Hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal anak dan ibu dengan coping stress pada remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DAN IBU
DENGAN COPING STRESS PADA REMAJA
Dien Anggarasari
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
persepsi komunikasi interpersonal anak dan ibu dengan coping stress pada remaja. Hipotesis pada penelitian ini ada
2 yaitu ada hubungan positif antara persepsi komunikasi interpersonal ibu dan anak dengan engagement coping pada
remaja dan ada hubungan negatif antara persepsi komunikasi interpersonal antara anak dan ibu dengan
disengagement coping pada remaja. Rancangan penelitian berupa penelitian kuantitatif korelasional dengan jumlah
subjek sebanyak 156 remaja berusia 13-20 tahun yang dipilih dengan metode pengambilan data Purposive
Sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala komunikasi interpersonal anak-ibu dan skala coping remaja
berupa skala Likert. Koefisien reliabilitas skala komunikasi interpersonal anak –ibu sebesar 0,937. Koefisien
reliabilitas skala engagement coping sebesar 0,789 dan koefisien skala disengagement coping sebesar 0,770. Uji
normalitas menunjukkan bahwa variabel komunikasi interpersonal anak -ibu, variabel engagement coping, variabel
disengagement coping memiliki sebaran data penelitian yang normal. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa
variabel disengagement coping dan komunikasi interpersonal memiliki kesesuaian arah hubungan, tetapi variabel
engagement coping dan komunikasi interpersonal tidak memiliki kesesuaian arah hubungan. Analisis data dilakukan
dengan Statistik Non-Parametrik, dengan teknik analisis korelasi Spearman-Rho melalui SPSS for Windows 16.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi komunikasi interpersonal anak-ibu

dengan engagement coping pada remaja (r = 0,154 , sig 0,027). Semakin tinggi persepsi komunikasi interpersonal
anak dan ibu, maka semakin tinggi engagement coping. Sedangkan terdapat hubungan negatif antara persepsi
komunikasi interpersonal anak-ibu dengan disengagement coping pada remaja ( r = -0,169, sig 0,018). Semakin
remdah komunikasi interpersonal anak-ibu , maka semakin tinggi disengagement coping.

Kata kunci : persepsi komunikasi interpersonal anak dan ibu, engagement coping, disengagement coping, remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN COMMUNICATION INTERPERSONAL
PERCEPTION CHILDREN AND MOTHER WITH COPING STRESS IN
ADOLESCENT
Dien Anggarasari
ABSTRACT
This research aimed to measured the correlation between communication interpersonal perception children
and mother with coping stress in adolescent. There were two hypotheses in this research, the positive correlation
between communication interpersonal perception children and mother with engagement coping in adolescent and the
negative correlation between communication interpersonal perception children and mother with disengagement
coping in adolescent. The design of the study was Correlational Quantitative, with a number of sample is 156
adolescents age 13-20 years old with Purposive Sampling method. The instruments used the scale of children and

mother’s communication and Likert scale for coping adolescent. Reliability coefficient in the form of children and
mother’s interpersonal communication was 0,937. Reliability coefficient in the form of engagement coping was
0,789 and in the form of disengagement coping was 0,770. The normality test showed that the spread of data from
communication interpersonal perception children and mother, engagement coping, and disengagement coping were
normal. The linearity in this study showed that disengagement coping and communication interpersonal perception
had the congruent linearity, but engagement coping and interpersonal communication did not have congruent
linearity. Data of this study were analyzed using Non-Parametric Statistic with Spearman Rho analyzing technique
through SPSS for Windows 16.00. The result showed that there was a positive correlation between children and
mother’s interpersonal correlation with engagement coping in adolescent (r = 0,154, sig 0,027). The highest the
communication interpersonal perception children and mother correlation, the highest engagement coping. On the
other hand, there was a negative correlation between communication interpersonal perception children and mother
correlation with disengagement coping in adolescent ( r = -0,169, sig 0,018). The lowest communication
interpersonal perception children and mother, the highest disengagement coping.
Keywords: communication interpersonal perception children and mother, engagement coping, disengagement
coping, adolescent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ANAK DAN IBU DENGAN COPING STRESS PADA REMAJA


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Dien Anggarasari
NIM : 109114080

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

There is no growth in the comfort zone ; there is no comfort in the
growth zone
-Steve Clark

get up,
dress up,
show up, and
never give up

In this life, we cannot do great things. We can only do small things with great love
– Mother Teresa


Like a wild flower ; she spent her days,allowing herself to grow, not
many knew of her struggle, but eventually all ; knew of her light. Niki
Rowe

He has made everything beautiful in it’s time
Ecclesiastes 3 : 11

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan bagi Tuhan Yesus Kristus
Bagi Orang tuaku yang luar biasa, Bapak Drs. Fx. Budi Nuryanto dan Ibu
Bernadheta Eny Prisiyah.
Adikku Elisabeth Dita Dwipujowati
Sahabat-sahabatku dan teman- temanku tersayang.


