PEMBEBASAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH.
PEMBEBASAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
ABSTRAK
Riyakudu Maulana
110110110370
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Salah satu jenis pajak yang menjadi kewenangan pemda
kota / kabupaten adalah Pajak Bumi dan Bangunan. Kota Bandung memiliki potensi
penerimaan yang cukup besar dari Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2). Pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan yang dilakukan oleh daerah akan mempengaruhi potensi penerimaan daerah
yang berasal dari pajak, tapi di sisi lain akan membantu mengurangi beban masyarakat
miskin.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analitis menganalisis masalah hukum, fakta, dan gejala
hukum lainnya yang berkaitan dengan pembebasan PBB-P2 dihubungkan dari Undangundang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah kemudian
menganalisanya sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
permasalahan yang akan diteliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pertama, pembebasan PBB-P2
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah , bukan pemerintah pusat.
Pembebasan PBB-P2 memiliki mekanisme melalui penerbitan Perda dan
Perwal/Perbup oleh pemerintah daerah tersebut, agar tidak menyalahi aturan dalam
melakukan pembebasan PBB-P2. Kedua, implikasi pembebasan bagi pemerintah
daerah, khususnya Bandung. Jika kota Bandung melakukan pembebasan PBB-P2
maka penerimaan daerahnya akan menurun.
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
ABSTRAK
Riyakudu Maulana
110110110370
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Salah satu jenis pajak yang menjadi kewenangan pemda
kota / kabupaten adalah Pajak Bumi dan Bangunan. Kota Bandung memiliki potensi
penerimaan yang cukup besar dari Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2). Pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan yang dilakukan oleh daerah akan mempengaruhi potensi penerimaan daerah
yang berasal dari pajak, tapi di sisi lain akan membantu mengurangi beban masyarakat
miskin.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analitis menganalisis masalah hukum, fakta, dan gejala
hukum lainnya yang berkaitan dengan pembebasan PBB-P2 dihubungkan dari Undangundang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah kemudian
menganalisanya sehingga diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
permasalahan yang akan diteliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pertama, pembebasan PBB-P2
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah , bukan pemerintah pusat.
Pembebasan PBB-P2 memiliki mekanisme melalui penerbitan Perda dan
Perwal/Perbup oleh pemerintah daerah tersebut, agar tidak menyalahi aturan dalam
melakukan pembebasan PBB-P2. Kedua, implikasi pembebasan bagi pemerintah
daerah, khususnya Bandung. Jika kota Bandung melakukan pembebasan PBB-P2
maka penerimaan daerahnya akan menurun.