Pengaruh Pemeriksaan terhadap Tingkat Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Taxation system nowadays or self assessment system, the government give their trust to civil people to count and apply their own tax and report it to the Tax Service Office. The success of this system is depend on the level of people’s obedience about paying taxes. On this system, Tax Office have the authority to check the level of payer’s obedience to complete their taxes liabilities through examination. The purpose of the study is to find out the connection between taxes examination and the taxes revenue in Taxes Service Office Bojonagara Bandung. The writer used the total taxes revenue and SKPKB value that collected as the indicators. Data is collected from financial data for all taxes revenue and collected taxes in the office. Writer use correlations analysis and linier regretion. The result for the relation coeffiecient of the two variables is 0.2552. It means that there is a positive connection between Taxes examination and taxes income in the office but it’s not too strong, because the result is more than 0 and not even close to 1. And the determination is 0.057, that means the examination has affection to the income level about 5.07%. The conclusion is the examination have connection with tax income.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam self assessment system, wajib pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang terhutang dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak. Dengan demikian keberhasilan sistem ini ditentukan oleh tingkat kepatuhan wajib pajak. Dalam sistem ini Kantor Pelayanan Pajak mempunyai kewenangan untuk menguji sejauh mana kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, yaitu dengan pemeriksaan pajak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemeriksaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak di KPP Pratama Bojonagara. Penulis menggunakan total penerimaan pajak dan nilai SKPKB yang berhasil ditagih oleh kpp sebagai indikatornya. Data diperoleh dari data keuangan seluruh penerimaan pajak dan pajak tertagih KPP Pratama Bojonagara. Penulis menggunakan analisis korelasi dan regresi linear untuk perhitungannya. Hasil yang didapat adalah koefisien relasi dari dua variabel sebesar 0.2252. Artinya, ada hubungan positif antara pemeriksaan dengan tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara tetapi tidak terlalu kuat, karena koefisien korelasi yang didapat lebih besar dari 0 dan tidak mendekati 1. Sedangkan dari Koefisien Determinasi ( r2 ) sebesar 0.057 yang artinya pemeriksaan memengaruhi tingkat penerimaan sebesar 5.07%. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan kantor memiliki pengaruh dalam tingkat penerimaan pajak.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xiv

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR LAMPIRAN ………xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Penelitian...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……….9


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1 KAJIAN PUSTAKA...9

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Pajak...9

2.1.1.1 Pengertian Pajak………9

2.1.1.2 Fungsi Pajak………11

2.1.1.3 Pengelompokan Pajak……….………12

2.1.2 Pajak Pertambahan Nilai………13

2.1.2.1 Dasar Hukum………...13

2.1.2.2 Barang Kena Pajak………..13

2.1.2.3 Jasa Kena Pajak………...15

2.1.2.4 Pengusaha Kena Pajak……….17

2.1.2.5 Kewajiban Pengusaha Kena Pajak………..17

2.1.2.6 Obyek Pajak Pertambahan Nilai………..19

2.1.2.7 Tarif Pajak Pertambahan Nilai………20

2.1.3 Pajak Penghasilan………..20

2.1.3.1 Subjek Pajak dan Wajib Pajak……….21

2.1.3.2 Objek Pajak……….23

2.1.3.3 Dasar Pengenaan Pajak………...26

2.1.3.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak………26

2.1.3.5 Tarif Pajak………...27

2.1.4 Pemeriksaan………...27

2.1.4.1 Tujuan Pemeriksaan………29

2.1.4.2 Jenis Pemeriksaan………30

2.1.4.3 Jangka Waktu Pemeriksaan……….30


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.4.5 Teknik Pemeriksaan Pajak………..31

