PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA LESS) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL MENCIT (MUS MUSCULUS L.).

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL

MENCIT (Mus musculus L.)

Oleh: Herlina Siringoringo

NIM 408241030 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

(3)

iii

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL

MENCIT (Mus musculus L.) Herlina Siringoringo (NIM : 408241030)

Abstrak

Kolesterol merupakan jenis lemak normal yang ada dalam darah, tetapi kolesterol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Beluntas (Pluchea

indica Less) mengandung flavonoid, tanin, vitamin C, sehingga memungkinkan

penggunaan tanaman tersebut sebagai obat penurun kadar kolesterol. Untuk membuktikan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah tepung daun beluntas memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dalam darah mencit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial. Pada percobaan ini digunakan 24 (dua puluh empat) ekor mencit jantan dengan berat badan 20-30 g dan berumur 2 bulan yang dibagi secara acak menjadi empat kelompok. Kelompok pertama merupakan kontrol. Kelompok II (0,9 g/kg BB/hari). Kelompok III (1,8 g/Kg BB/hari), kelompok IV (3,6 g/kg BB/hari). Sebelum melakukan perlakuan mencit diaklimatisasi selama 1 minggu. Sebelum pemberian tepung daun beluntas terlebih dahulu mencit diberikan kuning telur sebanyak 0,3 ml selama 2 minggu, hal ini bertujuan untuk menaikkan kolesterol total mencit. Pemberian tepung daun beluntas dilakukan selama 4 minggu. Setelah empat minggu perlakuan, tikus dibedah, darahnya diambil melalui jantung, lalu diukur kadar kolesterol total. Pengukuran kadar kolesterol dengan metode CHOD-PAP. Data dianalisis dengan anava satu jalur dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil rata-rata penurunan kolesterol mencit pada kelompok kontrol; 0,9g/KgBB; 1,8g/Kg BB; 3,6 g/Kg BB secara berturut- turut adalah 78 ± 2,55 mg/dl; 71,4 ± 2,07 mg/dl; 68,6 ± 1,82 mg/dl ; 78,4 ± 2.07 mg/dl. Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa ketiga dosis tepung daun beluntas yang digunakan menunjukkan adanya efek menurunkan kolesterol dan secara statistik menunjukkan pengaruh nyata (Fhitung =19,35 > F 0.01.3,16 tabel=5,29).Maka dapat disimpulkan berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa daun beluntas dapat menurunkan kolesterol.


(4)

iv

INFLUENCE GIFT OF WHEAT LEAVES Beluntas (Pluchea indica Less) OF CHOLESTEROL LOWERING Mice (Mus musculus L.)

Herlina Siringoringo (NIM: 408 241 030) Abstract

Cholesterol is a kind of normal fat available in blood, but cholesterol in high concentration can cause atherosclerosis that ultimately will give impact to a coronary heart illness. Beluntas (Pluchea indica Less) contains flavonoids, tannins, vitamin C, thus allowing the use of such plants as cholesterol-lowering drugs. To prove that the study was conducted to determine whether beluntas leaf meal has the effect of lowering blood cholesterol levels in mice. The method used is an experimental method with a completely randomized design (CRD) non-factorial. In this experiment used 24 (twenty four) tail of male mice weighing 20-30 g and aged 2 months were divided randomly into four groups. The first group was control. Group II (0.9 g / kg BB / day). Group III (1.8 g / kg BB / day), group IV (3.6 g / kg BB / day). Before performing the treatment mice were acclimatized for 1 week. Before giving first leaf meal beluntas mice administered egg yolk of 0.3 ml for 2 weeks, it aims to raise total cholesterol of mice. Beluntas leaf meal provision made for 4 weeks. After four weeks of treatment, the mice dissected, blood is taken through the heart, and then measured levels of total cholesterol. Measurement of cholesterol by CHOD-PAP method. Data were analyzed with ANAVA one lane and continued with LSD. Average yield reduction in cholesterol of mice in the control group; 0.9 g / kg, 1.8 g / kg BW, 3.6 g / kg BW, respectively was 78 ± 2.55 mg / dl; 71.4 ± 2 , 07 mg / dl; 68.6 ± 1.82 mg / dl; 78.4 ±2,04 mg / dl. From the experimental results, it is known that the three doses used beluntas wheat leaves showed a cholesterol-lowering effect and showed statistically significant effect (Fhitung = 19.35> F 0.01.3,16 table = 5.29). It can be concluded based on research carried out that leaves beluntas can lower cholesterol.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian ini berjudul ”Pengaruh Pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica Less) Terhadap penurunan Kadar kolesterol Darah Mencit (Mus Musculus L.)”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih Kepada Bapak Prof.Drs. Motlan,. M.Sc., Ph.D sebagai Dekan FMIPA. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si sebagai Ketua Jurusan Biologi. Kepada Ibu Dra. Erlintan Sinaga, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan bagi penulis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S, Bapak Drs. Tonggo Sinaga, M.Si dan Bapak Prof. Herbet Sipahutar. MS, M.Sc, selaku Dosen Penguji yang telah membantu melalui kritik dan saran yang berguna untuk penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi nasehat dan dorongan selama mengikuti perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Drs.Marudut Sinaga, M.Si sebagai Pimpinan Laboratorium Kimia yang telah memberikan izin tempat penelitian di ruang hewan kimia dan Ibu Juli Amd yang telah banyak memberikan ilmu pada pemeriksaan kolesterol di Laboratorium Kesehatan Medan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Alister Siringoringo dan Ibunda tercinta Erta Sihotang yang telah memberi motivasi berupa moral dan materi serta doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesikan pada waktunya.Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada saudara - saudara penulis


