Infinity of My Imagination.

(1)

xi

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

”I am imagination. I can see what the eyes cannot see. I can hear what the ears cannot hear. I can feel what the heart cannot feel”

One of the places where I feel safe is a personal space; space of imagination and fantasy, where the release of feelings and heavy thoughts. This is a reference to the Final project.

Identical with the dreams and imagination of freedom; free will, within which a person can be a very loose either consciously or unconsciously, but still out with their personality and character.

Everything that can be derived from the long journey that has been passed and eventually became an experience.

So on this final project the authors want to bring back the creative journey in memory of personally interpreted through the visualization of the artwork.

-You see things; and you say, 'Why?' But I dream things that never were; and I say, 'Why not?'-


(2)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……...……...…...………. i

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI …………...………….. ii

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ……...… iii

DAFTAR ISI ………...………...………vi

DAFTAR GAMBA

R ………...………...……….ix

ABSTRACT

....………...……….. xi

BAB 1

PENDAHULUAN ………....………...…1

1.1 Latar Belakang Penciptaan ……...……….1

1.2 Dasar Pemikiran ………...…6

1.3 Tujuan Penciptaan ……….…...………..8

1.4 Manfaat Penciptaan ………...…...…………8

1.5 Metode Penciptaan ………...………….9

1.6 Sistematika Penulisan Pengantar Tugas Akhir …...……9


(3)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

2.1 Pemahaman Judul ……….………...……...……..11

2.2 Teori Relatifitas ……...………..…...………...….13

2.3 Seni Surrealisme Kontemporer ………...…...…14

2.4 Seniman-seniman yang Berpengaruh ………...…18

2.4.1 Marc Chagall ………...…….18 2.4.2 Salvador Dali ………...………....….…20

2.4.3 Rafall Olbinski …………...……....……21 2.5 Korelasi Teori dan Kekaryaan ………...……22

BAB 3

OBJEK KAJIAN KARYA …………...……….2

4

3.1 Proses Berkarya ………...……24 3.1.1 Teknik dan Medium ……...…...……...25

3.2 Konsep Kekaryaan …………...……...……..26

3.3 Visualisasi ………...………...……..31

3.4 Kerangka Penciptaan ……...……...…...………33

BAB 4

ANALISIS KARYA ………...…...………3

4

4.1 Eksposisi Karya ……...…………...…...…….34 4.2 Tinjauan Karya ………...…………...……….36 4.2.1 Karya 1 ………...………...……….36 4.2.2 Karya 2 …………...…………...……….39


(4)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

4.2.3 Karya 3 …………...………...….42

4.2.4 Karya 4 ………...………...………46 4.2.5 Karya 5 ………...………...……….49 4.2.6 Karya 6 ……...………...……….52 4.2.7 Karya 7 ………...………...………..55 4.2.8 Karya 8 …………...…………...………..57

BAB 5

KESIMPULAN ………...……

59

DAFTAR PUSTAKA ………...

61

KOMENTAR DOSEN PENGUJI ………...

62

DATA PENULIS ………...

