KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERSAFARI BERMINAT, SANGAT MENGUASAI, FAKTA, RABUK PANCAINDRA, DAN DIKSI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN.

(1)

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERSAFARI (BERMINAT, SANGAT MENGUASAI, FAKTA, RABUK PANCAINDRA, DAN DIKSI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Yuli Yuliani Disfana 0902492

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BERSAFARI (BERMINAT, SANGAT MENGUASAI,

FAKTA, RABUK PANCAINDRA, DAN DIKSI) DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

oleh

Yuli Yuliani Disfana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Yuli Yuliani Disfana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERSAFARI (BERMINAT, SANGAT MENGUASAI, FAKTA, RABUK PANCAINDRA, DAN DIKSI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun ajaran 2012/2013)

Yuli Yuliani Disfana 0902492

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kelemahan siswa dalam menulis cerpen, sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menyusun rumusan masalah: 1) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah menggunakan Strategi Bersafari pada kelas eksperimen; 2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan setelah tes tanpa menggunakan Strategi Bersafari pada kelas kontrol; 3)Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan Strategi Bersafari di kelas eksperimen dan tanpa menggunakan Strategi Bersafari di kelas kontrol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang tercantum dalam rumusan masalah tersebut. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi Bersafari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini berupa pengolahan data kuantitatif yang meliputi uji reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Hal ini bisa dlihat dari pemerolehan hasil posttest antara kedua kelas. Hasil posttest kelas eskperimen sebesar 73, sementara hasil posttest kelas kontrol sebesar 67. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menentukan thitung, diperoleh nilai thitung = 5,81 dan ttabel = 2,36, sehingga thitung = 5,81 > ttabel = 2,36. Maka hipotesis H1 diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ASTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 4

G. Anggapan Dasar ... 4

H. Hipotesis ... 4

I. Definisi Operasional ... 5

BAB II IHWAL STRETEGI BERSAFARI (BERMINAT, SANGAT MENGUASAI, FAKTA, RABUK PANCAINDRA, DAN DIKSI DAN PEBELAJARAN MENULIS CERPEN A. Strategi Bersfari ... 6

B. Operasionalisasi Strategi Bersafari ... 7

C. Ihwal Menulis ... 8

1. Pengertian Menulis ... 8

2. Fungsi Menulis ... 9


(6)

4. Proses Menulis Kreatif ... 11

D. Ihwal Cerita Pendek ... 12

1. Pengertian Cerpen ... 12

2. Unsur-unsur Cerpen ... 13

3. Tahapan Menulis Cerpen ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 19

1. Populasi ... 19

2. Sampel ... 20

C. Teknik Pengumpulan data ... 21

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 21

1) Instrumen Perlakuan ... 21

2) Instrumen Tes ... 30

3) Rubrik Penilaian Cerpen ... 31

E. Teknik Pengolahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 39

B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 40

1. Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen... 40

2. Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 42

3. Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 44

4. Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 46

5. Reliabilitas Antarpenimbang Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 48

a. Reliabilitas Pretest Kelas Eksperimen ... 48

b. Reliabilitas Pretest Kelas Kontrol ... 52


(7)

6. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol... 62

a. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen... 62

b. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol... 65

c. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 68

d. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 71

7. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 74

a. Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest Kelas Eksperimen ... 74

b. Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest Kelas Kontrol ... 75

8. Analisis Data Cerpen... 75

a. Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen... 75

b. Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 80

c. Analisis Data Posttest Kelas Eksperimen ... 84

d. Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ... 87

9. Uji Hipotesis ... 90

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 101


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menulis merupakan suatu proses kreatif pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa yang sistematis dan mudah dimengerti. Seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainya yaitu berbicara, membaca, dan menyimak, menulis merupakan suatu proses perkembangan. Maksudnya, menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis (Tarigan, 2008:9).

Sama halnya dengan menulis, pembelajaran sastra juga memerlukan proses dan tidak bisa dikuasai oleh siswa dengan sendirinya. Rahmanto (1998:15) menyatakan bahwa pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting. Dikatakan penting karena pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh.

Menurut Rahmanto (1998:16) pengajaran sastra dikatakan berhasil membantu pendidikan secara utuh apabila pengajaran sastra yang memiliki manfaat dalam hal membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak.

Pengajaran sastra memiliki manfaat dalam membantu keterampilan berbahasa, maksudnya dengan mengikut sertakan sastra dalam kurikulum berarti membantu siswa untuk melatih kemampuan berbahasanya, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis.