(6)

iv

(Susiana Siringoringo, Raya Siringoringo, Bene dicta Siringoringo, Marito Siringoringo) yang telah membantu melalui doa dan motivasi bagi penulis. Terima kasih juga untuk seluruh teman-teman yang telah banyak memberi pengarahan dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan bacaan atau acuan untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terima kasih.

Medan, Agustus 2012

Herlina Siringoringo


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahaan i

Riwayat hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 3

1.2. Batasan Masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Daun beluntas 5

2.1.1. Klasifikasi Daun beluntas 6

2.1.2. Kandungan Daun Beluntas 6

2.1.2.1. Flavonoid 8

2.1.2.2. Vitamin C 9

2.2. Kolesterol 10

2.2.1. Pengangkutan Kolesterol 11

2.2.2. Akibat kelebihan kolesterol 13

2.2.3. Hati 14

2.3. Metode CHOD-PAP 15

2.4. Mencit (Mus musculus L.) 16

2.4.1. Klasifikasi Mencit 16

2.5. Hipotesis 18

2.5.1. Hipotesis Penelitian 18

2.5.2. Hipotesis Statistik 18

BAB III. Metode penelitian 19

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 19

3.2. Populasi dan Sampel 19

3.3. Alat dan Bahan Penelitian 19

3.3.1. Alat 20

3.3.2. Bahan 20

3.4. Desain penelitian 20

3.5. Prosedur Penelitian 20

3.5.1. Penyediaan kandang dan aklimatisasi mencit 20

3.5.2. Pemberian kuning telur 20


(8)

viii

3.5.4. Pemberian Perlakuan Tepung Daun Beluntas 21

3.5.5. Pengambilan darah 21

3.5.6. Pengukuran Kadar kolesterol 21

3.6. Variabel Penelitian 22

3.7. Teknik Analisis Data 22

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 26

4.1. Hasil penelitian 26

4.1.1. Kolesterol Total 27

4.1.2. Berat Badan mencit 30

4.2. Pembahasan 32

BAB V. Kesimpulan dan Saran 38

5.1. Kesimpulan 38

5.2. Saran 38

DAFTAR PUSTAKA 39


(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Perhitungan Anava Untuk Kadar Kolesterol Mencit

Setelah Pemberian Daun Beluntas Selama 4 Minggu 42 Lampiran 2. Lampiran Berat Badan Mecit selama perlakuan daun

beluntas ( g ± SD) 43 Lampiran 3. Perhitungan Anava Untuk berat badan Mencit Setelah

Pemberian Daun Beluntas Selama 4 Minggu 44

Lampiran 4. Dokumentasi penelitian 46

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Universitas Negeri Medan 56 Lampiran 6. Surat pelaksanaan penelitian dari Laboratorium Kesehatan


