MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE ( Studi Deskriptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) Online Dari Jenjang SD Ke SMP Di Pemerintahan Kota Surabaya ).

MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA
DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE
( Studi Deskriptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Penerimaan
Peserta Didik Baru ( PPDB ) Online Dari J enjang
SD Ke SMP Di Pemerintahan Kota Surabaya )

SKRIPSI

OLEH :
RENDY SUTANSYAH
NPM : 0943010019

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA
DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE
( Studi Deskr iptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Pener imaan
Peserta Didik Bar u ( PPDB ) Online Dar i J enjang
SD ke SMP Di Pemer intahan Kota Sur abaya )

Disusun Oleh :

RENDY SUTANSYAH
0943010019

Menyetujui
Pembimbing Utama

Dr s. Kusnar to, M.Si
NIP. 19.5808011984021001

Mengetahui,
WS. D E K A N


DRA.SUMARDJ IJ ATI,M.Si
NIP . 19.620323 199309 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MODEL KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA
DIDIK BARU ( PPDB ) ONLINE
(Studi Deskr iptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Pener imaan
Peserta Didik Bar u ( PPDB ) Online Dar i J enjang
SD Ke SMP Di Pemer intahan Kota Sur abaya )
Oleh :
RENDY SUTANSYAH
NPM. 0943010019
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 20 J uni 2013
Pembimbing Utama


Tim Penguji :
1. KETUA

Dr s. Kusnar to, M.Si
NIP. 19.5808011984021001

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3.67049500361
2. SEKERTARIS

Drs. Saifuddin Zuhr i, M.Si
NPT. 3.70069400351
3. ANGGOTA

Dr s. Kusnar to, M.Si
NIP. 19.5808011984021001

Mengetahui,
WS. D E K A N


DRA.SUMARDJ IJ ATI,M.Si
NIP . 1 9620323 199309 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia
Nya kepada peneliti sehingg skripsi dengan judul “MODEL KOMUNIKASI
DALAM SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ( PPDB )
ONLINE ( Studi Deskriptif Model Komunikasi Dalam Sosialisasi Penerimaan
Peserta Didik Baru ( PPDB ) Online Dari Jenjang SD Ke SMP Di Pemerintahan
Kota Surabaya ) dapat terselesaikan dengan baik.
Peneliti mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada bapak Drs.
Kusnarto, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah sangat sabar, selalu
memberikan semangat tanpa henti dan banyak meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasihat serta motivasi kepada peneliti. Dan juga peneliti
mendapatkan bantuan dari banyak pihak baik berupa moril, spiritual dan meteril,

untuk itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto MP, Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Drs. Sumardjijati, M.Si, selaku wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Saifudin Zuhri, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Keluarga Peneliti atas dorongan semangat tanpa henti dan bimbingan serta
kesabaran yang diwujudkan dalam doa yang secara terus menerus tiada
henti.
7. Sahabat dan teman-teman peneliti yang selalu memberikan dukungan baik

secara motivasi dan masukan-masukan ide yang sangat membantu.
8. Seluruh

pihak

yang

tidak

mungkin

peneliti

sebutkan

satu

persatu.terimakasi atas semangat yang telah diberikan secara terus
menerus sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti sadar bahwa didalam skripsi ini banyak kekurangan untuk itu

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang peneliti
miliki semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
dan peneliti sendiri pada khususnya.

Surabaya, 27 Mei 2013

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….…..…iv
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………...…vi
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………………ix
DAFTAR LAMPIRAN...……………………………...……..………………….…ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….…………………ix

ABSTRAKSI……………………………………………………………….………..x

BAB I PENDAHULUAN………………………..………………………………….1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………..……………………9
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………….……....10
1.4. Manfaat Penelitian……………………...………………………………10
1.4.1. Manfaat Teoritis…………………………………………..…10
1.4.2. Manfaat Praktis……………………………………………...11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA…………………………………………………...….12
2.1.Penelitian Terdahulu……………………………………….…………....12
2.2. Landasan Teori………………………………………………………….15
2.2.1. Pengertian Komunikasi……………………………….……..15
2.2.2. Fungsi Komunikasi………………………………………….18
2.2.3. Sifat Komunikasi……………………………………………19
2.2.4. Tujuan Komunikasi………………………………….………19
2.2.5. Hambatan Komunikasi……………………..……….……….20

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6. Komunikasi yang Efektif……………………….……….…..22
2.3. Komunikasi Interpersonal.…………………………...…………………24
2.3.1. Komunikasi Interpersonal Mencakup Perilaku Tertentu……..25
2.3.2. Komunikasi Interpersonal Saling Mengubah…………………25
2.4. Komunikasi Kelompok…………..……………………………………..25
2.5. Komunikasi Massa…………………..………………………………….26
2.5.1. Ciri Utama Komunikasi Massa………...………….………...27
2.5.2. Fungsi Komunikasi Massa………..…………………………27
2.5.3. Elemen-Elemen Komunikasi Massa………………...……....27
2.6. Unsur Model Komunikasi Massa…………………...…………………..28
2.6.1. Model Komunikasi Satu Tahap……………………….....….29
2.6.2. Model Komunikasi Dua Tahap.……………..………………29
2.7. Media Massa…………………………………………………………....30
2.7.1. Fungsi Media Massa…….………………..…………………31
2.7.2. Jenis-Jenis Media Massa………………………………….…31
2.8. Pengertian Sosialisasi……………………………...……………………32
2.8.1. Proses Sosialisasi…………………………………………... 33