2.1.4.6 Pemeriksaan Kantor………32

2.1.4.7 Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan………...33

2.2 Kerangka Pemikiran………..36

2.3 Pengembangan Hipotesis………..40

BAB III METODE PENELITIAN………41

3.1 Obyek Penelitian………...41

3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bojonagara………41

3.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Bojonagara………....43

3.1.2.1 Visi………..43

3.1.2.2 Misi………..43

3.1.3 Struktur Organisasi KPP Pratama Bojonagara………..44

3.1.4 Tugas dan Fungsi Organisasi……….44

3.2 Metode Penelitian………...46

3.2.1 Variabel Operasional……….47

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….49

3.2.3 Populasi………..49

3.3 Jenis dan Sumber Data………..49

3.4 Metode Analisis Data………50

3.4.1 Analisis Korelasi………50

3.4.2 Analisis Regresi……….51


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV Pembahasan………..53

4.1 Pemeriksaan………..53

4.1.1 Pelaksanaan Pemeriksaan………..53

4.1.2 Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan…………...56

4.1.3 Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan…….57

4.1.4 Hal lain yang perlu diketahui……….57

4.1.5 Tindakan Penagihan………...58

4.1.6 Hak Wajib Pajak Jika Ada Tindakan Penagihan………...59

4.1.7 Kewajiban Wajib Pajak Jika Ada Tindakan Penagihan……….60

4.1.8 Daluwarsa Penagihan……….60

4.2 Penerimaan KPP Bojonagara ………...61

4.3 Pengaruh Pemeriksaan Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung ...62

4.3.1 Menentukan Regresi. ………62 4.3.2 Menentukan Korelasi ………64

BAB V SIMPULAN & SARAN ………...66

5.1 Simpulan ………..66

5.2 Saran ………68

DAFTAR PUSTAKA...69

LAMPIRAN...70


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Penerimaan Pajak Negara ………...2

Tabel 2.1 Tarif Pajak ……….………..27

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ………..48

Tabel 4.1 Penerimaan Pajak KPP Bojonagara ………...61


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus menerus berkembang. Dalam peningkatan dan pembangunan nasional pemerintah memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan perpajakan sebagai pengadaan dana yang merupakan perwujudan peran aktif masyarakat. Maka kegiatan pembangunan negara tergantung pada jumlah dari penerimaan negara itu sendiri (Nurmantu : 2005).

Awalnya, sumber penerimaan negara didominasi oleh sektor minyak dan gas bumi (migas), tetapi sekarang beralih ke sektor non migas yang diharapkan mampu berperan sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Salah satu penerimaan utama non-migas adalah sektor pajak. Tiap tahun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menetapkan persentase yang cukup besar dan selalu meningkat setiap tahun. Pajak sebagai sumber penerimaan negara yang penting supaya negara mampu memenuhi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan (Libarti : 2008). Menurut Rochmat Soemitro (2008), “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha Sejak tahun 1983, dilakukan amandemen undang undang perpajakan sehingga memberikan dampak banyak perubahan dan dengan tujuan supaya penerimaan pajak negara lebih baik setiap tahunnya.

Tujuan utama dari setiap institusi pemungut pajak adalah tercapainya penerimaan pajak yang optimal, maksudnya adalah berimbangnya tingkat penerimaan pajak aktual dengan penerimaan pajak potensial. Atau dengan kata lain, tidak ada selisih antara penerimaan aktual dengan penerimaan potensial yang biasa disebut dengan tax gap (Muljono : 2010). Menurut James (2003), besarnya tax gap mencerminkan tingkat kepatuhan membayar pajak (tax compliance). Secara umum, kinerja penerimaan pajak yang juga mencermikan tingkat kepatuhan pajak masyarakat menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat. Hal ini tercermin dari tax ratio. Tax ratio atau rasio pajak merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Tax ratio menunjukkan sejauh mana kemampuan pemerintah mengumpulkan pendapatan pajak atau menyerap kembali produk domestik bruto dari masyarakat dalam bentuk pajak. Logikanya, semakin tinggi tax ratio suatu negara, maka akan semakin baik kinerja pemungutan pajak negara tersebut.

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak Negara

Tahun Penerimaan Pajak

(Rp triliun)

Tax ratio (%)

2006 304,28 13.58


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

2008 566,2 13.50

2009 565,77 12.30

2010 649,042 13.30

Sumber : siaran pers dirjen pajak dan RAPBN

Ada dua implikasi utama berkaitan dengan rendahnya angka rasio. Pertama, pada satu sisi mencerminkan rendahnya tax compliance masyarakat. Yang kedua relatif rendahnya jumlah pajak yang dikumpulkan dibandingkan dengan basis pajak yang ada. Maka, masih tersedia ruang bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak (James : 2003).

