PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBUATAN PERISA NANAS.

(1)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikat ilmu kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, materi pelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas berisi segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Tujuan kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 69 tahun 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dari tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di sekolah harus dapat mencetak siswa yang produktif dan mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, oleh karena itu siswa perlu dibekali dengan hal-hal yang menunjang kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat dalam pembelajarannya. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode praktikum karena dalam pembelajaran dengan metode praktikum siswa tidak hanya mendapatkan konsep (produk), tetapi siswa juga diajak untuk mengalami proses dalam mendapat konsep tersebut, sehingga siswa di kemudian hari dapat menerapkan konsep yang mereka peroleh tersebut untuk berkontribusi di kehidupan bermasyarakat.

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik dan pembelajaran dengan pola 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan


(2)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkomunikasikan. Oleh karena itu, selain pembelajaran dengan metode praktikum, perlu juga diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan dan pola pembelajaran kurikulum 2013 tersebut. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah inkuiri karena pola dari pembelajaran inkuiri mirip dengan pola pembelajaran 5 M yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan.

Telah banyak penelitian yang menunjukkan kelebihan-kelebihan dari penerapan pembelajaran praktikum berbasis inkuiri, diantaranya pada penelitian yang dilakukan Sessen dan Tarhan (2013) menemukan bahwa secara signifikan pembelajaran praktikum berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kimia, keterampilan berpraktikum siswa, serta sikap siswa terhadap kimia dan praktikum kimia. Selain itu, menurut penelitian Ernawati (2013) pembelajaran inkuiri pada topik larutan penyangga dapat secara signifikan meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sain siswa SMA.

Jenis inkuiri yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran tingkat SMA adalah inkuiri terbimbing, karena pada pembelajaran inkuiri terbimbing disediakan lebih banyak arahan untuk siswa, sehingga memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Hasil penelitian yang menunjukkan kelebihan-kelebihan dari pembelajaran inkuiri terbimbing, diantaranya penilitian Beck (2012) yang menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada kegiatan praktikum, yang hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, kemampuan berpikir kritis dan tingkat keterlibatan siswa yang tinggi selama kegiatan praktikum berlangsung. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wulandari, Kurnia, dan Sunarya (2013) bahwa pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing secara keseluruhan, dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi laju reaksi. Selain itu, siswa merespon positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dan pembelajaran praktikum yang dilaksanakan telah menambah minat dan motivasi belajar siswa karena siswa dapat memahami


(3)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep laju reaksi melalui masalah yang berkaitan dengan pengalaman sehari-hari sehingga dapat lebih bermakna bagi siswa.

Agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih bermakna dan dapat membekali siswa untuk dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasayarakat pada masa yang akan datang, maka materi yang disampaikan pada proses pembelajaran harus didasarkan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu praktikum yang dapat dilakukan adalah esterifikasi yaitu proses pembuatan ester dari alkohol dan asam karboksilat dengan bantuan asam pekat dan pemanasan.

Ester mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai pelarut untuk kosmetik dan lem, sebagai bahan pembuat parfum, dan sebagai perasa makanan (Toon dan Kwong, 2000). Berdasarkan hasil analisis penulis, di Jawa Barat sendiri, khususnya di daerah Bandung banyak industri makanan yang membutuhkan pasokan perasa makanan baik itu perasa mangga, perasa pisang, dan perasa nanas. Oleh karena itu, dirasa perlu membekali praktikum pembuatan perisa kepada siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan, praktikum esterifikasi di sekolah masih jarang dilakukan, dan LKS yang terdapat di sekolah ataupun di dalam buku pegangan siswa masih dalam bentuk cook book sehingga belum sesuai untuk pembelajaran yang ingin diterapkan.

Untuk membuat LKS praktikum yang dapat digunakan secara efektif, diperlukan prosedur praktikum yang optimal. Oleh karena itu, penulis melakukan optimasi terlebih dahulu terhadap prosedur praktikum yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Pembuatan Perisa Nanas”.