62


(5)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

- Gambar 1.1 Jean-Michel Basquiat. ”Obnoxious Liberals”...2

- Gambar 1.2 Frida Kahlo. ”Without Hope” (Sin esperanza) ...2

- Gambar 1.3 Marc Chagall. ”Marc Chagall parents” ...3

- Gambar 1.4“Ladolcevita”. RafallOlbinski ...5

- Gambar 2.1 “strawbeery”. Mark Sheeky ...15

- Gambar 2.2 “Lust In Purple”. Jill English ...17

- Gambar 2.3“Lapromenade”. MarcChagall ...19

- Gambar 2.4 “BoiledBeans”. SalvadorDali ......20

- Gambar 2.5 “Cinderela”. Rafal Olbinski ...21

- Gambar 3.1 “Las niñas”. Oil on canvas. 2010 ...26

- Gambar 3.2 ”Me,my self and I”. Oil on canvas. 2009 ... 26

- Gambar 3.3 “Then See My soul”. Oil on canvas. 2010 ...28

- Gambar 3.4 “extraordinaria”. Oil on canvas. 2010 ...28


(6)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

- Gambar 4.2 “I look at me 2”. \ Oil on canvas 1.2mx1.4m. 2011 ...38

- Gambar 4.3 “La femme et les tree”. Oil on canvas.1.2mx1.4m. 2011 ...41

- Gambar 4.4 “Tiny Me”. Oil on canvas.1.2mx1.4m. 2012 ...45

- Gambar 4.5 “Dream On”. Oil on canvas.1.2mx1.4m. 2012 ...48

- Gambar 4.6 “Imaginary Friend”. Oil on canvas.1.2mx1.4m. 2012 ...51

- Gambar 4.7 “Rapunzelize ”. Oil on canvas.1.2mx1.4m. 2012 ...54


(7)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penciptaan

Masa kecil seniman hingga kehidupan pribadi kerap menjadi inspirasi dalam proses penciptaan sebuah karya seni. Dan ini dialami oleh beberapa seniman dunia seperti Jean-Michel Basquiat, Frida Kahlo, dan Marc Chagall. Pengalaman di dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan sekitar seniman sedikit banyak telah memengaruhi kreativitas seniman, pola berpikirnya, hingga kepada pemilihan kecenderungan gaya ataupun teknik yang digunakan dalam menciptakan karya seni (Lihat Gambar 1.1 dan Gambar 1.2).


(8)

2

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1.Jean-Michel Basquiat.”Obnoxious Liberals”

Gambar 1.2.Frida Kahlo.”Without Hope (Sin esperanza),1945-oil on canvas

Di dalam setiap proses berkarya, kadangkala seniman mencari ilham atau inspirasi yang dimulai dari pendekatan personal, seperti hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan keseharian atau kehidupan pribadinya (Lihat Gambar 1.3).


(9)

3

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.3.Marc Chagall.”Marc Chagall parents”

Apa yang dipaparkan tersebut juga terjadi pada diri perupa. Setiap fenomena dalam perjalanan kehidupan manusia yang terjadi dari segala apsek tentunya cukup memengaruhi perupa baik di dalam keadaan formal maupun informal, termasuk di dalam berkarya. Fenomena pada kehidupan manusia yang cukup dekat dengan perupa dalam kesehariannya ialah mimpi, di mana mimpi ini pada akhirnya berhubungan dengan ruang khayal atau imajinasi yang tidak terbatas. Perupa menyadari bahwa mimpi terkadang muncul akibat dari kenyataan keseharian ataupun karena hasrat yang terpendam secara sadar maupun tanpa sadar. Apa yang ingin dilakukan dan diinginkan dapat muncul dalam mimpi. Walaupun bukan persis seperti yang terjadi dalam kenyataan keseharian, setidaknya dapat berupa sebuah bentuk tindak lanjut dari keseharian-keseharian perupa (bahkan yang dirasa tidak mungkin terjadi). Hasrat yang terpendam bahkan terjadi dalam ruang khayal atau imajinasi, adalah hasrat seperti yang


(10)

4

Universitas Kristen Maranatha Sigmund Freud ungkapkan yaitu: “dreams are a form of fulfilling suppressed wishes

(Sigmund Freud on Dreams, Dreams and Freud TheoryJurnal byKevin, Published April 20, 2005). Jika keinginan seseorang tidak terpuaskan dalam kegiatan kesehariannya, maka keinginannya akan menjadi visual fantasy, yang membiarkan keinginan seseorang tersebut terpenuhi dalam mimpinya.

Dalam dunia mimpi, kita belum tentu paham sepenuhnya mengenai keberadaan kita. Seperti yang dituliskan oleh Hildebrandt “in falling asleep our whole being, with its froms of existence, disappears “as through an invisible trapdoor (Hildebrandt ari Classic in the History of Psychology; An internet educational resource developed by Christopher D. Green York University, Toronto, Ontario.The Interpretation of Dreams by Sigmund Freud (1900)), yang artinya dalam keadaan tertidur, tubuh kita dengan segala bentuk keberadaan kita menghilang bagaikan menghilang melalui pintu yang tidak terlihat.

