Gumelar, Rifa’i Rif’an, Panji Asoka R W, Muhammad Yusuf, Tri Setyorini yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk penulis dalam menyusun skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang sepantasnya dan yang lebih dari apa yang telah mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilimpahkan rahmat-Nya. Amin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan agar mudah dibaca dan dipahami.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, Juli 2017 Penulis ix

  DAFTAR ISI COVER ........................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii

PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... iv

MOTTO ....................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ............................................................................... 5 F. Kajian Pustaka ................................................................................... 6 G. Metode Penelitian.............................................................................. 8 H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Ptinjauan Umum Zakat ..................................................................... 15 1. Landasan Hukum Zakat .............................................................. 17 2. Rukun dan Syarat Zakat .............................................................. 19 3. Orang Yang Berhak Menerima Zakat ......................................... 24 4. Macam Zakat ............................................................................... 28 5. Sumber Zakat .............................................................................. 29 6. Penyaluran Zakat ......................................................................... 36

  x

  7. Hikmah Dan Manfaat Zakat ........................................................ 37 B. Zakat Menurut Undang-Undang ....................................................... 38

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITI A. Gambaran umum BAZNAS Kabupaten Semarang........................... 45 B. Pengelolaan Zakat Untuk Beasiswa Pendidikan Oleh Baznas Kabupaten Semarang ........................................................................ 54 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENYALURAN ZAKAT UNTUK BEASISWA DI BAZNAS KABUPATEN SEMARANG A. Alasan Penyaluran Zakat Untuk Beasiswa Pendidikan di BAZNAS Kabupaten Semarang ....................................................................... 59 B. Sistem Pengelolaan Zakat Untuk Beasiswa Pendidikan di BAZNAS Kabupaten Semarang ....................................................... 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 65 B. Saran-saran ....................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 70

  xi

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  xii

  Surat Keterangan Observasi 2. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Lembar Konsultasi Skripsi 5. Daftar Nilai SKK 6. Daftar Riwayat Hidup xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dari rukun Islam yang

  lima, karenanya zakat merupakan ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim sebagaimana wajibnya melaksanakan shalat. Istilah zakat berasal dari kata Arab yang berarti suci atau kesucian, atau arti lain yaitu keberkahan. Menurut istilah Agama Islam zakat adalah ukuran atau kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh pemiliknya untuk diserahkan kepada golongan atau orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat- syarat tertentu. Jadi seorang muslim yang telah memiliki harta dengan jumlah tertentu (nisab) sesuai dengan ketentuan dan waktu tertentu (haul) yaitu satu tahun, wajib mengeluarkan zakatnya. Oleh sebab itu hukum dari melaksanakan zakat adalah Fardhu Ain (wajib bagi setiap orang) bagi orang yang mampu.

  

 ☺

 

 

✓▪

  

…Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta Orang-

orang yang ruku’. (Qs.Al Baqarah: 43) Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana

  

potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum

bagi seluruh masyarakat. Agar menjadi sumber dana yang dapat

dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan

masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial, perlu

adanya pengelolaan zakat secara professional dan tanggung jawab yang

dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Dalam hal ini pemerintah

berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada

muzaki, mustahiq dan pengelola zakat tentang pengeloalaan zakat yang

berasaskan iman dan taqwa.

  Dalam sejarah perjalanan masyarakat Islam, ajaran zakat sudah mulai

dilupakan dan disempitkan artinya. Zakat seolah-olah hanya merupakan

kewajiban individu dan dilaksanakan dalam rangka menggugurkan

kewajiban individu terhadap perintah Allah ini. Sehingga zakat menjadi apa

yang sering disebut sebagai ibadah mahdhah individu kaum muslimin. Dari

suatu ajaran yang luas dan mendalam yang dikembangkan oleh Rasul dan

Sahabat di Madinah, zakat menjadi sebuah ajaran yang sempit bersama

mundurnya peranan Islam di panggung politik, ekonomi, ilmu, dan

peradaban manusia. Dalam abad kedua puluh satu ini, bersamaan dengan

kebangkitan kembali umat Islam diberbagai sektor kehidupan, ajaran zakat

juga menjadi salah satu sektor yang mulai digali dari berbagai dimensinya.