B. Identifikasi Masalah

Dari tujuan kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di sekolah harus dapat mencetak siswa yang produktif dan mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, siswa perlu dibekali hal-hal yang menunjang kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu metode


(4)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode praktikum. Selain itu, kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik dan pembelajaran dengan pola 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Oleh karena itu, selain pembelajaran dengan metode praktikum, perlu juga diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan dan pola pembelajaran kurikulum 2013 tersebut. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah inkuiri karena pola dari pembelajaran inkuiri mirip dengan pola pembelajaran 5 M yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, membuat kesimpulan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, praktikum esterifikasi masih jarang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) karena beberapa kendala yang dialami baik oleh guru maupun oleh sekolah. Selain itu, pelaksanaan praktikum esterifikasi di sekolah masih menggunakan LKS cook book, sehingga belum sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode praktikum yang berbasis inkuiri terbimbing, diperlukan suatu media atau alat yang dapat menunjang pembelajaran tersebut yakni berupa lembar kerja siswa praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Untuk membuat LKS praktikum yang dapat digunakan secara efektif, diperlukan prosedur praktikum yang optimal. Oleh karena itu, penulis melakukan optimasi terlebih dahulu terhadap prosedur praktikum yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah penulis lakukan, ketersediaan lembar kerja siswa praktikum berbasis inkuiri terbimbing di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih kurang, sehingga dirasa perlu untuk membuat lembar kerja siswa praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang didahului dengan langkah optimasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimana LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas?”


(5)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun subrumusan masalahnya yaitu:

1. Bagaimana karakteristik LKS praktikum esterifikasi yang beredar di sekolah?

2. Bagaimana hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan perisa nanas?

3. Bagaimana karakteristik LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada pembuatan perisa nanas?

4. Bagaimana penilaian guru dan dosen terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas?

5. Bagaimana tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas?

6. Bagaimana respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas dan mengetahui kualitas LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada subpokok materi esterifikasi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru kimia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada pembelajaran esterifikasi yaitu pembuatan perisa nanas. Penelitian ini pun diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi lain.


(6)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai cara pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing.

3. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan berfikir kritis siswa serta membuat tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran meningkat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memahami alur berfikir dalam penelitian skripsi ini, diperlukan struktur organisasi yang disusun secara sistematis. Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab V Kesimpulan dan Saran. Setiap bab terdiri dari bagian bab yang disusun secara terstruktur sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Bab I Pendahuluan terdiri dari enam bagian bab yaitu latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka terdiri dari satu bagian yaitu kajian pustaka. kajian pustaka yang disajikan terdiri dari metode praktikum, inkuiri, lembar kerja siswa, kajian materi esterifikasi, penelitian terkait.

Bab III Metode Penelitian terdiri dari tujuh bagian yaitu sumber data, metode penelitian, alur penelitian, langkah-langkah penelitian, definisi operasional, instrumen, prosedur pengolahan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari satu bagian yaitu Penelitian dan Pembahasan. Penelitian dan Pembahasan yang disajikan terdiri dari hasil temuan penelitian pada tahap studi pendahuluan, hasil temuan penelitian pada tahap pengembangan model.

Bab V Kesimpulan dan Saran terdiri dari dua bagian bab yaitu kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka berisi semua sumber yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.


(7)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai sumber data, metode penelitian yang digunakan, alur penelitian, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, definisi operasional, instrumen penelitian dan prosedur pengolahan data. Pembahasan secara lebih terperinci pada setiap tahap dijabarkan sebagai berikut:

A. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data pada tahap studi pendahuluan dan sumber data pada tahap pengembangan model. Sumber data pada tahap studi pendahuluan adalah 13 buku kimia SMA kelas XII dan 10 SMA di Bandung dan Cimahi. Sumber data pada tahap pengembangan model adalah 40 siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas di kota Cimahi, 7 guru kimia SMA di Bandung dan Cimahi, dan 3 dosen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata (2012). Dengan tahap-tahap penelitian sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan 2. Pengembangan model 3. Uji model

Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan, dan ketiga penyusunan produk awal atau draft model. Penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan model. Ada dua langkah yang dilakukan pada tahap tersebut yaitu langkah uji coba terbatas dan uji


(8)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

coba lebih luas. Namun pada penelitian ini dibatasi sampai langkah uji coba terbatas. Menurut Sukmadinata (2012) terdapat dua metode yang digunakan untuk melaksanakan tahap-tahap tersebut, yaitu metode deskriptif pada tahap studi pendahuluan dan metode evaluatif pada tahap pengembangan model.