Terimakasih
aku sudah bisa melangkah sejauh ini

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ANAK DAN IBU DENGAN COPING STRESS PADA REMAJA
Dien Anggarasari
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal anak dan
ibu dengan coping stress pada remaja. Hipotesis pada penelitian ini ada 2 yaitu
ada hubungan positif antara persepsi komunikasi interpersonal ibu dan anak
dengan engagement coping pada remaja dan ada hubungan negatif antara persepsi

komunikasi interpersonal antara anak dan ibu dengan disengagement coping pada
remaja. Rancangan penelitian berupa penelitian kuantitatif korelasional dengan
jumlah subjek sebanyak 156 remaja berusia 13-20 tahun yang dipilih dengan
metode pengambilan data Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah
skala komunikasi interpersonal anak-ibu dan skala coping remaja berupa skala
Likert. Koefisien reliabilitas skala komunikasi interpersonal anak –ibu sebesar
0,937. Koefisien reliabilitas skala engagement coping sebesar 0,789 dan koefisien
skala disengagement coping sebesar 0,770. Uji normalitas menunjukkan bahwa
variabel komunikasi interpersonal anak -ibu, variabel engagement coping,
variabel disengagement coping memiliki sebaran data penelitian yang normal.
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel disengagement coping dan
komunikasi interpersonal memiliki kesesuaian arah hubungan, tetapi variabel
engagement coping dan komunikasi interpersonal tidak memiliki kesesuaian arah
hubungan. Analisis data dilakukan dengan Statistik Non-Parametrik, dengan
teknik analisis korelasi Spearman-Rho melalui SPSS for Windows 16.00. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi
komunikasi interpersonal anak-ibu dengan engagement coping pada remaja (r =
0,154 , sig 0,027). Semakin tinggi persepsi komunikasi interpersonal anak dan
ibu, maka semakin tinggi engagement coping. Sedangkan terdapat hubungan
negatif antara persepsi komunikasi interpersonal anak-ibu dengan disengagement

coping pada remaja ( r = -0,169, sig 0,018). Semakin remdah komunikasi
interpersonal anak-ibu , maka semakin tinggi disengagement coping.
Kata kunci : persepsi komunikasi interpersonal anak dan ibu, engagement coping, disengagement
coping, remaja

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN COMMUNICATION
INTERPERSONAL PERCEPTION CHILDREN AND MOTHER WITH
COPING STRESS IN ADOLESCENT
Dien Anggarasari
ABSTRACT
This research aimed to measured the correlation between communication
interpersonal perception children and mother with coping stress in adolescent.
There were two hypotheses in this research, the positive correlation between
communication interpersonal perception children and mother with engagement
coping in adolescent and the negative correlation between communication
interpersonal perception children and mother with disengagement coping in

adolescent. The design of the study was Correlational Quantitative, with a number
of sample is 156 adolescents age 13-20 years old with Purposive Sampling
method. The instruments used the scale of children and mother’s communication
and Likert scale for coping adolescent. Reliability coefficient in the form of
children and mother’s interpersonal communication was 0,937. Reliability
coefficient in the form of engagement coping was 0,789 and in the form of
disengagement coping was 0,770. The normality test showed that the spread of
data from communication interpersonal perception children and mother,
engagement coping, and disengagement coping were normal. The linearity in this
study showed that disengagement coping and communication interpersonal
perception had the congruent linearity, but engagement coping and interpersonal
communication did not have congruent linearity. Data of this study were analyzed
using Non-Parametric Statistic with Spearman Rho analyzing technique through
SPSS for Windows 16.00. The result showed that there was a positive correlation
between children and mother’s interpersonal correlation with engagement coping
in adolescent (r = 0,154, sig 0,027). The highest the communication interpersonal
perception children and mother correlation, the highest engagement coping. On
the other hand, there was a negative correlation between communication
interpersonal perception children and mother correlation with disengagement
coping in adolescent ( r = -0,169, sig 0,018). The lowest communication

interpersonal perception children and mother, the highest disengagement coping.

Keywords: communication interpersonal perception children and mother,
engagement coping, disengagement coping, adolescent

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma. Selama
penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih
atas kesediaannya

dalam mendampingi dan membimbing Penulis dengan

penuh kesabaran selama pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Lucia Pratidarmanastiti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing penulis selama menempuh studi dan dengan
semangat memberikan nasehat kehidupannya.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
telah membagikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis.
6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi , Mas Muji dan Mas Doni yang selalu
membantu penulis dalam kegiatan praktikum. Mas Gandung, Bu Nanik dan

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

student staff yang telah membantu dan memberikan pelayanan yang baik. Pak
Gie yang selalu memberikan senyum tulus.
7. Kedua orangtuaku yang tak hentinya mendoakanku sehingga aku bisa
menyelesaikan semua ini. Terimakasih bapak, ibu, semoga aku dan dek Dita
selalu membuat bapak dan ibu bangga.
Adikku yang mungil Elisabeth Dita, semangat meraih impian kita !!
8. Mbah Ti, pakde, bude, mamak, wawak, bulek, om, dan sepupu- sepupu yang
selalu mengingatkan dan memberikan nasehat bagi penulis.
9. Another sister and brother ( Tyas, Tjia, Venny, Eka ) makasi ya kalian selalu
support dan hibur aku saat suntuk. Kalian juga harus semangat!!
10. Teman-teman seperantauan dan seperjuangan dari Lampung ( Dona, Gigis,
Tomi, Rio, Valen, Yoana) akhirnya kita bisa mandiri dan menyelesaikan studi
di kota yang Istimewa ini. See you on TOP!
11. Mbak yu Vian dan Bella, Matur nuwunnn.. sukses yoo
12. Teman- teman seperjuangan yang selalu meluangkan waktu, bercanda disaat
gundah gulana dan saling bertukar pendapat Tirzayana, Vivid, Vica, Ika, Vero,
Rani, Lola, Maya, Kak Angel. Gomawo, kamsahamnida, saranghae ^^
13. Teman – teman yang sabar dan sering memberikan masukan pada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini Silvia, Christy, Vienna, Fiona, Yohana, Tyas,
Keket, Aldo, Akeng, Simbah, Ka Ria . Thank you for your kindness..
14. Teman-teman di Kost Pelangi (Naomi, Nata, Vani, Rizky, Rona, Annie,
Anna, Dian, April, Cece, Eva). Temen –temen Kost Busan (Anggi, Cici, Icha,
Ella, Rike, Yuli) thankyuu gaess, i’m gonna miss u my housemate... 
xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15. Teman – teman PSIBK , partner kerja yang gokilllll... sukses yaaa Cepriezzz
16. Teman-teman KOMPAI, Tim Kreatif Cacadzzz, Tim Merangkai Bunga, PSF
Angel’voice. Aku bersyukur pernah menjadi bagian dari kalian.
God Bless u all..
17. Teman-teman “bimbingan skripsi bu Ratri” yang selalu memberikan
dukungan, sharing, dan saling memberikan semangat ( Dian, Willa, Yoan,
Nizam, Chacha, Jack, Jane, Bibin, Tyastri, Opha ) Lanjutkan perjuangan
kedepan….
18. Teman- teman Psikologi angkatan 2010. Senang mengenal dan bisa berproses
bersama kalian.
19. Semua subjek yang telah bersedia membantu penulis menyelesaikan tugas ini.
20. Semua Pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas
segala dukungan, semangat, doa, dan harapan yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa masih bnyak kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini,
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Yogyakarta, Maret 2016
Penulis,