Manfaat pengajaran sastra selanjutnya adalah meningkatkan pengetahuan budaya. Tugas pengajaran yang utama adalah memperkenalkan siswa kepada kemajuan yang dicapai manusia di seluruh dunia tanpa merusak kebanggaan terhadap kebudayaan yang mereka miliki. Jika dilaksanakan dengan bijaksana, pengajaran sastra dapat memperkenalkan siswa pada pribadi-pribadi dan pemikir-pemikir besar di dunia.

Apabila dilaksanakan dengan benar maka pengajaran sastra dapat menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan yang bersifat indera,


(9)

pengajaran sastra memberikan manfaat bagi pendidikan yaitu mengembangkan cipta dan rasa.

Manfaat terakhir yang harus dimiliki agar pengajaran sastra dapat dikatakan berhasil membantu pendidikan adalah menunjang pembentukan watak. Pengajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang tajam serta memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas pendidikan.

Salah satu materi sastra yang dianggap sulit oleh para siswa adalah cerpen. Siswa kurang berminat dalam menulis cerpen, karena mereka beranggapan bahwa menulis cerpen kurang menarik. Widyastuti (2012) dalam Seloka: Jurnal Penididikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menyatakan bahwa menulis cerpen dianggap kurang menarik oleh siswa karena siswa tidak mempunyai kecakapan secara teknis dalam menulis cerpen. Siswa mengalami kesulitan untuk memulai menulis cerpen terutama dalam hal mencari ide dan menuangkan gagasan pemikirannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fajari (2008:3), menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra khususnya menulis cerpen masih kurang efektif. Hal tersebut tidak lain disebabkan oleh model dan teknik pembelajaran yang kurang bervariasi dan lingkungan belajar yang kurang kondusif.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya strategi pembelajaran. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal (Wena, 2010:2). Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah Strategi Bersafari. Kata Bersafari merupakan akronim dari Berminat, Sangat Menguasai, Fakta, Rabuk Pancaindra, dan Diksi. (Ahmadi, 2010).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.


(10)

2. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mencari ide dan menuangkan gagasan pikirannya.

3. Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga kurang menarik minat siswa.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Strategi tersebut adalah Strategi Bersafari yang diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas X-7 SMA Negeri 1 Rancaekek tahun ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan melalui rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diberikan Strategi Bersafari di kelas eksperimen?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah tes di kelas kontrol?

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan di kelas kontrol?

E. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diberikan Strategi Bersafari di kelas eksperimen.

2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah tes di kelas kontrol.

3. Ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.


(11)

F. Manfaat

Penelitian ini memberikan beberapa manfaat praktis bagi pihak-pihak berikut. 1. Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman baru bagi peneliti. 2. Guru

Memberikan inovasi dalam strategi pembelajaran, serta menambah referensi baru dalam media pembelajaran.

3. Siswa

Menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.

4. Pembaca

Menambah pengetahuan tentang Strategi Bersafari dan pengaruhnya terhadap pembelajaran menulis cerpen.

G. Anggapan Dasar

Berdasarkan pernyataan tersebut maka yang dijadikan anggapan dasar oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Strategi pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran.

2. Pembelajaran menulis cerpen merupakan salah satu bahasan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Setiap siswa memiliki kemampuan menulis yang berbeda.

H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.


(12)

I. Deinisi Operasional

Untuk menghindari munculnya berbagai penafsiran, maka pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi masing-masing variabel yang akan dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Strategi Bersafari adalah strategi yang digunakan dalam pembelajaran cerpen. Kata bersafari sendiri merupakan akronim dari berminat, sangat menguasai, fakta, rabuk pancaindra, dan diksi. Berminat berarti memulai segala sesuatu dari yang paling diminati akan membuat seseorang merasa mudah dalam mengerjakannya. Sangat menguasai, siswa diharapkan menulis cerpen dengan tema yang sangat dikusainya. Maksud dari unsur Fakta adalah siswa menulis sesuatu yang bersifat fakta atau peristiwa yang umum terjadi. Unsur yang ketiga adalah rabuk pancaindra, kata rabuk berasal dari bahasa jawa yang artinya memupuk. Jadi rabuk pancaindra berarti memupuk dan menajamkan pancaindra ketika menulis cerpen. Unsur yang terakhir adalah diksi. Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi dapat menambah nilai suatu tulisan.

2. Pembelajaran menulis cerpen adalah proses menjadikan siswa dapat menulis cerpen sesuai dengan unsur-unsur pembangun cerpen.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi masalah pokonya adalah mengetahui keefektifan strategi pembelajaran. Dalam hal ini strategi pembelajaran yang digunakan adalah Strategi Bersafari. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi exsperimental research). Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationshin), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen (Syamsuddin, 2009:150).