Meningkatnya kesejahteraan ummat Islam memberikan harapan baru dalam

mengaktualisasikan zakat. Apalagi kebangkitan ekonomi di dunia barat

khususnya yang didasari pemikiran kapitalistik telah menimbulkan berbagai

  

masalah dalam kehidupan ini seperti kesenjangan dalam kehidupan sosial

  ekonomi.s pada tanggal 26 oktober 2016) Zakat berpotensi besar digunakan untuk menunjang pembangunan dalam aspek pengembangan peningkatan nilai-nilai moral keagamaan, pemberdayaan umat dalam sektor ekonomi yang kreatif dan produktif dengan menyerap banyak tenaga kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, atau yang lebih utama dalam hal pengembangan serta peningkatan kualitas pendidikan.

  BAZNAS Kabupaten Semarang lahir sebagai implementasi dari Undang-undang nomor 23 tahun 2011 pasal 15 ayat (1) dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota. Terobosan BAZNAS Kabupaten Semarang salah satunya adalah program peduli pendidikan yang bertujuan memberikan bantuan biaya pendidikan yang bersumber dari dana zakat.

  Peran serta zakat untuk membiayai pendidikan sangat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indoensia.

  Pengalokasian dana zakat pada sektor pendidikan oleh lembaga pengelola zakat meski masih memiliki prosentase lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi untuk pemberdayaan ekonomi berupa pemberian modal, sangat membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan.

  Dari latar belakang di atas maka penulis ingin mencoba meneliti dari permasalahan di atas yang penulis simpulkan dengan judul “implementasi zakat untuk beasiswa pendidikan di badan amil zakat nasional (baznas) kabupaten semarang ” B.

   Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah diatas maka skripsi ini akan mengacu pada permasalahan pokok sebagai berikut:

  1. Apa yang melatarbelakangi munculnya produk pentasharufan zakat untuk beasiswa pendidikan oleh BAZNAS Kabupaten Semarang?

2. Bagaimanakah sistem pengelolaan zakat untuk beasiswa pendidikan oleh

  BAZNAS Kabupaten Semarang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Tujuan Obyektif a.

  Untuk mengetahui latarbelakang munculnya produk pentasharufan zakat untuk beasiswa pendidikan di BAZNAS Kabupaten Semarang.

  b.

  Untuk mengetahui sistem pengelolaan zakat untuk beasiswa pendidikan oleh BAZNAS Kabupaten Semarang.

2. Tujuan Subyektif

  Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis di bidang hukum ekonomi syari’ah dan guna memenuhi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar S1 dalam bidang Hukum Ekonomi Syari’ah di Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

D. Kegunaan penelitian a.

  Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan ilmu pengeta huan dibidang hukum ekonomi syari’ah dan dapat memperkaya referensi dan literatur kepustakaan terkait dengan kajian mengenai pengelolaan zakat khususnya mengenai penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

  b.

  Kegunaan Praktis Guna mengembangkan penalaran ilmiah dan wacana keilmuan penulis serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh melalui bangku perkuliahan.

E. Penegasan Istilah

  Adapun pengertian istilah dari judul skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi (pelaksanaan) dalam pembahasan skripsi ini adalah proses pelaksanaan penyaluran zakat untuk beasiswa secara langsung meliputi mekanisme pentasyarufan zakat untuk pemberian beasiswa pendidikan yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah baik ditinjau dari aspek pemberi zakat (muzakki), lembaga pengelola zakat ( amil) maupun aspek Penerima zakat (mustahik).

2. Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta kekayaan kepada mustahiq

  (orang yang berhak menerima zakat) sekali dalam setahun atau sekali setiap panen sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam agama (Mahjuddin, 1995:9).

  3. Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

  Jadi, dapat disimpulkan beasiswa pendidikan adalah bantuan keuangan yang diberikan pada pelajar untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya demi tercapainya keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.

4. BAZNAS kepanjangan dari badan amil zakat nasional berdasarkan

  Undang-undang nomer 23 tahun 2011 merupakan lembaga yang di bentuk pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggungjawab kepada presiden melalui menteri yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

F. Kajian Pustaka

  Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari penelitian yang ada. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi penelitian ini adalah penelitian-penelitian terkait dengan penyaluran dana zakat untuk beasiswa dalam ruang lingkup yang berbeda. Di antaranya adalah:

  Permasalahan mengenai pentasyarufan zakat bagi pendidikan sebenarnya telah banyak yang meneliti antara lain skripsi karya Fand Achmad Suseno yang berjudul

  “Manajemen Distribusi Zakat Untuk Pendidikan Santri TPA di Baznas Kota Yogyakarta (Studi Pada Program Yogya Taqwa Tahun 2013)”skripsi ini membahas mengenai manajemen distribusi zakat untuk pendidikan santri TPA di BAZNAS Kota Yogyakarta.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pengumpulan data dengan interview, dengan hasil penelitian yakni pencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dan dilakukan dengan hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahiq delapan asnaf. (digilib.uin-suka.ac.id di akses pada 26 oktober 2016).

  Kedua, skirpsi t esis yang berjudul “Pengaruh Pendayagunaan Zakat

  Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Ummat Di Lembaga Amil Zakat” karya Nuryanto Hari Murti. Dengan hasil penelitian statistik dan

  analisis pembahasan, jumlah zakat produktif, tingkat pendidikan, dan program pendampingan terbukti berpengaruh simultan atau bersama-sama secara signifikan terhadap pendapatan mustahik setelah menerima zakat produktif. Gabungan variabel independen penelitian ini dapat menjelaskan variabilitas pendapatan mustahik setelah menerima zakat produktif sebesar 23,0%. Untuk uji parsial hanya program pendampingan yang mampu berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan mustahik setelah menerima zakat produktif, sedangkan jumlah zakat produktif dan tingkat pendidikan mustahik tidak berpengaruh terhadap pendapatan mustahik setelah menerima zakat produktif (digilib.uin-suka.ac.id diakses 26 oktober 2016).

  Ketiga, skripsi yang berjudul

  “Penyaluran Dana Zakat Untuk

Pendidikan Dalam Perspektif Imam Hanafi” (Studi Terhadap Bazis

  Kotamadya Jakarta Selatan) karya Ghina Puspita. Dengan hasil penelitian pendapat Imam Hanafi mendefinisikan Ibnu Sabil, apabila seseorang mengkhususkan diri untuk mencari ilmu, maka boleh di beri zakat untuk sekedar memenuhi kebutuhan membeli buku-buku dan untuk kepentingan agama dan dunianya. Orang yang mencari ilmu patut di beri zakat karena dia melaksanakan fardhu kifayah dan juga faedah ilmunya itu tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk seluruh umat. Imam Hanafi juga berpandangan bagi semua orang yang menempuh di jalan Allah, memperjuangkan agama-Nya, baik melalui menuntut ilmu maupun dengan mengangkat pedang, maka mereka memiliki kewenangan menerima zakat (repository.uinjkt.ac.id diakses 26 oktober 2016).

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a.

  Pendekatan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan hukum empiris artinya dengan mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat. Penelitian hukum sebagai fakta sosial yang mana data hukumnya dieksplorasi dari proses interaksi hukum di masyarakat. Dengan maksud menyelidiki respon atau tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum (Widjaya, 2008:21)

  Penggunaan pendekatan ini, dimaksudkan untuk memahami gejala hukum di BAZNAS Kabupaten Semarang yang berhubungan dengan penyaluran dana zakat untuk beasiswa yang diterapkan kepada masyarakat.

  b.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan dengan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa digunakan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2002:112).