Undang undang perpajakan indonesia saat ini telah menganut self assesment system yang menggantikan official asessment system. Tidak seperti sistem perpajakan yang lama, Pada self assesment system, wajib pajak diberikan wewenang untuk menghitung besarnya pajak. Sepanjang Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tidak menemukan adanya salah atau error dari perhitungan pajak, maka perhitungan pajak tersebut dianggap benar. Dengan kebebasan seperti ini, bukan berarti wajib pajak punya kebebasan penuh untuk memenuhi kewajiban dengan semaunya. Jadi penerapan sistem harus seimbang dengan tindakan penegakan hukum, kesadaran serta pengetahuan masyarakat akan pajak (Muljono : 2010).

Pemeriksaan dilakukan untuk menguji besarnya pajak yang dihitung oleh wajib pajak. Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan pajak yang dilakukan wajib pajak, maka Kantor Pelayanan Pajak harus menjelaskan koreksinya sesuai perundang undangan yang berlaku (Waluyo : 2008).

Pemeriksaan ini ditujukan agar kepatuhan wajib pajak semakin meningkat, dengan melakukan fungsi pengawasan. Prinsipnya, semua wajib pajak tanpa


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha terkecuali memiliki hak dan kewajiban yang sama, maka semua wajib pajak memiliki kemungkinan yang sama untuk diperiksa. Suksesnya self assesment system tidak terlepas dari kerja sama wajib pajak dan aparat perpajakan (Waluyo : 2008).

Kepatuhan pajak diartikan bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai aturan yang berlaku tanpa perlu mengadakan investigasi seksama, pemeriksaan, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi (James, 2003). Maka jika semua wajib pajak mentaati peraturan perpajakan, selisih penerimaan pajak potensial dan penerimaan pajak aktual menjadi 0 (nol). Yang artinya masyarakat sudah paham sepenuhnya tentang pajak dan patuh terhadap pembayaran pajak.

Salah satu unsur penting dari Kantor Pelayanan Pajak adalah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) . Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak tidak langsung yang dikenakan tiap-tiap jalur faktor produksi perusahaan dalam menyiapkan, menyalurkan serta memperdagangkan barang atau jasa ke konsumen (Hakim : 2007). Sedangkan, Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam tahun pajak (Mardiasmo : 2009).

Kantor Pelayanan Pajak melakukan pemeriksaan khususnya pemeriksaan kantor atas pajak dengan tujuan untuk menguji kebenaran secara material pengisiannya dalam rangka menentukan besarnya pajak yang terutang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, wajib pajak seringkali melakukan kesalahan baik disengaja atau tidak dalam menghitung pajak. Masalah dalam perpajakan yaitu ketidakpatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajibannya sangat memengaruhi tercapainya target penerimaan negara dari sektor pajak. Maka, pemeriksaan kantor


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha memiliki peran yang penting untuk proses pengamanan serta peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak (Waluyo : 2008)

Menurut Harian Kontan, 20 Oktober 2009 Penerimaan pajak selalu menjadi penopang anggaran negara . Namun, turunnya asumsi harga minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara (RAPBN) 2009 juga menyusutkan penerimaan pajak. Kesepakatan terbaru, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menurunkan asumsi harga minyak dari US$ 95 per barel menjadi US$ 80 per barel. Konsekuensinya, penerimaan pajak, khususnya dari Pajak Penghasilan (PPh) sektor minyak dan gas (migas), susut hingga Rp 8,33 triliun dari kesepakatan Panitia Anggaran (Pangar) 24 September 2009. Maka, Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak mulai lebih memperhitungkan potensi penerimaan pajak lain. Mulai 2009, aparat pajak di seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) maupun Kantor Wilayah (Kanwil) harus menyisir kepatuhan membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution menyatakan, kantornya akan fokus memetakan penerimaan PPN. "Sekarang kami fokus pada PPN, terkait pembayaran PPN-nya sudah betul atau belum," kata Darmin, akhir pekan lalu. Ditjen Pajak akan membuat daftar pembayar pajak PPN terbesar di suatu KPP atau Kanwil.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara merupakan modernisasi dan penggabungan antara Kantor Pelayanan Pajak, Kantor, Kantor Pemeriksa Pajak, Kantor Penyuluhan Pajak dan Kantor Pajak Bumi dan Bangunan di lingkungan kantor wilayah Pajak Jawa Barat 1 yang dibentuk pada tahun 2007. Awalnya KPP ini terletak di Jalan Asia Afrika no 114 Bandung. Adanya perbedaan regional dan umur