Dien Anggarasari

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ….v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................vii
ABSTRACK ..........................................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .........................ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………9
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….9
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………......9
1. Manfaat Teoritis……………………………………………………….9
2. Manfaat Praktis………………………………………………………10

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................11
A. Coping Stres……………………………………………………………..11
1. Pengertian Coping Stress ……………………………………………11
2. Jenis Coping Stress…………………………………………………..11
3. Faktor yang mempengaruhi Coping Stress…………………………..16
B. Persepsi Komunikasi Interpersonal Ibu dan Anak ………………………18
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal………………………………..18
2. Komunikasi Interpersonal Anak dan Ibu…………………………….19
3. Pengertian Persepsi…………………………………………………..19
4. Aspek – Aspek Komunikasi Interpersonal...………………………...20
5.

Pentingnya Komunikasi Interpersonal Anak dan Ibu………………22

C. Remaja …………………………………………………………………..24
1. Pengertian Remaja …………………………………………………...24
2. Batasan Usia Remaja ………………………………………………...25
3. Karakteristik Perkembangan Remaja ………………………………..25
D. Dinamika Hubungan Persepsi Komunikasi Interpersonal Anak dan Ibu
dengan Coping Stres Pada Remaja……………………………………...29
E. Hipotesis Penelitian……………………………………………………..33
F. Skema Penelitian ……………………………………………………….34
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….............35
A. Jenis Penelitian………………………………………………………….35
B. Variabel Penelitian……………………………………………………...35
C. Definisi Operasional…………………………………………………….36
D. Subjek Penelitian………………………………………………………..37
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data…………………………………….37
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Metode …………………………………………………………........37
2. Alat Ukur ……………………………………………………………38
F. Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas………………………………….41
1. Validitas……………………………………………………………..41
2. Seleksi Item………………………………………………………….42
3. Reliabilitas …………………………………………………………..45
G. Uji Analisis Data………………………………………………………...46
1. Uji Asumsi……………………………………………………….......46
a. Uji Normalitas…………………………………………………….46
b. Uji Linearitas ……………………………………………………..46
2. Uji Hipotesis…………………………………………………………47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………......48
A. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….......48
B. Deskripsi Subjek Penelitian……………………………………………...48
C. Deskripsi Data Penelitian …………………………………………….....49
D. Analisis Data Penelitian…………………………………………………51
1. Uji Asumsi ………………………………………………………….51
a. Uji Normalitas ………………………………………………….51
b. Uji Linearitas……………………………………………………52
2. Uji Hipotesis …………………………………………………………53
E. Pembahasan …………………………………………………………….55

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...60
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...60
B. Saran……………………………………………………………………..60
1. Bagi Orang Tua…………………………………………………….....60
2. Bagi Remaja…………………………………………………………..61
3. Bagi Peneliti Selanjutnya……………………………………………..61
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………...61
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...62
LAMPIRAN …………………………………………………………………….69

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pemberian Skor Item Positif Skala Coping…………………………39
Tabel 3.2. Blueprint Skala Coping Sebelum Seleksi Item……………………..39
Tabel 3.3. Pemberian Skor Skala Komunikasi Interpersonal………………….41
Tabel 3.4. Blueprint dan Distribusi Item Skala Komunikasi Interpersonal
(Sebelum Uji Coba)……………………………................................41
Tabel 3.5. Blueprint Skala Coping Setelah Uji Coba Pertama………………...43
Tabel 3.6. Blueprint Skala Coping Setelah UjiCoba Kedua ………………….43
Tabel 3.7.Blueprint Skala Coping Setelah Dilakukan Penyusunan Untuk
Pengambilan Data…………………………………………………44
Tabel 3.8. Blueprint Skala Komunikasi Interpersonal Setelah Uji Coba……...44
Tabel 3.9. Blueprint Skala Komunikasi Interpersonal Setelah dilakukan
penyusunan ulang untuk pengambilan data……………………….44
Tabel 4.1 : Deskripsi Subjek berdasarkan usia ……………………………….49
Tabel 4.2 : Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………………….49
Tabel 4.3 : Deskripsi statistik data variabel komunikasi interpersonal anak-ibu
dan coping pada remaja…………………………………………...50
Tabel 4.4 : Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov test…………………52
Tabel 4.5 : Hasil Uji Linearitas………………………………………………..53
Tabel 4.6 : Hasil Uji Hipotesis………………………………………………...54