C. Alur Penelitian

Untuk memperjelas langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka langkah-langkah tersebut digambarkan melalui alur penelitian pada Gambar 3.1 berikut.


(9)

Analisis KI 3 dan 4 serta KD 3.7 dan 4.7 kelas XII

Pembuatan pedoman wawancara

Pembuatan lembar analisis LKS praktikum

Validasi oleh dosen pembimbing

Tidak

Validasi oleh dosen pembimbing Ya Perbaikan Survei lapangan Ya Tidak Perbaikan

Analisis LKS praktikum esterifikasi pada sumber

Penyusunan RPP

Penyusunan prosedur optimasi pembuatan essen nanas

Validasi dan optimasi prosedur praktikum pembuatan essen nanas

Hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan essen nanas

Penyusunan LKS

Penyusunan instrumen penelitian: 1. Lembar observasi keterlaksanaan 2. Lembar penilaian guru dan dosen 3. Pedoman penilaian jawaban LKS

4. Angket respon siswa

Validasi LKS Validasi instrumen penelitian

Perbaikan Perbaikan

Pengambilan data

Penilaian LKS oleh guru dan dosen

Uji coba terbatas LKS praktikum yang dikembangkan

Uji keterlaksanaan Pengumpulan respon siswa Pengolahan data Kesimpulan Studi Pndahuluan Pengembangan Model


(10)

Gambar 3.1. Alur Penelitian D. Langkah-Langkah Penelitian

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Menurut Sukmadinata (2012) tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan, dan ketiga penyusunan produk awal atau draft model. Adapun tahap studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Pada tahap studi kepustakaan ini, peneliti mengkaji subpokok materi esterifikasi sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi inti dan kompetensi dasar mengenai subpokok materi esterifikasi terdapat pada kompetensi inti 3 yaitu “Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah” serta

kompetensi inti 4 yaitu “Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan” dan kompetensi dasar 3.7 yaitu “Menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan senyawa karbon (halo alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat” serta kompetensi dasar 4.7, kelas XII yaitu “Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan senyawa karbon (halo alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat)”, maka subpokok materi esterifikasi memang seharusnya


(11)

diberikan melalui metode percobaan atau praktikum. Selanjutnya, peneliti juga melakukan studi kepustakaan terhadap 13 buku teks kimia SMA kelas XII. Buku kimia yang dianalisis berupa buku teks yang beredar di lapangan, baik berupa buku sekolah elektronik (BSE), buku pegangan siswa, ataupun buku pegangan guru. Adapun yang dianalisis adalah keberadaan LKS praktikum esterifikasi, analisis alat dan bahan praktikum, dan analisis tipe LKS (cookbook atau inkuiri). Hal ini dilakukan sebagai dasar dari penelitian yang dilakukan.

b. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh beberapa informasi mengenai pelaksanaan praktikum kimia, khususnya praktikum esterifikasi dan LKS praktikum esterifikasi yang digunakan di sekolah. Sebelum dilakukan survei lapangan, terlebih dahulu dibuat instrumen untuk survei lapangan berupa pedoman wawancara yang kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing. Survei lapangan yang peneliti lakukan adalah ke 10 SMA/MA di Bandung dan Cimahi.

c. Penyusunan Produk Awal

Penyusunan produk awal dilakukan berdasarkan pada data yang didapat dari survei lapangan dengan mengacu pada dasar-dasar teori atau konsep yang disimpulkan dari hasil studi kepustakaan, dan tujuan pembelajaran dalam RPP. Tahap ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu optimasi prosedur percobaan, penyusunan LKS berbasis inkuiri terbimbing, penyusunan instrumen penelitian (angket respon siswa, lembar penilaian guru, penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS dan lembar observasi keterlaksanaan praktikum). Adapun penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan tertera sebagai berikut.


(12)

Setelah mengkaji prosedur praktikum yang telah dibuat oleh Rahayu (2009) tentang esterifikasi, peneliti membuat prosedur praktikum untuk melakukan optimasi, kemudian melakukan optimasi untuk menentukan kondisi optimal dalam melakukan percobaan tersebut agar prosedur praktikum layak digunakan. Optimasi prosedur pembuatan perisa nanas yang dilakukan meliputi optimasi volume etanol teknis, optimasi volume asam butirat untuk sintesis, optimasi jumlah tetesan asam sulfat pekat, optimasi waktu pemanasan, optimasi volume larutan NaHCO3 jenuh, dan optimasi suhu pemanasan. Optimasi

dilakukan setelah membuat variabel bebas, terikat, dan tetap.