2.8.2. Jenis-Jenis Sosialisasi……………………………………… 36
2.8.3. Faktor Yang Mempengaruhi Sosialisasi…………………… 37
2.9. Pengertian PPDB On Line………………………………….…………..38
2.10. Kerangka Berfikir …………………………………………………….38

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………...42
3.1. Metode Penelitian………….……………………………………..….…42
3.2. Definisi Operasional Konsep………………………………………...…49
3.3. Pembatasan Masalah……………………………………………………52
3.4. Lokasi Penelitian………………..………………………………………53
3.5. Unit Penelitian………………………………………………………….53
3.6. Obyek dan Informan Penelitian………….……………………………..54
3.7. Metode Pengumpulan Data……………………………………………..55
3.8. Teknik Analisis Data………………………….………………………..56

BAB 1V PENYAJ IAN DAN ANALISIS DATA……………………...………….58

4.1. Gambaran Objek Penelitian………………………………………….…58
4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya…………………………….58
4.2. Penyajian Data………………………………………………………….60
4.2.1. SMP Yang Sudah Sosialisasi………………………………....60
4.2.2. Identitas Responden…………………………………………..61
4.3. Analisis Data…….……………………………………………………...67
4.4. Pembahasan……………………………………………………………. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….…..92
5.1. Kesimpulan…………………………………………………..…………92
5.2. Saran…………………………………………………………………....93

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA………………………………...………..………………….94
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….96
Lampiran 1 Guide interview………………………………………………...96
Lampiran 2 Hasil Wawancara……………………………………………….97
Lampiran 3 Foto Dokumentasi Wawancara…………………………….…115
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6.1. Model Komunikasi Satu Arah…………...……………….…29
Gambar 2.6.2. Model Komunikasi Dua Arah……………………………….29
Gambar 2.8.

Kerangka Berfikir…………………………………………...41

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

RENDY SUTANSYAH
0943010019
ABSTRACT
In the beginning of every new school year, the parents of the students seem busy
with the phenomena that always comes from every years of the issue of preparing
students to meet the new admission activities. This makes students parents’ worry when
their children can not get a seat at the first public junior school in caused by intense
competition and the amount of learners far more than the availability of the capacity in
public schools. This leads to a lot of parents do not understand and have problems on
the government programs that use the PPDB online system.
The purpose of this study is to know how understanding the parents of new
students on the procedures PPDB online in five Regional Junior High School in
Surabaya, the kind of the obstacle found by the parents’ and also what kind of
communication models are used by the Education Department on the procedures of
PPDB online .
This study used qualitative methods, with techniques of collecting and analyzing
the data using in-depth interviews and a descriptive analysis. From the analysis, it can
conclude that the two-stage model of communication used by Dispendik Surabaya is the
best way and rich much successful because after the principal gave a lot of information
on their socialization make much progress for the students parents’ and increased
understanding of the procedure of PPDB online.
Key words : model of communication, PPDB Online, socialization
ABSTRAK
Setiap awal tahun ajaran baru orang tua calon peserta didik di sibukan dengan
fenomena yang selalu muncul dari tahun ke tahun yaitu masalah persiapan
menyongsong kegiatan penerimaan peserta didik baru. Ini membuat orang calon peserta
didik kawatir bila putra-putri mereka tidak bisa mendapatkan tempat duduk di sekolah
menengah pertama negeri di karenakan oleh ketatnya persaingan dan jumalah peserta
didik yang jauh lebih banyak dari pada ketersediaan pagu di sekolah-sekolah negeri. Hal
ini menyebabkan banyak orang tua yang tidak paham dan mengalami hambatan akan
program pemerintah yang menggunakan sistem PPDB online ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pemahaman orang
tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP
Negeri Surabaya dan Apa saja yang menghambat mereka lalu Model Komunikasi
seperti apakah yang digunakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai
tata cara PPDB online.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengmpulan data
menggunakan wawancara mendalam dan di analisi secara deskriptif. Dari analisis
secara deskrptif dapat di tarik kesimpulan bahwa model komunikasi dua tahap yang
digunakan Dispendik Surabaya berhasil karena setelah kepala sekolah memberikan
informasi sosialisasi banyak calon peserta didik baru yang mengalami peningkatan
pemahaman tentang tata cara PPDB online.
Kata Kunci : Model Komunikasi, PPDB Online, sosialisasi
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan

(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan
sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai
saling pengertian ( mutual understanding ) antara kedua pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirim pesan atau
informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. ( Tommy Soeprapto,
2011 : 5 ).
Hakikat manusia sebagai makhluk sosial mendorong manusia untuk saling
berkomunikasi satu sama lain, komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan
dan informasi, dengan demikian wawasan dan pengetahuan manusia dapat
berkembang. Proses komunikasi ini terjadi sejak manusia ini hadir dalam
kehidupan. Sejak manusia ini hadir dalam kehidupan sejak itu juga terjadi proses
pertukaran ide, informasi, gagasan, keterangan, imbauan permohonan, saran, usul,
bahkan perintah.
Secara umum, komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian
pesan antar manusia. Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha
penyampaian pesan antar manusia, objek ilmu komunikasi adalah usaha
penyampaian pesan antar manusia. Ilmu komunikasi tidak mengkaji proses