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha KPP yang tergolong masih baru, membuatnya menarik untuk dijadikan objek penelitian.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan judul ”PENGARUH PEMERIKSAAN

TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR


(16)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemeriksaan atas pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung

2. Bagaimana tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung

3. Bagaimana pengaruh pemeriksaan terhadap tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, dapat dikemukakan bahwa tujuan dan maksud penulis sebagai berikut :

1. Mengetahui dan menganalisis bagaimana pelaksanaan pemeriksaan atas pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung

2. Mengetahui tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung

3. Mengetahui pengaruh sederhana kantor terhadap tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung


(17)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan sejumlah manfaat bagi : 1. Akademisi

Sebagai dasar pemahaman yang lebih lanjut terhadap teori yang diperoleh, sehingga dapat lebih mengerti dan memahami bagaimana pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh kantor pajak.

2. Kantor Pelayanan Pajak bandung

Sebagai masukan informasi yang berguna dan dijadikan bahan analisis pertimbangan untuk menilai kinerja maupun perbaikan bagi pemasukan pajak bagi negara.

3. Masyarakat

Sebagai pembelajaran mengenai proses pemeriksaan pajak yang sebetulnya terjadi di Kantor Pelayanan Pajak dan tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.


(18)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan :

1. Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara Bandung telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak. Terlihat dari :

a. Terdapat dua jenis pemeriksaan, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan.

b. Memiliki tujuan yang sama seperti tertera pada prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak.

c. Pemeriksa harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan.

d. Adanya prosedur evaluasi Surat Pemberitahuan, Menganalisa angka-angka yang terdapat pada Surat Pemberitahuan, Melacak kebenaran


(19)

BAB V Simpulan dan Saran 67

Universitas Kristen Maranatha angka-angka yang tersaji dengan memeriksa dokumen, dan Pengujian kaitan (cross check), dilakukan atas dokumen dasar pada proses pemeriksaan.

e. Penerbitan Surat Pemberitahuan beserta Surat Ketetapan Kurang Bayar bagi wajib pajak yang masih memiliki pajak terutang.

f. Pemeriksaan meliputi tahun-tahun yang berlalu, tidak hanya tahun yang berjalan.

g. Adanya tindakan dan prosedur penagihan yang tegas bagi wajib pajak yang masih bermasalah dalam pelaporan dan pembayaran pajak terutangnya.

2. Penerimaan Pajak setelah pemeriksaan kantor di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara Bandung pada tahun 2009 sebesar Rp 357.512.000.000,00 dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 40.76% menjadi RP 503.222.000.000,00. Hal ini disebabkan karena adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesadaran pajak dan pentingnya pajak serta penjelasan proses pelaporan dan pembayaran pajak yang mudah.

3. koefisien korelasi dari dua variabel sebesar 0.2252. Hasil koefisien korelasi ada di range positif, yaitu lebih dari 0 dan kurang dari 1, tetapi tidak mendekati angka 1. Artinya, ada hubungan positif antara pemeriksaan dengan tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara tetapi tidak terlalu kuat. Sedangkan dari Koefisien Determinasi ( r2 ) sebesar 0.057 yang dimaksudkan 5.07% di antara keragaman dalam nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan linearnya dengan X, atau bisa diartikan bahwa pemeriksaan memiliki pengaruh


(20)

BAB V Simpulan dan Saran 68

Universitas Kristen Maranatha sebesar 5,07% terhadap tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.