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Penelitian Dinamika Persepsi Komunikasi Interpersonal Anak
dan Ibu dengan Coping Stress Pada Remaja………………………34

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Tryout Pertama ……………………………………………70
Lampiran 2. Skala Tryout Kedua Skala Coping Stress ……………………….84
Lampiran 3. Reliabilitas Skala Komunikasi Interpersonal ……………………90
Lampiran 4. Reliabilitas Skala Coping Stress…………………………………96
Lampiran 5. Skala Penelitian…………………………………………………101
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas…………………………………………….113
Lampiran 7. Hasil Uji Linearitas …………………………………………….115
Lampiran 8. Hasil Uji Hipotesis……………………………………………...117

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan salah satu periode yang paling
mengesankan dalam kehidupan manusia. Remaja merupakan masa
peralihan antara masa anak dan dewasa, dimana pada masa ini terjadi
perubahan-perubahan fisik yang pesat, munculnya perubahan dalam
perilaku dan kebutuhan seksual, serta terjadi perubahan dalam harapan dan
tuntutan masyarakat terhadap remaja. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada waktu singkat tersebut telah menimbulkan masalah dalam
penyesuaian dan usaha memadukannya (Dirgagunarsa, 1991)
Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kegoncangan
karena mereka masih dalam masa mencari identitas (Hurlock, 1973).
Periode ini merupakan periode yang paling berat karena pada masa ini
penuh dengan perubahan-perubahan fungsi biologis, kognisi, afektif, dan
fungsi sosial. Perubahan-perubahan ini merupakan stressor yang dapat
menyebabkan stres bagi remaja (Peterson dan Spiga, 1982).
Stres adalah suatu proses penilaian suatu peristiwa sebagai sesuatu
yang mengancam, menentang, ataupun membahayakan dan individu
merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan
perilaku (Papalia, Olds, & Feldmen, 2009). Stres juga diartikan sebagai
sebuah keadaan yang dialami seseorang ketika ada ketidaksesuaian antara
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

tuntutan-tuntutan diterima dan kemampuan untuk mengatasinya (Looker
& Gregson, 2005). Gejala-gejala stres ditunjukkan dengan melihat aksiaksi fisiologis, antara lain detak jantung berdebar-debar, nafas tidak
teratur, mulut kering, mules, diare, sembelit, kegelisahan, sulit tidur, sakit
kepala, telapak tangan berkeringat, tangan dan kaki dingin, sering buang
air kecil, makan berlebihan, hilang selera makan, merokok lebih banyak
dan makin banyak minum alkohol. Selain itu gejala psikologisnya antara
lain cemas, gelisah, histeris, depresi, tidak sabar, mudah tersinggung,
mudah marah, agresif, dan sulit berkonsentrasi ( Looker & Gregson,2005).
Remaja menghadapi berbagai tuntutan dan harapan dari lingkungan
sekitarnya. Perceraian orang tua, pergaulan yang salah, tuntutan untuk
berprestasi melebihi kemampuan dasar yang dimiliki, komunitas
lingkungan yang kurang baik juga menjadi masalah masalah yang dialami
remaja saat ini. Hal ini membuat remaja melakukan tindakan-tindakan
seperti mengkonsumsi narkoba, merokok, vandalisme, tawuran pelajar,
dan seks bebas sebagai akibat dari ketidakmampuan remaja mengatasi
masalah - masalah yang dialami (Santrock, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Walker (dalam Kemala & Hasnida,
2007) pada 60 orang remaja, penyebab utama ketegangan dan masalah
yang ada pada remaja berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga.
Selain itu, juga terdapat berbagai tekanan yang muncul dari diri mereka
sendiri dan orang lain, tekanan dari sekolah berasal dari guru dan
pekerjaan rumah, serta tekanan ekonomi dan tragedi yang ada dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

kehidupan mereka misalnya kematian, perceraian dan penyakit yang
dideritanya atau anggota keluarganya. Suldo,Shannon M et al (2009)
melakukan penelitian tentang perkembangan stres dan akibat secara
psikologis pada 162 siswa bahwa indikasi terbesar stres berasal dari
asosiasi hubungan orangtua dan anak yang menuntut akademik, konflik
dengan anggota keluarga, relasi dengan teman,

transisi peran , dan

permasalahan sosial.
Seorang siswi berusia 14 tahun di Bojonegoro, Jawa Timur
ditemukan gantung diri di dalam kamarnya. Korban ditemukan sudah tidak
bernyawa dengan kondisi leher terikat kain selendang di dalam kamarnya.
Menurut Kapolsek Kanor AKP Mashadi, korban diduga melakukan bunuh
diri

karena

stres

akibat

sering

dimarahi

orang

tuanya.