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

penyampaian pesan kepada makhluk yang bukan manusia ( hewan dan
tumbuhan). ( Nurani, 2010 : 5 ).
Dalam kajian ilmu sosial (sosiologi), syarat terjadinya interaksi sosial
adalah adanya (1) kontak sosial; (2) komunikasi. Komunikasi adalah suatu
hubungan yang melibatkan proses ketika informasi dan pesan dapat tersalurkan
dari satu pihak (orang dan benda / media) ke pihak lain. Tanpa adanya
komunikasi, sejarah peradapan manusia tak akan dapat maju sebagaimana tak ada
hubungan yang memungkinkan informasi atau pesan dapat dibagi terhadap orang
lain yang membuat informasi, wawasan dan pesan dapat tersampaikan. Sejak
manusia hadir dalam kehidupan, sejak itu pula terjadi proses pertukaran ide,
informasi, gagasan, keterangan, imbauan, permohonan, saran, usul bahkan
perintah. Dengan itu pula informasi atau pengetahuan yang dikemukakan oleh
seseorang atau sekelompok manusia dapat di terima banyak orang dan akhirnya
persepsi terhadap suatu hal mampu membuat masyarakat memahaminya secara
bersama-sama. (Nurani, 2010 : 11-12 ).
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa dipastikan
akan tersesat karena dia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu
lingkungan sosial.

Komunikasilah yang

memungkinkan suatu individuu

membangun suatu kerangkah rujukan dan menggunakannya sebagai panduan
untuk menafsirkan situasi apapun yang dia hadapi, komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi adaptif untuk mengatasi
situasi problematic yang dia masuki. ( Deddy Mulyana, 2000 : 5 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Komunikasi memiliki variasi definisi yang tak terhingga seperti : saling
bicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik
sastra dan masih banyak lagi. Hal ini adalah salah satu permasalahan yang
dihadapi oleh para akademis : dapatkah kita secara layak menerapkan istilah
sebuah subjek kajian ilmu tehadap sesuatu yang sangat beragam dan memiliki
banyak sisi yang sebenarnya terjadi pada fenomena komunikasi manusia. ( John
Fiske, 2012 :1 ).
Komunikasi bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Wilayahnya bisa
makro dan mikro. ( Nurani, 2010 : 6 ).
Komunikasi dapat dikatakan positif apabila terjadi suatu komukasi dengan
intensi adanya pencapaian pengertian yang sama antara kedua belah pihak
terhadap pesan yang disampaikan dengan tetap melakukan respect ke dalam
prosesnya kalau tidak ada kompenan dari yang diatas maka larinya komunikasi
tersebut adalah negatif, artinya tidak ada komunikasi dan perolehan yang
ditimbulkannya berdampak pada kebosanan, adanya asumsi image yang kurang
baik mungkin perpecahan, kalau ada komunikasi positif semuanya dapat
dilakukan dan akan berbuah sinergi. ( w w w .w ordpress.com )
Dalam ilmu komunikasi yang mengakaji hubungan antara sesama
manusia, aksi dan reaksi dalam hubungan antara-manusia dinamakan ‘interaksi
sosial’. Interaksi sosial merupakan sarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan. Yang
dimaksud dinamis adalah bahwa interaksi akan memungkinkan suatu individu
atau kelompok berubah. ( Nurani, 2010 : 141 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Jika berbicara mengenai ilmu komunikasi sebenarnya tidak hanya
komunikasi secara perorangan yang dilakukan pelaku komunikasi tetapi banyak
juga pelaku komunikasi yang melakukan tindak komunikasi secara berkelompok
dengan banyak orang untuk menyampaikan program yang berisi pesan-pesan
untuk mencapai tujuan bersama, cara berkomunikasi yang demikian biasa kita
sebut dengan bersosialisasi. ( Alvin A, 2006 : 7 ).
Baru-baru ini ditemui suatu kegiatan dalam bentuk sosialisasi yang
membahas tentang masalah dalam dunia pendidikan. Sosialisasi tersebut
membahas seputar permasalahan yang timbul di masyarakat.
Sosialisasi ini memberikan solusi serta informasi mengenai tata cara dan
aturan dalam program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang sering
membuat orang tua resah memikirkan putra-putrinya untuk mendaftarkan ke
sekolah yang lebih tinggi, yaitu lulusan SD ke jenjang SMP.
Keresahan tersebut dapat dipahami karena sebagian orang tua masih
banyak yang menghendaki putra-putrinya dapat diterima di sekolah negeri.
Nyatanya jumlah tamatan SD dengan pagu SMP Negeri tidaklah berbanding
lurus. Sehingga calon peserta didik harus bersaing yang relatif ketat.
Persaingan untuk memperebutkan bangku sekolah negeri yang sangat
kompetitif ini memberi tantangan tersendiri bagi Dinas Pendidikan Kota Surabaya
untuk melayani masyarakat dengan sistem yang transparan, adil dan tidak
diskriminatif, serta akuntabel. Dengan sistem ini, seluruh masyarakat dapat
memantau perkembangan penerimaan peserta didik baru setiap saat selama 24 jam
setiap hari, sehingga pada akhirnya yang betul-betul berhaklah yang dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