2) Penyusunan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

Setelah mengkaji prosedur praktikum yang telah dibuat oleh Rahayu (2009) tentang esterifikasi, peneliti membuat prosedur praktikum untuk melakukan optimasi, kemudian melakukan optimasi untuk menentukan kondisi optimal dalam melakukan percobaan tersebut.

Setelah melakukan optimasi kemudian dilakukan penyusunan LKS praktikum berbasis inkuiri tebimbing sesuai dengan syarat-syarat pembuatan LKS yang baik yaitu memenuhi syarat-syarat didaktik, konstruksi dan teknik. Adapun penyusunan LKS ini mengacu kepada langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Sehingga dibuat LKS berbasis inkuiri terbimbing yang berisikan fenomena yang menyiratkan masalah yang dapat dinyatakan oleh siswa mengenai esterifikasi dan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun siswa melakukan praktikum esterifikasi.


(13)

Sebelum diujicobakan pada siswa, LKS divalidasi terlebih dahulu oleh dosen pembimbing. Proses ini dilakukan untuk mengoreksi LKS yang telah disusun sebelumnya dan hasilnya digunakan sebagai acuan dalam proses revisi. Dari masukan-masukan yang didapat dilakukan revisi hingga didapatkan LKS berbasis inkuiri tebimbing yang layak untuk digunakan dalam kegiatan praktikum di sekolah.

3) Pembuatan Instrumen Penelitian

Instrumen yang dibuat pada tahap penyusunan produk awal meliputi pedoman wawancara untuk studi pendahuluan, lembar analisis LKS praktikum pada sumber, lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing, pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan, lembar penilaian guru dan dosen, dan angket respon siswa.

Instrumen yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing. Dari hasil validasi ditemukan kekurangan dan kesalahan sehingga dilakukan revisi hingga didapatkan instrumen penelitian yang dianggap layak untuk digunakan.

2. Pengembangan Model

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan tahap pengembangan model adalah pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang hanya dilakukan hingga uji coba terbatas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini adalah:

a. Uji keterlaksanaan praktikum esterifikasi menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing

Uji keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan praktikum yang dilakukan oleh siswa dengan bantuan


(14)

arahan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan saat praktikum berlangsung. Keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS inkuiri terbimbing yang dikembangkan dilihat dari dua aspek penilaian, yaitu keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri dan jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS. Uji keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri dilakukan di kelas XII di salah satu SMA di Kota Cimahi. Jumlah kelompok siswa dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu sebanyak 8 kelompok siswa dengan jumlah anggota perkelompok sebanyak 5 siswa. Kegiatan dalam praktikum yang dilakukan oleh siswa akan diamati dan dinilai dalam lembar observasi keterlaksanaan oleh observer. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh 8 orang observer yang merupakan mahasiswa semester 8 di Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

b. Pengumpulan penilaian guru dan dosen

Penilaian dari guru dan dosen kimia diperlukan untuk mengetahui kualitas LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan. Penilaian ini dilakukan oleh 7 guru kimia SMA di Bandung dan Cimahi dan 3 dosen di Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Penilaian terdiri dari beberapa aspek yaitu penilaian terhadap kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan materi esterifikasi, keefektifan kalimat pada LKS, serta tata letak dan perwajahan LKS. c. Pengumpulan respon siswa

Setelah melakukan praktikum, siswa diminta untuk merespon pertanyaan dalam bentuk angket. Respon tersebut digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam praktikum pembuatan perisa nanas dan terhadap materi esterifikasi.

Selain penilaian LKS yang dilakukan oleh guru dan dilihat keterlaksanaan praktikumnya maka hal yang penting dilakukan adalah mengetahui respon siswa terhadap penggunaan LKS berbasis inkuiri


(15)

terbimbing dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena siswa merupakan pengguna LKS yang secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, pengisian angket tanggapan siswa ini perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan pengembangan LKS yang dilakukan oleh peneliti.

E. Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna daripada sebelumnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

2. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran, dengan pelaksanaan percobaan sehingga siswa dapat mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2006).

3. Lembar kerja siswa (LKS) adalah salah satu jenis bahan ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah oleh siswa (Trianto, 2008)

4. LKS praktikum adalah sebagai salah satu jenis bahan ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah oleh siswa (Trianto, 2008)

5. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah salah satu tingkatan inkuiri. Pada tipe inkuiri ini siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan menentukan kesimpulan. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam hal menentukan topik, pertanyaan permasalahan serta alat dan bahan (Bonnstetter (dalam Suyanti, 2010))

6. LKS praktikum berbasis inkuiri adalah LKS yang digunakan dalam praktikum yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa untuk menuntun siswa dalam melakukan praktikum yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah yang diajukan siswa pada rumusan masalah.


(16)

7. Perisa nanas adalah ester beraroma nanas yaitu etil butirat, yang dibuat melalui reaksi esterifikasi dengan mencampurkan etanol dengan asam butirat dengan bantuan katalis asam sulfat dan pemanasan.

F. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis LKS praktikum pada sumber, pedoman wawancara untuk studi pendahuluan, lembar observasi keterlaksanaan, lembar penilaian guru dan dosen, lembar penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS dan angket respon siswa.

1. Lembar Analisis LKS Praktikum pada Sumber

Lembar analisis LKS praktikum digunakan untuk mengetahui keberadaan dan jenis LKS praktikum esterifikasi yang terdapat dalam buku Kimia SMA kelas XII. Jenis LKS praktikum dapat ditentukan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam LKS praktikum yang dianalisis. 2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan pada tahap survei lapangan. Survei ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan praktikum esterifikasi, penggunaan LKS pada saat praktikum berlangsung serta karateristik jenis LKS yang digunakan.

3. Prosedur Optimasi

Prosedur optimasi digunakan untuk melakukan optimasi prosedur percobaan yang akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan LKS yang dikembangkan.

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, lembar observasi keterlaksanaan digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahap-tahap inkuiri pada praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing. 5. Pedoman Penilaian Jawaban Siswa


(17)

Pedoman penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS ini dibuat untuk menilai jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang terdapat di dalam LKS. Adapun tugas-tugas yang dimaksud yaitu tugas siswa dalam membuat dan merancang tahap-tahap kegiatan inkuiri seperti merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. 6. Lembar Penilaian Guru dan Dosen

Lembar penilaian guru dan dosen digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui penilaian guru dan dosen terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan. Lembar penilaian ini terdiri dari penilaian terhadap kesesuaian lks berbasis inkuiri terbimbing dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, kesesuian lks berbasis inkuiri terbimbing dengan subpokok materi esterifikasi, keefektifan kalimat dalam lks praktikum berbasis inkuiri terbimbing, tata letak dan perwajahan lks praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Lembar penilaian ini dilengkapi dengan indikator penilaian dan petunjuk cara pengisiannya.

7. Angket

Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden (Sukmadinata, 2012). Responden dalam hal ini adalah siswa.

Dalam penelitian ini, angket respon siswa bertujuan untuk megetahui tanggapan siswa terhadap subpokok materi esterifikasi dan pelaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan.

G. Prosedur Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang diperoleh dari uji coba terbatas adalah sebagai berikut :


(18)

Adapun tahapan pengolahan data yang diperoleh adalah sebagai berikut.

a. Memberikan Skor

Kriteria skor yang diberikan pada kelompok siswa dari setiap kegiatan yang dilakukan terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kriteria Rubrik Pemberian Skor Lembar Observasi Keterlaksanaan

Skor Rubrik Pemberian Skor

1 Kelompok siswa melaksanakan tahap-tahap inkuiri 0 Kelompok siswa tidak melaksanakan tahap-tahap

inkuiri

b. Menghitung Persentase skor

1) Menentukan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan aspek yang dinilai

2) Menjumlahkan skor seluruh kelompok pada setiap aspek penilaian tahap-tahap inkuiri.

