TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN TANGERANG DI PT FIP DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN UPAH MINIMUM
KABUPATEN TANGERANG DI PT FIP DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
ABSTRAK
Setiap buruh/pekerja selalu menginginkan kehidupan yang
sejahtera dari sebelumnya. Hal tersebut juga yang menjadi salah satu
faktor manakala buruh/pekerja ingin mencari pekerjaan di kota besar
dengan harapan agar mendapatkan upah yang lebih besar. Pada
kenyataannya harapan agar mendapat upah lebih besar tidak semuanya
dengan mudah terpenuhi. Seperti yang terjadi pada buruh/pekerja di PT
FIP yang melakukan aksi demo yang diwakili oleh beberapa serikat buruh
di PT FIP karena PT FIP tidak mampu membayar upah secara penuh
kepada buruh/pekerjanya sesuai dengan penetapan upah minimum
Kabupaten Tangerang pada Tahun 2010. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis bagaimana prosedur
penetapan upah minimum Kabupaten Tangerang pada Tahun 2010 dan
penerapannya di PT FIP serta untuk mengetahui, mengkaji dan
menganalisis kendala yang timbul dalam penerapan upah minimum
Kabupaten Tangerang tersebut dan mengetahui serta menganalisis upaya
apa yang dilakukan oleh pihak dari PT FIP dalam mengatasi kendala yang
timbul dalam penerapan upah minimum Kabupaten Tangerang Tahun
2010.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu
sebagai penelitian hukum kepustakaan dengan meneliti bahan pustaka
dan data sekunder. Penelitian ini menekankan pada norma hukum serta
menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku terhadap objek penelitian.
Teknik pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu studi
kepustakaan dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur penetapan upah
minimum di Kabupaten Tangerang setiap tahunnya telah sesuai dengan
mekanisme yang diatur dalam Keppres RI No. 107 Tahun 2004 Tentang
Dewan Pengupahan, tetapi penerapan Upah Minimum Kabupaten
Tangerang di PT FIP kurang diberlakukan dengan baik karena PT FIP
tidak mampu membayar upah secara penuh sesuai dengan penetapan
Upah Minimum Kabupaten Tangerang Tahun 2010 sebesar Rp
1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Hal tersebut
dikarenakan adanya masalah internal khususnya mengenai krisis
keuangan yang menimpa semua pabrik benang, yang juga berdampak
pada PT FIP. Hambatan yang dihadapi oleh PT FIP diantaranya
ketidaktegasan Gubernur Banten dalam menetapkan upah minimum
Kabupaten Tangerang juga menjadi faktor mengapa PT FIP tidak dapat
membayar upah secara penuh.


iv