Kejadian bermula saat orang tuanya mendengar bahwa korban di sekolah
sering pacaran. Korban tidak mengaku, akhirnya orang tuanya marahmarah dan melarang korban berangkat ke sekolah (sindonews.com).
Pada

kasus

lain,

sebagaimana

yang

diberitakan

dalam

jambisatu.com, ada seorang remaja berusia 15 tahun berinisial N
melarikan diri dari rumah. N sudah dua hari melarikan diri dari rumah
karena diusir ibunya, tanpa sepengetahuan ayahnya. Menurut pengakuan
N, ia dipukuli dan dimarahi oleh ibunya karena sering berbuat nakal.
Setelah ditemukan oleh warga sekitar, korban menjadi trauma dan tidak
berani pulang kerumah (jambipost.com).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Berdasarkan kasus pertama dan kedua dapat kita lihat bahwa
remaja mengalami stres yang cukup berat dan ada masalah dalam
pengelolaan stresnya. Kasus pertama, korban sampai nekad mengakhiri
hidupnya sendiri. Pada kasus kedua korban melarikan diri dari rumah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua pelaku cenderung menghindari
stres, dan kurang dapat mengelola stres atau coping stress mereka dengan
tepat. Coping adalah usaha kesadaran yang dikehendaki untuk mengatur
e m os i

pikiran,

perilaku,

fisiologi

da n

merespon

keadaan

yang

menyebabkan stress (Compas, et al, 2001)
Penelitian ini menggunakan teori Compas karena peneliti – peneliti
coping pada remaja sering kali menggunakan model coping individu
dewasa tanpa mempertimbangkan keberagaman respon yang dilakukan
oleh remaja (Connor-Smith, J. K., Compas, B. E., Wadsworth, M. E.,
Thomson, A. H., dan Saltzman, H.,2000).

Compas, dkk. (2001)

mengembangkan coping yang lebih luas dan dengan batasan spesifik pada
masing-masing aspeknya. Pembedaan ini meliputi dua dimensi coping,
yaitu engagement coping dan disengagement coping. Engagement coping
diartikan sebagai usaha-usaha yang dilakukan untuk menghadapi stres,
sedangkan disengagement coping diartikan sebagai upaya menghindari
stres.
Pada kasus kasus tersebut, tidak hanya pengelolaan coping stress
pelaku dikatakan kurang tepat, tetapi juga dapat terlihat bahwa hubungan
pelaku dan orang tuanya kurang baik. Salah satu penelitian tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

keberfungsian keluarga terhadap pengelolaan stres menyatakan bahwa
faktor kedekatan antar anggota keluarga merupakan faktor yang paling
mendukung pada pemahaman dan pengelolaan stres individu (Geldard &
Geldard, 2010)
Keluarga dan teman, secara konsisten dianggap sebagai pertahanan
yang baik terhadap stres dalam kehidupan remaja (East, 1989; Gottlieb,
1991; O’Brien, 1990; Eiffge-Krenke,1995; Youniss & Smollar, 1985
dalam Santrock, 2002). Dalam sebuah penelitian diketahui bahwa remaja
dapat menangani stres dengan baik bila mereka memiliki hubungan yang
lekat dan penuh kasih sayang dengan ibu mereka (Wagner, Cohen, &
Brook,1991 dalam Santrock 2002). Hasil penelitian lain mengenai stres
dan coping stress pada remaja pekerja seks komersil adalah dengan cara
membicarakan masalahnya dengan orang yang terpercaya (Oktavianti,
2010).
Berdasarkan hal diatas, menunjukkan bahwa perlu adanya
pendampingan dari orang tua bagi remaja. Interaksi antara orang tua dan
remaja tidak terlepas dari proses komunikasi. Berbicara merupakan sebuah
elemen yang terpenting, karena sebuah pembicaraan merupakan sarana
yang dapat mempererat hubungan keluarga tersebut juga bergantung
pada adanya kesanggupan seseorang untuk menyatakan diri kepada
orang

la in

(Kuntaraf,

1999).

Komunikasi

merupakan

sebuah

kebutuhan penting bagi anak. Dengan adanya sebuah komunikasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

baik dan lancar antara orang tua dan anaknya maka akan menunjukkan
adanya penerimaan orang tua terhadap anaknya (Kuntaraf, 1999).
Komunikasi yang terjadi antara remaja dengan orang tua dapat
memberikan kontribusi baik bagi perkembangan mental yang sehat pada
remaja (Sadarjoen, 2005). Hardjana (2003) mengungkapkan bahwa
komunikasi merupakan salah satu cara terpenting bagi individu untuk
berelasi dan bekerja sama supaya dapat mempertahankan hidup dan
berkembang.
Komunikasi dikatakan efektif apabila penerima pesan dapat
mengintepretasikan pesan sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim
pesan (Supratiknya, 1995). Pemahaman penerima pesan dalam menangkap
makna pesan ini terkait dengan ketepatan pengirim pesan dalam
menyampaikan maksud pesan tersebut. Ketika pengirim gagal dalam
menyampaikan maksud pesan maka akan menimbulkan kesalahpahaman
dalam berkomunikasi (Supratiknya, 1995).
Komunikasi interpersonal yang efektif menekankan pada adanya
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan (De
Vito, 2011). Pesan yang disampaikan dan diterima dalam suasana hangat,
mendukung,

respect,

dan

empati

membantu

individu

untuk

mengkomunikasikan afeksi kepada orang lain dan membantu terpenuhinya
kebutuhan afeksi pada masing-masing individu (Schutz, dalam Zeuschner,
1992). Kebutuhan afeksi ini penting bagi remaja saat melewati masa
transisi dari kanak-kanak menuju dewasa dini. Adanya perasaan nyaman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