diterima di sekolah negeri, tanpa memprioritaskan orang-perorang maupun
golongan. ( Dr. IKHSAN, S.Psi., MM, Dispendik Surabaya ).
Seperti fenomena yang sekarang, walaupun pihak Dinas Pendidikan Kota
Surabaya sudah mensosialisasikan tentang PPDB melalui media massa, namun
masih banyak orang tua calon peserta didik baru yang datang berbondongbondong ke sekolah-sekolah untuk menanyakan tentang tata cara Penerimaan
Peserta Didik Baru ( PPDB ).
Ditemukan banyak kendala-kendala dalam sosialisasi PPDB melalui
media massa maupun media online. Masih banyak warga masyarakat yang tidak
mengerti atau tidak bisa memahami tata cara mendaftarkan putra-putrinya untuk
masuk ke SMP secara Online.
Masyarakat kurang memahami isi pesan sosialisasi yang disampaikan
oleh pihak Dinas Pendidikan karena hal ini masih baru bagi orang tua peserta
didik.
Agar sosialisasi PPDB bisa berjalan lancar, maka pihak Dinas Pendidikan
Kota Surabaya serta para kepala sekolah SMP negeri di Surabaya bekerja sama
dalam mensosialisasikan tata cara Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) yang
selanjutnya seluruh kepala sekolah akan melanjutkan sosialiasi PPDB ini ke
seluruh warga di kecamatan masing-masing dan ada juga kepala sekolah di
wilayah tertentu yang mengadakan sosialisasi di lingkungan sekolahnya.
Peserta sosialisasi ini adalah para orang tua calon peserta didik baru yang
berada di lima wilayah yaitu wilayah pusat, wilayah utara, wilayah selatan,
wilayah barat dan wilayah timur. Sosialisasi ini dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk mengatasi

6

keresahan para orang tuan calon peserta didik baru dalam menyambut datangnya
tahun pelajaran baru. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh kepala
sekolah SMP di tiap Wilayah Surabaya, masyarakat cenderung menjadi lebih
paham mengenai tata cara PPDB karena masyarakat dapat bertanya secara
langsung.
Berdasarkan hal tersebut maka pihak kepala sekolah SMP di lima Wilayah
memberi sosialisasi di Kecamatan dan di sekolah mereka masing-masing yang di
sambut baik oleh peserta sosialisasi. Isi sosialisasi yang disampaikan pihak kepala
sekolah di lima wilayah Surabaya mengenai PPDB tahun pelajaran 2013/2014 yang
harus diperhatikan oleh orang tua/wali calon peserta didik, antara lain :

A. Jalur Umum seleksi akademis menggunakan nilai Ujian Nasional (UN)
B. Jalur Sekolah Kawasan seleksi dilakukan dengan pembobotan Nilai
Ujian Nasional (UN) dengan bobot 40% dan Tes Potensi Akademis
(TPA) dengan bobot 60 %.
C. Calon Peserta Didik tamatan sekolah di Surabaya tetapi bukan warga
Kota Surabaya (untuk selanjutnya disebut Rekomendasi Dalam Kota),
diberi kesempatan untuk sekolah di Surabaya dengan pagu 1 % (satu
persen) dari total Pagu Kota Surabaya dan total pagu masing-masing
sekolah.
E. Calon Peserta Didik tamatan sekolah Luar Kota tetapi warga Kota
Surabaya (untuk selanjutnya disebut Mutasi) tidak dikenakan pagu 1 %
(satu prosen).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

PPDB dengan konsep tanpa kertas ini masih dijadikan basis pelayanan dan
terus ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa
dan orang tua (masyarakat) dalam melakukan pendaftaran. Orang tua calon
peserta didik baru dapat melakukan pendaftaran di rumah, di sekolah-sekolah
negeri yang siap membantu, di semua lokasi yang memiliki akses internet, dimana
saja sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Hal ini disebabkan karena
konsep yang digunakan dalam PPDB adalah berbasis WEB.
Meskipun demikian, PPDB yang berbasis WEB ini masih menimbulkan
kekhawatiran Orang Tua calon peserta didik baru tentang sulitnya melakukan
pendaftaran, maka Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerja sama dengan pihak
SMP Negeri di ke lima wilayah untuk melakukan berbagai upaya agar
kekhawatiran itu dapat diminimalisir, antara lain :

A. Menyederhanakan cara pendaftaran lewat internet
B. Semua calon siswa yang berasal dari SD/SDLB/MI/SMP/SMPLB/MTs
sebanyak lebih kurang 85.000 calon siswa diberikan panduan bagaimana
cara mendaftar
C. Bekerjasama dengan berbagai pihak dalam sarana prasarana, sosialisasi,
maupun membantu pendaftaran
D. Memberi kesempatan untuk mencoba (latihan pendaftaran) sebanyak 3
(tiga) kali.
E. Menyediakan tenaga-tenaga (helper) yang siap membantu calon peserta
didik untuk melakukan pendaftaran baik disekolah-sekolah, mobil keliling,
dan tempat-tempat strategis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Selain ketentuan diatas, ada sejumlah kriteria bagi calon peserta didik baru
yang dikategorikan sebagai berikut :