Pada akhirnya kenyataan hidup meninggalkan begitu banyak imajinasi bagi perupa. Ruang dan waktu dalam dunia nyata menjadi tidak sepenting ruang dan waktu dalam dunia imajinasi. Seperti dalam ungkapan L.Strumpell “He who imagine turns his back upon the world of waking consciousness”, yang artinya barangsiapa yang dalam berimajinasi, ia menjauhkan diri dari kesadaran dunia nyata. Khayalan atau imajinasi yang telah terjadi tentu ada maknanya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, perupa tertarik untuk mengangkat tema yang berhubungan dengan dunia angan-angan dan perasaan milik perupa yang tidak terbatasi,


(11)

5

Universitas Kristen Maranatha yang berhubungan dengan khayalan, sesuatu yang irasional, penuh dengan imajinasi, berangkat dari pengalaman keseharian hidup perupa yang mengalami berbagai macam mimpi maupun imajinasi baik kesenangan maupun sebaliknya, lalu merangkaikannya secara kreatif untuk kemudian diimplementasikannya ke dalam kanvas dua dimensi. Perupa menggambarkan objek dengan sudut pandang yang nonperspektif, (Perspektif dalam hal ini berkaitan dengan ketepatan proyeksi dari dunia tiga dimensi ke permukaan dua dimensi, seperti kertas atau kanvas).

Terinspirasi oleh salah satu karya Rafall Olbinski yang berjudul “LaDolce Vita”, di

sini perupa bermaksud untuk tidak menyentuh sisi simbolis atau semiotika yang ada (walaupun tanpa sengaja dapat tersirat). Karya ini memiliki unsur kejutan, ukuran tak terduga yang berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas, yang merupakan beberapa ciri dari karakteristik karya-karya Surrealisme Kontemporer (Lihat Gambar 1.4).


(12)

6

Universitas Kristen Maranatha Dalam karya Tugas Akhir ini perupa ingin menciptakan karya yang merepresentasikan ide dan gagasan perupa yang dimulai dari pendekatan mengenai Surrealisme, relativitas pada objek, dan kemudian memadukannya dengan teknik melukis ekspresif sehingga menjadi suatu keseluruhan karya yang menyatu dengan konsep.

Penempatan dan komposisi setiap objek ada dalam tampilan yang unnatural

sehingga apresiator dapat merasa seolah-olah masuk ke dalam dunia yang sama sekali berbeda dengan dunia kenyataan, namun sebuah dunia milik perupa, dunia imajinasi. Selain itu perupa juga menciptakan karya yang menyajikan efek kontemplatif tertentu bagi apresiator dan juga dapat menambah pengalaman estetik secara personal.

Ide gagasan dalam berkarya merupakan satu kesatuan dengan teori-teori yang ada. Maka dari itu perupa perlu menjelaskan lebih lanjut mengenai Surrealisme, teori relativitas, dan beberapa teori yang berkaitan dengan konsep dan visualisasi pada karya ini, sehingga audience mendapat manfaat dari keseluruhan karya. Karya ini dimaksudkan oleh perupa untuk menyampaikan kreasinya sehingga para apresiator dapat memberikan timbal balik terhadap perupa demi pengembangan karya selanjutnya.

1.2

Dasar Pemikiran


(13)

7

Universitas Kristen Maranatha personal yang ternyata melahirkan imajinasi yang tidak terbatas dan bebas dalam pemikiran, perupa kemudian menjadikan hal tersebut sebagai sebuah titik tolak dalam berkreasi dan tentunya merupakan dasar dari pemikiran konsep karya perupa.

Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary, di sana dikatakan bahwa ”Illution is an untrue idea”. Yang berarti kita sebagai subjek dapat memiliki

kesalahpahaman atas sesuatu yang kita temui. Dalam karya ini, perupa menerapkan konsep tersebut salah satunya pada penggambaran objek dengan proporsi yang didistorsi. Ilusi juga kadang tercipta karena kita menginginkan sesuatu yang belum pernah kita dapatkan. Apa yang kita inginkan akhirnya keluar melalui pandangan dalam mimpi dan khayalan atau imajinasi, sebuah proyeksi dari lubuk hati kita ke kepala. Proyeksi demikian adalah proyeksi seperti dalam teori cermin dari Jung dalam buku “The subjects of dreams” nya Paul kugler yang berisi:

To concern ourselves with dreams is a wave of reflecting on ourselves a way of self-reflection. It is not our ego-consciousness renecting on itself: rather it turns its attention to the objective actuality of the dream. It renects not on ego but on the Self; it recollects the strange self. Alien to the ego, which was ours from the beginning, the trunk from which the ego grew”.

Pengertian ilusi dari kamus dan teori cermin dari Jung memberi pendapat kepada kita bahwa apa yang dilihat dalam mimpi maupun khayalan atau imajinasi adalah ilusi. Dan hal ini perupa coba gambarkan dalam objek-objek visual seperti wanita pada pohon,


(14)

8

Universitas Kristen Maranatha gestur wanita dengan kepala berupa mata manusia dan sebagainya, yang merupakan bagian dari pencitraan ke-ilusiannya tersebut. Dalam keadaaan sadarpun kita dapat berilusi.

1.3

Tujuan Penciptaan

-

Menambah kajian perupa mengenai konsep berkarya seni

-

Merefleksikan dunia imajinsai ke dalam media kanvas dan cat minyak

-

Memberi pengalaman estetik bagi apresiator tentang dunia imajinasi, dunia yang penting untuk pengembangan kreativitas seseorang

-

Sebagai bentuk kontemplasi terhadap ketidakterbatasan dalam berimajinasi itu sendiri

1.4

Manfaat Penciptaan

Manfaat dari penciptaan karya dan laporan ini ditinjau dari aspek:

1. Kognitif, adalah untuk melengkapi ragam seni lukis dengan kombinasi komposisi yang menggunakan gaya melukis Surealis dan kesan Ekspresif yang ditampilkan.


(15)

9

Universitas Kristen Maranatha 2. Personal, adalah untuk memberikan kontribusi dalam proses penciptaan bagi karya perupa selanjutnya, yang diharapkan menjadi inspirasi, pembelajaran dan kemungkinan aktualisasi ide atau gagasan secara mendalam melalui ekplorasi teknik dan gaya.

3. Publik, adalah sebagai bahan referensi dan masukkan bagi para audience melalui tulisan dan visual, dan memberi peluang bagi para apresiator untuk mengapresiasi karya seni lukis pada Tugas Akhir ini.

1.5 Metode Penciptaan

Proses penciptaan karya dilakukan dengan beberapa metode yakni sebagai berikut:

1. Metode Deskriptif-Analitis yang dilakukan dalam tataran konsep ide gagasan

2. Metode Eksperimentasi: perupa melakukan ekplorasi melukis dengan menggunakan medium cat minyak di atas kanvas. Pendalaman teknik ekspresif dan eksplorasi komposisi warna

3. Metode Studi Pustaka: Meninjau teori-teori pendukung karya


(16)

10

Universitas Kristen Maranatha Penulisan ini terbagi menjadi 5 bab, sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Menguraikan secara umum tentang gambaran dari Latar Belakang, Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Metode Penciptaan, dan Sistematika Penulisan.

Bab 2 Landasan Teori

Menguraikan teori-teori yang ada sebagai cakupan terluas dari kajian mengenai karya untuk memperkuat argumen yang hendak ditampilkan

Bab 3 Konsep Berkarya

Menguraikan secara global yakni proses berkarya serta konsep berkarya

Bab4 Tinjauan Karya

Menganalisis karya yang telah diciptakan secara detil

Bab 5 Kesimpulan

Berisi tentang kristalisasi hasil analisis dan interpretasi yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan ringkas dan padat.