  2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data valid sebagai bahan acuan bagi penulis.Selain itu alat yang dijadikan untuk pengumpulan data bisa berupa dokumen-dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian ini serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, seperti kamera dan alat perekam.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian adalah tempat di mana lokasi penelitian itu akan dilakukan. BAZNAS Kabupaten Semarang jl. Slamet Riyadi No. 3 Ungaran Jawa Tengah Indonesia.

  4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data penelitian berupa; a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung didapatkan dari lapangan atau lokasi penelitian.

  1) Informan

  Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang hal - hal yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Pimpinan BAZNAS Kabupaten Semarang dan pakar hukum yang ahli dalam bidangnya.

  2) Dokumen

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer, yaitu dokumen-dokumen yang berhubungan dengan BAZNAS Kabupaten Semarang.diantaranya adalah struktur organisasi di BAZNAS Kabupaten Semarang dan Pelaksanaan penyaluran dana zakat untuk beasiswa di BAZNAS Kabupaten Semarang.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai bacaan atau hasil penelitian sebelumnya yang bertema sama. Jadi sumber data lain yang bisa mendukung penelitian ini adalah dengan telaah pustaka seperti buku-buku, jurnal ataupun hasil penelitian sebelumnya yang meneliti hal serupa.

  c.

  Teknik Pengumpulan Data 1)

  Wawancara Melaui metode ini penulis dapat memperoleh informasi dari narasumber dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan zakat untuk beasiswa pendidikan. 2)

  Dokumentasi Dengan metode ini diharapkan dapat memperoleh dokumen berupa gambar, tabel dan sejenisnya yang bekaitan dengan zakat untuk beasiswa pendidikan.

  5. Teknik Analisis Data

  Dalam penelitian ini proses analisis data menggunakan teknis analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang di peroleh di lapangan. Penyajian data yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari setiap gejala yang di peroleh di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur akusalitas, dan proposi.

  6. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data.

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut (Patton 1987:331) triangulasi dalam pengujian kredibilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

7. Tahap-tahap Penelitian a.

  Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan focus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan pada masalah, dan melakukan wawancara.

  c.

  Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa member arti pada obyek yang di teliti.

  d.

  Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dokonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

H. Sistematika Penelitian

  Sistematika penulisan dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:

  BAB 1 Pendahuluan Di dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah,

  rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penegasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka Bab ini merupakan kerangka teoritik yang akan menguraikan tentang

  gambaran umum zakat delapan golongan dan tinjauan umun pengelolaan zakat di Indonesia menurut Undang-undang nomer 23 tahun 2011 dan beasiswa pendidikan.

  BAB III Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum BAZNAS Kabupaten Semarang serta paparan data dan temuan penelitian. BAB IV Analisis dan Pembahasan Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang alasan dan analisis

  pelaksanaan penyaluran zakat untuk beasiswa di BAZNAS Kabupaten Semarang.

  BAB V Penutup Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Zakat 1. Pegertian Zakat

  • – Zakat dalam kamus Bahasa Arab adalah diambil dari kata

  اكز وكزي mengandung arti suci, tumbuh dan terpuji. Zakat menurut istilah fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang berhak menurut syariat Allah SWT.Kata zakat dalam terminologi Al-

  Qur’an sepadan dengan kata shadaqah (Mursyidi, 2006:75). Pengertian zakat menurut bahasa dan istilah memiliki kaitan yang erat bahwa setiap harta yang dikeluarkan untuk zakat akan menjadi berkah, tumbuh, bersih dan baik.