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Daun beluntas 6

Gambar 2.2. Struktur Molekul Kolesterol 10

Gambar 4.1. Nilai rata-rata kolesterol mencit (mg/dL ± SD) yang diberi

Perlakuan daun beluntas. 28

Gambar 4.2. Nilai rata-rata berat badan mencit (g) yang diberi perlakuan


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Data menunjukkan bahwa lebih dari 60% penderita strok di dunia hidup di negara berkembang (Fitriani, 2010). Peningkatan kejadian strok di beberapa negara Asia (China, India, dan Indonesia) disebabkan oleh pengaruh perubahan pola hidup, polusi, dan perubahan pola konsumsi makanan (Ariantari dkk., 2010). Angka kejadian strok meningkat akibat peningkatan faktor resiko strok misalnya hipertensi, merokok, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes. Berbagai penelitian dan kajian memperlihatkan bahwa penyebab tingginya kejadian strok di negara berkembang adalah karena perubahan pola hidup dan pola konsumsi makanan, kemajuan industri dan peningkatan status ekonomi di berbagai negara berkembang dihubungkan dengan perubahan gaya hidup perkotaan. Konsumsi makanan cepat saji dan inaktivitas fisik meningkat. Makanan cepat saji dihubungkan dengan kandungan natrium dan lemak jenuh yang tinggi (Almatsier, 2001). Hal tersebut berhubungan dengan peningkatan kejadian hipertensi, peningkatan kolesterol, kegemukan, dan pengerasan dinding pembuluh darah (aterosklerosis). Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Kelebihan kolesterol dalam darah akan mengakibatkan penyakit jantung dan strok. Penyakit jantung dan strok terjadi karena adanya penyumbatan dan pengerasan dalam pembuluh darah arteri (Deviana, 2010).

Kolesterol yang berada dalam darah berasal dari 2 sumber yaitu dari makanan yang dikonsumsi dan diproduksi oleh tubuh yaitu dalam hati. Kolesterol yang berasal dari makanan bukan merupakan sumber utama, karena sekitar 70%


(12)

2

kebutuhan kolesterol disintesis di hati sedangkan 30 % dari asupan makanan. Sekitar kurang lebih 1gr/hari kolesterol berasal dari tubuh atau hasil sintesa hati dari bahan acetyl-Co-A, sedangkan rata-rata 0,3-0,5 g/hari berasal dari makanan masih seimbang yaitu ± 200 mg/dl, maka tubuh akan tetap sehat. Namun kenyataannya pola hidup masyarakat yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan berlemak yang berasal dari hewan, karena kolesterol berasal dari makanan- makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, mentega, keju hati, daging dan sebagainya maka tingkat asupan kolesterol menjadi tinggi menyebabkan kadar kolesterol meningkat (Deviana, 2010).

Kolesterol tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh, karena kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Terdapat korelasi yang jelas antara penyakit aterosklerosis arteria

koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang terutama mencerminkan

kandungan kolesterol pada Low Density Lipoprotein (LDL) (Rahayu, 2005). Terdapat pula korelasi negatif yang lebih kuat antara penyakit aterosklerosis

arteriakoroner dengan kandungan kolesterol pada fraksi High Density

Lipoprotein (HDL) (Rahayu, 2005). Orang yang kadar LDL-nya tinggi lebih mudah menderita penyakit jantung, sedangkan yang kadar HDL-nya tinggi jarang menderita penyakit tersebut (Guyton and Hall, 1997).

Penggunaan obat antikolesterol disamping harganya mahal juga mempunyai efek lain bagi tubuh. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat, atau yang lebih sering dikenal dengan obat herbal,merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia. Hal ini menandai kesadaran untuk kembali ke alam untuk mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami. Salah satu tanaman yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu, yaitu tanaman beluntas (Pluchea indica less). Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman pagar di halaman rumah penduduk. Daun beluntas berkhasiat sebagai penurun demam (antipiretik), peluruh keringat (diaforetik), dan penyegar (Dalimartha, 1999).