Penelitian eksperimen memiliki karakteristik yaitu adanya tindakan manipulasi variabel secara terencana oleh peneliti. Menurut Sukardi (Syamsuddin, 2009: 151) maksud dari tindakan manipulasi tersebut adalah tindakan yang dilalukan oleh seseorang atas dasar pertimbangan ilmiah untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.

Dengan menggunakan metode penelitian eksperimen semu atau kuasi eksperimen kita dapat mengontrol banyak variabel dan batasan dari jenis interpretasi yang dilakukan untuk mengetahui sebab pengaruh pertautan dan membatasi kekuatan dari generalisai pernyataan kita (Syamsuddin, 2009:162).

Adapun desain penelitian ini menggunakan The Randomized Pretest-posttest Control Design. Metode ini membagi penelitian menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

E O1 X O2 K O3 O4


(14)

Keterangan:

E = Kelompok eksperimen K = Kelompok kontrol

O1 = Tes awal di kelas eksperimen (pretest) O2 = Tes akhir di kelas eksperimen (posttest) O3 = Tes awal di kelas kontrol (pretest) O4 = Tes akhir di kelas kontrol (posttest)

X = Perlakuan dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan strategi bersafari

B. Populasi dan Sampel

Sebuah penelitian tentu akan membutuhkan subjek yang menjadi fokus penelitian. Berikut adalah pemaparan tentang populasi dan sampel yang menjadi subjek penelitian.

1. Populasi

Populasi adalah kesuluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2011:61) yang dimaksud pupulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu untuk dipelajari oleh peneliti dan ditarik kesimpulannya.

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Rancaekek tahun ajaran 2012/2013. Berikut ini data sebaran siswa kelas X SMA Negeri 1 rancaekek.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah

Keseluruhan

Laki-Laki Perempuan


(15)

Siswa Kelas X-2 21 24 45

Siswa Kelas X-3 14 31 45

Siswa Kelas X-4 19 25 44

Siswa Kelas X-5 19 25 44

Siswa Kelas X-6 24 20 44

Siswa Kelas X-7 16 29 45

Siswa Kelas X-8 15 30 45

Siswa Kelas X-9 18 26 44

Jumlah 161 239 400

Sumber: data TU SMAN 1 Rancaekek 2012/2013

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk dipelajari kemudian kesimpulannya digeneralisasikan terhadap populasi dalam suatu penelitian. Penggeneralisasian tersebut diperbolehkan apabila subjek dalam populasi tersebut benr-benar homogen (Arikunto, 2010:175).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil dua kelas dari populasi yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Rancaekek. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak. Dengan demikian setiap subjek memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Sugiyono (2012:82) menyatakan bahwa pengambilan sampel secara acak adalah pengambilan sampel yang dilakukan tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Membentuk kerangka sampel kemudian memberi nomor urut seluruh unsur yang ada dalam kerangka sampel.


(16)

Sampel yang akan peneliti gunakan dalam penlitian ini adalah satu kelas eksperimen yaitu kelas X-7 dan satu kelas kontrol dari kelas X-8 dengan sebaran sebagai berikut.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah

keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelas

Eksperimen 16 29 45

Kelas Kontrol 15 30 45

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes adalah serentet pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, serta kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum diterapkannya strategi bersafari, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah diterapkannya strategi bersafari.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang digunakan penulis dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pebelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini disusun


(17)

untuk dijadikan acuan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Bentuk instrumen perlakuan dapat dilihat di lampiran.

a. Ancangan Model

Rambu-rambu ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis cerpen di kelas eksperimen.

1) Rasionalisasi

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan proses untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis cerpen seringkali dianggap sulit oleh siswa, terutama dalam hal mencari ide dan menuangkan gagasan pikirannya.

Untuk menarik minat siswa dan menghilangkan anggapan bahwa menulis cerpen itu sulit, diperlukan adanya strategi pembelajaran. penggunann strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah Strategi Bersafari. Kata Bersafari merupakan akronim dari Berminat, Sangat Menguasai, Fakta, Rabuk Pancaindra, dan Diksi.

2) Tujuan

Tujuan dari penggunaan Strateg Bersafari adalah untuk menarik minat dan mempermudah siswa dalam menulis cerpen. menulis cerpen dengan menggunakan Strategi Bersafari dapat membantu siswa dalam mencari ide dan menuangkan gagasan pikirannya, selain itu pembelajaranpun akan menjadi lebih menyenangkan.