A. Calon Peserta Didik Kategori Dalam Kota merupakan calon peserta didik
yang berasal dari sekolah di Wilayah Kota Surabaya dan merupakan warga
Surabaya yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK).
B. Calon Peserta Didik Kategori Mutasi merupakan calon peserta didik yang
berasal dari sekolah di luar Wilayah Kota Surabaya dan merupakan warga
Surabaya yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) dimana yang
bersangkutan tidak termasuk dalam pagu 1%.
C. Calon Peserta Didik Kategori Rekomendasi Dalam Kota merupakan calon
peserta didik yang berasal dari sekolah di Wilayah Kota Surabaya tetapi
bukan warga Surabaya. Pagu yang tersedia adalah 1% baik dari pagu kota
maupun pagu sekolah.
D. Calon Peserta Didik Kategori Luar Kota merupakan calon peserta didik
yang berasal dari sekolah di luar Wilayah Kota Surabaya dan bukan warga
Surabaya. Pagu yang tersedia adalah 1% baik dari pagu kota maupun pagu
sekolah.
E. Kartu Keluarga yang diakui sebagai dasar pendaftaran dan penerimaan
calon peserta didik adalah Kartu Keluarga yang diterbitkan paling lambat
1 Januari 2012 apabila calon peserta didik tidak menjadi satu dengan orang
tua kandung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

F. Jika calon peserta didik menjadi satu dengan orang tua kandung dalam
satu Kartu Keluarga Kota Surabaya maka tidak diberlakukan pembatasan
tanggal penerbitan Kartu Keluarga sebagaimana ketentuan ayat 5.
G. Calon Peserta Didik Kategori Khusus merupakan calon peserta didik
sebagai berikut :
a. Calon Peserta Didik Prestasi Olah Raga;
b. Calon Peserta Didik Prestasi Akademis dan Non-Akademis
c. Calon Peserta Didik Inklusif;
d. Calon Peserta Didik Mitra Warga;
e. Calon Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) Satu Lokasi;
H. Pagu Calon Peserta Didik Baru Mitra Warga, sebesar 5% dari pagu
masing-masing sekolah.
Program Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang bekerja sama dengan
kepala sekolah di lima wilayah, diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai
kesulitan dan hambatan, agar masyarakat tidak lagi kebingungan dalam
menyongsong tahun pelajaran baru. Untuk itu sosialisasi yang demikian dianggap
efisien menanggulangi permasalahan tersebut di atas.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1. Bagaimana pemahaman orang tua calon peserta didik baru mengenai tata
cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya ?
2. Apa saja yang menghambat pemahaman orang tua calon peserta didik baru
mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Surabaya ?
3. Bagaimana Model Komunikasi yang digunakan oleh pihak Dinas
Pendidikan Kota Surabaya dalam mensosialisasikan PPDB online ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana pemahaman

orang tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima
Wilayah SMP Negeri Surabaya, Apa saja yang menghambat pemahaman orang
tua calon peserta didik baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah
SMP Negeri Surabaya, Bagaimana Model Komunikasi yang digunakan oleh pihak
Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online.

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis
Bagi ilmu komunikasi, penelitian ini diharap mampu memberikan
kontribusi yang besar berkaitan dengan pemahaman orang tua calon peserta didik
baru mengenai tata cara PPDB on line di Lima Wilayah SMP Negeri kota
Surabaya, Apa saja yang menghambat pemahaman orang tua calon peserta didik
baru mengenai tata cara PPDB on line di lima Wilayah SMP Negeri Kota

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Surabaya dan Model komunikasi apa yang digunakan oleh pihak Dinas
Pendidikan Kota Surabaya mengenai tata cara PPDB online.

1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat dan pengertian
kepada khalayak luas atau pelaku komunikasi mengenai pemahaman dalam
memanfaatkan media massa lalu cara mengatasi hambatan-hambatan yang di
temui dalam menggunakan media massa dan bagaimana cara bersosialisasi yang
baik dan efektif melalui pemahaman model komunikasi dalam sosialisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Dari penelitian terdahulu yang berjudul Model Komunikasi dalam

Sosialisasi Pengarusutamaan Gender dan Anggaran Responsif Gender di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan oleh Puji Lestari/Machya Astuti
Dewi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional
‘veteran’ Yogyakarta. Metode Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik
pengumpulan data Focus Group Discussion dan uji coba model komunikasi
Pengarustamaan Gender ( PUG) dan Anggaran Responsive Gender (ARG). Hasil
penelitian ini menunujukan bahwa Model komunikasi PUG dan ARG yang
diujicobakan, mengerti tentang Gender dan responsive gender, namun belum
mengimpletasikan dalam program kerja, dan hasil post test ternyata para peserta
pelatihan dari perwakilan Dinas Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, kulon Progo,
dan Sleman merasa puas dengan materi, metode, narasumber. Hasil penelitian
PUG-ARG dapat diimplementasikan didinas masing-masing. Model ini dapat
mempelancar dalam proses komunikasi pembuatan program kerja yang responsive
gender dan diiplementasikan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program, serta didukung oleh personil disemua dinas yang memiliki pengetahuan
memadai tentang PUG, demi keharmonisan dan kesejahteraan masyarakat,
khususnya dipemerintah provinsi DIY.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Lalu penelitian kedua yang berjudul Model Komunikasi dalam Sosialisasi
Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga yang diteliti oleh Susilastuti Dwi N., M. Edy Susilo, dan
Zudiyatko Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan metode
kualitatif dan menggunakan teknik descriptive analysis ini menemukan bahwa,
komunikator yang berperan sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi perlu
mendapatkan perhatian. Komunikator dipilih berdasarkan latar belakang
komunikasi yakni masyarakat sasaran kegiatan sosialisasi. Selama ini kegiatan
sosialisasi Undang-Undang PKDRT yang dilaksanakan BPPM masih berasal dari
internal BPPM dan belum banyak

menggunakan

variasai narasumber.