  Al-Zuhayly (1995:83-84) mendefinisikan zakat dari sudut empat mazhab yaitu: 1)

  Madzhab Maliki, Zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul (setahun), selain barang tambang dan pertanian. 2)

  Madzhab Hanafi mendefinisikan zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syariat semata-mata karena Allah SWT.

  3) Menurut Madzhab Syafi’i zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau benda dengan cara-cara tertentu.

  4) Madzhab Hambali memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk golongan yang tertentu dalam waktu tertentu pula.

  Menurut terminologi para fuqaha, zakat dimaksudkan sebagai penunaian, yakni penunaian hak yang wajib yang terdapat dalam harta.Zakat juga dimaksudkan sebagai bagian harta tertentu dan yang diwajibkan oleh Allah untuk diberikan kepada orang-orang kafir. Zakat dinamakan sedekah karena tindakan itu akan menunjukkan kebenaran

  

(shidq) seseorang hamba dalam beribadah dan melakukan ketaatan kepada

Allah SWT (Al-Zuhayly, 2000:85).

  Zakat itu diambil dari orang yang mampu untuk kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.Tujuannya untuk membersihkan jiwa dan harta pemilik, serta menempatkannya sebagai harta yang subur dan berkembang, baik untuk pemilik harta dan masyarakat (Djamaluddin, 1974:105).

  Selain itu, zakat juga telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat (2) yang menerangkan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam (UU Nomor 23 Tahun 2011 pasal 1 ayat 2).

  Dinamakan zakat bukanlah karena dia menghasilkan kesuburan bagi harta, tetapi karena dia merupakan manifestasi dari kegotong royongan antara para hartawan dengan para fakir miskin. Pengeluaran zakat merupakan perlindungan bagi masyarakat dari bencana kemasyarakatan, yaitu kemiskinan, kelemahan baik fisik maupun mental.Masyarakat yang terpelihara dari bencana-bencana tersebut menjadi masyarakat yang hidup, subur dan berkembang keutamaan didalamnya (Hasbi, 1984:29).

2. Landasan Hukum Zakat

  Dari penjelasan mengenai pengertian zakat tersebut, dapatlah diambil penegertian bahwa zakat adalah sesuatu yang diwajibkan dengan semangat solidaritas yang bersumber dari keimanan seseorang. Zakat merupakan suatu simbol kemenangan terhadap egoisme sehingga memperoleh kepuasan moral karena ia telah ikut mendirikan sebuah masyarakat islami yang adil.

  Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriah.Pewajibannya terjadi setelah pewajiban puasa Ramadan dan zakat fitrah.Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para nabi.Pendapat yang terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para nabi terbebas dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah, disamping itu mereka tidak memiliki harta, dan tidak diwarisi. (Al-Zuhayly, 2000:89)

  Memang tidak dapat diragukan lagi, bahwa zakat itu rukun dari rukun-rukun agama, dan suatu fardlu dari fardlu-fardlu agama yang diwajibkankan kita melakukannya.Di dalam Al-Quran banyak ayat yang menyuruh, memerintah dan menganjurkan kita menunaikan zakat.Sedemikian pula banyak sekali hadits Nabawi yang memerintahkan kita memberikan zakat.Ayat-ayat mengenai perintah menunaikan zakat tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam Qs : Al Baqarah ayat : 43

  

 ☺

 

 

 ✓▪

dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku'.

  Hadis yang diriwayatkan Muslim dari Ibn Umar bahwasanya Rasul bersabda:

  َيِنُب َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص َيِبَّنلا ِنَع َرَمُع ِنْبا ْنَع ٍةَسْمَخ ىَلَع ُم َلَْسِ ْلْا ِة َلَــــــَّصلا ِماَقِا َو ُالله ُد ِح َوُي ْنَأ ىَلَع ُّجَحْلا َو َناــــــــــــــــــــــــــَضَمَر ِماَي ِص َو ِةاَكَّزلا ِءاَتْيِإ َو