(13)

3

FMIPA IPB (2009) telah melakukan penelitian daun beluntas sebagai antioksidan alami yang terbukti dapat menangkap radikal bebas. Solikhah (2006) telah melakukan penelitian daun beluntas yang berfungsi menurunkan kolesterol ayam broiler. Kandungan kimia daun beluntas adalah alkaloid, minyak atsiri, tanin, natrium, kalium dan flavonoid (Dalimatha, 1999). Flavonoid memiliki efek antioksidan yang kuat dimana menunjukkan peningkatan fungsi endotel dan penghambatan LDL oksidasi (Ekawati, 2007). Rukmiasih (2011) melaporkan bahwa daun beluntas mengandung protein sebesar 17.78-19.02%, vitamin C sebesar 98.25 mg/100 g, dan karoten sebesar 2.55 g/100 g. Vitamin C dapat berfungsi sebagai antioksidan dan vitamin C merupakan vitamin larut dalam air, secara tunggal dapat menghambat proses oksidasi kolesterol LDL (Sulistyowati, 2006). Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica Less) Terhadap Penurunan Kolesterol Mencit (Mus Musculus, L.)”.

1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica Less).

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pengaruh pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica Less) terhadap kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)?

2. Berapakah dosis yang paling besar menurunkan kolesterol mencit (Mus

musculus L.)?

`1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica Less) terhadap kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)

2. Untuk mengetahui dosis yang paling besar menurunkan kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)?


(14)

4

1.5. Manfaat penelitian

1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang fungsi tepung daun beluntas (Pluchea indica Less) terhadap kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya akan kegunaan daun beluntas (Pluchea indica Less)


(15)

38 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan, uji statistik dan dengan memperhatikan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Tepung daun beluntas (Pluchea Indica Less) berpengaruh dalam menurunkan kadar kolesterol total darah mencit, dan setelah diuji dengan statistik berpengaruh nyata atau signifikan .

2. Dosis yang paling besar menurunkan kolesterol darah mencit (Mus

musculus L.) adalah 1,8 g/Kg BB mencit

5.2. Saran

1. Perlu penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat beluntas dengan metode pengekstraksian daun beluntas yang lebih baik agar kandungan zat dalam daun beluntas (Pluchea Indica Less) dihasilkan sempurna.

2. Perlu penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat beluntas dengan lama pemberian daun beluntas yang lebih singkat.


(16)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sosor Natam, pada tanggal 10 Januari 1990. Ibu bernama Erta Sihotang dan ayah Alister Siringoringo dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri Pusuk 173511 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah SMP Negeri 2 Parlilitan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Bintang Timur I Balige, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan dan lulus ujian pada tanggal Agustus 2012. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain: Asisten pada mata kuliah biologi umum, dan mengikuti organisasi Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Kesehatan Sumatera Utara.


(17)

39

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., (2001), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Anonim, (2010), Beluntas, http:/www.nganjul-wrintek.com/warintek/pdf-files/khasiat tanaman-obat//beluntas.html.

Ariantari N. P., Yowani S.C., dan Swastini D.A., (2010), Uji Aktivitas Penurunan Kolesterol Produk Madu Herbal yang Beredar di Pasaran pada Tikus Putih Diet Lemak Tinggi, Jurnal Kimia 4.

Aryani, E., (2006), Penetapan Kandungan Kolesterol dalam kuning telur pada

ayam petelur, Balai penelitian Ternak, Bogor

Ardiansyah, Nuraida L., Andarwulan N., ( 2003), Aktivitas Antimikroba Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dan Stabilitas Aktivitasnya Pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat pH. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 14(2) : 90-97.

Budijanto, D., D. Astuti, W. Anggraeni, dan Rahayu, (1999), Analisis

Kecenderungan Diabetes Mellitus dalam Kaitannya Dengan Kadar Kolesterol Darah, Majalah Kedokteran Unibraw 15 (1): 1-6 Ayensu, E.S.

1981. Medicinal Plants.

Dalimartha, S., (1999), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Dalimartha, (2002), 36 Resep Obat Untuk Menurunkan Kolesterol Cet V, Penebar Swadaya, Jakarta

Deviana, (2010), Kolesterol, Cemerlang publising, Yogyakarta.

Ekawati, (2007), Pengaruh Teh Hitam (Camellia sinensis (L.)O.K.) Terhadap

Ketebalan Dinding Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang

Diberi Diet Tinggi Lemak, PKMI, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah

Mada,Yogyakarta.