hangat, dicintai, dan diterima dari orang tua membantu remaja untuk
meningkatkan kualitas dirinya (Gordon, 1962). Sedangkan orang tua yang
kurang memberikan kehangatan dan kurang mendukung remaja serta
memiliki banyak konflik dengan remaja memungkinkan remaja menjadi
depresi ( Greenberger, Messre dalam Bukatko, 2008) dan remaja kurang
dapat menyelesaikan atau mengatasi stres ( Kamumu, 2013).
Dalam keluarga, ayah dan ibu mempunyai peran yang berbeda
(Astrianti dalam Widiastuti, 2004). Menurut Notosoedirjo dan Latipun
(2002), ibu merupakan orang pertama yang mempunyai relasi dengan
anaknya. Ibu lebih banyak melewatkan waktu untuk memperhatikan
anaknya secara fisik dan memberikan kesejahteraan secara afeksi (Berk,
2003). Parsons dan Bales (dalam Shulman & Seiffge-Krenke, 1997)
mengemukakan peran ibu dalam keluarga sebagai “ekspresif” dan ayah
sebagai “instrumental”. Mereka menyatakan bahwa ibu menunjukkan
karakteristik dalam memberikan empati dan kenyamanan emosional untuk
anak-anaknya, sedangkan ayah menunjukkan karakteristik instrumental
dalam melindungi keluarga dan dalam memberikan kestabilan ekonomi
rumah tangga dengan bekerja di luar rumah untuk pekerjaan yang
memerlukan keahlian dan inteligensi. Ibu secara tradisional bertanggung
jawab untuk suasana emosional dan afektif dalam rumah, dan untuk
membesarkan anak-anak, sedangkan ayah dianggap kurang berperan
dalam hal membesarkan anak (Shulman & Seiffge-Krenke, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Ibu adalah tokoh yang mendidik anak-anaknya, seorang tokoh
yang dapat melakukan apa saja untuk anaknya, yang dapat mengurus serta
memenuhi kebutuhan fisiknya dengan penuh pengertian. Ibu memiliki
lebih banyak peranan dan kesempatan dalam mengembangkan anakanaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan bersama anakanaknya. Ibu yang selalu datang bilamana anak menemui kesulitan, hal ini
dapat terlaksana bila ibu memainkan peranannya yang hangat dan akrab,
melalui hubungan yang berkesinambungan dengan anaknya (Gunarsa &
Gunarsa, 2004).
Ibu juga memiliki peranan dan tanggung jawab penuh meyakinkan
bahwa anak tetap “berada pada jalan yang benar”, sehingga ibu memiliki
penekanan pada pentingnya membawa anak dalam lingkungan yang tepat
dan bila remaja gagal hidup di lingkungan sosial dengan baik atau
memiliki masalah perkembangan, maka sumber dari masalah tersebut
adalah terletak pada ibu. Lebih lanjut Santrock (2002) menyatakan bahwa
pada remaja akhir juga mengasosiasikan ibu dengan kualitas positif seperti
hangat, tidak mementingkan diri sendiri, memenuhi kewajiban dan toleran,
sehingga remaja memiliki kelekatan (attachment) terhadap ibunya. Maka
dari itu komunikasi diantara remaja dan ibu harus berlangsung dengan
baik.
Pada penelitian ini, peneliti melihat komunikasi interpersonal ibu
terhadap remaja berdasarkan persepsi dari para remaja. Persepsi
merupakan proses – proses yang dilakukan individu untuk mencoba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

memahami orang lain (Baron dan Byrne, 2004). Dalam hal ini, remaja
akan menilai bagaimana ibu menjalin komunikasi dalam kehidupan seharihari dengan remaja.
Sesuai uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti adanya
dugaan kemungkinan hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal
antara anak dan ibu dengan coping stress pada remaja.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :
Apakah ada hubungan antara persepsi komunikasi interpersonal
antara ibu dan anak

dengan coping stress ( engagement coping /

disengagement coping) pada remaja ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat hubungan antara
persepsi komunikasi interpersonal antara ibu dan anak dengan coping stress
pada remaja.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
menambah pengetahuan serta informasi dalam bidang ilmu psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

mengenai pentingnya komunikasi interpersonal antara remaja dengan
orang tua khususnya dengan ibu.
2. Manfaat Praktis
a.

Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi orang
orang tua khususnya ibu, bahwa komunikasi interpersonal anak
dan ibu yang efektif dapat mempengaruhi pengelolaan stres pada
anak remajanya.

b.

Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan relasi
interpersonal dengan ibu dan memberikan informasi bahwa
komunikasi interpersonal dengan ibu dapat memberikan pengaruh
terhadap sikap remaja dalam menghadapi stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Coping Stress
1. Pengertian Coping Stress
Compas, dkk. (2001), mendefinisikan coping remaja sebagai usaha
kesadaran yang dikehendaki untuk mengatur emosi, pikiran, perilaku,
fisiologi dan merespon keadaan yang menyebabkan stres. Proses
pengaturan tersebut didasarkan pada perkembangan biologis, kognitif,
sosial dan emosi di masa remaja. Coping meliputi strategi regulasi emosi,
proses berpikir dan berperilaku.
Coping didefinisikan Aldwin (2007) sebagai strategi yang
digunakan untuk hal yang berkaitan dengan kenyataan atau antisipasi
masalah dan emosi negatif yang menyertainya. Sedangkan menurut
Lavine, coping stress mempunyai fungsi yang lain, yaitu merupakan usaha
penyesuaian diri terhadap kondisi stres (dalam Setyaningsih, 2003).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa coping adalah usaha
penyesuaian diri dalam memecahkan masalah, mengatur emosi, pikiran,
perilaku, fisiologi dan merespon keadaan yang menyebabkan stres.
2.