(17)

59 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

KESIMPULAN

Keseluruhan dari karya-karya Tugas Akhir yang perupa buat ini mengacu kepada pengalaman visual maupun non visual yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dan diinterpretasikan ulang lewat visualisasi yang imajinatif, dan bahwa eksistensi ketidakterbatasan dalam berimajinasi nyata adanya dan dapat diwujudkan dalam suatu bentukkan yang pada akhirnya menjadi relatif dalam kekaryaan ini.

Setiap dari karya yang diciptakan tidak dimaksudkan merujuk pada suatu makna pertandaan atau simbol, kritik, pembaruan ide, apalagi penolakan terhadap kecenderungan gaya (dalam seni lukis) yang pernah ada sebelumnya, melainkan


(18)

60 Universitas Kristen Maranatha lebih dianggap sebagai suatu bentuk interpretasi ide gagasan, dalam rangka memperkaya ragam seni rupa yang sudah ada.

Peristiwa dalam kehidupan pribadi merupakan satu proses yang akhirnya menjadi bagian dari hidup yang telah dilalui yang dapat dikatakan sebagai pengalaman. Pengalaman menyedihkan atau menyenangkan membuat hidup perupa menjadi penuh warna. Kenyataan hidup telah meninggalkan banyak imajinasi. Semuanya kemudian disalurkan pada kekaryaannya, sehingga konsep karya cenderung berisi hal-hal pribadi. Di sini perupa mempunyai sebuah ruang pribadi yang hanya dimiliki olehnya. Selama proses berkarya, perupa menyimpulkan bahwa peran ruang pribadi bagi setiap individu berbeda. Pada proses kreasi inilah seni lukis khususnya sangat berperan bagi perupa. Dalam lukis, perupa cenderung senang mengungkapkan dan mengekspresikan diri ketimbang menanggapi hal di luar pribadinya. Sebuah karya yang disadari tidak semua orang dapat mengerti, tetapi dibalik itu semua terdapat sebuah perjalanan kreasi yang panjang.

Tersirat suatu kehendak untuk bebas (free will) yang tidak terbatas dalam raga manusia yang memungkinkan dalam kehidupan ini untuk memilih, memiliki persepsi, berimajinasi, berintuisi, dan menangkap setiap hal dalam aspek apa saja termasuk di dalam berkesenian, sebagai wujud dari eksistensi manusia tersebut. Bagi perupa sendiri sesuatu yang tidak nyata sesungguhnya lebih kuat daripada kenyataan itu sendiri. Bagaimanapun juga tidak ada yang bisa sesempurna saat orang membayangkan sesuatu. Karena itu berwujud ide, konsep, keyakinan, dan fantasi mengenai kejadian yang lalu. Batu dapat hancur, kayu dapat membusuk. Dan manusia, pada akhirnya, mereka mati.


(19)

61

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:Penerbit ITB. Piliang, Yasraf amir. 2003. Hipersemiotika. Yogyakarta:Jalasutra.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta:Departemen P dan K.

Wolf , Martin L. Dictionary of Arts. 1951. New York:Philosophical Library, INC. Hoeve, W. Van. 1952. Ensiklopedia Indonesia.

Nurrahman, Nani. 2004. Menemukam Ruang untuk Diri Sendiri, minggu 7 Maret hal.28. Jakarta: kompas

Music, Graham. 2001. Seri Gagasan Psikoanalissis. Cambridge:Totem Books USA. Damajanti, Irma. 2002. Diktat Proses Kreasi dan Filsafat Seni. Bandung:Penerbit ITB.

Oxford advanced learner’s dictionary of current English Edisi kelima. 1995. Oxford University Press

Sigmund Freud on Dreams, Dreams and Freud Theory.

(http://www.insomnium.co.uk/text.freud.htm)

Freud, Sigmund. 1900. The Interpretation of dreams. Classics in the History of psychology an internet eductinal resource developed by Christopher D. Green. York Unversity, Toronto, Ontario

The “Subject” of dreams by paul kugler, Ph.D., Jungian Analyst. Siivola, Markku. 1984. pois: the Theory of dreams.