Fithriani, (2010), Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium

ascalonicum) terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Wistar

Hiperlipidemia, artikel ilmiah, Program Pendidikan Sarjana Kedokteran

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

FMIPA IPB, (2009), Seleksi Daun Beluntas (Pluchea Indica Less) Sebagai

Sumber Antioksidan Alami, http:/www./pdf-files/khasiat


(18)

40

Guyton dan Hall, ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Harlinawati Y., (2006), Terapi Jus untuk Kolesterol dan Ramuan Herbal, Cet.1.

Puspa Swara, Jakarta.

Hery W.,(2007), Antioksidan alami dan radikal bebas, Agromedia pustaka,

Jakarta.

Hernawati, (2006), Peranan Berbagai Sumber Serat Dalam Dinamika Kolesterol

Pada Individu Hiperkolesterolemia dan Normokolesterimia, Artikel

FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Irianto, K., (2004), Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Yrama widya, Jakarta.

Juheini, (2002), Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L.) untuk Menurunkan kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus putih yang diberi Diit Kolesterol dan Lemak tinggi, Jurnal, Makara, Sains, Vol. 6, no. 2.

Kenastino, P. S., (2008), Kadar Kolesterol Darah Mencit (Mus Musculus) setelah

Pemberian Pektin Kulit Jeruk bali dan Korelasinya Terhadap Berat Hati dan Sekum, Skripsi, FMIPA UPI, Jakarta.

Khomsan, A., (2003), Pangan dan Giji untuk Kesehatan, Raja grafindo persada, Jakarta.

Maafir, R., (2010), Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas Terhadap Proses

Spermatogenesis Mencit, Skripsi, FMIPA UIN.

Mallole, M., (1989), Penggunaan Hewan - hewan Percobaan Di Laboratorium, DEPDIKBUD IPB, Bogor.

Mayes PA., (1995), Biokimia Harpes Edisi 22, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta. Terjemahan dari : Harper’s Biochemistry.

Murray, R.K., (2003), Biokimia Harper, EGC, Jakarta.

Priyambodo, S., (1995), Pengendalian Hama Tikus Terpadu, Penebar Swadaya, Jakarta.

Purnomo, M., ( 2001), Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica

Less) yang Mempunyai Aktivitas Antimikroba Terhadap Penyebab Bau Keringat Secara Bioutografi [Thesis], Universitas Airlangga.

Rahayu, T., (2005), Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) setelah Pemberian Cairan Kombucha per-oral, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2


(19)

41

Rukmiasih, (2011), Penurunan Bau Amis Off-odor) Daging Itik Lokal dengan

Pemberian Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dalam Pakan dan Dampaknya terhadap Performa [disertasi], Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor, Bogor .

Sastrosupadi, A., (2000), Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian, Kanisius, Yogyakarta.

Senior, (2007), Ada Kurma, Puasa Bebas Lemas Dan Malas,

http://www.halalguide. info/content/view/775/38/

Silitonga, M., (1993), Efek Laktagogum Daun Jinten (Cleus amboinicus lour)

Pada Tikus Laktasi, Tesis, Progam Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Sjahid L .R., (2008), Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru

(Eugenia uniflora L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah, Surakarta.

Solikhah, S.H., (2006), Evaluasi Penambahan Tepung Daun Beluntas (PLuchea

indica Less) dalam Ransum Terhadap Tampilan Ayam Broiler Pada Kepadatan Kandang yang Tinggi, Skripsi, FMIPA IPB, Bogor.

Stamler, K., (1992), Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, EGC, Jakarta

Subroto, A., ( 2006), Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, Penebar Swadaya Jakarta.

Sulistyowati, Y., (2006), Pengaruh Pemberian Likopen Terhadap Status

Antioksidan (Vitamin C, Vitamin E dan Gluthathion Peroksidase) Tikus (Rattus norvegicus galur Sprague Dawley) Hiperkolesterolemik, Tesis,

Program Studi Magister Ilmu Biomedik Universitas Diponegoro.

Sumarsih , (2001), Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Kadar Kolesterol

Total Serum Tikus Wistar Jantan Hiperlipidemia Setelah Perlakuan Jus Lidah Buaya ( Aloe vera Linn ), Pharmacy Department of Medical Faculty,

Diponegoro University, Semarang

Susetyarini, E., (2007), Pengaruh Dekok Daun Beluntas terhadap Ld 50

(Toksisitas Akut) Tikus Putih Jantan (Ratus norwegicus), Laporan

Penelitian Pengembangan Ipteks, Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah, Malang.