3) Prinsip Dasar

Pemilihan Strategi Bersafari oleh peneliti didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.

a) Berminat: Memulai segala sesuatu dari yang paling diminati akan membuat seseorang merasa mudah dalam mengerjakannya. Begitupun ketika siswa mulai menulis cerpen dengan sesuatu yang diminatinya, maka


(18)

siswa akan merasa mudah dalam mengerjakannya, siswa juga akan merasa bebas berekspresi.

b) Sangat menguasai: Siswa diharapkan menulis cerpen dengan tema yang sangat dikusainya.

c) Fakta: maksud dari unsur ini adalah siswa menulis sesuatu yang bersifat fakta atau peristiwa yang umum terjadi. Sumardjo (1986:36) myatakan bahwa meskipun cerpen hanya rekaan, namun cerpen ditulis berdasrakan kenyataan kehidupan. Jadi, apa yang diceritakan dalam cerpen memang tidak pernah terjadi, tetapi mungkin saja terjadi peristiwa seperti dalam cerpen tersebut.

d) Rabuk Pancaindra: kata rabuk berasal dari bahasa jawa yang artinya memupuk. Jadi rabuk pancaindra berarti memupuk dan menajamkan pancaindra ketika menulis cerpen.

e) Diksi: diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi dapat menambah nilai suatu tulisan.

4) Sintak Pembelajaran

Sintak pembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen.

a) Siswa diberikan kebebasan untuk memilih lagu yang mereka suka untuk dijadikan ide dalam cerpen yang mereka buat.

b) Siswa menetukan tema cerpen yang paling dikuasainya lagu yang mereka pilih.

c) Siswa menulis kerangka cerpen dengan memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa.

Siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi sebuah cerpen dengan menggunakan Strategi Bersafari yang telah dijelaskan oleh guru.

5) Evaluasi


(19)

akhir). Evaluasi pada saat pretest dan posttes menggunakan tes yang sama agar terlihat perbedaan yang signifikan antara hasil menulis cerpen sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sedangkan pada proses perlakuan, evaluasi menggunakan Strategi Bersafari.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) SMA NEGERI 1 RANCAEKEK

KELAS EKPERIMEN

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : X/Genap

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Standar Kompetensi :

16. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen

B. Kompetensi Dasar :

16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :

No Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif

1. Menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri sendiri untuk menulis cerita pendek

Bersahabat/ komunikatif Kreatif

Kepemimpinan Keorisinilan 2. Menulis kerangka cerita pendek dengan


(20)

memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa

3. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar, konflik) dengan menggunakan Strategi Bersafari

D. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah pembelajaran siswa dapat:

1. Menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri sebdiri untuk menulis cerita pendek

2. Menulis kerangka cerpen dengan memerhatikan kronologi waktu dan peristiwa

3. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi sebuah cerpen

(pelaku, peristiwa, latar, konflik) dengan menggunakan Strategi Bersafari

E. MATERI PEMBELAJARAN :

Contoh cerpen

1. Ciri-ciri cerpen

2. Kerangka cerpen 3. Unsur-unsur cerpen

F. METODE PEMBELAJARAN :

Berdasarkan Strategi Bersafari

G. Strategi Pembelajaran


(21)

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

 Menulis karangan berdasarkan

pengalaman sendiri dalam bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar, konflik)

 Contoh cerpen  Siswa dapat menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan

menggunakan Strategi Bersafari

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

No Kegiatan Waktu

1 Pendahuluan

1) Doa

2) Mengondisikan siswa untuk belajar 3) Memberi motivasi dan apersepsi 4) Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

2 Kegiatan Inti

d) Siswa melakukan kajian pustaka mengenai cerpen dari berbagai sumber.

e) Guru menyampaikan cara menulis cerpen dengan menggunakan strategi bersafari.

f) Siswa diberikan kebebasan untuk memilih lagu yang mereka suka untuk dijadikan ide dalam cerpen yang mereka buat.

g) Siswa menetukan tema cerpen yang paling dikuasainya lagu yang mereka pilih.

h) Siswa menulis kerangka cerpen dengan memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa. i) Siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi

sebuah cerpen dengan menggunakan Strategi


(22)

Bersafari yang telah dijelaskan oleh guru.