Jenis Coping Stress
Jenis coping menurut Compas dan rekan-rekannya (2001)

yaitu

engagement coping dan disengagement coping.
Engagement dan disengagement coping menekankan pada arah
atau orientasi coping terhadap sumber stres (stressor). Compas,dkk.(2001)
11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

menjelaskan bahwa engagement coping meliputi respon terhadap stres
yang berorientasi mendekati sumber stres atau pada emosi atau pemikiran
individu, seperti upaya pemecahan masalah atau mencari dukungan sosial.
Sedangkan disengagement coping mengarah pada respon yang menjauhi
stressor maupun emosi atau pemikiran individu seperti penarikan diri atau
penyangkalan terhadap stres.
Jenis coping tersebut, yaitu:
a. Engagement coping
Engagement

coping adalah coping

yang

bertujuan

untuk

menghadapi stres yang bersifat negatif. Individu yang menggunakan
engagement coping diprediksi memiliki penyesuaian diri yang lebih
baik dalam menghadapi stres (Connor-Smith dan Compas, 2004).
Berdasarkan tujuannya, engagement coping ini terdiri dari dua bagian,
yaitu primary control coping dan secondary control coping.
1) Primary control coping
Primary control coping menurut Compas et al.(2012) merupakan
usaha untuk mengubah secara langsung situasi yang menekan atau
sumber stres. Primary control coping bertujuan untuk mengubah
kondisi objektif dengan mengatur situasi atau respon emosional
yang terkait dengan sumber stres.
Indikator – indikator dalam primary control engagement coping,
yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

i.

Problem solving, yaitu usaha-usaha aktif individu untuk
memecahkan

sumber

stres,

melalui

perencanaan,

kemungkinan solusi yang mungkin terjadi, analisa logis dan
pilihan-pilihan

evaluasi,

penerapan

solusi

da n

pengorganisasian tugas. Individu yang meminta bantuan
orang lain untuk menyelesaikan masalahnya termasuk juga
dalam kategori ini.
ii.

Emotion regulation, yaitu usaha aktif untuk mengurangi
emosi negatif dengan melakukan strategi kontrol terhadap
diri, seperti relaksasi atau olahraga, dan mengatur ekspresi
e m os i

untuk

meyakinkan

bahwa

perasaan

dapat

diekspresikan pada waktu yang tepat dalam cara yang
konstruktif.
2) Secondary control coping
Secondary control engagement coping merupakan usaha
untuk menyesuaikan diri pada situasi yang menekan atau kondisi
stres. Secondary control engagement coping meliputi strategistrategi yang menekankan pada adaptasi terhadap stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Indikator - indikator dalam secondary control engagement coping,
yaitu :
i.

Distraction,

yaitu

upaya

pengambilan

waktu

untuk

beristirahat atau mencari pengalihan dari situasi yang
menekan ( kondisi stres) dengan melakukan kegiatan yang
menyenangkan. Distraction tidak termasuk usaha untuk
menyangkal

a ta u

menghindari

masalah,

melainkan

mengatasi situasi yang menekan dengan melakukan
aktivitas yang menyenangkan, seperti melakukan hobi
dengan olahraga, nonton televisi, bertemu dengan teman
ataupun membaca.
ii.

Acceptance, yaitu usaha individu untuk mempelajari,
memahami atau menerima dan menyesuaikan diri dengan
hal-hal yang berkaitan dengan sumber stres.

iii.

Cognitive restructuring, dilakukan dengan melihat sisi
positif, mengidentifikasi keuntungan dari timbulnya stress
dan menemukan sisi lain yang bersifat humorous pada
sumber stres. Strategi yang dapat dilakukan antara lain,
berfokus pada hal positif, berpikir positif, optimis dan
meminimalisir distres atau konsekuensi negatif dari stres.

b. Disengagement coping
Disengagement coping adalah coping yang bertujuan untuk
menghindar dari stres yang bersifat negatif. Disengagement coping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

seringkali berfokus pada emosi, karena coping tersebut melibatkan
upaya untuk menghindar dari perasaan stres. Pada umumnya diketahui
bahwa disengagement coping merupakan model coping yang tidak
efektif dalam mengurangi tekanan untuk jangka panjang. Model ini
dapat meningkatkan gangguan pikiran tentang sumber stress dan
meningkatkan suasana hati negatif serta kecemasan.
Indikator- indikator dalam disengagement coping, yaitu :
i.

Avoidance atau penghindaran, yaitu usaha individu untuk
menghindar dari masalah, pikiran-pikiran pada masalah tersebut
dan emosi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Coping ini
cenderung menciptakan masalah baru bagi individu.

ii.

Denial atau penyangkalan, yaitu usaha-usaha aktif untuk
menyangkal atau melupakan masalah, meniadakan masalah dan
menyembunyikan respon emosional dari diri sendiri atau orang
lain. Denial akan menciptakan batas di antara realitas dan
pengalaman individu, sehingga menjauhkan individu dari sumber
stres.

iii.

Wishfull thinking atau berfantasi adalah keadaan individu ketika
berharap dapat diselamatkan secara magic dari situasi atau harapan
agar situasi tersebut hilang. Selain itu, individu cenderung
berfantasi tentang hasil yang tidak mungkin dan individu berharap
situasinya akan berbeda secara radikal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa coping terdiri dari
2 jenis yaitu Engagement Coping dan Disengagement Coping.
Engangement

coping

merupakan

coping

yang

bertujuan

untuk

menghadapi stres yang bersifat negatif. Engangement Coping terdiri dari
2 jenis kontrol yaitu Primary Control Engagement Coping dan Secondary
Control Engagement Coping. Indikator – indikator yang termasuk dalam
primary control coping meliputi pemecahan masalah, pengaturan emosi
berupa pengekpresian emosi secara tepat. Dan yang termasuk dalam
secondary control engangement coping adalah penerimaan, restrukturisasi
kognitif, dan distraction. Di sisi lain, Disengagement Coping merupakan
coping yang bertujuan untuk menghindar dari stres yang bersifat negatif.
Yang termasuk indikator dalam kategori Disengangement Coping adalah
avoidance, denial, dan wishfull thinking.
3. Faktor yang mempengaruhi Coping Stress
Coping stress pada remaja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
a. Faktor Internal, meliputi :
i.

Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif yang dimiliki remaja mulai memasuki
tahap perkembangan operasional formal, dimana individu
memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan pengalaman
serta mempertimbangkan dampak dari suatu respon stres
(Santrock, 2002).

ii.

Kepribadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

Kepribadian

cenderung

memiliki

engagement-disengagement
Faktor

kepribadian

conscientiousness,

coping
openness

extravertion

pengaruh
(Siswanto,
to

dan

pada
2013).

experience,
agreeableness

memiliki pengaruh pada engagement coping. Sedangkan
faktor neuroticism memiliki pengaruh pada disengagement
coping.
b. Faktor Eksternal, meliputi :
i.

Karakterisitik

situasional

atau

kondisi

lingkungan.

Berdasarkan tahap perkembangan, masa remaja merupakan
periode transisi dari ketergantungan terhadap orangtua
menuju kemandirian serta periode untuk mengembangkan
relasi interpersonal. Salah satu bentuk relasi interpersonal
pendampingan anak dengan orang tua adalah melalui
komunikasi (Kuntaraf, 1999).
ii.

Dukungan sosial.
Dukungan sosial adalah bentuk kenyamanan, kepedulian,
penghargaan dan bantuan yang diterima seseorang dari
orang lain atau kelompok (Sarafino, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

B. Persepsi Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Menurut DeVito (2011), komunikasi interpersonal didefinisikan
sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang
yang menjalin hubungan interpersonal. Gitosudarmo dan Mulyono (dalam
Suranto, 2010) memaparkan bahwa komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi orang ke orang, dua
arah, verbal dan nonverbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar-individu didalam kelompok
kecil. Dalam pengertian ini tidak diberikan batasan mengenai kelompok
kecil dalam jumlah yang ditentukan.
Selanjutnya Webb & Hayes (dalam Beebe, Beebe, & Redmond,
2009) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai interaksi yang
terjadi diantara dua orang melibatkan adanya proses komunikasi. Proses
komunikasi ini merupakan proses penyampaian pesan oleh orang lain
dengan berbagai dampak dan dengan kesempatan untuk memberikan
umpan balik segera.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa komunikasi interpersonal merupakan interaksi melalui komunikasi
antara dua orang atau dalam kelompok kecil yang saling bertatap muka
dengan
diketahui.

memberikan dampak dan

umpan balik yang dapat segera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

2. Komunikasi Interpersonal Anak dan Ibu
Komunikasi interpersonal antara anak dan ibu berada dalam
lingkup komunikasi dalam keluarga. Menurut Effendy (1986) menyatakan
bahwa komunikasi dalam keluarga berbentuk komunikasi interpersonal
(face to face) dimana masing masing peserta komunikasi dapat beralih
fungsi sebagai komunikator maupun komunikan.
Hawari (1991) mengatakan bahwa komunikasi antara anak dan ibu
adalah komunikasi yang melibatkan unsur-unsur penerimaan, kehangatan,
dan kasih sayang sehingga membentuk saling pengertian antara anak dan
ibu.
Berdasarkan

pengertian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

komunikasi interpersonal anak dan ibu adalah proses komunikasi yang
umumnya terjadi secara tatap muka antara anak dan ibu yang menerima,
memberikan kehangatan dan memenuhi kebutuhan afeksi antara anak dan
ibu.
3. Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Latin, yaitu perception (percipare)
yang artinya mengambil atau menerima (Sobur, 2003). Menurut Baron dan
Byrne (2004) persepsi merupakan proses-proses yang digunakan individu
untuk mencoba memahami orang lain. Persepsi juga merupakan
seperangkat proses yang mengenali, mengorganisasikan dan memahami
cerapan- cerapan inderawi yang kita terima dari stimuli lingkungan
(Epstein & Rogers dalam Stenberg ,2008) .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah proses dimana individu menerima orang lain dan
memahami cerapan inderawi yang diterima dari lingkungan sekitarnya.
4. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal
Menurut Devito (2011) aspek – aspek dalam komunikasi interpersonal,
yaitu :
a. Keterbukaan (Openness)
Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain,
serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang
lain. Hal ini tidaklah berarti bahwa orang harus membukakan
semua riwayat hidupnya, tetapi rela membuka diri ketika orang lain
menginginkan informasi yang diketahuinya. Dengan kata lain,
keterbukaan ialah kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan
informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan
informasi ini tidak bertentangan dengan asas kepatutan. Sikap
keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dalam merespon
segala stimuli komunikasi. Tidak berkata bohong, dan tidak
menyembunyikan informasi yang sebenarnya. Dalam proses
komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap
yang positif. Hal ini disebabkan, dengan keterbukaan, maka
komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan,
dua

arah,

dan

berkomunikasi.

dapat

diterima

oleh

semua

pihak

yang

PLAGIAT MERU

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

0 5 12

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Coping Stress Pada Siswa Akselerasi.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja.

1 6 19

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja.

0 2 17

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja.

0 0 19

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 17

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 16

Hubungan antara Coping Stress dengan Kebahagiaan Pada Remaja Orangtua Bercerai - Ubaya Repository

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF ANTARA IBU DAN ANAK

0 0 9