  ُماَي ِص َلَ َلاَق َناـــــــَضَمَر ُماَي ِص َو ُّجَحْلا ٌلُجَر َلاَقَف ِالله ِل ْوُسَر ْنِم ُهُتْعِم َس اَذَكَه ُّجَحْلا َو َناـــــــــــــــــــــــَضَمَر َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص

  

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

sallam, beliau bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak),:

mentauhidkan (mengesakan) Allah, menegakkan shalat, membayar zakat,

puasa Ramadhan, dan hajji”. Seorang laki-laki mengatakan: “Haji dan

puasa Ramadhan, ”maka Ibnu Umar berkata: “Tidak, puasa Ramadhan

  dan haji, demikian ini aku telah mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

  Ayat-ayat dan hadits ini menyatakan kewajiban mengeluarkan zakat dan bahwa zakat itu suatu rukun dari rukun-rukun islam.Dan tidak ada seorangpun dari umat islam yang tidak memfardlukannya (Hasbi, 1984:39).

3. Rukun dan Syarat Zakat a.

  Rukun Zakat 1) Melepaskan kepemilikan terhadap harta zakat. 2) Menjadikan harta zakat milik orang fakir. 3)

  Dan menyerahkan harta zakat kepada imam atau orang yang bertugas untuk memungut zakat b.

  Syarat zakat Mazhab Hanafi berpendapat bahwa penyebab zakat ialah adanya harta milik yang mencapai nishab dan produktif kendatipun kemampuan produktifitas itu baru berupa perkiraan.Dengan syarat, pemilikan harta tersebut telah berlangsung satu tahun, yakni tahun qamariyah bukan tahun syamsyiyah, dan pemiliknya tidak memiliki utang yang berkaitan dengan hak manusia. Syarat yang lainnya, harta tersebut melebihi kebutuhan pokoknya (Al-Zuhayly,1995: 95).

  Perlu dicatat bahwa sebab dan syarat merupakan tempat bergantungnya wujud sesuatu.Hanya saja, kepada sebablah kewajiban disandarkan, lain halnya dengan syarat.Dengan demikian, barang siapa yang hartanya tidak mencapai nishab, dia tidak berkewajiban mengeluarkan zakat. Tidak ada zakat dalam harta wakaf karena wakaf tidak ada yang memiliki (Al-Zuhayly,1995: 95).

  Adapun mengenai syarat zakat, ada dua kategori.Pertama, persyaratan seseorang diwajibkan untuk berzakat.Kedua, meliputi persyaratan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Penjelasannya sebagai berikut : 1)

  Syarat seseorang yang diwajibkan untuk berzakat

  a) Merdeka

  Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak diwajibkan atas seseorang yang tidak merdeka.Dalam hal ini adalah atas hamba sahaya, sebab dia tidak mempunyai hak milik atas harta yang dimilikinya. Sehingga, tuan dari hamba sahaya tersebut yang kemudian diwajibkan membayar zakatnya. Baik atas harta pribadinya sendiri, maupun atas harta kepemilikan atas hamba sahayanya tersebut.

  b) Islam

  Menurut ijma’ ulama, zakat tidak diwajibkan atas orang kafir.Karena zakat merupakan ibadah mahdah yang suci.Sedangkan orang kafir bukanlah orang yang suci.Madzhab syafi’i berbeda pendapat dari pendapat madzhab lainnya.Madzhab ini mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan zakat atas hartanya sebelum masa riddahnya. Yakni harta yang dimiliki ketika dia masih menjadi seorang muslim. Berbeda pula dengan pendapat abu Hanifah, beliau berpendapat bahwa riddah tetap saja menggugurkan kewajiban zakat.

  c) Baligh dan Berakal

  Menurut madzhab Hanafi, hal tersebut dipandang sebagai syarat wajib zakat.Sehingga, pada harta anak kecil dan orang gila tidak wajib untuk diambil zakatnya.Sebab, keduanya tidak termasuk pula dalam ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah seperti kewajiban atas mengerjakan shalat dan puasa.Sedangkan menurut jumhur ulama’, keduanya bukan merupakan syarat.Sehingga, zakat tetap wajib dikeluarkan dari harta anak kecil dan orang gila melalui seorang wali (Al-Zuhayly, 2000:100).