5.2 Saran

1. Dengan banyaknya kasus buruk yang mencoreng nama baik pegawai pajak, diperlukan pelatihan-pelatihan bagi pemeriksa, tidak hanya berupa skill tetapi juga karakter, sehingga menghasilkan pemeriksa yang berkualitas dan berintegritas. Karena profesi pemeriksa selain memerlukan skill yang baik, tapi juga harus memiliki sikap independen agar tidak mudah disuap oleh wajib pajak yang tidak bertanggungjawab.

2. Peningkatan publikasi mengenai proses, pelaporan dan prosedur perpajakan bagi masyarakat yang sudah menjadi wajib pajak untuk mengurangi adanya error dalam pengisian SPT baik disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga berkurangnya tingkat pemeriksaan pajak, karena tercipta masyarakat yang sadar pajak dan mengerti proses, pelaporan dan prosedur perpajakan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mencoba meneliti lebih dalam, tidak hanya sebatas mengenai pemeriksaan, tetapi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.


(21)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, Hananta, dkk (2009). Pemeriksaan Pajak. Jakarta : Grasindo.

Darusalam, Danny (2009). Pajak garap penerimaan PPN. Harian Kontan, 20 Oktober hal 14.

Gulo, W (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia.

Hakim, Lukman & Toni M (2007). Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta : Grasindo.

Hasan, Iqbal (2008). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mardiasmo (2009). Perpajakan : edisi revisi 2009.Yogyakarta : Andi.

Muljono, Djoko (2010). Panduan brevet pajak :Akuntansi Pajak dan Ketentuan Umum Perpajakan. Yogyakarta : Andi.

Nurmantu, Safri (2005). Pengantar Perpajakan. Yayasan Obor Indonesia, hlm. 79.

Pandiangan, Libarti (2008). Modernisasi dan reformasi pelayanan perpajakan. Jakarta : Elex Media Computindo, hlm. 65.

P.J.A, Adriani (2008). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Yogyakarta : Andi.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

Simon, James (2003). Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba.

Waluyo (2008). Akuntansi Pajak : edisi 1. Jakarta : Salemba.

Undang-Undang Pasal 1 UU No.28 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Peraturan Menteri Keuangan No. 45/PMK/.03/2009 tentang tata cara pengawasan, pengadministrasian, pembayaran, serta pelunasan PPN dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas pengeluaran dan/atau penyerahan BKP dan/atau jasa kena pajak.

Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Undang No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 5/2008 tentang perubahan

keempat atas Undang – Undang No. 6/ 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan

Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak


(1)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan sejumlah manfaat bagi : 1. Akademisi

Sebagai dasar pemahaman yang lebih lanjut terhadap teori yang diperoleh, sehingga dapat lebih mengerti dan memahami bagaimana pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh kantor pajak.

2. Kantor Pelayanan Pajak bandung

Sebagai masukan informasi yang berguna dan dijadikan bahan analisis pertimbangan untuk menilai kinerja maupun perbaikan bagi pemasukan pajak bagi negara.

3. Masyarakat

Sebagai pembelajaran mengenai proses pemeriksaan pajak yang sebetulnya terjadi di Kantor Pelayanan Pajak dan tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.


(2)

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan :

1. Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara Bandung telah memenuhi

prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak. Terlihat dari :

a. Terdapat dua jenis pemeriksaan, yaitu pemeriksaan kantor dan

pemeriksaan lapangan.

b. Memiliki tujuan yang sama seperti tertera pada prosedur dan persyaratan

yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak.

c. Pemeriksa harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah

Pemeriksaan.


(3)

angka-BAB V Simpulan dan Saran 67

Universitas Kristen Maranatha angka-angka yang tersaji dengan memeriksa dokumen, dan Pengujian

kaitan (cross check), dilakukan atas dokumen dasar pada proses

pemeriksaan.

e. Penerbitan Surat Pemberitahuan beserta Surat Ketetapan Kurang Bayar

bagi wajib pajak yang masih memiliki pajak terutang.

f. Pemeriksaan meliputi tahun-tahun yang berlalu, tidak hanya tahun yang berjalan.

g. Adanya tindakan dan prosedur penagihan yang tegas bagi wajib pajak

yang masih bermasalah dalam pelaporan dan pembayaran pajak terutangnya.