Komunikator kegiatan sosialisasi tidak hanya sekedar menguasai Undang-Undang
PKDRT namun harus mengkaitkan dengan persoalan penyebab masalah KDRT
seperti persoalan sosial, Budaya, Agama, Ekonomi. BPPM DIY hendak lebih
memfokuskan kegiatan sosialisasi untuk jajaran profensi, kota atau kabupaten
dalam bentuk training, yang akan menjadi narasumber jenjang dibawahnya.
Dari kedua penelitian tersebut diatas dapat dibandingkan dengan penelitian
yang sedang dilakukan peneliti saat ini yang berjudul model komunikasi dalam
sosialisasi penerimaan peserta didik baru ( PPDB ) online dari jenjang SD ke SMP
di Pemerintahan Kota Surabaya, dari kedua penelitian tersebut di atas memiliki
persamaan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti saat ini
metodenya sama-sama menggunakan metode kualitatif dan juga sama-sama
meneliti tentang model komunikasi dalam sosialisasi. Disamping itu terdapat pula

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

perbedaan dari penelitian terdahulu yang berjudul Model Komunikasi dalam
Sosialisasi Pengarusutamaan Gender dan Anggaran Responsif Gender di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunakan teori PUG dan ARG, sedangkan
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini menggunakan beberapa teori penunjang
seperti teori komunikasi kelompok, teori komunikasi interpersonal dan teori
dasarnya menggunakan dua model komunikasi massa yaitu milik Black and
Whitney, Peneliti tidak menggunakan teori PUG dan ARG karena itu lebih cocok
digunakan untuk komunikasi antarbudaya.
Lalu permasalahan dari penelitian terdahulu tersebut diatas dengan
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. Perbedaannya adalah bila penelitian
terdahulu di atas permasalahannya sudah berlangsung sejak lama tetapi
permasalahan kedua penelitian yang terdapat pada jurnal tidak dimunculkan dan
penelitian pada kedua jurnal tersebut tidak memberikan manfaat secara teoritis
dan praktis, Teknik pengumpulan data yang digunakan pun hanya satu teknik tiap
jurnalnya, Sedangkan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti saat ini
memunculkan

tiga

rumusan

masalah

dan

permasalahannya

merupakan

permasalahan baru dan terkini serta memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis. Lalu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti saat ini lebih
variatif dengan menggunakan tiga teknik penggumpulan data yaitu wawancara,
observasi dan studi literatur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dikenali oleh
semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikannya secara
memuaskan. Komunikasi memiliki variasi definisi yang tidak terhingga seperti;
saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita,
kritik sastra, dan masih banyak lagi. Hal ini adalah salah satu permasalahan yang
dihadapi oleh para akademisi; dapatkah kita secara layak menerapkan istilah
‘sebuah subjek kajian ilmu’ terhadap sesuatu yang sangat beragam dan memiliki
banyak sisi seperti yang sebenarnya terjadi pada fenomena komunikasi manusia?
Apakah ada harapan untuk menghubungkan kajian, contohnya; antara ekspresi
wajah dengan kritik sastra? Apakah itu memang merupakan sebuah upaya
pengkajjian yang perlu dilakukan?
Keraguan-keraguan yang berada dibalik pertanyaan-pertanyaan seperti
mungkin memunculkan pandangan bahwa komunikasi bukan merupakan sebuah
subjek didalam pengertian akademik normal, namun sebuah bidang ilmu yang
multidisipliner. Pandangan ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa apa yang telah
dinyatakan oleh para pesikolog dan sosiolog mengenai perilaku, komunikasi
manusia hampir sama sekali tidak memiliki kaitan dengan apa yang dinyatakan
oleh kritikus sastra.
Terdapat dua mahzab utama dalam ilmu komunikasi. Pertama, kelompok
yang melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Kelompok ini focus dengan
bagaimana pengirim dan penerima mengirimkan dan menerima ( pesan ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Kelompok ini juga sangat memperhatikan dengan hal-hal seperti efisiensi dan
akurasi. Pandangan ini melihat komuniksi sebagai proses dimana seseorang
memengaruhi prilaku atau cara berfikir orang lain. Jika efek yang muncul berbeda
atau kurang dari yang diinginkan, mahzab ini cenderung untuk berbicara dengan
istilah-istilah seputar kegagalan komunikasi, dan melihat berbagai tahapan
didalam proses komunikasi untuk menemukan dimana kegagalan terjadi. Untuk
lebih mudahnya john fiske akan menyebut pandangan ini sebagai kelompok
‘proses’.
Mahzab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukan makna.
Kelompok ini fokus dengan bagaimana pesan, atau text, berinteraksi dengan
manusia didalam rangka untuk memproduksi makna: artinya, pandangan ini
sangat memperhatikan peran teks didalam budaya kita. Kelompok ini
menggunakan istilah seperti signifikansi ( pemaknaan ), dan tidak menganggap
kesalah pahamaan sebagai bukti penting dari kegagalan komunikasi kesalah
pahaman tersebut mungkin merupakan hasil dari perbedaan-perbedaan budaya
antara pengirim dan penerima. Bagi mahzab ini, ilmu komunikasi adalah kajian
teks dan budaya. Metode utama dari pandangan ini adalah semiotik ( ilmu tentang
tanda dan makna ), dan itu juga merupakan nama yang akan saya gunakan untuk
mengidentifikasi pendekatan ini. Mahzab proses cenderung mengkaitam diri
dengan ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung
memfokuskan dirinya terhadap tindak ( acts ) komunikasi. Mahzab semiotik
cenderung mengkaitkan dirinya dengan linguistik dan subjek seni, dan memiliki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