(http://www.saunlahti.fi/~msiivola/uni/best_theory_of_dreams.html.)

Hildebrandt dari classics in the history of psychology; an internet educational resource developed by Christopher D. Green York University, Toronto, Ontario. The

Interpretation of dreams by Sigmund freud (1900)

L. Strumpell dari ‘Natur and Entstehung der Traume” dari classicsa in The history of psychology; an internet educational resource developed by Christopher D. Green York Universitu, Toronto , Ontario

Dotson, Mark L. 1996. jung’s theory of dreams.


(1)

8 Universitas Kristen Maranatha

gestur wanita dengan kepala berupa mata manusia dan sebagainya, yang merupakan bagian dari pencitraan ke-ilusiannya tersebut. Dalam keadaaan sadarpun kita dapat berilusi.

1.3

Tujuan Penciptaan

-

Menambah kajian perupa mengenai konsep berkarya seni

-

Merefleksikan dunia imajinsai ke dalam media kanvas dan cat minyak

-

Memberi pengalaman estetik bagi apresiator tentang dunia imajinasi, dunia yang penting untuk pengembangan kreativitas seseorang

-

Sebagai bentuk kontemplasi terhadap ketidakterbatasan dalam berimajinasi itu sendiri

1.4

Manfaat Penciptaan

Manfaat dari penciptaan karya dan laporan ini ditinjau dari aspek:

1. Kognitif, adalah untuk melengkapi ragam seni lukis dengan kombinasi komposisi yang menggunakan gaya melukis Surealis dan kesan Ekspresif yang ditampilkan.


(2)

9 Universitas Kristen Maranatha

2. Personal, adalah untuk memberikan kontribusi dalam proses penciptaan bagi karya perupa selanjutnya, yang diharapkan menjadi inspirasi, pembelajaran dan kemungkinan aktualisasi ide atau gagasan secara mendalam melalui ekplorasi teknik dan gaya.

3. Publik, adalah sebagai bahan referensi dan masukkan bagi para audience melalui tulisan dan visual, dan memberi peluang bagi para apresiator untuk mengapresiasi karya seni lukis pada Tugas Akhir ini.

1.5 Metode Penciptaan

Proses penciptaan karya dilakukan dengan beberapa metode yakni sebagai berikut:

1. Metode Deskriptif-Analitis yang dilakukan dalam tataran konsep ide gagasan

2. Metode Eksperimentasi: perupa melakukan ekplorasi melukis dengan menggunakan medium cat minyak di atas kanvas. Pendalaman teknik ekspresif dan eksplorasi komposisi warna

3. Metode Studi Pustaka: Meninjau teori-teori pendukung karya


(3)

10 Universitas Kristen Maranatha

Penulisan ini terbagi menjadi 5 bab, sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Menguraikan secara umum tentang gambaran dari Latar Belakang, Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Metode Penciptaan, dan Sistematika Penulisan.

Bab 2 Landasan Teori

Menguraikan teori-teori yang ada sebagai cakupan terluas dari kajian mengenai karya untuk memperkuat argumen yang hendak ditampilkan

Bab 3 Konsep Berkarya

Menguraikan secara global yakni proses berkarya serta konsep berkarya

Bab4 Tinjauan Karya

Menganalisis karya yang telah diciptakan secara detil

Bab 5 Kesimpulan

Berisi tentang kristalisasi hasil analisis dan interpretasi yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan ringkas dan padat.


(4)

59

Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

KESIMPULAN

Keseluruhan dari karya-karya Tugas Akhir yang perupa buat ini mengacu kepada pengalaman visual maupun non visual yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dan diinterpretasikan ulang lewat visualisasi yang imajinatif, dan bahwa eksistensi ketidakterbatasan dalam berimajinasi nyata adanya dan dapat diwujudkan dalam suatu bentukkan yang pada akhirnya menjadi relatif dalam kekaryaan ini.