2. Penerimaan Pajak setelah pemeriksaan kantor di Kantor Pelayanan Pajak

Bojonagara Bandung pada tahun 2009 sebesar Rp 357.512.000.000,00 dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 40.76% menjadi RP 503.222.000.000,00. Hal ini disebabkan karena adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesadaran pajak dan pentingnya pajak serta penjelasan proses pelaporan dan pembayaran pajak yang mudah.

3. koefisien korelasi dari dua variabel sebesar 0.2252. Hasil koefisien korelasi ada di range positif, yaitu lebih dari 0 dan kurang dari 1, tetapi tidak mendekati angka 1. Artinya, ada hubungan positif antara pemeriksaan dengan tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara tetapi tidak terlalu kuat. Sedangkan dari Koefisien Determinasi ( r2 ) sebesar 0.057 yang dimaksudkan 5.07% di antara keragaman dalam nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan linearnya dengan X, atau bisa diartikan bahwa pemeriksaan memiliki pengaruh


(4)

BAB V Simpulan dan Saran 68

sebesar 5,07% terhadap tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.

5.2 Saran

1. Dengan banyaknya kasus buruk yang mencoreng nama baik pegawai pajak,

diperlukan pelatihan-pelatihan bagi pemeriksa, tidak hanya berupa skill tetapi juga karakter, sehingga menghasilkan pemeriksa yang berkualitas dan berintegritas. Karena profesi pemeriksa selain memerlukan skill yang baik, tapi juga harus memiliki sikap independen agar tidak mudah disuap oleh wajib pajak yang tidak bertanggungjawab.

2. Peningkatan publikasi mengenai proses, pelaporan dan prosedur perpajakan

bagi masyarakat yang sudah menjadi wajib pajak untuk mengurangi adanya error dalam pengisian SPT baik disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga berkurangnya tingkat pemeriksaan pajak, karena tercipta masyarakat yang sadar pajak dan mengerti proses, pelaporan dan prosedur perpajakan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mencoba meneliti lebih dalam, tidak hanya sebatas mengenai pemeriksaan, tetapi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.


(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, Hananta, dkk (2009). Pemeriksaan Pajak. Jakarta : Grasindo.

Darusalam, Danny (2009). Pajak garap penerimaan PPN. Harian Kontan, 20 Oktober hal 14.

Gulo, W (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia.

Hakim, Lukman & Toni M (2007). Pajak Pertambahan Nilai. Jakarta : Grasindo.

Hasan, Iqbal (2008). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Mardiasmo (2009). Perpajakan : edisi revisi 2009.Yogyakarta : Andi.

Muljono, Djoko (2010). Panduan brevet pajak :Akuntansi Pajak dan Ketentuan

Umum Perpajakan. Yogyakarta : Andi.

Nurmantu, Safri (2005). Pengantar Perpajakan. Yayasan Obor Indonesia, hlm. 79.

Pandiangan, Libarti (2008). Modernisasi dan reformasi pelayanan perpajakan. Jakarta : Elex Media Computindo, hlm. 65.

P.J.A, Adriani (2008). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Yogyakarta : Andi.


(6)

Simon, James (2003). Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba.

Waluyo (2008). Akuntansi Pajak : edisi 1. Jakarta : Salemba.

Undang-Undang Pasal 1 UU No.28 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Peraturan Menteri Keuangan No. 45/PMK/.03/2009 tentang tata cara pengawasan, pengadministrasian, pembayaran, serta pelunasan PPN dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas pengeluaran dan/atau penyerahan BKP dan/atau jasa kena pajak.

Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang

Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 5/2008 tentang perubahan

keempat atas Undang – Undang No. 6/ 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan

Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak


Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan Sistem Self Assessment Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 47 65

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bandung)

0 17 32

Tinjauan Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Melalui Sensus Pajak Nasional Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung-Bojonagara

0 6 51

Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegalega Kota Bandung)

4 13 36

Pengaruh Penagihan Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Badan (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara 2010-2015)

0 9 37

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bandung)

8 18 66

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

1 5 14

PENDAHULUAN Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 0 7

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta) Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 1 16

Pengaruh Self Assessment System pada Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 28