3 Penutup

1) Guru dan siswa mengulas kembali materi tentang menulis cerpen

2) Guru dan siswa melakukan refleksi

10 menit

I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN/MEDIA :

1. Buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Contoh cerpen

3. Lagu

J. PENILAIAN :

A. Jenis : tulisan B. Prosedur : Postest C. Bentuk : objektif D. Alat : Soal E. Soal :

Tulislah sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadimu, dengan memperhatikan:

1. Kelengkapan aspek formal cerpen 2. Unsur- unsur intrinsik cerpen 3. Keterpaduan antarunsur 4. Penggunaan EYD


(23)

Kriteria Penilaian Aspek Keterampilan Menulis Cerpen

No Aspek Kriteria

1. Kelengkapan aspek formal cerpen Memuat: a. judul b.nama pengarang c. dialog d. narasi Hanya memuat tiga sub aspek Hanya memuat dua sub aspek

Hanya memuat satu sub aspek

Skor maksimal 25 20 15 10

2. Kelengkap an unsur intrinsik cerpen Memuat: a.Fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) b.Sarana cerita (sudut pandang, pencitraan , gaya bahasa) c.Pengemba

ngan tema yang relevan dengan judul Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya fakta cerita hanya memuat tokoh dan alur)

Hanya memuat dua subaspek

Hanya memuat satu subaspek


(24)

3. Keterpaduan unsur/struktur cerpen Struktur disusun dengan memerhatik an

1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan), penahapan plot (awal, tengah dan akhir) 2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis dan sosiologis) 3) dimensi latar (tempat, waktu dan social

Jika ada salah satu unsur yang tidak padu, misalnya karakter tokoh dengan latar

Jika ada dua unsur yang tidak padu,

Jika ada lebh dari tiga unsur yang tidak padu

Skor maksimal 25 20 15 10

4. Kesesuaian penggunaan

Jika 81-90%

Jika 71-80%

Jika 61-70%

Jika kurang


(25)

EYD penggunaan EYD tepat

penggunaan EYD tepat

penggunaan EYD tepat

dari 60% penggunaa n EYD tepat

Skor maksimal 25 20 15 10

Kategori Penilian Keterampian Menulis Cerpen

No. Kaegori Nilai

1 Sangat baik 84-100

2 Baik 73-83

3 Cukup 62-72

4 Kurang 51-61

5 Sangat kurang 0-50

2. Instrumen Tes

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode tes. Oleh karena itu, instrumen tes dalam penelitian ini berbentuk soal. Adapun soal tes yang diguanakan adalah sebagai berikut.

Tulislah sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadimu, dengan memperhatikan:

5. Kelengkapan aspek formal cerpen 6. Unsur- unsur intrinsik cerpen 7. Keterpaduan antarunsur 8. Penggunaan EYD


(26)

3. Rubrik Penilaian Cerpen

Adapun beberapa aspek yang dinilai dalam tes menulis cerpen ini meliputi aspek kelengkapan formal cerpen, kelengkapan unsur intrinsik cerpen, keterpaduan unsur atau struktur cerpen, dan penggunaan EYD. Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Cerpen

No Aspek Kriteria

1. Kelengkapan aspek formal cerpen Memuat: a. Judul b.Nama pengarang c. dialog d. narasi Hanya memuat tiga sub aspek: a. Judul b.Nama Pengarang b. Dialog Hanya memuat dua sub aspek:

a. Judul b. Narasi

Hanya memuat satu sub aspek:

a.Narasi

Skor maksimal 25 20 15 10

2. Kelengkap an unsur intrinsik cerpen Memuat: d.Fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) e.Sarana cerita (sudut pandang, pencitraan , gaya bahasa) Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya fakta cerita hanya memuat tokoh dan alur)

Hanya memuat dua subaspek

Hanya memuat satu subaspek


(27)

f. Pengemba ngan tema yang relevan dengan judul

Skor maksimal 25 20 15 10

3. Keterpaduan unsur/struktur cerpen Struktur disusun dengan memerhatik an

1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan), penahapan plot (awal, tengah dan akhir) 2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis dan sosiologis) 3) dimensi

Jika ada salah satu unsur yang tidak padu, misalnya karakter tokoh dengan latar

Jika ada dua unsur yang tidak padu,

Jika ada lebh dari tiga unsur yang tidak padu


(28)

latar (tempat, waktu dan social

Skor maksimal 25 20 15 10

4. Kesesuaian penggunaan EYD

Jika 81-90%

penggunaan EYD tepat

Jika 71-80%

penggunaan EYD tepat

Jika 61-70%

penggunaan EYD tepat

Jika kurang dari 60% penggunaa n EYD tepat

Skor maksimal 25 20 15 10

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam megolah data dalam penelitin ini adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil pretest dan posttest 2. Mendeskripsikan hasil pretest dan posttest