Suyatna F.D, S.K. dan Tony H., (1995), Hipolipidemik dalam Farmakologi dan

Terapi FK UI, FK UI, Jakarta

Wagner, DI, M., (2006), Cholesterol CHOD-PAP with ACTS, http://nsbiotec.com/chol.pdf.


(20)

42

Wulandari D. C., Suryana K., Suwit K., (2008), Pengaruh Vitamin C terhadap C-Reactive Protein sebagai Petanda Inflamasi pada Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis Reguler, Jurnal Penyakit Dalam Volume 9 Nomor 3. Yuniastuti, A., (2008), Gizi dan Kesehatan, Graha ilmu, Yogyakarta


(1)

38

dilakukan, uji statistik dan dengan memperhatikan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Tepung daun beluntas (Pluchea Indica Less) berpengaruh dalam menurunkan kadar kolesterol total darah mencit, dan setelah diuji dengan statistik berpengaruh nyata atau signifikan .

2. Dosis yang paling besar menurunkan kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) adalah 1,8 g/Kg BB mencit

5.2. Saran

1. Perlu penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat beluntas dengan metode pengekstraksian daun beluntas yang lebih baik agar kandungan zat dalam daun beluntas (Pluchea Indica Less) dihasilkan sempurna.

2. Perlu penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat beluntas dengan lama pemberian daun beluntas yang lebih singkat.


(2)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sosor Natam, pada tanggal 10 Januari 1990. Ibu bernama Erta Sihotang dan ayah Alister Siringoringo dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri Pusuk 173511 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah SMP Negeri 2 Parlilitan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Bintang Timur I Balige, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan dan lulus ujian pada tanggal Agustus 2012. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain: Asisten pada mata kuliah biologi umum, dan mengikuti organisasi Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Kesehatan Sumatera Utara.


(3)

39

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., (2001), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anonim, (2010), Beluntas, http:/www.nganjul-wrintek.com/warintek/pdf-files/khasiat tanaman-obat//beluntas.html.

Ariantari N. P., Yowani S.C., dan Swastini D.A., (2010), Uji Aktivitas Penurunan Kolesterol Produk Madu Herbal yang Beredar di Pasaran pada Tikus Putih Diet Lemak Tinggi, Jurnal Kimia 4.

Aryani, E., (2006), Penetapan Kandungan Kolesterol dalam kuning telur pada ayam petelur, Balai penelitian Ternak, Bogor

Ardiansyah, Nuraida L., Andarwulan N., ( 2003), Aktivitas Antimikroba Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dan Stabilitas Aktivitasnya Pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat pH. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 14(2) : 90-97.

Budijanto, D., D. Astuti, W. Anggraeni, dan Rahayu, (1999), Analisis Kecenderungan Diabetes Mellitus dalam Kaitannya Dengan Kadar Kolesterol Darah, Majalah Kedokteran Unibraw 15 (1): 1-6 Ayensu, E.S. 1981. Medicinal Plants.

Dalimartha, S., (1999), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Dalimartha, (2002), 36 Resep Obat Untuk Menurunkan Kolesterol Cet V, Penebar Swadaya, Jakarta

Deviana, (2010), Kolesterol, Cemerlang publising, Yogyakarta.

Ekawati, (2007), Pengaruh Teh Hitam (Camellia sinensis (L.)O.K.) Terhadap Ketebalan Dinding Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Diet Tinggi Lemak, PKMI, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Fithriani, (2010), Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum) terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Wistar Hiperlipidemia, artikel ilmiah, Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

FMIPA IPB, (2009), Seleksi Daun Beluntas (Pluchea Indica Less) Sebagai Sumber Antioksidan Alami, http:/www./pdf-files/khasiat tanaman-obat//beluntas.html.


(4)

40

Guyton dan Hall, ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Harlinawati Y., (2006), Terapi Jus untuk Kolesterol dan Ramuan Herbal, Cet.1. Puspa Swara, Jakarta.

Hery W.,(2007), Antioksidan alami dan radikal bebas, Agromedia pustaka, Jakarta.