3) Menentukan skor maksimal yang didapatkan kelompok siswa jika kelompok siswa melaksanakan semua tahap-tahap inkuiri

Skor maksimal = bobot nilai maksimal x banyaknya kelompok yang diobservasi

4) Menentukan persentase keterlaksanaan seluruh kelompok pada setiap aspek penilaian

5) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing oleh seluruh kelompok


(19)

c. Penafsiran Skor

Tabel 3.2 digunakan untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan.

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Skor

Rentang Persentase Kategori

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

(Riduwan, 2007) 2. Pengolahan data dari Lembar penilaian jawaban siswa terhadap

tugas-tugas yang ada pada LKS

a. Memberikan skor setiap kelompok siswa sesuai dengan pedoman penilaian jawaban tugas-tugas yang ada pada LKS.

b. Mengolah skor

1) Menjumlahkan skor semua jawaban tugas-tugas yang ada pada LKS yang dijawab masing-masing kelompok siswa. 2) Menentukan skor maksimal ( jika siswa menjawab sesuai

dengan pedoman penilaian jawaban yang diharapkan) 3) Menentukan persentase skor dari setiap aspek yang dinilai

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang ada pada LKS


(20)

Untuk menafsirkan persentase skor yang diperoleh, maka digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada Tabel 3.2.

3. Pengolahan Data dari Angket Respon Siswa

Tahapan pengolahan data dari angket respon siswa adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor dengan menggunakan Skala Likert

Angket respon siswa yang dibuat menggunakan pernyataan positif seluruhnya dengan rentang Skala Likert yaitu skor 4 untuk pernyataan Sangat Setuju (SS), skor 3 untuk pernyataan Setuju (S), skor 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS).

b. Mengolah skor

1) Menentukan skor setiap siswa sesuai dengan nomor item pernyataan (SS, S, TS dan STS)

2) Menjumlahkan skor semua siswa sesuai dengan nomor item pernyataan

3) Menentukan skor maksimal ( jika siswa memilih SS)

4) Menentukan persentase skor setiap nomor item pertanyaan

5) Menghitung rata-rata persentase respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing Rata-rata persentase respon siswa


(21)

Untuk menafsirkan persentase respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, maka digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada Tabel 3.2.

4. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian guru dan dosen

Tahapan pengolahan data dari penilaian guru dan dosen adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada jawaban setiap nomor item

Pemberian skor pada lembar penilaian ini disesuaikan dengan pernyataan untuk setiap indikator penilaian. Pemberian skor penilaian guru dan dosen tertera pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Pemberian Skor Penilaian Guru

Pernyataan Skor

Sesuai/Logis/Tepat/Terkait/Jelas 1

Tidak Sesuai/Tidak Logis/Tidak Tepat/Tidak Jelas 0

b. Mengolah skor

1) Menjumlahkan skor semua responden pada setiap komponen yang dianalisis

2) Menentukan skor maksimal

x jumlah komponen yang dianalisis

3) Menentukan persentase skor setiap indikator

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian guru terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing Rata-rata persentase penilaian guru


(22)

Untuk menafsirkan persentase penilaian guru terhadap LKS inkuri terbimbing yang diperoleh, maka digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada Tabel 3.2.


(23)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS praktikum esterifikasi yang beredar di sekolah berdasarkan hasil kajian kepustakaan dan survei lapangan masih berbentuk instruksi langsung (cookbook).

2. Hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan perisa nanas adalah volume etanol sebanyak 3 mL, volume asam butirat sebanyak 2 mL, jumlah tetesan asam sulfat sebanyak 5 tetes, waktu pemanasan selama 5 menit, volume larutan NaHCO3 jenuh sebanyak 9 mL, dan suhu

pemanasan sebesar 80oC.

3. Karakteristik LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas adalah sebagai berikut:

a. Berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan masalah mengenai pembuatan perisa nanas.

b. Berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun siswa melakukan praktikum pembuatan perisa nanas.

4. Penilaian guru dan dosen terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas sangat sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, sangat sesuai dengan subpokok materi esterifikasi, penggunaan kalimat dalam LKS sudah sangat efektif dan memiliki tata letak dan perwajahan LKS yang sangat baik.

5. Tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas yang dikembangkan berdasarkan tahap-tahap inkuiri yang dilakukan oleh siswa tergolong ke dalam kategori sangat baik dan keterlaksanaan praktikum dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang terdapat pada


(24)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas yang dikembangkan juga tergolong sangat baik.

6. Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas tergolong sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan pembahasan terdapat beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut.

1. Perlu diperbaikinya fenomena yang terdapat pada LKS agar seluruh siswa dapat menemukan masalah yang tersirat pada fenomena, sehingga akan mempermudah dalam merumuskan masalah dan membuat hipotesis.

2. Perlu pengembangan lanjutan pada tahap pengembangan model terhadap lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas agar penggunaan produk ini bisa benar-benar teruji efektifitasnya dalam pembelajaran kimia.

3. Perlu dikembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan lainnya agar lebih banyak lagi LKS yang dapat menunjang proses pembelajaran kurikulum 2013 yang baik di SMA/MA.


(25)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta : Universitas Terbuka Arifin, M, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Beck, K. (2012). The Effect of Guided Inquiry Chemistry Labs on Student

Engagement. (Tesis). Master of Education, Caroll University Waukesha. Buck, B. L., Bretz, S. L., dan Towns, M. H. (2008). Characterizing the Level of

Inquiry in the Undergraduate Laboratory. Journal of College Science Teaching. 42, hlm. 52-57.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 Terjemahan. Jakarta:Erlangga.

Colburn, A. (2000). An Inquiry Primer. Science Scope. 23, (6), hlm.42-44.

Darmojo, D. dan Kaligis, J. RE. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ernawati, W. (2013). Pembelajaran Inkuiri pada Topik Larutan Penyangga untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia

Hart, H., dkk. (2003). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga

Hidayah, I. dan Sugiarto. (2006). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES Semarang.

Hofstein, A. (2004). The Laboratory in Chemistry Education: Thirty Years of Experience with Developments, Implementation, and Research. Chem. Educ. Res. Pract. 2004, 5, 247-254

Johnstone, A. H. dan Shuaili. (2001). Learning in the Laboratory: Some Thoughts from the Literature. Journal the Royal Society of Chemistry, 5. 42-51.


(26)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989). Pengertian Struktur. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemendikbud. (2013). Standar Proses SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mohrig, et al. (2009). Synthesis and Hydrogenation of Disubstituted Chalcones. A Guided-Inquiry Organic Chemistry Project. Journal of Chemistry Education. 86 (2), 234

Matsjeh, S. (1993). Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: FMIPA UGM

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sessen, B. A. dan Tarhan, L. (2013). Inquiry-based Laboratory Activities in Electrochemistry: High School Students’ Achievements and Attitudes. Research science and education, 43, hlm. 413-435

Sudirman, dkk. (1990). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu Toon, T. Y. dan Kwong, C. L. (2004), Chemistry Matters for GCE ‘O’ Level.

Singapore: Federal

Trianto. (2008). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.

Wenning, dkk. (2004). Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Process. J. Phys. Tchr. Educ. 2(3), hlm. 3-12.

Whitten et al. (tanpa tahun). General Chemistry Seventh Edition. London: Willey

Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta


(27)

Inayah Taibah,2015

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pembuatan Perisa Nanas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wilbraham, A. C. dan Matta, M. S. (1992). Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB

Wulandari, A. D., Kurnia, Sunarya, Y. (2013). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Laju Reaksi. Jurnal riset dan praktik pendidikan kimia, vol. 1, No. 1, hlm. 18-26


(1)

Untuk menafsirkan persentase penilaian guru terhadap LKS inkuri terbimbing yang diperoleh, maka digunakan kriteria interpretasi skor yang tertera pada Tabel 3.2.


(2)

Inayah Taibah,2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik LKS praktikum esterifikasi yang beredar di sekolah berdasarkan hasil kajian kepustakaan dan survei lapangan masih berbentuk instruksi langsung (cookbook).

2. Hasil optimasi prosedur praktikum pembuatan perisa nanas adalah volume etanol sebanyak 3 mL, volume asam butirat sebanyak 2 mL, jumlah tetesan asam sulfat sebanyak 5 tetes, waktu pemanasan selama 5 menit, volume larutan NaHCO3 jenuh sebanyak 9 mL, dan suhu

pemanasan sebesar 80oC.