3. Menentukan skor pretest dan posttest, kemudian menentukan nilai dengan rumus:

Nilai = ∑

Tabel 3.4

Kategori Penilian Keterampian Menulis Cerpen

No. Kaegori Nilai

1 Sangat baik 84-100


(29)

3 Cukup 62-72

4 Kurang 51-61

5 Sangat kurang 0-50

4. Uji reliabilitas antarpenimbang.

Uji relliabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara penguji satu dengan penguji yang lain. Langkah untuk menghitung reliabilitas ini adalah sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah kuadrat siswa

SSt∑dt2 = ∑ ∑ – ∑

b. Menghitung kuadrat penguji

SSp∑d2p =

∑ ∑

– ∑

c. Menghitung jumlah kuadrat total

SStot∑x2t= ∑x2 - ∑

d. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan


(30)

Setelah dihitung, data dimasukkan ke dalam tabel ANAVA (Analisys Of Varians) berikut.

Tabel 3.5

ANAVA (Analisys Of Varians)

Variasi SS Dk Varians

Siswa SSt∑dt2 N-1 ∑

(Vt)

Penguji SSp∑d2p K-1 -

Kekeliruan SSkk∑d2kk (N-1) (K-1) ∑

Reliabilitas antar penimbang dihitung dengan rumus:

r11 = -

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

Vt = varian dari tes

Vkk = varian dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel Guilford berikut.

Tabel 3.6 Tabel Guilford

Nilai Kualitas Korelasi


(31)

0,20-0,40 Rendah

0,40-0,60 Cukup

0,60-0,80 Tinggi

0,80-1,00 tingkat tinggi

5. Menguji normalitas data

∑( )

0i = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

a. Mencari nilai mean

X=∑

b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku)

√ ∑

c. Mencari derajat kebebasan

Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil Banyak kelas (K) = 1,33 log n

Panjang kelas (P) =

= Drajat kebebasan (db) = n1 + n2– 2


(32)

6. Uji hipotesis

Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut. a. Mencari thitung

thitung √

b. Mencari mean dari perbedaan pretest dan posttest

Md = ∑

c. Menentukan derajat kebebasan

Db= N-1

d. Menghitung ttabel

ttabel = 95% (Db)

Keterangan

Md = mean dari pretest

xd = deviasi masing=masing subjek ∑ = jumlah kuadrat penguji

= subjek pada sampel = ditentukan dari (n-1)

7. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata pretest dan posttest

Fhitung =


(33)

Fhitung = nilai yang dicari Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Jika thitung< ttabel maka H1 ditolak atau H0 diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila thitung> ttabel maka H1 diterima atau H0 ditolak.

8. Apabila skor pretest dan posttest tidak homogen maka dilakukan uji-t’ (uji Wilcoxon). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a. Membuat daftar rank

Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan postes, diurutkan dari harga selisih terkecil.

b. Membuat nilai W

Nilai W adalah bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif dari daftar rank yang telah dibuat.

c. Menentukan nilai W dari tabel

Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga W dihitung dengan rumus:

Untuk taraf signifikasi 0.01, X= 2.578. sedangkan untuk taraf signifikasi 0.01, X= 196.

d. Pengujian hipotesis

Jika W > Wa(n) artinya hipotesis diterima, tidak terdapat peningkatan setelah menggunakan suatu model pembelajaran. Jika W < Wa(n) artinya terdapat peningkatan kemampuan siswa setelah menggunakan model pembelajaran.


(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Tujuan pembelajaran tidak serta merta bisa dicapai begitu saja. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa. Seperti yang penulis lakukan, yaitu meneliti pengaruh Strategi Bersafari terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Beberapa temuan yang penulis dapatkan dalam penulisan ini mampu menjawab masalah yang menjadi pokok dalam penulisan ini. Temuan-temuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diberikan Strategi Bersafari di kelas eksperimen berbeda. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan nilai rata-rata hasil pretest dan posttest. Nilai hasil pretest kelas eksperimen sebesar 61 termasuk ke dalam kategori kurang, sementara hasil posttest kelas eksperimen sebesar 73 temasuk ke dalam kategori baik. Terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memilih ide cerita yang tadinya terbatas pada pengalaman pribadi, menjadi berkembang setelah diterapkannya Strategi Bersafari. Kemampuan siswa dalam membangun dan mengembangkan aspek-aspek yang menjadi kriteria penilaian dalam tes menulis cerpen ini mengalami peningkatan setelah diterapkannya strategi bersafari.