Hernawati, (2006), Peranan Berbagai Sumber Serat Dalam Dinamika Kolesterol Pada Individu Hiperkolesterolemia dan Normokolesterimia, Artikel FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Irianto, K., (2004), Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Yrama widya, Jakarta.

Juheini, (2002), Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L.) untuk Menurunkan kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus putih yang diberi Diit Kolesterol dan Lemak tinggi, Jurnal, Makara, Sains, Vol. 6, no. 2.

Kenastino, P. S., (2008), Kadar Kolesterol Darah Mencit (Mus Musculus) setelah Pemberian Pektin Kulit Jeruk bali dan Korelasinya Terhadap Berat Hati dan Sekum, Skripsi, FMIPA UPI, Jakarta.

Khomsan, A., (2003), Pangan dan Giji untuk Kesehatan, Raja grafindo persada, Jakarta.

Maafir, R., (2010), Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas Terhadap Proses Spermatogenesis Mencit, Skripsi, FMIPA UIN.

Mallole, M., (1989), Penggunaan Hewan - hewan Percobaan Di Laboratorium, DEPDIKBUD IPB, Bogor.

Mayes PA., (1995), Biokimia Harpes Edisi 22, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta. Terjemahan dari : Harper’s Biochemistry.

Murray, R.K., (2003), Biokimia Harper, EGC, Jakarta.

Priyambodo, S., (1995), Pengendalian Hama Tikus Terpadu, Penebar Swadaya, Jakarta.

Purnomo, M., ( 2001), Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica Less) yang Mempunyai Aktivitas Antimikroba Terhadap Penyebab Bau Keringat Secara Bioutografi [Thesis], Universitas Airlangga.

Rahayu, T., (2005), Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L) setelah Pemberian Cairan Kombucha per-oral, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2


(5)

Rukmiasih, (2011), Penurunan Bau Amis Off-odor) Daging Itik Lokal dengan Pemberian Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dalam Pakan dan Dampaknya terhadap Performa [disertasi], Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor .

Sastrosupadi, A., (2000), Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian, Kanisius, Yogyakarta.

Senior, (2007), Ada Kurma, Puasa Bebas Lemas Dan Malas, http://www.halalguide. info/content/view/775/38/

Silitonga, M., (1993), Efek Laktagogum Daun Jinten (Cleus amboinicus lour) Pada Tikus Laktasi, Tesis, Progam Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Sjahid L .R., (2008), Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Solikhah, S.H., (2006), Evaluasi Penambahan Tepung Daun Beluntas (PLuchea indica Less) dalam Ransum Terhadap Tampilan Ayam Broiler Pada Kepadatan Kandang yang Tinggi, Skripsi, FMIPA IPB, Bogor.

Stamler, K., (1992), Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, EGC, Jakarta

Subroto, A., ( 2006), Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, Penebar Swadaya Jakarta.

Sulistyowati, Y., (2006), Pengaruh Pemberian Likopen Terhadap Status Antioksidan (Vitamin C, Vitamin E dan Gluthathion Peroksidase) Tikus (Rattus norvegicus galur Sprague Dawley) Hiperkolesterolemik, Tesis, Program Studi Magister Ilmu Biomedik Universitas Diponegoro.

Sumarsih , (2001), Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Wistar Jantan Hiperlipidemia Setelah Perlakuan Jus Lidah Buaya ( Aloe vera Linn ), Pharmacy Department of Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang

Susetyarini, E., (2007), Pengaruh Dekok Daun Beluntas terhadap Ld 50 (Toksisitas Akut) Tikus Putih Jantan (Ratus norwegicus), Laporan Penelitian Pengembangan Ipteks, Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah, Malang.

Suyatna F.D, S.K. dan Tony H., (1995), Hipolipidemik dalam Farmakologi dan Terapi FK UI, FK UI, Jakarta

Wagner, DI, M., (2006), Cholesterol CHOD-PAP with ACTS, http://nsbiotec.com/chol.pdf.


(6)

42

Wulandari D. C., Suryana K., Suwit K., (2008), Pengaruh Vitamin C terhadap C-Reactive Protein sebagai Petanda Inflamasi pada Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis Reguler, Jurnal Penyakit Dalam Volume 9 Nomor 3. Yuniastuti, A., (2008), Gizi dan Kesehatan, Graha ilmu, Yogyakarta