kecenderungan untuk memfokuskan dirinya terhadap kerja ( works ) komunikasi. (
John fiske, 2012 :1-3 ).
Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa
dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa ( Laswell ).
2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pengalihan informasi dari satu
orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.
3. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan
tanda-tanda ( alamiah atau universal berupa simbol-simbol berdasarkan
perjanjian manusia ) verbal atau non verbal yang di dasari atau tidak di
dasari yang bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain.
4. Komunikasi adalah proses dimana sesorang individu atau komunikator
mengooperkan stimulant biasanya dengan lambang-lambang bahasa (
verbal maupun non-verbal ) untuk mengubah tingkah laku orang lain (
CARL I.HOVLAND ).
5. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol, (
Theodorson dan Thedorson ).
6. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang
kepada orang lain ( Edwin emery ).
7. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia ( Delton E, Mc Farland ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

8. Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan / lambang
yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua
proses dan berakibat pada bentuk prilaku manusia dan adat kebiasaan (
William Albig ).
9. Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antar manusia
dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya
melalui ruang dan menyimpan dalam waktu ( Charles H. Cooley ).
10. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktifitas, rangkaian
atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut ( A.
Winnet ).
11. Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem
simbolingusitik, seperti sistem simbol verbal ( kata-kata) dan nonverbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui
media lain ( tulisan, oral, dan visual ) ( Karlfried Knapp ). ( Tommy
Suprapto, 2011 : 5-6 ).

2.2.2. Fungsi Komunikasi
Robert G. King. Memasukan fungsi komunikasi kedalam ruang lingkup
ilmu komunikasi. Menurutnya, ada tiga fungsi dari proses komunikasi yang dapat
dijadikan acuan dalam setiap rancangan materi pesan yang ingin disampaikan.
Efek apa yang ingin dicapai diakhir proses komunikasi. Ada tiga fungsi
komunikasi yang ditemukan oleh King, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

a. Proses pengembangan mental ( Development of menthal process )
b. Penyesuaian dengan lingkungan ( adjustment of environment )
c. Manupulir lingkungan ( manipulation of environment ) ( Lukiati Komala,
2009 : 138 ).

2.2.3. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Komunikasi Verbal ( verbal communication )
1. Komunikasi Lisan ( oral communication )
2. Komunikasi Tulisan ( written communication )
b. Komunikasi nirverbal ( nonverbal communication )
1. Komunikasi kial ( gesture/body communication )
2. Komunikasi gambar ( pictorial communication )
c. Komunikasi tatap muka ( face to face communication )
d. Komunikasi bermedia ( mediated communication ) ( Onong Uchjana, 2000
: 53 ).

2.2.4. Tujuan Komunikasi
Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efesiensi dan efektifitas,
demikian yang dikatakan King dalam ruang lingkupnya. Efisiensi maksudnya
adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses komunikasi
mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feedback
yang positif dari penerima pesannya.
Tujuan efektifitas dalam ruang lingkup Robert G King di artikan sebagai
cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap
unsur yang terlibat dalam proses komunikasi. Baik itu komunikator, media, pesan
maupun komunikan harus memainkan perannya secara tepat untuk menciptakan
iklim yang kondusif sebagai proses komunikasi mencapai tujuan. ( Lukiati
Komala, 2009 : 139-140 ).