2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas kontrol berdasarkan hasil pretest dan posttes mengalami peningkatan, hanya saja peningkatannya tidak sebesar peningkatan di kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest di kelas kontrol sebesar 65 dan hasil posttest sebesar 67.


(35)

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan Strategi Bersafari di kelas eksperimen dan tanpa menggunakan Strategi Bersafari di kelas kontrol. Hal ini bisa dlihat dari pemerolehan hasil posttest antara kedua kelas. Hasil posttest kelas eskperimen sebesar 73, sementara hasil posttest kelas kontrol sebesar 67.

B. Saran

Setelah melakukan proses penelitian, pengolahan, dan penganalisisan data, saran yang dapat penulis sampaikan kepada berbagai pihak adalah sebagai berikut.

1. Guru

Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, seorang pengajar dituntut memiliki kreativitas dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat. Melihat pengaruh dari Strategi Bersafari terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen, maka penulis merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan Strategi Bersafari ini dalam pembelajaran di kelas.

2. Peneliti selanjutnya

Semakin banyak temuan tentang strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen, diharapkan akan semakin baik pula kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Oleh karena itu, penulis menganjurkan kepada peneliti berikutnya agar mampu menghadirkan temuan baru untuk pembelajaran menulis cerpen.

Tidak hanya itu, penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian mengenai penerapan Strategi Bersafari dalam pembelajaran sastra lainnya, misalnya pembelajaran menulis puisi.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Anas. (2010). “Melejitkan Gairah Pembelajaran Menulis Cerpen di Sekolah dengan Strategi Bersafari”. Jurnal Pelangi Ilmu Universitas Negeri Surabaya. 3, (2).

Akhadiah, S., dkk. (1996). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Aminuddin. (2011). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensndo.

AR, Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

DePorter, Bobbi. (2009). Quantum Writer. Bandung: Mizan Pustaka.

Fajari, Syifa Amelia. (2008). “Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui

Pemanfaatan Media Lagu “Terbaik Bagimu””. Skripsi Pendidikan Sarjana

Bahasa dan Sastra Indonesia pada FPBS UPI Bandung: Tidak Ditebitkan.

Komarudin, aceng. (2012). “Penerapan Teknik MLM (Melihat Langsung

Menulis) Berbasis Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen” Skripsi Pendidikan Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Lubis, Mochtar. (1981). Teknik Mengarang. Jakarta: Kurnia Esa.

Luxembug, Jan van., dkk. (1992). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Purwani, Rani. (2011). “Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan

Srategi 3M (meniru-mengolah-mengembangkan) sebagai upaya

Meningkatkan Keterampilan Menulis”. Skripsi Pendidikan Sarjana Bahasa

dan Sastra Indonesia pada FPBS UPI Bandung: Tidak Ditebitkan. Rahmanto. (1998). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.


(37)

Subana, dkk. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sumardjo dan Saini K. M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarata: Gramedia. Tarigan, H. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Angkasa.

Thahar, Haras Effendi. (2008). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa. Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Widyastuti, Rita Triantari. (2012). “Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model

dari Cerpen ke Cerpen dan Model Bersafari pada Siswa SMA”. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1, (1), 29-34.


(1)

6. Uji hipotesis

Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut. a. Mencari thitung

thitung

b. Mencari mean dari perbedaan pretest dan posttest

Md = ∑

c. Menentukan derajat kebebasan

Db= N-1

d. Menghitung ttabel

ttabel = 95% (Db)

Keterangan

Md = mean dari pretest

xd = deviasi masing=masing subjek

∑ = jumlah kuadrat penguji

= subjek pada sampel

= ditentukan dari (n-1)

7. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata pretest dan posttest

Fhitung =


(2)

Fhitung = nilai yang dicari

Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil

Data yang dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Jika thitung< ttabel maka

H1 ditolak atau H0 diterima, dan begitu pula sebaliknya apabila thitung> ttabel maka

H1 diterima atau H0 ditolak.