  2) Syarat harta yang wajib dikelurkan zakatnya

a) Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal.

  Artinya, harta yang haram baik substansi bendanya maupun cara mendapatkannya, jelas tidak dapat dikenakan kewajiban zakat.

  Karena Allah tidak akan menerimanya. Didalam Shahih Bukhari terhdapat satu bab yang menguraikan bahwa sedekah (zakat) tidak akan diterima dari harta yang ghulul (harta yang didapatkan dengan cara menipu) dan tidak akan diterima pula, kecuali dari hasil usaha yang halal dan bersih.

  b) Harta yang berkembang dan berpotensi untuk di kembangkan

  Harta berkembang seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, pembelian saham, atau ditabungkan.Harta yang tidak berkembang atau tidak berpotensi untuk berkembang tidak wajib dikenakan zakat, pada masa Rasulallah kuda untuk berperang atau hamba sahaya termasuk harta yang tidak produktif.Karenanya tidak menjadi sumber atau obyek zakat.

  Berkembang dalam arti bahwa sifat kekayaan tersebut memberikan keuntungan, menghasilkan pemasukan, keuntungan investasi dan sejenisnya.Berkembang juga diartikan bertambah, secara konkret (akibat pembiakan ternak), dan secara tidak konkret, seperti tanah di daerah strategis, yang mempunyai potensi untuk berkembang (Inoed dkk, 2005:27). Menurut Yusuf Al-Qaradhwi, pengertian berkembang itu terdiri dari dua macam, yaitu secara konkret dan tidak konkret. Yang konkret dangan cara dikembangbiakkan, diusahakan, diperdagangkan dan yang sejenis dengannya. Sedangkan yang tida konkret, maksudnya harta tersebut berpotensi untuk berkembang, baik berada ditangannya sendiri maupun ditangan orang lain, tetapi atas namanya. Beliau mengambil kesimpulan bahwa setiap harta yang berkembang atau yang berpotensi untuk dikembangkan, termasuk dalam obyek atau sumber zakat.

  Syarat ini sesungguhnya dapat mendorong setiap muslim untuk memproduktifkan hartanya, harta tersebut akan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini seperti salah satu makna zakat secara bahasa yaitu al-namaa yang artinta berkembang dan bertambah (Hafidhuddin, 2002:22).

  c) Harta telah mencapai nishab

Dokumen yang terkait

ANALISA IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT (STUDY KASUS DI BADAN AMIL ZAKAT KABUPATEN LUMAJANG

0 13 16

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) LAZISMU CABANG BANYUWANGI DAN BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN BANYUWANGI

0 5 20

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) LAZISMU CABANG BANYUWANGI DAN BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN BANYUWANGI

2 11 20

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) LAZISMU CABANG BANYUWANGI DAN BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN BANYUWANGI

0 3 20

EVALUASI PENERAPAN PSAK N0. 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KOTA PROBOLINGGO

2 14 16

Kata kunci: Pengelolaan Zakat, Pemberdayaan, Masyarakat Miskin 1. Pendahuluan - STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA PEKANBARU

0 0 14

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (STUDI KASUS PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL YANG MEMILIKI KANTOR PUSAT DI SURABAYA) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 138

KEWENANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN INVESTIGATIF TERHADAP PENGELOLAAN PENERIMAAN ZAKAT OLEH BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 75

ZAKAT UNTUK BEASISWA PENDIDIKAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (STUDI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 104

PELAKSANAAN PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BAGI PEMBAYAR ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN SEMARANG PASCA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT - Test Repository

0 0 160