2.2.5. Hambatan Komunikasi
Secara umum, ada dua jenis gangguan dalam komunikasi:
A. Gangguan teknis, yaitu gangguan yang menyangkut hambatan yang ada
pada saluran komunikasi yang menjadi media antara komunikator dan
komunikan ( penerima pesan ) yang menyebabkan pesan tidak sampai.
B. Gangguan semantik, yaitu gangguan yang berkaitan dengan masalah
pemahaman yang berbeda tentang makna dari simbol atau isi pesan yang
disampaikan, misalnya masalah bahasa yang berbeda. ( Nurani, 2010 : 8687 ).
( West and Turner. 2008 : 12 ). Komunikasi juga melibatkan gangguan (
noise ), yang merupakan semua hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber
informasi. Ada 4 jenis gangguan:
Pertama, gangguan ( semantic noise ) berhubungan dengan slang, jargon atau
bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perseorangan dan kelompok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Misalnya saja, ketika salah satu dari kami menerima laporan medis dari dokter
mata, kata-kata yang muncul adalah ‘ocular neuritis’. Dilated funduscopic
examination, dan papillary conjungctival changes. Ini adalah contoh gangguan
semantic karena diluar komunitas kedokteran, kata-kata ini memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki makna sama sekali, apalagi bahasa yang digunakan adalah
bahasa inggris.
Kedua, gangguan fisik ( eksternal )- physical ( eksternal ) noise, berada
diluar penerima.
Ketiga, gangguan psikologis ( psychological noise ) merujuk pada
prasangka, bias dan kesenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu
sama lain atau terhadap pesan itu sendiri.
Keempat, gangguan fisiologis ( psysiological noise ) adalah gangguan
yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan semacam ini akan
muncul apabila anda sebagai pembicara sedang sakit, lelah atau lapar. ( Lukiati
Komala, 2009 : 128-129 ).
Pada hakikatnya, kebanyakan dari gangguan yang timbul, bukan berasal
dari sumber atau salurannya, tetapi dari audience ( penerimanya). Manusia
sebagai komunikan memiliki kecenderungan untuk acuh tak acuh, meremehkan
sesuatu, salah menafsirkan, atau tidak mampu mengingat dengan jelas apa yang
diterimanya dari komunikator. Setidak-tidaknya ada tiga faktor psikologis yang
mendasari hal itu, yaitu:
1. Selective attention. Orang biasanya cenderung untuk mengespose dirinya
hanya kepada hal-hal ( komunikasi ) yang dikehendakinya. Misalnya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

seseorang tidak berminat membeli mobil, jelas dia tidak akan berminat
membaca iklan jual beli mobil
2. Selective perception. Suatu kali, seseorang berhadapan dengan suatu
peristiwa komunikasi, maka ia cenderung menafsirkan isi komunikasi
sesuai dengan prakonsepsi yang sudah dimiliki sebelunnya. Hal ini erat
kaitannya dengan kecenderungan berfikir secara streotipe.
3. Selective retention. Meskipun seseorang memahami suatu komunikasi,
tetapi orang berkencenderungan hanya mengingat apa yang mereka ingin
untuk diingat. Misalnya, setelah membaca suatu artikel berimbang
mengenai komunisme, seseorang mahasiswa yang anti komunis hanya
akan mengingat

hal-hal

jelek

mengenai komunisme.

Sebaliknya

mahasiswa yang prokomunis cenderung untuk mengingat kelebihankelebihan sistem komunisme yang diungkapkan artikel tersebut. ( Tommy
Suprapto, 2001 : 14-15 ).

2.2.6. Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahamaan yang sama dan
merangsang pihak-pihak lain untuk berfikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan
untuk berkomunikasi secara efektif akan menambah keberhasilan individu
maupun organisasi. Komunikasi yang efektif akan membantu mengantisipasi
masalah-masalah, membuat keputusan yang tepat, mengkoordinasikan, aliran
kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan berbagai hubungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Sehubungan dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan
menjadi dua, yakni komunikasi individu dan komunikasi massa. Dalam
komunikasi individu suatu komunikasi dikatan efektif apabila komunikan (
audience ) mampu memahami pesan sebgaimana yang dimaksud oleh pengirim
atau komunikator. Sementara dalam komunikasi massa, komunikasi dikatakan
efektif apabila mampu menjangkau komunikasi secara lebih luas.
Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu: komunikator,
pesan, dan komunikan. Dengan demikian, apabila dirunut dari proses komunikasi,
maka faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif adalah:
1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator
Kredibilitas komunikator menunjukan bahwa pesan yang disampaikannya
dianggap benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap
komunikator akan menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima
pesan dan mengubah sikap sesuai keinginan komunikator. Buruknya
kredibiltas komunikator bisa menimbulkan ketidak percayaan sehingga
komunikan tidak bersedia melakukan perubahan sikap, padahal pesan yang
disampaikan komunikator sesungguhnya benar. Selain muncul melalui
kepercayaan, kredibilitas juga muncul melalui keahlian dan status sosial.
Seorang komunikator yang memiliki daya tarik dan dikagumi, disenangi,
dan komunikannya bersedia melakukan upaya perubahan sikap. Contoh
komunikator yang memiliki daya tarik adalah seorang artis. Oleh karena
itu tidaklah mengherankan apabila banyak organisasi melibatkan artis agar
komunikasi dapat menjadi lebih efektif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan
suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila memenuhi
kondisi sebagai berikut:
A. Menarik perhatian
agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format yang baik,
pilihan kata yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang
tepat.
B. Menggunakan lambang atau bahasa yang dipahami komunikan.
C. Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan.
3. Kemampuan

komunikan untuk

menerima dan memahami pesan

Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki
kemampuan untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan
kepentingannya, mampu mengambil putusan sesuai kebutuhan dan
kepentingannya, serta secara fisik dan mental mampu menerima pesan. (
Sutrisna Dewi, 2007 : 14-16 ).

2.3.

Komunikasi Interper sonal
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua atau

beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung,
dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.
Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal di sertai ungkapanungkapan nonverbal dan