Setiap dari karya yang diciptakan tidak dimaksudkan merujuk pada suatu makna pertandaan atau simbol, kritik, pembaruan ide, apalagi penolakan terhadap kecenderungan gaya (dalam seni lukis) yang pernah ada sebelumnya, melainkan


(5)

60

Universitas Kristen Maranatha

lebih dianggap sebagai suatu bentuk interpretasi ide gagasan, dalam rangka memperkaya ragam seni rupa yang sudah ada.

Peristiwa dalam kehidupan pribadi merupakan satu proses yang akhirnya menjadi bagian dari hidup yang telah dilalui yang dapat dikatakan sebagai pengalaman. Pengalaman menyedihkan atau menyenangkan membuat hidup perupa menjadi penuh warna. Kenyataan hidup telah meninggalkan banyak imajinasi. Semuanya kemudian disalurkan pada kekaryaannya, sehingga konsep karya cenderung berisi hal-hal pribadi. Di sini perupa mempunyai sebuah ruang pribadi yang hanya dimiliki olehnya. Selama proses berkarya, perupa menyimpulkan bahwa peran ruang pribadi bagi setiap individu berbeda. Pada proses kreasi inilah seni lukis khususnya sangat berperan bagi perupa. Dalam lukis, perupa cenderung senang mengungkapkan dan mengekspresikan diri ketimbang menanggapi hal di luar pribadinya. Sebuah karya yang disadari tidak semua orang dapat mengerti, tetapi dibalik itu semua terdapat sebuah perjalanan kreasi yang panjang.

Tersirat suatu kehendak untuk bebas (free will) yang tidak terbatas dalam raga manusia yang memungkinkan dalam kehidupan ini untuk memilih, memiliki persepsi, berimajinasi, berintuisi, dan menangkap setiap hal dalam aspek apa saja termasuk di dalam berkesenian, sebagai wujud dari eksistensi manusia tersebut. Bagi perupa sendiri sesuatu yang tidak nyata sesungguhnya lebih kuat daripada kenyataan itu sendiri. Bagaimanapun juga tidak ada yang bisa sesempurna saat orang membayangkan sesuatu. Karena itu berwujud ide, konsep, keyakinan, dan fantasi mengenai kejadian yang lalu. Batu dapat hancur, kayu dapat membusuk. Dan manusia, pada akhirnya, mereka mati.


(6)

61 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung:Penerbit ITB. Piliang, Yasraf amir. 2003. Hipersemiotika. Yogyakarta:Jalasutra.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta:Departemen P dan K.

Wolf , Martin L. Dictionary of Arts. 1951. New York:Philosophical Library, INC. Hoeve, W. Van. 1952. Ensiklopedia Indonesia.

Nurrahman, Nani. 2004. Menemukam Ruang untuk Diri Sendiri, minggu 7 Maret hal.28. Jakarta: kompas

Music, Graham. 2001. Seri Gagasan Psikoanalissis. Cambridge:Totem Books USA. Damajanti, Irma. 2002. Diktat Proses Kreasi dan Filsafat Seni. Bandung:Penerbit ITB.

Oxford advanced learner’s dictionary of current English Edisi kelima. 1995. Oxford University Press

Sigmund Freud on Dreams, Dreams and Freud Theory.

(http://www.insomnium.co.uk/text.freud.htm)

Freud, Sigmund. 1900. The Interpretation of dreams. Classics in the History of psychology an internet eductinal resource developed by Christopher D. Green. York Unversity, Toronto, Ontario

The “Subject” of dreams by paul kugler, Ph.D., Jungian Analyst. Siivola, Markku. 1984. pois: the Theory of dreams.

(http://www.saunlahti.fi/~msiivola/uni/best_theory_of_dreams.html.)

Hildebrandt dari classics in the history of psychology; an internet educational resource developed by Christopher D. Green York University, Toronto, Ontario. The

Interpretation of dreams by Sigmund freud (1900)

L. Strumpell dari ‘Natur and Entstehung der Traume” dari classicsa in The history of

psychology; an internet educational resource developed by Christopher D. Green York Universitu, Toronto , Ontario

Dotson, Mark L. 1996. jung’s theory of dreams.