8. Apabila skor pretest dan posttest tidak homogen maka dilakukan uji-t’ (uji Wilcoxon). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a. Membuat daftar rank

Membuat daftar rank dengan mengurutkan harga mutlak selisih skor pretes dan postes, diurutkan dari harga selisih terkecil.

b. Membuat nilai W

Nilai W adalah bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif dari daftar rank yang telah dibuat.

c. Menentukan nilai W dari tabel

Pada tabel daftar W harga n yang paling besar adalah 25. Maka untuk n>25, harga W dihitung dengan rumus:

Untuk taraf signifikasi 0.01, X= 2.578. sedangkan untuk taraf signifikasi 0.01, X= 196.

d. Pengujian hipotesis

Jika W > Wa(n) artinya hipotesis diterima, tidak terdapat peningkatan

setelah menggunakan suatu model pembelajaran. Jika W < Wa(n) artinya terdapat


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Tujuan pembelajaran tidak serta merta bisa dicapai begitu saja. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa. Seperti yang penulis lakukan, yaitu meneliti pengaruh Strategi Bersafari terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Beberapa temuan yang penulis dapatkan dalam penulisan ini mampu menjawab masalah yang menjadi pokok dalam penulisan ini. Temuan-temuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diberikan Strategi Bersafari di kelas eksperimen berbeda. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan nilai rata-rata hasil pretest dan posttest. Nilai hasil pretest

kelas eksperimen sebesar 61 termasuk ke dalam kategori kurang, sementara hasil posttest kelas eksperimen sebesar 73 temasuk ke dalam kategori baik. Terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memilih ide cerita yang tadinya terbatas pada pengalaman pribadi, menjadi berkembang setelah diterapkannya Strategi Bersafari. Kemampuan siswa dalam membangun dan mengembangkan aspek-aspek yang menjadi kriteria penilaian dalam tes menulis cerpen ini mengalami peningkatan setelah diterapkannya strategi bersafari.

2. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas kontrol berdasarkan hasil

pretest dan posttes mengalami peningkatan, hanya saja peningkatannya tidak sebesar peningkatan di kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest di kelas kontrol sebesar 65 dan hasil posttest sebesar 67.


(4)

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan Strategi Bersafari di kelas eksperimen dan tanpa menggunakan Strategi Bersafari di kelas kontrol. Hal ini bisa dlihat dari pemerolehan hasil posttest antara kedua kelas. Hasil posttest kelas eskperimen sebesar 73, sementara hasil posttest kelas kontrol sebesar 67.

B. Saran

Setelah melakukan proses penelitian, pengolahan, dan penganalisisan data, saran yang dapat penulis sampaikan kepada berbagai pihak adalah sebagai berikut.

1. Guru

Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, seorang pengajar dituntut memiliki kreativitas dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat. Melihat pengaruh dari Strategi Bersafari terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen, maka penulis merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan Strategi Bersafari ini dalam pembelajaran di kelas.

2. Peneliti selanjutnya

Semakin banyak temuan tentang strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen, diharapkan akan semakin baik pula kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Oleh karena itu, penulis menganjurkan kepada peneliti berikutnya agar mampu menghadirkan temuan baru untuk pembelajaran menulis cerpen.

Tidak hanya itu, penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian mengenai penerapan Strategi Bersafari dalam pembelajaran sastra lainnya, misalnya pembelajaran menulis puisi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Anas. (2010). “Melejitkan Gairah Pembelajaran Menulis Cerpen di Sekolah dengan Strategi Bersafari”. Jurnal Pelangi Ilmu Universitas Negeri Surabaya.3, (2).

Akhadiah, S., dkk. (1996). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Aminuddin. (2011). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensndo.

AR, Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

DePorter, Bobbi. (2009). Quantum Writer. Bandung: Mizan Pustaka.

Fajari, Syifa Amelia. (2008). “Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui

Pemanfaatan Media Lagu “Terbaik Bagimu””. Skripsi Pendidikan Sarjana

Bahasa dan Sastra Indonesia pada FPBS UPI Bandung: Tidak Ditebitkan.

Komarudin, aceng. (2012). “Penerapan Teknik MLM (Melihat Langsung

Menulis) Berbasis Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen” Skripsi Pendidikan Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Lubis, Mochtar. (1981). Teknik Mengarang. Jakarta: Kurnia Esa.

Luxembug, Jan van., dkk. (1992). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Purwani, Rani. (2011). “Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan

Srategi 3M (meniru-mengolah-mengembangkan) sebagai upaya

Meningkatkan Keterampilan Menulis”. Skripsi Pendidikan Sarjana Bahasa

dan Sastra Indonesia pada FPBS UPI Bandung: Tidak Ditebitkan. Rahmanto. (1998). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.


(6)

Subana, dkk. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sumardjo dan Saini K. M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarata: Gramedia. Tarigan, H. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :

Angkasa.

Thahar, Haras Effendi. (2008). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa. Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Widyastuti, Rita Triantari. (2012). “Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model

dari Cerpen ke Cerpen dan Model Bersafari pada Siswa SMA”. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.1, (1), 29-34.