3. Karakteristik LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas adalah sebagai berikut:

a. Berisikan fenomena yang membimbing siswa untuk merumuskan masalah mengenai pembuatan perisa nanas.

b. Berisikan arahan-arahan yang sesuai dengan tahap-tahap inkuiri untuk menuntun siswa melakukan praktikum pembuatan perisa nanas.

4. Penilaian guru dan dosen terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas sangat sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, sangat sesuai dengan subpokok materi esterifikasi, penggunaan kalimat dalam LKS sudah sangat efektif dan memiliki tata letak dan perwajahan LKS yang sangat baik.

5. Tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas yang dikembangkan berdasarkan tahap-tahap inkuiri yang dilakukan oleh siswa tergolong ke dalam kategori sangat baik dan keterlaksanaan praktikum dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang terdapat pada


(3)

Inayah Taibah,2015

LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas yang dikembangkan juga tergolong sangat baik.

6. Respon siswa terhadap praktikum menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas tergolong sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan pembahasan terdapat beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan yaitu sebagai berikut.

1. Perlu diperbaikinya fenomena yang terdapat pada LKS agar seluruh siswa dapat menemukan masalah yang tersirat pada fenomena, sehingga akan mempermudah dalam merumuskan masalah dan membuat hipotesis.

2. Perlu pengembangan lanjutan pada tahap pengembangan model terhadap lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan perisa nanas agar penggunaan produk ini bisa benar-benar teruji efektifitasnya dalam pembelajaran kimia.

3. Perlu dikembangkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan lainnya agar lebih banyak lagi LKS yang dapat menunjang proses pembelajaran kurikulum 2013 yang baik di SMA/MA.


(4)

Inayah Taibah,2015

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2007). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta : Universitas Terbuka Arifin, M, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Beck, K. (2012). The Effect of Guided Inquiry Chemistry Labs on Student

Engagement. (Tesis). Master of Education, Caroll University Waukesha.

Buck, B. L., Bretz, S. L., dan Towns, M. H. (2008). Characterizing the Level of Inquiry in the Undergraduate Laboratory. Journal of College Science

Teaching. 42, hlm. 52-57.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1

Terjemahan. Jakarta:Erlangga.

Colburn, A. (2000). An Inquiry Primer. Science Scope. 23, (6), hlm.42-44.

Darmojo, D. dan Kaligis, J. RE. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ernawati, W. (2013). Pembelajaran Inkuiri pada Topik Larutan Penyangga untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia

Hart, H., dkk. (2003). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga

Hidayah, I. dan Sugiarto. (2006). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES Semarang.

Hofstein, A. (2004). The Laboratory in Chemistry Education: Thirty Years of Experience with Developments, Implementation, and Research. Chem.

Educ. Res. Pract. 2004, 5, 247-254

Johnstone, A. H. dan Shuaili. (2001). Learning in the Laboratory: Some Thoughts from the Literature. Journal the Royal Society of Chemistry, 5. 42-51.


(5)

Inayah Taibah,2015

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989). Pengertian Struktur. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemendikbud. (2013). Standar Proses SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan

SMK/MAK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mohrig, et al. (2009). Synthesis and Hydrogenation of Disubstituted Chalcones. A Guided-Inquiry Organic Chemistry Project. Journal of Chemistry

Education. 86 (2), 234

Matsjeh, S. (1993). Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: FMIPA UGM

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sessen, B. A. dan Tarhan, L. (2013). Inquiry-based Laboratory Activities in Electrochemistry: High School Students’ Achievements and Attitudes.

Research science and education, 43, hlm. 413-435

Sudirman, dkk. (1990). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu Toon, T. Y. dan Kwong, C. L. (2004), Chemistry Matters for GCE ‘O’ Level.

Singapore: Federal

Trianto. (2008). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.

Wenning, dkk. (2004). Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry Process.

J. Phys. Tchr. Educ. 2(3), hlm. 3-12.

Whitten et al. (tanpa tahun). General Chemistry Seventh Edition. London: Willey

Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta


(6)

Inayah Taibah,2015

Wilbraham, A. C. dan Matta, M. S. (1992). Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB

Wulandari, A. D., Kurnia, Sunarya, Y. (2013). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Laju Reaksi. Jurnal riset dan praktik pendidikan kimia, vol. 1, No. 1, hlm. 18-26